Sri Enggal Indraani, Ira Dhani Jumaddina, Sabrina Ridha Sari Sinaga
(enggal24@gmail.com , Ira.dhani5393@gmail.com, sabrina.sinaga@gmail.com )
ABSTRAK: Deteksi tepi merupakan proses yang digunakan untuk mendeteksi tepian objek, deteksi
tepi pada umumnya merupakan langkah awal yang digunakan untuk melakukan proses segmentasi.
Format citra grayscale ini disebut skala keabuan karena pada umumnya warna yang dipakai warna hitam
sebagai warna minimal (0) dan warna putih (255) sebagai warna maksimalnya, sehingga warna
antaranya adalah abu-abu Deteksi tepi operator prewitt merupakan pengembangan metode robert
dengan menggunakan filter HPF. Metode ini mengambil prinsip dari fungsi laplacian. Selain itu,
terdapat juga operator sobel yang hamper sama dengan operator prewitt. Namun, kelebihan dari opator
sobel ini memiliki kemampuan untuk mengurangi noise sebelum melakukan perhitungan deteksi tepi.
Kata Kunci : Deteksi Tepi, Citra Grayscale, Operator Prewitt, Operator Sobel
ABSTRACT: Edge detection is the process that used to detect edges of objects, general detection of
edges is the first step used to perform segmentation process. The grayscale image format called
grayscale because generally color use black as minimum color (0) and white (255) as maximum color,
until the color is gray. Edge detection of operator prewitt is a development method using a filter HPF .
This method takes the principle of function laplacian. In addition, there is also a Sobel operator nearly
equal to the operator prewitt. However, the advantages of opator Sobel has ability to reduce noise before
performing calculations edge of detection.
Gambar 1. Fungsi Turunan Pertama Deteksi Tepi Metode Sobel merupakan pengembangan
metode robert dengan menggunakan filter HPF
yang diberi satu angka nol penyangga. Metode
ini mengambil prinsip dari fungsi laplacian dan
gaussian yang dikenal sebagai fungsi untuk
membangkitkan HPF. Kelebihan dari metode
sobel ini adalah kemampuan untuk mengurangi
noise sebelum melakukan perhitungan deteksi
tepi.
Peninjauan pengaturan pixel di sekitar
pixelnya (x,y) adalah :
Gambar 2. Fungsi Turunan Kedua Deteksi Tepi a0 a1 a2
a7 (x,y) a3
a6 a5 a4
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui implementasi dalam Operator sobel adalah magnitudo dari gradien
edge detection pada citra true color dengan yang dihitung dengan :
metode operator prewitt dan operator sobel.
1.3 Batasan Masalah dalam hal ini turunan parsial dihitung dengan :
-1 0 1
Px = -1 0 1
-1 0 1 2.3 Citra Grayscale
Tabel derajat keabuan Listing program untuk edge detection pada operator
prewitt dan operator sobel
Nilai 1,2,4,8 adalah bilangan bulat positif
pada proses kuantisasi citra. Proses kuantisasi Penjelasan program:
citra adalah salah satu bentuk dari proses
digitalisasi citra yaitu proses untuk clear;//membersihkan pada source code
sebelumnya
merepresentasikan citra dari fungsi malar
citra_asli=imread('flower.jpg');//fi
(kontinyu) menjadi nilai-nilai diskrit. le asli bernama flower.jpg
Proses kuantisasi membagi skala keabuan citra_gray=rgb2gray(citra_asli);
(gray scale) (0, L) menjadi sejumlah level, subplot(2,2,1);//(baris 2, kolom 2,
dinotasikan dengan G dan nilainya berupa posisi 1 letak gambar grayscale)
bilangan bulat (integer), biasanya G merupakan imshow(citra_gray),title('Citra
hasil perpangkatan dari dua: Asli Grayscale');//menampilkan gambar
grayscale dengan judul Citra Asli
m
Grayscale
G=2 subplot(2,2,2);// (baris 2, kolom 2,
posisi 2 letak gambar sobel)
dengan G = Derajat keabuan (grayscale) dan m imshow(edge(citra_gray,'sobel')),ti
= Bilangan bulat positif. tle('Edge Detection - Algoritma
Sobel'); //menampilkan gambar
grayscale dengan judul Edge Detection -
Contoh perbedaan ketajaman citra antara Algoritma Sobel
citra dengan nilai kedalaman pixel 128 level dan subplot(2,2,3); //(baris 2, kolom 2,
citra dengan kedalaman pixel 256 level. posisi 3 letak gambar prewitt)
imshow(edge(citra_gray,'prewitt')),
title('Edge Detection - Algoritma
Prewitt'); //menampilkan gambar
grayscale dengan judul Edge Detection -
Algoritma Prewitt
3
(ii)Citra hasil konvolusi
Hasil dari kedua tepi deteksi berdasarkan
perhitungan matriks:
f(2,2) = 160
2. Dengan Matrix
250 240 200 200 180
3 4 2 5 1
2 1 6 4 2 240 200 180 150 150
3 5 7 1 3
4 2 5 7 1 160 180 160 150 120
2 5 1 3 2
180 140 120 120 100
(i)Citra awal
160 130 100 80 60
-1 0 1 Operator Prewitt
Sx = -2 0 2
-1 0 1 Horizontal
K1(x,y) = | (–1*200) + (–1*160) + (–1*140) +
(1*150) + (1*150) + (1*120) |
1 2 1 = | – 80 | = 80
Sy = 0 0 0
-1 -2 -1 Vertikal
K2 (x,y) = | (–1*200) + (–1*180) + (–1*150) +
(1*140) + (1*120) + (1*120) |
Perhitungan antara citra awal dikali Sx : = | – 150 | = 150
Sy = (3).(1) + (4).(2) + (2).(1) + (3).(-1) + (5).(- K0 (x,y) = max ( | K1 (x,y) | , | K2 (x,y) | ) = 150
2) + (7).(-1) = -7
K0 (x,y) = ( | K1 (x,y) | + | K2 (x,y) | ) / 2 = (80 +
150)/2 = 115
0 0 0 5 1
0 18 0 4 2 K0 (x,y) = √ K1 (x,y)* K1 (x,y) + K2 (x,y) * K2
0 0 0 1 3 (x,y) = √ (80*80)+(150*150) = 170
4 2 5 7 1
2 5 1 3 2
4
adalah optimal. Kedua operator ialah operator
Prewitt dan operator Sobel. Menggunakan tiga
Operator Sobel perhitungan yaitu perhitungan dengan Matlab,
Matrix dan secara manual.
Horizontal Pada perhitungan dengan Matlab, source
K1 (x,y) = | (–1*200) + (–2*160) + (–1*140) + code telah ada pada aturan codingnya dan
(1*150) + (2*150) + (1*120) | pengaturan gambar, posisi dan operator apa
= | – 90 | = 90 yang akan digunakan. Sedangkan pada
perhitungan matrix telah menggunakan rumusan
Vertikal dari rumusnya dan perkalian dari citra asli. Bila
K2 (x,y) = | (–1*200) + (–2*180) + (–1*150) + dilihat pada hasil pada operator Sobel pada
(1*140) + (2*120) + (1*120) | perhitungan manual terlihat lebih kontras.
= | – 210 | = 210
4. KESIMPULAN