Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Sejarah peradaban dan kebudayaan Islam”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


studi islam.
Dosen pengampu : Ahmad Hifni, S. Hum, MA.

Disusun oleh
Eva Sari (11190240000080)

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA TAHUN 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyyah. Kata
Arab ini sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan Islam. “
Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Sebagaimana di Indonesia, Arab, dan
Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “Kebudayaan” (Arab, al-
Tsaqafah; Inggris, civilization). Dalam perkembangan ilmu antropologi, kedua istilah itu
dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu
masyarakat. Sedangkan, manifestasi -manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih
berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih direfleksikan dalam seni, sastra, religi
(agama), dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.1

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud, (1) wujud ideal, yaitu wujud
kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya, (2) wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud benda, yaitu wujud
2
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan, istilah peradaban biasanya
dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.

Landasan “peradaban Islam” adalah “kebudayaan Islam” terutama wujud idealnya,


sementara landasan “kebudayaan Islam” adalah agama. Jadi dalam Islam, tidak seperti pada
masyarakat yang menganut agama “bumi” ( nonsamawi), agama bukanlah kebudayaan tetapi
melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia,
maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.

Kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut suatu pembatasan. Oleh
karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu
pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian
sejarah suku bangsa tertentu, di tempat tertentu, atau pada zaman tertentu, seperti sejarah
bangsa Eropa, sejarah Yunani, sejarah Islam, sejarah Islam abad pertengahan, sejarah Islam
di Spanyol, dan sebagainya.

1
Effat Al-Sharqawi, filsafat kebudayaan Islam, (Bandung: Penerbit Pusaka, 1986), hlm. 5.
2
Koentjaraningrat, kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia, 1985),hlm. 5.
Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari
masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai, sehingga manusia dapat membuat
sejarah sendiri dan sejarah pun dapat membentuk manusia. Menggunakan sejarah sebagai
bahan hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis dalam suasana budaya sejarah
tersebut. Sejarah itu kembali berulang membawa peristiwa lama dan sama. Sejarah
mempunyai arti dan memberi arti di mana manusia itu bagaikan dunia yang berputar di
sekeliling dirinya sendiri. Sejarah ditulis dan dijadikan sebagai gambaran atau sebagai guru
yang memberikan penunutun. Alquran antara lain menjelaskan kisah-kisah sebagai tauladan
(uswatun hasanah) untuk dijadikan dasar pertimbangan bagi umat manusia dalam setiap
tindakan maupun sikap. Ada kalanya sejarah merupakan laporan, teguran, yang lembut dank
eras bagi umat manusia yang membacanya; menjadi suatu yang mengecewakan atau
merugikan agar tidak terulang lagi.

Sejarah politik dunia islam dibagi menjadi 3 periode: pertama periode klasik (650-1250
M), kedua periode pertengahan (1250-1800 M) dan periode modern (1800 sampai sekarang).
Panjangnya pada periode pertama memang diperlukan karena hal inilah yang terjadi disebut
dengan “masa keemasan” sejarah Islam. Sebagai masa keemasan seringkali dijadikan tolak
ukur dan rujukan keteladanan Nabi Muhammad Saw, yang hanya berlangsung kurang lebih
23 tahun. Islam di Indonesia sudah berkembang pada periode pertengahan sejarah Islam
(1250-1800 M), Pada periode pertengahan, pembahasan mencangkup percaturan politik di
“pusat” Islam dan perdaban yang dibina oleh dinasti-dinasti yang berhasil memegang
hegemoni politik, serta tiga kerajaan besar Islam (Utsmani, Safawi, dan Mughal) dan
peradaban yang dibinanya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah
Kata “Sejarah” berasal dari bahasa arab “syajaratun” , artinya pohon. Apabila
digambarkan secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang
ranting, bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan
tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang berasal dari
bahasa arab.3
Sejarah terdiri dari unsur peristiwa 5WIH (what, when, where, who, why, how).
Yang paling menonjol adalah "when", karena diartikan kronologi waktu yang
digunakan untuk peristiwa sejarah pada masa lampau.
Sejarah dalam dunia barat disebut histoire (Perancis), historie (Belanda),dan
history (Inggris),berasal dari bahasa yunani, istoria yang berarti ilmu.4 Menurut
definisi yang umum, kata history berarti ”masa lampau umat manusia”. Dalam bahasa
Jerman disebut geschichte, berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi.
Sedangkan dalam bahasa Arab disebut tarikh, berasal dari akar kata ta’rikh dan
taurikh yang berarti pemberitahuan tentang waktu dan kadangkala kata tarikhus syai’i
menunjukkan arti pada tujuan dan masa berakhirnya suatu peristiwa.5
Dalam Pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi
pada masa lampau (even in the past).6 Dalam pengetian yang lebih seksama sejarah
adalah kisah kisah dan peristiwa masa lampau manusia. 7 Berdasarkan beberapa
pendapat, ilmu sejarah sebagai upaya mengkontruksi kejadian masa lampau dengan
berbagai sumber (fakta yang dapat dipercaya). Data dan fakta berhubungan dengan
objek kejadian, waktu, tempat, pelaku, latar belakang, dan tujuan peristiwa.
B. Periodisasi sejarah Islam
Menurut Harun Nasution, sejarah Islam dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Periode Klasik (650-1250 M)
Periode klasik ini merupakan zaman kemajuan yang dibagi dalam dua fase,
yaitu fase kemajuan Islam I (650-1000 M) dan fase disintegrasi pada tahun
1000-1250 M.
Fase kemajuan I (650-1000 M), pada fase ini dimulai pada masa Nabi
Muhammad S.A.W. lalu di lanjutkan pada masa khulafaur rasyidin, bani
umayyah, dan Abbas.8 Khulafaur rasyidin berkuasa mulai tahun 632-661 M
(29 tahun), Bani Umayyah berkuasa mulai 661-750 M (90 tahun) dan bani
3
William H. Frederick dan Soeri Soeroto (ed), Pemahaman Sejarah Indonesia, Sebeleum dan
sesudah Revolusi (Jakarta: LP3ES, 1982), 1.
4
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (Jakarta: UI Press, 1986), 27.
5
Hasan Utsman, Metode Penilitian Sejarah (Jakarta: Departemen Agama RI, 1986), 6.
6
Mansur, Peradababan Islam dalam Lintasan Sejarah (Yogyakarta: Global Pustaka Utama,
2004). 1.
7
Dudung Abdurrahman, Metode Penilitian Sejarah (Jakarta: Logos, 1999), 1.
8
Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam Dirasah Islamiyyah II, hlm. 35-36.
Abbas berkuasa mulai 661-750 M (500 tahun). Masa klasik ini berlangsung
selama 600 tahun (6 abad). Fase ini juga dinamakan fase ekspansi, integrasi,
dan puncak kemajuan. Daerah kekuasaan Islam meluas dari Afrika Utara-
Spanyol di Barat dan dari Persia-India Timur. Dimana pada masa itu muncul
ulama-ulama besar dalam bidang hukum, teologi, filsafat, ilmu pengetahuan.
Fase disintegrasi (1000-1250). Menurut Harun Nasution, Fase ini
ditandai dengan mulai pecahnya keutuhan umat Islam dalam bidang politik
Banyak dinasti-dinasti /kerajaan-kerajaan kecul yang berdiri akibat lepasnya
beberapa daerah dari kekuasaan khalifah (seperti kerajaan Idrisi di Maroko,
dinasti Aghlabi di Tunis, dinasti Hamdani sebuah Utara Mesir, dll) disintegrasi
di bidang politik tersebut mulai terjadi sejak akhir zaman Bani Umayyah,
memuncak pada zaman Bani Abbasiyyah sampai akhir Baghdad dapat
dirampas dan dihancurkan oleh Hulagi pada tahun 1258 M.
2. Peiode pertengahan (1250-1800 M)
Periode ini terbagi menjadi dua : masa kemunduran I dan masa tiga kerajaan
besar.
Masa kemunduran I (1250-1500 M), diawali dengan kehancuran
Baghdad oleh Hulagu Khan. Dari Baghdad, ia meneruskan serangan ke Mesir
dan Suria. Namun, Mesir berhasil mundur oleh Baybars, jendral Mamluk
dibAin Jalut. Selanjutnya Baghdad diperintah oleh dinasti Ilkhan (gelar
Hulagu). Mulai pada Dinasti Fatimah, yang beraliran syiah, digantikan oleh
Dinasti Ayubiah yang beraliran Sunni. Ayubah berakhir tahun 1250, lalu
digantikan oleh Dinasti Mamluk sampai tahun 1517. Pada masa kemunduran
ini terjadi kehancuran khalifah akibat perbedaan antara kamum Sunni dan
Syiah. Bahkan, pengaruh tarekat-tarekat bertambah luas di dunia Islam. Dalam
suasana demikian, munculah tiga kerajaan besar yang berusaha menyadarkan
kembali umat Islam dari keterbelakangan dan kemundurannya.
Fase tiga kerajaan besar ini berlangsung selama 300 tahun (1500-
1800). Tiga kerajaan besar yang di maksud adalah Kerajaan Utsmani di Turki
(1290-1924), Kerajaam Syafawi di Persia (1501-1736), dan Kerajaan Mughal
di India (1526-1858).
Dalam bidang agama, Akbar (1556-1606), salah satu raja Mughal India,
mempunyai pendapat yang liberal. Ia ingin menyatukan semua agama dalam
satu bentuk agama baru yang disebut Din Ilahy.9 Di Turki, bahasa Turki
meningkat menjadi bahasa ilmu, sedangkan sebelumnya ulma Turki menulis
dalam bahasa Persia. Di india, bahasa Urdu meningkat menjadi bahasa ilmu,
menggantikan bahasa Persia. Di india, muncul ulama besar seperti Syah
Waliyullah al-Dahlawi (1703-1762). Akan tetapi, kemajuan kerajaan tiga
besar ini tidak bertahan lama, karena adanya kerusakan internal dan serangan
dari luar. Akhirnya, satu demi satu digantikan oleh kekuatan lain: Kerajaan
Utsmani digantikan olwh Republik Turki (1924), Safawi di Persia diganti oleh
Dinasti Qajar (1925), dan Kerajaam Mughal di India diganti oleh penjajah
Inggris (1875-1947). Akhirnya, usaha ketiga kerajaan besar ini “tidak
berhasil” dan umat Islam pun memasuki kemunduran II. India mulai tahun
1857 dijajah oleh Inggris-14947, dan Mesir dikuasai oleh Napoleon dari
Prancis (1798).
3. Periode Modern (1800 M- Sekarang)
Menurut Harun Nasution, periode ini disebut dengan “zaman kebangkitan
Islam”. Adanya pendudukan Napoleon di Mesir yang berakhir pada 1801 M.
Membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan
kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Hal ini
merupakan ancaman bagi Islam, sehingga raja-raja permukaan Islam mulai
memikirkan dan mencari jalan untuk meningkatkan mutu dan kekuatan umat
Islam kembali.
C. Masa kejayaan Islam
Masa kejayaan Islam terjadi setelah masa kekhalifahan khulafaur ar-rasyidun yaitu
pada masa kerajaan Islam (650-1250 M) periode ini disebut periode klasik. Pada masa
kejayaan nya, Islam berkembang pesat dan mencapai kesuksesan dalam segala
bidang. Bahkan pada masa kejayaan nya Islam di juluki The Golden Age of Islam
(masa keemasan kejayaan Islam). Perkembangan Islam pada masa kejayaan muncul
adanya kerajaan besar yaitu Daulah Umayyah dan Daulah Abbasiyyah.
Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota negara
dipindahkan Muawiyyah dari Madinah ke Damaskus, tempat ia berkuasa sebagai
gubernur sebelumnya. Khalifah-khalifah berasar dinasti Bani Umayyah ini adalah
Muawiyyah ibn Abi Sufyan (661-680 M), Abd Al-Malik ibn Marwan (685-705 M),

9
Harun Nasution, I, 1985:85
Al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M), Umar ibn Abdul al-Aziz (717-720 M), dan
Hasyim ibn Abdul al-Malik (724-743).
Adapun kemajuan yang dicapai pada zaman dinasti Bani Umayyah, diantara lain
di bidangi:
1. Ekspansi/perluasan wilayah yang antara lain menguasai Tunis, Khurasan,
Afganistan, Kabul, Ibu kota Bizantium, Balkh, Bukhara, Khawariz, Fergaha,
Samarkand, India (Balukhistan, Sind, Punjab, dan Multan), Al-Jazair dan Maroko,
Spanyol (Toledo, Seville, Malaga, Elvira, dan Cordova), Prancis (Bordeaw,
Poitiers, dan Tours), pulau-pulau yang terdapat di laut Tengah, Majorca, Corsia,
Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus, dan sebagian dari Sicilia jatuh ke tangan Islam di
zaman Bani Umayyah.
2. Kemajuan dalam bidang administrasi dan bahasa, yaitu dari bahasa Yunani dan
Pahlawi ke bahasa Arab. Dimulai oleh Abdul Malik, dimana Orang-orang bukan
asli Arab pada waktu itu sudah mahir berbahasa Arab, untuk menyempurnakan
pengetahuan mereka tentang bahasa Arab terutama pengetahuan bagi pemeluk
agama Islam baru bukan bangsa Arab, bahasa nya mulai diperhatian. Inilah yang
mendorong Sibawaihi untuk pertama kali meyusun ilmu nahwu agar dapat
menjadi pegangan dalam bahasa Arab. Begitupun Abdul malik juga membangun
lembaga pendidikan yang dikenal dengan al-Badiah, yaitu lembaga pengajaran
bahasa Arab klasik.
3. Kemajuan dalam bidang ilmu agama Islam. Dinasti bani Umayyah memiliki
perhatian yang besar terhadap pengembangan ilmu agama Islam, seperti tafsir,
hadist, fiqih, dan ilmu kalam.
4. Kemajuan dalam bidang administrasi keuangan. Abdul Malik memberikan
perhatian terhadap perubahan mata uang yang dipakai di daerah-daerah yang
dikuasai Islam. Sebelumnya, mata uang yang dupakai adalah mata uang
Bizantium dan Persia, seperti dinar (denarius) dan dirham (Persia: dirham dan
Yunani:drachme).
5. Kemajuan dalam bidang kebudayaan dan peradaban Islam. Pada zaman inj telah
dibangun beberapa masjid di luar semenanjung Arabia. Katedral St-John di
Damastus misalnya, diubah menjadi masjid.
Selanjutnya, puncak keemasan para khalifah Bani Abbas yang terkenal
antara lain Abu al-Abbas (750-754 M), al-Mansur (745-775 M), al-Mahdi (775-785
M), Harun al-Rasid (785-809 M), al-Makmuri (813-833 M), al-Mu'tasim (833-842
M), al-Wathiq (842-847 M),al-Mutawakkil (847-861 M), dan al-Mu'tasim (1242-
1258 M). Dinasti ini didirikan oleh Abdullah ibn Al-Abbas. Kekuasaan berlangsung
dari tahun 132 H (750 M) - 565 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola
pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai politik, sosial, budaya.
Berdasarkan perubahan pila pemerintahan dan politik itu, para sejarawan pada
masa pemerintahan bani Abbas menjadi lima periode:
1. Periode Pertama (132 H/750 M - 232 H/847 M), disebut periode pengaruh
Persia pertama.
2. Periode Kedua (132 H/750 M - 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki
pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M - 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti
Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyyah. Periode ini disebut juga
masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M - 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti
Bani Seljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyyah, biasanya disebut juga
dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M - 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari
pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di kota Baghdad.
Dinasti Abbasiyyah mencapai kejayaan pada masa khalifah Harun ar-
Rasyid dan putranya yang bernama Ma'mun. Pada masa pemerintahan medua
khalifah tersebut kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu
pengetahuan, kebudayaan, dan kesastraan berada pada masa keemasan. Pada
masa inilah pemerintah Islam dijuluki "The Golden Age". Dinasti
Abbasiyyah mengalami kemunduran sejak masa kekhalifahan al-Mu'tasim.
Sehingga kondisi saat itu runtuh. Kemunduran-kemunduran itu di pengaruhi
oleh beberapa faktor: pertama, Luasnya wilayah kekuasaan yang harus
dikendalikan. Kedua, adanya kebutuhan terhadap berbagai ilmu agama dan
umum. Ketiga, adanya semangat dan motivasi yang kuat untuk membangun
kejayaan Islam dan memberi manfaat bagi kehidupan manusia.
Pada zaman khalifah Abbasiyyah, Islam mencapai puncak kejayaan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Kemajuan dalam bidang administrasi.
2. Kemajuan dalam bidang ekonomi.
3. Kemajuan dalam bidang kesehatan.
4. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
5. Kemajuan dalam bidang pendidikan.
6. Kemajuan dalam bidang peradaban dan kebudayaan.

BAB III

PENUTUP

1. Sejarah adalah ilmu yang menceritakan kembali kejadian/peristiwa masa lalu beserta
waktu, tempat, pelaku, tujuan, dan latar belakang nya didasari fengan fakta
kebenarannya. Periodesasi Islam terbagi menjadi tiga, yaitu: periode klasik,
pertengahan dan modern.
2. Kemajuan Islam terjadi pada zaman klasik dan pertengahan (kemajuan Islam II, tiga
kerajaan besar Islam), antara lain dikarenakan Islam mengamalkan ajaran nya
sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Al-Sunnah (seperti mencari ilmu,
membaca, menulis,dll). Sedangkan terjadinya kemunduran Islam, pada zaman
pertemgahan. Dikarenakan umat Islam sudah tidak lagi berpegang pada spirit ajaran
Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Serta mulai bangkitnya kemajuan Eropa dan Barat untuk
menjajah dan menguasai Islam.

Daftar pustaka

Nata, Abuddin. Studi Islam komprehensif (Jakarta: katalog dalam terbitan. 2011). Cetakan
ke-1.

Ni'mah, Ma'sumatun. Masa kejayaan Islam ( Klaten: Cempaka Putih).


Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994) Cetakan ke-2.

Anda mungkin juga menyukai