Syifa Salsabila - 1910104010073 - UTS Legislatif Indonesia
Syifa Salsabila - 1910104010073 - UTS Legislatif Indonesia
NPM: 1910104010073
Wasistiono & Wiyoso, (2009: 148) menyatakan bahwa “salah satu aspek yang mendukung
keberhasilan daerah adalah pengawasan yang dilakukan oleh legislatif yaitu pengawasan
dalam rangka mengawasi kinerja pemerintah”. Dari pernyataan tersebut disimpulkan bahwa
otonomi daerah akan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan dalam perencanaannya
tanpa adanya pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Daerah yang maksimal oleh legislatif.
Penguatan DPRK sebagai representasi rakyat lokal diwujudkan melalui upaya pemberdayaan
fungsi DPRK dalam bidang legislasi, anggaran dan pengawasan. Jika pada masa orde baru,
rakyat yang diwakili oleh anggota DPRK berada pada posisi yang lemah (strong state and
weak society), di mana nilai-nilai kedaulatan rakyat mengalami pengikisan akibat kuatnya
kekuasaan pemerintahan, maka pada era otonomi daerah, rakyat, melalui wakil-wakilnya
yang duduk di badan legislatif, mulai menemukan kembali kedaulatannya. Hal ini didukung
dengan perubahan peran DPRK. Fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya dengan fungsi
legislasi dan anggaran, karena fungsi pengawasan mempunyai pengertian lebih luas
dibandingkan dengan evaluasi terhadap kinerja Pemerintah Daerah dalam implementasi
berbagai kebijakan publik. Patut disadari bahwa fungsi pengawasan DPRK tidak hanya
menyangkut bidang keuangan (APBK) tetapi termasuk kinerja Pemerintah Daerah dalam
mengimplementasi berbagai kebijakan publik. Kewenangan DPRK dalam menjalankan
fungsi pengawasan memang memberikan tantangan tersendiri dan fungsi ini memberikan
peluang besar bagi DPRK untuk membuktikan kredibilitasnya pada rakyat. Namun
kewenangan ini dapat mudah terjebak dalam kepentingan politik praktis yang bersifat sesaat
atau sumber korupsi, dan tidak lagi menjadi instrument DPRK dalam mengawasi efektivitas
pelaksanaan berbagai peraturan daerah dan agenda penting pembangunan daerah (Wasistiono
& Wiyoso, 2009: 148). Selanjutnya, Wasistiono & Wiyoso, (2009) menyatakan bahwa
"untuk dapat meningkatkan fungsi dan peran kedua lembaga tersebut baik DPRK maupun
Bupati dalam menjalankan tugasnya diperlukan sinergi positif antara keduanya, termasuk
sinergi dengan masyarakat (local communities)". Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kewenangan DPRK dalam menjalankan fungsi pengawasan harus berjalan dalam jalur
yang sebenarnya sehingga tidak terjebak untuk penyalahgunaan wewenang tersebut misalnya
untuk berkolusi baik dengan eksekutif maupun pihak lainnya, serta untuk berhasilnya
pengawasan dibutuhkan sinergitas antara DPRK dengan Bupati.