Oleh:
Fahira Otrisya
(1910104010024)
A. Fungsi Legislasi
Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh mengajukan lima rancangan qanun
inisiatif dewan dalam rapat paripurna Rancangan Qanun Wali Kota Banda Aceh Tahun
2020 dan Penjelsan Perubahan Program Legislasi Kota (Prolek) Banda Aceh Tahun 2020
yang berlangsung di Gedung DPR Kota Banda Aceh. Ada pun kelima rancangan qanun
tersebut, yaitu :
Anggota badan legilasi DPRK Banda Aceh, pimpinan komisi-komisi dan dewan, serta
tim Pemerintah Kota Banda Aceh telah bekerja dengan memberikan usulan dan saran dalam
pembahasan bersama terhadap perubahan program legislasi Kota Banda Aceh tahun 2020. Disini
DPRK baru melaksanakan fungsi legislasi terkait dengan qanun APBK. Namun terkait dengan
qanun-qanun yang menyangkut dengan kepentingan masyarakat luas seperti qanun perlindungan
masyarakat, qanun adat, qanun lingkungan hidup, qanun tentang ekonomi kerakyatan belum
tersentuh.
B. Fungsi Budgeting
Kepala daerah dalam hal ini wali kota sebagai penyelenggara pemerintah daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom
dan tugas pembantuan berkewajiban menyampaikan LKPJ kepada lembaga legislatif yang
memuat capaian kinerja selama satu kali dalam setahun. Laporan keterangan pertanggung
jawaban (LKPJ) kepala daerah atau wali kota merupakan bagian dari siklus rutin
penyelenggaraan pemerintahan. Dengan hal tersebut di harapkan penyelenggaran pemerintah
dapat secara transparan dan akuntabel menyampaikan informasi atas hasil
penyelenggaraan pemerintahan yang telah disepakati dan disetujui bersama, baik dalam
APBK murni maupun dalam APBK Perubahan.
APBK diharapkan dapat memaksimalkan fasilitas DPRK berupa reses untuk menggali,
menagkap dan menginventarisasi apa yang menjadi masalah dan kebutuhan mendasar dan
prioritas rakyat. Lalu hasil dari reses tersebut diberikan kepada tim anggaran pemerintah
kabupaten (TAPK) dan dinas tehnis terkait guna dimasukkan ke dalam rencana kerja (Renja)
SKPA yang dituangkan ke dalam rencana kegiatan APBK, yang seterusnya masuk kedalam
kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas platforn anggaran sementara (KUA-PPAS).
Tugas selanjutnya yaitu memastikan program dan kegiatan yang merupakan hasil masukan
masyarakat di dalam pelaksanaan Reses Terakomodir dalam RAPBK hingga disahkan menjadi
APBK. Selama ini DPRK hanya berjuang dan berjibaku untuk memperjuangkan kegiatan yang
merupakan kepentingan pribadi dan kelompok, bukan kepentingan rakyat banyak. Bahkan sering
sekali ketika kepentingan DPRK ini tidak diakomodir oleh Eksekutif, maka pembahasan DPRK
macet, akibatnya pengesahan APB menjadi lambat yang pada akhirnya merugikan masyarakat
banyak.
C. Fungsi Kontroling
Setelah menerima penyerahan dokumen LKPJ dari Wali Kota Banda Aceh, Komisi-Komisi
DPRK Banda Aceh melakukan sejumlah kunjungan lapangan untuk memastikan
pembangunan telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat
Kota Banda Aceh dengan membentuk Panitia khusus (Pansus) untuk melakukan pemeriksaan
atas pelaksanaan implementasi atau realisasi APBK dilapangan. Tetapi sejauh ini, belum ada
atau masih sangat jarang temuan tersebut ditindak lanjuti sampai ke ranah hukum. Malah temuan
lapangan dalam laporan hasil pansus tersbut dijadikan alat negosiasi oleh DPRK untuk menekan
kepala daerah.
Helfianti, Sutri. 2018. Pelaksanaan Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh.
Jurnal Serambi Akademica. VolumeVI. No.2
https://dprk.bandaacehkota.go.id/wp-content/uploads/2020/06/Suara-Parlemen.pdf . Akses
25/11/2020.