Anda di halaman 1dari 10

Mengoptimalisasikan Implementasi Prakerin pada

Pendidikan Kejuruan

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kurikulum dan Desain Pendidkan Kejuruan
yang diampu oleh Drs. Made Wena, M.Pd., M.T

Disusun Oleh
Fiwanzah (180521629038)
S1 Pendidikan Teknik Bangunan

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2019
DAFTAR ISI

SAMPUL
DAFTAR ISI.................................................................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Tujuan dari Pelaksaan Praktek Kerja Industri (Prakerin)............................3
B. Manfaat dari Pelaksaan Praktek Kerja Industri (Prakerin).........................3
C. Problematika yang Terjadi pada Praktek Kerja Industri (Prakerin).........4
D. Cara Mengatasi Problematika dan Mengoptimalkan Praktek Kerja
Industri (Prakerin)...........................................................................................4
BAB III. PENUTUP....................................................................................................6
A. Simpulan............................................................................................................6
B. Saran..................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................ii

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Menengah Kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk
memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional, berdasar
rumusan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990. Pendidikan kejuruan
ini merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang untuk
menguasai keterampilan tertentu, sehingga mampu bekerja dalam jenis pekerjaan
yang telah dipelajarinya pada suatu usaha atau industri. Kemampuan lulusan dari
sekolah kejuruan akan mempengaruhi kualitas produksi dari suatu perusahan di mana
lulusan bekerja (Riyanto, 2009). Menurut Rupert Evans (Wardiman Djojonegoro,
1998 : 6) dirumuskan tentang tujuan pendidikan kejuruan yaitu untuk : memenuhi
kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja; meningkatkan pilihan pendidikan bagi
setiap individu; mendorong motivasi untuk belajar terus.
Berdasarkan tujuan pendidikan kejuruan tersebut perlu adanya sebuah
kurikulum untuk memprogam terlaksananya proses pembelajaran. Kurikulum
pendidikan kejuruan merupakan suatu perencanaan tertulis yang lengkap mulai dari
tujuan, silabus, kompetensi, kompetensi dasar, pokok bahasan, sub pokok bahasan,
penentuan waktu, penilaian dan sumber bacaan. Dari kurikulum tertulis tersebut perlu
dikembangkan menjadi kurikulum operasional, dapat berupa rancangan pembelajaran
dan dilanjutkan dengan proses pembelajaran di mana guru berinteraksi dengan
peserta didik yang dilengkapi dengan metode pembelajaran, media pembelajaran dan
alat evaluasi yang memadai dan tepat, yang diharapkan akan mencapai hasil
pembelajaran peserta didik yang optimal sesuai bakat, minat dan potensi yang mereka
miliki (Riyanto, 2009). Tujuan kurikulum SMK (2004 : 7) yaitu :1) Menyiapkan
peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi
lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja
tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang
dipilihnya. 2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih
dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3) Membekali peserta didik
dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di
kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang yang lebih tinggi. 4)
Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.
Secara konseptual dan operasional kulikulum SMK memiliki sebuah
karakterstik yang khas yaitu orientasi pendidikan, justifikasi eksistensinya, fokusnya,
standar keberhasilannya, kepekaannya terhadap perkembangan masyarakat,
perbekalan logistik, serta hubungan dengan masyarakat dunia usaha yang berbeda
dengan pendidikan pada umumnya. Dari salah satu karakteristik kurikulum SMK,
saya ingin membahas mengenai hubungan masyarakat dunia usaha. Pendidikan

1
kejuruan dalam penyelenggaraannya menuntut fasilitas yang relevan dengan dunia
kerja, agar para lulusan dapat beradaptasi di lapangan kerja. Untuk melengkapi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik, maka diperlukan adanya
hubungan sekolah dengan masyarakat, khususnya dengan dunia kerja atau dunia
usaha. Para peserta didik perlu mendapat pengalaman yang dapat membekali mereka
ke lapangan kerja yang sesuai bidang keahliannnya, maka perlu melakukan praktek
kerja atau praktek kerja industri (Prakerin) sehingga siswa memiliki keterampilan
dibidang keahliannya dengan baik.Dari pengalaman penulis pada implementasinya
banyak kendala yang perlu diperbaiki yaitu kurang adanya hubungan antar pihak
industri dengan sekolah, peserta prakerin bingung apa yang mau dilakukan karena
kurang aktif antara pembina di industri dan peserta prakerin, banyak ketidaksesuaian
antara kompetensi yang dipelajari siswa di SMK dengan apa yang dikerjakan siswa
ketika prakerin di industri.
Dari hasil wawancara dengan guru SMK Negeri 6 Bandung, menunjukkan bahwa pada
kenyataannya masih terdapat masalah yang terjadi dalam pelaksanaan prakerin di
antaranya: 1) disiplin kerja peserta didik yang kurang maksimal, 2) hubungan social
peserta didik dan mekanik di industri tidak terjalin begitu baik, 3) budaya kerja yang
diterapkan peserta didik masih kurang maksimal, 4) rasa tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang diberikan kurang. Masalah tersebut, menunjukkan adanya indikasi bahwa
pelaksanaan prakerin masih terdapat hasil pelaksanaan prakerin yang kurang optimal
(Saputra, Permana, & Sriyono, 2018). Sehingga perlu dioptimalkan implementasi praktek
kerja industri (prakerin) baik dari persiapan maupun pelaksanaannya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam makalah sebagai berikut.
1. Apa tujuan dari pelaksaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ?
2. Apa manfaat dari pelaksaan Praktek Kerja Industri (Prakerin)?
3. Jelaskan problematika yang terjadi pada Praktek Kerja Industri (Prakerin) ?
4. Bagaimana cara mengatasi problematika dan mengoptimalkan Praktek Kerja
Industri (Prakerin) ?

C. Tujuan

Tujuan dari masalah tersebut sebagai berikut.


A. Menjelaskan tujuan dari pelaksaan Praktek Kerja Industri (Prakerin).
B. Menjelaskan manfaat dari pelaksaan Praktek Kerja Industri (Prakerin).
C. Menjelaskan problematika yang terjadi pada Praktek Kerja Industri (Prakerin).
D. Mengatasi problematika dan mengoptimalkan Praktek Kerja Industri
(Prakerin).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan dari Pelaksaan Praktek Kerja Industri (Prakerin).

Tujuan Praktik Kerja Industri menurut Wardiman (1998: 79) antara lain
sebagai berikut.
1. Menghasilkan tenaga kerja yang professional yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai
dengan tuntutan dunia kerja
2. Meningkatkan kecocokan (link and match) antara lembaga pendidikan dan
dunia industri
3. Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kerja yang
berkualitas dengan memanfaatkan sumber daya pelatihan di dunia industri
4. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan

B. Manfaat dari Pelaksaan Praktek Kerja Industri (Prakerin).

Sebagai bagian integral dalam program pelatihan, Praktik Kerja Industri


sangat perlu dilaksanakan karena mengandung beberapa manfaat, baik untuk siswa,
pihak sekolah, industri maupun pemerintah. Adapun manfaat Praktik Kerja Industri
menurut Oemar (2007:93) adalah sebagai berikut.
1. Kesempatan untuk melatih keterampilan dan kompetensi keahlian dalam
situasi yang aktual, sehingga siswa bisa menerapkan teori dan konsep yang
telah dipelajari sebelumnya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah
2. Memberikan pengalaman praktis kepada siswa sehingga memperkaya
pengetahuan yang dimiliki
3. Kesempatan untuk memecahkan berbagai masalah di lapangan dengan
mendayagunakan kemampuannya
4. Mendekatkan dan menjembatani penyiapan siswa untuk menghadapi kondisi
dunia kerja sesuai dengan kompetensi keahliannya.
Secara khusus manfaat prakerin bagi siswa adalah (1) Hasil belajar peserta
prakerin akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan betul-betul memiliki
keahlian professional sebagai bekal pengembangan diri secara berkelanjutan; (2)
Keahlian professional yang diperoleh dapat meningkatkan harga diri dan rasa percaya
diri tamatan, yang akan mendorong profesionalisme dalam bekerja.
Sekolah sebagai salah satu pihak penanggung jawab prakerin akan
memperoleh manfaat diantaranya (1) Tujuan pendidikan untuk menciptakan keahlian
professional bagi siswa bisa tercapai; (2) Memberikan kepuasan bagi penyelenggara

3
pendidikan sekolah, karena tamatannya lebih terjamin memperoleh manfaat baik di
dunia kerja, maupun di masyarakat.
Dunia kerja juga memperoleh manfaat dengan adanya prakerin, yaitu
(1) Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta prakerin yang belajar di industri;
(2) Peserta prakerin adalah tenaga kerja yang memberikan keuntungan untuk
industri; (3) Perusahaan dapat member tugas kepada peserta prakerin untuk
kepentingan perusahaan sesuai kompetensi yang dimiliki; (4) Peserta prakerin lebih
mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap aturan perusahaan; (5)
Memberikan kepuasan pada industri karena diakui ikut serta menentukan masa depan
siswa melalui prakerin (Yuli, 2012:25).

C. Problematika yang Terjadi pada Praktek Kerja Industri (Prakerin).

Pemasalahan permasalahan praktek kerja industri baik persipan, dan


pelaksanaan sangat menghambat siswa untuk mencapai hasil yang optimal untuk
mencapai tujuan prakerin, sehingga setelah lulus pengalam kerjanya masih kurang
dan banyak ilmu pada dunia yang kurang dimanfaatkan. Berikut beberapa masalah
yang terjadi pada Prakerin:
1. Prakerin yang dilaksanakan belum sepenuhnya berhasil untuk membentuk
kesiapan kerja siswa.
2. Para siswa tidak serius dalam melaksanakan Prakerin, sehingga tujuan
dilaksanakannya Prakerin belum tercapai secara optimal.
3. Ketidakmampuan sekolah dalam mengikuti perkembangan DUDI (Dunia
Usaha Dunia Industri) sehingga menyebabkan terjadinya kesenjangan antara
kualitas lulusan SMK dengan kualifikasi dari DUDI (Dunia Usaha Dunia
Industri).
4. Kerjasama sekolah dengan DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusan belum sepenuhnya berhasil.
5. Bimbingan karir belum diupayakan secara optimal dalam menumbuhkan
kesiapan kerja siswa, masih kurangnya penyuluhan, pelatihan, seminar, dan
informasi tentang dunia kerja kepada siswa.
6. Kurangnya perhatian dari guru bimbingan karir terhadap hal-hal yang dapat
menghambat ataupun mendukung kesiapan kerja siswa (Nurhayati, 2009).
7. Ketidaksesuaian tugas di dunia industri dengan kompetensi yang dimiliki.
8. Hubungan sosial antara siswa dan pihak industri kurang aktif.

D. Cara Mengatasi Problematika dan Mengoptimalkan Praktek Kerja Industri


(Prakerin).

Menurut Yuli (2012:43) agar pelaksanaan prakerin bisa mencapai tujuan


dengan maksimal, maka ada beberapa tahap yang harus diperhatikan, diantaranya
sebagai berikut.
1. Persiapan Prakerin

4
Tahap persiapan prakerin merupakan tahap merencanakan aspek-aspek yang
berperan dalam pengelolaan dan keberhasilan program prakerin. Aspekaspek yang
menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan prakerin adalah (1) Kompetensi
siswa harus sesuai dengan industri prakerin; (2) Pembekalan soft skill siswa agar
siswa disiplin, tanggung jawab, percaya diri, jujur, tanggap, sopan santun, rajin, jiwa
kepemimpinan, ulet dan menjaga kebersihan; (3) Penyusunan panitia penyelenggara
agar jelas yang bertanggungjawab dalam proses prakerin baik dalam persiapan,
pelaksanaan dan evaluasi; (4) Menyusun dan menghubungi daftar industri tujuan,
serta menempatkan siswa sesuai daftar industri yang sesuai; (5) Membagi
pembimbing dengan tujuan pembimbing dapat lebih mengontrol siswa prakerin serta
melakukan komunikasi dengan pihak pembina yang ada suatu industri supaya yang
diharapkan sekolah dapat terlaksana; (6) Mengatur jadwal pelaksanaan prakerin; (7)
Mempersiapkan administrasi (suratmenyurat, buku pedoman, format laporan, format
penilaian) agar mempermudah kinerja siswa; (8) Pembiayaan supaya tidak terlalu
memebebani siswa yang prakerin mengenai biaya.
2. Pelaksanaan dan Monitoring Prakerin
Tahap pelaksanaan merupakan tahap dimana siswa melaksanakan
pembelajaran di industri. Aspek-aspek yang harus diperhatikan adalah (1) Monitoring
siswa saat praktik di industri mengenai kehadiran siswa, jadwal kerja, kegiatan apa
saja yang dilaksanakan; (2) Melakukan pencatatan terhadap semua permasalahan
lapangan; (3) Berkonsultasi dengan pihak industri agar benar benar memberikan
tugas yang sesuai dan tidak memberi kebebasan seenaknya saja agar siswa terlatih
bekerja di bidangnya serta menayakan kendala dan perkembangna siswa saat
melaksanakan prakerin; (4) Siswa lebih aktif lagi bertanya dan berkomunikasi dengan
pihak industri mengenai dunia kerja.(5). Siswa belajar merapkan dispilin,
bertanggungjawab, tanggap, jujur, sopan santun, ulet dan menjaga kebersihan saat di
industri; (6) Memanfaatkan tugas dan pekerjaan yang diberikan sebagai ilmu dan
pengalaman yang didapat, sehingga tahu apa bedanya materi di sekolah dengan ilmu
di dunia industri.
3. Evaluasi Prakerin
Semua hal yang berkaitan dalam pelaksanaan praktik industri tercatat
sehingga bisa menjadi bahan evaluasi dan masukan agar pelaksanaan praktik industri
setiap tahun mengalami perbaikan dan peningkatan. Aspek-aspek yang diperhatikan
dalam evaluasi adalah (1) Merapatkan dengan kepala sekolah dan komite mengenai
pelaksanaan praktik industri yang telah berlangsung; (2) Membuat laporan tertulis
sebagai arsip dan bahan masukan pelaksanaan praktik industri yang akan datang; (3)
Penilaian, yaitu penskoran terhadap kinerja siswa selama melaksanakan prakerin
(Mulyadi, 2014).

5
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan bahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilaksankan
prakerin adalah menghasilkan tenaga kerja yang professional, mencocokan antara
lembaga sekolah dengan dunia industri,meningkatkan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas, memberikan pengakuan dan
pengharggan terhadap pengalaman kerja. Manfaat prakerin yaitu kesempatan untuk
melatih ketrampilan dan kompetensi keahlian, mendapat pengalaman, melatih
memecahkan masalah, menjembatani dan mendekatkan penyiapan siswa di dunia
kerja.Permasalahan yang biasa terjadi pada saat Prakerin yaitu prakerin belum
sepenuhnya berhasil untuk kesiapan kerja, para siswa tidak serius, sekolah tidak
mampu dalam mengikuti DUDI, kerjasama sekolah dan DUDI belum sepenuhnya
berhasil, bimbingan karir belum diupayakan secara optimal, kurangnya perhatian dari
guru pembimbing karir, ketidak sesuaian tugas yang diberikan pihak industri dengan
kompetensi yang dimiliki, hubungan sosial antara pihak industri dengan siswa kurang
aktif. Jadi dengan masalah tersebut dapat diatasi dan optimalkan dengan beberapa
tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan monitoring, evaluasi. Pada tahap persiapan
terdiri dari kompetensi siswa harus sesuai, pembekalan soft skill siswa, penyusunan
penyelenggara, menghubungi daftar industri tujuan, mengatur jadwal pelaksanaan,
memepersiapkan administrasi, dan pembiayaan. Tahap pelaksaan dan dan monitoring
terdiri dari monitoring siswa saat praktik, mencatat permasalahan di lapangan,
berkonsultasi dengan pihak industri mengenai siswanya, siswa lebih aktif bertanya
dan berkomunikasi, menerapaka soft skill yang sudah dibekalkan, mengambil ilmu
dan pengalaman dari dunia kerja tersebut. Pada tahap evaluasi yaitu merapatkan
dengan kepala sekolah dan komite mengenai pelaksanaan praktik industri, membuat
laporan tertulis sebagai arsip dan masukan untuk Prakerin yang akan datang, serta
penilaian dari hasil prakerin yang sudah terlaksana. Dengan terlaksananya sesuai
tahap tersebut impementasi Praktek Kerja Industri (Prakerin) akan terlaksana dengan
optimal.

B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan pada makalah ini, maka saran
saran yang saya sampaikan yaitu pada persiapan sebelum prakerin siswa harus
mendapat pembekalan hard skill dan soft skill yang cukup, dan materi pembelajaran
yang tersampaikan sudah layak untuk diterapkan saat pada dunia kerja sehingga saat
Prakerin siswa sudah mampu beradaptasi dengan kerja tersebut. Kemudian
pembimbing siswa dari pihak sekolah dengan pihak industri saling ada komunikasi

6
mengenai apa yang perlu dipraktikkan siswa dan dengan adanya komunikasi pihak
sekolah dengan mudah mengontrol siswanya. Pada pelaksanaan siswa lebih pandai
mengambil ilmu dan pengalaman dari dunia kerja tersebut, serta lebih aktif mencari
tahu mengenai pekerjaan dan peluang usaha. Dengan begitu Praktik Kerja Industri
akan optimal sebagai bekal untuk bekerja di dunia kerja setelah lulus.

7
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2004). Kurikulum dan GBPP SMK


Tahun 2004. Jakarta : Dirjendikdasmen.
Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah
Menengah Kejuruan. Jakarta : PT. Jayakarta Agung Offcit.
Mulyadi, A. (2014). Efektivitas Praktik Kerja Industri Sesuai Dengan Tuntutan
Dunia Kerja Skripsi. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Nurhayati, T. (2009). Pengaruh Praktik Kerja Industri dan Bimbingan Karir
terhadap kesiapan Kerja Siswa Kelas XII, 1–11.
Oemar Hamalik. (2000). Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan
terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Riyanto, A. A. (2009). Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan ,
Pengembangan Serta.
Saputra, I., Permana, T., & Sriyono, S. (2018). Evaluasi Implementasi Praktik Kerja
Industri Di SMK. Journal of Mechanical Engineering Education, 4(2), 185.
https://doi.org/10.17509/jmee.v4i2.9631.
Yuli. (2012). Evaluasi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK Kompetensi
Keahlian Penyuluhan Pertanian di Kalimantan Selatan. Yogyakarta : UNY

ii

Anda mungkin juga menyukai