Week 8/ Sesi 12
Kelompok 3 :
2440077945 - Nabilla M BR
2440077711 - Merisa Adi Asih
2440082610 - Rey Naldy Fildian Jaya
2440076021 - Satria Afif Muhammad
1. a. Jelaskan perbedaan utama dari bentuk pengangguran siklikal, struktural dan friksional
dan berikan contohnya !
b. Jelaskan pula perbedaan tenaga kerja dan angkatan kerja !
(Score 20)
2. Perhatikan tabel Jumlah Penduduk usia kerja, jumlah penduduk yang bekerja dan jumlah
pengangguran di Indonesia tahun 2010-2018 berikut ini.
3. Jelaskan perbedaan antara inflasi dan deflasi dan bagaimana akibat terjadinya inflasi dan
akibat terjadinya deflasi bagi perekonomian ?
(Score 20)
No. 1
a. Pengangguran Siklilal
Cyclical unemployment, pengangguran siklikal, atau pengangguran siklis adalah jenis
pengangguran yang menyertai siklus bisnis. Ini menurun ketika aktivitas ekonomi
berekspansi dan meningkat ketika ekonomi berkontraksi. Ini adalah kebalikan dari
pengangguran struktural, yang akan tetap ada terlepas dari kondisi siklus bisnis yang
sedang berlangsung. Fluktuasi kegiatan ekonomi mempengaruhi permintaan tenaga kerja.
Ketika ekonomi berekspansi, permintaan akan tenaga kerja tinggi. Namun, permintaan
akan turun ketika ekonomi mengalami kontraksi. Pengangguran siklis meningkat,
misalnya, ketika bisnis memecat pekerja mereka selama resesi untuk memangkas biaya
produksi. Selama periode ini, permintaan barang dan jasa turun. Profitabilitas mereka
menyusut dan memaksa mereka untuk merasionalisasi operasi dalam menjaga efisiensi.
Salah satu opsi untuk merampingkan biaya mereka adalah melalui PHK, terutama untuk
redundansi pekerjaan. Singkatnya, pengangguran siklis hanya sementara. Ini berfluktuasi
ketika siklus bergerak dari satu fase ke fase lain. Pemerintah juga dapat melakukan
intervensi untuk mengurangi jenis pengangguran ini.
Pengangguran Struktural
Pengangguran yang disebabkan oleh terjadinya perubahan struktur perekonomian.
Perubahan struktur agragris ke struktur industri. Tidak semua industri dan perusahaan
dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami
kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut:
wujudnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke
atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing,
dan ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius
dari negara-negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam
industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi
Pengangguran Friksional
Pengangguran yang disebabkan para pekerja ingin bergeser atau berpindah dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan cocok.
Para pekerja menganggur untuk sementara waktu dan mencari pekerjaan yang
diinginkan. Pengangguran ini muncul akibat para penganggur tidak segera mendapatkan
pekerjaan yang sesuai bagi mereka. Baik yang sesuai dengan keahliannya, sesuai dengan
upahnya, atau karena alasan lainnya. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan
karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih
baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, pengangguran adalah rendah dan
pekerjaan mudah diperoleh. Sebaliknya pengusaha susah memperoleh pekerja, Akibatnya
pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal ini akan mendorong para pekerja
untuk meninggalkan pekerjaanya yang lama dan mencari pekerjaan baru yang lebih
tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari kerja baru ini
untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur.
b. Tenaga kerja adalah semua penduduk dalam usia kerja atau usia produktif. Dalam istilah
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja ialah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Jadi, tenaga kerja adalah definisi
umum yang mencakup penduduk yang punya kemampuan untuk bekerja atau berusia 15
tahun ke atas. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua:
i. Angkatan kerja, yaitu penduduk usia produktif/usia kerja 15 tahun ke atas yang
bekerja, punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran
(unemployment);
No. 2
Menghitung Angkatan Kerja = Jumlah yang bekerja + Jumlah yang tidak bekerja
= 1.033.776.587 + 67.635.484
= 1.101.412.071 Juta Jiwa
Angkatan Kerja
Menghitung Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja = x 100%
Penduduk Usia Kerja
1.101.412 .071
= x 100%
1.647.811 .949
= 0.69%
Jumlah yang tidak bekerja
Menghitung Tingkat Pengangguran = x 100%
Angkatan Kerja
67.635 .484
= x 100%
1.101.412 .071
= 0.061%
No. 3
Inflasi
Inflasi sendiri sudah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi dengan sudut pandangnya
masing-masing. Setiap definisi sejatinya memiliki benang merah yang sama. Secara umum,
Inflasi adalah kenaikan harga dimana terdapat kecenderungan terhadap peningkatan harga secara
terus menerus dalam kurun waktu tertentu.
Ekonom Parkin dan Bade menyatakan inflasi selalu berkaitan dengan harga dimana terjadi
pergerakan peningkatan dari tingkat harga. Kondisi ini dapat disebut dengan ratio jumlah uang
untuk mendapatkan barang. Sedangkan Nopirin menyebutkan bahwa inflasi adalah peristiwa
kenaikan harga barang secara umum yang terjadi terus menerus pada beberapa waktu tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian inflasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa inflasi terjadi
jika terdapat tiga kondisi yaitu:
Terjadi Kenaikan Harga barang dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Inflasi tidak dikatakan terjadi sebelum kenaikan harga barang mengalami kenaikan
Secara Umum atau sederhananya harga naik tidak hanya pada satu atau dua barang saja
namun hampir seluruh barang mengalami kenaikan harga.
Kenaikan harga terjadi secara terus menerus, biasanya berlangsung beberapa bulan. Jika
kenaikan hanya terjadi sesaat maka belum dapat dikatakan terjadi inflasi.
Penyebab Inflasi
Inflasi disebabkan oleh beberapa faktor berikut :
1. Pasokan Uang
Kelebihan pasokan mata uang (uang) dalam suatu perekonomian adalah salah satu penyebab
utama inflasi. Ini terjadi ketika jumlah uang beredar / sirkulasi di suatu negara tumbuh di atas
pertumbuhan ekonomi, sehingga mengurangi nilai mata uang.
Di era modern, negara-negara telah bergeser dari metode tradisional dalam menilai uang dengan
jumlah emas yang mereka miliki. Metode penilaian uang modern ditentukan oleh jumlah mata
uang yang beredar yang kemudian diikuti oleh persepsi publik tentang nilai mata uang itu.
3. Efek Demand-Pull
Efek tarikan permintaan menyatakan bahwa dalam ekonomi yang bertumbuh saat upah
meningkat dalam suatu perekonomian, orang akan memiliki lebih banyak uang untuk
dibelanjakan untuk barang dan jasa. Peningkatan permintaan barang dan jasa akan
mengakibatkan perusahaan menaikkan harga yang akan ditanggung konsumen untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
4. Efek Cost-Push
Teori ini menyatakan bahwa ketika perusahaan menghadapi peningkatan biaya input pada bahan
baku dan upah untuk memproduksi barang-barang konsumen, mereka akan mempertahankan
profitabilitas mereka dengan memberikan biaya produksi yang meningkat kepada konsumen
akhir dalam bentuk kenaikan harga.
5. Nilai Tukar
Ekonomi dengan eksposur ke pasar asing sebagian besar berfungsi berdasarkan nilai
dolar. Dalam ekonomi global perdagangan, nilai tukar memainkan faktor penting dalam
menentukan tingkat inflasi.
Deflasi
Definisi deflasi adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan harga-harga barang secara masif
dan terus menerus pada periode yang singkat. Deflasi ini sangat bertolak belakang dengan inflasi
Perlu diketahui, kondisi deflasi tidak hanya menyebabkan harga-harga barang yang turun akan
tetapi juga menyebabkan penurunan tingkat upah secara umum. Terjadinya deflasi pada
umumnya akibat rendahnya rasio perbandingan antara jumlah uang beredar dengan jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan.
Penyebab Deflasi
Deflasi dapat disebabkan oleh banyak faktor:
1. Peraturan Bank sentral tentang kebijakan yang telah ditetapkan.
Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk mengendalikan jumlah
uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak untuk menetapkan suku bunga dan
parameter lainnya yang menentukan biaya dan persediaan uang. Umumnya otoritas moneter
adalah bank sentral, meskipun kadang kala lembaga eksekutif pemerintah mempunyai hak
tertinggi untuk menetapkan kebijakan moneter dengan cara mengendalikan bank sentral.