Anda di halaman 1dari 7

Materi kuliah : PENGANTAR AKUNTANSI II

Smt/Kls : II/ A + B Malam


Pertemuan : IV (Empat)
AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (ACCOUNT RECEIVABLE)
A. PENGERTIAN PIUTANG DAGANG ( ACCOUNT RECEIVABLE )
Dalam dunia perdagangan (buissiness), jual beli secara kredit adalah merupakan hal yang
wajar dengan tujuaan untuk meningkatkan omzet penjualan.
Dengan memberikan kelonggaran pembayaran kepada para langganan atas penjualan
barang dan jasa berarti telah memberikan kesempatan kepada pelanggan sehingga dapat
meningkatkan penjualan.
Dari uraian diatas maka pengertian piutang adalah tagihan kepada perorangan atau
organisasi yang timbul karena penjualan barang atau secara kredit,tanpa disertai janji
tertulis secara formal.
B. METODE PENCATATAN PENGHAPUSAN PIUTANG DAGANG.
Metode pencatatan penghapusan piutang Dagang dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai
berikut berikut :
Contoh soal :
Perusahaan Dagang yang bergerak dalam penjualan barang-barang Electronika pada
Tanggaal 31 Desember 2013 menghitung taksiran kerugian Piutang sebesar Rp 500 000.
15 April 2013 Seorang pelanggan Tuan Haris Piutang sebesar Rp 250 000 dihapus karena
bangkrut dan menyatakan tidak mampu membayar kewajibannya.
1 Juli 2013 Tuan Haris datang dan menyatakan akan melunasi hutangnya sebesar Rp
250 000.
1 Agutus 2013 Tuan Haris melunasi Hutangnya.
10 Mei 2014 Tuan Haris datang dan menyatakan akan melunasi hutangnya telah di hapus
sebesar Rp 250 000.
1 Juli 2014 Dilunasi hutang Tuan Haris.
Dari transaksi di atas jurnal metode Langsung dan Metode Tidak Langsung akan tanpak
sebagai berikut :
Tgl JURNAL
Metode Langsung Metode Cadangan
Des Tidak ada Jurnal B. Kerugian piutang Rp 500 000
31 Cad.kerug piut Rp 500 000

apr B.kerug piutang Rp 250 000 Cad. Kerug.Piut Rp 250 000


15 Piutang dagang Rp 250 000 Piutang dagang Rp 250 000

juli Piutang dagang Rp 250 000 Piutang dagang Rp 250 000


01 B. Kerug piutang Rp 250 000 Cad. Kerug Piutang Rp 250 000

Agts Kas Rp 250 000 Kas Rp 250 000


01 Piutang Dagang Rp 250 000 Piutang Dagang Rp 250 000
Mei Piutang Dagang Rp 250 000 Piutang Dagang Rp 250 000
10 Pen. kembali piut. dihapus Rp 250 000 Cad. Kerug. Piutang Rp 250 000

Juli Kas Rp 250 000 Kas Rp 250 000


01 Piutang Dagang Rp 250 000 Piutang Dagang Rp 250 000

C. MENAKSIR JUMLAH KERUGIAN PIUTANG DAGANG.


1. Metode persentase dari penjualan bersih atau pendekatan Laba-rugi ada dua yaitu
sebagai berikut :

a. Metode Persentase dari penjualan bersih


Rumus : ........ % X penjualan bersih
Contoh :
Data penjualan samapai dengan akhir tahun adalah sebagai berikut :
Penjualan tunai bersih Rp 32 500 000
Penjualan Kredit bersih Rp 10 500 000
Total penjualan bersih Rp 43 000 000
Jika ditetapkan piutang yang tidak dapat di tagih 1 % dari total penjualan buat
jurnal penyesuaian dan perhitunganya.
Penyelesaian :
Piutang tidak dapat ditagih 1 % X Rp 43 000 000 = Rp 430 000
Jurnal :
Beban kerugian Piutang Rp 430 000
Cadangan kerugian piutang Rp 430 000

b. Metode Persentase dari penjualan kredit bersih.


Dari contoh di atas apabila digunakan metode persentase dari penjualan kredit
bersih akan dapat di selesaikan sebagai berikut :
Pennyelesaian :
Jumlah piutang tak tertagih : 1% X Rp 10 500 000 = Rp 105 000
Jurnal :

Beban kerugian Piutang Rp 105 000


Cadangan kerugian piutang Rp 105 000
2. Metode persentase dari piutang dagang atau pendekatan Neraca .
RUMUS :
................ % X piutang Dagang :
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo piutang dagang sebesar Rp 12 500 000 dan
saldo cadangan kerugian piutang sebesar Rp 500 000. Ditaksir jumlah cadangan
kerugian piutang menjadi 10 % dari piutang dagang.
Penyelesaian :
Taksiran kerugian piutang 10 % X Rp 12 500 000 = Rp 1 250 000
Cadangan yang ada = Rp 500 000
Beban kerugian piutang = Rp 1 750 000
Jurnal :
Beban kerugian Piutang Rp 1 750 000
Cadangan kerugian piutang Rp 1750 000
3. Metode analisa umur piutang :
Adalah cara penentuan cadangan kerugian piutang dengan menggunakan analisis
Umur Piutang adalah sebagai berikut :
1). Membuat daftar analisis Umur piutang.
2). Menentukan persentase kerugian Piutang tiap kelompok piutang.
3). Mengalikan persentase kerugian Piutang dengan kelompok piutang tersebut.
Contoh :
Informasi Piutang Dagang milik PT PERSADA sebelum penyesuaian pada tanggal 31
Desember 2014 adalah sebagai berikut ;
Piutang Dagang Rp 900 000 000
Cadangan kerugian piutang Rp 10 000 000
Piutang Dagang Netto Rp 890 000 000
Setiap akhir tahun perusahaan tersebut menyisihkan piutang Ragu-ragu berdasarkan
taksiran kerugian piutang sesuai analisa umur Piutang.
Adapun penjualan kredit dengan syarat 2/10, n/30. Berikut ini adalah rata-rata debitur
yang belum menunggak atau belum lewat waktu tanggal jatuh tempo dan yang sudah
lewat tanggal jatuh tempo pembayaranya.
No Nama debetur Jumlah piutang Tanggal Jatuh
Tempo
01 PT Darma Rp 300 000 000 25 / 09 / 2014
02 PT Swarna Rp 100 000 000 28 / 02 / 2015
03 Toko luwes Rp 150 000 000 24 / 12 / 2014
04 PT berlian Rp 250 000 000 26 / 10 / 2014
05 PT Angkasa Rp 50 000 000 15 / 11 / 2014
06 Toko Murni Rp 50 000 000 10 / 06 / 2014
Total Rp 900 000 000
Adapun persentase taksiran kerugian piutang yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
a). Yang belum menunggak 1%
b). Yang sudah menunggak :
 0 – 30 hari 15 %
 31 - 60 hari 10 %
 61 – 90 hari 15 %
 90 hari keatas 20 %
Berdasarkan data tersebut diatas dapat diselesaikan untuk menentukan besarnya
cadangan kerugian piutang adalah sebagai berikut :
PT PERSADA
ANALISIS UMUR PIUTANG
PERIODE 31 DESEMBER 2014
( dalam jutan rupiah )
N0 Nama Saldo Belum Lewat jatuh tempo
debetur piutang jatuh 1 – 30 hari 31 – 60 61 – 90 hari 90 hari
tempo hari keatas
01 PT Darma Rp 300 000 Rp 300 000
02 PT Swarna Rp 100 000 Rp100 000
03 Toko Rp 150 000 Rp150 000
Luwes
04 PT Berlian Rp 250 000 Rp 250 000
05 PT Rp 50 000 Rp 50 000
Angkasa
06 Toko Rp 50 000 Rp 50 000
Murni
Jumlah Rp 900 000 Rp100 000 Rp150 000 Rp 50 000 Rp 250 000 Rp 350 000

Adapun perhitungan beban kerugian Piutang masing – masing kelompok piutang adalah sebagai
berikut :
Belum jatuh tempo 1 % X Rp 100 000 000 = Rp 1 000 000
Lewat Jatuh tempo :
Menunggak 1 – 30 hari 15 % X Rp 150 000 000 = Rp 22 500 000
Menunggak 31 – 60 hari 10 % X Rp 50 000 000 = Rp 5 000 000
Menunggak 61 – 90 hari 15 % X Rp 250 000 000 = Rp 37 500 000
Menunggak 91 keatas 20 % X Rp 350 000 000 = Rp 70 000 000
Jumlah kerugian piutang = Rp136 000 000
Cadangan yang ada = Rp 10 000 000
Beban kerugian piutang = Rp126 000 000

Jurnal :
Beban kerugian Piutang Rp 126 000 000
Cadangan kerugian piutang Rp 126 000 000

SOAL - SOAL :
1) Neraca saldo PT. JENSEN pada tanggal 31 Desember 2016 akhir tahun buku perusahaan
menunjukkan pos-pos sebagai berikut :
Piutang dagang (D) Rp. 55 800 000,00 Piutang Tak Tertagih (K) Rp. 558 000

Rincian piutang sebagai berikut :

Nama Jumlah Tanggal Piutang tak tertagih atas dasar golongan


Debitur jatuh umur
tempo
Umur Piutang % Kerugian
PT. H Rp. 2.100.000,00 12-12-2016 1-30 hari 0%
PT. H Rp. 2.500.000,00 25-10-2016 31-60 hari 1%
PT. MB Rp. 5.000.000,00 16-12-2016 61-90 hari 1,5 %
PT. MB Rp. 5.000.000,00 16-11-2016 91-120 hari 2%
PT. JB Rp. 5.400.000,00 15-09-2016 Lebih dari 120 hari 3%
PT. JB Rp. 3.300.000,00 20-10-2016
PT. AM Rp. 9.700.000,00 20-11-2016
PT. AM Rp. 5.300.000,00 17-08-2016
PT. NB Rp. 10.750.000,00 01-06-2016
PT. MK Rp. 6.750.000,00 12-09-2016
Diminta

a. Buatlah daftar umur piutang


b. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat penyisihan piutang tak tertagih
no Nama debetur Saldo Lewat jatuh tempo
piutang

1-30 31-60 61-90 91-120 120


keatas

1 PT H 2.100.000 2.100.000

2 PT H 2.500.000 2.500

3 PT. MB

Anda mungkin juga menyukai