Dampaknya terhadap Berbagai Sektor di Indonesia Oleh : Meyliana Anastasya Rumapea
Pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat 2020 telah dilaksanakan pada
03 November 2020 lalu. Pilpres ini diselenggarakan untuk memilih presiden Amerika Serikat yang ke-49 setelah masa jabatan presiden sebelumnya, Donald Trump habis. Masa jabatan presiden Amerika Serikat berbeda dengan masa jabatan presiden Indonesia yaitu hanya 4 tahun dalam sekali masa jabatan. Setelah terpilih, presiden Amerika masih dapat mencalonkan diri sebagai petahana untuk satu kali lagi masa jabatan. Persaingan untuk mendapatkan kursi kepresidenan pada pilpres Amerika Serikat kali ini dilakukan oleh pasangan Donald Trump dan Mike Pence melawan pasangan Joe Biden dan Kamala Harris. Donald Trump sendiri merupakan petahana yang kembali mencalonan diri untuk masa jabatan yang kedua dengan menggandeng Mike Pence yang juga merupakan petahana wakil presiden Amerika Serikat saat ini. Pesaing mereka, Joe Biden merupakan seorang politikus yang juga pernah menjabat sebagai wakil presiden Amerika Serikat yang ke-47. Sedangkan wakil presiden yang diusung oleh Joe Biden, Kemala Harris merupakan seorang politikus dan juga seorang pengacara. Partai yang mengusung pasangan Donald Trump dan Mike Pence adalah Partai Republik, sedangkan Joe Biden dan Kemala Harris merupakan pasangan yang diusung oleh Partai Demokrat. Seperti yang diketahui, dalam dunia politik Amerika Serikat hanya memiliki dua partai yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik. Kedua partai ini mendominasi politik di Amerika Serikat sejak terjadinya perang saudara di negara tersebut. Berdasarkan penghitungan suara terkini, pasangan Joe Biden dan Kemala Harris menduduki posisi pertama dengan perolehan 290 suara elektoral. Sementara sang petahana, Donald Trump hanya memperoleh 232 suara elektoral terhitung pada 17 November 2020. Pengumuman pilpres Amerika Serikat tahun ini tidak dilaksanakan seperti tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan waktu pemungutan dan perhitungan suara di beberapa negara bagian Amerika Serikat. Menurut sejumlah media, pelantikan presiden Amerika Serikat terpilih akan dilaksanakan pada 20 Januari 2020. Dengan perolehan 290 suara elektoral, maka Joe Biden dan Kemala Harris seharusnya dapat dipastikan akan menduduki kursi kepresidenan Amerika Serikat. Seperti yang diketahui, suara elektoral minimum yang harus diperoleh untuk menjadi presiden Amerika Serikat terpilih adalah 270 suara elektoral. Berdasarkan hal ini, maka seharusnya Joe Biden dan Kemala Harris sudah dapat mendeklarasikan kemenangan karena perolehan suara elektoral yang mereka peroleh sudah melebihi nilai minimum. Meskipun demikian, pengumuman presiden terpilih masih belum dilakukan oleh kantor berita terpercaya dan pidato konsesi dari kandidat presiden yang kalah belum juga dilaksanakan. Pilpres Amerika Serikat 2020 mencuri perhatian seluruh dunia saat ini. Pilpres yang dilaksanakan di tengah pandemi ini tentunya berdampak pada negera-negara lain seperti Indonesia. Ada beberapa sektor di Indonesia yang dipengaruhi oleh pilpres Amerika Serikat, seperti sektor ekonomi. Seperti yang diketahui, petahana Donald Trump telah melakukan perang dagang dengan China pada masa jabatannya. Perang dagang ini memberikan dampak terhadap Indonesia karena menekan kinerja ekspor dan impor dunia dan memberikan dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Melansir dari Kompas.com, ekonom Indonesia meyakini ekonomi Indonesia dan dunia akan sulit membaik jika Donald Trump kembali terpilih. Sebaliknya, kondisi ekonomi dunia diprediksi akan membaik jika Joe Biden dan Kemala Harris terpilih menjadi presiden dan wakil presiden Amerika Serikat selanjutnya. Ekonom Indonesia, Ahmad Malik Zaini menyebutkan bahwa jika Donald Trump kembali memimpin, maka kemungkinan akan terjadi pemangkasan pajak yang menyebabkan pendapatan negara menjadi lebih rendah seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Sementara Joe Biden dalam manifesto kebijakan ekonominya menegaskan akan menaikkan beberapa pajak seperti pajak korporasi dan pajak pendapatan. Pada masa jabatan sebagai wakil presiden dari Barack Obama, Joe Biden juga pernah berjanji memberikan stimulus fiskal yang lebih besar. Hal ini tentu akan menguntungkan perekonomian Indonesia karena ekonomi Amerika Serikat merupakan 30 persen dari ekonomi dunia. Bagi Indonesia, kebijakan presiden Amerika Serikat yang terpilh mengenai perang dagang Amerika dan China akan menentukan masa depan perekonomiannya. Jika perang dagang antara Amerika dan China terus berlangsung, maka Indonesia akan mengalami kesulitan menawarkan harga barang yang bersaing. Perang dagang antara China dan Amerika menyebabkan Amerika melakukan pengetatan terhadap barang impor. Pengenaan bea masuk ini menyebabkan barang impor dari Indonesia menjadi tidak kompetitif karena harga produk akan menjadi lebih mahal lagi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) juga mendapat pengaruh pada pilpres Amerika Serikat 2020. Jika kemenangan berada pada kandidat Joe Biden, maka akan memberikan sentiment positif terhadap pasar saham dunia dalam jangka menengah. Kemenangan Joe Biden juga diyakini dapat membawa dana asing masuk dalam pasar saha (capital inflow). Namun demikian, pasar saham juga sempat mengalami kendala karena tertundanya stimulus ekonomi yang diberikan Amerika Serikat hingga pelaksaan pilpres berlangsung. Selain sektor perekonomian, pilpres Amerika juga memberikan dampak terhadap kondisi geopolitik di Indonesia. Kemenangan salah satu kandidat akan memberikan dampak yang berbeda terhadap kondisi geopolitik Indonesia. Pasalnya kedua kandidat memiliki cara pandang yang berbeda. Joe Biden memiliki gagasan politik luar negeri yang akan berdampak baik terhadap hubungan multilateral negara-negara di dunia. Sementara Donald Trump akan terus melakukan proteksi terhadap Amerika Serikat dengan membatasi kerjasama dengan negara lain. Jika Joe Biden menang pada pilpres kali ini, maka Indonesia kemungkinan berkesempatan untuk menjalin kerjasama dengan Amerika Serikat yang saling menguntungkan. Sektor lain yang mempengaruhi Indonesia dari pilpres Amerika Serikat 2020 adalah pertahanan dan keamanan. Berdasarkan kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu, ada kerjasama yang dilakukan untuk manajemen pertahanan. Dalam kunjungannya, dilakukan pembahasan mengenai keamanan kawasan, prioritas pertahanan bilateral, dan akuisisi pertahanan. Indonesia akan berpeluang menjalin kerjasama dengan Amerika Serikat terkait persedian senjata dan pelatihan militer bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Jika Joe Biden terpilih, maka akan dilaksanakan kebijakan multilateral dengan mengandalkan sekutunya di Asia Tenggara terutama dalam bidang keamanan. Indonesia akan menjadi negara yang dipandang penting untuk membuat kawasan Asia Tenggara tetap kondusif, terutama terkait isu Laut Cina Selatan. Dengan terpilihnya Donald Trump atau Joe Biden, hubungan Indonesia dan Amerika Serikat dalam bidang pertahanan dan keamanan diharapkan akan lebih terarah. Laut Cina Selatan yang merupakan rute perdagangan tersibuk di dunia juga mendapat perhatian selama pilpres Amerika Serikat. Seperti yang diketahui bahwa Laut Cina Selatan pernah diklaim sebagai milik China beberapa waktu lalu. Sementara Laut Cina Selatan yang berada pada wilayah Indonesia terus dijaga kedaulatannya oleh pemerintah Indonesia agar tetap aman dan terlindungi. Joe Biden menganjurkan Indonesia untuk melakukan pendekatan yang kooperatif dalam mengahadapi China dalam permasalahan Laut Cina Selatan. Klaim terhadap wilayah perairan harus dilakukan sesuai dengan Hukum Laut (UNCLOS) 1982 yang telah diakui secara universal. Sebagai negara adikuasa, fenomena-fenomena perpolitikan yang terjadi di Amerika Serikat tentunya akan berdampak terhadap negara lain, termasuk Indonesia. Dalam menyikapi dampak-dampak pilpres Amerika Serikat, Indoensia tentunya harus memiliki strategi-strategi yang harus dilakukan setelah pengumuman presiden terpilih. Strategi yang dilakukan tentunya berbeda untuk setiap kandidat karena visi dan misi serta cara kerja yang sangat berbeda. Kemenangan salah satu pihak akan turut memberikan pengaruh terhadap sektor-sektor di Indonesia terutama sektor perekonomian. Bagaimana cara Indonesia menyikapi hal ini dan mejalin kerjasama dengan siapapun presiden terpilih akan menjadi penyelamat perekonomian Indonesia kedepannya. Jangan sampai kemenangan salah satu pihak menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi turun drastis dan menyebabkan perekonomian Indonesia kembali melemah.