Anda di halaman 1dari 4

Resume Vaksinasi pada Ayam

Susunan darah terdiri 55% plasma (protein, air, dan larutan lainnya) dan 45% formed element
(platelets, leukosit, dan eritrosit). Leukosit yang ada pada unggas meliputi limphosit, eosinofil,
basophil, heterofil, monosit. Sistem kekebalan pada unggas terdiri dari kekebalan primer (bursa
fabricius, timus, dan sumsum tulang belakang) dan kekebalan sekunder (GALT, CALT, BALT,
limpa dan kelenjar herderian). Pada saluran pencernaan terdapat Gut Associated Limphoid
Tissues seperti peyer patches, seka tonsil, merkel diverticulum, esophageal dan pyloric tonsil.
Sel imun terdiri dari leukosit, plasma sel (membuat dan mensekresikan antibodi sel B dan sel T),
makrofag, dan sel mast. Sistem imun non spesifik pada saat pertahanan awal dapat terjadi pada
kulit, membran silia, mukosa dll, sedangkan reaksi inflamasi dapat berupa rumor, tumor, color,
dolor. Kekebalan spesifik bekerja pada patogen yang lolos dari sistem kekebalan non spesifik,
terjadi setelah terkena antigen dan hasil kerja dari limposit B dan T.

Cara sistem imun melawan agen penyakit dimulai dengan makrofag memakan agen dan
memberi sinyal kepada sinyal lain. Kemudian, T helper mengidentifikasi antigen dan akan
mengaktifasi sistem imun berupa sel B. Selanjutnya antibodi akan berikatan dengan agen
penyakit dan memberi sinyal makrofag untuk memakan agen tersebut. Respon kekebalan
primer pada ayam akan mengalami kenaikan titer mulai minggu 1 hingga minggu 2, dan mulai
menurun hingga minggu 4. Selanjutnya kekebalan sekunder, titer akan naik kembali hingga
puncaknya pada minggu ke 5 dan akan berangsur turun sesuai usia ayam.

Vaksin adalah sediaan/preparat biologis yang berasal dari kultur mikroorganisme yang sudah
dilemahkan atau dimatikan tetapi masih mempunyai sifat-sifat immunogenik sehingga apabila
diberikan kepada hewan yang sehat akan merangsang pembentukan antibodi (zat kebal) yang
dapat melindungi hewan terhadap serangan mikroorganisme yang sesuai dengan jenis
vaksinnya. Tujuan diberikannya vaksin yaitu untuk memberikan kekebalan secara aktif dan
mencegah timbulnya penyakit karena vaksin dapat merangsang pembentukan zat kebal
terhadap penyakit yang sesuai dengan jenis vaksinnya.

Faktor dalam menyusun program vaksinasi dan aplikasi vaksinasi yaitu tujuan vaksinasi (jangka
pendek dan jangka panjang), tipe lantai kandang, tipe ventilasi, tipe ayam (layer breeder atau
layer komersial), penggunaan antibiotik, ketersediaan SDM, ketersedian vaksin (impor atau
lokal) dan lain lain. Persiapan untuk merencanakan program vaksinasi dengan matang,
persiapan Man power, persiapan peralatan vaksinasi, pastikan terlebih dahulu jumlah ayam
yang akan divaksin. Pastikan jumlah volume vaksin yang akan digunakan, hitung total dosis
untuk per kandag, total berapa vial/ botol untuk per kandag, akurasi dosis untuk meminimalisir
vaksin yang terbuang untuk efisiensi cost vaccine.
Vaksin terdiri dari vaksin hidup (live vaksin) dan vaksin mati (kill vaksin). Keunggulan vaksin
hidup yaitu proteksi segera terbentuk, dapat diberikan secara masal dan harga relatif
terjangkau. Adapun kelemahan vaksin hidup yaitu adanya reaksi setelah vaksinasi, proteksi
berlangsung lebih pendek, penanganan harus lebih hati hati. Vaksin hidup diterapkan untuk
mencegah penyakit ND, avian enchepalitis, fowl pox, marek disease, reovirus, IBD, dan lain lain.
Keberhasilan vaksinasi tergantung pada saat handling vaksin, aplikasi vaksin, dan kondisi ayam
harus baik. Namun demikian, kegagalan vaksinasi dapat disebabkan oleh kesalahan aplikasi,
vaksinasi tidak merata, ada imunosupresi, maternal antibodi masih tinggi, ayam dalam keadaan
subklinis atau tidak sehat, dan virus lapangan tidak sesuai dengan virus yang terkandung dalam
vaksin. Metode aplikasi dapat berupa injeksi, tetes mata, tetes mulut, air minum, spray, dan
spray feed tergantung dari jenis penyakit.

Vaksin mati memiliki keunggulan seperti tidak ada reaksi vaksinasi, proteksi berlangsung lama,
bukan agen penularan. Namun memiliki kelemahan, seperti respon kekebalan lambat, aplikasi
harus individual, diperlukan vaksinasi primer, dan harga per-dosis mahal. Contoh penyakit yang
dicegah dengan vaksin mati yaitu IB, ND, egg drop syndrom, IBD, reovirus, coryza, adapun
aplikasinya dapat secara intramuskular atau subkutan. Cara vaksinasi untuk individu dilakukan
dengan tetes mata, tetes hidung, dan injeksi, sedangkan vaksinasi masal dilakukan dengan air
minum, aerosol, spray.

Vaksinasi secara tetes mata dan hidung diperlukan alat berupa pelarut dan botol penetes.
Adapun caranya yaitu dilarutkan vaksin dalam pelarut yang dingin. Kepala diposisikan
horisontal, sehingga vaksin tidak cepat bergulir. Tetes hidung dan tutup salah satu lubang
hidung. Biarkan tetesan menghilang ke dalam rongga mata atau rongga hidung.

Vaksinasi metode injeksi diperlukan peralatan seperti alat suntik steril, jarum suntik dengan
panjang 0,5 inchi, diameter 19 G untuk ayam umur > 6 minggu dan 22 G untuk Ayam umur < 6
minggu. Jarum diganti setiap selesai 1 vial vaksin (1000 ekor) atau saat jarum sudah tidak tajam
lagi. Injeksi dapat dilakukan secara subkutan atau intramuskular di otot dada atau paha.
Vaksinasi metode tusuk sayap diperlukan alat berupa jarum penusuk khusus. Adapun cara yang
dilakukan yaitu mencelupkan jarum ke dalam larutan vaksin. Merentangkan salah satu sayap.
Tusuk ke bagian yang tidak ada pembuluh darah dan otot.

Vaksinasi metode air minum dilakukan 24 jam sebelum vaksinasi, peralatan dan air yang
digunakan harus bebas dari residu antibiotika dan disinfektan/chlorine. Puasakan ayam 1 – 2
jam sebelum vaksinasi atau pemberian dilakukan pada saat waktu makan di pagi hari. Hitung
kebutuhan air untuk vaksin sesuai umur dan jumlah ayam, tempatkan dalam ember plastik yang
bersih. Larutkan susu skim 2 – 4 gram per liter air secara merata. Larutkan vaksin ke dalam air
yang sudah diberi susu skim, aduk sampai rata. Tuangkan campuran vaksin ke dalam tempat
minum. Setelah larutan vaksin dikonsumsi sampai habis, berikan air biasa dan vitamin.
Vaksinasi metode air minum ada beberapa yang harus diperhatikan, seperti usahakan setiap
ayam mendapat larutan vaksin secara merata, berikan vaksin secepatnya setelah dilarutkan,
menggunakan air bersih, jernih, dingin dan bebas dari residu obat dan disinfektan. Hindarkan
vaksin terkena sinar matahari langsung. Vaksinasi metode air minum dapat disalurkan melalui
drinkers yang terdiri beberapa tipe seperti drinkers, mini drinkers, plasson drinkers, nipple
drinkers, drip cup system.

Metode vaksinasi spray berupa semakin kecil ukuran partikel dari larutan vaksin makin jauh /
dalam virus vaksin dapat mencapai seluruh permukaan di saluran pernafasan, makin baik
kekebalan dan perlindungan yang terbentuk, tetapi makin kuat juga reaksi yang timbul sesudah
vaksinasi. Hasil penelitian menunjukkan 95-100% perlindungan dengan metode vaksinasi spray
dan 60-90% perlindungan dengan metode air minum. Hal-hal penting yang harus diperhatikan
vaksinasi metode spray yaitu air bersih, jernih, dingin, tidak mengandung residu
disinfektan/chlorine. Jika perlu ditambahkan Glycerin 2 % dari larutan. Pastikan tekanan sprayer
stabil di 2 bar. Pelaksanaan vaksinasi spray harus dilakukan secara teliti. Sebaiknya dilakukan
pada pagi/sore hari saat temperatur rendah. Cara semprotan kasar untuk DOC yaitu dengan
membuat barisan box DOC. Menutup ventilasi kandang jika angin kencang. Jarak semprot 30-40
cm di atas kepala ayam. Penyemprotan 500 cc air per 1000 dosis. Diamkan ayam dalam boks
selama 30-45 menit sesudahnya. Adapun cara semprotan halus yaitu, usahakan saat vaksinasi,
angin di dalam kandang dalam keadaan tenang.

Vaksinasi dilakukan saat temperatur kandang rendah. Jarak semprot 30 cm. Volume pelarut
untuk kandang postal 500 cc per 1000 dosis sedangkan untuk kandang batterei 1000 cc per
1000 dosis. Pembersihan dan perawatan peralatan spray dilakukan dengan membersihkan
sprayer segera setelah digunakan untuk vaksinasi. Cuci bagian dalam dan luar. Jangan
menggunakan disinfektan. Pompakan air bersih berulang-ulang. Nozzle dan saringan dilepas,
dibersihkan dan biarkan kering. Setelah dibersihkan simpan di tempat kering, bersih, tidak
lembab, tidak kena sinar matahari dan debu. Peralatan hanya digunakan untuk vaksinasi.

Kegagalan vaksinasi dapat disebabkan oleh kesalahan aplikasi teknik dan jadwal vaksin tidak
merata (air minum), ada imunosupresi (Marek, IBD, CAA, Mycotoxicosis, Stress dll), maternal
antibodi masih terlalu tinggi. Ayam dalam keadaan subklinis/tidak sehat. Virus lapangan tidak
sesuai dengan virus yang terkandung dalam vaksin. Adapun untuk mencegah kegagalan
vaksinasi yaitu harus memperhatikan penyimpanan vaksin. Perhatikan masa kadaluwarsa,
nomor seri. Petunjuk dari pabrik vaksin. Segel penutup jangan dibuka sampai siap digunakan.
Perencanaan sebelum vaksinasi. Pelarut dan air yang digunakan. Berikan vaksin hanya pada
ayam yang sehat.

Pembuatan program vaksinasi harus memerhatikan epidemiologi penyakit di suatu daerah. Tipe
ayam (Broiler, Layer, Broiler Breeder, Layer Breeder). Dapat memberikan proteksi ke anak ayam
(Breeder). Pemilihan vaksin disesuaikan dengan serotype virus di lapangan. Monitoring hasil
vaksinasi. Menentukan waktu vaksinasi berdasarkan konsumsi air minum terbanyak untuk
vaksinasi air minum. Adapun metode lain sama baiknya, namun grower lebih baik pagi
sedangkan layer lebih baik sore terkait dengan produksi telur dan koleksi telur.

Anda mungkin juga menyukai