Anda di halaman 1dari 5

ISBN 978-623-7482-47-5

PEMANFAATAN TANAMAN BIOFARMAKA SEBAGAI BAHAN JAMU


SERBUK UNTUK MENINGKATKAN IMUN TUBUH

I Dewa Ketut Sastrawidana1, Luh Putu Ananda Saraswati2


1,2Jurusan Kimia FMIPA UNDIKSHA

Email: ketut.sastrawidana@undiksha.ac.id

ABSTRACT

This community service program is focused on empowering members of the PKK group in the
Baktiseraga village on diversification of traditional herbal product. The program is carried out by conducting
biopharmaca plant education which includes the name of the plant, the content of the active substance and its
benefits for health, then followed by technical guidance on the manufacture of powdered herbal medicine from
ginger. The herbal powder of ginger was assessed by 20 panelists to measure the level of preference for the
powdered herbal products produced. The results of the activity show that there is an increase in the knowledge
and skills of PKK members who are activists of fresh herbal medicine to utilize local plants in diversifying the
herbal products produced. The hedonic test results show that the panelists' preference for powdered herbal
medicine products made from ginger is in the very like category based on color parameters while the category
likes aspects of flavor and texture.

Keywords: biopharmaca plant, herbal ginger, hedonic test, community service program

ABSTRAK

Kegiatan pengabdian ini difokuskan pada pemberdayaan anggota kelompok PKK desa Baktiseraga
penggiat jamu tradisional untuk mendisversifikasi produk jamu dengan memanfaatkan tanaman biofarmaka jenis
empon-empon sebagai bahan dasar pembuatan jamu instan berbentuk serbuk untuk meningkatkan imunitas
tubuh. Kegiatan dilakukan dengan melakukan edukasi tanaman biofarmaka yang meliputi nama tanaman,
kandungan zat aktif dan manfaatnya bagi kesehatan kemudian dilanjutkan dengan bimbingan teknis tentang
pembuatan jamu serbuk dari temulawak. Jamu serbuk temulawak tersebut dinilai oleh 20 orang panelis untuk
mengukur tingkat kesukaan panelis terhadap produk jamu serbuk yang dihasilkan. Hasil kegiatan menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota PKK penggiat jamu segar untuk
memanfaatkan tanaman lokal dalam mendisversifikasi produk jamu yang dihasilkan.Hasil uji hedonik diperoleh
tingkat kesukaan panelis terhadap produk jamu serbuk berbahan temulawak berada pada katagori sangat suka
berdasarkan parameter warna sedangkan katagori suka pada aspek aroma dan tekstur.

Kata kunci: tanaman biofarmaka, jamu serbuk temulawak, uji hedonik, pengabdian kepada masyarakat

PENDAHULUAN segar berbahan dasar jahe yang


dikombinasikan dengan ekstrak bawang merah
Indonesia memiliki sumber daya alam berupa mengandung senyawa eleutherol gingerol dan
tanaman herbal berkhasiat obat yang zingiberene secara berturut-turut sebesar
melimpah, namun baru sebagian kecil saja 88,79%; 1,18% dan 10,03%. Senyawa-
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat senyawa ini berperan untuk meningkatkan
tradisional. Beberapa tanaman herbal jenis imunitas tubuh.
empon-empon seperti kunyit dan kencur Dewasa ini, terlebih dimasa pandemi Covid-
(Pudiastutiningtyas et al., 2015), kayu secang 19, terjadi perubahan gaya hidup masyarakat
dan keji beling (Ismono et al., 2018) kearah back to nature dengan mengkonsumsi
digunakan bahan baku minuman segar untuk jamu herbal maupun obat tradisional lainnya
kesehatan. Rifkowaty E.E dan Martanto, untuk meningkatkan imun tubuh. Berdasarkan
(2016), melakukan uji kandungan minuman peraturan kepala BPOM tahun 2014, jamu

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1117


ISBN 978-623-7482-47-5

dikatagorikan sebagai obat tradisional sehingga biofarmaka jenis empon-empon seperti temu
wajib diproduksi dengan memenuhi standar lawak, jahe, bawang putih dan kunyit untuk
cara pembuatan obat tradisional yang baik. pembuatan jamu serbuk instan serta,
Beberapa anggota PKK desa Baktiseraga kandungan bahan aktif pada empon-empon dan
memproduksi jamu tradisional baik untuk manfaatnya bagi kesehatan. Pada tahap
keperluan sendiri maupun sebagian untuk bimbingan teknis, peserta dibimbing secara
dijual. Permasalahan pokok dihadapi dalam teknis dalam pembuatan sari atau ekstrak
mengembangkan jamu dibedakan menjadi dua tanaman biofarmaka lokal yang dilanjutkan
aspek permasalahan yaitu aspek masa simpan dengan pembuatan jamu berbentuk serbuk.
produk jamu dan pengetahuan sumber daya Pembuatan jamu serbuk instan yang dilatihkan
manusia dalam melakukan inovasi produk. adalah menggunakan bahan temu lawak
Jamu yang dihasilkan oleh anggota PKK dengan tahapan proses sebagai berikut:
Baktiseraga hanya dalam bentuk cair dengan
masa simpan hanya satu hari sehingga kalau Pemarutan temulawak
jamu segar tidak laku terjual maka akan
terbuang secara percuma. Kemampuan SDM
masih terbatas untuk dapat memanfaatkan Pembuatan sari temulawak
tanaman biofarmaka lokal sebagai bahan jamu (1 kg bahan : 800 mL air)
dalam bentuk serbuk.
Untuk mengatasi permasalahan pokok yang Pendiaman
dihadapi anggota kelompok PKK desa ( ±30 menit)
Baktiseraga penggiat usaha jamu segar, maka
melalui program pengabdian kepada
Penyaringan sari temulawak
masyarakat skim penerapan IPTEKS mencoba
(menggunakan kain kasa)
meningkatkan pengetahuan dengan
memberikan edukasi tentang jenis-jenis
tanaman biofarmaka lokal sebagai bahan dasar Pendiaman
jamu berkasiat obat. Diversifikasi produk jamu (± 30 menit)
berbentuk serbuk memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan jamu cair,
Pemanasan
diantaranya bersifat praktis dan cepat dalam (1 kg bahan:800 ml air: 250 g gula)
penyajiannya, serta memiliki daya simpan
yang relatif lama.
Serbuk Temu lawak
METODE

Tempat Pelaksanaan Gambar 1. Diagram pembuatan jamu serbuk


Kegiatan pengabdian tentang edukasi instan
pemanfaatan tanaman biofarmaka lokal
sebagai bahan jamu serbuk instan dilakukan di Proses pembuatan jamu serbuk instan
kantor Perbekel desa Baktiseraga yang dihadiri diawali dari pemarutan sebanyak 1000 gram
oleh 20 orang anggota PKK desa Baktiseraga. temulawak yang telah dibersihkan kemudian
dicampurkan dengan 800 mL air. Campuran
Pengumpulan Data didiamkan sekitar 30 menit agar proses
Metode yang digunakan adalah metode ekstraksi sari temu lawak berlangsung optimal.
edukasi dan bimbingan teknis. Pada tahap Tahap selanjutnya dilakukan pemisahan sari
edukasi, peserta dikenalkan tanaman temu lawak dengan ampas dengan penyaringan

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1118


ISBN 978-623-7482-47-5

menggunakan kain kasa. Sari temu lawak yang


diperoleh didiamkan kembali sekitar 30 menit
untuk memisahkan getah yang terkandung
dalam sari temu lawak yang memberikan rasa
pahit pada jamu. Setelah pendiaman 30 menit,
sari temu lawak dipanaskan dengan api kecil
sambil diaduk secara terus menerus.
Selanjutnya ditambahkan gula sedikit demi
sedikit sambil dipanaskan sampai nantinya
membentuk serbuk temu lawak. Jumlah gula Gambar 2. Edukasi tanaman biofarmaka
yang ditambahkan dengan perbandingan 1000
gram temu lawak: 250 gram gula. Untuk Beberapa tanaman biofarmaka lokal yang
menghasilkan ukuran serbuk yang lebih kecil banyak dijumpai disekitar kita yang potensial
dan homogen, dilakukan penghancuran serbuk dimanfaatkan sebagai minuman kesehatan
menggunakan mesin blender. Serbuk instant disajikan pada Tabel 1.
temu lawak di tes secara hedonik melibatkan
20 panelis non standar dengan parameter tes Tabel 1. Tanaman biofarmaka dan
meliputi tekstur, aroma dan rasa sesuai dengan manfaatnya bagi kesehatan
SNI 01-2346-2006. Penilaian hedonik Tanaman Manfaat
menggunakan skala 9 yaitu amat sangat tidak Temulawak Antioksidan, anti inflamasi,
suka (skor 1),sangat tidak suka (skor 2), tidak penambah nafsu makan,penawar
suka (skor 3), agak tidak suka (skor 4), netral racun dan mengobati penyakit kulit
(skor 5), agak suka (skor 6), suka (skor 7), Jahe Obat asma, sakit tenggorokan,
sangat suka (skor 8), dan amat sangat suka masuk angina, mual-mual dan
mengobati sakit pinggang
(skor 9)
Kencur Melancarkan metabolism,
penambah nafsu makan, obat sakit
HASIL DAN PEMBAHASAN kepala dan batuk
Kunyit Antioksidan, mencegah leukemia,
Edukasi Tanaman Biofarmaka untuk Jamu penuaan, sakit maag dan untuk diet

Edukasi dan sosialisasi tanaman biofarmaka


Lengkuas Mencegah radang, luka lambung,
lokal sebagai bahan jamu serbuk berkasiat obat obat diare, mengobati penyakit kulit
terutama untuk meningkatkan imunitas tubuh Sumber : Balai penelitian dan Pengembangan
dimasa pandemi Covid-19 ini dilaksanakan Pertanian,Kementerian Pertanian, 2010
pada tanggal 1 Agustus 2020 bertempat di
kantor perbekal desa Baktiseraga. Kegiatan ini Minuman kesehatan berbahan temulawak
dihadiri oleh 20 orang anggota PKK desa sangat bermanfaat bagi kesehatan seperti untuk
Baktiseraga. Beberapa tanaman biofarmaka menambah nafsu makan, sebagai zat
lokal yang diperkenalkan sebagai bahan jamu antioksidan, anti inflamasi, penawar racun dan
serbuk berkasiat untuk meningkatkan imunitas mengobati penyakit kulit. Manfaat tersebut
tubuh diantaranya jamu, kunyit, temu lawak, dikaitkan dengan kandungan kimia yang
bawang putih dan lengkuas. terdapat pada temulawak tersebut. Hayani
(2006) melakukan analisis kuantitatif dan
kualitatif terhadap senyawa kimia rimpang
temulawak. Pada analisis kuantitatif rimpang
temulawak dilaporkan bahwa rimpang
temulawak mengandung minyak atsiri 3,81%;

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1119


ISBN 978-623-7482-47-5

kurkumin 2,29%; serat 12,62%. Dari hasil


analisis kualitatif rimpang temulawak
diperoleh senyawa kimia pada rimpang terdiri
dari alkaloid, plavonoid, fenolik, glikosida,
steroid dan triterpenoid.
Jahe merupakan tanaman yang tergolong
empon-empon yang sudah dikenal untuk
digunakan sebagai minuman penghangat
tubuh. Antioksidan pada jahe berpungsi zat
pencegah radikal bebas yang bisa
menimbulkan kerusakan pada sel-sel tubuh,
Kandungan Gingerol pada jahe berpungsi
untuk meningkatkan kekebalan tubuh
sedangkan Oleoresin dan Flavonoid sebagai
anti inflamasi dan minyak atsiri sebagai zat
antimikroba.
Kencur apabila sudah diolah menjadi minuman
dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
mencegah dan menghilangkan masuk angina
yang disebabkan oleh kandungan kimia kencur
seperti minyak atsiri saponin, flavonoid, dan
polifenol (Setyawan, 2012)

Bimbingan Teknis Pembuatan Jamu


Serbuk Berbahan Temulawak Gambar 3. Alur pembuatan jamu serbuk
temulawak
Dipilihnya empon-empon berupa temulawak
yang dilatihkan ke peserta dalam pembuatan Uji Organoleptik Jamu Serbuk Instan
jamu serbuk instan karena jamu temu lawak Pengujian organoleptik menggunakan
sangat baik untuk kesehatan. Kandungan indra manusia sebagai alat utama untuk
kurkumin, fenol pada temu lawak berperan menilai suatu produk. Pengujian organoleptik
sebagai antioksidan yang untuk menangkal produk jamu serbuk instant emu lawak hasil
adanya radikal bebas. Kegiatan bimbingan pelatihan menggunakan uji hedonik yang
teknis dilakukan dimulai dari cara pembuatan mengukur tingkat kesukaan panelis terhadap
sari temu lawak, pemisahan getah dari sari jamu serbuk instan yang dihasilkan. Hasil
temu lawak dan pembuatan jamu serbuk penilaian hedonik disajikan seperti pada
instan. Gambar 4 berikut.

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1120


ISBN 978-623-7482-47-5

2. Jamu serbuk instan menggunakan bahan


temulawak mendapat respon positif dari
10
peserta pelatihan dengan tingkat kesukaan
R 8 berada pada katagori sangat suka untuk
e 6
parameter warna sedangkan katagori suka
s pada parameter aroma dan tekstur jamu
p 4 serbuk.
o 2
n DAFTAR RUJUKAN
0
warna aroma tekstur
Badan Standarisasi Nasional: Standar Nasional
Parameter uji Indonesia (SNI) 01-2346-2006 Tentang
Gambar 4. Hasil penilaian hedonik petunjuk pengujian organoleptik.
Hayani E. (2006). Analisis kandungan kimia
Gambar 4, menunjukkan bahwa tingkat rimpang temulawak. Temu teknis
kesukaan panelis terhadap jamu serbuk instan nasional tenaga fungsional pertanian.
yang dibuat menggunakan temu lawak berada Balai Penelitian Tanaman Rempah.
pada katagori suka sampai sangat suka dengan Bogor.
indicator penilaian meliputi warna serbuk, Ismono., Suyatno., Hidajati N. (2018).
aroma dan tekstur serbuk. Hasil uji hedonik Pelatihan pembuatan serbuk minuman
menununjukkan warna jamu serbuk instant herbal instan untuk warga desa Jajar,
temulawak sangat disukai sedangkan Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
teksturnya katagori disukai hal ini disebabkan ABDI, 3(2): 76-83.
ukuran butiran serbuk nampak tidak homogen. Pudiastutiningtyas, N., Mubin N., Laras Intan
S. Kusumayanti H. (2015). Diversifikasi
kunyit dan sebagai minuman herbal.
SIMPULAN Metana, 11(1):13-20.
Rifkowaty E.E., Martanto. (2016). Minuman
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan P2M fungsional serbuk instan jahe dengan
tentang edukasi tanaman biofarmaka lokal dan variasi penambahan ekstrak bawah
pengenalan cara pembuatan jamu serbuk instan mekah sebagai pewarna alami. Jurnal
menggunakan temulawak dapat diambil Teknik Pertanian Lampung, 4(4): 315-
beberapa kesimpulan: 324.
1. Ada peningkatan pengetahuan dan Setyawan, E,. Putratama, P. (2012). Optimasi
motivasi dari anggota kelompok PKK Yield Etil P -Metoksisinamat pada
penggiat usaha jamu terhadap bahan- Ekstrak Oleoresin kencur (Kaemferia
bahan biofarmaka lokal untuk digunakan galangal) Menggunakan pelarut etanol.
mendisversifikasi usaha jamu. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 1 (2):

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1121

Anda mungkin juga menyukai