Email: ketut.sastrawidana@undiksha.ac.id
ABSTRACT
This community service program is focused on empowering members of the PKK group in the
Baktiseraga village on diversification of traditional herbal product. The program is carried out by conducting
biopharmaca plant education which includes the name of the plant, the content of the active substance and its
benefits for health, then followed by technical guidance on the manufacture of powdered herbal medicine from
ginger. The herbal powder of ginger was assessed by 20 panelists to measure the level of preference for the
powdered herbal products produced. The results of the activity show that there is an increase in the knowledge
and skills of PKK members who are activists of fresh herbal medicine to utilize local plants in diversifying the
herbal products produced. The hedonic test results show that the panelists' preference for powdered herbal
medicine products made from ginger is in the very like category based on color parameters while the category
likes aspects of flavor and texture.
Keywords: biopharmaca plant, herbal ginger, hedonic test, community service program
ABSTRAK
Kegiatan pengabdian ini difokuskan pada pemberdayaan anggota kelompok PKK desa Baktiseraga
penggiat jamu tradisional untuk mendisversifikasi produk jamu dengan memanfaatkan tanaman biofarmaka jenis
empon-empon sebagai bahan dasar pembuatan jamu instan berbentuk serbuk untuk meningkatkan imunitas
tubuh. Kegiatan dilakukan dengan melakukan edukasi tanaman biofarmaka yang meliputi nama tanaman,
kandungan zat aktif dan manfaatnya bagi kesehatan kemudian dilanjutkan dengan bimbingan teknis tentang
pembuatan jamu serbuk dari temulawak. Jamu serbuk temulawak tersebut dinilai oleh 20 orang panelis untuk
mengukur tingkat kesukaan panelis terhadap produk jamu serbuk yang dihasilkan. Hasil kegiatan menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota PKK penggiat jamu segar untuk
memanfaatkan tanaman lokal dalam mendisversifikasi produk jamu yang dihasilkan.Hasil uji hedonik diperoleh
tingkat kesukaan panelis terhadap produk jamu serbuk berbahan temulawak berada pada katagori sangat suka
berdasarkan parameter warna sedangkan katagori suka pada aspek aroma dan tekstur.
Kata kunci: tanaman biofarmaka, jamu serbuk temulawak, uji hedonik, pengabdian kepada masyarakat
dikatagorikan sebagai obat tradisional sehingga biofarmaka jenis empon-empon seperti temu
wajib diproduksi dengan memenuhi standar lawak, jahe, bawang putih dan kunyit untuk
cara pembuatan obat tradisional yang baik. pembuatan jamu serbuk instan serta,
Beberapa anggota PKK desa Baktiseraga kandungan bahan aktif pada empon-empon dan
memproduksi jamu tradisional baik untuk manfaatnya bagi kesehatan. Pada tahap
keperluan sendiri maupun sebagian untuk bimbingan teknis, peserta dibimbing secara
dijual. Permasalahan pokok dihadapi dalam teknis dalam pembuatan sari atau ekstrak
mengembangkan jamu dibedakan menjadi dua tanaman biofarmaka lokal yang dilanjutkan
aspek permasalahan yaitu aspek masa simpan dengan pembuatan jamu berbentuk serbuk.
produk jamu dan pengetahuan sumber daya Pembuatan jamu serbuk instan yang dilatihkan
manusia dalam melakukan inovasi produk. adalah menggunakan bahan temu lawak
Jamu yang dihasilkan oleh anggota PKK dengan tahapan proses sebagai berikut:
Baktiseraga hanya dalam bentuk cair dengan
masa simpan hanya satu hari sehingga kalau Pemarutan temulawak
jamu segar tidak laku terjual maka akan
terbuang secara percuma. Kemampuan SDM
masih terbatas untuk dapat memanfaatkan Pembuatan sari temulawak
tanaman biofarmaka lokal sebagai bahan jamu (1 kg bahan : 800 mL air)
dalam bentuk serbuk.
Untuk mengatasi permasalahan pokok yang Pendiaman
dihadapi anggota kelompok PKK desa ( ±30 menit)
Baktiseraga penggiat usaha jamu segar, maka
melalui program pengabdian kepada
Penyaringan sari temulawak
masyarakat skim penerapan IPTEKS mencoba
(menggunakan kain kasa)
meningkatkan pengetahuan dengan
memberikan edukasi tentang jenis-jenis
tanaman biofarmaka lokal sebagai bahan dasar Pendiaman
jamu berkasiat obat. Diversifikasi produk jamu (± 30 menit)
berbentuk serbuk memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan jamu cair,
Pemanasan
diantaranya bersifat praktis dan cepat dalam (1 kg bahan:800 ml air: 250 g gula)
penyajiannya, serta memiliki daya simpan
yang relatif lama.
Serbuk Temu lawak
METODE