PADA
MOTOR BAKAR
By : TEDDY MULYA
teddy.blog.uns.ac.id
teddynum13@ymail.com
Pada motor bakar terdapat dua tipe engine yaitu
spark ignition dan compress ignition.
Pada spark ignition pembakaran bahan bakar
dilakukan oleh busi (spark plug) dimana busi ini akan
memercikan api untuk pembakaran. Untuk
mendapatkan loncatan bunga api listrik, busi ini
terangakai dalam satu sistem pengapian yang
terintegrasi.
Sistem pengapian motor bakar secara garis
besar dibagi dalam tiga tipe yaitu
I. Sistem pengapian konvensional
II. Sistem pengapian elektronik
III. Sistem pengapian digital elektronik
Sedangakan pada compress ignition engine
pembakaran terjadi karena temperatur dari udara
yang tinggi akibat pengkompresaan oleh torak pada
tekanan 2 – 4 Mpa.temperatur udara mencapai
700-900 C.
I. SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
(a)
(b)
Gambar 2 Prinsip kerja unit alat penyala batere yang menggunakan platina
Kondensator
berfungsi untuk mencegah loncatan bunga api diantara celah
kontak pemutus pada saat kontak mulai membuka. dan
berfungsi juga untuk mempercepat pemutusan arus primer
sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder
tinggi
Distributor
berfungsi untuk membagi dan menyalurkan arus tegangan
tinggi ke setiap busi sesuai dengan urutan pengapian
Busi
berfungsi untuk meloncatkan bunga api listrik diantara
kedua elektroda busi didalam ruang bakar, sehngga
pembakaran dapat dimulai
Prinsip terbentuknya bunga api listrik
(spark) alat penyala batere:
(1) Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau
platina (breaker points) tertutup, maka arus listrik akan mengalir
dari batere menuju ke koil yang di dalamnya terdapat kumparan
primer, kumparan sekunder, dan teras besi lunak, sehingga terjadi
medan magnet
(2) Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh
gerakan berputar dari nok (cam) maka medan magnet akan hilang
dan timbul arus induksi pada kumparan sekunder yang mampu
menghasilkan tegangan hingga ± 15000 volt sehingga menimbulkan
loncatan bunga api listrik (spark) pada busi
(3) Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi
spark, termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna
menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina
Gambar 3 . Contoh unit alat penyala batere
motor bensin 2 silinder
Gambar 4. Cara kerja unit alat penyala batere
motor bensin lebih dari 1 silinder
pada saat: (a) platina tertutup, dan
(b) platina terbuka
(a)
(b)
Gambar 5. Contoh cara kerja unit alat penyala
batere motor bensin 4 silinder
Gambar 6. Contoh konstruksi unit alat penyala
batere motor bensin 4 silinder
Cara kerja alat penyala batere motor bensin lebih dari
1 silinder:
(1) Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau
platina (breaker points) tertutup (Gambar 6.a), maka arus listrik
akan mengalir dari batere menuju ke koil yang di dalamnya terdapat
kumparan primer, kumparan sekunder, dan teras besi lunak,
sehingga terjadi medan magnet
(2) Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka
(Gambar 6.b) oleh gerakan berputar dari nok (cam) maka
medan magnet akan hilang dan timbul arus induksi pada
kumparan sekunder.
(3) Poros yang memutar rotor distributor sama dengan poros nok
pemutus arus primer sehingga pada saat terjadi pemutusan arus
primer maka bersamaan itu pula terjadi hubungan antara rotor
distributor dengan salah satu kabel busi sesuai dengan urutan
penyalaannya. Arus induksi yang didistribusikan oleh distributor
tersebut mampu menghasilkan tegangan hingga ± 15000 volt
sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada busi
(4) Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi
spark, termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna
menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina
KELEMAHAN PADA SISTEM
PENGAPIAN KONVENSIONAL