Anda di halaman 1dari 1

KORUPSI DANA BANTUAN SOSIAL (BANSOS) DI MASA PANDEMI COVID-19

Bantuan sosial mulai menjadi program prioritas Pemerintah setelah krisis ekonomi 1997-1998. Kendati
demikian, upaya perlindungan sosial sebernarnya sudah dimulai sejak era Presiden Ir. Soekarno. Namun,
prorgam yang dilakukan terpisah dan beum terintegrasi.

Pandemi Covid-19 yang mewabah di seluruh dunia pada umumnya dan khususnya di Indonesia
membuat perekonomian menjadi menurun. Hal ini mengaktibatkan meningkatnya angka kemiskinan
dan pengangguran. Dalam upaya untuk menekan angka kemiskinan Pemerintah berusaha memberikan
bantuan melalui pengadaan Bantuan Sosial baik Tunai maupun Non-Tunai.

Namun, sangat disanyangkan ketika tujuan yang mulia dalam melawan ketimpangan sosial ini harus
ternoda dengan korupsi. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai ANEKA yang seharusnya dimiliki
oleh setiap ASN.

No. Sub Isu Nilai yang Tidak Diterapkan


1. Kekecewaan Masyarakat dalam Komitmen Mutu:
Bantuan Sosial Non-Tunai yang Tidak mencerminkan nilai efisiensi dalam pembuatan
Diterima bantuan sosial non-tunai. Karena dalam pelaksanaannya
bantuan sosial berupa sembako yang seharusnya bernilai
Rp 200.000 ternyata kurang dari nominal tersebut.
Dalam hal Berorientasi Mutu yang seharusnya menjadi
hal penting malah menjadi hal sebaliknya. Sembako yang
diterima warga dalam paket bansos tidak layak konsumsi.
Hal ini dikarenakan beras yang diterima berkutu,
berwarna kusam dan rasanya berbeda.
2. Korupsi Dana Bantuan Sosial Anti Korupsi:
yang Dilakukan oleh mantan Dalam hal kejujuran pelaku korupsi tidak menerapkan
Menteri Sosial Bernilai Rp 17 M sikap ini. Begitu pula dengan dengan nilai tanggung jawab
yang seharusnya ada pada pelaku ditambah dengan
statusnya sebagai Pelayan Publik kala itu.
Tidak adanya rasa peduli yang tercermin dalam tindakan
korupsi yang dilakukan. Diperparah dengan dana yang
dikorupsi merupakan dana bantuan sosial. Dimana tujuan
dari dana ini adalah untuk membantu masyarakat dalam
menghadapi situasi sulit selama pandemi Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai