Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Hardness Tester

Hasil percobaan Hardness Tester menggunakan alat uji MH600

Hardness Tester, di tunjukkan pada tabel di bawah ini :

 Jenis pengujian : Hardness Tester Rockwell

 Jenis Spesimen : Baja ST-41

 Bentuk bahan uji : Bulat

Tabel 4.1 Hasil Uji kekerasan pada Baja ST- 41

Tanpa Perlakuan Air Oli Udara


(HRB) (HRB) (HRB) (HRB)
Titik 1 59,0 85,0 84,1 80,0
Titik 2 67,7 75,2 70,2 80,0
Titik 3 75,9 79,1 74,6 70,6
Titik 4 82,3 75,4 77,3 64,2
Titik 5 75,3 73,2 76,4 75,5
Rata-Rata
72,7 77,8 76,8 74,5
Sumber: Data Pengamatan Praktikum 2020

Muhammad Adha
1910816210003
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

4.2 Grafik Pengujian

Berikut ini adalah hasil pengujian hardness tester menggunakan alat

MH600 Hardness Tester terhadap spesimen baja ST-41 yang di tuangkan

dalam bentuk grafik, dengan tanpa perlakuan, pendinginan dengan air,

pendinginan dengan udara, dan pendinginan dengan oli.

Grafik 4.1 Hasil HRB dengan media pendingin dan tanpa perlakuan
(Sumber: Data Pengamatan Praktikum 2020)

Dari percobaan di atas pada uji penekanan dengan alat MH600

hardness tester, hasil kekerasan dari 5 titik yang diuji dengan tanpa

perlakuan pada titik 1 adalah 59, pada titik 2 adalah 67,7, pada titik 3

adalah 75,9, pada titik 4 adalah 82,3, pada titik 5 adalah 75,3, dan

diperoleh hasil rata-ratanya adalah 72,7. Selanjutnya dengan pendinginan

air diperoleh hasil pada titik 1 adalah 85, pada titik 2 adalah 75,2 ,pada

Muhammad Adha
1910816210003
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

titik 3 adalah 79,1 ,pada titik 4 adalah 75,4 ,dan pada titik 5 adalah 73,2

dan diperoleh hasil rata-ratanya adalah 77,8. Selanjutnya pada

pendinginan dengan udara diperoleh hasil pada titik 1 adalah 84,1 , pada

titik 2 adalah 70,2 ,pada titik 3 adalah 74,6 ,pada titik 4 adalah 77,3 ,dan

pada titik 5 adalah 76,4 ,sehingga diperoleh hasil rata-ratanya adalah

76,8. Selanjutnya yang terakhir pendinginan dengan oli diperoleh hasil

kekerasan pada titik 1 adalah 80, pada titik 2 adalah 80, pada titik 3

adalah 70,6 ,pada titik 4 adalah 64,2 , dan pada titik 5 adalah 75,5

,sehingga diperoleh hasil rata-ratanya adalah 74,5.

4.3 Pembahasan

Pada media pendingin air terjadi proses quenching yang cepat

sehingga memperoleh nilai kekerasan yang baik. Air memberikan

pendinginan yang sangat cepat, yang menyebabkan tegangan dalam,

distorsi, dan retakan yang membuat baja memiliki kekerasan yang baik.

Untuk udara sebagai media pendingin lebih lunak jika dibandingkan

dengan air, maka kemungkinan adanya tegangan dalam, distorsi, dan

retakan lebih kecil. Oleh karena itu medium udara tidak menghasilkan baja

sekeras yang dihasilkan pada medium air.

Dibanding dengan dengan media air dan udara, karena pada

proses tanpa perlakuan ini tidak mengalami proses heat treatment

sehingga kekerasan tidak mengalami kenaikan.

Quenching dengan media oli menghasilkan kekerasan yang lebih

tinggi daripada udara dan tanpa perlakuan. Pendinginan yang lambat

Muhammad Adha
1910816210003
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

kemungkinan adanya tegangan dalam dan distorsi yang lebih kecil

dibanding dengan media pendingin lainnya, sehingga media udara tidak

menghasilkan kekerasan yang lebih baik.

Jadi dari hasil praktimum uji kekerasan ini diperoleh hasil baja yang

memiliki kekerasan yang paling tinggi adalah pada baja dengan media

pendingin pada air dibanding dengan media pendingin udara, oli, dan

tanpa perlakuan.

Muhammad Adha
1910816210003
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan pengujian kekerasan pada spesimen baja ST-

41 didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Jadi dari hasil praktimum uji kekerasan ini diperoleh hasil baja yang

memiliki kekerasan yang paling tinggi adalah pada baja dengan

media pendingin pada air dibanding dengan media pendingin udara,

oli dan tanpa perlakuan.

2. Dari hasil praktikum, rata-rata nilai tertinggi adalah dengan media air:

(77,8 HRB), oli (76,8 HRB), udara (74,5 HRB), dan tanpa perlakuan

(72,7 HRB).

3. Harga kekerasan Rockwell di notasikan dengan simbol HR yang

didahului dengan harga kekerasannya dilengkapi dengan huruf yang

menunjukkan skala A, B, dan C. Pada pengujian kekerasan material

dengan metode Rockwell untuk Skala A biasanya digunakan pada

material carbide cemetite, baja tipis dan baja dengan lapisan keras

yang tipis. Skala B yang biasanya diaplikasikan pada material yang

lunak, seperti paduan-paduan tembaga, paduan aluminium dan baja

lunak, dengan menggunakan indentor bola baja berdiameter 1/16"

dan beban total sebesar 100 kgf. Sedangkan skala C diaplikasikan

Muhammad Adha
1910816210003
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

untuk material-material yang lebih keras, seperti besi tuang, bahan –

bahan yang lain yang lebih keras dan banyak paduan-paduan baja

dengan beban total sampai 150 kgf.

5.2 Saran

Saran saya untuk praktiukum Rockwell ini mahasiswa harus

memahami cara menggunakan alat Hardness Tester ini agar saat

melakukan proses perhitungan menggunakan alat ini mahasiswa tidak

kebingungan, dan mahasiswa harus mengetahui bagaimana cara

mengkalibrasi alat tersebut.

Muhammad Adha
1910816210003

Anda mungkin juga menyukai