A021181355
Soal Wajib
2.
1. Leader mampu melihat terlebih dahulu sebelum orang lain melihat
Leader seperti orang yang berdiri di puncak gunung. Ia mampu melihat kondisi sekeliling
lebih komprehensif dibanding pengikutnya yang ada di bawah gunung. Yang ia lihat bukan
hanya keadaan saat ini tapi juga tren masa depan. Inilah yang dimaksud dengan leader visioner.
Ia mampu membaca pergerakan dari masa lalu dan masa kini untuk memprediksi apa yang akan
terjadi di masa depan.
2. Leader menjadi role model bagi orang lain
Cara terbaik untuk membangun kredibilitas tinggi adalah dengan memberikan contoh
baik dalam berperilaku. Jika Anda menuntut banyak hal dari anggota tim maka sebagai leader
Anda pun bersedia menetapkan standar tinggi untuk diri sendiri. Tetapkan perkataan dan
perbuatan dalam satu garis lurus untuk membangun kepercayaan dan membuat tim sukarela
mengikuti contoh yang Anda tunjukkan.
3. Leader menunjukkan integritas
Seorang pemimpin yang berintegritas memiliki nilai-nilai baik dalam membuat
keputusan, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka bisa menetapkan garis tegas
antara benar dan salah dan mendapatkan penghargaan dari orang lain atas ketulusan, prinsip,
etika dan sikap konsisten yang dimilikinya. Menunjukkan integritas melalui perilaku sehari-hari
akan membuat Anda di posisi leadership mendapatkan kesetiaan, kepercayaan, dan penghargaan
dari anggota tim.
4. Leader berkomunikasi secara efektif
Kemampuan berkomunikasi secara efektif, ringkas, dan bijaksana merupakan keahlian
yang krusial dari seorang pemimpin. Komunikasi melibatkan banyak hal, bukan hanya tentang
mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian dan merespon dengan baik, tetapi juga berbagi
informasi yang berkualitas, mengajukan pertanyaan cerdas, terbuka atas ide dan gagasan baru,
menjernihkan kesalahpahaman, dan juga berkomunikasi untuk menginspirasi dan menyemangati
anggota tim.
5. Leader memberdayakan orang lain
Seorang pemimpin hebat memahami satu hal, yaitu orang akan mencurahkan kemampuan
terbaiknya jika mereka percaya yang sedang dilakukannya memiliki arti. Pemimpin yang baik
mampu mengkomunikasikan tujuan dan tenggat waktu yang jelas pada tim, namun memberikan
kebebasan pada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai cara mereka. Berikan tantangan
dengan harapan tinggi dan semangat agar karyawan bisa lebih kreatif dan inovatif.
6. Leader memberikan motivasi dan inspirasi
Para pemimpin hebat mau meluangkan waktu memetakan kekuatan, kebutuhan dan
prioritas dari anggota tim sehingga mereka bisa bergerak maju dengan gairah, antusiasme,
inspirasi dan motivasi. Cara seperti ini akan membantu Anda menemukan cara terbaik untuk
memotivasi anggota tim. Buatlah anggota tim merasa bahwa semua usaha mereka memberikan
perbedaan berarti dan doronglah perkembangan potensi mereka dengan kejelasan tujuan dan
tantangan.
7. Leader bersikap terbuka atas ide dan gagasan baru
Perubahan itu tidak dapat dihindari dan hal ini harus dipahami oleh seorang pemimpin.
Menjadi sosok yang terbuka atas ide, gagasan, dan perspektif orang lain yang berbeda karena
setiap individu memiliki perspektif unik yang dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi tim.
5.
Komunikasi Asertif adalah gaya komunikasi saat individu secara jelas menyatakan pendapat dan
perasaan mereka untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak mereka tanpa melanggar hak asasi
orang lain. Tujuan dari komunikasi asertif adalah untuk mendapatkan dan memberikan rasa
hormat, fair play, dan membuka ruang untuk kompromi ketika hak-hak dan kebutuhannya
menemui konflik dengan orang lain. Saat menyampaikan berita yang tidak menyenangkan ini,
sebaiknya Anda memilih cara berkomunikasi yang tidak terlalu formal lakukan pendekatan, dan
usahakan menyampaikannya dengan cara yang tidak terlalu to the point. Penyampaian yang
terlalu langsung dapat menimbulkan syok. Kabar PHK sudah pasti mendatangkan akibat terkejut,
sedih tersinggung karena merasa tidak cukup layak untuk terus dipakai sebagai karyawan
ataupun sakit hati. Harus diupayakan, agar akibat rasa sakitnya seminal mungkin. Jadi,
pendekatan yang halus dan bijaksana sedikit banyak akan membantu karyawan tersebut tidak
menjadi rendah diri dan putus asa.
6.
Strategi Berkolaborasi atau Collaborating Strategy sering disebut dengan strategi Win-win
(menang-menang). Strategi atau gaya ini berusaha untuk memuaskan semua pihak yang sedang
konflik. Diperlukan diskusi bersama tentang semua permasalahan dan mencari solusi-solusi
terbaik serta diperlukan kejujuran dan komitmen dari semua pihak. Gaya kolaborasi ini adalah
cara yang sangat berguna untuk menggabungkan wawasan dari orang-orang dengan perspektif
yang berbeda tentang suatu masalah dan hasilnya dapat menjadi komitmen yang kuat untuk
solusi dari masing-masing pihak. Dengan kata lain, strategi berkolaborasi ini adalah strategi
“Saya Menang, Anda Menang” atau “I win, You win”.
Soal Pilihan
1.
Pemimpin perlu mempunyai sifat kepemimpinan optimisme karena seorang pemimpin
memegang tanggungjawab yang besar bagi masa depan organisasi yang ia pimpin sehingga
pemimpin harus optimis bahwa ia dapat mengemban tanggungjawab tersebut dan menjalankan
tanggungjawab kepemimpinan dalam organisasi dengan baik, sifat optimisme pemimpin juga
dapat bermanfaat untuk menyelesaikan suatu tugas dan hasil yang spesifik sehingga dapat
tercapainya tujuan yang diharapkan.
Namun, sifat pemimpin yang terlalu optimis akan memberi dampak yang negatif seperti terlalu
berorientasi pada tujuan yang dapat mengubah perilaku pemimpin menjadi pemimpin yang
otoriter sehingga tidak memperhatikan situasi dan kondisi sekitar khususnya bagi pengikutnya
karena dapat menuntut followers untuk melakukan berbagai macam cara, cara yang baik maupun
yang buruk demi mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi atau pemimpin tersebut.
Pemimpin juga perlu memiliki sifat percaya diri yang terkait dengan self-efficacy yang mengacu
pada kepercayaan kuat seseorang bahwa dia berhasil menyelesaikan suatu tugas atau hasil yang
spesifik. Seorang pemimpin harus mampu mengendalikan, mendorong dan mempengaruhi
orang-orang di sekitar untuk mengikuti cara yang ia pilih untuk mencapai tujuan organisasi, dan
rasa percaya diri sangat penting bagi seorang pemimpin.
Rasa percaya diri tersebut akan memberikan suatu keberanian untuk memimpin, mengambil
keputusan dan melakukan tindakan yang berdampak pada banyak orang dan masa depan
organisasi. Pada umumnya, seorang pemimpin yang kurang memiliki rasa percaya diri seringkali
gagal dalam mendorong orang--orang di sekitar organisasi yang ia pimpin dalam mencapai
tujuan yang pada akhirnya berdampak pada orang-orang disekitar dan masa depan organisasi.
4.
10 Peran Manajer dalam Organisasi menurut Mintzberg