Anda di halaman 1dari 9

La Ode Muhammad Masudsar

A021181355

Soal Wajib
2.
1. Leader mampu melihat terlebih dahulu sebelum orang lain melihat
Leader seperti orang yang berdiri di puncak gunung. Ia mampu melihat kondisi sekeliling
lebih komprehensif dibanding pengikutnya yang ada di bawah gunung. Yang ia lihat bukan
hanya keadaan saat ini tapi juga tren masa depan. Inilah yang dimaksud dengan leader visioner.
Ia mampu membaca pergerakan dari masa lalu dan masa kini untuk memprediksi apa yang akan
terjadi di masa depan.
2. Leader menjadi role model bagi orang lain
Cara terbaik untuk membangun kredibilitas tinggi adalah dengan memberikan contoh
baik dalam berperilaku. Jika Anda menuntut banyak hal dari anggota tim maka sebagai leader
Anda pun bersedia menetapkan standar tinggi untuk diri sendiri. Tetapkan perkataan dan
perbuatan dalam satu garis lurus untuk membangun kepercayaan dan membuat tim sukarela
mengikuti contoh yang Anda tunjukkan.
3. Leader menunjukkan integritas
Seorang pemimpin yang berintegritas memiliki nilai-nilai baik dalam membuat
keputusan, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka bisa menetapkan garis tegas
antara benar dan salah dan mendapatkan penghargaan dari orang lain atas ketulusan, prinsip,
etika dan sikap konsisten yang dimilikinya. Menunjukkan integritas melalui perilaku sehari-hari
akan membuat Anda di posisi leadership mendapatkan kesetiaan, kepercayaan, dan penghargaan
dari anggota tim.
4. Leader berkomunikasi secara efektif
Kemampuan berkomunikasi secara efektif, ringkas, dan bijaksana merupakan keahlian
yang krusial dari seorang pemimpin. Komunikasi melibatkan banyak hal, bukan hanya tentang
mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian dan merespon dengan baik, tetapi juga berbagi
informasi yang berkualitas, mengajukan pertanyaan cerdas, terbuka atas ide dan gagasan baru,
menjernihkan kesalahpahaman, dan juga berkomunikasi untuk menginspirasi dan menyemangati
anggota tim.
5. Leader memberdayakan orang lain
Seorang pemimpin hebat memahami satu hal, yaitu orang akan mencurahkan kemampuan
terbaiknya jika mereka percaya yang sedang dilakukannya memiliki arti. Pemimpin yang baik
mampu mengkomunikasikan tujuan dan tenggat waktu yang jelas pada tim, namun memberikan
kebebasan pada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai cara mereka. Berikan tantangan
dengan harapan tinggi dan semangat agar karyawan bisa lebih kreatif dan inovatif.
6. Leader memberikan motivasi dan inspirasi
Para pemimpin hebat mau meluangkan waktu memetakan kekuatan, kebutuhan dan
prioritas dari anggota tim sehingga mereka bisa bergerak maju dengan gairah, antusiasme,
inspirasi dan motivasi. Cara seperti ini akan membantu Anda menemukan cara terbaik untuk
memotivasi anggota tim. Buatlah anggota tim merasa bahwa semua usaha mereka memberikan
perbedaan berarti dan doronglah perkembangan potensi mereka dengan kejelasan tujuan dan
tantangan.
7. Leader bersikap terbuka atas ide dan gagasan baru
Perubahan itu tidak dapat dihindari dan hal ini harus dipahami oleh seorang pemimpin.
Menjadi sosok yang terbuka atas ide, gagasan, dan perspektif orang lain yang berbeda karena
setiap individu memiliki perspektif unik yang dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi tim.

5.
Komunikasi Asertif adalah gaya komunikasi saat individu secara jelas menyatakan pendapat dan
perasaan mereka untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak mereka tanpa melanggar hak asasi
orang lain. Tujuan dari komunikasi asertif adalah untuk mendapatkan dan memberikan rasa
hormat, fair play, dan membuka ruang untuk kompromi ketika hak-hak dan kebutuhannya
menemui konflik dengan orang lain. Saat menyampaikan berita yang tidak menyenangkan ini,
sebaiknya Anda memilih cara berkomunikasi yang tidak terlalu formal lakukan pendekatan, dan
usahakan menyampaikannya dengan cara yang tidak terlalu to the point. Penyampaian yang
terlalu langsung dapat menimbulkan syok. Kabar PHK sudah pasti mendatangkan akibat terkejut,
sedih tersinggung karena merasa tidak cukup layak untuk terus dipakai sebagai karyawan
ataupun sakit hati. Harus diupayakan, agar akibat rasa sakitnya seminal mungkin. Jadi,
pendekatan yang halus dan bijaksana sedikit banyak akan membantu karyawan tersebut tidak
menjadi rendah diri dan putus asa.
6.
Strategi Berkolaborasi atau Collaborating Strategy sering disebut dengan strategi Win-win
(menang-menang). Strategi atau gaya ini berusaha untuk memuaskan semua pihak yang sedang
konflik. Diperlukan diskusi bersama tentang semua permasalahan dan mencari solusi-solusi
terbaik serta diperlukan kejujuran dan komitmen dari semua pihak. Gaya kolaborasi ini adalah
cara yang sangat berguna untuk menggabungkan wawasan dari orang-orang dengan perspektif
yang berbeda tentang suatu masalah dan hasilnya dapat menjadi komitmen yang kuat untuk
solusi dari masing-masing pihak. Dengan kata lain, strategi berkolaborasi ini adalah strategi
“Saya Menang, Anda Menang” atau “I win, You win”.

Gunakan Strategi Berkolaborasi ini pada saat :


 Ketika adanya tingkat kepercayaan yang tinggi
 Ketika kita tidak ingin memiliki tanggung jawab penuh terhadap suatu permasalahan
yang terjadi
 Ketika kita ingin orang lain juga memiliki kepemilikan terhadap solusi yang
dikemukakan.
9.
Kekuasaan ahli, merupakan kekuasaan yang muncul karena seseorang memiliki keahlian atau
kemampuan khusus (Hoy dan Miskel, 2005:210). Setiap pengikutnya akan patuh pada apa yang
dikatakannya karena merasa bahwa ia memiliki pengetahun dan keterampilan yang lebih dari
yang mereka miliki dan bahwa apa yang dimiliki tersebut akan bermakna dan membantu mereka.
Yulk (2010:183) mengidentifikasi bukti dari keahlian seseorang dapat terlihat dari ijasah, lisensi,
dan piagam penghargaan. Akan tetapi, cara yang paling menyakinkan dalam memperlihatkan
keahlian dengan menyelesaikan masalah penting, membuat keputusan yang tepat, memberikan
petunjuk yang bagus, dan berhasil menyelesaikan tantangan dari proyek yang sangat sulit.
10.
Anggota tim yang kompleks cenderung kurang memiliki keinginan untuk berbagi dengan
anggota lain walaupun memiliki tujuan bersama. Didasari adanya keberagaman individu,
sehingga setiap anggota terkadang enggan untuk bersama-sama. Keberagaman adalah suatu
kondisi yang berbeda dalam hal latar belakang pendidikan dan asal daerah serta kepribadian
termasuk didalamnya gaya hidup. Untuk itu diperlukan pengelolaan dan kesimbangan dalam
membangun kerjasama tim yang baik.
Keberagaman dalam sebuah tim sebenarnya bernilai positif dan dapat membawa manfaat
terhadap perusahaan jika setiap anggota dapat menjalin kerjasama tim terhadap anggota lainnya.
Manfaat keberagaman tersebut antara lain:
 Mendatangkan inovasi dan kreativitas.
 Meningkatkan efektivitas kinerja dalam perusahaan.
 Terciptanya interaksi yang lebih luas dan terbuka antar sesama anggota perusahaan.
 Tim dapat lebih fleksibel dalam menghadapi zaman yang terus berubah.
 Kemampuan manajemen eksternal lebih meningkat.
11.
 Gaya komunikasi
Menurut American Psychological Association, wanita cenderung memiliki gaya
kepemimpinan yang lebih kooperatif dan partisipatif. Sementara pria cenderung lebih banyak
memberi perintah dan mengontrol. Mereka lebih berorientasi pada tugas dan pengarahan,
sementara wanita lebih demokratis.
Pria memberikan arahan bagi karyawan mereka, sementara wanita mendorong karyawan
untuk menemukan arah mereka sendiri. Gaya kooperatif melibatkan lebih banyak percakapan
dan mendengarkan, memang membutuhkan lebih banyak waktu tetapi membuat karyawan
merasa lebih dihargai.
 Sistem reward
Wanita sering memotivasi karyawan mereka dengan membantu mereka menemukan harga
diri dan kepuasan dalam bekerja, ini juga berfungsi sebagai reward bagi para karyawan.
Wanita membantu karyawan menemukan identitas mereka dalam pekerjaan yang mereka
lakukan. Laki-laki lebih cenderung menggunakan pendekatan kepemimpinan transaksional
dalam memberikan insentif untuk berhasil dan hukuman bagi yang gagal.
 Self-Branding
Pria cenderung pandai membranding diri mereka sendiri, yang berarti mereka akan membiarkan
orang lain tahu tentang kesuksesan dan kekuatan mereka. Sedangkan wanita lebih cenderung
bersikap rendah hati atau diam tentang prestasi mereka sendiri.
Untuk berhasil menjadi pemimpin, wanita harus belajar branding diri mereka sendiri
dengan berbagi prestasi dan keterampilan mereka. Akan sulit bagi seseorang untuk maju sebagai
pemimpin jika orang tidak memperhatikan kemampuannya. Branding juga membuat pemimpin
lebih menghargai posisinya saat ini.
12.
Perubahan dapat terjadi pada kegiatan yang bersifat rutin dan kontinu, terutama pada kegiatan
yang sifatnya strategic dan tidak berulang-ulang. Perubahan terencana adalah aktivitas perubahan
yang disengaja/direncanakan dan berorientasi pada tujuan. Sedangkan perubahan tidak terencana
merupakan pergeseran aktivitas organisasional, karena adanya kekuatan eksternal yang berada di
luar kontrol organisasi. Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan dilakukan. Masalah
yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang
sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan
atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka
perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar.
Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam
mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya
loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat
absensi meningkat, dan lain sebagainya
Strategi Mengatasi Penolakan
Coch dan French Jr. mengusulkan ada enam taktik yang bisa dipakai untuk mengatasi resistensi
perubahan yaitu:
1. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang,
tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak. Komunikasikan dalam berbagai
macam bentuk. Ceramah, diskusi, laporan, presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya.
2. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya bertindak
sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota organisasi yang mengambil keputusan
3. Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas, lakukan konsultasi
atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu, namun akan mengurangi
tingkat penolakan.
4. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan pihak-
pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang menentang mempunyai
kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat pekerja. Tawarkan alternatif yang bisa
memenuhi keinginan mereka
5. Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya.
Misalnya memlintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang
negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan
kedudukan penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam mengambil keputusan.
6. Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi
siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.

Soal Pilihan
1.
Pemimpin perlu mempunyai sifat kepemimpinan optimisme karena seorang pemimpin
memegang tanggungjawab yang besar bagi masa depan organisasi yang ia pimpin sehingga
pemimpin harus optimis bahwa ia dapat mengemban tanggungjawab tersebut dan menjalankan
tanggungjawab kepemimpinan dalam organisasi dengan baik, sifat optimisme pemimpin juga
dapat bermanfaat untuk menyelesaikan suatu tugas dan hasil yang spesifik sehingga dapat
tercapainya tujuan yang diharapkan.

Namun, sifat pemimpin yang terlalu optimis akan memberi dampak yang negatif seperti terlalu
berorientasi pada tujuan yang dapat mengubah perilaku pemimpin menjadi pemimpin yang
otoriter sehingga tidak memperhatikan situasi dan kondisi sekitar khususnya bagi pengikutnya
karena dapat menuntut followers untuk melakukan berbagai macam cara, cara yang baik maupun
yang buruk demi mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi atau pemimpin tersebut.

Pemimpin juga perlu memiliki sifat percaya diri yang terkait dengan self-efficacy yang mengacu
pada kepercayaan kuat seseorang bahwa dia berhasil menyelesaikan suatu tugas atau hasil yang
spesifik. Seorang pemimpin harus mampu mengendalikan, mendorong dan mempengaruhi
orang-orang di sekitar untuk mengikuti cara yang ia pilih untuk mencapai tujuan organisasi, dan
rasa percaya diri sangat penting bagi seorang pemimpin.
Rasa percaya diri tersebut akan memberikan suatu keberanian untuk memimpin, mengambil
keputusan dan melakukan tindakan yang berdampak pada banyak orang dan masa depan
organisasi. Pada umumnya, seorang pemimpin yang kurang memiliki rasa percaya diri seringkali
gagal dalam mendorong orang--orang di sekitar organisasi yang ia pimpin dalam mencapai
tujuan yang pada akhirnya berdampak pada orang-orang disekitar dan masa depan organisasi.

4.
10 Peran Manajer dalam Organisasi menurut Mintzberg

Interpersonal Roles (Peran Antarpribadi)


Kategori Peran Antarpribadi ini adalah kategori peran seorang Manajer untuk
memberikan informasi dan Ide. Terdapat 3 peran Manajer yang digolongkan ke dalam Kategori
Interpersonal Roles (Peran Antarpribadi), ketiga peran tersebut adalah :
1. Sosok atau Figur (Figurehead)
Seorang Manajer memiliki tanggung jawab terhadap legal, sosial, seremonial dan juga bertindak
sebagai simbol perusahaan. Seorang Manajer diharapkan menjadi sumber inspirasi. Sebagai
contoh, seorang Manajer biasanya akan melakukan hal-hal seremonial seperti menghadiri acara
pemootongan pita peresmian, menandatangani dokumen legal (hukum), menyapa tamu
perusahaan dan menjadi tuan rumah resepsi.
2. Pemimpin (Leader)
Seorang Manajer bertugas sebagai pemimpin dalam Tim, departemen ataupun organisasinya.
Menyeleksi dan Melatih karyawanya serta mengelola kinerja dan memotivasi karyawannya.
3. Penghubung (Liaison)
Seorang Manajer harus membangun dan menjaga komunikasi dengan kontak Internal perusahaan
maupun kontak eksternal perusahaan. Contohnya berpartisipasi dalam pertemuan dengan
perwakilan dari divisi/departemen lain atau organisasi lainnya.

Informational Roles (Peran Informasional)


Pada Peran Informasional ini, Seorang Manager berperan sebagai pengelola Informasi. 3
Peran yang tergolong dalam Informational Roles adalah sebagai berikut :
1. Pemantau (Monitor)
Dalam Peran Pemantau ini, seorang manajer berperan sebagai pencari informasi yang berkaitan
dengan industri dan organisasinya. Seorang Manajer juga memantau tim yang dipimpinnya baik
dari segi produktivitas, kinerja maupun kenyamanan kerja anggota timnya.
2. Penyebar Informasi (Disseminator)
Setelah mendapatkan informasi, seorang manajer harus menyebarkan dan mengkomunikasikan
informasi tersebut ke orang lain yang ada di dalam organisasinya atau mengkomunikasikan
informasi tersebut ke anggota timnya ataupun karyawan yang berkaitan lainnya di dalam
perusahaan. Contoh peran penyebar informasi seorang manajer seperti menyampaikan memo,
email atau laporan kepada bawahannya mengenai informasi dan keputusan yang telah diambil.
3. Juru Bicara (Spokesperson)
Seorang Manajer juga berperan sebagai Juru Bicara yang meneruskan informasi tentang
organisasinya dan tujuan organisasinya ke pihak luar.

Decisional Roles (Peran Pengambilan Keputusan)


Seorang Manajer juga berperan sebagai Wirausahawan, Pemecah masalah, pembagi sumber daya
dan perunding. Keempat peran tersebut termasuk ke dalam kategori Decisional Roles atau Peran
Pengambilan Keputusan. Berikut ini penjelasan singkatnya.
1. Wirausahawan (Entrepreneur)
Seorang Manajer harus mampu membuat suatu perubahaan dan mengendalikannya untuk
kemajuan organisasinya. Peran Manajer disini adalah memecahkan masalah dan menghasilkan
ide-ide baru serta menerapkannya dalam organisasi. Manajer harus merencanakan masa depan
organisasinya, membuat proyek-proyek perbaikan dan peningkatan kualitas dan produktivitas.
2. Pemecah masalah (Disturbance Handler)
Setiap organisasi pasti menemukan masalah dan hambatan dalam operasionalnya. Ketika suatu
permasalahan atau hambatan terjadi, manajer harus bertanggung jawab untuk
menyelesaikannya. Dan jika terjadi konflik diantara anggota timnya, manajer harus menjadi
penengah dan mencarikan alternatif strategis untuk menyelesaikan konflik tersebut.
3. Pembagi Sumber Daya (Resource Allocator)
Seorang Manajer juga berperan sebagai pembagi sumber daya yaitu menentukan dimana sumber
daya tersebut harus dialokasikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Sumber daya yang
dimaksud disini dapat berupa dana, tenaga kerja, material, mesin dan sumber daya lainnya.
4. Negosiator (Negotiator)
Seorang Manajer adalah juga seorang Negosiator, berpartisipasi atau mengambil bagian dalam
melakukan negosiasi dengan pihak luar untuk memperjuangkan kepentingan bisnis
perusahaannya.
Semua peran manajer tersebut sama penting, tergantung konteks dan situasi yang
dihadapi perusahaan atau organisasi.

Anda mungkin juga menyukai