KUALITAS
Banyak ahli mendefinisikan kualitas secara garis besar orientasinya adalah kepuasan
pelanggan yang merupakan tujuan perusahaan atau organisasi yang berorientasi pada
kualitas.
Mutu mempunyai beberapa aspek yaitu :
a. Kualitas Produk (Quality)
b. Kualitas Kegiatan (Actifity)
c. Kualitas Biaya (Cost)
d. Kualitas ketepatan waktu dan cara penyampaian barang (Delivery)
e. Kualitas Keselamatan( Safety) serta moral dan semua yang terlibat (morale)
Sifat-sifat pokok yang membedakan antara mutu barang dan mutu jasa :
A. Mutu barang mengutamakan perhitungan waktu penyampaian sedangkan mutu
jasa mengutamakan keperhatian
B. Mutu barang pada umumnya berukuran metrik, mutu jasa berukuran efektif
C. Mutu barang terbuat dari materi sedangkan mutu jasa terdiri dari non materi
D. Mutu barang sifatnya objektif dan mutu jasa bersifat subjektif
E. Mutu barang berwujud dan mutu jasa tak selalu berwujud
Tiga penulis Mutu (Kualitas) yaitu W. Edwards Deming, Joseph Juran dan Philip B.
Crosby menulis tentang Mutu dalam Industri Produk, meskipun ide-ide mereka dapat
diterapkan pada Industri Jasa.Berikut ini pandangan-pandangan mereka tentang Mutu yang
berkaitan erat dengan Manajemen Mutu Terpadu/Total Quality Management.
1. Deming
W. Edwards Deming adalah tokoh yang pertama kali mengembangkan konsep
manajemen dan kemudian dikenal sebagai bapak manajemen kualitas. Deming
mengemukakan tentang Mutu bersifat Filsafat. Dalam bukunya yang berjudul Out of the
Crisis, beliau menggabungkan konsep Mutu mulai dari wawasan Psikologis sampai
dengan Kultur Mutu (Quality Culture).
Deming menyatakan, ada empat belas poin manajemen mutu yaitu terdiri dari :
1. Ciptakan sebuah usaha peningkatan produksi dan jasa.
2. Adopsi falsafah baru.
3. Hindari ketergantungan pada inspeksi massa untuk mencapai mutu.
4. Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga.
5. Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa.
6. Lembagakan pelatihan kerja.
7. Lembagakan kepemimpinan.
8. Hilangkan rasa takut.
9. Uraikan kendala-kendala antar departemen.
10.Hapuskan slogan, desakan, dan target, serta tingkatkan produktifitas tanpa
menambah beban kerja.
11.Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numerik.
12.Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas
keahliannya.
13.Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat dan
peningkatan kualitas kerja.
14.Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi.
Menurut Deming, terdapat lima penyakit yang signifikan, yaitu :
1. Kurang konstannya tujuan.
2. Pola pikir jangka pendek.
3. Evaluasi prestasi individu.
4. Rotasi kerja yang tinggi.
5. Manajemen yang menggunakan angka yang tampak.
Ketiga penulis di atas memiliki ide-ide tentang bagaimana mutu harus diukur dan
dikelola, jelas bahwa Deming, Juran dan Crosby semuanya memiliki tujuan yang sama.
Penegasan Deming bahwa Pelanggan menjadi orang yang bisa menentukan apakah mutu
ada di sebuah Produk atau Layanan, Juran mendefinisikan tentang mutu, dan Crosby
mendefinisikan manajemen mutu ditentukan oleh pelanggan sebagai penentu terakhir dari
kualitas suatu produk atau jasa tertentu. Ketiga penulis tersebut menghasilkan perbedaan
yang nyata dari definisi mutu, meskipun dengan berbagai tingkatan yang berbeda. Dan juga
ketiganya melihat pentingnya umpan balik dalam setiap mekanisme yang dirancang untuk
mengukur dan mengelola kualitas : Teori Deming adalah Continuous Improvement
Helix, sedangkan Juran terkenal dengan Triloginya, dan Crosby mengemukakan
tentang Harga Non-Conformance.
Perbedaannya, seperti yang dinyatakan sebelumnya, terletak dalam perspektif
masing-masing. Perspektif Deming menyatakan bahwa pelanggan sebagai Penentu
Kebijakan dan sangat bergantung pada pasar dimana pelanggan akan
mendefinisikan mutu suatu produk atau jasa. Sementara Juran mengemukakan bahwa
mutu tidak terlepas dari pasar, dimana faktor penentu dirancang untuk
menerjemahkan visi mutu untuk menghasilkan suatu produk. Perspektif Crosby
menyatakan bahwa pandangan manajemen ditentukan oleh mutu seseorang baik atau
tidaknya tujuan mutu terpenuhi, serta biaya yang harus dikeluarkan.
Ada berbagai versi mengenai 7 alat perbaikan kualitas/mutu, tapi untuk pertama-tama, mari
bahas versi Ishikawa Kaoru.
Diagram Pareto
Diagram pareto atau analisis pareto didasari prinsip yang menyatakan kebanyakan efek
adalah hasil dari sedikit penyebab. Konsep ini dinyatakan pertama kali oleh Vilfredo Pareto,
ekonom Italia abad 19. Beliau mengamati bahwa kebanyakan persentase kekayaan
nasional dimiliki oleh sejumlah kecil orang. Pareto menemukan rasionya 80:20. Kemudian
ide ini ditunjuk sebagai 'sedikit yang penting dan banyak yang tidak penting' oleh satu dari
penemu peningkatan kualitas, Joseph Juran. Sekarang ide ini sering dirujuk sebagai aturan
80:20 atau prinsip Pareto.
Tujuan analisis pareto
Tujuan analisis pareto untuk 'memisahkan sedikit yang penting dari banyak yang tidak
penting'. Dikatakan bahwa 80% cacat berasal dari 20% penyebab. Metode analisis data ini
membantu mengarahkan pekerjaan anda ke tempat di mana dapat dilakukan peningkatan
terbanyak. Sehingga analisis pareto membantu anda memusatkan usaha ke permasalahan
yang menyediakan potensi terbesar untuk peningkatan.
Kegunaan diagram pareto
Membantu suatu tim untuk terpusat pada penyebab yang akan mengharilkan
dampak terbesar jika diselesaikan
Menampilkan kepentingan relatif dari problem dalam format visual yang sederhana
dan dapat diinterpretasi dengan cepat.
Membantu mencegah 'mengalihkan permasalahan' di mana 'solusi' menghilangkan
beberapa penyebab namun memperburuk yang lain
Kemajuan diukur dalam format yang sangat terlihat yang menyediakan insentif untuk
mendorong lebih banyak peningkatan
Analisis pareto dapat digunakan dalam penerapan peningkatan kualitas manufaktur
atau nonmanufaktur
Langkah-langkah menyusun diagram pareto
1. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan
masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya
2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik-
karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya
3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
4. Merangkum data dan membuat ranking kategori data tersebut dari yaang terbesar
hingga yang terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.
6. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing-
masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat
perhatian.
Berikut adalah contoh diagram pareto sebuah restoran yang ingin meningkatkan kualitas
pelayanannya dan mengumpulkan survei selama satu bulan mengenai komplain dari
pelanggan
Diagram Sebab-Akibat
Istilah lain dari diagram sebab akibat adalah Diagram Ishikawa, dikembangkan oleh Kaoru
Ishikawa seorang pakar kendali mutu. Sering kali disebut sebagai fishbone diagram
dikarenakan bentuknya yang menyerupai tulang ikan. Diagram sebab-akibat
menggambarkan garis dan simbol-simbol yang menunjukkan hubungan antara akibat dan
penyebab suatu masalah. Diagram tersebut memang digunakan untuk mengetahui akibat
dari suatu masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari akibat tersebut
kemudian dicari beberapa kemungkinan penyebabnya. Penyebab masalah ini pun dapat
berasal dari berbagai sumber utama, misalnya metode kerja, bahan, pengukuran,
karyawan, lingkungan, dan seterusnya. Selanjutnya, dari sumber-sumber utama tersebut
diturunkan menjadi beberapa sumber yang lebih kecil dan mendetail, misalnya dari metode
kerja dapat diturunkan menjadi pelatihan, pengetahuan, kemampuan, karakteristik fisik, dan
sebagainya. Untuk mencari berbagai penyebab tersebut dapat digunakan teknik
brainstorming dari seluruh personel yang terlibat dalam proses yang sedang dianalisis.
Langkah menerapkan diagram sebab-akibat:
1. Menyiapkan sesi sebab-akibat
2. Mengidentifikasi akibat
3. Mengidentifikasi berbagai kategori
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
Penggunaan diagram tulang ikan ini ternyata memiliki manfaat yang lain yaitu bermanfaat
sebagai perangkat proses belajar diri, pedoman untuk diskusi, pencarian penyebab
permasalahan, pengumpulan data, penentuan taraf teknologi, penggunaan dalam berbagai
hal dan penanganan yang kompleks.
Manfaat diagram sebab-akibat:
1. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan perbaikan kualitas
produk atau jasa, lebih efisien dalam penggunaan sumber daya, dan dapat
mengurangi biaya
2. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian
produk atau jasa dan keluhan pelanggan
3. Dapat membuat suatu standardisasi operasi yang ada maupun yang direncanakan
4. Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam kegiatan
pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan
contoh diagram sebab-akibat :
Stratifikasi
Stratifikasi adalah teknik yang digunakan dengan kombinasi alat analisis data lainnya.
Ketika data dari berbagai sumber atau kategori telah dikumpulkan, arti dari data bisa tidak
dapat dilihat. Teknik ini memisahkan data sehingga polanya dapat dilihat.
Saat menggunakan stratifikasi :
Sebelum mengumpulkan data
Ketika data berasal dari beberapa sumber atau kondisi, misalnya sif, hari-hari dalam
satu minggu, pemasok atau grup populasi
Ketika analisis data mungkin memerlukan pemisahan sumber atau kondisi berbeda
Prosedur Stratifikasi
1. Sebelum mengumpulkan data, pertimbangkan informasi mana mengenai sumber
data yang mungkin berdampak pada hasil. Siapkan pengumpulan data sehingga
anda dapat mengumpulkan informasi juga.
2. Ketika menggambar data yang terkumpul dalam diagram penyebaran, diagram
kendali, histogram atau alat lainnya, gunakan tanda atau warna yang berbeda untuk
membedakan data dari berbagai sumber. Data yang dibedakan dengan cara ini yang
disebut 'distratifikasi'.
3. Analisis set lainnya dari data yang terstratifikasi secara terpisah. Misalnya pada
diagram penyebaran di mana data distratifikasi menjadi data dari sumber 1 dan
sumber 2, gambar kuadran, hitung titik dan tentukan nilai kritis hanya dari data
sumber 1, lalu hanya untuk data sumber 2.
Contoh Stratifikasi
Tim manufaktur ZZ-400 menggambar diagram penyebaran untuk mengetes apakah
kemurnian produk dan kontaminasi besi terkait, tetapi gambar tidak menunjukkan adanya
hubungan. Kemudian anggota tim menyadari bahwa datanya berasal dari tiga reaktor
berbeda. Tim kemudian menggambar ulang diagram menggunakan simbol berbeda untuk
setiap data reaktor.
Sekarang polanya dapat terlihat. Data dari reaktor 2 dan reaktor 3 dilingkari. Bahkan tanpa
menghitung jelas bahwa untuk kedua reaktor tersebut kemurnian berkurang selama besi
berkurang. Namun, data dari reaktor 1, titik yang tidak dilingkari, tidak menunjukkan
hubungan tersebut. Sesuatu berbeda di reaktor 1.
Pertimbangan dalam stratifikasi
Berikut adalah contoh beberapa sumber berbeda yang mungkin memerlukan stratifikasi
data:
Perlengkapan
Sif
Departemen
Material
Penyuplai
Hari dalam minggu
Waktu
Produk
Selalu pertimbangkan sebelum mengumpulkan data apakah stratifikasi diperlukan selama
analisis. Rencanakan untuk mengumpulkan informasi stratifikasi. Setelah data dikumpulkan
mungkin sudah terlambat.
Pada gambar atau grafik, masukkan penjelasan mengenai tanda atau warna yang
digunakan.
Lembar Pengecekan (Check Sheet)
Suatu tipe khusus dari isian untuk pengumpulan data. Lembar pengecekan mempermudah
mengumpulkan data, cenderung membuat usaha pengumpulan data lebih akurat, dan
secara otomatis menghasilkan semacam ringkasan data yang sering sangat efektif untuk
analisis cepat. Isian lembar pengecekan dibuat masing-masing untuk situasi yang berbeda.
Lembar pengecekan digunakan untuk mengumpulkan data, bentuknya dapat berupa apa
saja. Lembar pengecekan menjabarkan satu persatu item yang akan dicek secara rutin
ataupun acak, lalu hasil pengecekan tersebut dicatat dalam bentuk data angka (numerik)
atau berupa tanda.
Kegunaan utama dari Check Sheet:
Untuk manajemen sehari-hari (menghindari kelupaan, mentaati aturan-aturan
operasional)
o Contoh: equipment check list, check list pekerjaan, 6S check list, check list
untuk diagnosis dokter, berbagai macam check list, tabel statistik, check list
penilaian, dan lain-lain.
Pemeriksaan khusus (pemeriksaan untuk permasalahan yang spesifik)
o Contoh: accident check list, special case analysis, questioner, dan lain-lain.
Membuat catatan (mengumpulkan data/angka yang dibutuhkan untuk
pencatatan/pendataan)
o Contoh: laporan harian produksi, quality check list, laporan barang jadi masuk
gudang, laporan catatan pengambilan material, dan lain-lain.
Prosedur membuat lembar pengecekan:
1. Tentukan kejadian atau masalah apa yang akan diamati. Kembangkan definisi
operasional.
2. Tentukan kapan data akan dikumpulkan dan untuk berapa lama.
3. Rancang isiannya. Buatlah supaya data dapat direkam dengan semudah membuat
tanda centang atau X atau simbol yang mirip juga sehingga data tidak perlu disalin
ulang untuk analisis.
4. Tandai semua tempat di isian.
5. Tes lembar pengecekan untuk periode percobaan singkat untuk memastikan itu
mengumpulkan data yang tepat dan mudah digunakan.
6. Tiap kali kejadian dan masalah yang disasar terjadi, rekam data di lembar
pengecekan.
Ada 24 titik data. Garis median digambarkan sehingga 12 titik berada pada tiap sisi untuk
persen kemunian dan besi bpj.
Untuk mengetes hubungan, mereka menghitung:
A = Titik di kiri atas + titik di kanan bawah = 9 + 9 = 18
B = Titik di kanan atas + titik di kiri bawah = 3 + 3 = 6
Q = Yang lebih kecil antara A dan B = Lebih kecil antara 18 dan 6 = 6
N = A + B 18 +6 = 24
Kemudian mereka mencari batas N pada tabel uji kecenderungan. N = 24, batasnya = 6.
Q sama dengan batas, sehingga polanya dapat terjadi karena kemungkinan acak dan tidak
ada hubungan yang ditampilkan.
Grafik dan Peta Kendali (Graph & Control Chart)
Sebelum memasuki permasalahan inti mengenai peta kendali, pertama-tama bahas soal
variasi dulu.
Variasi adalah fenomena alami. Variasi mungkin cukup besar dan mudah dikenali (tinggi
badan) atau mungkin sangat kecil dan susah dikenali dengan inspeksi visual (berat pena
ball poin). Ketika variasinya sangat kecil, bendanya mungkin terlihat identik, tetapi
instrumen yang presisi akan menunjukkan perbedaannya.
Penyebab variasi ada dua, yaitu penyebab umum variasi , atau kemungkinan acak, dan
penyebab khusus variasi atau yang dapat ditentukan.
Peta kendali merupakan grafik yang digunakan untuk mempelajari bagaimana proses
berubah seiring waktu. Data digambarkan menurut urutan waktu. Peta kendali selalu
memiliki garis tengah untuk rata-rata, garis atas untuk batas kendali atas dan garis bawah
untuk batas kendali bawah. Garis tersebut ditentukan dari data masa lampau. Dengan
membandingkan data saat ini dengan garis tersebut, anda dapat menarik kesimpulan
apakah variasi proses konsisten (dalam kendali) atau tidak dapat diprediksi (di luar kendali,
dipengaruhi penyebab khusus variasi). Peta kendali juga memberi tahu kita kapan untuk
membiarkan prosesnya saja atau kapan untuk mulai mencari penyebab khusus variasi.
Peta kendali untuk data bervariasi digunakan secara berpasangan. Peta atas memantau
rata-rata, atau pemusatan distribusi data dari proses. Peta bawah memantau jangkauan,
atau lebar distribusi. Jika data anda adalah tembakan dalam latihan menembak, rata-
ratanya adalah di mana tembakan terkumpul, dan jangkauannya seberapa rapat mereka
terkumpul. Peta kendali untuk data atribut digunakan satu demi satu.
Selain ketujuh alat yang disebutkan di atas, ada juga yang memasukkan alat berikut ini
dalam tujuh alat dasar.
Run Chart
Run Chart digunakan untuk menganalisis proses menurut waktu atau urutan. Run chart
biasanya berguna dalam menemukan pola yang terjadi dalam suatu waktu. Run chart
dianalisis untuk menemukan anomali dalam data yang menunjukkan pergeseran dalam
proses dari waktu ke waktu atau faktor khusus yang mungkin memengaruhi variabilitas
suatu proses. Faktor khas dipertimbangkan termasuk panjangnya 'jalan' titik data di atas
atau di bawah garis rata-rata yang tidak umum, total jumlah jalan seperti itu dalam set data,
serta rentetan kenaikan atau penurunan berurutan yang tidak umum.
Run chart dalam beberapa hal mirip dengan peta kendali yang digunakan dalam
pengendalian proses statistik, tapi tidak menunjukkan batas kendali proses. Sehingga run
chart lebih mudah dibuat, namun tidak memungkinkan teknik analisis selengkap peta
kendali.
Flowchart dapat diterapkan ke dalam apa saja dari perjalanan pembayaran atau aliran
material, hingga langkah-langkah membuat penjualan atau servis sebuah produk.