Anda di halaman 1dari 10

Vol. 3 No.

2 Juni 2020 Rang Teknik Journal


http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Analisa Pengendalian Banjir Akibat Peluapan Debit Aliran Dengan Perkuatan Tebing Tipe
Sheet Pile
“Studi Kasus Sungai Batang Lumpo Kabupaten Pesisir Selatan”

Nofrizal 1, Febi Silfia 2


Dosen Teknik Sipil Institut Teknologi Padang1, Mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi Padang2
E- Mail : nofri_sk@yahoo.com1
DOI: http://dx.doi.org/10.31869/rtj.v3i2.1822

Abstract: Flooding ia caused by the increased volume of water’s volume in the river or lake so that
water is out of its natural limits. The flooding is mostly caused by inadequate river capacity to
accommodate river discharge. The amount of river discharge at the time of flood is caused by the
increasing amount of surface runoff from the rains that fall in the catchment area. Based on the
preliminary survey conducted, it was found that the frequency of flooding in the Batang Lumpo river
area is 2-3 times a year with a height ranging from 0.5 to 1.5 meters from the soil surface with the
duration of inundation ranges from 4 to 6 hours. Areas affected by flooding ranging from the area of
Nagari Taratak Tengah Lumpo Kecamatan IV Jurai down to the downstream river at Nagari Pasar
Baru Kecamatan Bayang. By the result of the analysis obtained flood discharge using Rational
method Q 100 years = 237, 26 m³ / dt, high h = 2.7 m, the high value of W = 1.16 m length Sheet Pile
in flood condition = 4.14 m, Maximum Moment Mmax = 6, 31 tm and sheet pile length in dry
condition = 3.16 m, Mmax Moment = 7,125 t.m.

Keywords: Rainfaal Ekctrim, Flood, Outflow discharge, Sheet Pile

PENDAHULUAN lingkungan, Daerah Aliran Sungai (DAS) dan


Indonesia terletak di daerah yang beriklim masyaraka.Dampak banjir yang merugikan
tropis, daerah yang beriklim tropis mempunyai baru mulai dirasakan sebagai masalah apabila
dua musim yaitu musim hujan dan musim kegiatan kehidupan manusia sehari-hari
kemarau, musim hujan terjadi pada bulan terganggu dan menimbulkan resiko korban
oktober hingga april sedangkan musim jiwa atau kerugian material. Salah satunya
kemarau terjadi pada bulan april hingga adalah sungai yang berada di kecamatan IV
okrober. Namun, pola musim bulan-bulan jurai Kabupaten pesisir selatan sering
tersebut tidak lagi sama akibat dari efek global mengalami banjir akibat meluapnya Batang
warming telah berpengaruh terhadap iklim dan Lumpo. Batang Lumpo merupakan sungai
cuaca di indonesia. Beberapa dampak yang alam dengan hulu sungainya terletak di
ditimbulkan antara lain, musim di Indonesia pegunungan Bukit Barisan dibagian Timur
berubah menjadi tidak menentu, intensitas Laut dan bermuara di Samudera Indonesia.
hujan meningkat, dan meningkatnya banjir
didaerah yang selama ini jarang terjadi banjir. LITERATUR REVIEW
Berbagai dampak tersebut sangat Fenomena Banjir
mempengaruhi perencanaan dan perancangan Banjir terjadi diakibatkan oleh meningkatnya
berbagai bangunan yang menggunakan data volume air di sungai atau danau sehingga air
hidrologi dalam pelaksanaannya.Masalah air keluar dari batas alaminya. Seringnya terjadi
juga tidak dapat dipisahkan dengan masalah banjir sebagian besar disebabkan oleh tidak
lingkungan dimana air tersebut mengalir, cukupnya kapasitas sungai untuk menampung
masyarakat yang hidup pada lingkungan debit sungai. Besarnya debit sungai pada saat
tersebut akan memanfaatkan air sebagai banjir disebabkan oleh meningkatnya jumlah
kebutuhannya. Air sangat dipengaruhi oleh limpasan permukaan dari hujan yang terjadi
baik buruknya kondisi daerah Aliran Sungai pada daerah tangkapan air. Beberapa peneliti
(DAS), dipengaruhi oleh alam, maupun terdahulu telah membuktikan dalam
masyarakat yang memanfaatkan Daerah Aliran penelitianya menyimpulkan; Banjir adalah
Sungai (DAS) tersebut sehingga ada salah satu bentuk daya rusak air yang
keterkaitan yang sangat erat antara sungai, merupakan fenomena alam karena tingginya
ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 259
EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

curah hujan dan tidak cukupnya kapasitas q = Hujan terbesar (m3/km2/dt)


sungai untuk menampung dan mengalirkan α = Koefisien pengaliran
air. Pada pertemuan (muara) sungai Cibeet β = Koefisien reduksi
dengan Citarum sering terjadi banjir akibat F = Luas cathment area (km2)
back water dari sungai Cibeet yang terjadi R = Curah hujan rencana (mm)
setiap tahun dengan ketinggian banjir berkisar Pada perhitungan metoda Melchiordibatasi
antara 1,5 m - 3,00 m yang mengakibatkan oleh bentuk Ellips yang sumbu pendeknya
Desa / lokasi disekitarnya terendam banjir. tidak boleh melebihi 2/3 dari sumbu
(Trinugroho,Dance.K,dkk.2009). terpanjang
Luas Ellips adalah:
Propil Fisikal Sungai F=1/4π xL_(1 ) xL_2
Perubahan bentuk pada penampang sungai Dimana :
yang secara horizontal berupa gerusan tebing, F = Luas Ellips (km2)
tikungan luar sungai yang berbelok, dan aliran L1 = Sumbu Panjang (km)
deras yang disebabkan penumpukan material L2 = Sumbu pendek ellips (km)
ditengah sungai sehingga menggerus tebing 2. Metode Weduwen
sungai. Dan secara vertical berupa sedimentasi Metode perhitungan banjir dengan metoda
tinggi sehingga sungai mengalami degradasi/ Weduwen diterbitakan pertama kali pada
agradasi. Untuk mengatasi kejadian tersebut, tahun 1937. Metode tersebut sahih untuk
diperlukan adanya perencanaan dimensi sungai daerah seluas 100 km2. Persamaannya adalah :
untuk mengoptimalkan kembali fungsi sungai Q n = α.β.q.f
itu sendiri. Secara umum penyebab terjadinya Α = 1-4.1/(β.q+7)
banjir dapat dikategorikan menjadi dua hal, Β = (120+(t+1)/(t+9) f)/(120+A)
yaitu karena faktor alam dan faktor Q = 67.64/(t+1.45)
manusia.Yang termasuk faktor alam α = 1 - (4.1/(β.q+7) )
diantaranya: Dimana :
Qn = debit puncak banjir (m3/dt)
Banjir Rencana. α = koefisien limpasan air hujan (runoff)
Perhitungan debit banjir rencana ini β = koefisien reduksi,
digunakan sebagai dasar untuk merencanakan qn = debit persatuan luas (m3/dt.km2)
kemampuan dan ketahanan suatu penampang A = luas daerah aliran sungai (km2)
sungai yang akan dibangun pada alur suatu
sungai. Analisa debit banjir yang dilakukan Perencanaan Sheet Pile
dengan periode ulang 50 tahun dan 100 tahun. Turap sheet pile adalah dinding
Debit bajir periode ulang 50 tahun digunakan vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk
untuk perencanaan cofferdam dan perbaikan menahan tanah dan untuk menahan air masuk
tanggul sebagai struktur yang dipakai dalam kepemukiman penduduk kalau difungsikan
pengendalian banjir yang terjadi.Perhitungan untuk pengendalian banjir.Pada perencanaan
debit banjir rencana ini digunakan sebagai turap / sheet pile terdapat bebrapa faktor
dasar untuk merencanakan kemampuan dan penting yang harus diperhatikan dalam
ketahanan suatu bangunan pengairan yang perencanaan turap, seperti:
akan dibangun pada alur suatu sungai. Analisa 1. Investigasi geoteknik dan pengamatan
debit banjir yang dilakukan dengan periode langsung lapangan sebagai lokasi
ulang 50 tahun dan 100 tahun. penelitian
1. Metoda Melchior 2. Penyelidikan parameter tanah dengan
Dalam analisa perkiraan banjir tahunan sondir atau dengan boring
,Metoda ini dipakai Untuk luas DAS > 100 3. Ketersediaan material Konstruksi
km2 , besarnya debit rencaana dapat dicari 4. Kemudahan dan Kecepatan pelaksanaan
dengan formula berikut : 5. Kekuatan struktur terhadap gaya dalam
Q = α x β x q x F R/200 dan luar
dimana :
Q = Debit banjir rencana untuk t tahun
(m3/dt)

260 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081


EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Turap Kantilever Pada Tanah Kohesif - Karena pada tanah kohesif Jenuh φ = 0,
Perancangan turap dalam Tanah Kohesif maka
sangat Komplek, karena kuat geser tanah
berubah-ubah dengan berjalanhya waktu,
sehingga tekanan tanah pada dinding turap
berubah-ubah pula dari waktu ke waktu. Untuk
itu stabilitas jangka panjangdari turap harus
diperhatikan. Dalam hal perencanaan turap Sehingga :
yang dipancang pada tanah kohesif agar dapat Tekanan tanah pasif didepan
stabilitas jangka panjang yang aman, asumsi- Turap menjadi ;
asumsi yang di gunakan sebagai berikut:
Pp   (Z  H )  2C ; untuk Z
 Tekanan tanah dapat dihitung berdasarkan
sudut geser dalam (φ) lempung = 0, dan >H
kohesi (c) = 0,5 qu (qu = kuat tekan
bebas). Tekanan tanah Aktif dibelakang
 Analisis didasarkan pada parameter turap menjadi
tegangan efektif ( c, φ ) yang diperoleh
dari uji triaksial CD atau uji triaksial CU,
dimana dalam pengujian ini diadakan Dimana :
pengukuran tekanan air pori. Z : kedalaman tanah dibawah tanah
 Dalam perancangan jangka panjang sangat asli (permukaan tanah urug)
aman bila kohesi (c) dianggap sama C = Cu = kohesi tanah pada kondisi
dengan nol. udrrained.
 Nilai akhir jangka panjang sudut gesek γ : berat Volume efektif (berat
dalam tanah lempung (φ) mendekati (20˚- volume basah bila tanah
30˚) tekanan tanah lateralnya mendekati diatasmuka air tanah, dan berat
atau sama dengan tanah granuler, karena volume terapung bila terendam
itu analisisnya sama dengan turap pada air).
tanah granuler. H : tinggi tanah yang berada di atas
 Dinding turap seluruhnya pada tanah dasar galian.
lempung, atau dipancang pada tanah
lempung dan diurug pada granuler,
tekanan tanah pada dinding turap pada
kedua keadaan ini memberikan bentuk
tekanan yang berbeda.

Seluruh Turap Dalam Tanah Lempung


Pada turap yang berada pada tanah lempung,
hal-hal yang dapat dihitung antara lain :
- Pada kodisi runtuh, tekanan tanah aktif
dinyatakan :

- Dan tekanan tanah pasif adalah

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 261


EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Gambar.1 Diagram Tekanan Laterar Pada Dinding Turap


- Tekanan effektif merupakan tekanan
overburden efektif yaitu q’ = ihi a. Kajian Literatur
(gunakan berat volume apung ’ bila Sebelum penulis mengangkat permasalahan
tanah terendam air). ini, perlu memahami cara perhitungan dengan
- Kemiringan garis-garis tekanan aktif mencari kajian literatur atas permasalahan
dan pasif sama (Ka = Kp), maka tekanan yang akan dikaji dalam kasus ini.
netto pada sisi depan turap besarnya
konstan untuk tanah yang berada b. Pengumpulan Data
dibawah galian dan bergerak ke kiri, Data yang dibutuhkan adalah data skunder,
tahanan pasif netto adalah peta topografi, data curah hujan, data tanah
pp– pa = (2c) – (q' – 2c) tinjau pada dan data sungai. Data dan informasi diperoleh
dasar galian (z = H) dari Dinas Pengelolaan Sumber daya Air
= 2c – q' + 2c (PSDA), dan pihak-pihak terkait lainnya.
= 4c – q’
- Pada bagian bawah turap, turap c. Pengolahan Data
bergerak kebelakang, tahanan pasif
netto menjadi Berdasarkan data yang diperoleh akan
pp– pa = {q' + (a + 2c)} – (a – 2c) dilakukan perhitungan analisa curah hujan,
= q' + a + 2c – a + 2c curah hujan rencana, analisa debit banjir
= q’ + 4c rencana, perhitungan Debit Limpahan,
- Zone tanah lempung yang mengalami perencanaan Turap Model Sheet pile.
tarikan diabaikan
- Cara hitungan peraneangan sama Tahapan penelitian yang baik dan teratur serta
dengan turap kantilever pada tanah di iringi dengan bahan – bahan yang lengkap
granuler sangat di perlukan dalam suatu penelitian,
supaya dalam pelaksanaaanya nanti akan di
DATA DAN METODOLOGI dapatkan hasil yang memuaskan dan sesuai
Tahapan Penelitian dengan yang di harapkan. Dalam penelitian ini
Metodologi yang digunakan dalam penulisan setelah di tentukan tujuan penelitian,
ini adalah studi literatur dan pengumpulan perumusan masalah dan batasan masalah, di
data. Kegiatan yang akan dilakukan secara lanjutkan dengan melakukan observasi
garis besar dibedakan atas: lapangan. Pada observasi lapangan di tentukan

262 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081


EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

dimana lokasi penelitian dilaksanakan dan  Tahap analisa data yang di dapat di
alat bantu apa yang di butuhkan dalam lapangan yaitu dengan menghitung analisa
penelitian ini. Skema metodologi yang di  Tahap Analisis data
gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :  Tahap hasil dan pembahasan
 Iidentifikasi masalah yang kemudian di Skeme penelitian dan pembahasan dalam
rumuskan menjadi tujuan penelitian. penelitian sampai terciptanya tulisan ini
 Tahapan persiapan,. sebagaimana diuraikan pada flow chat berikut
 Tahap penngumpulan data,
Mulai

Tahapan Persiapan (Study Pustaka)

Pengumpulan Data

Topografi Hidrologi Hidrometri Tanah

Debit Banjir

Perluapan banjir

Model Sheet Pile


Wall

Penentuan Propil Turap

Hitung Tekanan Lateral Tanah

Analisis Stabilitas Tidak

YA

Selesai

Gambar 2. Flow Char Alur Penelitian

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 263


EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN


Batang Lumpo adalah salah satu Debit rencana
sungai yang berada di Kabupaten Pesisir Untuk menentukan besarnya debit rencana
Selatan dan meliputi dua wilayah kecamatan, pada daerah aliran sungai Batang Lumpo ini
yaitu Kecamatan Bayang dan Kecamatan IV digunakan data curah hujan maksimum setiap
Jurai. Sungai tersebut merupakan sungai alam hujan dari stasiun-stasiun hujan. Adapun
dengan hulu sungainya terletak di Pegunungan metode yang digunakan ada beberapa metode
Bukit Barisan di bagian Timur Laut dan yang dipakai.Stasiun yang diambil adalah
bermuara di Samudera Indonesia.Frekuensi stasiun hujan Tarusan, dan Stasiun hujan
banjir pada daerah penguasaan Sungai Danau Diatas. Dari analisa hidrologi besarnya
Batang Lumpo di bagian tengah dan hilir debit rencana dihitung dengan beberapa
adalah 2 – 3 kali dalam setahun dengan metoda sebagai mana yang disajikan pada
ketinggian berkisar 0,5 – 1,5 meter dari table berikut.
permukaan tanah dan lama genangan yang
terjadi berkisar 4 hingga 6 jam. Kondisi
tersebut menempatkan Batang Lumpo
termasuk sungai yang sangat rawan
mengalami bencana alam banjir termasuk
banjir bandang (Galodo) dan genangan air
akibat banjir. Wilayah yang terkena banjir
mulai dari wilayah Nagari Taratak Tengah
Lumpo Kecamatan IV Jurai hingga ke daerah
hilir yaitu Nagari Pasar Baru Kecamatan
Bayang.

Sumber : Dinas PSDA Provinsi Sumatera


Barat
Gambar 3. DAS Batang Lumpo

264 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081


EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

Tabel.1.Rekapitulasi Hasil Perhitungan DAS Batang Lumpo

DAS Curah Hujan Rancangan Debit Rencana


( mm ) (m3/dt)
No.
Sungai Metode Metode
Batang Lumpo Log Pearson
Gumbel Rasional Weduwen
Type III
Kala Ulang (T)
1 2 104 102 129.03 85.37
2 5 133 136 165.19 118.18
3 10 150 159 185.66 138.14
4 25 168 187 208.43 161.43
5 50 181 209 223.53 177.48
6 100 192 230 237.26 192.47

Gambar . 4 Grafik Debit Rencana

Kapasitas Tampungan Sungai Berdasarkan penampang fisikal sungai batang


Dari debit banjir rencana yang terjadi, maka lumpo ini maka tinggi aliran akibat debit
kapasitas tampungan sungai dapat dihitungan banjir dapat dijelaskan sebagai mana menrut
dengan persamaan - persamaan aliran. tabel dan grafik berikut.
Tabel.2 Analisa Muka Air Banjir Rencana

h(m) A (m²) P(m) R(m) V(m/det) Q(m³/det) Qrencana Kerangan

0,5 14,5 30 0,483 1,089 15,787 237,26

1 29 31 0,935 1,691 49,036 237,26

1,5 43,5 32 1,359 2,169 94,364 237,26

2 58 33 1,758 2,575 149,324 237,26

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 265


EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

2,5 72,5 34 2,132 2,929 212,326 237,26

2,7 77,830 34,368 2,265 3,049 237,268 237,26 Mendekati

3 87 35 2,486 3,244 282,214 237,26

Gambar.5 Muka Air Banjir Rencaana

Analisa Stabilitas Turap Panjang turap yang dibutuhkan


Dari perhitungan didapat tinggi debit air banjir = 4,14 m
h = 2,7 tinggi jagaan = 1,16 jadi total tinggi momen maksimum yang terjadi
penampang sungai H = 3,86. = 6,31 t.m
a. Menghitung Panjang Turap Dalam
Keadaan Banjir

266 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081


EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

b. Menghitung Nilai D dengan Keadaan diambil yang terpanjang yaitu dalam keadaan
Kering kering dengan panjang turap = 4,16 m dan

Panjang turap yang dibutuhkan = 4.16 Mmax = 7,125 t.m maka di dapat Type turap
M,Momen maksimum yang terjadi = 7.125 Sheet Pile FSP – 320 A 500 clas C, seperti
TM,Dari hasil analisa panjang turap maka table berikut.

Tabel 3. Kapasitas Sheet Pile Tipe FSP-320 A 500

Cracking
Width High Cross Unit
Bending Length
Type Class W H Section Weight
Moment
(mm) (mm) (cm²) (kg/m) (ton.m) (m)
FSP-320 A 500 C 500 320 1,595 400 7,24 6-15
Sumber.PT.Jaya Sentricon Padang
Saran
PENUTUP Saran yang diberikan pada penelitian ini
Simpulam adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil analisa data didapat Debit 1. Perlunya ketelitian pada saat perhitungan
Rencana Q 100 tahun = 237,26 m³/dt hidrologi seperti dalam menganalisa
maka didapat tinggi debit h= 2,7 m , curah hujan dan debit banjir rencana agar
Tinggi jagaan w = 1,16 m dan panjang dihasilkan desain penampang yang
sheet pile untuk keadaan terendam = 4,14 ekonomis dan dapat menampung debit
m dengan Momen Maksimum Mmax = yang akan terjadi
7,125 t.m dan panjang sheet pile dalam 2. Disarankan dalam tahap perencanaan
keadaan kering = 4,16 maka di dapat type terlebih dahulu dilakukan survey studi
sheet pile sebagai yang berhubungan dengan keadaan
2. Dari hasil perencanaan dilakukan uci sungai, baik saat banjir maupun saat
labortorium setiap dalam bentuk normal.
pemodelan berdasarkan prilaku – prilaku 3. Penentuan jenis penahan tanah harus
aliran banjir,dan prilaku kelonsoran sesuai dengan jenis tanah dan kondisi
tebing dilapangan
3. Perlu penelitian lanjutan dalam mencari 4. Perencanaan dinding penahan tanah
hasil desain yang optimum harus benar-benar diperhatikan
pembebanannya hingga analisis
stabilitasnya;

ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 267


EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL

5. Dalam perencanaan sebaiknya mengikuti


kriteria optimum desain struktur agar
hasil perencanaan dapat diterapkan
dilapangan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini.Dian,2013.PerencanaanPerkuatanTa
nggulUntukMenanggulangiLongsor Di
Tebing Sungai SegahJalanBujangga,
Berau.
Asyifa.Adwiyah,2014.“PerencanaanKonstruks
i Sheet Pile Wall Sebagai Alternatif
Pengganti Gravity Wall”.
Bowles, Joseph E, 1984. Analisa dan Desain
Pondasi. jilid 2. Jakarta: Erlangga
Bowles, Joseph E, 1991. Analisa dan Desain
Pondasi. jilid 2 Edisi Revisi. Jakarta:
Erlangga.
Hardiyatmo, Hari Christady. 2006. Teknik
Pondasi 2 edisi ketiga. Yogyakarta: Beta
offset.
http://junaidawally.blogspot.co.id/2013/06/she
et-pile-dinding-turap.html?m=1. Diakses
11 November 2017.
Imam.Alfattah, 2014. Perencanaan Ulang
Pengendalian Banjir Batang Lumpo
Kecamatan IV Jurai Dan Kecamatan
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Y.I.Yuta, 010.StudiPerencanaanTanggul Di
Sungai CikeasKabupaten Bogor Jawa
Barat.
Yulie.Rina, 2014. Studi Stabilitas Turap Beton
Pada Tepi Sungai Anai Kabupaten
Padang Pariaman.
Chen,H.,Lee,C.F.,&Law,K.T.(2004).Causative
mechanismsofrainfall-induced fill slope
failures. Journal
ofGeotechnicalandGeoenvironmentalEngi
neering, 130(6), 593–602 ASCE.
Rahardjo,H.,Satyanaga,A.,Leong,E.C.,Ng,Y.S.
,Foo,M.D.,&Wang,C.L.(2011).Slope
failures in Singapore dueto rainfall.In
Proceedings of 10 th Australia New
Zealand conferenceon geomechanics ,
Brisbane.
Strauch,A.M.,Mackenzie,R.A.,Giardina,C.P.,
&Bruland,G.L.(2017).Climate riven
changes to rainfall and streamflow patterns
in a model tropicalisl and hydrological
system. Journal of Hydrology, 523, 160–
169.
Weisberg,S.(2015). Applied linearregression
((3rd ed..). Canada:Wiley-Interscience.

268 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081


EISSN 2599-2090

Anda mungkin juga menyukai