ABSTRAK
Proyek perbaikan struktur pada proyek BPP I RU V Balikpapan, yaitu pekerjaan perbaikan
dan pergantian kolom ditargetkan selesai dalam lima minggu (35 hari). Jangka waktu
tersebut yang tidak cukup lama sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan percepatan.
Metode yang digunakan untuk melakukan percepatan adalah analisa Time Cost Trade Off.
Percepatan dapat dilakukan dengan penambahan jam kerja, tenaga kerja. Dengan melakukan
langkah-langkah kompresi jalur kritis dari Microsoft excel maka pengurangan durasi yang
paling optimum dapat dicari. Dari hasil penelitian, dapat diketahui durasi optimal proyek
selama 37 hari dengan biaya total sebesar Rp.636.042.800,71. Dibandingkan dengan jadwal
normal selama 39 hari dan biaya sebesar Rp.675.302.417,21; proyek tersebut dapat
dipercepat 37 hari dan menghemat biaya sebesar Rp.39.259.616,50.
ABSTRAC
The column repair project will be implemented at BPPI. Repair work and change of Colum
and structure packing on projects starting in January 2019 This is targeted to be completed
in 1 month 1 week, namely in March 2019. The period is not long enough so that it is possible
to accelerate. The method used to accelerate is the analysis of Time Cost Trade Off.
Acceleration can be done by adding working hours, labor. By performing critical path
compression steps from Microsoft Excel, the most optimum reduction in duration can be
found. From the results of the study, it can be seen that the optimal duration of the project
is 37 with a total cost of Rp. 636,042,800.71. Compared to a normal schedule of 39 days
and a fee of Rp. 675,302,417.21, Compared to a normal schedule of 39 days and a fee of Rp.
39,259,616.50.
52
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 01 Desember 2020
dan biaya (time cost trade off). Metode ini
dapat dilakukan dengan menambah Biaya Anggaran
jumlah pekerja, mengadakan shift
pekerjaan, menambah jam kerja (lembur),
menambah peralatan, atau menggunakan
material yang lebih cepat
penggunaannya. Pada proposal ini akan Jadwal Waktu Mutu Kinerja
diaplikasikan metode Time Cost Trade Off
untuk mengejar keterlambatan. Gambar 1 Tebal nominal minimum
campuran beraspal
1.2Rumusan Masalah Sumber : (Soeharto, Iman, 1999)
Rumusan masalah pada penelitian ini
adalah: Ketiga batasan di atas disebut tiga kendala
1. Berapa waktu dan biaya optimum (triple constraint) (Soeharto, Iman, 1999).
untuk perlambatan durasi proyek?
2. Apa penyebab kelambatan yang 2.2 Manajemen Proyek
paling mempengaruhi durasi Melihat dari wawasan manajemen bahwa
pelaksanaan proyek? manajemen proyek adalah merencanakan,
mengorganisir, memimpin dan
1.3Tujuan mengendalikan sumber daya perusahaan
Tujuan penelitian ini adalah : untuk mencapai sasaran jangka pendek
1. Mengetahui waktu dan biaya yang telah ditentukan. (Soeharto : 1999)
optimum untuk percepatan durasi
proyek pada Pembangunan Jasa 2.2.1 Penjadwalan Proyek
Kontruksi Penjadwalan menentukan kapan kegiatan
2. Mengetahui penyebab terjadinya kegiatan akan dimulai, ditunda, dan
keterlambatan dalam diselesaikan, sehingga pengendalian
mempengaruhi durasi pelaksanaan sumber-sumber daya akan disesuaikan
proyek. waktunya menurut kebutuhan yang
ditentukan. Dalam proyek, penjadwalan
2. TINJAUAN PUSTAKA sangat penting dalam memproyeksikan
2.1 Proyek keperluan tenaga kerja, material, dan
Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai peralatan.
suatu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu tebatas, 2.2.2 Penentuan Asumsi Durasi
dengan alokasi sumber daya tertentu dan Kegiatan
dimaksudkan untuk menghasilkan produk Durasi kegiatan dalam metode jaringan
atau deliverable yang kriteria mutunya kerja adalah lama waktu yang diperlukan
telah digariskan dengan jelas. Lingkup untuk melakukan kegiatan dari awal
(scope) tugas tersebut dapat berupa sampai akhir (Iman Soeharto, 1999).
pembangunan pabrik, pembuatan produk
baru atau pelaksanaan penelitian dan Ketepatan atau akurasi asumsi durasi
pengembangan. (Soeharto, Iman, 1999) kegiatan akan banyak tergantung dari
siapa yang membuat perkiraan tersebut.
Durasi ini lazimnya dinyatakan dengan
jam, hari atau minggu.
53
Analisa Percepatan Waktu Dan Biaya Dengan Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek TA BPP I RU V
Balikpapan
menyelesaikan kegiatan dengan tingkat beberapa tugas yang harus diselesaikan
produktivitas kerja yang normal, yaitu sudah berada di atas meja kerja, maka hal
sesuai dengan sumber daya dan ini menjadi suatu tantangan untuk
kemampuan yang ada pada saat itu. menjaga semua aspek proyek agar
Menurut (Iman Soeharto, 1999). semuanya tetap berjalan dengan lancar.
54
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 01 Desember 2020
akan meningkat jika durasi proyek pengurangan waktu akan menghasilkan
dikurangi dari awalnya yang pengurangan dalam biaya tidak langsung.
direncanakan. Dengan informasi dari
grafik, manajer dapat dengan cepat 2.8 Mempercepat Waktu Penyelesaian
menimbang alternatif-alternatif yang Proyek (Crashing)
mungkin diambil dalam memenuhi Mempercepat penyelesaian waktu proyek
deadline waktu yang ditentukan. adalah suatu usaha menyelesaikan proyek
lebih awal dari waktu penyelesaian dalam
a. Biaya Langsung (Direct Cost) keadaan normal. Proses mempercepat
Biaya langsung secara umum waktu penyelesaian proyek dinamakan
menunjukkan biaya tenaga kerja, bahan, Crash Program. Dengan diadakannya
peralatan, dan kadang-kadang juga biaya percepatan proyek ini, akan terjadi
subkontraktor. Biaya langsung akan pengurangan durasi kegiatan pada
bersifat sebagai biaya normal apabila kegiatan yang akan diadakannya crash
dilakukan dengan metode yang efisien, program. Akan tetapi, terdapat batas
dan dalam waktu normal proyek. Biaya waktu percepatan (crash duration)
untuk durasi waktu yang dibebankan yaitu suatu batas dimana dilakukan
(imposed duration date) akan lebih besar pengurangan waktu melewati batas waktu
dari biaya untuk durasi waktu yang ini akan tidak efektif lagi.
normal, karena biaya langsung
diasumsikan dikembangkan dari metode 2.9 Metode Time Cost Trade Off
dan waktu yang normal sehingga Time Cost Trade Off adalah suatu metode
pengurangan waktu akan menambah biaya untuk mempercepat durasi proyek dengan
dari kegiatan proyek. Total waktu dari menambahkan variabel/alternatif tertentu
semua paket kegiatan dalam proyek (jam kerja, tenaga kerja, alat, dll). Ada
menunjukkan total biaya langsung untuk beberapa macam cara dapat di gunakan
keseluruhan proyek. Proses ini untuk melaksanakan percepatan
membutuhkan pemilihan beberapa penyelesaian waktu proyek. Cara cara
kegiatan kritis yang mempunyai biaya tersebut antara lain :
percepatan terkecil. a. Penambahan jumlah jam kerja (kerja
lembur)
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect b. Penambahan tenaga kerja
Cost) c. Pergantian atau penambahan peralatan
Biaya tidak langsung (indirect cost) d. Pemilihan sumber daya manusia yang
adalah biaya yang tidak secara berkualitas
langsung berhubungan dengan konstruksi, e. Penggunaan metode konstruksi yang
tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan efektif
dari proyek tersebut (Ariany Frederika,
2010). 2.9.1 Produktivitas Pekerja
Produktivitas didefinisikan sebagai rasio
Biaya tidak langsung secara umum antara Output dan Input atau dapat
menunjukkan biaya-biaya overhead dikatakan sebagai rasio antara hasil
seperti pengawasan, administrasi, produksi dengan total sumber daya yang
konsultan, bunga, dan biaya lain- digunakan. Didalam proyek konstruksi,
lain/biaya tak terduga. Biaya tidak rasio dari produktivitas adalah nilai yang di
langsung tidak dapat dihubungkan dengan ukur selama proses konstruksi yang dapat
paket kegiatan dalam proyek. Biaya tidak di pisahkan menjadi biaya tenaga kerja,
langsung secara langsung bervariasi biaya material, metode, dan alat.
dengan waktu, oleh karena itu
55
Analisa Percepatan Waktu Dan Biaya Dengan Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek TA BPP I RU V
Balikpapan
2.9.2 Pelaksanaan Penambahan Jam b. Normal ongkos pekerja per jam =
Kerja (lembur) produktivitas per jam × Harga
Salah satu strategi untuk mempercepat satuan upah pekerja
waktu penyelesaian proyek adalah dengan c. Biaya lembur =1,5 × n × upah
menambah jam kerja (lembur) para sejam normal untuk penambahan
pekerja. Biasanya waktu pekerja normal jam kerja pertama = 2 × n × upah
pekerja adalah 9 jam (dimulai pukul 07.00 sejam normal untuk penambahan
sampai dengan 18.00 dengan 1 jam jam kerja berikutnya
istirahat), kemudian jam lembur dilakukan d. Keterangan : n = jumlah
setelah jam kerja normal selesai. penambahan lembur
Penambahan jam kerja biasa di lakukan e. Crash cost pekerja per hari = (jam
dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 kerja per hari × normal cost
jam, dan 3 jam sesuai dengan waktu pekerja) + (n × biaya lembur
penambahan yang diinginkan. Semakin perjam)
besar penambahan jam lembur dapat f. 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 =
menimbulkan penurunan produktivitas, 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡
56
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 01 Desember 2020
2. Tahun: 2019
3. Pemilik Proyek: PT.PERTAMINA
(PERSERO)
4. Kontraktor: PT.EKA DWI INDAH
JAYA
5. Nilai Proyek: 4,655,000,000.00
6. Waktu Pelaksanaan: 39 hari
7. Awal Pekerjaan: 4 February 2019
Gambar 4 Hubungan Waktu – Biaya 8. Selesai Pekerjaan: 4 maret 2019
Total, Biaya Tidak Langsung,
Biaya Langsung dan Biaya 4.2Pembiayaan Proyek
Optimal Biaya langsung (direct Cost) merupakan
Sumber : (Iman Soeharto, 1999) biaya yang langsung berhubungan dengan
pekerjaan kontruksi di lapangan. Biaya
3. METODE PENELITIAN langsung diperoleh dengan mengalihkan
volume pekerjaan dengan harga satuan
pekerjaan tersebut. Yang termasuk biaya
langsung dalam proyek ini adalah :
1. Biaya Upah Kerja
2. Biaya Material/bahan
3. Sewa Peralatan
4.3Penentuan Biaya
4.3.1Biaya Tidak Langsung (Indirect
Cost)
Biaya tidak langsung (Indirect Cost)
adalah biaya yang tidak secara langsung
Gambar 5 Bagan alir penelitian berhubungan dengan kontruksi, tetapi
harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari
4. PEMBAHASAN proyek tersebut.
4.1Data Umum Proyek
1. Nama Proyek: Penggantian Yang termasuk biaya tidak langsung
Structure Packing dan Internal part dalam proyek ini adalah :
C-202-01 Dalam Rangka TA
BPP-I Tahun 2018
57
Analisa Percepatan Waktu Dan Biaya Dengan Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek TA BPP I RU V
Balikpapan
a. Biaya Management proyek dengan menggunakan dua
Management Biaya proyek termasuk alternatif, yaitu penambahan jam kerja
proses yang terlibat dalam perencanaan, (lembur) dan penambahan jumlah pekerja.
memperkiraan, anggaran, dan
pengendalian biaya sehingga proyek dapat 4.4.1Penambahan Jam Kerja (lembur)
diselesaikan dalam anggaran yang Rencana kerja yang akan dilakukan dalam
disetujui. mempercepatdurasi sebuah pekerjaan
dengan alternatif penambahan jam kerja
Perhitungan besarnya biaya tidak (lembur) adalah:
langsung/ management Biaya adalah :
Total Biaya langsung = a. Waktu kerja normal adalah 9 jam kerja
Rp.4.546.703.208,12 per hari (07.00 – 17.00) dengan 1 jam
Biaya Operasional (2,5%) dari total biaya istirahat (12.00 – 13.00), sedangkan
langsung = Rp.103.722.750. kerja lembur dilakukan setelah waktu
Biaya Administrasi (4,5%) dari total biaya kerja normal selama 4 jam per hari
langsung = Rp.186.700.950 (19.00 – 22.00) dalam 37 hari hingga
Biaya Supervisi (3%) dari total biaya selesai proyek dilakukan 6 hari kerja,
langsung = Rp.124.467.300 + yaitu senin – minggu
Total biaya Management/ Biaya Tidak
Langsung Rp.454.670.320,81 b. Harga upah pekerja untuk kerja
lembur menurut Keputusan perjanjian
Jadi keseluruhan Biaya tidak langsung kontrak
dalam proyek ini adalah 1. Untuk 1 jam kerja lembur pertama,
Rp.454.670.320,81 dibayar upah kerja lembur sebesar
1,5 kali upah jam
4.3.2Biaya Total Proyek 2. Untuk setiap jam kerja berikutnya,
Rincian biaya total pada proyek pergantian dibayar upah kerja lembur sebesar
dan perbaikan Coloumn C-202-01 adalah 2 kali upah sejam
seperti tersaji dalam Tabel 3
c. Produktivitas untuk 4 jam kerja
Tabel 3 Rincian Biaya langsung dan tidak lembur diperhitungkan sebesar 60%
langsung pada proyek dari produktivitaas normal (Soeharto,
No Jenis Biaya Jumlah (Rp) Iman, 2010)
1 Biaya langsung Rp.4,190,317,535.90
2 Biaya tidak langsung Rp.419,031,75
Jumlah Rp.4,609,349,288.90
b. Crash Duration
Langkah-langkah dalam menghitung
crash duration :
4.4 Identifikasi kondisi proyek dan
a. Menghitung Produktivitas harian =
hubungan antar aktivitas Produktivitas harian
Hubungan Keterkaitan antar aktivitas 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
didapat dari hasil pengolahan data
perusahaan, seperti yag disusun dalam Pemasangan Structure Packing
Tabel 4. Dengan bantuan Microsoft Excel , 69,23
Support Grid = 3 = 23,08 /hari
hubungan Keterkaitan ini dibentuk dalam
jaringan kerja untuk mengidentifikasi
b. Menghitung produktivitas per jam
Produktivitas harian
Perhitungan Crashing program = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
Untuk mempercepat durasi penyelesaian Produktivitas harian Pemasangan
proyek, maka diadakan percepatan durasi Structure Packing Support Grid
pekerjaan pada kegiatan-kegiatan kritis. 23,08
= 3 = 7,69 /jam
Karenanya dilakukan percepatan durasi
58
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 01 Desember 2020
Langkah-langkah dalam menghitung
Dimana : jam kerja normal harian = crash cost :
3 jam a. Menghitung upah Kerja harian normal
Upah kerja harian normal =
c. Menghitung produktivitas lembur produktivitas harian × Harga satuan
Produktivitas Lembur = Jam kerja upah kerja
Lembur × Koef. Produktivitas × Upah kerja harian normal Pemasangan
Produktivitas /jam Structure Packing Support Grid
Produktivitas Lembur Pemasangan = 69,23 × Rp.1.838.755,98 =
Structure Packing Support Grid Rp.127.297.076,50
= 4 jam × 60% × 7,69 = 18,46
b. Menghitung upah kerja per jam
Dimana : Jam kerja lembur perhari normal
Koefisien Produktivitas = 60%. Upah kerja per jam normal =
produktivitas per jam × harga
d. Menghitung produktivitas harian satuan upah kerja
setelah di crash upah per jam normal Pemasangan
Produktivitas harian setelah Crash Structure Packing Support Grid
= Produktivitas harian + = 7,69 × Rp.1.838.755,98 =
Produktivitas Lembur Rp.141.400.335,50
Produktivitas harian setelah crash
Pemasangan Structure Packing c. Menghitung upah kerja lembur per
Support Grid = 69,23 + 18,46 = hari (4 jam kerja)
87.69 /hari Upah kerja lembur perhari (4 jam)
= (1,5 × upah sejam normal) + 3 ×
e. Menghitung crash duration (2 × Upah sejam normal)
Crash Duration Upah kerja lembur perhari (4 jam)
= Pemasangan Structure Packing
V𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 Support Grid
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ
69,23
= (1,5 × Rp.2.922.149) + 3 × (2 ×
= 87,69 = 0,78 hari Rp.2.922.149)
= Rp.21.916.117,50
Hasil perhitungan produktivitas
harian, produktivitas, per jam, d. Menghitung crash cost tenaga kerja
produktivitas harian setelah di-Crash per hari
dan Crash duration untuk tiap Crash Cost tenaga kerja per hari
kegiatan. = upah harian + upah kerja lembur
per hari
b. Crash Cost Crash cost per hari Pemasangan
Upah tenaga kerja dalam proyek Structure Packing Support Grid
kontruksi Perbaikan dan Perbaikan = Rp.127.297.076,50 +
Coloum Rp.21.916.117,5
Mandor = Rp.700.000/OH = Rp.149.213.194,00
Kepala Tukang = Rp.300.000/OH
Helper/Pekerja = Rp.200.000/OH e. Menghitung crash cost total
Welder = Rp.300.000/OH Crash Cost total = Crash cost Per
Safetyman = Rp.300.000/OH hari × Crash Duration
Scaffolding = Rp.225.000/OH Crash cost total Pemasangan
Rigger = Rp.300.000/OH Structure Packing Support Grid
59
Analisa Percepatan Waktu Dan Biaya Dengan Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek TA BPP I RU V
Balikpapan
= Rp.149.213.194,00 × 69,23 = c. Menghitung produktivitas setelah
Rp.10.330.029.420,30 Crashing (penambahan jumlah
tenaga kerja)
Hasil perhitungan upah kerja harian Produktivitas setelah Crashing
normal, upah kerja jam normal, Produktivitas harian −Total tenaga
= Total Tenaga Kerja Normal
upah lembur perhari (4 jam kerja),
Crash cost per hari dan crash cost
total untuk tiap kegiatan kritis. Produktivitas setelah crashing
Pemasangan Structure Packing Support
69.23−2
a. Cost Slope Grid = = 2,30
1
Cost slope Pemasangan Structure
Packing Support Grid a. Menghitung crash duration
Crash Slope
Crash Cost−Normal Cost
= Normal Duration−Crash Duration Crash Duration =
Produktivitas harian −Total tenaga
Rp.81.297.683.141,25−Rp.96.902.319,76
= Total Tenaga Kerja Normal
3−0,79
= Rp.129.135.838,18
Crash duration Pemasangan Structure
69,23
Hasil perhitungan cost slope untuk tiap Packing Support Grid = 2,30 = 30,1
kegiatan kritis dalam tabel 4.7 Hasil perhitungan produktif harian,
produktivitas setelah Crashing
4.4.2 Penambahan Jumlah Tenaga (penambahan Jumlah tenaga kerja) dan
Kerja Crash duration untuk tiap kegiatan kritis
Rencana kerja yang akan dilakukan dalam dalam
mempercepat durasi sebuah pekerjaan
dengan alternatif penambahan jumlah b. Crash Cost
tenaga kerja adalah : Langkah-langkah dalam menghitung
1. Tenaga kerja yang ditambah adalah crash cost :
pekerja dan tukang (Fitter) 1) Menghitung upah kerja harian
2. Jumlah penambahan tenaga kerja normal
sebesar 60% dari indeks kebutuhan Upah kerja harian normal =
tenaga kerja per hari Produktivitas harian normal ×
harga satuan upah normal
Berikut ini jumlah penambah tenaga kerja Upah kerja harian normal
untuk tiap kegiatan kritis yang akan Pemasangan Structure Packing
dipercepat durasi pengerjaannya. Support Grid
= 7.70 × Rp.1,404,905.84
a. Crash Duration = Rp.2,809,819.38
Langkah-langkah dalam menghitung
crash duration : 2) Menghitung upah kerja harian
a. Menghitung produktivitas harian setelah crashing (penambahan
Produktivitas harian = jumlah tenaga kerja)
Crash Cost−Normal Cost
= Normal Duration−Crash Duration Upah kerja harian setelah Crashing
= Produktivitas harian Crash ×
b. Perhitungan harian Pemasangan harga satuan upah Crash
Structure Packing Support Grid Upah harian Crashing Pemasangan
69.23 Structure Packing Support Grid
= 9 = 7,70 /hari
= 2,30 × Rp.2,809,819.38
= Rp.6,462,584,574
60
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 01 Desember 2020
3) Menghitung Crash Cost Normal
Crash Cost = upah harian Durasi normal = 39 hari
Crashing × Crash duration Biaya tidak langsung
Crash cost Pemasangan Structure = 1,15% dari biaya total proyek + PPN 10%
Packing Support Grid = dari biaya total proyek
Rp.2,809,819.38 × 30,1 = = 1,15% × Rp.675.302.417,21 +
Rp.84,575,563,338 Rp.67.530.241,72
Hasil perhitungan uah kerja harian = Rp.7.765.977,80 + Rp.67.530.241,72
normal, upah kerja setelah = Rp.75.286.219,52
Crashing (penambahan jumlah Biaya langsung = Rp.675.302.417,21
tenaga kerja) dan Crash cost untuk Total Cost
tiap kegiatan kritis. = biaya tidak langsung + biaya langsung
= Rp.75.286.219,52 + Rp.675.302.417,21
b. Cost Slope = Rp.750.598.636,73
Cost slope Pemasangan Structure Packing
Support Grid Penambahan jam kerja (lembur)
Crash Slope Crashing Pemasangan Structur Packing
𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝐶𝑜𝑠𝑡−𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡 Support Grid:
= 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑅𝑝.81.297.683.141,25−𝑅𝑝.96.902.319,76 Cost slope /hari = Rp.417.423,45 /hari
= Normal duration = 39 hari
3−0,79
= Rp.129.135.838,18 Crash duration = 3 hari
Total crash = 2 hari
4.4.3 Penambahan Jumlah Tenaga Total durasi proyek = 40 hari
Kerja Tambahan biaya = Rp 417,423.45 / hari
Rencana kerja yang akan dilakukan dalam × 2 hari = Rp 834,846.90
mempercepat durasi sebuah pekerjaan
dengan alternatif penambahan jumlah Biaya langsung
tenaga kerja adalah : = Rp.675.302.417,21 + Rp.834.846,90
Tenaga kerja yang ditambah adalah = Rp.676.137.264,11
pekerja dan tukang (Fitter)
Jumlah penambahan tenaga kerja Biaya tidak langsung
sebesar 60% dari indeks kebutuhan = (Rp.1.252.270,35 × 37) +
tenaga kerja per hari Rp.67.530.241,72
= Rp.117.621.055,72
4.5 Analisis TCTO
Setelah didapatkan nilai cost slope dari Total Cost
masing-masing aktivitas pekerjaan, maka =Rp.676.137.264,11 + Rp.117.621.055,72
langkah selanjutnya adalah melakukan = Rp.793.753.319,83
analisis pertukaran biaya dan waktu
dengan metode TCTO. Durasi proyek Demikian seterusnya sampai kompresi ke
dimulai dari aktivitas yang mempunyai 14.
cost slope terendah. Dari tahap-tahap
pengkompresian tersebut akan dicari Penambahan kapasitas tenaga Kerja
waktu optimal dari biaya total yang paling Crashing pekerjaan Pemasangan Structure
minimal. Penambahan jam kerja lembur, Packing Support Grid:
sedangkan untuk penambahan Tenaga. Cost slope /hari = Rp.554.524,75 /hari
Berikut akan diuraikan proses hitungan Normal Duration = 3 Hari
tahap kompresi dengan alternatif Crash Duration = 1 Hari
penambahan jam kerja (lembur) dan Total Crash = 2 Hari
kapasitas alat optimum: Total durasi Proyek = 37 hari
61
Analisa Percepatan Waktu Dan Biaya Dengan Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek TA BPP I RU V
Balikpapan
Tambahan biaya = Rp.554.524,75/hari × 2
hari = Rp.1.109.049,50
Biaya langsung
= Rp.675.302.417,21 + Rp.1.09.049,50
= Rp.676.411.466,71
PEMBONGKARAN
Perhitungan selengkapnya dapat lampiran BED#-1
- Holding Time 1 37.00 327,527,211.87 8,619,137.15 31,937,357.47
Rekapitulasi perhitungan terhadap waktu - Internal Cleaning Sheel & Ring Support
Column di BED#4 1 37.00 948,805,621.39 118,600,702.67 92,430,255.24
PEMASANGAN
dan biaya dapat di lihat pada Tabel 4 BED#-1
- Pemasangan Spray Nozzle Distributor
1 37.00 1,033,086,705.40 129,135,838.18 100,636,571.32
G BED#-2
- Pemasangan Structure Packing di BED#2
Durasi Total Durasi biaya biaya TOTAL - Pemasangan Latice Beam Support
1 37.00 8,480,397,218.93 223,168,347.87 825,769,437.11
NO URAIAN PEKERJAAN Normal Proyek langsung tidak langsung COST dibawah BED#3
(HK) (HK) (Rp) (Rp) (Rp) - Pemasangan Support Grid 1 37.00 8,704,392,536.87 839,897,525.49 847,579,507.54
1 PREPARATION WORK (SHUTDOWN) - Pemasangan Scaffolding Internal Column
6M 1 37.00 8,771,387,545.04 230,825,988.03 854,102,705.70
A Pemasangan Sorokan / Spade Blind 2 37.00 327,527,211.87 8,619,137.15 32,799,271.19
PENYETELAN & PENGELASAN
2 CONSTRUCTION WORK - Leak test 1 39.00 9,051,205,575.09 226,280,139.38 882,539,093.57
PEMBONGKARAN REQUIRED TIME ESTIMATION
BED#-1 REQUIRED DAYS ESTIMATION
BED#-4
- Pembongkaran Latice Beam Support
dibawah BED#3 1 37.00 1,716,561,374.35 45,172,667.75
Setelah biaya langsung, biaya tidak
171,702,687.43
- Internal Cleaning Sheel & Ring Support
Column di BED#4 1 39.00 5,586,851,313.70 139,671,282.84 langsung, dan total cost diketahui maka
558,731,681.37
PEMASANGAN
selanjutnya dibuat grafik hubungan antar
BED#-1
- Pemasangan Spray Nozzle Distributor 1 39.00 6,291,466,943.50 157,286,673.59 ketiga biaya tersebut. Grafik tersebut dapat
848,086,271.89
G BED#-2
- Pemasangan Structure Packing di BED#2 (3 dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7
Layer) 2 38.00 6,359,962,507.14 163,075,961.72 636,042,800.71
H BED#-3
I BED#-4
- Pemasangan Latice Beam Support dibawah
BED#3 3 37.00 9,962,459,024.61 262,169,974.33 996,292,452.46
62
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 01 Desember 2020
pengerjaan selama 37 hari dengan
biaya total Rp.544.764,553,09.
Dengan metode time cost trade off,
waktu dan biaya proyek mengalami
penurunan. Alternatif penambahan
jam kerja lembur menghasilkan
biaya total optimum sebesar Rp.
675.302.417,21 dengan waktu
Gambar 7 Grafik Hubungan Biaya selesai proyek 39 hari.
Langsung, Biaya Tidak Dibandingkan dengan kondisi
Langsung, dan Total Cost normal, alternatif tersebut
terhadap Waktu menghemat waktu selama 2 hari
dengan selisih biaya
Pada Gambar 6 dan Gambar 7 kurva biaya Rp.39.259.616,50. Sedangkan
langsung dan total cost berdekatan karena untuk alternatif penambahan
penurunan atau penambahan biaya jumlah Tenaga Kerja mempunyai
langsung ikut mempengaruhi besarnya selisih waktu 2 hari dengan
nilai total cost proyek. Waktu optimum menambah biaya sebesar
proyek menggambarkan posisi biaya Rp.130.537.864,13.
optimum dan waktu optimum proyek 2. Penyebab terjadinya terlambat pada
setelah dilakukan percepatan. Waktu saat Pemasangan Structure Packing
optimum tersebut menurut Soeharto (1997) Support Grid karena pekerjaan di
merupakan kurun waktu penyelesaian pemasangan structure packing di
proyek dengan biaya terendah, Waktu BED#2 (3 layer) mengalami
optimum digambarkan dengan titik point kekurangan material sehingga
terendah dari total cost yang merupakan terjadinya keterlambatan
gabungan dari penjumlahan biaya
langsung dan biaya tidak langsung. DAFTAR PUSTAKA
Dedy Aryawan, Gede. 2011. Perbandingan
5. KESIMPULAN Penambahan Waktu Kerja (Jam
Kesimpulan yang di dapat diambil dari Lembur) dan Penambahan Tenaga
hasil analisa biaya dan waktu pada proyek Kerja Terhadap Biaya Pelaksanaan
Perbaikan dan Pergantian internal Part C- Proyek. Skripsi. Universitas
201-01 sebagai berikut: Udayana.
1. Percepatan durasi proyek untuk
alternatif penambahan kerja lembur (4 Husein, Abrar, 2009. Kurva S dari
jam) dan Penambahan Tenaga kerja Konseptual sampai Operasional.
a. Alternatif penambahan jam kerja http://www.indowebster.com/Ralat_
lembur, diperoleh biaya optimum buku_Manajemen_Proyek.html
sebesar Rp.636.042.800,71 dan
waktu optimum 37 hari, sedangkan Kementrian Tenaga Kerja dan
alternatif penambahan Kerja Transmigrasi Republik Indonesia,
Lembur, diperoleh biaya optimum Keputusan nomor Kep.
sebesar Rp.675.302.417,21 dan 102/MEN/VI/2004 tentang waktu
waktu optimum 39 hari. terjadi kerja lembur dan upah kerja lembur,
pengurangan durasi proyek selama kemnakertrans RI, Jakarta, 2004.
2 hari dari durasi normal 39 hari
menjadi 37 hari. Soeharto, Iman.1995. Manajemen Proyek
b. Alternatif penambahan jam Tenaga dari Konseptual sampai
kerja, diperoleh waktu normal
63
Analisa Percepatan Waktu Dan Biaya Dengan Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek TA BPP I RU V
Balikpapan
Operasional. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
64
Jurnal TRANSUKMA Volume 03 Nomor 01 Desember 2020