Anda di halaman 1dari 6

Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN.

2442-9163

MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR IPA MATERI BUMI DAN ALAM SEMESTA
DENGAN MENERAPKAN PENGAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA SISWA KELAS 2
SDN KANDAT 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SRI WINARNI
SDN Kandat 2 Kab. Kediri
sri_winarni@yahoo.com

Abstrak: Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan
prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pengajaran berbasis inkuiri? (b) Bagaimanakah pengaruh
model pengajaran berbasis inkuiri terhadap motivasi belajar siswa?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman
dan penguasaan mata pelajaran IPA setelah diterapkannya pengajaran berbasis inkuiri. (b) Ingin
mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pengajaran berbasis inkuiri.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap
putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi.
Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDN Kandat 2 Semester II Tahun Pelajaran
2014/2015.Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I
sampai siklus III yaitu, siklus I (62,50%), siklus II (75,00%), siklus III (87,50%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode pengajaran berbasis inkuiri dapat berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar Siswa kelas 2 SDN Kandat 2 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015,
serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran IPA.

Kata Kunci: pembelajaran IPA, pengajaran berbasis inkuiri

Pendahuluan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah


Upaya peningkatan kualitas pendidikan di konsekuensi otomatis dari perenungan informasi
Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan
terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan
pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya membuahkan hasil belajar yang langgeng. Untuk
tenaga pendidikan, pengembangan/penulisan bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu
materi ajar, serta pengembangan paradigma baru mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan
dengan metodologi pengajaran. Mengajar bukan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain.
Bukan Cuma itu, siswa perlu pembelajaran, yaitu metode pembelajaran
“mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu berbasis inkuiri untuk mengungkapkan apakah
dengan cara mereka sendiri, menunjukkan dengan model berbasis inkuiri dapat meningkatkan
contohnya, mencoba mempraktekkan motivasi belajar dan prestasi sains. Dalam metode
keterampilan, dan mengerjakan tugas yang pembelajaran berbasis inkuiri siswa lebih aktif
menuntut pengetahuan yang telah atau harus dalam memecahkan untuk menemukan sedang
mereka dapatkan. guru berperan sebagai pembimbing atau
Berdasarkan uraian tersebut di atas memberikan petunjuk cara memecahkan masalah
penulis mencoba menerapkan salah satu metode itu. Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka

http://efektor.unpkediri.ac.id. 22
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163

penulis merumuskan permasalahnnya sebagi dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi
berikut Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar merupakan hal yang pokok. Belajar
belajar siswa dengan diterapkannya pengajaran merupakan suatu perubahan pada sikap dan
berbasis inkuiri pada siswa Kelas 2 Semester 2 tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan
SDN Kandat 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 dan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.
bagaimanakah pengaruh model pengajaran Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi
berbasis inkuiri terhadap motivasi belajar siswa belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang
Kelas 2 Semester 2 SDN Kandat 2 Tahun pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang
Pelajaran 2014/2015.Dengan menyadari gejala- telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi
gejala atau kenyataan tersebut diatas, maka dalam merupakan hasil yang telah dicapai oleh
penelitian ini penulis penulis mengambil judul seseorang setelah melakukan sesuatu
“Meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar IPA pekerjaan/aktivitas tertentu. Jadi prestasi adalah
Materi Bumi dan Alam Semesta Dengan hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua
Menerapkan Pengajaran Berbasis Inkuiri Pada individu dengan adanya belajar hasilnya dapat
Siswa Kelas 2 Semester 2 SDN Kandat 2 Tahun dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil
Pelajaran 2014/2015.” yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap
individu harus belajar dengan sebaik-baiknya
Kajian Pustaka supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang
Pengertian belajar sudah banyak pengertian prestasi juga ada yang mengatakan
dikemukakan dalam kepustakaan. Yang dimaksud prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini
belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang berarti yan dimampui individu dalam mengerjakan
material, formal serta fungsional pada umumnya sesuatu.
IPA didefiniksan sebagai suatu kumpulan perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu,
pengetahuan yang tersusun secara alam. tetapi lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir
Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan Belajar dengan penemuan mempunyai
adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode beberapa keuntungan. Pembelajaran dengan
ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui,
pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA. memotivasi mereka untuk melanjutkan
Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) pekerjaannya hingga mereka menemukan
merupakan satu komponen penting dalam jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan
pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan
sejarah panjang dalam inovasi atu pembaharuan berpikir kritis karena mereka harus selalu
pendidikan. Dalam pembelajaran dengan menganalisa dan menangani informasi.
penemuan/inkuiri, siswa didorong untuk memiliki Pengajaran berbasis inkuiri membutuhkan strategi
pengalaman dan melakukan percobaan yang pengajar yang mengikuti metodologi IPA dan
memungkinkan mereka menemukan prinsip- menyediakan kesempatan untuk pembelajaran
prinsip untuk diri mereka sendiri, Bruner (1966), bermakna. Inkuiri adalah seni dan ilmu bertanya
penganjur pembelajaran dengan basis inkuiri, dan menjawab. Inkuiri melibatkan observasi dan
menyatakan sebagai berikut: “Kita mengajarkan pengukuran, pembutan hipotesis dan interpretasi,
suatu bahan kajian tidak untuk menghasilkan pembentukan model dan pengujian model. Inkuiri
23 http://efektor.unpkediri.ac.id.
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163

menuntut adanya eksperimentasi, refleksi, dan Sugiarti, 2007: 8) mengelompokkan penelitian


pengenalan akan keunggulan dan kelamahan tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru
metode-metodenya sendiri. sebagai penelitia; (b) penelitian tindakan
kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d)
Metode Penelitian administrasi social eksperimental. Dalam
Penelitian ini merupakan penelitian penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru
tindakan (action research), karena penelitian sebagai peneliti, penanggung jawab penuh
dilakukan untuk memecahkan masalah penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari
pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan
penelitian deskriptif, sebab menggambarkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik
Tempat penelitian adalah tempat yang menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif,
digunakan dalam melakukan penelitian untuk yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
bertempat di Kelas 2 Semester 2 SDN Kandat 2 dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
Tahun Pelajaran 2014/2015. mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa
Penelitian ini menggunakan Penelitian juga untuk memperoleh respon siswa terhadap
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa
Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian selama proses pembelajaran.
yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang Untuk menganalisis tingkat keberhasilan
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan atau persentase keberhasilan siswa setelah
rasional dari tindakan mereka dalam proses belajar mengajar setiap putarannya
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman dilakukan dengan cara memberikan evaluasi
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
serta memperbaiki kondisi dimana praktek Analisis ini dihitung dengan menggunakan
pembelajaran tersebut dilakukan (dalam statistic sederhana yaitu:
Mukhlis,2000: 3). Rancangan penelitian ini terdiri Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti
dari rencana awal,kegiatan dan melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh
pengamatan,refleksi. Instrumen penelitian ini terdiri siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah
dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
Silabus,Tes Formatif diperoleh rata-rata.
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu
diperoleh melalui observasi pengolahan secara perorangan dan secara klasikal.
pengajaran berbasis inkuiri, dan tes formatif Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar
Untuk mengetahui keefektivan suatu mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu
metode dalam kegiatan pembelajaran perlu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah
diadakan analisa data. Pada penelitian ini mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas

http://efektor.unpkediri.ac.id. 24
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163

disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
terdapat 85% yang telah mencapai daya serap Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
lebih dari atau sama dengan 65%. untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 26
Januari 2015 di Kelas 2 dengan jumlah siswa 25
Hasil Penelitian dan Pembahasan siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
Data penelitian yang diperoleh berupa guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu
hasil uji coba item butir soal, data observasi pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
berupa pengamatan pengelolaan pengajaran Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan
berbasis inkuiri dan pengamatan aktivitas siswa dengan pelaksaaan belajar mengajar
dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi
formatif siswa pada setiap siklus. tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui
Siklus I tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil
perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
Dari hasil evaluasi pembelajaran dapat Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
dijelaskan bahwa dengan menerapkan pengajaran rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi
berbasis inkuiri diperoleh nilai rata-rata prestasi pada siklus I, sehingga kesalah atau kekurangan
belajar siswa adalah 66,67 dan ketuntasan belajar pada siklus I tidak terulanga lagi pada siklus II.
mencapai 62,50% atau ada 15 siswa dari 25 Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan
siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut dengan pelaksanaan belajar mengajar.
menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara Dari hasil evaluasi pembelajaran
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar adalah 72,50 dan ketuntasan belajar mencapai
62,50% lebih kecil dari persentase ketuntasan 75,00% atau ada 18 siswa dari 25 siswa sudah
yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
disebabkan karena siswa masih canggung dengan siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah
diterapkannya pengajaran berbasis inkuiri. mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari
Siklus II siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan karena siswa sudah mulai akrab dengan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pengajaran berbasis inkuiri, disamping itu ada
pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat perasaan senang pada diri siswa dengan adanya
pengajaran yang mendukung. cara belajar yang baru karena itu adalah
Tahap kegiatan dan pelaksanaan pengamalan pertama bagi siswa.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Siklus III
siklus II dilaksanakan pada tanggal 09 Pebruari Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
2015 di Kelas 2 dengan jumlah siswa 25 siswa. perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

25 http://efektor.unpkediri.ac.id.
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163

pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu
pengajaran yang mendukung. pada rencana pelajaran dengan memperhatikan
Tahap kegiatan dan pengamatan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada
untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 19 siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
Pebruari 2015 di Kelas 2 dengan jumlah siswa 25 bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh nilai 1. Pembelajaran dengan pengajaran
rata-rata tes formatif sebesar 76,67 dan dari 25 berbasis inkuiri memiliki dampak positif
siswa yang telah tuntas sebanyak 22 siswa dan 3 dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka siswa yang ditandai dengan peningkatan
secara klasikal ketuntasan belajar yang telah ketuntasan belajar siswa dalam setiap
tercapai sebesar 87,50% (termasuk kategori siklus, yaitu siklus I (62,50%), siklus II
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami (75,00%), siklus III (87,50%).
peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya 2. Penerapan pengajaran berbasis inkuiri
peningkatan hasil belajar pada siklus III ini mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat
dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan meningkatkan motivasi belajar siswa untuk
siswa dalam memahami pembelajaran berbasis mempelajari pelajaran IPA yang
inkuiri. Disamping itu peningkatan kemampuan ditunjukan dengan rata-rata jawaban
guru dalam mengelola pengajaran berbasis inkuiri siswa yang menyatakan bahwa siswa
semakin mantap. tertarik dan berminat dengan pengajaran
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa berbasis inkuiri sehingga mereka menjadi
pengajaran berbasis inkuiri memiliki dampak positif termotivasi untuk belajar.
dalam meningkatkan prestasasi belajar siswa. Hal Dari hasil penelitian yang diperoleh dari
ini dapat dilihat dari semakin mantapnya uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
materi yang telah disampaikan guru selama ini optimal bagi siswa, maka disampaikan saran
(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan sebagai berikut:
III) yaitu masing-masing 62,50%, 75,00%, dan 1. Untuk melaksanakan pengajaran berbasis
87,50%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa inkuiri memerlukan persiapan yang cukup
secara klasikal telah tercapai. matang, sehingga guru harus mampu
Kesimpulan dan Saran menentukan atau memilih topik yang
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah benar-benar bisa diterapkan dengan
dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan pengajaran berbasis inkuiri dalam proses
seluruh pembahasan serta analisis yang telah belajar mengajar sehingga diperoleh hasil
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi pengajaran yang sesuai, walau dalam
belajar siswa, guru hendaknya lebih sering taraf yang sederhana, dimana siswa
melatih siswa dengan berbagai metode nantinya dapat menemukan pengetahuan

http://efektor.unpkediri.ac.id. 26
Jurnal PINUS Vol. 2 No. 1. April 2016 ISSN. 2442-9163

baru, memperoleh konsep dan di SDN Kandat 2 Semester 2 tahun


keterampilan, sehingga siswa berhasil pelajaran 2014/2015.
atau mampu memecahkan masalah- 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya
masalah yang dihadapinya. dilakukan perbaikan-perbaikan agar
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, diperoleh hasil yang lebih baik.
karena hasil penelitian ini hanya dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineksa Cipta.
Ali, Muhammad. 2000. Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.
Daroeso, Bambang. 1999. Dasar dan Konsep
Pendidikan Moral Pancasila. Semarang:
Aneka Ilmu.
Hadi, Sutrisno. 2002. Metodologi Research, Jilid 1.
Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.
Melvin, L. Siberman. 2004. Active Learning, 101
Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia dan Nuansa.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

27 http://efektor.unpkediri.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai