TEORI AKUNTANSI
BAB I “INTRODUCTION”
Buku Financial Accounting Theory Ed.7, William Scott
Disusun Oleh:
MAGISTER AKUNTANSI
SEKOLAH PASCASARJANA
2020
1
Pokok Pembahasan :
2
1.1 Tujuan Penulisan Buku
Pada kondisi ideal, Akuntasi dapat menunjukkan arus kas dan probabilitas suatu
perusahaan, akan tetapi pada kenyatannya terdapat suatu kejadian yang disebut
dengan asimetri informasi, yaitu suatu kondisi dimana ada satu pihak memiliki
informasi yang lebih baik dari pihak yang lain. Dalam konteks perusahaan, manajer
memiliki informasi yang lebih baik tentang kondisi perusahaan dibanding dengan
investor yang tidak terlibat dalam manajemen. Asymetric information akan
memunculkan masalah salah pilih (adverse selection) karena investor tidak
mengetahui dengan pasti mana perusahaan baik dan mana perusahaan yang tidak
baik. Manajer suatu perusahaan biasanya menyembunyikan beberapa informasi
sensitif perusahaan agar kinerjanya dianggap baik. Karena ada perbedaan
tersebut, maka diperlukan standar akuntansi.
3
1.2 Beberapa perspektif sejarah
Akuntansi memiliki sejarah yang panjang diantaranya :
Pada tahun 1494
Deskripsi seutuhnya mengenai sistem double entry bookkeeping muncul pada
tahun 1494, dikemukakan oleh Luca Paciolo, seorang cendekia matematika
sekaligus rohaniawan berkebangsaan itali. Paciolo bukanlah yang menemukan
sistem ini, sebab hal ini telah berkembang dalam periode yang lama, misalnya
pengumpulan piutang. Kedua sisi transaksi mudah dilihat, sejak kas dan piutang
memiliki keberadaan fisik dan legal, dan jumlah kas yang meningkat setara dengan
penurunan piutang. Pencatatan jenis transaksi yang lain, seperti sale of good, dan
biaya-biaya, memerlukan waktu yang lebih lama untuk berkembang. Dalam kasus
penjualan, jelas bahwa kas atau piutang meningkat, dan barang yang terdapat di
tangan berkurang. Namun, bagaimana dengan perbedaan antara harga jual dan
biaya barang yang dijual? Tidak terdapat bentuk fisik atau legal atas profit pada
penjualan. Pada sistem double entry, demi mengatasi masalah ini diperlukan
konsep abstrak atas income dan modal. Pada masa paciolo, sebuah sistem double
entry yang lengkap serupa dengan yang saat ini digunakan. Sistem Paciolo
tersebut disebut “Metode Venice”, dan seringkali menggunakan teks matematis.
Sesudah 1494
Sistem double entry tersebar di seluruh eropa dan pekerjaan Paciolo diterjemahkan
ke dalam bahasa inggris tahun 1543. Di negara Inggrislah, sebagian
perkembangan-perkembangan akuntasi yang penting terjadi. Di awal abad ke –
18, konsep joint stock company – penggabungan modal usaha telah
berkembangan di Inggris untuk menegaskan eksistensi permanen. Kewajiban
pemegang saham yang terbatas dan kemampuan mentransfer saham pada
perkembangannya menciptakan pasar di mana saham dapat dibeli dan dijual.
Tentu saja investor memerlukan informasi keuangan mengenai perusahaan yang
sedang bertransaksi dengan mereka. Jadi, akuntasi keuangan diawali dengan
transisi yang panjang, dari sebuah sistem di mana pedagang dapat mengatur
4
sendiri pengoperasioannya, sampai kepada sistem untuk memberi informasi pada
investor siap saja yang tidak terlibat dalam operasi perusahaan dari hari ke hari.
Sebagai perhatian, Pada tahun 1844, Companies Act – Undang-undang perusahan
dibuat. Di dalam undang-undang inilah konsep neraca yang telah diaudit untuk
pemegang saham pertama kali muncul, meskipun syarat tersebut tidak dijalankan
hingga awal 1900-an. Selama itu, pembagian informasi dikembangkan, namun
tidak terlalu efektif akaibat kurangnya prinsip-prinsip akuntansi. Contoh yang
menggambarkan hal ini adalah terjadinya kontroversi mengenai apakah amortisasi
atas asset modal harus dikurangi untuk dalam penentuan pendapatan bagi
deviden.
Abad 20
Perkembangan akuntansi berpindah ke United States, yang sedang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang cepat. Pemasukan pajak kemudian diperkenalkan
pada tahun 1909, yang pada akhirnya berpengaruh pada para manajer bisnis untuk
menerima amortisasi sebagai pengurangan pendapatan. Great depression yang
terjadi pada tahun 1929 sebagai akibat kehancuran pasar saham membawa
perubahan penting pada US, termasuk pendirian Securities and Exchange
Commision (SEC) oleh Securities Act pada tahun 1934 dengan fokus melindingi
investor dengan cara disclosure – pengungkapan.
“Runtuhnya Wall Street 1929, juga dikenal dengan sebutan Keruntuhan ’29,
atau dalam bahasa inggris, The Wall Street Crash of 1929 adalah peristiwa
jatuhnya bursa saham di Amerika Serikat, yang menandai dimulainya era yang
disebut Depresi Besar. Keruntuhan ini merupakan salah satu peristiwa kehancuran
bursa yang paling besar dalam sejarah Amerika”.
“Peristiwa kehancuran bursa tersebut juga dikenal dalam beberapa tahapan yang
dikenal dengan julukan Black Thursday (Kamis Hitam) yang merupakan awal
terjadinya keruntuhan pada bursa dan Black Tuesday (Selasa Hitam) yaitu saat
kehancuran terjadi yang membuat panik hingga lima hari setelahnya”.
5
1.3 The 2007 – 2008 Market Meltdowns
Meskipun regulasi dan standar baru tersebut, Spesial Purpose Entities (SPE)
masih banyak digunakan, terutama oleh institusi financial, yang mereka sering
sebut sebagai Structured Invesment Vehicle (SIV).
Kendaraan ini dibuat oleh pemberi pinjaman seperti Bank, Perusahaan mortgage,
dan institusi finansial lainnya untuk mengamankan holding atas mortgage, credit
card balances, auto loans, dan asset financial lainnya. SIV kemudian
mengumpulkannya menjadi asset-blacked securities (ABS). ABS kemudian
disekuritaskan sebagai collateralized debt obligation (CDOs). Untuk membiayai
asset yang dibeli oleh sponsor, SIV meminjam uang dengan menerbitkan asset-
backed commercial paper (ABCP).
Pembiayaan ABSs dengan uang pinjaman adalah stategi yang berisiko. SIV
kemudian mengurangi risikonya dengan membeli credit default swaps (CDS).
Mulai tahun 2007, struktur seperti ini mulai hancur, Asset-backed securities kurang
transparan. Hal ini kemudian menimbulkan kecuriagan pasar yang menimbulkan
penurunan yang lebih jauh terhadap nilai pasar. Penurunan ini didasarkan kepada
sedikitnya pembelian saham oleh investor ini disebut liquidity risk. Semakin banyak
kecurigaan terhadap nilai sekuritas adalah dengan menurunkan harga penawaran,
atau tidak membeli sama sekali.
Penjualan CDOs dan CDSs dan CDOs sintetis menjadi satu bagian yang disebut
Shadow Banking System. Singkatnya, resiko counterparty adalah hal utama yang
menyebabkan hancurnya pasar ABS. Citigroup mengembalikan $ 147,4 milyar
asset kepada sponsor SUVnya.
Buyback dari para SUV tadi memberikan gambaran konsekuensi bahwa
pembayaran tersebut memperlemah sulvensi perusahaan dan pengetahuan
mengenai asset “beracun”.
Musibah ini menimbulkan kritik keras terhadap akuntansi nilai wajar.
IASB dan FASB membutuhkan pekerjaan ulang untuk fair-value accounting
standart, dan juga standar derekognisi, konsolidasi, dan pengakuan pendapatan
yang beberapa akan dibahas pada chapter 7.
6
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat 4 poin penting.
1. Pelaporan keuangan harus transparan, sehingga investor dapat melihat
dengan jelas nilai asset dan liabilitas.
2. Akuntansi nilai wajar dapat menggantikan value-in-use ketika market collapse
karena nilai likuiditas yang menimbulkan penurunan terhadap kepercayaan diri
investor.
3. Kegiatan off-balance sheet, harus diungkapkan seluruhnya, meskipun tidak
dikonsolidasikan.
4. Karena standar akuntansi adalah satu perangkat regulasi, perubahan yang
substansif terhap standar yang ada, termasuk pengungkapan terhadap
kompensasi manajer, telah terjadi.
7
Namun bagaimanapun, perilaku etis akuntan dan auditor juga sangat dibutuhkan
karena beberapa kasus banyak melibatkan mereka.
Dengan perilaku etis, diharapkan akuntan dan auditor melakukan hal yang benar.
Dalam konteks ini, akuntan dan auditor diharapkan bertindak dengan integritas dan
bebas serta menjadikan kepentingan publik di atas kepentingan pegawai maupun
klien. Buku ini mengasumsikan adanya pengungkapan penuh, pernyataan
keuangan yang bermanfaat, perilaku kooperatif dan bereputasi.
8
setuju terhadap segala bentuk akuntansi nilai sekarang karena dianggap tidak
dapat diandalkan atau hanya karena telah terbiasa menggunakan informasi biaya
historis.
Alasan lain kompleksitas informasi adalah karena informasi akuntansi lebih dari
mempengaruhi keputusan individu. Informasi akuntansi selain mempengaruhi
keputusan, juga akan mempengaruhi kinerja pasar, seperti pasar sekuritas dan
pasar tenaga kerja manajerial. Hal ini merupakan hal penting untuk efisiensi dan
keadilan ekonomi sehingga pasar bekerja dengan baik.
Tantangan bagi para akuntan keuangan adalah untuk bertahan dan berkembang
dalam lingkungan yang kompleks, ditandai dengan preferensi yang bertentangan
dari kelompok berbeda yang berbeda dengan pelaporan keuangan. Buku ini
berpendapat bahwa prospek bertahan hidup dan kemakmuran akan meningkat jika
akuntan memiliki kesadaran kritis mengenai dampak pelaporan keuangan pada
investor, manajer dan ekonomi.
9
Hal ini mengarahkan kepada peningkatan pemahaman tentang kepentingan
manajer dalam pemilihan kebijakan akuntansi dan mengapa mereka ingin
membiaskan atau memanipulasi laporan net income, atau setidaknya untuk
memiliki kemampuan mengatur “bottom-line”. Penelitian seperti ini memungkinkan
kita memahami batas-batas peranan manajemen yang sah dalam laporan
keuangan, dan mengapa akuntansi seringkali terjebak di antara kepentingan
investor dan kepentingan manajer.
10
cukup andal, akuntansi nilai saat ini memenuhi peran ini, karena memberikan
informasi terkini tentang aset dan kewajiban, karenanya kinerja perusahaan di
masa depan, dan mengurangi kemampuan orang dalam untuk mengambil
keuntungan dari perubahan nilai aset dan kewajiban.
Kepentingan sah manajer paling baik disajikan oleh informasi yang sangat
informatif tentang kinerja mereka dalam menjalankan perusahaan, karena hal ini
memungkinkan kontrak kompensasi yang efisien dan kerja yang lebih baik dari
pasar tenaga kerja manajerial. Akuntansi nilai wajar dapat meningkatkan pelaporan
tentang penatalayanan karena, pada akhirnya, manajer bertanggung jawab atas
segalanya, termasuk keuntungan dan kerugian nilai saat ini. Jika manajer tidak
dapat memperoleh pengembalian yang dapat diterima atas nilai wajar aset bersih,
aset ini (atau manajer) harus dibuang.
Namun, akuntansi nilai saat ini juga dapat mengganggu pelaporan tentang
penatalayanan. Nilai saat ini sangat tidak stabil dalam pengaruhnya terhadap laba
yang dilaporkan, dan bahkan dapat meningkatkan volatilitas laba di luar volatilitas
riil yang dihadapi oleh perusahaan. Selain itu, kecuali nilai pasar sudah tersedia,
nilai saat ini mungkin lebih tunduk pada bias dan manipulasi oleh manajer daripada
informasi berbasis biaya historis. Jika demikian, sebagaimana disebutkan dalam
Bagian 1.4, efisiensi kontrak menurun. Baik volatilitas berlebih dan efek efisiensi
kontrak mengurangi keinformatifan laba tentang penatalayanan manajer. Jadi, dari
perspektif manajerial, ukuran pendapatan yang kurang stabil dan lebih konservatif,
seperti yang didasarkan pada biaya historis, atau setidaknya ukuran yang
mengecualikan keuntungan tertentu yang belum direalisasi, dapat lebih memenuhi
peran memotivasi dan mengevaluasi manajer.
Mengingat bahwa hanya ada satu garis bawah, masalah mendasar dari teori
akuntansi keuangan adalah bagaimana merancang dan mengimplementasikan
konsep dan standar yang paling baik menggabungkan peran pemberi informasi dan
penilaian kinerja manajer untuk informasi akuntansi. Kedepannya, kita akan
mengacu pada penggabungan kedua peran pelaporan keuangan ini sebagai
masalah mendasar.
11
Beberapa kebijakan membutuhkan pengorbanan di antara peran-peran ini.
Misalnya, seperti yang dijelaskan dalam Bagian 1.4, peran pelaporan keuangan
yang menginformasikan investor (yaitu, pendekatan pengukuran) kurang
menekankan pada keandalan dan konservatisme daripada peran mengevaluasi
kinerja manajer yang digambarkan oleh teori kontrak. Kebijakan lain, seperti
pengungkapan yang diperluas, dapat memfasilitasi kedua peran tersebut. Dalam
hal ini, makalah diskusi IASB 2008, "Pandangan Awal tentang Penyajian
Keuangan," diusulkan untuk mendikotomi neraca, laporan laba rugi, dan laporan
arus kas menjadi komponen terpisah untuk operasi, pembiayaan, investasi, dan
aktivitas pajak. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan pengambilan
keputusan investor.
Namun pisahkan subtotal untuk operasi dan aktivitas manajer penting lainnya juga
dapat meningkatkan pelaporan tentang penatagunaan, dengan asumsi alokasi
yang bertanggung jawab oleh manajer ke dalam komponen aktivitas masing-
masing.
Pendapatan komprehensif lain (OCI) adalah pendekatan lain untuk
mempertemukan kedua peran tersebut. Pernyataan OCI awalnya dibuat di Amerika
Serikat oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 130 FASB (PSAK 130;
1997), sekarang dimasukkan dalam Kodifikasi Standar Akuntansi (ASC) 220-10-
45.27Seperti disebutkan sebelumnya, pembuat standar telah semakin akuntansi
nilai saat ini. Namun, kami mencatat di Bagian 1.7 bahwa manajemen biasanya
keberatan untuk memasukkan laba bersih dari keuntungan dan kerugian yang
belum direalisasi akibat akuntansi nilai saat ini. Kami dapat melihat OCI sebagai
kompromi untuk mengamankan penerimaan manajer atas standar nilai saat ini,
karena tidak termasuk keuntungan dan kerugian ini dari laba bersih. Jadi, OCI
memasukkan keuntungan dan kerugian nilai sekarang yang belum direalisasi
akibat akuntansi nilai wajar untuk sekuritas, penyesuaian penjabaran mata uang
asing, perubahan beberapa komponen biaya pensiun, dan beberapa item lainnya.
Ketika keuntungan dan kerugian ini direalisasikan atau diamortisasi, umumnya
ditransfer ke laba bersih. Jumlah pendapatan bersih dan pendapatan komprehensif
lain disebut pendapatan komprehensif.
12
Secara internasional, IAS 1 memberlakukan laporan laba rugi komprehensif lain
pada tahun 2009. Hal ini mensyaratkan bahwa penghasilan komprehensif lain
harus dimasukkan di bawah laba bersih dalam satu laporan laba rugi komprehensif,
atau segera setelah laba bersih jika laba bersih ditampilkan sebagai laporan
terpisah. Standar FASB sekarang mengandung persyaratan serupa.
Sejauh mana modifikasi format laporan keuangan akan menyelesaikan masalah
fundamental masih harus dilihat.
13
yang dipandang dalam buku ini sebagai bentuk regulasi yang menetapkan konsep
dan standar akuntansi yang diterima secara umum.
Tentu saja, sesuai dengan teorema Arrow (Bagian 1.2) dan argumen Hobbes
(Bagian 1.5), kita tidak dapat mengharapkan regulasi untuk sepenuhnya
melindungi investor. Akibatnya, penentuan yang ketat atas jumlah regulasi yang
tepat merupakan masalah pilihan sosial yang sangat kompleks. Saat ini, kita tidak
tahu yang mana dari dua reaksi di atas terhadap masalah mendasar yang berada
di jalur yang benar. Tentu saja, kami menyaksikan banyak regulasi dalam
akuntansi, dan tampaknya tidak ada penurunan kecepatan di mana standar baru
mulai diterapkan. Akibatnya, tampaknya masyarakat sedang menyelesaikan
pertanyaan tentang sejauh mana regulasi bagi kita.
Namun, beberapa tahun terakhir menyaksikan deregulasi substansial dari industri
besar seperti transportasi, telekomunikasi, jasa keuangan, dan pembangkit tenaga
listrik, di mana deregulasi pernah dianggap tidak terpikirkan. Alasan penting untuk
mempertanyakan sejauh mana regulasi dalam akuntansi adalah bahwa regulasi
memiliki biaya — fakta yang sering diabaikan
pembuat standar. Sekali lagi, jawaban atas pertanyaan apakah manfaat regulasi
lebih besar daripada biayanya tidak diketahui.
14
keuangan sangat relevan dan reliable, serta investor-investor dan manajer-
manajer tidak ruangan untuk tidak sepakat atas pilihan kebijakan akuntansi, dan
tidak ada dorongan-dorongan untuk meminta regulasi. Akuntansi berbasis nilai
tunai atau nilai pasar adalah contoh-contoh yang lebih umum konsep akuntansi
nilai wajar (fair value), yang didefinisi sebagai jumlah dalam mana pihak-pihak
akan mau membeli dan menjual harta dan kewajiban secara bebas tanpa campur
tangan pihak ketiga (arm’s-length transaction).
Dalam praktik, kondisi ideal tidak ada/tidak berlaku. Namun begitu, kondisi ideal
memberi sebuah patok-duga dalam mana kondisi yang lebih realistis, kondisi
akuntansi “second-best”, dapat diperbandingkan. Studi akuntansi dalam kondisi
ideal adalah berguna, karena dapat membantu untuk melihat apakah masalah-
masalah real dan seperti apakah tantangan-tantangan akuntansi nilai wajar bila
kondisi-kondisi ideal yang dipelukan tidak terpenuhi.
15
Kotak tiga di bawah dalam gambar diatas menggambarkan komponen ketiga
buku ini. Di sini, masalah asimetri informasi adalah moral hazard, yang timbul dari
upaya manajer yang tak teramati di dalam menjalankan perusahaan. Peranan
akuntansi adalah untuk memberi sebuah ukuran kinerja untuk melaporkan hasil-
hasil upaya manajer. Bagaimanakah moral hazard menarik perhatian manajer
akan kebijakan akuntansi, dengan menguraikan masalah konsekuensi-
konsekuensi ekonomi. Konsekuensi ekonomi mempunyai arti bahwa kebijakan-
kebijakan akuntansi adalah berarti (matter). Masalah-masalah moral hazard bisa
dikendalikan, tetapi dapat dihilangkan. Hal ini karena pengenaan kontrak adalah
mahal. Terutama, kontrak-kontrak tersebut membebankan risiko pada manajer-
manajer. Sebagi contoh, para manajer tidak dapat sepenuhnya mengendalikan
kinerja perusahaan dikarenakan kejadian seperti pemogokan kerja, perubahan-
perubahan tingkat bunga, dan lainnya.
16
The Financial Accounting Standards Board (FASB)
FASB dibentuk pada tahun 1973 dengan tujuan untuk menyusun standar
akuntansi di Negara Amerika Serikat. Sama dengan IASB, FASB didukung
secara financial oleh sebuah lembaga yaitu Financial Accounting Foundation
(FAF). Misi FASB adalah untuk menetapkan dan meningkatkan standar akuntansi
dan pedoman pelaporan dan untuk pendidikan masyarakat. FASB mempunyai
tujuh anggota yang terdiri atas 3 orang berasal dari praktisi akuntasi professional,
2 orang dari industry dan masing-masing satu orang dari akademi dan
pemerintah.
Dalam menyusun dan memperbaharui akuntansi dan satandar dan konsep
pelaporan, FASB seperti IASB, penekanan beratnya pada proses.
Securities Commisions
Jika sebuah badan penyusun standar menginginkan tujuan mereka tercapai,
laporan keuangan harus mematuhi GAPP, Securities Commissons adalah satu
hal yang penting dalam melaksanakan standar akuntansi.
Securities and Exchange Commision (SEC) merupakan sebuah badan
independen dari pemerintah Amerika yang memiliki tanggung jawab untuk
mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan di bidang perdagangan efek dan
mengatur pasar perdagangan pada bursa efek.
Tujuan utama dibentuknya SEC adalah untuk mengatur bursa efek dan
mencegah penyalahgunaan oleh perseroan sehubungan dengan penawaran
saham dan penjualan efek serta pelaporan keuangan perseroan.
17
Kerangka kerja yang dideskripsikan hanya menyediakan suatu cara untuk
mengorganisir studi kita mengenai teori akuntansi keuangan. Dan mereka
mencoba membuktikan bahwa teori tersebut relevan dengan praktek akuntansi.
Hal ini terpenuhi dengan dua cara.
Pertama, berbagai riset dan teori yang mendasari akuntansi keuangan diuraikan
dan diterangkan dalam bahasa sederhana, dan keterkaitan mereka ditunjukkan
oleh banyak rekomendasi untuk praktik akuntansi.
Pendekatan yang kedua untuk menunjukkan keterkaitan akan permasalahan
tugas. Suatu usaha nyata telah dibuat dalam memilih masalah penting.
18