Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal. Berkat rahmat dan
karunia-nya pula, kami dapat menyelesaikan makalah Al-Islam yang insyaallah tepat pada
waktunya.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Dosen Mata pelajaran kuliah Al-Islam,
yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau
mungkin, kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan format yang telah di
tentukan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Purwakarta, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Pengertian Al-qur’an........................................................................................................2
2.2 Fungsi dan Peranan Al-Qur’an.........................................................................................3
2.3 Metodologi studi islam.....................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Al- Qur’an sebagai pandangan hidup Islam lebih banyak menyajikan suatu masalah
secara garis besar atau prinsip- prinsip- pokoknya saja.Kebenaran al-Qur’an yang demikian
menjadi salah satu keistimewaannya, sehingga terus menerus menjadi objek kajian para
intelektual sepanjang masa.
            Sejalan dengan itu kesiapan jiwa manusia dalam menerima dan tunduk terhadap
kebenaran itu berbeda-beda, jiwa yang bersih yang fitranya tidak ternoda kejahatan akan
lebih mudah menerima dan menyambut petunjuk, sedangkan jiwa yang tertutup oleh
kegelapan dan kebathilan akan sulit untuk menerima kebenaran dan petunjuk.
            Sesuatu peristiwa yang berhubungan dengan sebab dan akibat akan lebih mudah dan
menarik kepada pendengar, apabila dalam peristiwa itu terdapat pesan-pesan dan pelajaran
mengenai berita orang-orang terdahulu, rasa ingin tahu merupakan faktor yang paling kuat
yang dapat menambah kesan terhadap peristiwa dalam hati.
            Nampaknya kalau boleh diasumsikan, inilah yang menjadi dasar pertimbangan logis
kenapa di dalam mata kuliah Metodologi Studi Islam  terdapat Studi al-Qur’an yang kalau
dihayati dan diselami sangatlah indah sekali dan akan membuat ghirah keislaman terpanggil
serta bangkit.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Al-qur’an


Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat islam. Selain kitab suci, Al-Qur’an juga
merupakan sumber hukum utama dalam ajaran agama islam. Al-Qur’an berisi tentang
aturan-aturan kehiduan manusia di dunia yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
lewat perantaraan malaikat jibril.

Al-Quran memiliki kedudukan yang sangat tinggi bagi penganut agama islam,
sehingga umat islam akan sangat marah apabila ada orang atau pihak yang mencoba
melecehkan Al-Qur’an. Lalu, bagaimana pengertian Al-Qur’an itu sendiri? Disini, akan
kami bahas pengertian Al-Qur’an menurut bahasa dan istilah. Dengan adanya kedua
pengertian tersebut (bahasa dan istilah) diharapkan memberikan informasi yang baik bagi
anda sebagai pembaca.

Secara bahasa (etimologi), Al-Qur’an berasal dari bahasa arab yaitu qur’an, dimana
kata “qur’an” sendiri merupakan akar kata dari ‫قرأ – يقرأ – قرآنا‬ . Kata ‫قرآنا‬ secara bahasa
berarti bacaan karena seluruh isi dalam Al-Qur’an adalah ayat-ayat firman Allah dalam
bentuk bacaan yang berbahasa arab. Sedangkan pengertian Al-Qur’an menurut istilah
(terminologi) ialah firman Allah yang berbentuk mukjizat, diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW, melalui malaikat jibril yang tertulis dalam di dalam mushahif, yang
diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, merupakan ibadah bila
membacanya,dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.
Ada juga menurut pendapat ahli yang berpendapat paling kuat yang dikemukakan Dr.
Subhi Al Salih berarti Bacaanasal kata Al-Qur’an, qur’an itu berbentuk masdar dengan
arti islam  maful yaitu maqru(dibaca). Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai
pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-
Qiyamah yang artinya:
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan)
bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah
membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.

2
Definisi atau pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah di atas merupakan kata
sepakat antara ulama dan para ahli ushul. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT sebagai
tata aturan bagi kehidupan semua bangsa, petunjuk yang benar untuk semua makhluk,
tanda bukti atas kebenaran rasulullah Muhammad saw, dalil yang qot’ie atas kenabian
dan risalahnya. Dan sebagai hujjah yang tetap tegak hingga hari kemudian.

2.2 Fungsi dan Peranan Al-Qur’an

Al-Quran adalah wahyu Allah (Asy-Syuura[42]:7) yang berfungsi sebagai:

Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab, supaya kamu
memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-
negeri) sekelilingnya [1340] serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul
(kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan
masuk Jahannam. [1340] Maksudnya: penduduk dunia seluruhnya.

Mujizat bagi Rasulullah Muhammad saw (17:88; 10:38)

Artinya: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain” atau
(patutkah) mereka mengatakan “Muhammad membuat-buatnya.” (Q.S Al-Israa[88]).

3
Artinya: “(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat
seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk
membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar”. (Q.S Yunus ayat[88]) 

1. Pedoman hidup bagi setiap Muslim (4:105; 5:49,50; 45:20)

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa


kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak
bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.” (Q.S An-Nisaa[105])

Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian
yang dilakukan Thu’mah dan ia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang
Yahudi. Thu’mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang
mencuri barang itu orang Yahudi. Hal ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu’mah
kepada Nabi SAW dan mereka meminta agar Nabi membela Thu’mah dan
menghukum orang-orang Yahudi, kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri
barang itu ialah Thu’mah, Nabi sendiri hampir-hampir membenarkan tuduhan
Thu’mah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi.

Artinya: “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah
kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa
yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah

4
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S Al-
maidah[149)

2. Korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya (5:48,15;


16:64) dan bernilai abadi

Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa


kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian [421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu [422], Kami berikan aturan dan jalan
yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”
(Al-Maidah[48])

[421]Maksudnya: Al-Qur’an adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-


ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya. [422] Maksudnya: umat Nabi
Muhammad SAW dan umat-umat yang sebelumnya.

5
2.3 Metodologi Al-Qur’an

Metode yang berkembang dalam penafsiran al-Qur’an terdapat 4 (empat) macam,


yaitu :
Tahlili yaitu metode penafsiran al-Qur’an yang dilakukan dengan cara menjelaskan
ayat-ayat al-Qur’an dalam berbagai aspek, serta menjelaskan maksud yang terkandung
didalamnya sehingga kegiatan mufasir hanya menjelaskan per ayat, surat per surat, makna
lafal tertentu, susunan kalimat , persesuaian kalimat satu dengan kalimat lain, Asbabun
Nuzul yang berkenaan dengan ayat-ayat yang ditafsirkan.5
Metode ini disebut juga metode Tajzi’I yang banyak dilakukan oleh mufasir salaf dan metode
ini oleh sebagian pengamat dinyatakan sebagai metode yang gagal mengingat cara
penafsirannya yang persial juga tidak dapat menemukan substansi al-Qur’an secara integral,
dan ada kecenderungan masuknya pendapat mufasir sendiri mengingatkan pemaknaan ayat
tidak dikaitan dengan ayat lain yang membahas topic yang sama.
Ijmal   yaitu metode penafsiran al-Qur’an yang dilakukan dengan cara menjelaskan
maksud al-Qur’an sebagai global yang terperinci tafsir Tahlili, hanya saja penjelasannya
disebutkan secara global (Ijmal).
Metode ini diterapkan agar orang awam mudah menerima maksud kandungan al-Qur’an
tanpa berbelit-belit, sehingga sedikit penjelasannya seseorang dapat mengerti penjelsan
metode ini.
Muqarin yaitu metode penafsiran al-Qur’an yang dilakukan dengan cara
perbandingan(komparatif) dengan menemukan dan mengkaji perbedaan-perbadaan antara
unsur-unsur yang diperbandingkan baik dengan menemukan unsur yang benar diantara  yang
kurang benar , atau  untuk tujuan memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai
masalah yang dibahas dengan jalan penggabungan (sintesis), unsur-unsur yang berbeda itu.

Macam-macam variasi ayat yang dilakukan dengan


metode Muqarin:Muqarin dilakukan dengan membanding-bandingkan ayat satu dengan yang
lain, yaitu dengan ayat-ayat yang mempunyai kemiripan dalam redaksi dalam dua masalah
atau kasus yang berbeda atau lebih, atau yang memiliki redaksi yang berbeda untuk kasus
yang sama atau diduga sama, atau membandingkan Ayat dengan Hadits yang bertentangan,
serta membandingkan pendapat ulama tafsir menyangkut penafsiran al-Qur’an.
 Variasi letak kata dalam kalimat,
 Variasi jumlah huruf
 Variasi keterdahuluan
 Variasi makrifat dan nakirah
 Variasi pemilihan huruf
 Variasi pemilihan kata
 Variasi idgom

6
Prosedur penerapan tafsit Muqarani dapat dilakukan dengan menginfentarisasi ayat
yang memiliki kemiripan redaksi, baik kasus yang sama atau tidak, misalnya kasus yang
sama seperti dalam( Qs. al-An’am: 151 dan al-Isra’: 31) mengenai pembunuhan anak
dengan takut miskin, atau berbeda kasus seperti dalam Qs. Ali Imran : 126 mengenai perang
Uhud sedang Qs. Al-Anfal : 10 mengenai Perang Badar. Juga membandingkan ayat atau
Hadits yang dianggap sahih misalnya Qs. An-Nahl: 32 yang menerangkan seseorang masuk
surga karena amalnya, dengan membandingkan Hasits Nabi “ tak sekali-kali orang masuk
surga karena amal-amalnya” dan juga membandingkan tafsiran ulama dahulu, misalnya Ibnu
Arabi (Shufi) Ibnu Katsir (Syafi’i dan Salafi), Wahidi(Lughawi), al-Qurthubi(Maliki), al-
Zamakhsyari (Mu’tazili),  al-Razi(Sunni), Saiyid Quthub( Ijtima’I atau modren), dan
sebagainya. 

Maudhu’I yaitu metode penafsiran al-Qur’an yang dilakukan dengan cara memilih topic
tertentu yang hendak dicarikan penjelasannya dalam al-Qur’an yang berhubungan dengan
topik ini, lalu dicarilah kaitan antara berbagai ayat ini agar satu sama lain bersifat
menjelaskan, kemudian ditarik kesimpulan akhir berdasarkan pemahaman mengenai ayat-
ayat yang saling terkait itu. Keunggulannya, seperti:
 Dapat memperoleh pemahaman al-Qur’an lebih utuh dan autentik mengenai satu
topik tertentu, sehingga sulit memasukkan ide mufasir
 Relevan dengan kebutuhan orang muslim yang perlu penyelesaian  kasus
berdasarkan pendekatan tematik ayat al-Qur’an

Proses penggunaan metode Maudhu’I :


 Mencari topik (Maudhu’i) yang hendak dibahas
 Menginventarisirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan topic,
 Memberikan urutan ayat menurut hierarkinya,
 Menjelaskan persesuaian atau relevansi antara ayat satu dengan ayat lainnya,
 Menyempurnakan bahasan dengan jalan membagi masalah menurut klasifikasi
 Melengkapi penjelasan dengan hadits, riwayat sahabat,
 Mempelajari ayat-ayat yang satu topic secara tematik.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Al-Quran adalah salah satu kalam allah SWT yang diturunkan kepada nabi
Muhammad S.A.W. dan arti “quran” berarti “bacaan” yaitu pedoman seluruh umat islam
diseluuh penjuru dunia yang dipakai  sebagai petunjuk, pegangan dan lain sebagainya,
didalam baik melakukan ibadah, budi pekerti dan lain-lain.
Al-Qur’an merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia
adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu
lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qu’ran dan Kamilah Pemelihara-
pemelihara-Nya). Kandungan dalam Al-qur’an yaitu Aqidah, Ibadah, Akhlak, Hukum,
Sejarah dan dorongan untuk berfikir. Al-Qur’an meruakan muKjizat bagi Rasulullah
Muhammad SAW, pedoman hidup bagi setiap muslim, Korektor dan penyempurna
terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya dan bernilai abadi.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://ahmadnasirblog3.blogspot.com/2016/03/makalah-metodologi-studi-al-quran.html

https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/fungsi-al-quran-bagi-umat-manusia

http://abdullahqiso.blogspot.com/2013/12/fungsi-dan-kedudukan-al-quran-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai