NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
RISA RIYANTI
201510201129
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
RISA RIYANTI
201510201129
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
RISA RIYANTI
201510201129
Pembimbing
ABSTRAK
Latar Belakang : Di Indonesia masalah kesehatan reproduksi sangat berkaitan erat
dengan remaja putri. Pada remaja putri, sering mengalami keputihan dan infeksi
yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri dan jamur , dikarenakan malas menjaga
kebersihan genitalia saat menstruasi. Pendidikan kesehatan mengenai perineal
hygiene saat menstruasi sangat dibutuhkan mengingat saat menstruai, organ
reproduksi sangat mudah terinfeksi.
Tujuan Penelitian : mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui peer
group terhadap perilaku perineal hygiene saat menstruasi pada siswi di SMPN 12
Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini adalah pre experimental designs dengan one
group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan
proportional dengan jumlah sampel 30 siswi kelas VII. Teknik pengumpulan data
mengunakan kuesioner perilaku perineal hygiene saat menstruasi. Analisa data
menggunakan uji Wilcoxon Match Pairs Test.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh pendidikan kesehatan
dengan peer group terhadap perilaku perineal hygiene saat menstruasi dengan nilai
p-value 0,000 (p≤ 0,1).
Simpulan dan Saran : Ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan
dengan peer group terhadap perilaku perineal hygiene saat menstruasi.bagi siswi
dapat mempertahankan dan juga meningkatkan perilaku perineal hygiene saat
menstruasi, bagi mahasiswa keperawatan untuk melakukan promosi kesehatan bagi
remaja tentang pentingnya melakukan perilaku perineal hygiene saat menstruasi
yang baik dan benar.
1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION WITH
PEER GROUP AGAINST PERINEAL BEHAVIOR
HYGIENE WHILE MENSTRUATION IN STUDENTS
IN SMART 12 YOGYAKARTA1
Risa Riyanti 2, Diah Nur Anisa.3
ABSTRACT
Background: In Indonesia the problem of reproductive health is very closely related
to young women. In young women, often experience vaginal discharge and infection
caused by bacterial and fungal growth, due to laziness to maintain the cleanliness of
genitalia during menstruation. Health education about perineal hygiene during
menstruation is very much needed considering that during menstruation, the
reproductive organs are very easily infected.
Research Objective: to determine the effect of health education through peer groups
on perineal hygiene behavior during menstruation among students at SMPN 12
Yogyakarta.
Research Methods: This study was pre experimental designs with one group pretest-
posttest design. The sampling technique uses proportional with a total sample of 30
class VII students. Data collection techniques using questionnaires perineal hygiene
behavior during menstruation. Data analysis uses the Wilcoxon Match Pairs Test.
Research Results: The results showed that there was an influence of peer education
health education on perineal hygiene behavior during menstruation with a p-value of
0,000 (p≤0.1).
Conclusions and Recommendations: There is a significant influence between
health education and peer groups on perineal hygiene behavior during menstruation.
For students can maintain and also improve perineal hygiene behavior during
menstruation, for nursing students to promote health for adolescents about the
importance of performing perineal hygiene behavior when menstruating good
menstruation.
Keywords : Health Education, Peer Group, Perineal Hygiene Behavior,
Menstruation with high school students
Library : 12 books, 10 theses, 12 journals, 2 websites
Pages : xi + 80 pages, 8 tables, 3 pictures, 21 attachments
1
Thesis Title
2
PSIK students of the Faculty of Health Sciences University „Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Faculty of Health Sciences University isy Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN dan lebih tinggi dibandingkan peranan tenaga
kesehatan (Cahya, 2017).
Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum Di Indonesia, prevalensi terjadinya infeksi
muda berkembang dengan sangat cepat. Sekitar 1 saluran reproduksi akibat kurangnya hygiene pada
miliar manusia atau setiap 1 di antara 6 penduduk organ genitalia masih cukup tinggi, jumlah
dunia adalah remaja. Sebanyak 85% di antaranya penderita infeksi saluran reproduksi di Indonesia
hidup di negera yang berkembang (Maharani, adalah 90-100 kasus per 100.000 penduduk
2017). pertahun (Depkes RI,2014).
Berdasarkan data statistik tahun 2009 Perilaku buruk dalam hygiene saat
jumlah remaja putri di Daerah Istimewa Yogyakarta menstruasi salah satu adalah malas mengganti
(DIY) yaitu 2,9 juta jiwa berusia 15-24 tahun 68% pembalut yang dapat menyebabkan infeksi jamur
mengalami keputihan patologi. Berdasarkan data dan bakteri ini terjadi saat menstruasi karena bakteri
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul 2013, yang berkembang pada pembalut. Dampak tidak
jumlah remaja yang dilayani dalam program melakukan perineal hygiene dapat menimbulkan
kesehatan reproduksi terdapat 89815 jiwa, remaja masalah baik dari segi fisik maupun psikososial.
yang terinfeksi penyakit menular seksual (PMS) Dampak fisik yang bisa terjadi pada organ genitalia
sebanyak 45% (DINKES DIY, 2013). adalah gangguan berupa peradangan vagina
Kebijakan pemerintah terdapat pada (vaginitis) dan keputihan yang tidak normal.
Undang-Undang Reproduksi Indonesia No.36 Masyarakat beranggapan bahwa keputihan
Tahun 2009 dalam BAB VII tentang kesehatan merupakan hal yang sudah biasa dan sepele,
remaja. Pasal 136 ayat 1 yang menyebutkan bahwa disamping itu rasa malu ketika para wanita/remaja
“upaya pemeliharaan kesehatan reproduksi harus mengalami keputihan kerap membuat
ditunjukan untuk mempersiapkan anak menjadi wanita/remaja tersebut enggan berkonsultasi ke
orang dewasa sehat dan produktif, baik sosial dokter.
maupun ekonomi. Data Nasional menunjukkan Supaya menjaga kebersihan dan kesehatan
rendahnya perilaku perineal hygiene menstruasi di selama menstruasi, idealnya penggunaan pembalut
kalangan remaja putri Indonesia. Sebanyak 46% selama menstruasi harus diganti secara teratur 4
remaja putri di Indonesia diketahui hanya sampai 5 kali sehari atau setiap 6 jam sekali, apabila
mengganti pembalut 2 kali per hari dan hanya 52% jika sedang banyak-banyaknya (Yanti, 2014).
remaja yang mencuci tangannya sebelum Setelah mandi atau buang air, vagina harus
memasang pembalut. Sedangkan data statistik di dikeringkan dengan tisu atau handuk agar tidak
Indonesia tahun 2012 dari 43,4 juta jiwa remaja lembab. Selain itu pemakaian celana dalam
putri berusia 10-14 tahun berperilaku hygiene hendaknya bahan yang terbuat dari yang mudah
sangat buruk (Zulfuziastuti, 2017). menyerap keringat dan tidak ketat, hindari
Rata-rata remaja putri Indonesia juga penggunaan pangharum dan sabun antiseptic secara
memilik pengetahuan perineal hygiene menstruasi terus menerus, karena dapat merusak keseimbangan
yang rendah karena rata-rata hanya dapat menjawab flora normal vagina dan ph. Untuk mengurangi
benar 9 dari 15 pertanyaan mengenai hygiene ketidak tahuan siswi mengenai perilaku perinel
menstruasi. Pengetahuan dan perilaku perineal hygiene saat menstruasi dan dampak apa yang akan
hygiene menstruasi yang rendah karena kurangnya terjadi jika tidak melakukan hygiene saat
akses informasi mengenai perineal hygiene menstruasi, siswi bisa mendapatkan informasi
menstruasi. Hanya 57,6% remaja putri di Indonesia dengan cara mendapatkan pendidikan kesehatan
yang diketahui mendapatkan informasi hygiene disekolah tersebut.
menstruasi dari ibu mereka. Bahkan hanya 22,9% Manfaat pendidikan kesehatan adalah
remaja di Indonesia yang mendapatkan informasi tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga
hygiene menstruasi dari tenaga kesehatan. dan masyarakat dalam membina dan memelihara
Sementara itu remaja putri yang mendapatkan perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran
informasi hygiene menstruasi dari temanya justru aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan
mencapai 55,5% atau tertinggi kedua setelah ibu yang optimal. Metode pendidikan kesehatan adalah
metode yang tepat untuk memberikan informasi
kepada remaja dan diharapkan dapat berpengaruh (Sugiyono, 2018). Penelitian ini menggunakan jenis
terhadap perilakunya. Dalam penelitian ini metode rancangan one group pretest – posttest design.
yang digunakan adalah metode peer group atau
teman sebaya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
Metode peer group sangat dipilih sebagai siswi putri kelas VII di SMP Negeri 12 Yogyakarta
metode pendidikan kesehatan karena teman sebaya yang sudah menstruasi dengan jumlah 43 responden
menduduk peran penting sebagai sumber informasi, yang terdiri dari kelas VII A, VII B, VII C, VII D,
juga lebih dipercaya dan tidak memiliki batasan VII E. Jumlah sampel yang diperoleh berdasarkan
privasi, pergaulan dan bahasa. Teman sebaya sangat perhitungan adalah 30 responden. Pengambilan
berfungsi dalam memberikan perhatian yang positif sampel menggunakan rumus proportional. Teknik
dan membagikan informasi (Cahya, 2017). Kuatnya sampling dalam penelitian ini menggunakan
pengaruh kelompok sebaya dikarenakan pada proportiona dengan ketentuan siapa yang masuk
remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama pertama dan masuk yang paling terakhir. Instrumen
dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, penelitian ini yang akan digunakan adalah berupa
maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman- kuesioner yang terdiri dari dua jeni, yaitu kuesioner
teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, demografi dan kuesioner perilaku perineal hygiene
penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada saat menstruasi. kuesioner perilaku perineal
pengaruh keluarga (Suriani, 2014) . hygiene saat menstruasi terdiri dari 20 item
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 12 pertanyaan. Kuisioner ini diambil dari penelitian
September 2018 di SMP Negeri 12 Yogyakarta. Karisma Maharani dengan judul “Pengaruh
Didapatkan data bahwa di SMP Negeri 12 Pendidikan Kesehatan Tentang Personal Hygiene
Yogyakarta terdapat 81 siswi putri yang duduk di Genitalia Terhadap Perilaku Hygiene Saat
kelas VII, dan sekitar 43 siswi sudah mendapatkan Menstruasi Pada Siswi Kelas VII SMP Negeri 3
menstruasi. Hasil wawancara peneliti saat Tempel Sleman” pada tahun 2017.
melakukan studi pendahuluan kepada 10 siswi kelas Uji validitas dilakukan sebanyak 30
VII, menemukan 3 sisiwi (30%) sudah mengganti responden yang diambil dari SMP Negeri 13
pembalut sebanyak 3-4 kali dalam sehari dan Yogyakarta. Uji validitas kuesioner dianalisis
menunjukkan perilaku yang benar tentang perineal menggunakan rumus teknik korelasi Pearson
hygiene pada saat menstruasi. Adapun 7 siswi Product Moment. Hasil dari uji validitas yang telah
(70%) mempunyai perilaku hygiene yang kurang dilakukan 20 item pertanyaan semuanya dinyatakan
baik pada saat mesntruasi. Mereka mengaku masih valid, nilai tertinggi pada butir kuesioner adalah
belum mengetahui bagaimana cara membersihkan 0,864 maka kuesioner ini valid karna r hitung lebih
vagina yang baik selama menstruasi seperti besar dari r tabel (0,463) (Sugiono, 2018)..
membasuh vagina dari arah anus kearah vagina, dan Uji reabilitas ini menggunakan teknik Alpha
pada saat menstruasi mereka rata-rata mengganti Cronbach (α) Hasil dari uji reabilitas kuesioner
pembalut 2 sampai 3 kali dalam sehari. Siswi perilaku perineal hygiene saat menstruasi
mengatakan sudah mendapatkan pendidikan didapatkan nilai r hitung atau Alpha Cronbach (α)
kesehatan tentang menstruasi tapi belum dijelaskan 0.886, nilai tersebut lebih dari nilai koefisien
bagaimana perilaku menjaga perineal hygiene saat reabilitas yaitu 0,70, sehingga instrumen dinyatakan
menstruasi. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk reliabel dan layak untuk digunakan sebagai
meneliti lebih lanjut mengenai Pengaruh instrumen pengumpulan data.
Pendidikan Kesehatan Dengan Peer Grub Terhadap
Analisis yang digunakan untuk uji bivariat
Perilaku Perineal Hygiene Saat Menstruasi Pada
pada penelitian ini adalah uji Wilcoxon Match Pairs
Siswi Di SMP Negeri 12 Yogyakarta. Test untuk menguji efektivitas suatu perlakuan
METODE PENELITIAN terhadap suatu besaran variabel yang ingin
ditentukan. Uji Wilcoxon Match Pairs Test
Penelitian ini menggunakan metode digunakan untuk data yang tidak terdistribusi
penelitian pre experimental designs. Di katakana normal. Pada penelitian ini didapatkan nilai sig.(2-
pre experimental designs, karena desain ini belum tailed) 0,000 (p<0,1), sehingga Ha diterima dan Ho
merupakan ekperimen sesungguh-sungguhnya ditolak yang artinya ada pengaruh pendidikan
kesehatan dengan peer group terhadap perilaku sebanyak 15 orang (50,0 %) SMA, 10 orang
perineal hygiene saat menstruasi pada siswi di (33,3 %) perguruan tinggi, 4 orang (13,3 %)
SMPN 12 Yogyakarta. SMP, dan 1 orang (3,3 %) pendidikan dasar.