PENDAHULUAN
dan interpretasi data kesehatan dalam upaya untuk menguraikan dan memantau
suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan penanggulangan yang efektif dan
paling sering diserang adalah paru - paru (95,9 %), tetapi dapat juga mengenai
tubuh lainnya. Gejala yang biasanya muncul adalah demam, batuk darah, batuk
yang biasanya berlangsung lama dan produktif yang berdurasi lebih dari 3 minggu
Sekitar 75% pasien tuberkulosis (TB) adalah kelompok usia yang paling
dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut
30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar
lainnya secara sosial – stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat (DEPKES RI,
2006).
1
Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat.
dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia.
Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian
101.000 orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110 per 100.000 penduduk
Cara penularan melalui ludah atau dahak penderita yang mengandung basil
tuberkulosis paru. Pada waktu batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan
terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian
menyebabkan penyakit tuberkulosis paru (TB Paru). Pecegahan penyakit TBC ini
kontrol pasien dan deteksi dini), dan pecegahan tersier (rehabilitasi). Cara
mencegah terinfeksi penyakit ini adalah menjaga pola hidup yang sehat, dengan
1. 2. 1. Tujuan Umum
2
1. 2. 2. Tujuan Khusus
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tuberkulosis
2.1.1 Definisi
paling sering diserang adalah paru - paru (95,9 %), tetapi dapat juga mengenai
2.1.2 Cara Penularan dan Faktor Risiko Tuberkulosis (DEPKES RI, 2006)
Cara penularan:
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan
lembab.
4
Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh
Risiko penularan
positif.
terjadi 1000 terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi
positif.
adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan
HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB
menjadi sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya
5
tahan tubuh seluler (Cellular immunity), sehingga jika terjadi infeksi
berikut:
50% meninggal
25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi
6
2.1.3 Epidemiologi Tuberkulosis (DEPKES RI, 2006)
baru dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus TB
Demikian juga, kematian wanita akibat TB lebih banyak dari pada kematian
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada
7
Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat.
dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia.
Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian
101.000 orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110 per 100.000
penduduk.
sekedar memastikan pasien menelan obat sampai dinyatakan sembuh, tetapi juga
berkaitan dengan pengelolaan sarana bantu yang dibutuhkan, petugas yang terkait,
1. Penemuan pasien TB
bermakna akan dapat menurunkan kesakitan dan kematian akibat TB, penularan
8
Strategi penemuan
Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB, terutama mereka yang BTA positif,
Penemuan secara aktif dari rumah ke rumah, dianggap tidak cost efektif.
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain
tb, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.
Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang
yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang
tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis langsung.
9
Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan
pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk
setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di
UPK.
lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai
toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada
penyakit.
10
Untuk lebih jelasnya lihat alur prosedur diagnostik untuk suspek TB paru.
Pada keadaan-keadaan tertentu dengan pertimbangan kegawatan dan medis spesialistik, alur
tersebut dapat digunakan secara lebih fleksibel.
pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Namun
pada kondisi tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan
11
• Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini
SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada
aspergiloma).
12
BAB 3
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
13
Gambar 3.1 Batas wilayah Kecamatan Kemlagi
(Industri Kabupaten Mojokerto, 2016)
dataran rendah100%, wilayah dataran tinggi 0%, dan jumlah desa/ kelurahan
12desa/kelurahan.
3.1.3 Demografi
35210 orang, dengan jumlah penduduk laki laki 17253 orang, jumlah penduduk
14
Tabel 3.1 Distribusi jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin (Profil
Puskesmas Kemlagi, 2015)
Laki-laki Umur Perempuan
289 0-1 277
1157 1-4 1109
1169 5-9 1013
1411 10-14 997
1116 15-19 1769
1374 20-24 1808
1426 25-29 1726
1378 30-34 1762
1448 35-39 2242
1001 40'44 1002
1140 45-49 1020
1126 50-54 812
1063 55-59 901
1109 60-64 811
1046 > 65 708
Dari data diatas, yang ditunjukkan oleh Tabel 2.2, maka jumlah penduduk
usia produktif merupakan jumlah paling banyak (20-54 tahun) sebesar 19.265
jiwa, jumlah penduduk usia non produktif 0-19 tahun sebanyak 10.307 jiwa, dan >
Sedangkan data penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dan
ijazah tertinggi yang diperoleh menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
15
Tabel 3.2 Data penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dan ijazah tertinggi
yang diperoleh menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Kemlagi tahun 2015
(Kantor Desa)
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL
L P L+P P P L+P
PENDUDUK BERUMUR 10
1 15,569 15,658 31,227
TAHUN KE ATAS
PENDUDUK BERUMUR 10
2 TAHUN KE ATAS YANG MELEK 14,562 14,625 29,187 93.53 93.40 93.47
HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN
3 TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 2,207 1854 4,061 14.18 11.84 13.00
pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar
dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
3. Bumil Mendapatkan Fe
16
4. Imunisasi TT pada Bumil dan WUS (Wanita Usia Subur)
6. Kunjungan Neonatus
9. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi mulai 0 – 6 bulan dalam
perkembangan bayi.
12. Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas
17
3.1.6 Tenaga Kerja
3.1.7.1 Pemukiman
ada data prosentasi rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Kemlagi. Sedangkan
cakupan sanitasi di wilayah kerja Puskesmas Kemlagi meliputi sarana air bersih,
sarana jamban keluarga dan tempat pembuangan sampah yang dapat di lihat pada
18
Tabel 3.4 Penggunaan sumber air bersih di wilayah kerja Puskesmas Kemlagi
tahun 2015 (Profil Puskesmas Kemlagi, 2015)
Penggunaan Air Bersih Jumlah Penduduk Persentase
Sumur gali terlindung 380 1,15%
Sumur gali dengan pompa 59 0,18%
Sumur bor dengan pompa 30668 93,20%
Terminal air 0 0%
Mata air terlindung 0 0%
PAH (penampung air hujan) 0 0%
Perpipaan (PDAM, 1801 5,47%
BPSPAM)
Diagram 3.1 Prosentase penggunaan air bersih di wilayah kerja Puskesmas Kemlagi
tahun 2015
(Profil Puskesmas Kemlagi, 2015)
(93,20%).
3.1.7.2 Sanitasi
19
Data kepemilikan sarana sanitasi dasar tempat sampah di wilayah kerja
Puskesmas Kemlagi tidak dapat dikaji karena belum ada data tercantum.
Puskesmas Kemlagi tahun 2015 terdapat pada golongan umur usia produktif 15-
20
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Penyakit Tuberkulosis Paru Puskesmas Kemlagi
Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin (UPT Puskesmas Kemlagi, 2015)
No Jenis Kelamin Frek %
1 Laki-laki 11 61
2 Perempuan 7 39
Jumlah 18 100
Laki-laki
Perempuan
Kemlagi menurut jenis kelamin tahun 2015 diderita oleh laki-laki sebesar 11
orang (61%).
21
Berdasarkan data diatas penderita penyakit TB Paru tertinggi terdapat pada
4 orang (22%).
I (Januari-Maret)
II (April-Juni)
III (Juli-September)
IV (Oktober-Desember)
22
BAB 4
PEMBAHASAN
tuberkulosis paru terbanyak pada tahun 2015 terdapat pada golongan umur usia
adalah usia produktif yaitu umur 15-50 tahun. Hal ini disebabkan oleh berbagai
terbalik, yaitu tinggi ketika awalnya, menurun karena di atas 2 tahun hingga
dewasa muda, dan menurun kembali ketika seseorang atau kelompok menjelang
kejadian pada pria dan wanita. Berdasarkan data di Puskesmas Kemlagi, diketahui
perempuan. Menurut Hiswani yang dikutip dari WHO, pada jenis kelamin laki-
23
laki penyakit ini lebih tinggi terkena penyakit TB-Paru karena merokok tembakau
sehingga lebih mudah terpapar dengan agent penyebab TB-paru. (Helper, 2010)
Paru yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, sikap dan tindakan. Penyakit
TB Paru menular dengan cepat pada orang yang berkontak langsung dengan
dengan lokasi fisik seperti sifat geologi dan keadaan tanah, keadaan iklim
penyebab dari variabel tempat ini yaitu kebiasaan hidup sehat, kepadatan
tuberkulosis paru terbesar pada tahun 2015 yaitu terdapat pada Kelurahan
(22%).
Data mengenai jumlah rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan
Kemlagi masih belum ada, sehingga belum bisa dikaji bagaimana hubungan
berperilaku hidup bersih dan sehat serta angka kepadatan penduduk dengan
24
4.4 Penyakit Tuberkulosis Paru Menurut Variabel Waktu
yang berhubungan dengan tempat dan orang. Di samping itu, faktor waktu
merupakan faktor yang cukup penting dalam menentukan definisi setiap ukuran
berlangsung dalam waktu singkat, secara periodik maupun sekular. Dalam hal ini,
waktu dapat diukur dengan satuan apapun yang diinginkan, sesaat, tahunan,
33,33%.
faktor lingkungan seperti keadaan cuaca atau iklim lembab yang mempermudah
lingkungan yang buruk seperti kebiasaan hidup bersih dan sehat dan kepadatan
25
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
1. Penderita tuberkulosis paru terbanyak pada tahun 2015 terdapat pada golongan
3. Penderita tuberkulosis paru terbesar pada tahun 2015 yaitu terdapat pada
sebanyak 4 orang (22%). Data mengenai jumlah rumah tangga yang berperilaku
hidup bersih dan sehat serta angka kepadatan penduduk berdasarkan wilayah di
Puskesmas Kemlagi masih belum ada, sehingga belum bisa dikaji bagaimana
hubungan berperilaku hidup bersih dan sehat serta angka kepadatan penduduk
4. Angka kejadian terbanyak penderita tuberkulosis paru pada tahun 2015 adalah di
26
5.2 Saran
tuberkulosis paru.
pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar serta pemeriksaan rumah yang
27
LAMPIRAN
28
29