Anda di halaman 1dari 6

Menggali Potensi Desa Dengan Sumber Daya Alam Dari Hasil Panen Tanaman Pangan Di

Kota Samarinda

Jordan Nata Permana

Program Studi Statistika Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman

Email : odanja@gmail.com

Abstrak

Indonesia sekarang ini gencar melakukan dalam berbagi bidang, khususnya pada bidang
pertanian. Pembangunan ini bertujuan demi kesejahteraan masyarakat. Seperti hal nya kota
samarinda, mungkin tidak banyak orang tahu bahwa samarinda mempunyai hasil pertanian.
Salah satunya yaitu pada bidang pangan. Ini bisa menjadi potensi bagi kota samarinda salah
satunya yaitu tidak lagi mengimpor bahan pangan dari lua dan juga bisa meningkatkan
perekonomian bagi petani. Sesuai dengan Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa
yaitu peluang bagi desa untuk bisa mengembangkan setiap potensi yang dimiliki secara mandiri
sesuai kebutuhan masing-masing dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Kata kunci : potensi,pertanian,pangan

1. Pendahuluan kemampuan swasembada pangan.


Pembangunan pertanian di daerah meningkatkan pendapatan masyarakat dan
sangatlah penting, guna meningkatkan memperbaiki gizi melalui penganeka
pendapatan dan taraf hidup petani, ragaman pangan dan bahan pangan (Philip,
memperluas lapangan kerja dan kesempatan 2013).
usaha serta mengisi dan memperluas pasar, Sektor pertanian selalu diharapkan
baik dalam negeri maupun pasar luar negeri. dapat menopang perekonomian, baik
Melalui pertanian yang maju dan efesien tingkat nasional maupun daerah. Peranan
akan mampu meningkatkan hasil dan sektor pertanian dalam sistem
menganekaragamkan hasil, meningkatkan perekonomian selama ini dalam bentuk
mutu dan derajat pengolahan produksi di penyediaan pangan bagi penduduk,
bidang pertanian itu sendiri, selain itu menyerap sebagian besar Tenaga kerja di
pembangunan pertanian tanaman pangan pedesaan, menyediakan bahan baku
terus ditingkatkan untuk memelihara industri dan ekspor serta mendorong
pertumbuhan ekonomi wilayah, karena 1. Masyarakat desa yang hidup secara
masyarakat pertanian merupakan potensi bergotong royong menjadi kekuatan
pasar yang sangat besar bagi produk sektor produksi serta pembangunan desa.
industri dan jasa. 2. Aparatur desa atau pamong desa
yang bekerja secara maksimal
2. Pengertian Potensi desa, luas panen, menjadi sumber ketertiban serta
dan luas tanam kelancaran pemerintahan desa.
Potensi desa merupakan segala sumber 3. Lembaga sosial desa menjadi
daya alam maupun sumber daya manusia pendorong partisipasi warga desa
yang terdapat serta tersimpan di desa dimana dalam kegiatan pembangunan desa
semua sumber daya tersebut dapat secara aktif.
dimanfaatkan bagi kelangsungan dan Tanaman pangan adalah segala jenis
perkembangan desa. Potensi desa sendiri tanaman yang di dalamnya terdapat
terbagi menjadi 2 yakni potensi fisik dan karbohidrat dan protein sebagai sumber
potensi nonfisik. Sumber daya yang energi manusia. Tanaman pangan juga dapat
termasuk potensi fisik yakni: dikatakan sebagai tanaman utama yang
1. Tanah, merupakan faktor yang dikonsumsi manusia sebagai makanan untuk
penting bagi penghidupan dari memberikan asupan energi bagi tubuh.
warga desa. Umumnya tanaman pangan adalah tanaman
2. Air, digunakan untuk memenuhi yang tumbuh dalam waktu semusim.
kehidupan sehari hari. Luas panen adalah luasan tanaman
3. Manusia, dalam hal ini diartikan yang dipungut hasilnya setelah tanaman
sebagai tenaga kerja. tersebut cukup umur.
4. Cuaca serta iklim, memiliki peran Luas Tanam adalah luas tanaman yang
penting bagi warga desa. betul-betul ditanam (sebagai tanaman baru)
5. Ternak, memiliki fungsi sebagai pada bulan laporan, baik penanaman yang
sumber tenaga hewan. bersifat normal maupun penanaman yang
Sumber daya yang termasuk potensi dilakukan untuk mengganti tanaman yang
nonfisik yakni: dibabat/dimusnahkan karena terserang
organisme pengganggu tumbuhan atau
sebab-sebab lain, walaupun pada bulan
tersebut tanaman baru tadi dibongkar pertanian pangan untuk ketahanan pangan.
kembali. Tujuan ini hendak dicapai melalui
Indonesia dikenal sebagai negara penataan ruang kawasan perdesaan yang
agraris yang dicirikan dengan bidang dapat berbentuk kawasan pertanian dan
pertanian merupakan mata pencaharian dapat dilakukan di tingkat kecamatan dan
sebagian besar penduduknya. Walau perdesaan (Saragih, 2015). Menurut Bartik
trendnya semakin menurun, banyaknya dalam Saragih (2015), pengembangan
penduduk yang bergantung di sektor potensi ekonomi lokal dilakukan melalui
pertanian masih menduduki peringkat teratas peningkatan dalam kapasitas ekonomi
dibanding sektor-sektor yang lain. Selain itu, lokal untuk menciptakan kesejahteraan
dengan melihat perkembangan penduduk bagi penduduk lokal. Peningkatan yang
Indonesia yang cukup tinggi yang berarti dimaksud akan terjadi apabila sumber
kebutuhan pangan akan semakin meningkat daya lokal, seperti tenaga kerja dan lahan,
maka pembangunan sektor pertanian tetap dimanfaatkan dengan lebih produktif. Oleh
harus menjadi prioritas. Dengan melihat karena itu, pemerintah membuat kebijakan
kenyataan bahwa semakin lama jumlah mengenai peningkatan produksi dan
penduduk yang menggeluti bidang pertanian produktivitas pertanian. Dari uraian di atas
semakin menurun maka perhatian terhadap maka tujuan dari penelitian ini adalh :
sektor pertanian harus ditingkatkan. Saat ini 1. Untuk mengetahui tanaman
mulai timbul kekhawatiran, Indonesia pangan mana yang menjadi
sebagai Negara agraris terancam kehilangan komoditas terbesar di kota
petani sebagai akibat minimnya regenerasi. samarinda pada luas panen
Tujuan pengembangan pertanian 2. Untuk mengetahui tanaman
yang dapat dicapai secara sektoral pangan mana yang menjadi
mencakup hasil produksi, pendapatan, dan komoditas terbesar di kota
lapangan kerja (Adisasmita, 2005). Pada samarinda pada luas panen
Undang-Undang (UU) Nomor 26 Tahun 3. Metode Penelitian
2007 tentang Penataan Ruang, Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu
pemberdayaan masyarakat perdesaan penelitian yang betujuan untuk melukiskan
ditujukan diantaranya untuk fakta, populasi atau bidang tertentu secara
mempertahankan kawasan lahan abadi faktual dan sistematis. Simamora (2004)
kecamatan Padi Padi Jagung Kedelai Ketela Ketela Kacang Kacang
mendefinisikan penelitian deskriptif adalah sawah ladang (ha) (ha) pohon rambat tanah hijau
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki Palaran 814,7
Samarinda 0
10,3
0
10,3
0
0
0
11,5
2,8
3,9
0
3
0
0
0
ilir
dengan menggambarkan keadaan subyek Samarinda 0
kota
0 0 0 0 0 0 0

Sambutan 816,6 0 33,5 0 13,5 3,5 2,5 0


atau obyek penelitian (orang, lembaga, Samarinda 4,5 0 0 0 1,8 0 0 0
seberang
Loa janan 640,1 15 18 0 9,0 2,5 3 1
masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang ilir
Sungai 41,9 1 8 0 4,3 0 0,6 0
kunjang
dan berdasarkan fakta-fakta yang tampak Samarinda 0 10 8 0,4 14 0 1 0
ulu
Samarinda 1017,9 343 41,5 0 54 0 20,5 0
atau sebagaimana adanya. Nazir (2011) utara
Sungai 0 0 0 0 2 0 0 0
pinang
menyatakan metode deskriptif adalah suatu samarinda 3338,4 424 119,3 0,4 112,9 9,9 30,6 1

metode dalam meneliti status sekelompok Tabel 4.1 Hasil Tanaman Pangan kota
manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, Samarinda berdasarkan luas panen
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang.
Penelitian dilakukan di Kota
Samarinda karena merupakan Kota penulis
untuk menggali potensi setempat.
Data dan informasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh melalui situs resmi Badan
Pusat Statistik Kota Samarinda.
Gambar 4.1 Hasil Tanaman Pangan kota
Samarinda berdasarkan luas panen
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Tanaman Pangan kota
Berdasarkan Gambar 4.1 luas panen
Samarinda berdasarkan luas panen
tanaman di kota samarinda tahun 2019 hasil
Dapat dilihat pada Tabel 4.1
panen yang paling besar yaitu pada padi
merupakan hasil tanaman pangan kota
sawah sebesar 3338,4 ha dan hasil panen
samarinda berdasarkan luas panen terdapat 8
paling kecil pada kedelai yaitu sebesar 0,4
komoditas tanaman pangan dikota
ha
samarinda :
4.2 Hasil Tanaman Pangan kota
Samarinda berdasarkan luas panen
Dapat dilihat pada Tabel 4.2
merupakan hasil tanaman pangan kota
samarinda berdasarkan luas tanam terdapat 8 5. Kesimpulan
komoditas tanaman pangan dikota Dari hasil penelitian tentang hasil
samarinda : tanaman pangan kota samarinda berdasarkan
kecamatan Padi Padi Jagung Kedelai Ketela Ketela Kacang Kacang
sawah ladang (ha) (ha) pohon rambat tanah hijau luas panen dan luas tanam maka di dapatkan
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
Palaran 870,5 71,2 7,4 0 10,8 4,1 3,5 0
Samarinda 0 0 0 0 2,8 0 0 0 kesimpulan :
ilir
Samarinda 0 0 0 0 0 0 0 0
kota
Sambutan 836,4 0 25,5 0 10,5 2,5 1,5 0
1. Komoditas yang terbesar pada luas
Samarinda 2,3 0 0 0 1,8 0 0 0
seberang
Loa janan 987 73 22 0 13,2 3,5 3,0 1
panen yaitu pada padi sawah yaitu
ilir
43,9 1,5 5 0 6,3 0 0,6 0
Sungai
kunjang sebesar 3338,4 ha.
Samarinda 0 1 8 0,4 15 0 0,5 0
ulu
Samarinda 907,4 186 48,5 0 27,5 0 23 0 2. Komoditas yang terbesar pada luas
utara
Sungai 0 0 0 0 0,5 0 0 0
pinang
samarinda 3647,5 332,7 116,4 0,4 88,4 10,1 32,1 1
tanam yaitu pada komoditas padi
sawah yaitu sebesar 3647,5 ha
Tabel 4.2 Hasil Tanaman Pangan kota
Implikasi atau rekomendasi dari
Samarinda berdasarkan luas panen
kesimpulan ini adalah pertanian pada

Luas Tanam Tanaman Pangan Kota Samarinda Tahun 2019


komoditas padi sawah perlu dikembangkan,
4000

karena dari sini bisa meningkatkan


3000

pendapatan masyarakat. Dan juga dalam hal


Hektar

2000

1000
pangan kota samarinda juga dapat dipenuhi.
0
Dan juga kota samarinda tidak perlu lagi
a) a) a) a) a) ha
) a) a)
(h (h (h (h (h t( (h (h
h g g lai n
ba
h jau
wa an un de ho na hi
Pa
di
sa
Padi
la d J ag Ke
te
la
po
te
la
ra
m
ca
ng
ta

Ka
ca
ng mengimpor beras dari luar daerah. Dan pada
Ke Ke Ka
komoditas
komoditas yang lain juga agar dapat di
Gambar 4.2 Hasil Tanaman Pangan kota tingkat kan.
Samarinda berdasarkan luas panen

Daftar Pustaka
Berdasarkan Gambar 4.2 luas tanam Adisasmita, R. (2006). Dasar-Dasar
tanaman di kota samarinda tahun 2019 hasil Ekonomi Wilayah. Yogyakarta: Graha
panen yang paling besar yaitu pada padi Ilmu.
sawah sebesar 3647,5 ha dan hasil panen Nazir, Moh. (2014). Metode Penelitian.
paling kecil pada kedelai yaitu sebesar 0,4 Bogor: Ghalia Indonesia.
ha. Philip D. 2013. Curahan kerja wanita pada
usahatani jagung. http://ejournal.
unstrat.ac.id. Diakses tanggal 18 Maret
2017.
Saragih, J. R. (2015). Perencanaan
Wilayah dan Pengembangan Ekonomi
Lokal Berbasis Pertanian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Simamora. 2004. Riset Pemasaran. Falsafah,
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai