Komentar Keilmuan
Litigasi adalah proses dimana seorang individu atau badan membawa kasus atau melakukan
gugatan di pengadilan. Gugatan merupakan suatu tindakan sipil yang dibawah ke pengadilan
hukum dimana penggugat atau pihak yang mengklaim mengalami kerugian sebagai akibat
dari tindakan terdakwa menuntut upaya hukum. Jika penggugat berhasil menang dalam
sidang, terdakwa akan menerima sanksi atas tuntutan yang diterima. Namun jika terdakwa
tidak terima dengan hasil putusan sidang dan merasa memiliki bukti yang cukup untuk
tuntutan yang diterima, terdakwa dapat mengajukan banding. Oleh sebab itu penyelesaian
sengketa melalui jalur litigasi ini membutuhkan waktu yang lama dengan biaya yang tidak
sedikit.
Karena itulah peran auditor independen sangat dibutuhkan dalam mengaudit lapran keuangan
perusahaan untuk meminimalisisr resiko litigasi. Namun disatu sisi auditor independen juga
tidak boleh memihak pada salah satu pihak yang berkepentingan karena hal itu akan
mempengaruhi pemberian opini atas laporan keuangan. Dan hal ini juga akan menimbulkan
resiko litigasi antara auditor independen dengan perusahaan atau pihak-pihak yang
berkepentingan.
Dan juga bila skandal akuntansi terungkap dipublik dan mengakibatkan timbulnya kasus
litigasi, maka akan berakibat buruk tidak hanya bagi perusahaan yang mengalami kerugian
besar akibat lama dan besarnya biaya kasus litigasi dan menurunnya kepercayaan masyarakat
atas munculnya kasus litigasi. Namun auditor pun akan terkena imbas dari kasus litigasi yang
muncul, entah kesalahan yang dilakukan itu sengaja atau tidak sengaja, publik akan
menganggap auditor juga bertanggung jawab atas kasusu litigasi yang terjadi. Karena publik
menganggap auditor tidak becus dalam menemukan kesalahan yang materian.
Komentar Lainnya
“Eksekusi atas gadai saham ini dilakukan karena Ongko Grup tidak dapat melakukan
pelunasan utang ke BFI Finance. Setelah pengalihan saham, BFI Finance membebaskan
utang grup Ongko yang bernilai lebih dari USD 100 juta belum termasuk bunga ," jelas
Anthony dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (18/5/2018).
Serta menurut Anthony sesuai PK No 240 itu, MA tidak membatalkan pengalihan saham-
saham APT oleh BFI Finance kepada kreditor berdasarkan Share Sale and Purchase
Agreement.
Kuasa Hukum PT BFI Finance Indonesia Tbk Hotman Paris Hutapea mempertanyakan
langkah PT Aryaputra Teguharta (APT) yang menggugat Kementerian Hukum dan HAM di
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta dengan Nomor Perkara
120/G/2018/PTUN.JKT terkait perubahan anggaran dasar atau peralihan saham BFI pada
tahun 2001.
“Tujuan eksekusi itu untuk mengembalikan kepemilikan dia, tapi ternyata pengadilan
menyatakan tidak bisa dieksekusi. Berarti dia belum jadi pemilik,” kata Hotman usai sidang
di PTUN Jakarta, Senin (27/8).
Jika APT bukan pemilik saham, lanjut Hotman, sesuai pasal 53 UU PTUN maka APT tidak
atau belum punya kepentingan untuk mengajukan gugatan tata usaha negara.
“Kalau misalnya ada cacat atau pelanggaran dalam surat-surat Kemenkumham, yang berhak
itu hanya pemilik. Dan siapa bilang dia pemilik. Sedangkan pengadilan TUN tidak
berwenang menentukan siapa pemilik, itu masuk perdata,” ujarnya.
Menurut Hotman, APT terus berusaha mengklaim memiliki saham BFI lantaran nilai saham
BFI saat ini sudah mencapai triliunan rupiah di bursa saham.
Sumber:
1. (Berita Online) JawaPos.com Hotman Paris: APT Bukan Pemilik Saham BFI Finance
(2018)
2. (Berita Online) Liputan6.com, Jakarta BFI Finance Ungkap Masalah Gadai Saham
Telah Rampung
3. (Berita Online) Kompasiana- Dampak Kasus Litigasi