Anda di halaman 1dari 29

ENERGETIKA KIMIA

1. Tujuan Khusus :
1.1 Menjelaskan mengenai energetika kimia
1.2 Menjelaskan mengenai termodinamika
1.3 Menyelesaikan perhitungan-perhitungan dalam termokimia

2. Uraian

2.1 Pendahuluan

Energetika kimia atau termodinamika kimia adalah ilmu yang mempelajari


perubahan energi yang terjadi dalam proses atau reaksi. Studi ini mencakup dua aspek
penting yaitu penentuan atau perhitungan kalor reaksi dan studi tentang arah proses
dan sifat-sifat sistem dalam kesetimbangan. Bagian alam semesta yang dipilih untuk
penelititan termodinamika disebut sistem, dan bagian alam semesta yang berinteraksi
dengan sistem tersebut disebut dengan keadaan sekeliling lingkungan dari sistem.
Perpindahan energi dapat berupa kalor (q) atau dalam beberapa bentuk lainnya secara
keseluruhan disebut kerja. Perpindahan energi berupa kalor atau kerja yang
mempengaruhi jumlah keseluruhan energi dalam sistem, yang disebut energi dalam
(U)

Sistem adalah sejumlah zat, campuran zat, atau segala sesuatu yang ada dalam
pengamatan. Lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem. Alam semesta adalah
kumpulan dari beberapa sistem dan lingkungan. Sistem berdasarkan terjadinya
pertukaran energi dengan lingkungan dapat dibedakan menjadi sistem tersekat, sistem
tertutup dan sistem terbuka. Sistem tersekat tidak terjadi pertukaran baik energi
maupun materi. Sistem tertutup hanya terjadi pertukaran energi. Sedangkan sistem
terbuka terjadi pertukaran baik energi maupun materi. Beberapa proses yang dapat
terjadi pada sistem sesuai dengan keadaan adalah proses isotermal, proses isovolum
atau isokhorik, dan proses adiabatik. Proses isotermal yaitu proses yang berlangsung
pada suhu tetap, semua kalor yang diberikan kepada sistem diubah menjadi kerja.
Proses isovolum atau isokhorik yaitu proses yang tidak mengalami perubahan volume,
semua kalor yang masuk sistem disimpan sebagai energi dalam. Proses adiabatik yaitu
proses yang tidak menyerap atau melepaskan kalor, dan semua energi digunakan
untuk menghasilkan kerja

Energi dalam (U) adalah keseluruhan energi potensial dan energi kinetik zat-zat
yang terdapat dalam sistem. Energi dalam merupakan fungsi keadaan, besarnya hanya
tergantung pada keadaan sistem. Setiap sistem mempunyai energi karena partikel-
partikel materi (padat, cair atau gas) selalu bergerak acak dan beragam disamping itu
dapat terjadi perpindahan tingkat energi elektron dalam atom atau molekul. Bila sistem
mengalami peristiwa mungkin akan mengubah energi dalam. Jika suhu naik
menandakan partikel lebih cepat dan energi dalam bertambah (Syukri, 1999).

Kalor (q) adalah bentuk energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem,
sebagai akibat adanya perbedaan suhu antara sistem dengan lingkungan. Bila sistem
menyerap kalor, q bertanda positif dan q bertanda negatif bila sistem melepaskan kalor.
Kalor (q) bukan merupakan fungsi keadaan karena besarnya tergantung pada proses.
Kapasitas kalor adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk mengikatkan
suhu zat 1oC. kapasitas kalor tentu saja tergantung pada jumlah zat. Kapasitas kalor
spesifik dapat disederhanakan, kalor jenis adalah banyaknya energi kalor yang
dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram zat sebesar 1 oC. Kalor jenis molar adalah
banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 mol zat sebesar
1oC.

2.2 Hukum Termodinamika


Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic =
'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak
hubungan termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud
atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi
(kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah
"termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan
ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan,
proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam
termodinamikatak-setimbang.Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep
waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya
dinamakantermostatik.

Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini


tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti
mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecual
perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya
termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekaran
ini tentang termodinamika benda hitam.

Konsep dasar dalam termodinamika. Pengabstrakan dasar atas termodinamika


adalah pembagian dunia menjadi sistem dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari
batasan. Sistem yang tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan sebagai
lingkungan. Dan pembagian sistem menjadi subsistem masih mungkin terjadi, atau
membentuk beberapa sistem menjadi sistem yang lebih besar. Biasanya sistem dapat
diberikan keadaan yang dirinci dengan jelas yang dapat diuraikan menjadi beberapa
parameter.

Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan.


Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang
disebut lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas
sistem-lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan
lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem
danlingkungan:
1. sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan.
Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
2. sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup
di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan
lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya
biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:
- pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
- pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
3. sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan
lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan,
karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit
penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem
sama dengan energi yang keluar dari sistem.

KeadaanTermodinamika

Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini
disebut dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem).
Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan.
Properti yang tidak tergantung dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan
tersebut, disebut fungsi keadaan dari sistem. Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya
mempertimbangkan properti, yang merupakanfungsikeadaan.

Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari
sistem tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan
dengan properti sistem yang lebih besar, dari jumlah minimal tersebut. Pengembangan
hubungan antara properti dari keadaan yang berlainan dimungkinkan. Persamaan
keadaan adalah contoh dari hubungan tersebut.
Hukum pertama Termodinamika adalah bentuk lain dari hukum kekekalan
energi yang diaplikasikan pada perubahan energi dalam yang dialami oleh suatu
sistem. Maka :
-Sistem adalah sejumlah zat dalam suatu wadah, yang menjadi pusat perhatian untuk
dianalisis.
-Lingkungan adalah segala sesuatu diluar sistem.
-Batas , perantara lingkungan dan sistem.

Usaha, Kalor dan Energi

Kalor = Usaha, yaitu hanya muncul juka terjadi perpindahan energi antara system dan
lingkungan . Kalor muncul ketika energi dipindahkan akibat adanya perbedaan suhu
atau perubahan wujud zat.

Energi terbagi atas dua yaitu energi dalam dan energi luar , dibawah ini beberapa
asumsi mengenai energi tersebut.
-Energi kinetik dan energi potensial = energi luar ( external energy )
-Energi yang tidak nampak dari luar adalah energi dalam.
-Energi dalam berhubungan dengan aspek mikroskopik zat.
- Jumlah energi kinetic dan energi potensial yang berhubungan dengan atom –atom
atau molekul – molekul zat disebut energi dalam.

Oleh karena itu, pengertian dari energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat,
sehingga tidak dapat diukur secara langsung. Yang dapat diukur secara tidak langsung
adalah perubahan energi dalam (notasi ) , yaitu ketika suatu system berubah dari
keadaan awal ke keadaan akhir.

Secara Sistematis
Perubahan Energi Dalam
Δ U = U2-U1
Perubahan Energi Dalam
u = u(vT)
Dimana :
du : perubahan energi dalam (kJ/kg)
cv : panas spesifik pada volume konstan (0,707kJ/kg.K)
dT : perubahan suhu (K)

Formulasi Usaha

Proses Isobarik adalah proses yang terjadi pada tekanan tetap.


Secara Sistematis
Usaha pada proses Isobarik

W = p . ΔV = p ( V2 - V1 )

Rumus pada persamaan diatas hanya dapat digunakan untuk menghitung usaha gas
pada tekanan tetap (proses Isobarik). Jika tekanan gas berubah, usaha W harus
dihitung dengan cara integral. Secara umum, usaha dihitung dengan cara integral
berikut.

Rumus umum Usaha

W = V1 - V2 pd

Oleh Karena itu, jika grafik tekanan terhadap Volume diberikan , maka arti geometris
dari persamaan adalah luas dibawah kurva.

Usaha dalam proses siklus


Pengertian usaha dalam proses siklus ialah usaha yang dilakukan oleh atau pada
system gas yang menjalani suatu proses siklus sama dengan luas daerah yang dimuat
oleh siklus tersebut.
Hukum-hukum Dasar Termodinamika
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem
dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling
setimbang satu dengan lainnya.

Hukum Pertama Termodinamika Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum
ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem.

Energi dalam suatu system berubah dari nilai awal U1 ke nilai akhir U2 sehubungan
dengan kalor Q dan usaha W, Maka ;

Oleh karena itu, Hukum Pertama termodinamika berbunyi, energi dalam suatu system
berubah dari nilai U2 sehubungan dengan kalor Q dan usaha W; dimana Q adalah
positif jika system memperoleh kalor dan negative jika kehilangan kalor, usaha W positif
jika usaha dilakukan oleh system dan negative jika usaha dilakukan pada
system.Hukum kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa
total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat
seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Maka, Hukum Kedua Termodinamika berbunyi, tidak mungkin untuk membuat sebuah
mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata – mata mengubah energi
panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi energi
mekanik.

Hukum ketiga Termodinamika Hukum ketiga termodinamika terkait dengan


temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem
mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan
mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur
kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

2.3 Asas Kekekalan Energi

Telah disebutkan bahwa jumlah energi yang dimiliki sistem dinyatakan sebagai energi
dalam (U). Hukum I termodinamika menyatakan hubungan antara energi sistem dengan
lingkungannya jika terjadi peristiwa. Energi dalam sistem akan berubah jika sistem
menyerap atau membebaskan kalor. Jika sistem menyerap energi kalor, berarti
lingkungan kehilangan kalor, energi dalamnya bertambah (ΔU > 0),  dan sebaliknya,
jika lingkungan menyerap kalor atau sistem membebasakan kalor maka energi dalam
sistem akan berkurang (ΔU < 0),  dengan kata lain sistem kehilangan kalor dengan
jumlah yang sama.

Energi dalam juga akan berubah jika sistem melakukan atau menerima kerja. Walaupun
sistem tidak menyerap atau membebaskan kalor, energi dalam sistem akan berkurang
jika sistem melakukan kerja, sebaliknya akan bertambah jika sistem menerima kerja.

Sebuah pompa bila dipanaskan akan menyebabkan suhu gas dalam pompa naik dan
volumenya bertambah. Berarti energi dalam gas bertambah dan sistem melakukan
kerja. Dengan kata lain, kalor (q) yang diberikan kepada sistem sebagian disimpan
sebagai energi dalam (ΔU) dan sebagian lagi diubah menjadi kerja (w).

Secara matematis hubungan antara energi dalam, kalor dan kerja dalam hukum I
termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔU = q + W (6)

Persamaan (6) menyatakan bahwa perubahan energi dalam (ΔU) sama dengan jumlah
kalor yang diserap (q) ditambah dengan jumlah kerja yang diterima sistem (w).
Rumusan hukum I termodinamika dapat dinyatakan dengan ungkapan atau kata-kata
sebagai berikut.

” Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk
ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.” Karena itu hukum ini
disebut juga hukum kekekalan energi .

Berdasarkan hukum I termodinamika, kalor yang menyertai suatu reaksi hanyalah


merupakan perubahan bentuk energi. Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk energi
kalor. Energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik dan energi listrik dapat diubah
menjadi energi kimia. Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menggunakan rumus diatas,
perlu ditetapkan suatu perjanjian. Maka perjanjian itu adalah:

1.    Yang diutamakan dalam ilmu kimia adalah sistem, bukan lingkungan

2.   Kalor (q) yang masuk sistem bertanda positif (+), sedangkan yang keluar bertanda
negatif (-)

3.   Kerja (w) yang dilakukan sistem (ekspansi) bertanda negatif (-) , dan yang dilakukan
lingkungan (kompresi) bertanda positif.

Gambar 18 Ekspansi gas pada tekanan eksternal konstan.


Tanda untuk q dan w dapat dilihat pada Gambar 9 berikut

Gambar 19. Tanda untuk q dan w

4.    Yang diutamakan dalam ilmu kimia adalah sistem, bukan lingkungan.

5.    Kerja dihitung dengan rumus:

W=-P(V1-V2) (7)

Dimana  w = kerja (pada tekanan 1 atm), V1 = volume awal, dan V2 = volume akhir,
dan P = tekanan yang melawan gerakan piston pompa (atm), P untuk ekspansi adalah
P ex dan untuk kompresi adalah P in . Penerapan hukum termodinamika pertama
dalam bidang kimia merupakan bahan kajian dari termokimia.

Contoh:
Suatu sistem menyerap kalor sebanyak 1000 kJ dan melakukan kerja sebanyak 5 kJ.
Berapakah perubahan energi dalam sistem ini?

Jawab:
Karena sistem menyerap kalor, maka q bertanda positif, tetapi karena
sistem m elakukan kerja, maka w bertanda negatif.

ΔU= q + w

=100 kJ – 5 kJ

= 95 kJ
2.4 Termokimia

Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat
yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara
operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor
yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.

Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang


dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar
untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam
termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu
pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.

Supaya lebih muda memahami energi yang menyertai perubahan suatu zat, maka perlu
dijawab beberapa pertanyaan berikut ini:

1.     Energi apa yang dimiliki oleh suatu zat?

2.    Hukum apa yang berlaku untuk energi suatu zat?

3.     Bagaimana menentukan jumlah energi yang menyertai suatu reaksi?

4.      Bagaimana energi suatu zat dapat diukur?

5.       Bagaimana kaitan antara energi yang dibebaskan atau diserap pada perubahan
kimia  dengan ikatan kimia?

Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa


kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.

Untuk memahami termokimia perlu dibahas tentang:

(a) Sistem, lingkungan, dan alam semesta.

(b) Energi yang dimiliki setiap zat.


(c) Hukum kekekalan energi.

a. Persamaan Termokimia

Persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya disebut


persamaan termokimia. Nilai ΔH yang dituliskan pada persamaan termokimia
disesuaikan dengan stokiometri reaksi. Artinya jumlah mol zat yang terlibat dalam
reaksi sama dengan koefisien reaksinya.

Oleh karena entalpi reaksi juga bergantung pada wujud zat harus dinyatakan,
yaitu dengan membubuhkan indeks s untuk zat padat , l untuk zat cair, dan g untuk zat
gas. Perhatikan contoh berikut .           Contoh: Pada pembentukan 1a mol air dari gas
hidrogen dengan gas oksigen dibebaskan 286 kJ. Kata “dibebaskan” menyatakan
bahwa reaksi tergolong eksoterm. Oleh karena itu ΔH = -286 kJ Untuk setiap mol air
yang terbentuk. Persamaan termokimianya adalah:

H2 (g)  + 1/2 O2 (g) ——> H2O (l)                  ΔH = -286 kJ

Atau

2 H2 (g)  + O2 (g) ——> 2 H2O (l)                 ΔH = -572 kJ

(karena koefisien reaksi dikali dua, maka harga ΔH  juga harus dikali dua).

b. Pengertian Reaksi Eksoterm dan Endoterm

Perubahan entalpi (ΔH) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat


penyerapan kalor atau pelepasan kalor.

Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm,
sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Aliran kalor
pada kedua jenis reaksi diatas dapat dilihat pada gambar 20 berikut:
Gambar 20 Aliran kalor pada reaksi eksoterm dan endoterm

Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr).
Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi
pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm
dapat dinyatakan:

ΔH = Hp- Hr > 0 (13 )

Sebaliknya, pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi


sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi.
Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan
sebagai berikut:

ΔH = Hp- Hr < 0 ( 14 )

Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan
diagram tingkat energi. Seperti pada gambar 20. berikut
Gambar 20. Diagram Tingkat Energi

c. Entalpi dan Perubahan Entalpi

Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi
potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan
karena atom – atom dan molekulmolekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total
dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama
tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat
ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis  H H20 (s).

Perhatikan lampu spiritus, jumlah panas atau energi yang dikandung oleh spiritus
pada tekanan tetap disebut entalpi spiritus. Entalpi tergolong sifat eksternal, yakni sifat
yang bergantung pada jumlah mol zat. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara
mempunyai isi panas atau entalpi.

Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi
yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang
terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ”
perubahan entalpi (ΔH) ” . Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat
ditulis sebagai berikut:

Δ H = H H20 (l) -H H20 (s) (7)

Marilah kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor. Sebagian
energi kimia yang dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah menjadi energi
panas dan energi mekanik untuk menggerakkan motor.
Demikian juga pada mekanisme kerja sel aki. Pada saat sel aki bekerja, energi
kimia diubah menjadi energi listrik, energi panas yang dipakai untuk membakar bensin
dan reaksi pembakaran bensin menghasilkan gas, menggerakkan piston sehingga
menggerakkan roda motor.

Gambar 21. Diagram Perubahan Energi Kimia Menjadi Berbagai Bentuk Energi
Lainnya.

Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH
dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya
pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air,
ΔH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada
entalpi es.

Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan


entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan
entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi
hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi.

Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ΔH
positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil,
sehingga ΔH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor
reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya
kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan
sebagainya.
Suatu reaksi kimia dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua
bagian yang berbeda, yaitu pereaksi dan hasil reaksi atau produk. Perhatikan suatu
reaksi yang berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap (ΔV = 0), maka
sistem tidak melakukan kerja, w = 0. Jika kalor reaksi pada volume tetap dinyatakan
dengan qv , maka persamaan hukum I termodinamika dapat ditulis:

ΔU = qv + 0  = qv = q reaksi (8)

q reaksi disebut sebagai kalor reaksi. Hal ini berarti bahwa semua perubahan energi yang
menyertai reaksi akan muncul sebagai kalor. Misal: suatu reaksi eksoterm mempunyai
perubahan energi dalam sebesar 100 kJ. Jika reaksi itu berlangsung dengan volume
tetap, maka jumlah kalor yang dibebaskan adalah 100 kJ.

Kebanyakan reaksi kimia berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan


tetap (tekanan atmosfir). Maka sistem mungkin melakukan atau menerima kerja
tekanan – volume, w = 0). Oleh karena itu kalor reaksi pada tekanan tetap dinyatakan
dengan qp , maka hukum I termodinamika dapat ditulis sebagai berikut:

ΔU = qp + w atau qp  = ΔU – w = q reaksi (9)

Untuk menyatakan kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap, para ahli
mendefinisikan suatu besaran termodinamika yaitu entalpi (heat content) dengan
lambang “H”. Entalpi didefinisikan sebagai jumlah energi dalam dengan perkalian
tekanan dan volume sistem, yang dapat dinyatakan:

H = U + P V (10)

Reaksi kimia termasuk proses isotermal, dan bila dilakukan di udara terbuka maka kalor
reaksi dapat dinyatakan sebagai:

qp = Δ H (11)
Jadi, kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap sama dengan perubahan
entalpi. Oleh karena sebagian besar reaksi berlangsung pada tekanan tetap, yaitu
tekanan atmosfir, maka kalor reaksi selalu dinyatakan sebagai perubahan entalpi (ΔH).

Akibatnya, kalor dapat dihitung dari perubahan entalpi reaksi, dan perubahan
entalpi reaksi yang menyertai suatu reaksi hanya ditentukan oleh keadaan awal
(reaktan) dan keadaan akhir (produk).

q = ΔH reaksi = Hp-Hr (12)

Contoh:

Suatu reaksi berlangsung pada volume tetap disertai penyerapan kalor sebanyak 200
kJ. Tentukan nilai Δ U , Δ H, q dan w reaksi itu

Jawab:
Sistem menyerap kalor sebanyak 200 kJ  , berarti q = + 200 kJ
Reaksi berlangsung pada volume tetap , maka w = 0 kJ.

ΔU = q + w

= + 200 kJ + 0 kJ = 200 kJ Δ H = q = + 200 kJ

d. Perubahan Entalpi Berdasarkan Energi Ikatan

Energi ikatan didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memutuskan 1


mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas. Energi ikatan dinyatakan dalam
kilojoule per mol (kJ mol -1 )

Energi berbagai ikatan diberikan pada tabel 15.

Tabel 15. Harga Energi Ikatan Berbagai Molekul (Kj/Mol)


e. Perubahan Entalpi Berdasarkan Entalpi Pembentukan

Kalor suatu reaksi dapat juga ditentukan dari data entalpi pembentukan zat
pereaksi dan produknya. Dalam hal ini, zat pereaksi dianggap terlebih dahulu terurai
menjadi unsur-unsurnya, kemudian unsur-unsur itu bereaksi membentuk zat produk.
Secara umum untuk reaksi:

m AB + n CD —–> p AD  + q CB

ΔH0 = jumlah ΔH0 f (produk) -   jumlah ΔH0 f (pereaksi)

Perubahan Entalpi Berdasarkan Hukum Hess

Banyak reaksi yang dapat berlangsung secara bertahap. Misalnya pembakaran


karbon atau grafit. Jika karbon dibakar dengan oksigen berlebihan terbentuk karbon
dioksida menurut persamaan reaksi:

C(s) + O2 (g) —–> CO2 (g)            Δ H   = – 394 kJ

Reaksi diatas dapat  berlangsung melalui dua tahap. Mula-mula karbon dibakar dengan
oksigen yang terbatas sehingga membentuk karbon monoksida. Selanjutnya, karbon
monoksida itu dibakar lagi untuk membentuk karbon dioksida. Persamaan termokimia
untuk kedua reaksi tersebut adalah:

C(s) + ½ O2 (g) —–> CO (g) ΔH   = – 111 kJ

CO (g) + ½ O2 (g) —–> CO2 (g) Δ H   = – 283 kJ

Jika kedua tahap diatas dijumlahkan, maka diperoleh:

C(s) + ½ O2 (g) —–> CO (g) ΔH   = – 111 kJ

CO (g) + ½ O2 (g) —–> CO2 (g) ΔH   = – 283 kJ

————————————————————————- +

C(s) + O2 (g) —–> CO2 (g)           ΔH   = – 394 kJ

f. Entalpi Pembentukan, Penguraian dan Pembakaran

Harga perubahan entalpi reaksi dapat dipengaruhi oleh kondisi yakni suhu dan
tekanan saat pengukuran. Oleh karena itu, perlu kondisi suhu dan tekanan perlu
dicantumkan untuk setiap data termokimia.

Data termokimia pada umumnya ditetapkan pada suhu 25 0 C dan tekanan 1 atm
yang selanjutnya disebut kondisi standar. Perubahan entalpi yang diukur pada suhu 25
0
C dan tekanan 1 atm disebut perubahan entalpi standar dan dinyatakan dengan
lambang  Δ H0 atau ΔH298. Sedangkan perubahan entalpi yang pengukurannya tidak
merujuk kondisi pengukurannya dinyatakan dengan lambang ΔH saja.

Entalpi molar adalah perubahan entalpi reaksi yang dikaitkan dengan kuantitas
zat yang terlibat dalam reaksi. Dalam termokimia dikenal berbagai macam entalpi
molar, seperti entalpi pembentukan, entalpi penguraian, dan entalpi pembakaran.

g. Entalpi Pembentukan
Perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol zat langsung dari unsur-unsurnya
disebut entalpi molar pembentukan atau entalpi pembentukan. Jika pengukuran
dilakukan pada keadaan standar (298 k, 1 atm) dan semua unsur-unsurnya dalam
bentuk standar, maka perubahan entalpinya disebut entalpi pembentukan standar
(ΔHf 0). Entalpi pembentukan dinyatakan dalam kJ per mol (kJ mol -1).

Supaya terdapat keseragaman, maka harus ditetapkan keadaan standar, yaitu


0
suhu 25 C dan tekanan 1 atm. Dengan demikian perhitungan termokimia didasarkan
pada keadaan standar.

Pada umumnya  dalam persamaan termokimia dinyatakan:

AB + CD ———-> AC + BD Δ H0 = x kJ/mol

Δ H0 adalah lambang dari perubahan entalpi pada keadaan itu. Yang dimaksud dengan
bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada
kondisi standar (298 K, 1 atm).

Untuk unsur yang mempunyai bentuk alotropi, bentuk standarnya ditetapkan


berdasarkan pengertian tersebut. Misalnya, karbon yang dapat berbentuk intan dan
grafit, bentuk standarnya adalah grafit, karena grafit adalah bentuk karbon yang paling
stabil pada 298 K, 1 atm. Dua hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan entalpi
pembentukan yaitu bahwa zat yang dibentuk adalah 1 mol dan dibentuk dari unsurnya
dalam bentuk standar.

Contoh: Entalpi pembentukan etanol (C 2H5OH) (l)  adalah -277,7 kJ per mol. Hal ini
berarti: Pada pembentukan 1 mol (46 gram) etanol dari unsur-unsurnya dalam bentuk
standar, yaitu karbon (grafit), gas hidrogen dan gas oksigen, yang diukur pada 298 K, 1
atm dibebaskan 277,7 kJ  dengan persamaan termokimianyaadalah:
2 C (s, grafit) + 3H2 (g) + ½ O2 (g) –> C2H5OH (l) ΔH = -277,7kJ

Nilai entalpi pembentukan dari berbagai zat serta persamaan termokimia reaksi
pembentukannya diberikan pada tabel 2 berikut.
Tabel 16. Nilai Entalpi Pembentukan Berbagai Zat & Persamaan Termokimia Reaksi
Pembentukannya

h. Entalpi Pembakaran

Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah


pembakaran, yaitu suatu reaksi cepat antara bahan bakar denga oksigen yang disertai
terjadinya api. Bahan bakar utama dewasa ini adalah bahan bakar fosil, yaitu gas alam,
minyak bumi, dan batu bara. Bahan bakar fosil itu berasal dari pelapukan sisa
organisme, baik tumbuhan atau hewan. Pembentukan bahan bakar fosil ini memerlukan
waktu ribuan sampai jutaan tahun.

Bahan bakar fosil terutama terdiri atas senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa
yang hanya terdiri atas karbon dan hidrogen. Gas alam terdiri atas alkana suku rendah
terutama metana dan sedikit etana, propana, dan butana. Seluruh senyawa itu
merupakan gas yang tidak berbau. Oleh karena itu, kedalam gas alam ditambahkan
suatu zat yang berbau tidak sedap, yaitu merkaptan, sehingga dapat diketahui jika ada
kebocoran. Gas alam dari beberapa sumber mengandung H 2S, suatu kontaminan yang
harus disingkirkan sebelum gas digunakan sebagai bahan bakar karena dapat
mencemari udara. Beberapa sumur gas juga mengandung helium.
Minyak bumi adalah cairan yang mengandung ratusan macam senyawa,
terutama alkana, dari metana hingga yang memiliki atom karbon mencapai lima
puluhan. Dari minyak bumi diperoleh bahan bakar LPG (Liquified Petroleum gas),
bensin, minyak tanah, kerosin, solar dan lain-lain. Pemisahan komponen minyak bumi
itu dillakukan dengan destilasi bertingkat. Adapun batu bara adalah bahan bakar padat,
yang terutama, terdiri atas hidrokarbon suku tinggi. Batu bara dan minyak bumi juga
mengandung senyawa dari oksigen, nitrogen, dan belerang.

Bahan bakar fosil, terutama minyak bumi,  telah digunakan dengan laju yang
jauh lebih cepat dari pada proses pembentukannya. Oleh karena itu, dalam waktu yang
tidak terlalu lama lagi akan segera habis. Untuk menghemat penggunaan minyak bumi
dan untuk mempersiapkan bahan bakar pengganti, telah dikembangkan berbagai
bahan bakar lain, misalnya gas sintesis (sin-gas) dan hidrogen. Gas sintetis diperoleh
dari gasifikasi batubara. Batu bara merupakan bahan bakar fosil yang paling melimpah,
yaitu sekitar 90 % dari cadangan bahan bakar fosil. Akan tetapi penggunaan bahan
bakar batubara menimbulkan berbagai masalah, misalnya dapat menimbulkan polusi
udara yang lebih hebat daripada bahan bakar apapun. Karena bentuknya yang padat
terdapat keterbatasan penggunaannya. Oleh karena itu, para ahli berupaya
mengubahnya menjadi gas sehingga pernggunaannya lebih luwes dan lebih bersih.

Gasifikasi batubara dilakukan dengan mereaksikan batubara panas dengan uap


air panas. Hasil proses itu berupa campuran gas CO,H 2 dan CH4..

Sedangkan bahan sintetis lain yang juga banyak dipertimbangkan adalah


hidrogen. Hidrogen cair bersama-sama dengan oksigen cair telah digunakan pada
pesawat ulang-alik sebagai bahan bakar roket pendorongnya. Pembakaran hidrogen
sama sekali tidak memberi dampak negatif pada lingkungan karena hasil
pembakarannya adalah air. Hidrogen dibuat dari air melalui reaksi  endoterm berikut:

H2O (l) —> 2 H2 (g) + O2 (g) ΔH = 572 kJ

Apabila energi yang digunakan untuk menguraikan air tersebut berasal dari
bahan bakar fosil, maka hidrogen bukanlah bahan bakar yang konversial. Tetapi saat ini
sedang dikembangkan penggunaan energi nuklir atau energi surya. Jika proyek itu
berhasil, maka dunia tidak perlu khawatir akan kekurangan energi. Matahari
sesungguhnya adalah sumber  energi terbesar di bumi, tetapi tekonologi penggunaan
energi surya belumlah komersial. Salah satu kemungkinan penggunaan energi surya
adalah menggunakan tanaman yang dapat tumbuh cepat. Energinya kemudian
diperoleh dengan membakar tumbuhan itu. Dewasa ini, penggunaan energi surya yang
cukup komersial adalah untuk pemanas air rumah tangga (solar water heater). Nilai
kalor dari berbagai jenis bahan bakar diberikan pada tabel 4  berikut.

Tabel 17. Komposisi dan Nilai Kalor dari Berbagai Jenis Bahan Bakar

Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah
terbakar adalah unsur karbon, hidrogen, belerang, dan berbagai senyawa dari unsur
tersebut. Pembakaran dikatakan sempurna apabila karbon (c) terbakar menjadi CO 2,
hidrogen (H)  terbakar menjadi H2O, belerang (S) terbakar menjadi SO2.

Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol suatu zat yang diukur
pada 298 K, 1 atm disebut entalpi pembakaran standar (standard enthalpy of 
combustion), yang dinyatakan dengan ΔHc0 . Entalpi pembakaran juga dinyatakan
dalam kJ mol -1 .

Harga entalpi pembakaran dari berbagai zat pada 298 K, 1 atm diberikan pada
tabel 3 berikut.

Tabel 18 . Entalpi Pembakaran  dari Berbagai Zat pada 298 K, 1 Atm


Pembakaran bensin adalah suatu proses eksoterm. Apabila bensin dianggap
terdiri atas isooktana, C8H18 (salah satu komponen bensin) tentukanlah jumlah kalor
yang dibebaskan pada pembakaran 1 liter bensin. Diketahui entalpi pembakaran
isooktana = -5460 kJ mol-1 dan massa jenis isooktan = 0,7 kg L -1 (H = 1; C =12).

Jawab:
Entalpi pembakaran isooktana yaitu – 5460 kJ mol -1 . Massa 1 liter bensin = 1 liter x 0,7
kg L-1 = 0,7 kg = 700 gram . Mol isooktana = 700 gram/114 gram  mol-1 = 6,14 mol. 
Jadi kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1 liter bensin adalah: 6,14 mol x 5460 kJ
mol -1 = 33524,4 kJ.

i. Entalpi Penguraian

Reaksi penguraian adalah kebalikan dari reaksi pembentukan. Oleh karena itu, sesuai
dengan azas kekekalan energi, nilai entalpi penguraian sama dengan entalpi
pembentukannya, tetapi tandanya berlawanan.

Contoh:

Diketahui ΔHf 0 H2O (l) = -286  kJ mol -1, maka entalpi penguraian H 2O (l) menjadi gas
hidrogen dan gas oksigen adalah + 286 kJ mol -1

H2O (l) ——> H2 (g) + ½ O2 (g) ΔH = + 286 kJ

j. Pembakaran Sempurna dan Tidak Sempurna


Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak terbakar
sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil)
membentuk karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna
membentuk karbon monoksida dan uap air.  Misalnya:

a. Pembakaran sempurna isooktana:

C8H18 (l) +12 ½ O2 (g) –> 8 CO2 (g) + 9 H2O (g) ΔH = -5460 kJ

b. Pembakaran tak sempurna isooktana:

C8H18 (l) + 8 ½ O2 (g) -> 8 CO (g) + 9 H2O (g) ΔH  = -2924,4 kJ

k. Dampak Pembakaran tak Sempurna

Sebagaimana terlihat pada contoh di atas, pembakaran tak sempurna menghasilkan


lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar.
kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon
monoksida (CO), yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan
mencemari udara.

4. Tugas
4.1. Kedalam calorimeter dimasukkan 100 ml air dan 2,14 gram NH 4Cl ternyata suhu
larutan dari 27oC menjadi 23,5 C. bila kalor jenis air 4,18 J/gram C maka ΔH
pelarutan adalah…
a. 36,575 Kj/mol d. 1463 Kj/mol
b. 37,36 Kj/mol e. 1494,3 Kj/mol
c. 365,75 Kj/mol

4.2. Natrium Bikarbonat dipanaskan terurai dengan persamaan reaksi:


2NaHCO3(s) → Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
Bila ∆Hf NaHCO3 = 95 Kj/mol, ∆Hf CO2 = 75 Kj/mol, ∆Hf Na2CO3 = 120 Kj/mol, ∆Hf
H2O = 80 Kj/mol. Perubahan entalpi reaksi adalah…
a. -85 Kj d. 863 Kj
b. 85 Kj e. -3707 Kj
c. -863 Kj

4.3. Diketahui beberapa persamaan termokimia:


C2H4 + H2 → C2H6 ΔH= -140 Kj
2H2 + O2 → 2 H2O ΔH= -570 Kj
2C2H6 + 7O2 → 6H2O(l) +4CO2(g) ∆H=-3130Kj
Entalpi pembakaran C2H4 adalah…
a.-1990 Kj d -1420 kj
b. 1990 Kj e. 1565 Kj
c. 1420 Kj

4.4 Reaksi CO(g) + 2O2(g) ↔ CO2(g) ΔH=283Kj.


Maka nilai ∆H tersebut merupakan…
1) Entalpi pembakaran CO2
2) Entalpi reaksi tersebut
3) Entalpi penguraian CO2
4) Entalpi pembkaran CO
Pernyataan yang benar adalah…
a. 1,2 dan 3 d. 4
b. 1 dan 3 e. semuanya
c. 2 dan 4

4.5. Besarnya perubahan entalpi reaksi untuk reaksi :


CH4 + 2O2 → 2H2O(l) +CO2(g)
Bila diketahui ∆Hf CH4 = 1660 Kj/mol, ∆Hf CO2 = 394 Kj/mol, ∆Hf O2= 0 Kj/mol, ∆Hf
H2O = 240 Kj/mol adalah…
a. -1026 kJ d. 1026 kJ
b. -786 kJ e. 665 kJ
c. 786 kJ
4.6. Besarnya perubahan entalpi reaksi:
HC = CH(g) + 2H2(g)→ CH3CH3(g)
Jika diketahui DC=C = 833, DC-C = 364, DC-H = 414, DH-H = 436 adlah….
a. -665 kJ/mol d. +315 kJ/mol
b. -315 kJ/mol e. 665 kJ/mol
c. 291 kJ/mol

4.7. Bila diketahui ∆Hf C2H6= -85 Kj/mol, ∆Hf CO2 = -394 Kj/mol, ∆Hf O2= 0 Kj/mol, ∆Hf
H2O = -286 Kj/mol. Maka Besarnya perubahan entalpi reaksi untuk reaksi :
2C2H6 + 7O2 → 6H2O(l) +4CO2(g)
a. -3122 kJ/mol d. 3122 kj/mol
b. 1561 kJ/mol e. -1561 kJ/mol
c. -2534 kJ/mol

4.8. Besarnya perubahan entalpi reaksi:


H2C = CH2(g) + H2(g)→ CH3CH3(g)
Jika diketahui DC=C = 145, DC-C = 83, DC-H = 99, DH-H = 104 adlah….
a. -32 kkal d. +32 kkal
b. -16 kkal e. +16 kkal
c. -172 kkal

4.9. Besarnya perubahan entalpi reaksi untuk reaksi :


C3H8 + 5O2 → 4H2O(l) +3CO2(g)
Bila diketahui ∆Hf C3H8= 103,0 Kj/mol, ∆Hf CO2 = 393,5 Kj/mol, ∆Hf O2= 0 Kj/mol,
∆Hf H2O = 285,5 Kj/mol adalah…
a. -1180,5 kJ d. 1180,5 kJ
b. -2219,5 kJ e. 2219,5 kJ
c. -2426,5 kJ

4.10. Besarnya perubahan entalpi reaksi:


H2C = CH2(g) + HCl(g)→ CH3CH2Clg)
Jika diketahui DC=C = 146, DC-C = 83, DC-H = 99, DH-Cl = 103, DC-Cl = 79
adlah….
a. -510 kkal d. +510 kkal
b. -42 kkal e. +72 kkal
c. -12 kkal

4.11. Besarnya perubahan entalpi reaksi:


C2H4 + H2 → C2H6
Jika diketahui DC=C = 614, DC-C = 348, DC-H = 413, DH-H = 436 adlah….
a. -826 kJ/mol d. -124 kJ/mol
b. -738kJ/mol e. -122 kJ/mol
c. -560 kJ/mol

4.12. Reaksi:
C6H12O6 + 6O2 → 6H2O(l) +6CO2(g) ∆H=-2820 kJ
C2H5OH + 3O2 →3H2O(l) +2CO2(g) ∆H=-2820 kJ
Perubahan entalpi fermentasi gula adalah…
C6H12O6 → 2C2H5OH +2CO2(g)
a. 60 kJ d. -1440 kJ
b. -60 kJ e. 2880 kJ
c. 1400 kJ

Anda mungkin juga menyukai