Makalah Pend Pancasila
Makalah Pend Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA
Disusun oleh :
JUNISAH (1804311040)
Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki,
kami berusaha mencari sumber data dari berbagai informasi, terutama dari media internet dan
beberapa sumber lainnya. Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan kami tambahan ilmu
yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kami.
Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu, yang sangat membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Pancasila yang ditinjau dari aspek
falsafah. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai dasar negara Republik Indonesia, Pancasila yang telah tercantum dalam
pembukaan undang-undang dasar 1945 menjadi alat pemersatu dalam hidup kerukunan
berbangsa serta merupakan kepribadian dan pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila berisi lima dasar yang tidak hanya
dipandang sebagai lima prinsip yang berdiri sendiri, akan tetapi dari sila-sila tersebut
secara bersamaan merupakan satu kesatuan yang bulat, dimana kesatuan tersebut dapat
diartikan sila yang satu dijiwai sila yang lainnya.
Pancasila sebagai falsafah negara digali dari isi jiwa bangsa yang telah lama
terpendam dalam kalbu bangsa Indonesia. Pernyataan ini menunjukan bahwa Pancasila
bukan hanya falsafah negara tetapi juga falsafah bangsa Indonesia. Isi dari falsafah
bangsa Indonesia antara lain menunjukkan keyakinan bangsa Indonesia terhadap manusia
sebagai makhluk ciptaan, yang hidup bersama dengan manusia lain sebagai umat manusia
serta menyelesaikan masalah hidupnya atas dasar sikap musyawarah mufakat.
Dengan demikian bahwa Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia harus
diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar dapat menghormati, menghargai,
menjaga dan menjalankan apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya
pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia.
Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara Etimologi Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari dua suku
kata yaitu Panca berarti lima dan sila berarti dasar. Menurut Muhammad Yamin, dalam
bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu :
“syiila” vokal I panjang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau
yang senonoh”
Istilah Pancasila pada awalnya terdapat dalam kepustakaan Buddha di India dalam
kitab Suci Tri Pitaka yang terdiri dari 3 macam buku besar : Suttha Pitaka, Abhidama
Pitaka dan Vinaya Pitka. Adapun ajaran-ajaran moral yang terdapat dalam agama
Buddha tersebut:
Dasasyiila
Saptasyiila
Pancasyiila
Dalam agama Buddha, ajaran Pancasila merupakan 5 aturan (larangan) atau five
moral principles yang berisi 5 larangan atau pantangan. Secara lengkap isi Pancasila yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Panati pada veramani sikhapadam sama diyani artinya “jangan mencabut nyawa
makhluk hidup”. Maksudnya dilarang membunuh.
3
2. Dinna dana veramani shikapadam samadiyani artinya “jangan mengambil barang
yang tidak diberikan”. Maksudnya dilarang mencuri.
3. Kemashu micchacara veramani shikapadam samadiyani artinya “jangan berhubungan
kelamin”. Maksudnya dilarang berzina.
4. Musawada veramani sikapadam samadiyani artinya “jangan berkata palsu”.
Maksudnya dilarang berdusta.
5. Surameraya masjja pamada tikana veramani artinya “jangan meminum minuman
yang menghilangkan pikiran”. Maksudnya dilarang minum minuman keras. (Zainal
Abidin, 1958:361)
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut:
4
Sidang BPUPKI I Pembentukan Sidang BPUPKI II
28 Mei – 1 Juni Panitia Kecil (9
1945 orang) 22 juni 1945 Pembentukan PPKI
UUD 1945
Prof. Dr. Soepomo
- Lisan
Rumusan Pancasila
Ir. Soekarno
- Lisan
1. Pembentukan BPUPKI
Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Kaiso menyampaikan
bahwa jepang akan memberikan kemerdekaan bagi Indonesia. Salah satu factor
pendorongnya adalah kondisi Jepang yang sudah banyak mengalami kekalahan di
berbagai medan petempuran Asia Timur Raya.
Menindaklanjuti janji tersebut, tanggal 1 Maret 1945 keluar maklumat
tentang pembentukan Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Badan ini bertugas untuk menyelidiki segala sesuatu
mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 62 orang
dengan ketua Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.
2. Sidang BPUPKI
BPUPKI bersidang 2 kali membahas penyusunan dan pengesahan dasar negara.
Pada sidang BPUPKI pertama (28 Mei – 1 Juni 1945), muncul 3 tokoh nasionalis
yang mengutarakan ide-ide pokok mengenai dasar negara RI.
3. Piagam Jakarta
Tanggal 1 Juni 1945 dibentuk panitia kecil beranggotakan 8 orang. Panitia
ini bertugas untuk menampung usul-usul, baik lisan maupun tulisan mengenai
dasar negara. Tanggal 22 Juni 1945 dibentuk pula panitia kecil (9 orang). Pada
tanggal inilah dikemukakan rencana preambul hukum dasar kemudian dikenal
sebagai Piagam Jakarta. Piagam ini kelak menjadi pembukaan UUD 1945 dengan
beberapa perubahan (terutama tujuh kata di belakang kata ketuhanan pada alenia
ke-4).
4. Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara
Sidang BPUPKI kedua (10 Juni 1945) menghasilkan satu keputusan
penting, yaitu menetapkan bentuk negara Indonesia merdeka adalah republik.
BPUPKI akhirnya dibubarkan.
Kemudian dibentuk PPKI sebagai penggantinya. Sidang PPKI yang
pertama (18 Agustus 1945) menghasilkan beberapa rumusan penting, yaitu
sebagai berikut :
(1) Mengesahkan UUD Negara RI dengan jalan :
a) Mengesahkan Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan sebagai
Pembukaan UUD Negara RI.
b) Menetapkan rancangan hukum dasar dengan beberapa perubahan
yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945.
(2) Memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
(3) Membentuk komite nasional Indonesia sebagai badan musyawarah darurat
1. SILA PERTAMA
“ KETUHANAN YANG MAHA ESA”
PIDATO BUNG KARNO 1 JUNI 1945 : Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa
Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan
Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih,
yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad s.a.w., orang Buddha
8
menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita
semuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap
orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa.
Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada
“egoisme-agama”. Dan hendaknya Negara Indonesia satu Negara yang bertuhan!
Marilah kita amalkan, jalankan agama, baik Islam, maupun Kristen, dengan cara yang
berkeadaban. Apakah cara yang berkeadaban itu? Ialah hormat-menghormati satu
sama lain.
SILA PERTAMA DALAM UUD 1945 :
Pasal 29
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkanya, serta berhak
kembali.
Penjelasan : Sama seperti di dalam pasal 29, pasal ini menuliskan bahwa setiap
orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya. Pasal ini merupakan
pasal tentang Hak Asasi Manusia pada bab XA. Intinya adalah di Indonesia,
kebebasan dalam beragama seharusnya terjamin tanpa paksaan karena menyangkut
HAM. Jika terdapat pemaksaan maka itu sudah melanggar HAM.
9
2. SILA KEDUA
“ KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB”
(2) Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.
Pada bab XA tentang Hak Asasi Manusia dari pasal 28A sampai pasal 28J
(amandemen):
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
Pasal 28D
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkanya, serta berhak
kembali.
Pasal 28F
Pasal 28G
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat menusia dan berhak memperoleh suaka politik
dari negara lain.
Pasal 28H
12
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang oleh siapa pun.
Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut, adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
Pasal 28J 13
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud sematamata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokaratis.
Penjelasan : Penjabaran kemanusiaan yang adil dan beradab terlihat jelas pada pasal-
pasal diatas. Setiap orang berhak untuk hidup dan menjalankan kehidupan yang
dimilikinya. Setiap orang berhak untuk berkeluarga, setiap anak berhak untuk
berkembang, setiap orang berhak untuk mendapatkan perlindungan, mendapat
pendidikan, tidak mendapat siksaan dan banyak lagi. Semua orang berhak
mendapatkan semuanya itu agar terwujud adil dan beradab kemanusiaan di Indonesia.
3. SILA KETIGA
“ PERSATUAN INDONESIA”
PIDATO BUNG KARNO 1 JUNI 1945 : Kebangsaan Indonesia. Kebangsaan
Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatera, bukan
kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali, atau lain-lain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang
bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat.
Pasal 1
14
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.
Penjelasan : Dari pasal diatas jelas bahwa Indonesia adalah negara kesatuan
berbentuk Republik, negara demokrasi dan negara hukum.
Pasal 32
Pasal 35
Penjelasan : Bendera Indonesia hanya satu, yaitu merah putih, disemua daerah di
Indonesia semua bendera negara sama yaitu merah-putih, jika bukan, maka itu bukan
bendera negara Indonesia.
Pasal 36
4. SILA KEEMPAT
“ KERAKYATAN YANG
15 DIPIMPIN OLEH HIKMAH
Pasal 1
Penjelasan : Kedaulatan berada ditangan rakyat dan segala bentuk musyawarah rakyat
dipimpin oleh MPR.
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan
diatur lebih lanjut dengan undang-undang.
Pejelasan : MPR, DPR dan DPD anggota-anggotanya dipilih lewat pemilu dan di atur
dengan Undang-undang, segala keputusan MPR ditetapkan melalui suara terbanyak.
Pasal 3
Penjelasan : Segala peraturan yang ada di pasal 3 harus dilaksanakan oleh MPR.
Pasal 37
17
5. SILA KELIMA
“ KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA “
PIDATO BUNG KARNO 1 JUNI 1945 : Prinsip kesejahteraan : Tidak akan ada
kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka. Saya katakan tadi: prinsipnya San Min Chu I
ialah Mintsu, Min Chuan, Min Sheng: nationalism, democracy, sosialism. Maka
prinsip kita harus: Apakah kita mau Indonesia Merdeka, yang kaum kapitalnya
merajalela, ataukah yang semua rakyat sejahtera, yang semua orang cukup makan,
cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang
cukup memberi sandang-pangan kepadanya? Mana yang kita pilih, saudara-saudara?
Pasal 23
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang--
undang.
Penjelasan : anak terlantar dan fakir miskin juga harus terjamin kehidupannya, negara
membuat sistem jaminan sosial seperti jaminan kesehatan untuk yang tidak mampu.
BAB III
20
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adam, Cindy. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat. Jakarta: Yayasan Bung Karno, 2014.
Oktorino, Nino. Di Bawah Matahari Terbit. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2016.
Sumber lainnya :
http://www.pusakaindonesia.org/hubungan-pancasila-dengan-pasal-pasal-dalam-uud-1945/
http://www.edukasippkn.com/2015/09/hubungan-dasar-negara-dan-konstitusi_23.html
http://materi1sma.blogspot.co.id/2013/08/bab-x-warga-negara-pasal-26-1-yang.html
https://id.wikisource.org/wiki/Undang_Undang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun1945
http://www.geocities.jp/indo_ka/const/uud45_2k.htm
https://lasonearth.wordpress.com/makalah/falsafah-pancasila-sebagai-dasar-falsafah-negara-
indonesia/
sinergibangsa.org/makna-pancasila-sebagai-falsafah-hidup-bangsa/
https://lasonearth.wordpress.com/makalah/falsafah-pancasila-sebagai-dasar-falsafah-negara-
indonesia/
https://apapuntulisannya.blogspot.com/2018/03/alat-pemersatu-bangsa.html
https://ilmupengetahuanumum.com/agama-agama-di-indonesia/
https://www.liputan6.com/regional/read/3620412/berapa-jumlah-bahasa-daerah-di-indonesia-
saat-ini
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsa_di_Indonesia
https://indahpurwaningrum.wordpress.com/2017/07/08/pancasila-sebagai-jiwa-dan-kepribadian-
bangsa-indonesia/
YOGYA, KRJOGJA.com
23