Anda di halaman 1dari 63

Materi UTBK SOSHUM

GEOGRAFI

Litosfer
Litosfer adalah kerak bumi terluar yang tersusun atas lempeng-lempeng tektonik yang sangat sulit bergerak. Posisi litosfer berada di atas batuan terapung yang relatif mudah bergerak satu sama lain. Ketebalan rata-
rata listosfer adalah 100 km dengan susunan kerak bumi dan mantel. Possi litosfer berdekatan dengan astenosfer. Litosfer termasuk lapisan kuat yang terletak di atas astenosfer yang lemah. Posisi litosfer membuat
litosfer mudah turun ke astenosfer. Penurunan posisi litosfer ke astenosfer dipengaruhi oleh gaya regang dan gaya tekan bebatuan.
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi
dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan
dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih
panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara
elastis karena retakan-retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada
keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia
sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng
tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer

 Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura


 Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.

Posisi
Litosfer berada di bagian atas dari lapisan astenosfer. Ketebalan litosfer sekurangnya 60 km sedangkan ketebalan astenosfer sekurangnya 650 km. Keberadaan litosfer di atas astenosfer merupakan akibat dari
perbedaan temperatur yang mengontrol kekuatan batuan. Lapisan astenosfer memiliki temperatur 750 °C yang merupakan temperatur ketika batuan pada mantel yang awalnya kuat menjadi lemah. Temperatur rata‐
rata yang menjadi pembatas antara litosfer dan atmosfer yaitu 1.300 °C.[4]

Susunan
Pemetaan lempeng-lempeng tektonik

Dalam teori tektonika lempeng, litosfer tersusun dari bebatuan cair dan plastis. Bebatuan ini dapat mengalir jika dipengaruhi oleh suatu tegangan. Secara empiris, litosfer mengambang di atas mantel bumi. Litosfer
terpecah belah menjadi beberapa lempeng tektonik.[5] Di bumi, litosfer terbagi menjadi 13 lempeng tektonik dalam skala besar maupun kecil. Lempeng tektonik ini meliputi lempeng Pasifik, lempeng
Eurasia, lempeng Indo‐Australia, lempeng Afrika, lempeng Amerika Utara, lempeng Amerika Selatan, lempeng Antartika, lempeng Nazca, lempeng Arab, lempeng Karibia, lempeng Filipina, lempeng Scotia,
dan lempeng Cocos. Beberapa batas pertemuan antar lempeng merupakan jalur utama gempa bumi yaitu punggung tengah Atlantik, Sirkum Pasifik, dan Mediterania.[6]
Material Pembentuk Litosfer
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,

Batuan Beku (Igneous Rock)


Batuan beku adalah batuan yang terbentuk melalui proses pendinginan dan pembekuan oleh material-material bumi. Batuan beku terbentuk dari magma yang keluar dari dapur magma dalam bentuk lava.
[7]
 Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam,
- Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diorit, dan gabbro.
- Batuan Beku Gang/Korok (hypabisal)
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung
lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
- Batuan Beku Luar(vulkanik)
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar
adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (pumice).

Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)


Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan Bumi yang mengalami pelapukan.[8] Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran
air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi batuan sedimen. Batuan Sedimen
berdasar proses pembentukannya terdiri atas,

1. Batuan Sedimen Klastik


2. Batuan Sedimen Kimiawi
3. Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas,

1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
2. Batuan Sedimen Glasial
3. Batuan Sedimen Aquatis
4. Batuan Sedimen Marine
Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan adalah jenis batuan yang terbentuk dari hasil ubahan dari mineral dan batuan lain karena pengaruh tekanan dan temperatur. Tekanan dan temperatur yang mempengaruhi pembentukan batuan ini
sangat tinggi dibandingkan pada pembentukan batuan beku dan sedimen sehingga mengubah mineral asal menjadi mineral lain.[9]

Struktur Lapisan Kerak Bumi


Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya 20 mineral yang terdapat dalam batuan. Mineral pembentuk batuan yang penting, yaitu Kuarsa (Si02), Feldspar, Piroksen, Mika Putih (K-Al-Silikat),
Biotit atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit (CaC03), Dolomit (CaMgCOT3), Olivin (Mg, Fe), Bijih Besi Hematit (Fe2O3), Magnetik (Fe3O2), dan Limonit (Fe3OH2O). Selain itu, litosfer juga
terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sial yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial
(silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan Sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit
Bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu
mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Batuan pembentuk kulit Bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan,
dan kembali lagi menjadi magma.

Keterkaitan dengan bidang ilmu lain


Listosfer merupakan salah satu objek material dalam ilmu geografi.[10] Dalam geografi fisik, litosfer merupakan salah satu bidang kajian utama. Geografi fisik merupakan bagian dari ilmu geografi yang mempelajari
semua kondisi fisik pada peristiwa atau fenomena yang terjadi di muka bumi. Dalam geografi fisik, litosfer dipelajari dengan bantuan ilmu penunjang yaitu geologi.[11] Litosfer juga menjadi salah satu kajian utama
dalam oseanografi. Di dalam oseanografi, litosfer termasuk lingkup kajian geologi oseanografi yang mempelajari tentang lantai samudra atau lapisan batuan bawah laut.[12]
Litosfer juga berkaitan dengan teori tektonika lempeng yang berkembang pada awal tahun 1960 M. Teori tektonika lempeng merupakan teori yang menjelaskan bahwa benua-benua yang ada di bumi dapat
melakukan pergerakan dan perpindahan posisi. Teori tektonika lempeng mengacu pada keberadaan lempeng litosfer yang bersifat kaku dan padat serta berada di atas astenosfer yang mudah melebur.

Atmosfer Bumi
Atmosfer bumi adalah lapisan gas yang melingkupi bumi, dari permukaannya sampai jauh di luar angkasa. Ketinggian atmosfer antara ketinggian 0 km di atas permukaan tanah hingga pada ketinggian sekitar
560 km dari atas permukaan bumi.[1] Susunan atmosfer terdiri dari lapisan yang dibedakan berdasarkan komposisi, reaksi kimia, ionisasi, dan tingkatan suhunya.[2] Berdasarkan suhunya, atmosfer tersusun dari lima
lapisan dengan suhu yang berbeda-beda yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer. Lapisan atmosfer paling atas sangat tipis dan renggang sehingga partikel yang bergerak bebas dapat lepas dari
tarikan gravitasi bumi dan tertiup ke ruang angkasa oleh angin surya. Sebaliknya, kondisi lapisan atmosfer paling bawah sangat tebal dan terdiri dari gas, air, dan debu yang menyebabkan terjadinya hujan serta
perubahan musim dan cuaca. Lapisan troposfer dan stratosfer digunakan sebagai jalur transportasi bagi pesawat terbang.[3]
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan
di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.[4][a] Sifat utama dari atmosfer yaitu
dapat dimampatkan, sehingga lapisan atmosfer yang berada di bawah lebih padat dibandingkan lapisan atmosfer di atasnya. Ini kemudian membentuk sifat lain dari atmosfer yaitu pengurangan tekanan udara pada
peningkatan ketinggian. Massa total atmosfer diperkirakan sebesar 56 x 1014 ton. Dari permukaan Bumi hingga ketinggian 6 km diperkiran terkandung setengah dari massa atmosfer. Pada ketinggian 35 km,
diperkirakan persentase keseluruhan atmosfer telah mencapai 99%.

Lapisan
Berdasarkan suhu
Troposfer
Lapisan troposfer terbentang mulai dari permukaan bumi sampai ketinggian sekitar 10–17 km. Kandungan troposfer mencakup lebih dari 75 % massa gas, air dan debu dari keseluruhan lapisan atmosfer. Troposfer
merupakan tempat terjadinya perubahan cuaca. Peningkatan suhu troposfer sangat dipengaruhi oleh pemanasan global. Pada lapisan troposfer, hubungan antara suhu udara dan ketinggian adalah berbanding terbalik.
Suhu udara akan menurun bila ketinggian lapisan troposfer meningkat. Fenomena troposfer teramati dari perbedaan suhu antara puncak pegunungan dan pantai atau dataran rendah. Suhu puncak pegunungan lebih
rendah bila dibandingkan dengan suhu pantai atau dataran rendah.[6]
Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda
langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 km dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang
mendadak, angin, tekanan dan kelembapan yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut sekitar 30 derajat Celsius, dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan
100m suhu berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai dengan Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dan sebagainya.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian
bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali
terhadap gradien suhu tersebut. Di antara "stratosfer" dan "troposfer" terdapat lapisan yang disebut lapisan "Tropopause", yang membatasi lapisan troposfer dan stratosfer.

Stratosfer
Lapisan stratosfer merupakan lapisan yang berada di atas lapisan troposfer. Kondisi lapisan stratosfer sangat dingin dan kering. Fenomena alam yang terjadi di lapisan stratosfer ialah pembentukan awan sirus. Suhu
lingkungan yang sangat dingin menyebabkan awan sirus terbentuk dari kristal es.[7] Keberadaan lapisan stratosfer sangat penting karena perannya sebagai tempat pembentukan lapisan ozon. Fungsi dari lapisan ozon
ialah menghalangi gelombang ultraungu dari sinar matahari yang berbahaya agar tidak menembus ke permukaan bumi. Gelombang ultraungu sangat berbahaya bagi kulit makhluk hidup karena dapat
menyebabkan kanker kulit.[8]
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu  atau sekitar . Pada lapisan ini angin
yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu. Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola
cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah seiring kenaikan ketinggian. Hal ini dikarenakan bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini menyerap
radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar  pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. Nama pesawat B-52 Stratofortress diambil
disini. karena, kemampuan untuk terbang sangat tinggi.
Mesosfer
Mesosfer merupakan lapisan ketiga dari atmosfer. Suhu lingkungan pada lapisan mesosfer dapat mencapai -90 oC. Pada lapisan mesosfer hanya terdapat sedikit molekul udara. Mesosfer berperan dalam melindungi
permukaan bumi dari jatuhnya meteor. Sebelum mencapai lapisan stratosfer dan troposfer, meteor akan habis terbakar di lapisan mesosfer.[9] Suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga
lapisan keempat, termosfer. Udara yang di sini akan mengakibatkan pergeseran yang berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi
terbakar pada lapisan ini. Kurang lebih 25 mil atau 40 km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K, terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali
turun ketika ketinggian bertambah, hingga menjadi sekitar  (dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan tercipta awan noctilucent, yang
terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Termosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.
Termosfer[sunting | sunting sumber]
Termosfer merupakan lapisan keempat di dalam atmosfer. Suhu lingkungan dari termosfer mencapai 1.500 oC. Peningkatan suhu bahkan lebih saat matahari sedang aktif membentuk suar. Fenomena alam yang
terjadi selama matahari aktif yaitu munculnya aurora yang menerangi langit saat malam hari di lapisan termosfer.[10] Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer
karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar . Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan
bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio.
Meski udara di lapisan ini bertemperatur cukup tinggi, tetapi karena jarak antar molekul udara sangat berjauhan (hampa udara) maka tidak ada panas yang cukup untuk dihantarkan ke benda-benda yang berada di
lapisan ini, termasuk astronaut. Sebuah termometer normal akan membaca suhu minus derajat celsius.
Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juga disebut lapisan
ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu
pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:

 Lapisan ozon:
Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan ozon. mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suhu
udara di sini berkisar – 70 °C sampai +50 °C .

 Lapisan udara F:
Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara appleton.
 Lapisan udara atom:
Pada lapisan ini, materi-materi berada dalam bentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200 °C .
ISS melayang mengelilingi bumi pada lapisan ini.

Ionosfer
Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi kimia ini juga merupakan lapisan pelindung bumi dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa karena ditarik oleh gravitasi bumi. Pada lapisan ionosfer ini, batu
meteor terbakar dan terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke permukaan bumi yang disebut Meteorit.
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada lapisan ini.
Eksosfer
Eksosfer merupakan lapisan tertinggi dari atmosfer. Lokasi lapisan eksosfer sangat jauh dari inti bumi sehingga gaya gravitasi sangat lemah dan kondisi atom dan molekul mudah lepas ke luar angkasa.[10] Eksosfer
adalah lapisan bumi yang terletak paling luar. Pada lapisan ini terdapat refleksi Cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga dikenal sebagai
cahaya Zodiakal.

Berdasarkan komposisi
Atmosfer dapat dibagi berdasarkan komposisinya menjadi dua lapisan yaitu homosfer dan heterosfer. Lapisan homosfer terletak antara permukaan laut hingga ketinggian berkisar 85–100 km. Pada lapisan homosfer,
oksigen dan nitrogen masih dalam bentuk molekul. Di dalam homosfer komposisi udara dan massa molekuler cukup konstan karena terdapat percampuran turbulen. Nilainya sama dengan 28,97 gram. Pada
ketinggian lebih dari 100 km, terjadi peningkatan lintasan bebas rerata molekuler sehingga percampuran vertikal gas-gas atmosferik dikendalikan oleh difusi molekuler. Tingkatan antara percampuran turbulen dan
difusi molekuler disebut turbopause. Lapisan homosfer berada di bawah lapisan turbopause, sedangkan lapisan heterosfer berada di atas lapisan turbopause. Lapisan heterosfer berada pada ketinggian sekitar 100
sampai 1000 km. Heterosfer ditandai oleh pemecahan molekul oksigen menjadi atom oksigen serta perubahan molekul nitrogen menjadi atom nitrogen. Pemecahan ini menyebabkan penurunan massa molekuler
atmosfer dari 28,97 gram dalam homosfer menjadi 15,79 gram pada ketinggian 200 km di lapisan heterosfer.[11]

Komposisi

Gas-gas penyusun atmosfer

Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih dikenal dengan nama udara dan menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari atmosfer bumi.[12] Atmosfer tersusun dari
komposisi nitrogen, oksigen, argon, dan karbon dioksida serta gas-gas lainnya. Komposisi nitrogen di dalam atmosfer adalah 78 % dari keseluruhan gas penyusun atmosfer. Komposisi oksigen sebesar 21 %, argon
0,9 %, dan karbon dioksida 0,03 %. Selebihnya merupakan gas-gas lain seperti helium, hidrogen, xenon, ozon, uap air, dan partikel debu atau aerosol. Massa atmosfer sekitar 5 x 1018 kg dengan 75 % dari total
massa berada di lapisan troposfer. Semakin tinggi lapisan atmosfer maka massanya semakin kecil dan tekanan atmosfer juga semakin kecil.[13]
Unsur-unsur udara yang menyusun atmosfer memiliki tingkat ketahanan yang berbeda untuk tetap berada di atmosfer. Berdasarkan lamanya suatu gas dapat bertahan di udara, gas atmosfer dapat dibedakan menjadi
gas permanen, gas semi permanen dan gas variabel. Gas permanen dapay bertahan dalam waktu tinggal sangat lama, misalnya waktu tinggal Helium yang mencapai 2 juta tahun. Gas semi permanen memiliki waktu
tinggal berkisar antara beberapa bulan sampai beberapa tahun. Contoh gas semi permanen ialah Karbon monoksida selama 0,35 tahun, dan hidrokarbon selama 3 tahun. Gas variabel hanya memiliki kemampuan
waktu tinggal dari beberapa hari sampai beberapa minggu. Unsur-unsur yang termasuk dalam gas variabel adalah gas yang aktif secara kimia dengan siklus yang dipengaruhi oleh siklus air dan cuaca. Contoh gas
variabel adalah uap air (10 hari), sulfur monoksida (5 hari) dan Nitrogen monoksida (1–4 hari).
Bagian bawah dari atmosfer bumi dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau, es, dan permukaan salju. Gas pembentuk atmosfer disebut udara. Udara adalah campuran berbagai unsur dan senyawa kimia
sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi biasanya karena kandungan uap air dan susunan masing-masing bagian dari sisa udara (disebut udara kering).
Nitrogen bereaksi lambat, tetapi merupakan bagian penting dari kehidupan sehingga keseimbangan nitrogen di udara, di laut dan di dalam bumi sangat dipengaruhi oleh makhluk hidup. Karbondioksida yang
berlimpah dari sinar matahari membuat karbohidrat dengan hasil sampingan oksigen (fotosintesis). Oksigen terakumulasi di udara kemudian berkembang makhluk yang membutuhkan oksigen. Gas nitrogen
merupakan gas yang paling banyak terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu berasal dari pembakaran sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas lain yang cukup
banyak dalam lapisan udara atau atmosfer adalah oksigen. Oksigen antara lain berasal dari hasil proses fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan menyerap gas
karbondioksida dari udara dan mengeluarkan oksigen. Gas karbondioksida secara alami besaral dari pernapasan mahkluk hidup, yaitu hewan dan manusia. Serta secara buatan gas karbondioksida berasal dari asap
pembakaran industri, asap kendaraan bermotor, kebakaran hutan, dan lain-lain.
Selain keempat gas tersebut di atas ada beberapa gas lain yang terdapat di dalam atmosfer, yaitu di antaranya ozon. Walaupun ozon ini jumlahnya sangat sedikit namun sangat berguna bagi kehidupan di bumi,
karena ozon yang dapat menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan sinar matahari sehingga jumlahnya sudah sangat berkurang ketika sampai di permukaan bumi. Apabila radiasi ultra violet ini tidak terserap oleh
ozon, maka akan menimbulkan malapetaka bagi kehidupan mahkluk hidup yang ada di bumi. Radiasi ini di antaranya dapat membakar kulit mahkluk hidup, memecahkan kulit pembuluh darah, dan menimbulkan
penyakit kanker kulit.
Selain unsur pembentuk yang berupa gas, udara juga mengandung partikel padat dan cair, yang begitu kecilnya sehingga gerakan udara dapat mengimbangi kecenderungan partikel tersebut jatuh ke tanah. Partikel itu
dapat berasal dari debu yang terangkat oleh angin, partikel garam laut, ataupun hasil pembakaran dan pengolahan dalam industri. Berdasarkan pengalaman sehari-hari kita mengetahui bahwa suhu udara berubah-
ubah dari waktu ke waktu; pagi yang sejuk diikuti oleh sore hari yang panas, dan musim dingin yang dingin diikuti musim panas yang panas dalam suatu daur yang tetap. Suhu menjadi beragam dari tempat ke
tempat pada waktu yang sama. Pada wilayah yang lintang rendah lebih panas daripada wilayah pada lintang yang lebih tinggi dan daerah yang rendah lebih panas daripada pegunungan tinggi.
Bumi secara keseluruhan selama setahun penuh, suhu rata-rata di dekat tanah pada muka laut (suhu permukaan) adalah 15 °C (288°K, 59 °F). Rata-rata keseluruhan sepanjang tahun turun menurut ketinggian.
Namun, kira-kira di atas 17 km (40.000 kaki) penurunan suhu berhenti. Lapisan atmosfer dengan suhu yang rata-rata berkurang menurut ketinggian, disebut troposfer, lapisan diatasnya denagn suhu tetap atau
meningkat disebut stratosfer. Pada permukaan di antara troposfer dan stratosfer (kadang-kadang berupa lapisan peralihan) disebut tropopause. Daerah di mana cuaca terjadi adalah bagian terbawah atmosfer, yang
disebut troposfer (daerah inilah yang menjadi perhatian bagi para ahli meteorologi).
Troposfer memiliki sifat penting, yaitu bahwa secara umum temperatur berkurang terhadap ketinggian. Di atas troposfer adalah stratosfer yang dicirikan oleh bertambahnya temperatur terhadap ketinggian.
Diskontinuitas yang membedakan troposfer dengan stratosfer adalah lapisan tropopause. Pada troposfer campuran gas-gas terdiri dari 78% nitrogen dan 21% oksigen (persen dalam volume). Sisanya sebesar 1%
adalah campuran gas yang terdiri dari gas argon, karbondioksida, dan gas-gas lainnya. Campuran gas-gas tanpa uap-air disebut sebagai udara kering, dan campuran gas-gas tanpa terkecuali disebut sebagai udara
lembap.

Pesawat ruang angkasa, atmosfer dan orbit


Proses masuk-kembali dari orbit dimulai pada 122 km (400.000 ft).[c]
Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan penerbangan angkasa orbital nyata, sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan
(yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk penerbangan angkasa sub-orbital.
Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit sampai ia memutari Bumi begitu cepat sehingga gaya sentifugal ke atas membatalkan gaya grafitasi ke bawah pesawat. Setelah
mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan pendorongan roketnya untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk orbit Bumi rendah, kecepatannya
sekitar 7,9 km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh karena itu, mencapai ketinggian yang dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk mencapai orbit.
Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg.

Fenomena
Penguapan air
Gejala cuaca dan pemanasan lingkungan terjadi karena adanya pengaruh penguapan air di atmosfer. Air merupakan salah satu unsur penyusun atmosfer. Air dapat berbentuk uap air, air cair, dan es. Di atmosfer, air
berbentuk uap air dengan ukuran partikel.[15] Penguapan air di atmosfer dipengaruhi oleh temperatur, derajat kejenuhan udara, kecepatan angin, komposisi air, dan luas permukaan penguapan. Peningkatan temperatur
berbanding lurus dengan peningkatan penguapan air. Pada udara kering, penguapan air di atmosfer lebih cepat dibandingkan pada udara basah. Penguapan juga menjadi cepat jika kecepataan angin meningkat. Selain
itu, penguapan juga lebih cepat jika air yang diuapkan merupakan air tawar dan bukan air asin. Penguapan air juga lebih mudah terjadi pada permukaan yang lebih luas dan terbuka.[16]
Jumlah uap air di atmosfer sangat sedikit. Di wilayah tropika, komposisi uap air di atmosfer hanya 4%, sedangkan di wilayah subtropika berkisar antara 0–3%. Kandungan 3% pada wilayah subtropika terjadi
pada musim panas saat angin laut bertiup. Kandungan uap air di atmosfer dapat mengubah komposisi dari gas-gas utama yang menjadi penyusun atmosfer. Komposisi dari gas-gas penyusun atmosfer sangat
dipengaruhi oleh tingkat kelembapan udara yang nilainya berbanding lurus dengan jumlah kandungan uap air.[17]

Peran
Atmosfer bumi berperan dalam menjaga keberlangsungan kehidupan makhluk hidup di bumi. Peran utama dari atmosfer bumi ialah membentuk siklus air dan suhu udara yang sesuai sebagai tempat tinggal makhluk
hidup. Air dan udara merupakan sumber kehidupan baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Keberadaan atmosfer membedakan bumi dengan planet lain yang kering, tandus, dan sangat panas atau sangat
dingin serta tidak ada kehidupan di dalamnya.

Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Pembentukan hidrosfer berasal dari berbagai sumber air yang ada di bumi.[1] Kata hidrosfer berasal dari kata bahasa Inggris hydrosphere; hydro berarti air
dan sphere berarti bulatan atau lingkup. Jadi, hidrosfer merupakan lapisan air yang menyelimuti bumi Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang
terdapat di lapisan udara.

Siklus hidrologi

Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara berurutan dan terjadi terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan
menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, siklus sedang dan siklus panjang.

Siklus Pendek
Pada siklus pendek,air laut yang terkena panas matahari menguap menjadi gas sehingga mengalami kondensasi sebelum sampai ke daratan dan membentuk awan,sehingga terjadi hujan di permukaan laut

Siklus sedang
Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin menuju ke daratan. Di daratan uap air membentuk awan yang akhirnya jatuh sebagai hujan di atas daratan. Air hujan tersebut akan mengalir
melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut...
Siklus panjang
Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya pendinginan yang mencapai titik beku pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang
mengandung kristal es. Awan tersebut menurunkan hujan es atau salju di pegunungan. Di permukaan bumi es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke lautan.
Hidrosfer di muka bumi selanjutnya akan dikelompokkan menjadi dua, yaitu perairan darat dan perairan laut.

Perairan di daratan
Perairan di daratan tergolong sebagai perairan tawar, yaitu semua perairan yang melintasi daratan. Air di daratan meliputi air tanah dan air permukaan.

Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah dan tertampung pada lapisan kedap air.
Air tanah dangkal
Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air tidak jauh dari permukaan tanah.
Air freatis sangat dipengaruhi oleh resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan bertambah. Air freatis dapat diambil melalui
sumur atau mata air.
Air tanah dalam
Air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air.
Lapisan di antara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke
permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat diperoleh melalui pengeboran. Sumur pengeborannya disebut sumur artesis...

Air permukaan
Air permukaan adalah wadah air yang terdapat di permukaan bumi. Bentuk air permukaan meliputi sungai, danau, rawa.
Sungai
Sungai adalah air hujan atau mata air yang mengalir secara alami melalui suatu lembah atau di antara dua tepian dengan batas jelas, menuju tempat lebih rendah (laut, danau atau sungai lain).
Bagian-bagian sungai
Sungai terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.

 Bagian hulu sungai terletak di daerah yang relatif tinggi sehingga air dapat mengalir turun.
 Bagian tengah sungai terletak pada daerah yang lebih landai.
 Bagian hilir sungai terletak di daerah landai dan sudah mendekati muara sungai.
 Muara yaitu tempat berakhirnya aliran sungai di laut, danau, atau sungai lain; sungai yang dekat dengan laut;
Jenis-jenis sungai
Jenis-jenis sungai dibagi menjadi 5, yaitu sungai hujan, sungai gletser, sungai campuran, sungai permanen dan sungai periodik.

 Sungai hujan adalah sungai yang berasal dari hujan.


 Sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari gletser atau bongkahan es yang mencair.
 Sungai campuran adalah sungai yang airnya berasal dari hujan dan salju yang mencair.
 Sungai permanen adalah sungai yang airnya relatif tetap.
 Sungai periodik adalah sungai dengan volume air tidak tetap.
Danau
Danau adalah tubuh air dalam jumlah besar yang menempati basin di wilayah daratan. Suatu genangan dapat disebut danau jika memiliki tiga kriteria sebagai berikut.

 Mempunyai permukaan air yang cukup luas untuk mampu menimbulkan gelombang.
 Air cukup dalam sehingga terdapat strata suhu pada kedalaman air.
 Vegetasi yang mengapung tidak cukup untuk menutupi seluruh permukaan danau.
Jenis-jenis danau
Terdapat 8 jenis danau, yaitu danau glasial, danau vulkanik, danau tektonik, danau tekto-vulkanik, danau kurst, danau aliran, danau laguna, dan danau buatan.

 Danau glasial adalah danau yang terjadi karena akibat adanya erosi dan pengendapan yang diakibatkan aktivitas gletser di lereng-lereng bukit atau pegunungan.
 Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk karena aktivitas vulkanik. Kaldera yang terbentuk tergenang oleh air hujan sehingga terbentuklah danau.
 Danau tektonik adalah danau yang terbentuk karena pergeseran lempeng tektonik. Pergerakan lempeng tektonik akan membentuk lembah yang kemudian terisi oleh air hujan.
 Danau tekto-vulaknik adalah danau yang terbentuk karena adanya aktivitas tektonik yang memacu kegiatan vulkanik sehingga patahan dan gunung berapi. Bekas gunung tersebut akan membentuk basin
yang terisi air hujan.
 Danau karst adalah danau yang terbentuk karena pelarutan kapur oleh air yang membentuk basin.
 Danau aliran adalah danau yang terbentuk karena pemotongan muara sungai akibat sedimentasi.
 Danau laguna adalah danau yang terbentuk karena kombinasi kerja antara angin dan ombak yang menyebabkan terjadinya tanggul pasir di sepanjang pantai dan membentuk sebuah laguna.
 Danau buatan (waduk) adalah danau yang terbentuk karena pembendungan air sungai oleh manusia.
Manfaat Danau
Danau sebagai penampungan air mempunyai banyak manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Manfaat danau di antara lain sebagai berikut.

 Danau sebagai pembangkit listrik.


 Danau sebagai tempat rekreasi
 Danau sebagai tempat perikanan darat.
 Danau sebagai pengendali banjir.

Keterkaitan dengan bidang ilmu lain


Hidrosfer menjadi salah satu objek material geografi. Ruang lingkup kajiannya berkaitan dengan bentang alam perairan.[2] Secara khusus, hidrosfer menjadi salah satu kajian dalam geografi fisik dengan
menggunakan hidrologi sebagai ilmu penunjangnya.
Faktor dan Zona Interaksi Desa-Kota

Oke gais, sebelum masuk ke materi utama, kamu perlu tau dulu nih interaksi itu apa. Interaksi adalah suatu tindakan antara dua objek atau lebih yang saling mempengaruhi. Nah, seperti
yang aku bilang sebelumnya, desa dan kota itu juga saling berinteraksi, nih. Jadi, kalo interaksi desa-kota adalah hubungan saling mempengaruhi antara wilayah desa dengan
wilayah kota yang menghasilkan dampak untuk kedua wilayah tersebut. Nah, adanya interaksi desa-kota ini dapat menghasilkan dampak positif maupun negatif loh buat kedua
wilayahnya.

Nah, sebelum kita masuk ke zona dan dampak interaksi desa-kota, kamu perlu tau dulu nih faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab lahirnya interaksi antara suatu desa dan kota.
Setidaknya ada tiga faktor ya gais, yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Menurut Edward Ullman, ada tiga faktor penyebab interaksi antarwilayah. Yuk, simak penjelasannya masing-masing di bawah ini ya, gais!

 Region Complementary (Wilayah Saling Melengkapi)


Oke gais, jadi seperti yang kita tau ya, desa dan kota itu kan jumlahnya banyak ya. Tapi tiap daerah itu pasti punya kekurangan dan kelebihan masing-masing, entah itu dalam bentuk
sumber daya, barang, atau jasa. Nah, karena hal ini nih, banyak desa dan kota yang akhirnya jadi saling melengkapi. Uwuu manis banget, ya. Lebih jelasnya, coba kamu cek gambar di
bawah, nih.
Jadi, kalo ada kasus seperti contoh di atas, itu berarti interaksinya muncul karena faktor Region Complementary ya,
gais.

 Intervening Opportunity (Kesempatan Intervensi)


Faktor yang kedua adalah Intervening Opportunity, artinya Kesempatan intervensi, nih. Nah, kalo faktor yang ini itu bisa dua arah ya, bisa juga jadi mendorong interaksi, tapi bisa juga
malah menghambat interaksi suatu wilayah.
Nah, sesuai namanya nih, jadi intervensi itu bisa menjadi alasan adanya interaksi suatu wilayah. Jadi simpelnya, ada suatu wilayah yang memutus atau melemahkan interaksi dua wilayah.
Kalo kamu liat ilustrasi di atas, wilayah A dan B jadi lemah interaksinya karena adanya wilayah C. Tapi, di sisi lain, timbul interaksi baru antara wilayah tersebut. Baik wilayah A maupun
B, kini memiliki interaksi dengan wilayah C. Walaupun keduanya kini interaksinya melemah. 

Nih, analoginya ya biar gampang, gais. Jadi, awalnya wilayah A dan B saling butuh untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya. Eh, tapi mereka ketemu wilayah C yang memiliki pasokan
sumberdaya lengkap, dan C jadinya yang memenuhi kebutuhan A dan B. Akhirnya, A dan B gak kontakan lagi deh karena sekarang masing-masing kebutuhannya minta dari wilayah C.

 Spatial Transferability (Kemudahan Perpindahan Ruang)


Faktor yang ketiga adalah Spatial Transferability atau Kemudahan Perpindahan Ruang. Kalo kamu liat di faktor sebelumnya, kamu penasaran gak sih, kenapa wilayah A dan B gak saling
dukung aja? Kenapa harus ada wilayah ketiga sih di antara mereka? Nah, jawabannya bisa karena faktor ini, nih. Jadi, kemudahan perpindahan barang atau jasa pada suatu wilayah sangat
mempengaruhi. Kemudahan ini bisa berupa jarak yang lebih dekat, biaya transportasi yang lebih murah, dan aksesibilitas yang lebih mudah ke wilayah tersebut.

Simpelnya, karena jarak wilayah A lebih dekat ke wilayah C dibanding wilayah B, akhirnya wilayah A lebih pilih berinteraksi dengan wilayah C, deh. Walaupun wilayah B dan C sama-
sama dapat mendukung wilayah A, yang terpilih tetaplah yang paling banyak menawarkan kemudahan buat wilayah A ya, gais.

Lanjut nih gais, sekarang kita masuk ke bagian kedua sekaligus terakhir, ya. Aku sekarang mau bahas tentang zona interaksi desa-kota, nih. Jadi, zona interaksi itu merupakan ruang atau
lokasi tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antar objek. Nah, kalo untuk bahasan kita, objeknya itu desa dan kota, ya. Jadi, untuk ruang interaksi desa-kota ini dibagi jadi 3
zona interaksi, yakni zona interaksi antar desa, antar kota, serta antar desa dan kota.

1. Zona Interaksi Desa dan Desa. Interaksi desa dan desa biasanya berlangsung pada kegiatan yang berhubungan dengan tradisi, adat istiadat, atau dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Nah,
karena biasanya cuma karena kebutuhan tersebut, interaksi desa ke desa biasanya agak lemah ya, karena biasanya gak akan menimbulkan perubahan yang signifikan pada masing-masing desa.
2. Zona Interaksi Kota dan Kota. Interaksi kota dan kota berlangsung pada kegiatan-kegiatan di bidang industri dan jasa. Masih sama ya kayak interaksi desa-desa, kalo antar kota biasanya juga gak
menimbulkan perubahan signifikan ke masing-masing kota. Karena tatanan hidup di masing-masing sudah terstruktur dengan ketentuannya masing-masing.
3. Zona Interaksi Desa dan Kota. Nah baru nih, kalo interaksinya antara desa dan kota pasti menimbulkan perubahan yang signifikan pada desa dan kota yang terlibat. Bahkan ada juga nih yang
muncul, namanya zona gradasi wilayah. Zona ini muncul dari hasil interaksi desa dan kota. Ini diutarakan oleh Bintarto ya, menurut beliau bentuknya seperti ini:

Pengantar Geografi
A. Pengertian Geografi 
    Istilah geografi pertama kali dikemukakan oleh ERATOSTHENES . Geografi berasal dari kata  GEO yang berarti bumi dan GRAFI / GRAPHEIN yang berarti gambaran . Jadi secara bahasa geografi adalah ilmu
pengetahuan yang mengambarkan keadaan bumi .
        Dahulu geografi bernama ilmu bumi , penamaan ilmu bumi ini dirasa terlalu sempit karena hanya mempelajari bumi , maka sesuai dengan perkembangan dan kemajuan penamaan ilmu bumi berubah menjadi geografi
yang dinilai lebih sesuai karena yang di pelajari geografi tidak hanya bumi tetapi adalah GEOSFE ( perlapisan bumi ) yang terdiri dari lima ( 5 ) lapisan yaitu : atmosfer , hidrosfer , litosfer , biosfer dan antroposfer .
        Berikut ini merupakan pengertian geografi yang dikemukakan oleh pakar-pakar geografi dari masa ke masa. analisis dan fahami pengertiannya untuk mempermudah mempelajarinya.
1.  Prof. Bintarto : Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya,
melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan.
2.  Claudius Ptolomeus : mempelajari hal, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia dan mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
3. Erastothenes : geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
4.  Ellsworth Hunthington: memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya.
5.  Erastothenes : geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
6.  Claudius Ptolomaeus: geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi.
7.  John Mackinder (1861-1947): seorang pakar geografi memberi definisi geografi sebagai satu kajian mengenai kaitan antara manusia dengan alam sekitarnya.
8.   Ekblaw dan Mulkerne : mengemukakan, bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita
gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.
9.   Preston E. James: mengemukakan geografi berkaitan dengan sistem keruangan, ruang yang menempati permukaan bumi. Geografi selalu berkaitan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan habitatnya.
10.  Ullman (1954) : Geografi adalah interaksi antar ruang.
11.   Maurice Le Lannou (1959):  mengemukakan bahwa Objek study geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi.
12.  Paul Claval (1976) : berpendapat bahwa Geografi selalu ingin menjelaskan gejala gejala dari segi hubungan keruangan.
13.  (seminar dan lokakarya) Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di Semarang tahun 1988 : Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan
kelingkungan dalam konteks keruangan.
14.  UNESCO (1956) : mendifinasikan geografi sebagai: 1. satu agen sintesis; 2. satu kajian perhubungan ruang; 3. sains dalam penggunaan tanah.
15.  William Hughes: geografi adalah ilmu, suatu hal yang tidak nama belaka, tapi dari argumen dan alasan, sebab dan akibat
16.  James Fairgrive (1966): Geografi memiliki nilai edukatif yang dapat mendidik manusia untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab terhadap kemajuan-kemajuan dunia. Ia juga berpendapat bahwa peta sangat penting
untuk menjawab pertanyaan “di mana” dari berbagai aspek dan gejala geografi.
17.  Frank Debenham (1950) : Geografi adalah ilmu yang bertugas mengadakan penafsiran terhadap persebaran fakta, menemukan hubungan antara kehidupan manusia dengan lingkungan fisik, menjelaskan kekuatan
interaksi antara manusia dan alam.
18.  Strabo (1970) : Geografi adalah erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemuadian di sebut Konsep Natural Atrribut of Place.
19.  Jhon Alexander : Geografi merupakan disiplin ilmu yang menganalisis variasi keruangan dalam veriabel kawasan-kawsandan hubungan antar variabel – variabel keruangan.
20.  Harstone : Geografi adalah sebuah ilmu yang menampilkan relitas deferensiasi muka bumi seperti apa adanya, tidak hanya dalam arti perbedaan-perbedaan dalam hal tertentu, tetapi juga dalam arti kombinasi keseluruhan
fenomena di setiap tempat, yang berbeda dari keadaanya di tempat lain.
21.  Bernard Varen (1622–1650) :  atau lebih dikenal dengan Varenius adalah seorang geograf asal Jerman. Anehnya, dia adalah lulusan Ilmu Kedokteran Universitas Leiden, Belanda. Dalam bukunya, Geographia Generalis,
ia mengatakan bahwa geografi adalah campuran dari matematika yang membahas kondisi Bumi beserta bagian-bagiannya juga tentang benda-benda langit lainnya.
22.  Immanuel Kant (1724–1821) : Selain sebagai seorang geograf, Kant juga seorang filsuf. Kant tertarik pada geografi karena menurutnya ilmu itu dekat dengan filsafat. Semua gagasan Kant tentang hakikat geografi dapat
ditemukan dalam buku Physische Geographie yang ditulisnya. Menurutnya, geografi adalah ilmu yang objek studinya adalah benda-benda, hal-hal atau gejala-gejala yang tersebar dalam wilayah di permukaan Bumi.
23.  Alexander von Humboldt (1769–1859) : Pada mulanya Humboldt adalah seorang ahli botani. Ia tertarik geografi ketika ia mulai mempelajari tentang batuan. Ia diakui sebagai peletak dasar geografi fisik modern. Ia
menyatakan geografi identik atau serupa dengan geografi fisik. Ia menjelaskan bagaimana kaitan Bumi dengan Matahari dan perilaku Bumi dalam ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe permukaan Bumi dan
proses terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan hidrosfer dan biosfer.
24.  Karl Ritter (1779–1859) : Seperti halnya Humboldt, Ritter juga dianggap sebagai peletak dasar geografi modern. Profesor geografi Universitas Berlin ini mengatakan bahwa geografi merupakan suatu telaah tentang Bumi
sebagai tempat hidup manusia. Hal-hal yang menjadi objek studi geografi adalah semua fenomena di permukaan Bumi, baik organik maupun anorganik yang berkaitan dengan kehidupan manusia
25.  Friederich Ratzel (1844–1904) : Ratzel adalah guru besar geografi di Leipzig. Ia mengemukakan konsep geografi dalam bukunya yang berjudul Politische Geographie. Konsep itu diberi nama Lebensraum yang artinya
wilayah geografis sebagai sarana bagi organisme untuk berkembang. Ia melihat suatu negara cenderung meluaskan Lebensraum-nya sesuai kekuatan yang ia miliki
26.  Paul Vidal de la Blache (1845–1918) : geografi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana proses produksi dilakukan manusia terhadap kemungkinan yang ditawarkan oleh alam.
27.  Daldjoeni : Nama Daldjoeni dikenal karena buku-bukunya yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan geografi. Menurutnya, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia mencakup tiga hal
pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi, dan region (wilayah). Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran gejala baik yang alami maupun manusiawi di muka Bumi. Kemudian dalam hal ekologi, geografi mempelajari
bagaimana manusia harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Adapun dalam hal region, geografi mempelajari wilayah sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan kesatuan fisiografisnya
28.  Whiple : Geografi mulai dari adanya perbedaan bentang alam (terkait dengan variasi wilayah alamiah) berpengaruh pada proses terbentuknya suatu mata pencaharian. Kondisi ini menimbulkan penyebaran mata
pencaharian yang secara langsung terkait dengan jumlah penduduk yang bekerja pada tiap mata pencaharian
29.  J. Warman : Konsep esensial yang diungkapkan oleh J. Warman adalah:
a. Kewilayahan. h. Keunikan areal.
b. Lapisan hidup atau     biosfer. i.  Persebaran areal.
c. Manusia sebagai faktor ekologi dominan. j.  Lokasi relatif.
d. Globalisme atau Bumi sebagai planet. k. Keunggulan komparatif.
e. Hubungan antarareal l.  Perubahan yang kontinu.
f.  Persamaan antarareal. m.Sumber daya dibatasi secara budaya.
g. Perbedaan antarareal. n. Penyajian kenampakan permukaan Bumi pada bidang
datar

B. Objek Geografi
        Obyek  geografi ada 2 , yaitu  :
        1 . Obyek Material geografi  adalah yang dikaji dalam study geografi .
             Apa itu yang dikaji dalam geografi , adalah  Geosfer ( perlapisan bumi ) . Geosfer 
             ini terdiri dari lima (5) lapisan , yaitu :
             1 . Litosfer (lapisan batuan)        4 . Biosfer (lapisan kehidupan / flora-fauna)
             2 . Hidrosfer (lapisan air)            5 . Atmosfer (lapisan udara)  
             3 . Antroposfer (lapisan manusia) yang merupakan tema sentral
  
        2 . Obyek Formal geografi adalah metode atau pendekatan yang digunakan
             dalam mengkaji suatu masalah yang berkaitan dengan objek material.
                    Obyek formal geografi memberikan  jawaban atas pertanyaan tentang, 
             What (apa), Where (dimana) , How Much (berapa) , Why (mengapa) , How  
             (bagaimana) , When (kapan) dan Who (siapa) dari berbagai gejala geografi di   
             permukaan bumi . contohnya “mengapa longsor itu terjadi?”

C. Ruang Lingkup Geografi


                   Karena yang dipelajari dalam geografi terlalu luas , untuk mempermudah 
        dalam memahaminya, geografi dibagi menjadi tiga (3) ruang lingkup, yaitu 
        geografi fisik (alam), geografi sosial (manusia), dan geografi teknik.
        A . Geografi fisik ( alam ) terdiri dari :
             1 . Hidrologi          : Ilmu yang mempelajari perairan darat
             2 . Oseanologi      : Ilmu yang mempelajarisifat fisik dan kimia air laut
             3 . Klimatologi      : Ilmu yang mempelajari Iklim
             4 . Meteorologi     : Ilmu yang mempelajari Cuaca
             5 . Vulkanologi     : Ilmu yang mempelajari gunung api
             6 . Seismologi      : Ilmu yang mempelajari gempa bumi
             7 . Kartografi        : Ilmu yang mempelajari peta
             8 . Geodesi           : Ilmu yang mempelajari pengukuran tanah
             9 . Planologi         : Ilmu yang mempelajari perencanaan kota
             10.Geomorfologi : Ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk muka bumi
             11.Astronomi       : Ilmu yang mempelajari benda-benda langit
             12.Geologi            : Ilmu yang mempelajari struktur, komposisi, sejarah dan 
                                               proses perkembangan bumi
             13.Biogeografi    : Ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup secara 
                                               geografis di permukaan bumi
             14.Geofisika        :  Ilmu yang mempelajari sifat-sifat bumi bagian dalam dengan 
                                               metode fisika (seperti gravitasi, medan magnet dan lain-lain)

        B . Geografi Sosial terdiri dari :


             1 .Geografi manusia    : Ilmu yang mempelajari  aspek social , ekonomi  dan 
                                                         budaya penduduk
             2 .Antropogeografi       : Ilmu yang mempelajari penyebaran bangsa-bangsa di 
                                                         permukaan bumi dari sudut geografi
             3 .Geografi Politik         : Ilmu yang mempelajari kondisi-kondisi geografis  
                                                         ditinjau dari sudut pandang potitik atau kepentingan 
                                                         Negara
             4 .Geografi Regional    : Ilmu yang mempelajari kawasan tertentu
             5 .Geografi Penduduk : Ilmu yang mempelajari jumlah , penyebaran dan 
                                                         komposisi penduduk
             6 .Geografi Ekonomi    : Ilmu yang mempelajari kegiatan ekonomi  penduduk 
                                                         pada wilayah tertentu 
             7 .Sosiologi                    : Ilmu yang mempelajari struktur social , proses social  
                                                         dan perubahan social
             8 .Geografi Desa          :  Ilmu yang mempelajari  kondisi-kondisi wilayah desa   
                                                         dan masyarakatnya dari sudut geografi
             9 .Geografi Kota          :  Ilmu yang mempelajari  kondisi-kondisi wilayah kota  
                                                        dan masyarakatnya dari sudut geografi
                          
        C . Geografi Teknik :
             1 . Sistem Informasi Geografi ( SIG ) adalah teknik penyajian informasi 
                   dengan cara overlay sejumlah peta tematik melalui basis computer 
                   sehingga mengahasilkan informasi baru dalam setiap produk 
                  dan analisisnya .
     2 .  Penginderaan  Jauh ( Indraja ) adalah ilmu dan seni untuk mendapatkan 
                   informasi mengenai  obyek , daerah , atau gejala dengan menganalisis
                  data yang diperoleh dengan menggunakan  alat  atau wahana tanpa kontak 
                  langsung  terhadap obyek , daerah atau gejala yang di kaji.
                
D. Prinsip Geografi
                  Untuk memahami konsep geografi, coba anda keluar kelas untuk melihat lahan kosong yang ada di sekitar halaman sekolah anda. Menurut pendapat anda lahan kosong tersebut cocok untuk apa ?
                  Setiap orang mungkin berbeda pendapat tentang penggunaan lahan kosong tersebut ada yang berpendapat untuk lapangan olah raga, untuk kantin dan untuk out bond . Jawaban yang berbeda  tersebut berangkat dari
konsep yang berbeda tentang lahan kosong. Seorang ahli geografi sebelum berpendapat akan melihat dulu luas lahan kosong, letak lahan kosong tersebut apakah dekat atau jauh dengan jalan raya.
                 Contoh kedua adalah jika ada sungai di sekitar rumah anda tercemar, pasti banyak pendapat tentang hal ini, misal ada yang berpendapat bahwa pencemaran tersebut akibat kurangnya kesadaran warga dalam
membuang sampah , ada yang mengatakan pencemaran tersebut akibat limbah pabrik dan pencemaran tersebut  akibat kurangnya penegakan supremasi hukum.
                 Pada contoh pertama  perbedaan tersebut disebabkan oleh pertimbangan yang berbeda. Di dalam mempertimbangkan hal tersebut ada yang memakai konsep nilai guna, yaitu ada yang memandang lebih baik  untuk
lapangan olah raga karena mungkin sangat cocok dan nyaman, sedang yang berpendapat cocok untuk kantin, InsyaAllah laku keras karena lokasinya di sekolah sedang yang berpendapat cocok untuk out bond karena lokasinya
sangat menantang.
                 Pada kasus kedua , yaitu adanya sungai yang tercemar kita berpendapat pasti ada yang mencemarinya , tidak mungkin sungai tiba-tiba tercemar pasti ada penyebabnya mungkin oleh pabrik yang membuang limbah
ke sungai . Keterkaitan antara sungai yang tercemar dengan pabrik memiliki keterkaitan ruang, atau interaksi dan interdependensi .
                 Adanya nilai guna, keterkaitan ruang, interaksi, interdependensi  adalah termasuk konsep geografi. 
         Menurut Nursid Sumaatmadja , konsep geografi adalah pola abstrak yang berkenaan dengan gejala-gejala konkret tentang geografi .

         Konsep geografi ada banyak, tetapi pada hakekatnya hanya ada dua ( 2 ) , yaitu :
         1 . Konsep geografi Denotatif adalah konsep yang dapat menjelaskan pengertian 
              gejala geografi berdasarkan definisi.
              Contoh : Erosi merupakan proses pelepasan dan pemindahan massa batuan 
              secara alami dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu zat pengangkut yang 
              bergerak di atas permukaan bumi .

         2 . Konsep geografi Konotatif adalah konsep yang memiliki arti yang lebih luas 
              dibandingkan dengan arti secara harfiah .Didalamnya menyangkut semua aspek 
              yang berhubungan dengan konsep yang dibahas antara lain persebarannya, factor 
              pendorongnya, jenisnya, dan proses pembentukannya .
                      Konsep geografi bermanfaat untuk membimbing kita dalam berfikir dari sudut     
              pandang geografi .

A . Konsep Geografi menurut IGI


     1.  Konsep Lokasi merupakan konsep utama dalam menjawab pertanyaan (where).    
          Konsep lokasi juga mengandung pengertian bahwa lokasi berpengaruh  
          terhadap harga atau nilai sesuatu yang ada di permukaan bumi .
          Contoh : Rumah mewah dijual harganya jatuh , karena lokasi rumah  
          tersebut dekat kuburan .
          Lokasi terbagi atas lokasi absolut dan lokasi relatif.
          Lokasi absolut adalah lokasi yang tetap terhadap sistem jaring / koordinat (letak 
          astronomis),
          Lokasi relatif adalah lokasi yang dipengaruhi daerah sekitarnya (letak geografis)
     2.  Konsep jarak merupakan konsep yang berkaitan dengan kehidupan sosial, 
          ekonomi dan pertahanan . Konsep jarak mengandung pengertian juga 
          bahwa jarak juga berpengaruh terhadap harga dan nilai barang.
          Contoh : Harga produk pertanian jadi lebih mahal jika harus diangkut ke pasar  
          yang jaraknya jauh.
               Harga tanah semakin mahal jika letaknya dekat kota atau dekat jalan raya.
          Jarak terbagi atas jarak absolut dan jarak relatif.
          Jarak absolut adalah jarak yang sebenarnya ditarik lurus antara dua titik,
          Jarak relatif adalah jarak yang didasarkan atas pertimbangan waktu dan 
          kemudahan transportasi. ( misal jarak Bogor – Jakarta ditempuh hanya 30 
          menit lewat jalan tol )

    3.  Konsep Keterjangkauan (accessibility) adalah mudah dijangkau atau tidaknya     


         suatu tempat
         Contoh : Bogor – Jakarta lebih mudah dijangkau dari pada Bogor – Bandung .

    4.  Konsep pola menitikberatkan pada pola keruangan baik alami maupun sosial


         budaya. Konsep pola juga mengandung pengertian bahwa konsep pola adalah 
         sesuatu yang berulang sehingga menampakkan suatu bentuk tertentu yang 
         konsisten .
         Contoh : Pola permukiman penduduk memanjang sepanjang sungai.

     5. Konsep Morfologi menjelaskan bentuk-bentuk muka bumi ( dataran rendah, 


         dataran tinggi, pegunungan, rawa, bukit, gunung dan lain-lain )
         Dengan konsep morfologi kita akan mudah mengetahui potensi suatu lahan.
         Contoh : adalah salah kalau kita membangun rumah di daerah rawa, karena 
         rawa adalah daerah yang rendah sehingga bisa mengakibatkan kebanjiran .

     6. Konsep Aglomerasi  adalah pengelompokan / konsentrasi .


         Contoh :
         1 . Masyarakat di kota cenderung mengelompok bertempat tinggal di perumahan
         2 . Masyarakat di desa cenderung mengelompok bertempat tinggal di dataran 
              rendah yang subur
         3 . Adanya  Pecinan dan kampung Jawa
  
     7. Konsep nilai kegunaan berarti nilai di suatu tempat mempunyai nilai guna yang 
         berbeda didasarkan atas fungsinya. Jadi, nilai guna bersifat relatif.
         Contoh: daerah dataran banjir memiliki nilai kegunaan yang rendah sebagai lokasi     
         pemukiman, tetapi bagi penjual jasa gerobak nilai gunanya tinggi.

     8. Konsep interaksi dan interdependensi merupakan konsep yang berkaitan  


         dengan  hubungan saling ketergantungan antar dua tempat.
         Contoh : antara desa dan kota sekitarnya terjadi saling keterkaitan dan 
         ketergantungan
  
     9. Konsep diferensiasi area merupakan konsep yang mengintegrasikan fenomena 
         menjadi suatu tempat atau wilayah yang mempunyai corak tersendiri sebagai daerah.
         Contoh : perumahan padat atau perumahan jarang.

    10.Konsep keterkaitan keruangan merupakan konsep yang menunjukkan derajat keterkaitan antar wilayah, baik alam maupun sosial. ( hampir sama dengan konsep interaksi , tapi beda luasnya saja )
 Contoh :
Tanaman teh berada di pegunungan dan sapi perah berada di daerah sejuk.
 Karena tiap sabtu-minggu banyak orang Jakarta berlibur ke Bandung , maka puncak macet

 Contoh soal
 1.Kondisi Pulau Jawa dengan jumlah penduduk yang padat menyebabkan lahan pertanian sempit.Sedangkan pulau Kalimantan masih memiliki lahan pertanian  yang luas karena jumlah penduduk yang relative sedikit.Sehingga
terjadi perpindahan penduduk dari pulau Jawa ke Pulau Kalimantan melalui transmigrasi.Konsep geografi yang berkaitan dengan fenomena itu adalah konsep…. ( UN 2010 )  
 a.pola
 b.lokasi
 c.aglomerasi
 d.keterjangkauan
 e.interaksi

  2.Pada tahun 2006 di Indonesia terjadi peristiwa bencana lumpur panas lapindo yang mengakibatkan masyarakat disekitar daerah tersebut mengalami kerugian moril maupun materi, proses kejadian bencana tersebut dapat
dipahami melalui konsep… ( UN 2008 )
a. pola
b. nilai
c. letak
d. aglomerasi
e. morfologi
E. Aspek Geografi

E . Pendekatan Geografi
1 . Pendekatan Keruangan adalah pendekatan yang digunakan untuk mengetahuipersebaran penggunaan ruang yang telah ada dan bagaimana penyediaan ruang yang akan digunakan untuk
berbagai kegunaan yang dirancangkan .

Melalui pendekatan keruangan seorang geograf akan meneliti secara mendalam keberadaan suatu rung yang menjadi obyek kajiannya .
Pendekatan keruangan juga mengandung pengertian nilai suatu tempat , jadi nilai suatu tempat bisa strategis atau sebaliknya yaitu terisoler .
Kata kunci pendekatan keruangan adalah fisik yang terdiri dari garis , poin dan bidang

2 . Pendekatan Kelingkungan adalah pendekatan untuk mengetahui hubungan dan keterkaitan  antar unsur yang berada pada suatu lingkungan tertentu , baik antar makhluk hidup maupun
antara makhluk hidup dengan lingkungan alamnya .

Pendekatan kelingkungan  juga bisa disebut pendekatan ekologis , karena mempelajari komponen hidup dan komponen tidak hidup di suatu tempat .

3 . Pendekatan Komplek Wilayah adalah pendekatan kombinasi antara pendekatan keruangan dan pendekatan kelingkungan .

Suatu wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya suatu wilayah itu mempunyaiunsur pembeda . Perbedaan suatu wilayah di permukaan bumi terjadi karena unsur-unsur dalam ruang
berbeda , baik dari segi jumlah maupun mutunya . Akibat adanya perbedaan tersebut  , terjadi proses interaksi  wilayah yang ditujukan untuk menutupi berbagai kekurangan unsur yang tidak
terdapat di suatu wilayah .

Misal wilayah desa akan melakukan interaksi dengan wilayah kota untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier . Begitu pula sebaliknya wilayah kota akan berinteraksi dengan wilayah desa
untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan  dan bahan mentah lainnya .

   Contoh soal
  1.Peristiwa alam seperti  tanah longsor di Gunung Leuser (Aceh), merupakan fenomena geosfer yang dapat dikaji melalui pendekatan geografi yang tepat adalah …( UN 2008 )
a. Pendekatan keruangan
b. Pendekatan kelingkungan
c. Pendekatan persebaran
d. Deskripsi dan intelerasi
e. Koronologi dan dependensi

F .Prinsip Geografi
1 . Prinsip Distribusi / Persebaran adalah satu gejala yang tersebar tidak merata di permukaan bumi .
Contoh : Persebaran batubara  di Indonesia tidak berada di setiap wilayah , hal ini disebabkan oleh kondisi formasi batuan  yang berbeda .
2 . Prinsip Interelasi adalah suatu hubungan saling keterkaitan dalam ruang antara gejala yang satu dengan yang lain .
Contoh : Banjir terjadi akibat rusaknya lahan di daerah hulu DAS ( Daerah Aliran Sungai )
3 . Prinsip Deskripsi adalah menggambarkan lebih jauh dari persebaran dan hubungan interelasi antara fakta dan gejala di permukaan bumi .
Prinsip ini dapat ditampilkan dalam bentuk kalimat , peta , diagram , grafik dan tabel .
Contoh : Kerusakan yang terjadi di beberapa DAS di Indonesia sehingga dapat terlihat perbandingannya dan akan memudahkan dalam penentuan skala penanganannya.
4 . Prinsip Keruangan ( Korologi ) adalah lebih menitikberatkan pada analisa , fakta dan masalah geografi dengan menekankan pada penyebaran  , interelasi dan interaksinya dalam ruang .
Ruang adalah permukaan bumi keseluruhan maupun parsial .
Contoh : Kesenjangan pembangunan antara desa dengan kota menyebabkan terjadinya urbanisasi , atau kesenjangan pembangunan antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa menyebabkan padatnya
penduduk pulau Jawa .
   Contoh soal
  1.Keterkaitan antara faktor yang satu dengan faktor lainya dan terjadi dipermukaan bumi serta tersebar tidak merata dapat dipelajari dengan menggunakan prinsip ….( UN 2008 )
a. Distribusi dan interaksi
b. Interelasi dan distribusi
c. Koronologi dan keruangan
d. Deskripsi dan interelasi
e. Koronologi dan dependensi

G . Aspek Geografi

Aspek geografi ada dua ( 2 ) , yaitu :


1 . Aspek fisik ( alam ) terdiri dari : litosfer , atmosfer , biosfer dan hidrosfer
2 . Aspek sosial  seperti antroposfer

H . Manfaat Geografi Dalam Kehidupan Sehari-Hari


1 .Memetakan persebaran fenomena di permukaan bumi
2 . Penentuan lokasi pertanian , industri dan permukiman .
3 . Penentuan lokasi trasmigrasi
4 . Pengembangan sarana transportasi
5 . Potensi dan pemanfaatan sumber daya
6 . Media pemupukan wawasan kebangsaan
7.  Menyelesaikan masalah sosial dan kemasyarakatan

Biosfer
Biosfer (dari bahasa Yunani yaitu βίος bíos yang berarti kehidupan dan σφαῖρα sphaira yang berarti lingkungan) juga dikenal sebagai ekosfer (dari bahasa Yunani "lingkungan" dan σφαῖρα), adalah jumlah
seluruh ekosistem di seluruh penjuru Bumi. Biosfer juga dapat disebut zona kehidupan di Bumi, sistem tertutup (terlepas dari radiasi matahari dan radiasi kosmik juga panas dari bagian dalam Bumi), dan sebagian
besar mengatur diri sendiri. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologi global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan
unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Biosfer dipostulatkan telah berevolusi, dimulai dengan proses biopoiesis (kehidupan yang diciptakan secara alami dari benda mati,
seperti senyawa organik sederhana) atau biogenesis (kehidupan yang diciptakan dari makhluk hidup), setidaknya sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang
diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5 miliar tahun dari 4,5 miliar tahun usia Bumi.
Faktor-faktor persebaran flora dan fauna
Kondisi geologi
Bumi kita ini menurut beberapa teori dahulu terdiri atas satu benua besar dan satu samudra, namun karena adanya gaya endogen yang sangat kuat maka benua yang besar itu menjadi terpisah. Pecahan benua ini yang
sering disebut sebagai teka-teki raksasa. Apabila diperhatikan peta dunia maka Benua Afrika dan Amerika Selatan dapat digabungkan menjadi satu sesuai dengan pola garis pantainya. Keanekaragaman flora dan
fauna di permukaan bumi ini diperkirakan sesuai dengan perkembangan bumi dalam membentuk benua (kontinen) menurut Teori "Apungan" dan "Pergeseran Benua" yang disampaikan oleh Alfred Wegener (1880-
1930).

Iklim
Suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses perkembangan fisik flora dan fauna, sedangkan sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk fotosintesis dan metabolisme tubuh bagi beberapa
jenis hewan. Angin sangat berperan dalam proses penyerbukan atau bahkan menerbangkan beberapa biji-bijian sehingga berpengaruh langsung terhadap persebaran flora. Kondisi iklim yang berbeda menyebabkan
flora dan fauna berbeda pula. Di daerah tropis sangat kaya akan keanekaragaman flora dan fauna, karena pada daerah ini cukup mendapatkan sinar matahari dan hujan, keadaan ini berbeda dengan di daerah gurun.
Daerah gurun beriklim kering dan panas, curah hujan sangat sedikit menyebabkan daerah ini sangat minim jenis flora dan faunanya. Flora dan fauna yang hidup di daerah gurun mempunyai daya adaptasi yang
khusus agar mampu hidup di daerah tersebut.

Ketinggian tempat
Ahli klimatologi dari Jerman yang bernama Junghuhn membagi habitat beberapa tanaman di Indonesia berdasarkan suhu, sehingga didapatkan empat penggolongan iklim sebagai berikut.

 Wilayah berudara panas (0 – 600 m dpal).


Suhu wilayah ini antara 23,3 °C – 22 °C, Tanaman yang cocok ditanam di wilayah ini adalah tebu, kelapa, karet, padi, lada, dan buah-buahan.

 Wilayah berudara sedang (600 – 1.500 m dpal)


Suhu wilayah ini antara 22 °C – 17,1 °C. Tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini adalah kapas, kopi, cokelat, kina, teh, dan macam-macam sayuran, seperti kentang, tomat, dan kol.

 Wilayah berudara sejuk (1.500 – 2.500 m dpal)


Suhu wilayah ini antara 17,1 °C – 11,1 °C. Tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini antara lain sayuran, kopi, teh, dan aneka jenis hutan tanaman industri.

 Wilayah berudara dingin (lebih 2.500 m dpal)


Wilayah ini dijumpai tanaman yang berjenis pendek. Contohnya, edelweis.
Faktor biotik
Pohon beringin merupakan salah satu tanaman yang disukai burung. Burung-burung tersebut memakan biji beringin yang telah matang, lalu burung tersebut tanpa sadar ternyata telah menyebarkan tanaman beringin
melalui biji yang masuk ke dalam tubuh burung lalu keluar bersama kotorannya. Pencernaan burung ternyata tidak mampu memecah kulit keras biji-biji tertentu sehingga biji tersebut keluar bersama kotoran. Biji
yang keluar bersama kotoran tersebut apabila berada di habitat yang cocok akan tumbuh menjadi tanaman baru.[1]

Pengindraan jauh
Pengindraan jarak jauh (disingkat indraja) adalah pengukuran atau akuisisi data suatu objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau dari jarak jauh,
misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, dan kapal. Contoh pengindraan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik, dan wahana luar angkasa yang
memantau planet dari orbit. Indraja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Prancis télédétection, bahasa Jerman Fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion
remote, dan bahasa Rusia distangtionaya.[1] Pada masa modern, istilah pengindraan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen pada pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan
pengindraan lainnya seperti pengindraan medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari pengindraan jauh (pengindraan jauh yang intensif),
istilah pengindraan jauh umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan terestrial dan pengamatan cuaca.
Pengindraan jauh menurut para ahli
American Society of Photogrammetry
Pengindraan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau
fenomena yang dikaji.
Avery
Pengindraan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi), dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.
Campbell
Pengindraan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi, seperti lahan dan air, dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.
Colwell
Pengindraan jauh adalah suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindra.
Curran
Pengindraan jauh adalah penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
Lillesand dan Kiefer
Pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap
objek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
Lindgren
Pengindraan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
Welson Dan Bufon
Pengindraan jauh adalah sebagai suatu ilmu, seni, dan teknik untuk memperoleh objek, area, dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area, dan gejala tersebut.

Komponen-komponen pengindraan jauh

Sumber tenaga
Sumber tenaga dalam proses indraja terdiri dari sistem pasif yang menggunakan sinar matahari dan sistem aktif yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang mikro.
Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

 Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna objek
tersebut

 Bentuk permukaan bumi


Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari daripada permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap
sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas

 Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan memengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya, kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil indraja menjadi tidak
begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.
Atmosfer
Lapisan udara terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen, dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan, dan melewatkan radiasi
elektromagnetik.
Dalam indraja, jendela atmosfer adalah bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi.
Kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.
Hamburan dapat di atmosfer. Hamburan dibagi menjadi tiga, yaitu hamburan Rayleigh, Mie, dan non-selektif. Hamburan Rayleigh terjadi jika diameter partikel atmosfer lebih kecil daripada panjang gelombang.
Hamburan Mie terjadi jika diameter partikel atmosfer sama dengan panjang gelombang. Hamburan non-selektif terjadi jika diameter partikel atmosfer lebih besar daripada panjang gelombang.

Interaksi antara tenaga dan objek


Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap objek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang
mempunyai daya pantul tinggi akan terlilhat cerah pada citra, sedangkan objek berdaya pantul rendah akan terlihat gelap pada citra. Contohnya, permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju yang mempunyai
daya pantul tinggi terlihat lebih cerah daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.

Sensor dan wahana
Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua.

1. Sensor fotografik merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara); sensor yang dipasang pada satelit
menghasilkan citra satelit (foto satelit)
2. Sensor elektronik bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan
menggunakan komputer.
Wahana adalah kendaraan atau media yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan indraja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok:

1. Pesawat terbang rendah sampai menengah dengan ketinggian peredarannya antara 1–9 km di atas permukaan bumi, contohnya drone;
2. Pesawat terbang tinggi dengan ketinggian peredarannya lebih dari 18 km di atas permukaan bumi; serta
3. Satelit dengan ketinggian peredarannya antara 400–900 km di luar atmosfer bumi.
Perolehan data
Ada dua jenis data yang diperoleh dari indraja.

 Data manual didapatkan melalui interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual, diperlukan alat bantu stereoskop. Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga
dimensi.
 Data numerik (digital) diperoleh melalui penggunaan perangkat lunak khusus pengindraan jauh yang diterapkan pada komputer.
Pengguna data
Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem indraja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil indraja. Jika tidak ada pengguna, data indraja tidak ada punya manfaat. Data indraja
dapat dipakai di bidang militer, bidang kependudukan, bidang pemetaan, serta bidang meteorologi dan klimatologi.

Teknik pengumpulan data


Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam peralatan menurut objek atau fenomena yang sedang diamati. Umumnya, teknik-teknik pengindraan jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan
atau dipantulkan oleh objek yang diamati dalam frekuensi tertentu seperti inframerah, cahaya tampak, dan gelombang mikro. Hal ini terjadi karena objek yang diamati (tumbuhan, rumah, permukaan air, dan udara)
memancarkan atau memantulkan radiasi dalam panjang gelombang dan intensitas yang berbeda-beda. Metode pengindraan jauh lainnya antara lain melalui gelombang suara, gravitasi, atau medan magnet.

Keunggulan, keterbatasan, dan kelemahan pengindraan jauh[sunting | sunting sumber]


Keunggulan indraja
Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan pengindraan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami peningkatan dengan pesat. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor.

 Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan letak objek yang mirip wujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta
bersifat permanen.
 Dari jenis citra tertentu, dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
 Karakteristik objek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya.
 Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial.
 Citra merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
 Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
Keterbatasan indraja
Berupa ketersediaan citra SLAR yang belum sebanyak ketersediaan citra lainnya. Dari citra yang ada pun, belum banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan Kiefer, 1979). Di samping itu, harganya relatif
mahal dari pengadaan citra lainnya (Curran, 1985).

Kelemahan indraja
Walaupun mempunyai banyak kelebihan, pengindraan jauh juga memiliki kelemahan.

 Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus.


 Peralatan yang digunakan mahal.
 Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.

Manfaat pengindraan jauh


Bidang geodesi
Pengolahan dan analisis data citra satelit

 Pengolahan dan analisis foto udara


 Pengolahan dan analisis foto small format
 Pengolahan data dan analisis komponen pasut laut
 Pengolahan data integrasi SIG dan otogrammetri
Bidang kelautan
 Pengamatan sifat fisis air laut
 Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut
 Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain
 Pemetaan perubahan kawasan hutan bakau
Bidang hidrologi
 Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai
 Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai
 Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir
 Pengamatan kecenderungan pola aliran sungai
Bidang geologi
 Penentuan struktur geologi dan macamnya
 Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran, atau tsunami)
 Pemantauan debu vulkanik
 Pemantauan distribusi sumber daya alam
 Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut
 Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer
 Pemantauan permukaan di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan aplikasi sistem informasi geografi (SIG)

Bidang meteorologi dan klimatologi
 Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah tekanan rendah dan daerah bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai siklon
 Mengetahui sistem atau pola angin permukaan
 Pemodelan meteorologi dan data klimatologi
 Pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat kewarnaan dan kandungan air di udara
Bidang oseanografi
Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam, dan arus laut

 Pengamatan pasang surut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah)


 Pencarian distribusi suhu permukaan
 Studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi

PETA
Pengertian Peta
Pengertian peta adalah merupakan gambaran sebagian atau seluruh wilayah pada permukaan bumi dengan berbagai macam kenampakannya di bidang datar yang diperkecil dengan memakai skala
tertentu. Pengertian kartografi adalah ilmu yang mempelajari tentang peta, sedangkan orangnya dinamakan kartografer.

Syarat peta yang baik secara umum adalah sebagai berikut:

1. Konform adalah bentuk dari peta harus sebangun dengan kondisi yang riel di lapangan.
2. Ekuidistan adalah jarak pada peta apabila dikalikan dengan skalanya, maka jaraknya harus sama dengan jarak yang riel yang ada di lapangan.
3. Ekuivalen, adalah daerah/ bidang yang digambar pada peta setelah diperhitungkan dengan skalanya, maka harus sama dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan.

Jenis dan Bentuk Peta


Peta bisa dibedakan menjadi 3 yang berdasarkan paa isi, bentuk, dan juga skalanya.

- Peta berdasarkan isinya dapat dikelompokkan menjadi:

A). Peta umum

Pengertian peta umum adalah merupakan peta yang dapat menggambarkan seluruh dari kenampakan pada permukaan bumi, baik yang berupa kenampakan alam maupun yang berupa kenampakan budaya. Yang

dimaksud dengan kenampakan alam meliputi : sungai, danau, laut ataupun bentang lahan. Sedangkan jalan raya, jalan kereta api, pemukiman, dll adalah wujud dari kenampakan budaya.

Penggolongan peta umum antara lain meliputi :

1. Peta dunia, adalah peta yang berguna untuk memberikan informasi tentang letak dan bentuk suatu wilayah pada setiap negara di dunia.

2. Peta korografi, adalah peta yang berguna untuk memberikan gambaran secara menyeluruh atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum dan juga mempunyai skala yang kecil.

3. Peta topografi, adalah peta yang berguna untuk memberi gambaran mengenai permukaan bumi dan juga reliefnya.
B). Peta khusus

Pengertian peta khusus adalah merupakan peta yang hanya untuk menggambarkan satu aspek saja dari gejala di permukaan bumi. Peta khusus dikenal juga dengan sebutan peta tematik sebab peta tersebut cuma

menggambarkan tema tertentu saja yang ada di permukaan bumi. Sebagai contoh dari peta tematik adalah peta kepadatan penduduk, peta penggunaan lahan, peta persebaran hasil tambang, dll.

- Peta berdasarkan bentukya dapat dikelompokkan menjadi:

A). Peta datar (peta planimetri)

Pengertian peta datar adalah merupakan peta yang dibuat di bidang yang datar, misalkan saja pada kertas, kain, kanvas, ataupun pada triplek. Perbedaan kenampakan antara daratan dan lautan digambarkan memakai

perbedaan warna ataupun simbol lain.

B). Peta timbul (peta relief)

Pengertian peta timbul (peta relief) adalah merupakan peta yang dibuat sesuai dengan bentuk riel atau bentuk sebenarnya di permukaan bumi. Pada peta timbul dibuat dengan menggunakan teknik tiga dimensi

sehingga dengan demikian gunung akan tampak menjulang, sedangkan untuk dataran rendah dan lembah akan tampak lebih rendah di bawahnya.

C). Peta digital

Pengertian peta digital adalah merupakan peta yang dibuat dengan memakai alat bantuan berupa komputer. Disket, CD, dan hard disk merupakan tempat untuk penyimpanan dari data dalam penggambaran peta.

Gambar peta ditayangkan lewat layar komputer. Untuk program yang dipakai dalam penggambaran peta adalah bisa menggunakan program map info dan arc info.

- Peta berdasarkan skalanya dapat dikelompokkan menjadi:

A) Peta kadaster

Pengertian peta kadaster adalah merupakan peta yang memiliki skala 1 : 100 sampai 1 : 5.000 yang biasanya dimanfaatkan untuk menggambarkan peta tanah atau peta yang ada dalam sertifikat tanah.

B) Peta skala besar

Pengertian peta besar adalah merupakan peta yang memiliki skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000 yang dipakai untuk menggambarkan suatu wilayah yang relatif sempit, sebagai contoh adalah menggambarkan peta

kelurahan dan peta kecamatan.

C) Peta skala menengah

Pengertian peta skala menengah adalah merupakan peta yang memiliki skala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000 yang dipakai untuk menggambarkan daerah yang agak luas, sebagai contoh adalah untuk menggambarkan

peta provinsi.

D) Peta skala kecil


Pengertian peta skala kecil adalah merupakan peta yang memiliki skala 1 : 500.000 hingga 1 : 1.000.000 atau lebih. Untuk peta skala kecil dipakai dalam rangka untuk menggambarkan suatu daerah yang relatif luas,

sebagai contoh adalah menggambarkan peta suatu negara, benua, bahkan dunia. Untuk besar dan kecilnya peta sangat dipengaruhi oleh skala yang dipakai.

Manfaat Peta

Fungsi peta dapat dipakai dalam bermacam kepentingan antara lain meliputi:

a. Untuk mengetahui jarak satu tempat dengan tempat lainnya.

Pemanfaatan skala peta dapat dipakai untuk mengukur antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya.

b. Mengetahui arah suatu tempat.

Maksudnya kita dapat mengetahui suatu tempat dengan memakai peta, sebagai contoh adalah bahwa letak dari Negara Indonesia adalah berada di sebelah selatan Negara Filipina. Contoh lainnya adalah bahwa

Negara Brunei Darussalam letaknya berada di sebelah utara dari pulau Kalimantan.

c. Peta bisa dipakai untuk menggambarkan kondisi lingkungan pada suatu tempat. Misalnya kita dapat mengetahui bahwa suatu wilayah berada di wilayah tropis, di daerah kutub, dll melalui peta. Lewat warna peta

kita juga bisa tahu daerah yang berupa daerah datar atau daerah yang bergunung-gunung. Misalnya di daerah dataran rendah digambarkan dengan memakai warna hijau, sedangkan di daerah pegunungan digambar

dengan menggunakan warna coklat.

d. Dengan peta tematik kita bisa mendapatkan data. Misalnya dari peta kepadatan penduduk, bisa didapatkan data provinsi mana saja yang penduduknya sudah padat atau belum padat.

Artikel yang terkait dengan judul :Pengertian Peta, Atlas, dan Globe (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)
e. Dengan peta bisa memperkirakan usaha yang akan diambil. Sebagai contoh adalah jika ingin membuka usaha tambak makantempat yang dipih adalah di daerah tepi laut, semua dapat di ketahui lewat peta.

Unsur-unsur Peta

Untuk bisa membaca dan menafsirkan peta, maka kita terlebih dahulu harus tahu makna dari setiap unsur-unsur peta.

Judul Peta

Judul peta adalah menggambarkan daerah/ negara mana yang ada dalam peta.

Skala Peta
Pengertian skala peta adalah merupakan perbandingan jarak antara dua buah tempat yang terdapat pada peta dengan jarak sesungguhnya yang ada di lapangan. Skala peta bisa berupa skala angka atau skala grafis.

- Skala angka. Pengertian skala angka adalah merupakan perbandingan yang berupa angka, contohnya adalah 1 : 1.000.000. Ini berarti bahwa 1 cm di peta mewakili 1.000.000 cm atau 10 Km

- Skala garis/ grafis. Pengertian skala grafis adakah merupakan skala peta yang memiliki bentuk garis dengan memakai ukuran tetentu. Sebagai contoh skala garis :

Orientasi Peta

Pengertian orientasi peta adalah petunjuk arah pada peta. Secara umum orientasi digambarkan dengan anak panah tegak ke atas dan di ujungnya terdapat huruf U. Ini memiliki ari bahwa pada bagian atas peta adalah

arah utara.

Legenda

Legenda adalah keterangan yang terdapat pada peta. Legenda berbeda dengan simbol peta. Untuk perbedaannya adalah bahwa simbol memiliki letak di dalam muka peta dan berfungsi untuk menggambarkan unsur

atau obyek muka bumi. Sedangkan untuk legenda memiliki letak di luar muka peta dan memiliki fungsi memberi keterangan mengenai arti simbol.
Grid peta (garis lintang dan garis bujur)

Besaran derajat dari garis lintang dan garis bujur (grid peta) perlu dicantumkan dalam peta, karena grid peta dipakai dalam rangka untuk mengetahui letak suatu tempat atau kedudukan geografisnya pada permukaan

bumi. Grid yang terdapat pada peta diambil dari grid yang terdapat pada globe yang mana berupa garis lintang dan juga garis bujur. Garis horisontal adalah merupakan garis lintang sedangkan garis vertikal adalah

merupakan garis bujur atau garis meredian.

Informasi Geografis dari Peta

Peta adalah merupakan gambaran dari obyek/ kenampakan dari muka bumi yang bisa memberikan bermacam informasi. Untuk itu  dibutuhkan pengetahuan mengenai bahasa peta yaitu informasi tepi yang ada di

dalam peta, termasuk keterangan/ legenda. Dengan kita tahu akan bahasa peta, maka kita tidak akan kesulitan dalam memahami makna dari obyek yang tergambar pada peta. Informasi lainnya yang didapat dari peta

ialah: (1) jarak, (2) arah, (3) lokasi, (4) luas, dan (5) ketinggian.

Jarak

Kita bisa tahu jarak antara 2 tempat/ titi pada peta maka diperlukan suatu yang namanya skala peta. Sebagai contoh jarak Kota A dan Kota B di peta 5 cm dengan skala peta 1 : 100.000, ini berarti bahwa jarak yang

sesungguhnya dilapangan adalah 5 Km.Angka ini didapat karena skala 1 : 100.000 yang berarti 1 cm di peta = 100.000 cm (1km ) di lapangan, 5 cm di peta = 5 Km di lapangan yang sesungguhnya.

Arah

Arah mata angin dipakai sebagai tanda yang mempunyai fungsi sebagai alat untuk menunjukkan arah mata angin peta. Pada umumnya tanda arah mata angin yang dipakai mempunyai bentuk panah yang mengarah

ke arah utara. 

Lokasi

Untuk menentukan lokasi suatu titik/ tempat terhadap tempat yang lainnya adalah merupakan gabungan antara penentuan jarak dan penentuan arah.

Luas
Dengan memakai peta, kita bisa menghitung berapa luas suatu kenampakan, sebagai contoh untuk menghitung luas dari sawah, hutan, pulau, daan lain sebagainya.

Ketinggian atau Elevasi

Ketinggian suatu tempat pada umumnya memakai simbol warna pada peta relief muka bumi. Misalnya untuk warna hijau mengabarkan dataran rendah dengan ketinggian yang kurang dari 200 M, warna biru

menunjukkan kenampakan air. Laut yang dangkal dengan kedalaman kurang dari 200 M ditunjukkan dengan warna biru muda. Selanjutnya untuk warna yang lainnya bisa dilihat di legenda.

JAGAD RAYA DAN TATA SURYA


Jagad raya adalah alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur, terdiri atas berjuta benda-benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula, kemudian kabut gas tersebut tersusun menjadi gugusan bintang.

Proses tersebut tidak berlangsung cepat, tetapi terbentuk berjuta-juta tahun lamanya. Galaksi kita, yaitu Bimasakti, terletak di antara kabut gas tersebut, yang mempunyai bentuk spiral. Selain itu, terdapat kabut spiral lain yang
terkenal yaitu kabut Andromeda yang letaknya paling dekat dengan Bimasakti.

Alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur ini dinamakan jagat raya. Pada abad pertengahan, orang-orang beranggapan bahwa bumi sebagai pusat alam dan diam, sementara planet-planet mengitarinya. Anggapan ini
dikenal dengan teori Geosentris yang diartikan geo adalah bumi dan sentris adalah pusat.

Teori ini mulai ditinggalkan ketika sekitar tahun 1540-an muncullah teori Heliosentris yang dipelopori seorang astronom Polandia bernama Nicholaus Copernicus. Teori Heliosentris menganggap matahari sebagai pusat dan
planet-planet termasuk bumi sebagai anggotanya bergerak mengitari matahari.
 
Di dalam Tata Surya terdapat dua jenis planet berdasarkan letak lintasannya, yaitu planet dalam dan planet luar. Planet-planet dalam adalah planet-planet yang lintasannya di antara Bumi dan Matahari, yang terdiri atas
Merkurius dan Venus. Planet-planet luar adalah planet-planet yang lintasannya mengelilingi Matahari lebih besar daripada jari-jari lintasan Bumi di saat mengelilingi Matahari, yang terdiri atas Mars, Yupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.

Beberapa hal penting mengenai keberadaan planet-planet sebagai berikut.


1. Cahaya planet merupakan cahaya yang diterima dari Matahari kemudian dipantulkan kembali, artinya planet tidak mempunyai cahaya sendiri
2. Planet-planet berkilauan dan tidak berkelap-kelip seperti halnya bintang sejati.
3. Planet-planet terlihat sebagai keping atau cakram jika dilihat dengan teropong.
4. Bidang lintasan planet-planet berbentuk elips.
5. Arah peredaran planet-planet mengelilingi matahari antara satu dengan yang lain sama.
6. Kebanyakan planet-planet mempunyai satelit pengiring seperti bulan pada planet Bumi.

Tata Surya kita memiliki sembilan planet yang diklasifikasikan berdasarkan letak dan sifat fisiknya.  Planet-planet yang mengelilingi matahari mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Demikian juga jarak dengan matahari dan
waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari.

1. Merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari dan juga paling kecil di antara semua planet. Garis tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari adalah 88,8
hari dan waktu rotasinya juga selama 88,8 hari. Jarak Merkurius
dengan matahari adalah 57.910.000 km.
2. Venus adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang paling terang di antara planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang lebih 12.205
kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan untuk mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah
108.210.000 km.
3. Bumi dan Bulan. Bumi merupakan planet ketiga dalam Tata Surya. Dari sembilan planet yang dikenal manusia, Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup. Planet Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di
dalamnya banyak mengandung unsur-unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jarak bumi dengan matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan Astronomi atau sama dengan 159.000 kilometer
(IS·A = 159.000.000 km). 

Bumi mengelilingi matahari membutuhkan waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik, tetapi atas dasar kesepakatan ahli astronomi mengacu pada periode antara pertemuan matahari dengan bintang Aries, yaitu 365 hari 5 jam 48
menit 46 detik atau sama dengan Satu Tahun Tropik. Bumi berputar pada porosnya membutuhkan waktu 23 jam 56 menit atau sama dengan Satu Hari Bintang. Bumi selalu diikuti Bulan sebagai satelit bumi selama
mengelilingi matahari. Bulan berotasi dan juga melakukan revolusi mengelilingi Bumi selama 27 31 hari sampai 29 31 hari. Peredaran Bulan mengelilingi Bumi dan sekaligus juga mengelilingi matahari.

4. Mars. Planet Mars mempunyai garis tengah kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 697 hari dengan rotasi selama 24 jam 37 menit. Planet Mars mempunyai sejumlah
air dan oksigen demikian juga pergantian musim, bahkan di sana juga terdapat polar icecaps, yaitu tudung es kutub yang luasnya tidak selalu tetap.

Hal ini menimbulkan dugaan adanya pergantian musim di sana. Warnanya hijau mendekati kecokelatan sehingga menunjukkan adanya flora dan daerah gurun. Mars mempunyai dua satelit, yaitu Dcimos (satelit luar) dan
Phobos (satelit dalam). Kedua satelit ini ditemukan oleh Hall pada tahun 1877. Jarak Mars dengan Matahari adalah 227.940.000 km.

5. Yupiter adalah planet terbesar dalam sistem Tata Surya kita. Diameternya lebih dari 130.000 kilometer, massanya lebih kurang 32 massa seluruh anggota Tata Surya yang di luar matahari. Rotasi Yupiter terhadap matahari
paling cepat, yaitu 10 jam sekali putaran. Planet ini mempunyai
keistimewaan, yaitu adanya unsur kimia yang terkandung di dalam sangat rendah, atmosfernya hampir tidak berotasi (sangat lambat).

6. Saturnus. Planet Saturnus ditemukan pada abad ke-18 setelah planet Uranus. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 29–30 tahun, sekali berotasi memerlukan waktu 387 hari. Saturnus mempunyai
atmosfer yang hampir sama dengan Yupiter, yaitu terdiri atas unsur-unsur amonia.

Saturnus mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan planet lain, di antaranya memiliki cincin, terdiri atas tiga bagian yang konsentris, yaitu bagian dalam, gelang berbentuk khas (dusky ring), dan bagian luar. Cassini gelang
yang paling terang adalah gelang bagian dalam, dan planet ini memiliki 9 buah satelit.

7. Uranus. Planet Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh William Herschel di Inggris yang semula disangka komet. Mulanya planet ini dinamakan Gregorium Titus (sebagai penghargaan kepada Raja Georgia III). Akan
tetapi, para astronom menyebutnya Planet Herschel, kemudian oleh Boscho disebut dengan Uranus.

Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 84 tahun dengan waktu rotasi 369 hari. Planet ini mempunyai dua buah satelit. Garis tengah planet ini 19.750 kilometer. Uranus mempunyai keistimewaan
bahwa sumbunya terletak sebidang dengan bidang revolusinya. Jarak Uranus dengan Matahari adalah 2.863.840.000 kilometer.

8. Neptunus. Planet Neptunus ditemukan oleh Bonvard pada tahun 1821 di Paris, Prancis. Jika dilihat dari bentuknya Neptunus merupakan saudara kembar Uranus, terutama besarnya. Radiusnya sekitar 4 kali radius bumi.
Garis tengahnya kurang lebih 53.000 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 164,79 tahun, sedangkan rotasinya 15 jam. Susunan atmosfernya terdiri atas metana. Planet ini mempunyai
lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua satelit besar yang diberi nama Triton dan Nereid.

Status Pluto dan Sedna


Pluto bukan lagi merupakan salah satu planet di sistem tata surya kita. Voting yang dilakukan sekira 424 ahli astronomi dari seluruh dunia menghasilkan keputusan dramatis sekaligus bersejarah, mencopot status Pluto sebagai
planet. Akibatnya, Pluto yang selama ini dikenal sebagai planet terkecil dan menempati urutan kesembilan-harus “terpental” dari daftar planet anggota tata surya. Dengan demikian, berdasarkan resolusi ke-26 IAU, jumlah
planet anggota Tata Surya tidak lagi sembilan, melainkan hanya delapan.

PEDOSFER
Pengertian Pedosfer
Pedosfer adalah suatu lapisan tanah yang menutupi permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor
pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah, dan cara-cara pengamatan tanah di lapangan disebut dengan pedologi (Sarwono Hardjowigeno).
Istilah tanah sudah banyak didefinisikan orang. Misalnya, ahli pertanian mendefinisikan tanah sebagai media pertumbuhan tanaman. Adapun ahli
geografi mendefinisikan tanah sebagai hasil pelapukan batuan beku, batuan metamorf, dan proses sedimentasi.
Selanjutnya Sarwono Hardjowigeno menyatakan bahwa tanah sebagai kumpulan benda-benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-
horizon, terdiri dari campuran bahan material, bahan organis, air dan udara serta merupakan media untuk pertumbuhan tanaman.
Glinka (1927) mengemukakan bahwa tanah ialah tubuh alam yang bebas dan mempunyai ciri-ciri morfologi tertentu sebagai hasil interaksi antara
iklim, organisme, bahan induk, relief, dan waktu.

Ciri-Ciri Pedosfer
Seperti dikemukakan oleh Glinka bahwa tanah mempunyai ciri-ciri morfologi tertentu. Ciri atau sifat morfologi tersebut bisa diamati dan dipelajari di
lapangan. Sifat morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik tanah.
Adapun ciri-ciri morfologi tanah, yaitu sebagai berikut.

1. Warna tanah
Perbedaan warna tanah disebabkan adanya kandungan bahan organis, kandungan air, umur/tingkat perkembangan tanah, kandungan bahan tertentu.
Warna tanah yang gelap menunjukkan tanah tersebut banyak mengandung sebuah bahan organis.
Lapisan tanah atas, umumnya banyak mengandung bahan organis, sedangkan pada lapisan tanah bawah umumnya bahan organisnya rendah, dan
warna tanah banyak ditentukan unsur Fe. Tanah merah di Indonesia mempunyai kandungan bahan organis lebih dari 1%, sama dengan kandungan
bahan organis tanah di daerah yang beriklim sedang.

2. Tekstur tanah
Tekstur tanah bervariasi dari kasar sampai halus. Ukuran tekstur tanah yang berukuran 2 mm =< 0.002 mm bisa dianggap sebagai tekstur kasar,
contohnya yaitu kerikil sampai batu. Tekstur tanah yang lebih halus terdiri atas pasir 2 mm 50 ,u,, debu 50 p, 2 ,u,, dan liat < 2 ,u,. Tekstur tanah
bisa diketahui dengan memijit tanah basah melalui jari-jari tangan. Contoh: Pasir: terasa di tangan kasar, sedikit melekat, dan tidak dapat digulung dan
juga Lempung: terasa di tangan tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat digulung atau dibentuk bola. • Debu: terasa di tangan licin selcali,
agak melekat, dan dapat digulung atau dibentuk bola.

3. Struktur tanah
Struktur tanah adalah gumpalan kecil dari butir-butir tanah yang terjadi karena adanya bahan-bahan organis, oksida-oksida besi, dan sebagainya yang
mengikat butir-butir pasir, debu, dan tanah liat. Gumpalan-gumpalan kecil memiliki bentuk, ukuran, dan ketahanan yang berbeda-beda.
Ukuran struktur tanah Ukuran stuktur tanah berbeda-beda. Bentuk struktur lempeng memiliki ketebalan kurang dari 1 mm – 10 mm, struktur prisma
dan tiang kurang dari 10 mm – lebih dari 100 mm, granuler kurang dari 1 mm – lebih dari 10 mm, remah kurang dari 1 mm lebih dari 5 mm dan
gumpal kurang dari 5 mm – lebih dari 50 mm. Ketahanan (kemantapan) Ketahanan struktur tanah dibedakan sebagai berikut.

 Tingkat ketahanan lemah (butir-butir struktur tanah mudah hancur).


 Tingkat ketahanan sedang (butir-butir struktur tanah agak sukar hancur).
 Tingkat ketahanan kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur).

Konsistensi Menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda-benda lain. Tanah yang punya
konsistensi baik akan mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah (cangkul, bajak, dan sebagainya).

4. Temperatur tanah
Temperatur tanah sangat tergantung pada input panas, panas spesifik tanah, dan output panas. Input panas berasal dari sinar matahari dan panas bumi.
Temperatur tanah sangat memengaruhi aktivitas mikroba tanah. Aktivitas biota tanah sangat baik pada temperatur antara 18 30°C.

5. Berat jenis tanah


Berat jenis tanah adalah kerapatan tanah per satuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan, yaitu sebagai berikut: Kerapatan partikel (bobot
partikel) adalah bobot massa partikel padat per satuan volume tanah. Biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 gram/cm3, yang artinya setiap
1 cm3 volume tanah memiliki kerapatan partikel 2,6 gram. Sedangkan Kerapatan massa (bobot isi) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang
dikering-ovenkan per satuan volume.

6. Porositas tanah
Porositas yaitu sebuah perbandingan antara pori-pori udara dalam tanah dengan volume tanah secara keseluruhan. Tanah yang poreus mempunyai
ruang pori yang cukup untuk pergerakan air dan udara, sebaliknya tanah yang tidak poreus sulit dilewati air dan udara.

7. Aerasi tanah
Aerasi tanahialah suatu kondisi keluar masuknya udara dalam tanah. Aerasi baik jika keluar masuknya udara dalam tanah tidak mengalami hambatan.

Faktor-Faktor Pembentuk Tanah


Pada dasarnya tanah berasal dari batuan atau zat anorganik yang mengalami pelapukan. Berubahnya batuan menjadi butir-butir tanah dikarenakan
oleh beberapa faktor antara lain:

1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah utama, yakni suhu dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses
pelapukan bahan induk. Bila suhu tinggi, proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula. Curah hujan akan
berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan penyucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah
menjadi rendah).
2. Organisme (Vegetasi dan Jasad Renik)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:

 Membantu dalam proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik ialah pelapukan yang dilakukan
oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi yaitu terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur yang larut oleh air.

 Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan rantingranting yang menumpuk di
permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/ mikroorganisme yang ada di dalam tanah.

 Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan
bisa membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan
bahan organik yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.

 Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis tanaman cemara akan memberi
unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara, derajat keasamannya lebih tinggi
daripada tanah di bawah pohon jati.

3. Bahan Induk
Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan
induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.

4. Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi suatu pembentukan tanah, antara lain sebagai berikut.
 Tebal atau tipisnya lapisan tanah. Daerah dengan topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya menjadi lebih tipis karena tererosi,
sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi proses sedimentasi.

 Sistem drainase atau pengaliran. Daerah yang drainasenya jelek sering tergenang air. Keadaan ini akan mengakibatkan tanahnya menjadi
asam.

5. Waktu
Tanah adalah benda alam yang terus-menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus-menerus. Oleh sebab itu, tanah akan menjadi
semakin tua. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan, sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti
kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah
tua.

Jenis-jensi Tanah di Indonesia


Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan
sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda. Jenis tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam,
antara lain sebagai berikut:

1. Litosol
Tanah litosol adalah jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum
mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.

2. Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur,
konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH bermacammacam, dan kesuburannya berkisar antara sedang hingga tinggi. Penyebarannya di daerah
dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai, dan daerah cekungan (depresi).

3. Regosol
Jenis Tanah ini ialah sebuah endapan abu vulkanik baru yang mempunyai butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini
banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

4. Andosol/Tanah Gambut
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik, seperti dari hutan rawa atau rumput rawa. Ciri dan sifat: tidak terjadi diferensiasi horizon secara jelas,
ketebalan lebih dari 0,5 meter, warna cokelat sampai kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat,
kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0),
dan kandungan unsur hara rendah.

5. Latosol
Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk
dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.

6. Grumosol
Tanah ini merupakan tanah mineral yang memiliki perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur granular di lapisan atas dan
gumpal sampai pejal di lapisan bawah, konsistensi jika basah sangat lekat dan plastis. Namun, jika kering sangat keras dan tanah retak-retak,
kejenuhan basa, permeabilitas lambat, dan peka erosi. Penyebarannya di daerah iklim subhumid, dengan curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
7. Podsol
Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah,
Sumatra Utara, dan Papua Barat. Kesuburan tanah rendah.

8. Andosol
Jenis tanah ini merupakan jenis tanah dengan kandungan mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak cokelat
kekelabuan sampai hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak agak
asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembapan tinggi, permeabilitas sedang, serta peka terhadap erosi.

10. Tanah Mediteran Merah-Kuning


Jenis tanah ini berasal dari batuan kapur keras (Limestone) dan tuff vulkanis bersifat basa. Penyebaran  didaerah beriklim sub humid. Penyebaran 
pada topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian dibawah 400 mm. warna cokelat hingga merah, khusus tanah mediteran merah kuning
didaerah topografi karst disebut “ terra rossa”

11. Hidromoft kelabu (gleisol)


Jenis tanah ini perkembangannya dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu topografi merupakan dataran rendah dan cekungan, hampir selalu tergenang air,
solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuning-kuningan, tekstur lempung, tekstur berlumpur, konsisten lekat kandungan bahan organik. Ciri
khas tanah ini yaitu adanya “ glei kontinu” yang berwarna kelabu pucat kedalaman < 0,5 m. akibatnya profil tanah selalu jenuh air. Penyebaran
didaerah beriklim humid hingga sub humid curah hujan lebih dari 2000 mm/ tahun.
12. Tanah Sawah (paddy soil)
Tanah disawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama (ratusan tahun) dipersawahkan dilihat dari perkembangan profil khas, yang menyimpang
dari tanah aslinya. Penyimpangannya antara lain terbentuknya lapisan bajak yang hampir kedap air atau disebut  padas olah, sedalam 10-15 cm dari
muka tanah tebal 2-5 cm. dibawah ini lapisan bajak terdapat mangan dan besi, tebalnya bervariasi tergantung permeabilitasi tanah.

13. Tanah Podsolik


Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuff vulkanik bersifat asam, curah hujan  lebih 2500 mm/ tahun, tekstur lempung hingga pasir. Tingkat
kesuburan rendah hingga sedang warna merah hingga kuning dan peka terhadap erosi.

Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Pedosfer /Tanah


Seperti halnya terhadap benda-benda lain, tanah juga termasuk wujud alam yang mudah mengalami perubahan/kerusakan serta berbagai masalah
mengenai tanah banyak sekali terjadi khususnya di Indonesia masalah tersebut seperti, tingkat kesuburan tanah yang rendah, erosi, tanah longsor dan
lain-lain. Adapun faktor-faktor penyebab/kerusakan tanah antara lain sebagai berikut:

 Erosi
Adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ketempat lain oleh kekuatan air, angin, gletser atau
gravitasi yang sering terjadi di Indonesia yaitu erosi yang disebabkan oleh air. Adapun jenis-jenis erosi dapat dibedakan menjadi tujuh antara lain :

1. Pelarutan
2. Erosi Percikan (splash erosion)
3. Erosi Lembar (sheet erosion)
4. Erosi Alur (rill erosion)
5. Erosi Gully (gully erosion)
6. Erosi Parit ( channel erosion)
7. Longsor

 Perusakan Hutan
Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi kemampuan dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah
mudah tererosi.

 Proses Kimiawi Air Hujan


Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui proses perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanisme.

 Proses Mekanisme Air Hujan


Air yang turun sangat deras akan mengikis dan menggores tanah di permukaannya sehingga terbentuk selokan pada daerah yang tidak bervegetasi
hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik, ada pula yang menghanyutkan Lumpur sehingga terjadi banjir Lumpur.

 Tanah Longsor
Tanah longsor adalah turunya/ambruknya tanah dan bebatuan ke bawah bukit. Hujan mempercepat longsornya tanah karena tanah menjadi longgar
dan berat. Pelongsoran hanya terjadi pada lapisan luar yang terlepas dari permukaan tanah.

 Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah pekarangan


 Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi)
 Penjenuhan tanah oleh air (water longing)
Dampak Perubahan Pedosfer terhadap Kehidupan Manusia
Dengan adanya pertambahan populasi, dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia telah memaksa tanah berproduksi pada tingkat
maksimum. Dalam usaha peningkatan produksi biasanya manusia hanya terpaku pada hasil produksi saja, jarang sekali ada yang memperhatikan
tanah sebagai sumber daya alam yang bersifat tidak dapat diperbaharui (non renewable), sehingga tanah mengalami perubahan / kerusakan dan juga
dapat memberikan dampak terhadap kehidupan khususnya manusia.
Perubahan / kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi tidak hanya ditempat erosi saja tetapi, juga perubahan-perubahan ditempat lain.
Adapun macam-macam dampak perubahan pedosfer/tanah terhadap kehidupan manusia antara lain:

1. Berkurangnya daerah/ wilayah tempat tinggal manusia


2. Pendapatan petani berkurang karena penurunan produktifitas tanah
3. Berkurangnya lahan untuk bercocok tanam karena banyaknya lahan kritis yang kurang subur.
4. Banyaknya bencana seperti banjir, tanah longsor, dan lain-lain yang merugikan manusia karena laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan
air berkurang dan struktur tanah rusak.
5. Memerlukan banyak tenaga untuk mengolah kembali tanah yang rusak.

Cara Penggulangan Perubahan Pedosfer


Pada uraian di muka telah dibahas tanah menjadi cepat rusak karena adanya penggunaan tanah yang kurang tepat. Salah satu cara menanggulangi
kerusakan tanah/pedosfer dapat dilakukan dengan system “ Konservasi tanah “ yaitu memelihara dan perlindungan terhadap tanah yang diupayakan
secara teratur yang bertujuan untuk mengurangi dan memberi solusi atas kerusakan tanah beserta kelestariannya, yang berarti menggunakan tanah
sesuai dengan daya guna kemampuan, kemudian jika kita sudah memanfaatkannya kita harus memelihara serta mempertahankan  produktifitasnya. 
Dengan  jalan memperlakukannya dengan syarat yang diperlukan. Sehingga tanah tidak rusak dan tetap produktif. Dengan  demikian pada dasarnya
usaha konservasi tanah harus dilakukan melalui/dengan :

1. Mengurangi besar energi perusak (air hujan dan aliran permukaann). Ke suatu tempat dimana tidak menyebabkan kerusakan tanah.
2. Meningkatkan ketahanan agregat tanah terhadap pukulan air hujan dan kikisan limpasan permukaan.
3. Memperbaiki pelindung tanah
Pemilihan dan pelaksanaan program konservasi tanah dapat diringkas menjadi :

1. Dibagian hulu (tengah): mendapatkan produktivitas lahan pertanian (dan hutan ) yang tinggi dan produktivitasnya tinggi dapat terjadi dalam
waktu yang lama (sustainable)
2. Di bagian hilir (dan tengah)  mengendalikan banjir dan mengelola pengendapan sungai dan berbagi proyek yang dibangun pada sungai tersebut.

Berdasarkan cara yang dikenal tiga macam metode konservasi tanah yaitu:

 Metode vegetatif/ vegetasi


Metode vegetatif/vegetasi adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi (tumbuh) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat
efektif dalam pengontrolan erosi, ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain:

1. Penghijauan
2. Reboisasi
3. Penanaman secara kontur (menanami lahan searah dengan garis kontur)
4. Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering)
5. Penanaman tanah secara berbaris ( strip cropping)
6. Pergiliran tanaman (croprotation)

 Metode secara kontur (menanami lahan searah dengan garis kontur)


Metode mekanik/teknik sipil adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan
(run off). Menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara umum yang dapat dilakukan dengan
metode mekanik/ teknik sipil antara lain:

1. Pengolahan tanah menurut garis kontur (sejajar dengan garis kontur )


2. Membuat tanggul/guludan/pematang persawahan.
3. Pembuatan saluran air (drainase)
 Metode pemakaian bahan kimia
Yaitu dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah. Yaitu meningkatkan kemantapan agregat struktur tanah. Pada
umumnya penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan walaupun cukup efektif akan tetapi biayanya mahal. Beberapa
jenis bahan kimia yang sering digunakan antara lain., bitumen dan krilium.

Negara Maju dan Negara Berkembang


Pengertian Negara Maju dan Negara Berkembang

Pada konteks ekonomi internasional, kita mengenal istilah “negara maju” dan “negara berkembang”. Kedua adalah merupakan penggolongan atas negara-negara di dunia yang berdasarkan pada tingkat kesejahteraan

atau kualitas hidup rakyatnya.  Pengertian negara maju adalah negara yang rakyatnya mempunyai tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup  yang tinggi. Negara yang tingkat kesejahteraan/ kualitas hidup dari warga

negaranya pada taraf yang sedang atau masih dalam perkembangan merupakan pengertian negara berkembang. Banyak terdapat negara maju di benua Eropa terutama untuk kawasan Eropa Barat serta Amerika

(Utara) Misalnya Negara Belanda, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dsb. Sedangkan untuk negara berkembang banyak terdapat di kawasan Benua Asia,  Afrika, dan  Amerika Selatan (Latin). Pada kawasan Asia

terdapat beberapa negara maju misalnya negara Jepang, Australia, Korea Selatan dan Selandia Baru.

Indikator yang dipakai dalam penggolongan suatu negara apakah negara tersebut sebagai negara maju atau negara berkembang adalah seperti yang berikut ini.

1. Pendapatan Perkapita

Indikator ini adalah indikator terpenting di dalam mengukur tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara. Pada indikator ini sebuah negara dikatakan negara yang makmur jika kondisi rakyatnya mempunyai pendapatan

perkapita yang tinggi. Tetapi tingginya pendapatan perkapita bukan penentu kemakmuran suatu negara. Meski negara yang tersebut mempunyai pendapatan perkapita yang tinggi, namun apabila terjadi perang

saudara di dalam negara tersebut, maka tidak bisa dikatakan sebagai negara yang makmur/sejahtera.
2. Jumlah Penduduk Miskin

Angka kemiskinan dapat dipakai untuk melihat tingkat kesejahteraan rakyat pada suatu negara. Dikatakan makmur/sejahtera negara apabila rakyatnya yang dalam taraf hidup miskin jumlahnya tidak banayak.

3. Tingkat Pengangguran

Pada umumnya, di negara maju memiliki tingkat pengangguran yang rendah sedangkan di negara berkembang untuk tingkat penganggurannya lebih tinggi.
4. Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan

Secara umum di negara maju angka kematian terhadap bayi dan ibu

melahirkan rendah karea warga negaranya mampu untuk membeli makanan yang bergizi, mampu untuk membeli pelayanan kesehatan serta obat-obatan yang memadai. Sedangkan untuk negara yang sedang

berkembang angka kematian bayi dan ibu melahirkan relatif tinggi. Penyebabnya adalah Warganya tidak punya kemampuan untuk membeli makanan yang bergizi, tidak mempunyai kemampuan untuk membeli

pelayanan kesehatan dan obat-obatan yang memadai. Ini semua oleh karena pendapatannya yang rendah.

5. Angka Melek Huruf

Indikator ini menunjukkan jumlah penduduk yang bisa membaca dan menulis. Suatu negara dikatakan sebagai negara maju jika angka melek hurufnya tinggi atau angka buta hurufnya rendah.
Selain 5 indikator seperti yang telah disebutkan di atas, masih ada beberapa indikator untuk membedakan antara negara maju dan negara berkembang. Indikator tersebut misalnya: tingkat pendidikan, usia

harapan hidup, pengeluaran untuk kesehata, dsb.

Ciri-Ciri Negara Maju dan Berkembang

Berikut adalah ciri-ciri negara maju, antara lain:

1. Pertanian termasuk di dalamnya adalah bidang peternakan dan perikanan untuk  industrialisasi, dijual, diekspor.
2. Aktivitas perekonomian memakai sarana dan prasarana yang telah modern.

3. Perkembangan dari iptek menunjang industrialisasi secara cepat.

4. Penduduk mempunyai pendapatan yang tinggi.

5. Penduduk mempunyai  pendidikan dan keterampilan yang cukup tinggi.

6. Masarakatnya mempunyai sifat kemandirian yang tinggi.

7. Tidak tergantung pada alam.

8. Mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang rendah

9. Angka harapan hidup cukup tinggi.

10. Intensitas mobilitas tinggi.

Sedangkan ciri-ciri negara berkembang antara lain sebagai berikut.

1. Pertanian termasuk di dalamnya adalah peternakan dan juga perikanan digunakan hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan keluarga.

2. Secara umum aktivitas masyarakatnya memakai sarana dan prasarana yang tradisional.

3. Perkembangan iptek berdasarkan pada pengalaman dan sifatnya lamban.

4. Tingkat pendapatan yang relatif rendah.

5. Tingkat pendidikan penduduknya rata-rata adalah rendah.

6. Penduduknya mempunyai sifat yang kurang mandiri.

7. Sangat tergantung pada alam.

8. Tingkat pertumbuhan penduduk adalah tinggi

9. Rendahnya angka harapan hidup.

10. Intensitas mobilitas yang rendah.

Beberapa Negara Maju dan Negara Berkembang

Untuk dapat menggambarkan tingkat kemakmuran suatu negara, kita bisa melihatnya dari aspek kependudukan dan ekonomi negara yang bersangkutan. Pada negara maju dan berkembang terdapat suatu kondisi

pada kependudukan dan ekonomi yang bertolak belakang. Teman-teman dapat membandingkan data-data kependudukan dan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang yang berikut ini.
1. Negara Maju

2. Negara Berkembang
Dari data-data di tersebut, teman-teman bisa membandingka antara keadaan kependudukan dan ekonomi negara maju dan negara yang sedang berkembang. Sebagai contoh adalah pertumbuhan penduduk di Negara
Belanda 0,3 % per tahun, sedangkan di Negar India 1,4 % per tahunnya.  Angka Harapan hidup di Negara Belanda 78,7 tahun, sedangkan di Negara India 63,5 tahun. Angka kelahiran di Negara Belanda 1,7

sedangkan di Negara India adalah 2,9.  Angka kematian bayi di Negara Belanda adalah 4,8, sedangkan di Negara India adalah 61,6. Pendapatan per kapita di Negara Belanda adalah 36. 620 US$, sedangkan di

Negara India adalah 720 US$. Data-data tersebut telah menunjukkan bahwa kualitas hidup penduduk di negara maju seperti halnya di Negara Belanda jauh lebih baik daripada kualitas hidup di negara

berkembang seperti halnya Negara India.

Negara maju mempunyai pendapatan perkapita yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara berkembang. Dengan pendapatan yang lebih tinggi maka kemampuan untuk konsumsi bahan makanan lebih

bergizi dan juga lebig memadai. Selain dari pada itu, dengan pendapatan yang tinggi maka kemampuan membeli pelayanan kesehatan, obat-obatan pelayanan pendidikan juga lebih baik apabila dibandingkan dengan

negara yang mempunyai pendapatan yang lebih rendah.

SIG (Sistem Informasi Geografi)


Pengertian Sistem Informasi Geografi
Definisi SIG adalah suatu sistem yang bertugas mengumpulkan, mengelola, dan menyajikan data atau informasi yang berkaitan dengan geografi. Data tersebut memuat data atau fakta permukaan bumi secara
lengkap, misalnya keadaan geologi, topografi, jenis tanah, hidrologi, iklim, dan budaya. Wujud data tersebut disajikan dalam bentuk peta sehingga sistem informasi geografi tidak terlepas dari peta sebagai basis data.

Menurut beberapa pakar, ada beberapa pengertian SIG.

 SIG adalah sistem yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, dan data manusia organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan
informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Chrisman:97).
 SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasi dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi (Demers:97).
 SIG adalah teknologi informasi yang dapat menganalisis, menyimpan, dan menampilkan baik data spasial maupun nonspasial (Guo:20).
 SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan
posisi-posisi di permukaan bumi (Rice:20).
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis.

Dengan SIG, seluruh data yang ada pada suatu wilayah dapat disimpan, dimanipulasi, dan dianalisis melalui komputer. Teknologi komputer mampu menangani berbagai informasi secara cepat dan akurat sehingga
SIG yang berbasis teknologi komputer menjadi pilihan bagi banyak pengguna pada saat ini.

Pengelolaan Sistem Informasi Geografi


Cara pengelolaan SIG sebagai suatu sistem pada prinsipnya terdiri atas tiga subsistem.

 Subsistem masukan (input subsystem), yaitu pengumpulan data objek material geografi yang mendukung dan dapat dimasukkan dalam topik geografi yang akan diinformasikan. Data tersebut diolah dan
disajikan dalam bentuk peta, bagan, grafik, atau tabel. Input data SIG diperoleh dari peta, tabel, foto udara, citra satelit, dan hasil survei lapangan.
 Subsistem pengolahan dan penyimpanan data (processing and storage subsystem), yaitu penyimpanan data yang memungkinkan untuk dipanggil kembali secara tepat dan akurat. Adapun data yang diolah
atau dikelola ada dua macam, yaitu:1). Data keruangan atau data grafis atau data spasial,
2). Data deskriptif atau data atribut.Pengumpulan data dan pengolahan data geografis dilakukan dengan dua cara, yaitu:1). Pengindraan jauh berupa foto udara, citra radar, dan citra satelit.
2). Data teristis (pengukuran langsung di medan atau lapangan) yang tidak dapat dipantau dari jauh, misalnya, kepadatan penduduk dan batas wilayah administrasi.
 Subsistem penyajian (output subsystem), yaitu penyajian semua data atau sebagian data dalam bentuk tabel, peta file elektronik (digital), dan grafik.

Dari ketiga subsistem tersebut, pengelolaan data geografi merupakan pengelolaan data yang didasarkan pada kerja komputer. Proses komputerisasi data (input) harus berupa angka atribut (numerik). Oleh karena itu
jenis data harus diubah menjadi data digital atau atribut dengan menggunakan komputer sesuai dengan prinsip SIG.

Contoh Soal UAS Geografi Kelas X Semester 1 yang Sering Muncul!


Contoh:

1). Data pengindraan jauh berupa foto udara dikonversi dalam bentuk digital.
2). Data satelit dalam bentuk digital secara langsung dapat digunakan.

Untuk mengubah data peta menjadi data SIG digital, dapat dilakukan dengan melalui dua proses, yaitu melalui proses digitasi garis atau grid raster (kotak-kotak) dan melalui scanning (penyapuan) dengan
menggunakan alat yang disebut scanner.

Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada, maka subsistem SIG dapat digambarkan sebagai berikut.

Tahap Kerja SIG


Tahapan dalam SIG mencakup tiga hal, yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output).

Seluruh informasi atau data SIG pada suatu wilayah dapat disimpan, dimanipulasi, dan dianalisis secara serentak melalui komputer. Selain dengan proses komputerisasi, cara manual juga dapat dilakukan, tetapi
memakan waktu lebih lama.

Tahap kerja SIG dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Masukan (input)
Dalam kerja SIG, mula-mula dibutuhkan data awal atau data base, yaitu data yang dikumpukan selama survei dimasukkan dalam komputer, atau peta-peta yang telah ada dilarik secara optis dan dimasukkan ke
dalam komputer. Secara garis besar, data dibedakan menjadi dua, yaitu data atribut dan data spasial.

1. Data Atribut
Data atribut adalah data yang ada pada keruangan atau lokasi. Atribut menjelaskan suatu informasi.
2. Data Spasial atau Data Keruangan
Data spasial adalah data yang menunjukkan ruang, lokasi atau tempat di permukaan bumi. Data spasial disajikan dalam dua bentuk atau model, yang pertama yaitu bentuk raster disajikan dalam bentuk bujur
sangkar atau sistem grid, yang kedua bentuk vektor disajikan dalam bentuk sistem koordinat.
Dapat dijelaskan bahwa titik awal dan titik akhir poligon memiliki nilai koordinat yang sama atau poligon tertutup sempurna. Gambar tersebut merupakan gambar sistem koordinat raster terletak di sudut kiri atas.
Nilai x akan meningkat ke kanan dan nilai y akan membesar ke bawah.

Dengan sistem koordinat seperti gambar di atas, semua kenampakan di muka bumi dapat dijelaskan. Semakin pendek jarak antartik pada sumbuh x, dan sumbu y, maka gambar yang berbentuk akan mendekati
kenyataan sebenarnya.
b. Proses
Proses dalam SIG dapat berfungsi untuk memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data yang tersimpan dalam komputer. Jenis analisis data sebagai berikut: analisis lebar, analisis penjumlahan aritmatika, dan
analisis garis bidang.

c. Keluaran (output)
Data yang sudah dianalisis oleh SIG akan memberikan informasi pada pengguna data sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Keluaran SIG dapat berupa peta cetakan (hard copy),
rekaman (soft copy), dan tayangan (display).

Dengan SIG, setiap orang dapat membuat peta dan kemudian mengubah atau memodifikasinya dengan cepat kapan saja. Di samping itu, pengguna SIG juga dapat memproses ulang pembuatan peta dengan tingkat
ketelitian tinggi kapan saja sebagai contoh dalam pembuatan peta Amerika Selatan berdasarkan berbagai informasi atau tema yang tersedia.

Komponen SIG
Dalam kerja SIG, diperlukan komponen-komponen SIG yang merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan.

Berikut ini adalah komponen-komponen SIG:

1. Perangkat keras (hardware), berupa suatu unit komputer terdiri atas CPU, VDU, disk drive, tape drive, digitzer, printer, dan plotter.
2. Perangkat lunak (software), berupa modul-modul program misal Arc/info, Arc View, Map Info, R2V, dan sebagainya.
3. Data dan informasi geografi, berupa data spasial (peta) foto udara, citra satelit dan data atribut seperti data penduduk, data industri, dan pertambangan.
4. Manajemen berupa sumber daya manusia yang mempunyai keahlian mengolah SIG.
Dari uraian diatas secara keseluruhan, maka SIG tidak hanya diterapkan dalam bidang sumber daya alam, tetapi sekarang berkembang pada bidang perencanaan pembangunan.

Berkembangnya SIG yang menggunakan batuan teknologi komputer yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak dapat dimanfaatkan untuk membantu pemecahan masalah yang muncul dalam penanganan
berbagai data.

Informasi Lewat Jaringan


Jika perlu, pada tahap berikutnya adalah mengaitkan basis data dengan jaringan (network) melalui internet agar dapat diakses oleh orang lain. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua informasi dapat diakses
dengan mudah. Hal ini ada kaitannya dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam membuat SIG, sehingga informasi tersebut kadang-kadang harus dibeli atau dengan kompensasi lainnya.

Agar tampilan peta SIG yang kita buat berdasarkan tahapan di atas lebih menarik dan informatif, maka perlu ditamplikan dalam bentuk tiga dimensi. Contohnya, untuk menganalisis daerah rawan longsor, maka
tampilan peta tiga dimensi sangata dibutuhkan agar dapat dilihat bentuk morfologi suatu wilayah lebih jelas.

Memang, apabila kita kaji dari beberapa pengertian sebelumnya tentang SIG selalu identik dengan penggunaan komputer. Bagi kalian yang tidak memiliki fasilitas tersebut di sekolahnya, tidak perlu khawatir.
Karena yang terpenting dari SIG adalah cara kerjanya yang meliputi pemasukan data, pengambilan dan penyimpanan data, analisis dan manipulasi data, dan pelaporan.

SIG berkepentingan dengan data ruang waktu dan sering tapi tidak selalu perlu, menggunakan komputer. Penggunaan komputer hanya untuk mempercepat analisis dan menyimpan data dalam jumlah banyak. Secara
sederhana dapat kamu lakukan melalui pengoperasian SIG secara konvensional. Karena pada dasarnya, SIG berawal dari pemetaan secara konvensional.

Pembangunan Berkelanjutan
Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan mengandung arti sudah tercapainya keadilan sosial dari generasi ke generasi. Dilihat dari pengertian lainnya, pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan nasional yang
melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem. Pada proses pelaksanaannya Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestarian lingkungannya agar kualitas
lingkungan tetap terjaga. Kelestaraian lingkungan yang tidak terjaga, akan menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan hilang.

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau menurunkan kemampuan
generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada dasarnya konsep ini merupakan strategi pembangunan yang memberikan batasan pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumberdaya yang ada didalamnya. Ambang batas ini tidak absolut
(mutlak) tetapi merupakan batas yang luwes (flexible) yang bergantung pada teknologi dan sosial ekonomi tentang pemanfaatan sumberdaya alam, serta kemampuan biosfer dalam menerima akibat yang
ditimbulkan dari kegiatan manusia.

Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah semacam strategi dalam pemanfaatan ekosistem alamiah dengan cara tertentu sehingga kapasitas fungsionalnya tidak rusak untuk memberikan manfaat
bagi kehidupan umat manusia.

Hal ini bukan saja untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat generasi mendatang. Dengan demikian diharapkan bahwa kita tidak saja mampu
melaksanakan pengelolaan pembangunan yang ditugaskan (to do the thing right), tetapi juga dituntut untuk mampu mengelolanya dengan suatu lingkup yang lebih menyeluruh (to do the right thing)

Latar Belakang Pembangunan Berkelanjutan


Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan merupakan proses pengolahan sumber daya alam dan pendayagunaan sumber daya
manusia dengan memanfaatkan tekhnologi. Dalam pola pembangunan tersebut, perlu memperhatikan fungsi sumber daya alam dan sumber daya manusia, agar dapat terus-menerus menunjang kegiatan
atau proses pembangunan yang berkelanjutan. Pengertian pembangunan berkelanjutan itu sendiri adalah perubahan positif sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana
masyarakat bergantung padanya.

Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan proses pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas politiknya tergantung pada dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahannya,
kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia usahanya. Proses pembangunan terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara spiritual maupun material. Definisi ini menunjukan bahwa
adanya suatu pembangunan karena suatu kebutuhan, dan masalah. Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah suatu harapan. Sedangkan jika harapan tersebut tidak tercapai berarti, hal
itu adalah masalah.

Dengan demikian pembangunan mempunyai hubungan yang erat dengan masalah. Karena titik tolak pembangunan dimulai dari tindakan mengurangi masalah tersebut dengan tujuan memenuhi kebutuhan
dan meningkatkan untuk mencapai suatu tingkatan yang layak. Pembangunan yang tidak bertitik tolak dari masalah berarti ada indikasi kesalahan konsep dan model pembangunan tersebut berorientasi
pada penyelesaian masalah sebagai penyebab akar masalah bukan akar masalahnya.

Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan
untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan
hidup.

Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat fisik dan berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung resiko terjadinya perubahan ekosistem yang
selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain berwawasan sosial dan ekonomi juga
harus berwawasan lingkungan.

Hakikat Pembangunan Berkelanjutan


Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup perlu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara cermat dan bijaksana.

 Sumber daya alam yang mencakup air, tanah, udara, hutan, kandungan mineral, dan keanekaragaman hayati.
 Sumber daya manusia yang mencakup jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan, keterampilan, dan kebudayaan.
 Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup transportasi, informasi, komunikasi, dan hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) lainnya.

Sumber-sumber daya tersebut sifatnya terbatas, sehingga dalam penggunaannya harus cermat dan bijaksana. Ketidakcermatan dan kekurangbijaksanaan dalam penggunaan sumber daya dapat menimbulkan
beragam masalah, seperti polusi lingkungan, kerusakan sumber daya alam, dan timbulnya masalah permukiman.

Pembangunan berwawasan lingkungan yang dikenal dengan pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan sumber daya
alam secara bijaksana, efisiensi, dan memerhatikan pemanfaatannya, baik untuk masa kini maupun yang akan datang.

Pembangunan berwawasan lingkungan yang memerhatikan keberlanjutan lingkungan hidup memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Menjamin Pemerataan dan Keadilan. Strategi pembangunan yang berwawasan lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dan faktor produksi, pemerataan kesempatan bagi perempuan,
dan pemerataan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan.
2. Menghargai Keanekaragaman Hayati Keanekaragalan hayati merupakan dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber daya alam selalu
tersedia secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan datang.
3. Menggunakan Pendekatan Integratif Dengan menggunakan pendekatan integratif, maka keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan dapat dimungkinkan untuk masa kini dan
masa yang akan datang.
4. Menggunakan Pandangan Jangka Panjang Pandangan jangka panjang dilakukan untuk merencanakan pengelolaan pemanfaatan sumber daya yang mendukung pembangunan agar secara berlanjut
dapat digunakan dan dimanfaatkan.

Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan tindakan yang mampu melestarikan lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri sebagai berkut.

 Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
 Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak merusak lingkungan.
 Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang sama maupun kurun waktu yang
berbeda secara berkesinambungan.
 Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok, melindungi, serta mendukung sumber alam bagi kehidupan secara berkesinambungan.
 Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi dan kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun masa yang akan
datang.

Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990), mengatakan bahwa kebijakan lingkungan dalam kaitannya dengan pembangunan yang berklanjutan sebagai berikut :

1. Mengingat kembali pertumbuhan. Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan ekonomi, yang mempunyai kaitan langsung dengan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk mengetahui
kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari pendapatan per kapitanya. Negara yang sedang berkembang pertumbuhan miimum dari pendapatan nasional 5% per tahun.
2. Mengubah kualitas pertumbuhan yang berhubungan dengan tindakan pelestarian sumber daya alam, perbaikan pemerataan pendapatan, dan ketahanan terhadap berbagai krisis
ekonomi.
3. Memenuhi kebutuhan dasar manusia, anara lain pangan, papan, sandang, energi, air, dan sanitasi harus dapat memenuhi standar minimum bagi golongan ekonomi lemah.
4. Memastikan tercapainya jumlah penduduk yang berkelanjutan. Jumlah penduduk yang mampu mendukung pembangunan berkelanjutan adalah penduduk yang stabil dan sesuai
dengan daya dukung lingkungan. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi (>2% per tahun), seperti yang terjadi di negara-negara sedang berkembang perlu ada penurunan
penduduk menuju tingkat pertumbuhan 0% (zero population growth).
5. Menjaga kelestarian dan meningkatkan sumber daya dengan penciptaan dan perluasan lapangan kerja, pelestarian, dan penggunaan energi secara efisien, pencegahan pencermaran
(air dan udara) sedini mungkin.
6. Berorientasi pada teknologi dalam pengelolaan resiko, antara lain penciptaan inovasi teknologi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
7. Menggabungkan kepentingan lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan. Misalnya, kebijakan efisiensi penggunaan energi dengan biaya produksi minimal dapat
menggunakan energi semaksimal mungkin.

Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara lain,

 Menjamin pemerataan dan keadilan.


 Menghargai keanekaragaman hayati.
 Menggunakan pendekatan integratif.
 Menggunakan pandangan jangka panjang.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan berikut ini:

1. Tanpa Kemiskinan
Pengentasan dari segala jenis kemiskinan di semua tempat.
2. Tanpa kelaparan
Mengakhiri kelaparan untuk mencapai ketahanan pangan serta untuk perbaikan nutrisi, dan menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
3. Kehidupan sejahtera dan sehat
Mendukung kesejahteraan serta menggalakkan hidup sehat untuk semua usia.
4. Pendidikan berkualitas
Mendorong kesempatan belajar seumur hidup serta memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif bagi semua orang.
5. Kesetaraan gender
Memberdayakan semua perempuan serta mencapai kesetaraan gender.
6. Air bersih dan sanitasi layak
Menjamin akses atas air serta sanitasi untuk semua.
7. Energi bersih dan terjangkau
Memastikan akses pada energi yang bisa diandalkan, yang terjangkau, modern dan berkelanjutan untuk semua.
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan lapangan pekerjaan serta pekerjaan yang layak untuk semua.
9. Industri, inovasi dan infrastruktur
Mempromosikan industrialisasi berkelanjutan, membangun infrastruktur yang kuat dan mendorong inovasi.
10. Berkurangnya kesenjangan
Mengurangi kesenjangan di antara negara-negara dan di dalam.
11. Kota dan komunitas berkelanjutan
Membuat perkotaan menjadi aman, inklusif, kuat, serta berkelanjutan.
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
Memastikan pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
13. Penanganan perubahan iklim
Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim serta dampaknya.
14. Ekosistem laut
Penggunaan serta perlindungan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
15. Ekosistem daratan
Memelihara hutan secara berkelanjutan, menghentikan serta memperbaiki kerusakan lahan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh
Mendorong masyarakat adil, damai, serta inklusif.
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan
Menghidupkan kembali kerjasama global untuk pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan Yang Dilakukan Di Indonesia


Perjalanan kemerdekaan Indonesia selama ini selalu penuh dengan pembangunan yang mengiringinya. Sampai saat inipun pembangunan pasti terus dilakukan sebagai bentuk pengaruh perkembangan
zaman yang ada. Pembangunan di Indonesia yang diawali pada masa Orde Lama terus berlanjut walaupun dengan berbedanya masa kekuasaan selanjutnya yaitu Orde Lama yang dilanjutkan dengan masa
Reformasi.
Pada masa Orde Lama pembangunan memang baru dimulai. Penataan akan sistem pembangunan pun mulai sedikit demi sedikit diarahkan. Namun, keadaan politik mulai terguncang dan stabilitas negara
terganggu akibat masalah yang ada. Pemerintahan pun beralih pada penguasaan Orde Baru. Sistem pemerintahan pun mulai diarahkan dengan mencanangkan program pembangunan. Pembangunan yang
awalnya memang berjalan baik dan dirasakan berdampak positif, akhirnya menjadi ladang untuk melakukan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Penjalaran selanjutnya berakibat pada utang luar negeri yang dilakukan kolega-kolega dalam praktek KKN dan juga pihak swasta yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya,  utang tersebut beralih pada
rakyat Indonesia. Keadaan ini diperparah dengan peran media massa dan juga pengawasan ketat dalam hal politik sehingga banyak batasan-batasan dalam pengetahuan tentang keadaan pemerintahan,
sampai akhirnya dimulailah gerakan reformasi menuntut perubahan yang lebih baik.

Era reformasi pun sampai kini sedang berlangsung. Perubahan akan sistem pembangunan dilakukan untuk memperbaiki ketimpangan dalam pemerintahan yang lama. Program-program baru pun mulai
bergulir dan memberikan pengaruh yang berbeda dengan bentuk pemerintahan yang lebih demokratis.

Amdal
Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup. Amdal bukanlah suatu proses yang berdiri
sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses Amdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal merupakan bagian dari beberapa hak berikut :

1. Pengelolaan Lingkungan
Dalam melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan diperlukan adanya susunan rencana pengelolaan lingkungan. Susunan rencana pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan setelah diketahui
dampak-dampak yang akan terjadi akibat proyek yang akan dilakukan. Di sinilah peranan penting AMDAL agar proyek pembangunan yang dilakukan tidak memberikan dampak buruk bagi
lingkungan.
2. Pengelolaan Proyek
Dalam pengelolaan proyek, peranan AMDAL adalah terlebih dahulu melakukan fase-fase berikut :
a)Fase Identifikasi
b)Fase studi kelayakan
c)Fase desain kerekayasaan (engineering design) atan fase rancangan
d)Fase pembangunan proyek
e)Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi
f)Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca opeasi (post operation)
3. Pengambilan Keputusan
Dari hasil AMDAL, dapat diketahui apakah suatu aktivitas pembangunan akan berdampak baik atau buruk pada lingkungan. Pemerintah pun akan mengambil keputusan dari hasil AMDAL
tersebut. Jika berdampak baik, maka pembangunan akan dilanjutkan secara berkesinambungan. Akan tetapi jika kegiatan pembangunan tersebut berdampak buruk pada lingkungan, maka
kegiatan tersebut tidak akan dilakukan atau dilakukan alternatif-alternatif lain yang dapat menghilangkan atau meminimalisasi dampak negatif tersebut.
4. Dokumen yang Penting
Laporan AMDAL merupakan dokumen penting yang merupakan sumber informasi yang sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan :
a)Sebagai informasi pembanding dalam hasil analisis
b)Sebagai sumber informasi yang penting untuk proyek yang akan dilaukan di daerah dekat lokasi tersebut.
c)Dokumen penting yag dapat digunakan di pengadilan dalam menghadapi tuntutan proyek lain, masyarakat atau instansi pengawas.

Secara umum, kegunaaan AMDAL adalah :

 Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak rusak.


 Menghindari efek samping dari pengelolaan sumber daya alam.
 Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran, sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.
 Mengetahui manfaat yang berdaya guna dan berhasil guna bagi bangsa, negara, dan masyarakat.
Masalah Pembangunan Berkelanjutan
Permasalahan pembangunan berkelanjutan sekarang telah merupakan komitmen setiap orang, sadar atau tidak sadar, yang bergelut di bidang pembangunan. Permasalahan pembangunan berkelanjutan juga
tak dapat diabaikan dalam perkembangan berbagai ilmu pengetahuan dan tekonologi,

Konsep pembangunan berkelanjutan diperkenalkan sebagai hasil debat antara pendukung pembangunan dan pendukung lingkungan. Konsep pembangunan yang berkelanjutan ini terus berkembang. Pada
tahun 1987, Edward B. Barbier mengusulkan bahwa pembangunan berkelanjutan harus dilihat sebagai interaksi antara tiga system : sistem biologis dan sumber daya, sistem ekonomi dan sistem sosial.
Selain itu, dalam menjelaskan konsep pembangunan berkelanjutan ini, Budimanta membandingkan perkembangan kota Jakarta dengan kota-kota lain di Asia, yaitu Bangkok, Singapura, Tokyo yang
memiliki kualitas pembangunan yang berkelanjutan yaitu cara berpikir yang integrative, perspektif jangka panjang mempertimbangkan keanekaragaman dan distribusi keadilan social ekonomi. (Arif
Budimanta Dalam Bunga Rampai, 2005: 375-377)

Kemiskinan serta kerusakan lingkungan hidup merupakan ancaman utama bagi proses pembangunan berkelanjutan dengan melihat tujuan dari pembangunan berkelanjutan yaitu mencapai masyarakat
sejahtera (masyarakat berkelanjutan) dalam lingkungan hidup yang berkelanjutan. (Madrim Djody Gondokusumo dalam Bunga Rampai, 2005: 405)

Berikut dibahas mengenai tiga masalah yang merupakan hambatan dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yaitu masalah kemiskinan, masalah kualitas lingkungan hidup  dan masalah
keamanan dan ketertiban.

 Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu kelompok (masyarakat pra sejahtera), dan terdapat di mana-mana, baik di Negara maju maupun di Negara-negara yang sedang
berkembang. Ketidakadilan itu terlihat dari tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka untuk bertahan hidup dalam kesehatan yang baik, sulitnya mendapat akses ke pelayanan publik (sanitasi sehat,
air bersih, pengelolaan sampah ) rumah sehat, RTH, pelayanan pendidikan dan sebagainya.

Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya akses kepemilikan hak atas tanah yang mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk mendapat akses ke pekerjaan yang baik dan stabil.
Ketidakadilan itu menyebabkan masyarakat miskin tetap miskin dan mengancam proses pembangunan yang berkelanjutan. Kerusakan lingkungan, kondisi permukiman buruk atau kumuh dalam suatu
kawasan memperlihatkan bahwa kawasan tersebut sedang dalam proses tidak berkelanjutan. (Madrim Djody Gondokusumo dalam Bunga Rampai, 2005: 410).

Krisis ekonomi yang menyebabkan naiknya harga kebutuhan bahan pokok telah menimbulkan berbagai kerusuhan. Kerusuhan ini bahkan telah menembus sampai kawasan pedesaan atau kawasan
pinggiran kota. Hal ini disebabkan desa telah kehilangan daya tahan menghadapi krisis. Kultur agraris yang menjadi basis pertahanan ekonomi desa telah hilang maupun ditinggalkan, diganti dengan pola
modern yang tergantung pada industri.
Sementara industry yang diharapkan mampu menopang sektor pertanian, kondisinya sangat rentang dan keropos, karena ketergantungannya pada bahan baku impor.

Kebijakan tegas untuk meninggalkan kultur agraris, karena ada pandangan bahwa pola pertanian yang ada selama ini tidak memberikan nilai tambah, sangatlah naif. Nilai tambah yang dimaksud dalam
konteks tersebut adalah yang bisa memberikan konstribusi devisa, bukan dalam pengertian mampu memberikan daya hidup pada komunitas desa. Bahkan kecenderungannya adalah mengubah kawasan
pedesaan yang mampu mandiri berbasis pertanian keanekaragaman hayati, sebagai ajang konversi, menjadi kawasan industri dan kawasan permukiman perkotaan.
Ketahanan kita akan kebutuhan bahan pokok sangatlah kurang, karena investasi yang ada selama ini bukan untuk pembangunan industri yang berbasis sumber daya alam hayati (agroindustry). Tempe, yang
merupakan makanan Indonesia sejak dahulu kala, ternyata kita belum mampu menjadi produsen bahan baku kedelainya hingga kini.

Kedelai hingga kini masih harus diimpor. Semuanya itu disebabkan kita belum pernah mengadakan penelitian bioteknologi, yang dapat mendukung pola agraris yang kita miliki agar efisien. Penelitian
yang ada selama ini bukan membumi, tetapi menuju ke langit. Untuk itu, dalam rangka peningkatan ketahanan akan kebutuhan bahan pokok, diperlukan upaya pembangunan daerah yang berbasis
keanekaragaman hayati setempat.(Sugandi, 2007: 46-50)
Penelitian – penelitian terbaru menunjukkan bahwa kemiskinan tidaklah statis.

Orang miskin bukanlah orang yang pasif. Ia adalah manajer seperangkat asset yang ada di seputar diri dan lingkungannya. Keadaan ini terjadi pada orang yang miskin yang hidup di Negara yang tidak
menerapkan sistem Negara kesejahteraan (welfare state). Sistem yang dapat melindungi warganya menghadapi kondisi-kondisi yang memburuk yang mampu ditangani oleh dirinya sendiri. Kelangsungan
hidup individu dalam situasi seringkali tergantung pada keluarga yang secara bersama-sama dengan jaringan sosial membantu para anggotanya dengan pemberian bantuan keuangan, tempat tinggal dan
bantuan-bantuan mendesak lainnya.

Pendekatan kemiskinan yang berkembang selama ini perlu dilengkapi dengan konsep keberfungsian sosial yang lebih bermatra demorasi-sosial ketimbang neo-liberalisme. Rebounding atau pelurusan
kembali makna keberfungsian sosial ini akan lebih memperjelas analisis mengenai bagaimana orang miskin mengatasi kemiskinannya, serta bagaimana struktur rumah tangga, keluarga kekerabatan, dan
jaringan sosial mempengaruhi kehidupan orang miskin. Paradigma baru lebih menekankan pada “apa yang dimiliki si miskin ” ketimbang ” apa yang tidak dimiliki si miskin ”. (Suharto, 2005 : 148)

Pada akhirnya kebijakan pengurangan kemiskinan yang selama ini yaitu pendekatan top-down dalam perencanaan kebijakan yang sekarang dilakukan, yaitu pemerintah dan para pakar menganggap dirinya
yang paling mengetehaui tentang proses-proses yang terjadi dimasyarakat, perlu diganti dengan pendeketan bottom-up, yaitu melibatkan partisipasi masyarakat melalui dialog-dialog yang demokratis,
menghargai perbedaan-perbedaan, keadilan dan kesetaraan jender. Ilmu pengetahuan modern antroposentris sebagai dasar perencanaan kebijakan publik untuk mengelola kehidupan masyarakat dan
lingkungan perlu diganti dengan ilmu pengetahuan yang bersifat non-antroposentris, menghargai etika dan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan di lingkungan alam. (Madrim Djody Gondokusumo Dalam
Bunga Rampai, 2005 : 418)

 Masalah Kualitas Lingkungan Hidup


Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan lingkungan, yaitu mengurangi resiko lingkungan atau dan memperbesar manfaat lingkungan. Sejak berabad tahun yang lalu nenek moyang kita telah
merubah hutan menjadi daerah pemukiman dan pertanian. Perubahan hutan menjadi sawah merupakan usaha untuk memanfaatkan lahan untuk produksi bahan makanan dibawah kondisi curah hujan yang
tinggi dan juga untuk mengurangi resiko erosi di daerah pegunungan. Hingga sekarang pencetakan sawah masih berjalan terus. Dengan perubahan hutan atau tata guna lahan lain menjadi sawah berubahlah
pula keseimbangan lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada hakekatnya tidak bisa dilepaskan dari pembangunan manusia itu sendiri. Manusia merupakan subjek sekaligus objek pembangunan.
Manusia berada pada posisi sentral sahingga pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilya tidak boleh mengabaikan dimensi manusianya. Untuk dapat melakukan hal tersebut, diperlukan pendekatan
pembangunan yang menitikberatkan pada segi manusia.

Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup manusia. Di lain pihak, pembangunan yang makin meningkat akan memberikan dampak negatif, berupa resiko pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup, yang mengakibatkan rusaknya struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan. Kerusakan ini pada akhirnya akan menjadi beban yang malah
menurunkan mutu hidup manusia, sehingga apa yang menjadi tujuan pembangunan akan sia-sia.

Terpeliharanya keberlanjutan fungsi lingkungan hidup merupakan kepentingan manusia, sehingga menuntut tanggung jawab dan perannya untuk memelihara dan meningkatkan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup. Keberlanjutan pembangunan harus memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia, serta pengembangan sumber daya buatan, dan menjadi
sarana untuk mencapai keberlanjutan pembangunan, serta menjadi jaminan bagi kesejahteraan serta mutu hidup generasi masa kini dan generasi mendatang.

 Masalah Keamanan dan Ketertiban


Permasalahan ini diperberat dengan masalah ketertiban Karena tidak disiplinnya masyarakat. Hal ini tercermin dengan jelas antara lain dalam disiplain berlalu lintas. Saat ini juga semakin sering terjadi
demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah, terutama di kota-kota besar.

Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal seperti tidak adanya sosialisasi dari pemerintah, kurangnya pelibatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, kurangnya pemahaman akan hak-hak dan
tanggung jawab masyarakat dalam pembangunan dan lain sebagainya.( Gita Chandrika Napitupulu dalam Bunga rampai, 2005 : 9-10)

Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Berkelanjutan


Perubahan yang terjadi disekitar kita sebagai dampak positif pembangunan berkelanjutan dapat menjadi pemicu perbaikan diberbagal sektor, namun demikian tidak dapat dilupakan juga tentang dampak
negatif pembangunan berkelanjutan yang mungkin dapat membahayakan lingkungan terutama terkait pelestarian terhadap alam sekitar. Pembangunan jangka panjang maupun pembangunan jangka pendek
yang dilakukan oleh manusia secara tidak langsung akan menimbulkan dampak bagi lingkungan, karena manusia tidak dapat terlepas dan lingkungan hidup. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan dapat menjadi salah satu dampak dan adanya pembangunan.
Berikut ini beberapa dampak pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan manusia itu sendiri.

Dampak Positif Pembangunan Berkelanjutan

1. Penduduk akan memiliki penghasilan tetap sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
2. Tercukupinya kebutuhan aneka barang di masyarakat karena perindustrian terus memproduksinya.
3. Ketersediaan bahan baku atau bahan mentah yang melimpah di perindustrian
4. Terciptanya lapangan kerja bagi penduduk karena proses produksi yang terus menerus.
5. Pengetahuan masyarakat tentang teknologi kerja meningkat
6. Memperkecil ketergantungan Negara pada luar negeri karena menurunnya angka impor barang dan jasa.

Dampak Negatif Pembangunan Berkelanjutan

 Terjadi polusi udara disebabkan oleh asap-asap dan pabik akibat dari produksi yang terus menerus.
 Apabila tidak ditangani dengan baik, maka limbah industri dari pabrik dan industri akan menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara.
 Akibat pencemaran akan menyebabkan kerusakan Iingkungan, wabah penyakit, dan menghilangkan keindahan alam.

Anda mungkin juga menyukai