Anda di halaman 1dari 3

Anggota : Azhara, Intan, Niken, Reni, Sri M

Kelas : XII IPA 7

JUM’AT 4 SEPTEMBER 2020

1.Mengapa faktor ekonomi dianggap sebagai penyebab utama meningkatnya angka


putus sekolah ?

Jawab :

Karena kurangnya pendapatan keluarga yang menyebabkan orang tua terpaksa


bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga pendidikan anak
kurang terperhatikan dengan baik dan bahkan membantu orang tua dalam mencukupi
keperluan pokok untuk makan sehari-hari misalnya anak membantu orang tua ke
sawah, karena di anggap meringankan beban orang tua anak di ajak ikut orang tua ke
tempat kerja yang jauh dan meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama.

2.Apabila dikaitkan dengan Pancasila, kasus tingginya angka putus sekolah menjadi
kendala wajib belajar 12 tahun merupakan ketidaksesuaian dari sila keberapa? Berikan
alasannya!

Jawab:

Sila kelima. Fenomena putus sekolah pada dasarnya diakibatkan tidak


adanya/terputusnya akses masyarakat untuk memperoleh pendidikan, sementara
kelompok masyarakat yang lain dapat menikmati akses ini. Kejadian ini berlawanan
dengan semangat keadilan sosial yang termaktub dalam sila kelima Pancasila.
Sudah seharusnya seluruh komponen masyarakat memiliki akses yang sama untuk
memperoleh pendidikan.

3.Adakah faktor lain selain faktor ekonomi yang menjadi penyebab meningkatnya
angka putus sekolah? Apabila ada, apa saja faktor tersebut?

Jawab :

Faktor internal :

-Di dalam diri anak tersebut, putus sekolah terjadi karena adanya rasa malas untuk
pergi sekolah dengan adanya rasa minder, tak bisa bersosialisasi dengan lingkungan
sekolahnya, sering menjadi bahan cemoohan karena tidak mampu dalam membayar
kewajiban biaya sekolah.

-Adanya pengaruh yang berasal dari teman sehingga dirinya merasa ingin dan ikut-
ikutan apabila diajak untuk merokok, bermain, seperti bermain PlayStation atau Game
Online di Warung Internet, hingga akhirnya sering membolos dan tak ingin berangkat
sekolah. Hal ini menjadi penyebab tidak naik kelas, prestasi di sekolah menurun dan
malu untuk pergi kembali ke sekolah.

-Anak yang terkena sanksi karena sering absen, sehingga keluar dari sekolah.
Faktor Eksternal :

-Keadaan status ekonomi keluarga

Ekonomi yang kurang mencukupi atau kurang mumpuni memang bukanlah


menjadi hal yang tabu dan tidak ganjil lagi bagi masyarakat. Jika ekonomi di keluarga
serba kekurangan, maka lebih memilih untuk tidak meyekolahkan anaknya karena
mengingat biaya sekolah yang begitu mahal.

-Kurangnya perhatian dari orang tua

Perhatian memang begitu dibutuhkan oleh anak dalam menunjang kehidupan


dan pendidikan sehingga anak menjadi lebih semangat dan termotivasi. Perhatian
yang kurang akan sekolah, bisa menjadikan anak tersebut tak tertarik sama sekali
dengan sekolah.

-Hubungan orang tua yang kurang harmonis

Terkadang, dalam suatu hubungan di lingkungan keluarga begitu terasa kurang


harmonis, banyak sekali contohnya hubungan yang kurang harmonis yang terjadi
antara anak dan orang tua sehingga muncul kasus-kasus yang bermasalah bahkan
hingga terjadi tragedi yang mengerikan seperti adanya penyiksaan, penggertakan
yang memang sama sekali tak pantas apabila diterapkan di dalam lingkup keluarga.

4.Pada saat ini, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk


menanggulangi permasalahan ini, di antaranya dengan memberikan Bantuan
Operasional Sekolah, beasiswa, sekolah gratis, dan sebagainya. Menurut Anda, apakah
upaya pemerintah tersebut sudah berhasil? Kemukakan indikator keberhasilannya.

Jawab:

Menurut Kami , upaya yang di lakukan oleh Pemerintah Sudah Berhasil Hanya
saja belum optimal. Pemerintah masih belum bisa menjangkau seluruh anak bangsa
yang ada di Indonesia. Walaupun sudah ada beberapa sekolah telah di bebaskan biaya
kewajiban untuk membayar sekolah , akan tetapi belum semua siswa dapat merasakan
bantuan dari pemerintah itu dan membuat semakin banyaknya angka siswa yang
putus sekolah. Selain itu pada kota besar sering kali terjadi kecurangan , siswa atau
siswi yang dapat dikategorikan cukup mampu justru mendapatkan bantuan dana dan
bebas dari kewajiban biaya sekolah. Ini lah yang perlu pemerintah perhatikan untuk
kedepannya agar lebih bijak, supaya anak-anak seluruh indonesia bisa merasakan
bantuan tersebut terutama yang kurang mampu tersebut.

5.Selain Pemerintah, siapa lagi yang bertanggung jawab untuk mengatasi masalah
ini? Apa saja peran yang bisa ditampilkannya?

Jawab :

Selain pemerintah, yang bertanggung jawab dalam menangani masalah ini


adalah orang tua sendiri, guru, teman-temannya,pacarnya dan dirinya sendiri. Peran
mereka sangat penting untuk membangkitkan motivasi anak-anak sehingga minat
anak untuk bersekolah tinggi dan menjadi hal yang perlu untuk dilakukan. Terlebih
adanya peran dari orang lain yang membantu motivasi dan memberikan semangat,
serta dari pribadi diri sendiri yang memang dengan niat penuh akan belajar.

6.Apa solusi yang kalian ajukan untuk mengatasi masalah ini? Bagaimana
strateginya supaya solusi itu berhasil?

Jawab :

Solusi yang saya ajukan, menurut saya agar Pemerintah lebih jeli dalam
memberikan bantuan dana kepada masyarakat yang benar-benar kurang mampu,
sehingga tidak ada penyalagunaan dana yang semestinya untuk orang tidak mampu,
malah untuk orang yang bisa dibilang mampu. Dalam prinsipnya juga Pemerintah
harus mampu mementingkan sekolah, karena anak merupakan aset bangsa di masa
mendatang. Tidak hanya fasilitas-fasilitas umum saja, sekolah juga perlu untuk
diperhatikan. Pemerintah juga perlu bersosialisasi dengan datang langsung ke
sekolah-sekolah atau bisa melalui internet menjelaskan betapa pentingnya sekolah
itu.

7.Kemukakan bentuk pelanggaran Hak Warga Negara yang pernah terjadi di daerahmu.
Serta bagaimana solusi untuk menyelesaikannya?

Jawab :

Jika membicarakan mengenai daerah sekitar, tidak sedikit bentuk pelanggaran


hak warga negara yang terjadi. Misalnya, anak-anak memang sudah sepantasnya untuk
sekolah, diberikan hak untuk sekolah, akan tetapi malah hak tersebut diselewengkan,
contohnya masih remaja malah menikah dini, adanya pergaulan bebas yang sangat
merugikan bagi anak-anak, serta bisa mengonsumsi narkoba bahkan merokok. Untuk
mengatasi hal tersebut, bisa dengan mencari akar-akar penyebabnya, lalu
diselesaikan hingga akarnya ditemukan, dan pentingnya bimbingan dari semua orang
dan membatasi internet dengan selalu menjaga anak-anak supaya menggunakan
dengan hal positif. Mengingat internet banyak informasi yang bukan seharusnya,
yang bisa diakses siapapun, tanpa batasan usia, nah itulah peran orang tua untuk
mendampingi dan meluruskannya.

Anda mungkin juga menyukai