Anda di halaman 1dari 5

Nama : Adinda fitria

Kelas : Xii Mipa 7

Tugas Kelompok 1.1

1). Mengapa faktor ekonomi dianggap sebagai penyebab utama meningkatnya angka putus sekolah ?

Jawab :

Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan orang tua terpaksa bekerja keras mencukupi kebutuhan
pokok sehari-hari, sehingga pendidikan anak kurang terperhatikan dengan baik dan bahkan membantu
orang tua dalam mencukupi keperluan pokok untuk makan sehari-hari misalnya anak membantu orang
tua ke sawah, karena di anggap meringankan beban orang tua anak di ajak ikut orang tua ke tempat
kerja yang jauh dan meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama.

Dan apa lagi yang menjadi buruh tanpa tujuan untuk membantu pekerjaan orang tua, setelah merasa
enaknya membelanjakan uang hasil usaha sendiri akhirnya anak tidak terasa sekolahnya ditinggalkan
begitu saja, anak perempuan di suruh mengasuh adiknya di waktu ibu sibuk bekerja.

2).Apabila dikaitkan dengan Pancasila, kasusu tersebut merupakan ketidaksesuaian dari sila keberapa?
Berikan alasannya!

Jawaban:

Tingginya angka putus sekolah jadi kendala wajib belajar 12 tahun adalah bentuk ketidaksesuaian dari
sila kelima Pancasila.

Penjelasan:

Sila kelima Pancasila merupakan sila yang mengamanatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salah satu bentuk keadilan sosial adalah kesempatan untuk memperoleh pendidikan selama 12 tahun.
Oleh karena itu, jika terjadi angka putus sekolah yang tinggi, maka ini merupakan bentuk
ketidaksesuaian sila kelima yang harus diatasi.

3). Adakah faktor lain selain faktor ekonomi yang menjadi penyebab meningkatnya angka putus
sekolah ? Apabila ada, apa saja faktor tersebut ?

Jawab :
Ya, ada. Faktor – faktor lain yang menyebabkan anak putus sekolah yaitu :

1. Faktor yang datangnya berasal dari diri anak itu sendiri, seperti anak yang malas berangkat sekolah
karena tidak memiliki minat dalam pendidikan. Hal ini karena faktor lingkungan yang mempengaruhi
anak tersebut, misalnya saja karena malas belajar karena kebanyakan main game dan menonton tv,
desakan pergaulan, pola pikir anak yang menganggap pendidikan tidak penting kemudian rasa minder
karena anak tidak bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya dan kesenjangan ekonomi kemudian
keadaan lingkungan sperti keluarganya yang kurang memotivasi anak untuk sekolah yang menjadi
penyebab anak enggan ke sekolah.

2. Pemaksaan hak oleh orang tua. Pendidikan merupakan kewajiban dari orang tua, namun kadang ada
orang tua yang mengatur pendidikan yang dipilih dari anaknya dan sering bersifat memaksa. Pendidikan
yang dipilih orang tua selalu dianggap terbaik untuk mereka, walaupun keinginan, minat dan bakat, dan
kemampuan dari si anak tidak sesuai. Anak yang terpaksa menuruti pendidikan dari orang tuanya yang
tidak sesuai dengan keinginanya akan berpengaruh pada psikologisnya. Dalam belajar anak tersebut
akan cenderung bertele-tele dan asal-asalan dalam menimba ilmu di sekolah, kemudian mengakibatkan
nilai dari anak tersebut jelek dan berujung pada putus sekolah.

3. Kurangya prasarana dan fasilitas penunjang pendidikan. Sering kita jumpai dalam media massa
pemberitaan tentang anak-anak yang bersekolah di bawah jembatan, tidak adanya transportasi untuk
pergi ke sekolah sampai ada yang rela berjalan jauh melewati hutan hanya demi mengenyam sebuah
pendidikan. Dalam pedesaan atau daerah terpencil belum semua anak bisa menikmati pendidikan di
sekolah, para pendidik, transportasi dan gedung sekolah yang memadai dan yang dibutukan pun belum
bisa dipenuhi oleh pemerintah untuk mereka. Karena lingkungan atau tempatnya yang sulit dijangkau
sehingga masih banyak dari mereka yang belum menyentuh pendidikan formal. Dalam pembelajaran
yang efektif diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang yang memadai. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa alat
tulis, buku pelajaran, serta perangkat-perangkat pendukung pembelajaran lainya yang memadai.
Kurangnya fasilitas penunjang tersebut akan mengakibatkan minat anak untuk belajar turum, sehingga
berpotensi untuk putus sekolah.

4. Pola pikir masyarakat. Masyarakat yang tradisional atau masyarakat yang hidup dipedesaan
mempunyai pola pikir yang mengaggap pendidikan merupakan hal yang tidak penting, mereka berpikir
buat apa sekolah tinggi tapi kalau hanya menjadi pengangguran atau ujung-ujungnya hanya berladang
membantu kedua orang tuanya atau menangkap ikan dilaut. Mereka berpikir bahwa pendidikan di
sekolah hanya membuang-buang waktu, uang dan termasuk kegiatan yang tidak berguna serta tanpa
pendidikan pun pasti bisa hidup layak. Ada juga sebagian masyarakat yang memandang perempuan
tidak berhak sekolah, karena kaum perempuan hanya burujung menjadi ibu rumah tangga. Bahkan ada
sebagian masyarakat pedesaan yang memilih menikahkan anaknya di usia muda, sehingga kedudukan
pendidikan dalam kehidupanya hanya sebagai pelengkap.

5. Kelainan fisik maupun mental. Angka putus sekolah dikarenakan faktor ini tidak sebanyak faktor-
faktor lain, karena sudah adanya sekolah yang dikhususkan untuk anak kelainan fisik maupun mental
yaitu Sekolah Luar Biasa. Namun jika menengok ke lapangan masih ada anak yang putus sekolah atau
tidak bisa bersekolah dikarenakan fakor ini.

4). pada saat ini pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi
permasalahan ini diantaranya dengan memberikan bantuan operasional sekolah,beasiswa,sekolah gratis
dan sebagainya menurut anda apakah upaya pemerintah tersebut sudah berhasil?kemukakan indikator
keberhasilannya

Jawab

Brainly.co.id

Apa pertanyaanmu?

candycane

08.08.2018

PPKn

Sekolah Menengah Pertama

+10 poin

Terjawab

pada saat ini pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi permasalahan
ini diantaranya dengan memberikan bantuan operasional sekolah,beasiswa,sekolah gratis dan
sebagainya menurut anda apakah upaya pemerintah tersebut sudah berhasil?kemukakan indikator
keberhasilannya

LIHAT JAWABAN
Masuk untuk menambahkan komentar

Jawaban

4,1/5

559

gabrieldzulfiansyah

Ambisius

568 jawaban

887.2 rb orang terbantu

Jawaban:

Sudah berhasil. Indikator keberhasilannya adalah angka partisipasi siswa yang bersekolah terus
meningkat setiap tahunnya, bertambahnya jumlah sekolah gratis di Indonesia, dan kesejahteraan guru
dan siswa lebih baik,

Penjelasan:

Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam memajukan bidang pendidikan sangat penting dalam sebuah
negara, karena pendidikan adalah dasar yang membentuk karakter sebuah bangsa.

5). Selain pemerintah, siapa lagi yang bertanggung jawab untuk mengatasi masalah ini ? Apa saja peran
yang bisa ditampilkannya ?

Jawab :

Selain pemerintah yang bertanggung jawab dalam mengatasi masalah ini adalah orang tua dan guru-
guru siswa atau siswi itu sendiri. Karena tanpa motivasi dan pengawasan mereka kepada peserta didik
dan anak-anaknya, semua tidak akan memberikan pengaruh yang berarti . Jika anak – anak tidak
mendapat bimbingan dan perhatian yang baik, maka akan mempengaruhi minatnya untuk bersekolah.

6).Apa solusi yang kalian ajukan untuk mengatasi masalah ini ? Bagaimana strateginya supaya solusi itu
berhasil ?

Jawab :
1. Memfasilitasi atau memberikan sarana prasarana yang memadai. Seperti yang telah kita ketahui
banyak anak-anak yang belum bisa mengenyam pendidikan karena kurangya fasilitas dan sarana yang
memadai. Memfasilitasi juga termasuk memberikan beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu,
seperti pemerataan pendidikan dengan membangun dan memperbaiki gedung sekolah di daerah-
daerah, memberikan transportasi yang lebih memadai, serta memberikan fasilitas penunjang-penunjang
kegiatan belajar mengajar ditambah lagi pengadaan seragam sekolah dan buku paket gratis.

2. Sekolah terbuka. Sekolah terbuka merupakan pendidikan formal yang diperuntukan untuk merek
yang kurang mampu, karena tidak memungut biaya sepersenpun dan siswanya tidak berseragam.
Sekolah ini juga dilengkapi modul untuk mereka belajar, dalam pembelajaranya dengan belajar mandiri
dan berkelompok. Lulusan dari sekolah ini juga menerima Surat Tanda Tamat Belajar dan mereka juga
mempunyai hak dan kesempatan yang sama seperti sekolah regular.

7). Kemukakan bentuk pelanggaran hak warga negara yang pernah terjadi di daerahmu. Serta
bagaimana solusi untuk menyelesaikannya ?

Jawab :

Banyak sekali bentuk pelanggaran hal warga negara yang pernah terjadi di lingkungan saya, seperti
halnya beberapa teman saya SD telah ada yang menikah dini, lalu ada yang bekerja sebelum lulus SMP,
ada yang tidak taman sekolah karena pergaulan bebas dan lain-lain seperti megkonsumsi narkotika.
Untuk megatasi atau solusi penyelesaiannya menurut saya ini bukanlah hal yang mudah, perlu sering
adanya bimbingan atau penyuluhan kepada masyarakat sekitar agar masyarakat semakin sadar dan tahu
akan arti penting pendidikan bagi anak bangsa.

Anda mungkin juga menyukai