Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.

11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM


PROYEK PEMBANGUNAN SEKOLAH SMK SANTA FIMILIA
KOTA TOMOHON
Etika Christin Onibala
Revo L. Inkiriwang, Mochtar Sibi
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
e-mail: christineonibala@gmail.com

ABSTRAK
Penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek dapat berjalan sesuai dengan target waktu, biaya,
kwalitas dan mutu apabila di tunjang dengan metode pelaksanan yang baik dalam hal ini
membutuhkan Konsulltan management konstruksi agar dapat memberikan metode kerja yang
baik dalam pekerjaan.
Pembangunan suatu proyek seharusnya membutuhkan Konsultan Manajemen Konstruksi
yang memahami/menguasai area pekerjaan sehingga dapat menerapkan Metode kerja yang
baik dalam pembangunan, dalam hai ini proyek pembangunan Ruang Kelas SMK Santa
Familia kota Tomohon Propinsi Sulawesi Utara, apabila metode kerja yang di terapkan tepat
dan dapat menghemat waktu maka akan memberikan keuntungan bagi proyek itu sendiri. Jika
hal tersebut diatas di laksanakan maka dari segi pengelolaan proyek konstruksi pada
pekerjaan ini akan berjalan sesuai dengan rencana dan menguntungkan.
Perlu adanya peran aktif Konsultan Manajemen Proyek dalam mengendalikan Proyek,
memberikan metode yang tepat dalam pekerjaan, melakukan pengawasan terhadap
konstruksi, dapat mengendalikan biaya, Mengembangkan dan menerapkan sistem penyiapan
pekerjaan, review dan pemrosesan order perubahan, Mengembangkan dan menerapkan
prosedur untuk review, pemrosesan pembayaran kemajuan dan akhir pelaksanaan pekerjaan
bagi kontraktor. Perlunya koordinasi dan kerja sama yang lebih baik antara pihak-pihak
yang terlibat dalam proyek sehinga akan memberikan sinergi yang kuat untuk mencapai
tujuan bersama. Adanya tenaga ahli atau pengawas lapangan yang profesional di bidangnya
perlu diperhitungkan untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
Kata kunci: Konsultan Management, Metode kerja, Pengendalian Pekerjaan

PENDAHULUAN hujan yang sangat tinggi yang


mempengaruhi intensitas kerja, selain itu
Latar Belakang juga disebabkan oleh pengadaan
Sekarang ini perkembangan dibidang bahan/material yang tidak sesuai dengan
konstruksi sangat pesat ditandai oleh ketepatan waktu pelaksanaan misalnya
banyaknya proyek berskala besar yang setelah berakhir pekerjaan yang satu dan
dibangun oleh pemerintah, swasta, maupun akan dimulai pekerjaan yang lain akibatnya
gabungan dari keduanya. Dalam suatu pekerjaan yang akan dimulai terhenti karena
pelaksanaan proyek konstruksi, mempunyai penyediaan bahan untuk pekerjaan tersebut
serangkaian aktivitas-aktivitas yang saling tersendat atau tidak tepat waktu.
berkaitan satu dengan yang lain. Penggunaan Faktor lain juga yang mempengaruhi
metode yang tepat, praktis, cepat dan aman keterlambatan terhadap waktu pelaksanaan
sangat membantu dalam penyelesaian adalah peralatan yang digunakan kurang
pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. memadai selain itu juga sering terjadi
Sehingga target waktu, biaya dan mutu kerusakan misalnya pekerjaan-pekerjaan
sebagaimana ditetapkan dapat tercapai. yang menggunakan alat berat antara lain
Namun masih saja sering terjadi galian tanah, timbunan tanah, pengangkutan
keterlambatan dan penyimpangan kualitas tanah ataupun bahan/material. Pemberdayaan
konstruksi pada tahap pelaksanaan proyek, tenaga kerja sebagai sumber daya manusia
hal ini bukan hanya disebabkan oleh faktor yang belum optimal juga mempengaruhi
alam yaitu gangguan cuaca seperti curah keterlambatan terhadap waktu pelaksanaan.

927
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

Berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas,


maka pelaksanaan suatu proyek
mendapatkan perhatian. Oleh karena itu,
penulisan tertarik melihat sejauh mana
metode pelaksanaan konstruksi dalam proyek
pembangunan Ruang Kelas Baru SMK
Santa. Familia – Kota Tomohon.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas,
pembahasan mengarah pada masalah yang
lebih spesifik yaitu bagaimana metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada
proyek pembangunan Ruang Kelas Baru
SMK Santa Familia-Kota Tomohon

Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam pembahasan
ini hanya pelaksanaan perkerjaan pondasi
telapak, pekerjaan sloff, pekerjaan balok,
perkerjan kolom, dan pengecoran plat lantai
dalam pembangunan Ruang Kelas Baru
SMK Santa Familia Kota Tomohon

Tujuan Penelitian Gambar 1. Bagan Alir Penelitian


Dalam penelitian ini tujuan yang ingin
dicapai yaitu untuk mempelajari metode Manajemen proyek adalah merencana-
palaksanaan pekerjaan dalam kegiatan kan, menyusun organisasi, memimpin dan
pembangunan Ruang Kelas Baru SMK Santa mengendalikan sumber daya perusahaan
Familia Kota Tomohon. untuk mencapai sasaran jangka pendek yang
telah dilakukan.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu Manfaat Penerapan Manajemen
memberi pengetahuan dan informasi dalam Konstruksi
pengembangan ilmu manajemen khususnya Manajemen konstruksi digunakan
dibidang Teknik Sipil tentang metode karena mamiliki banyak keuntungan
pelaksanaan konstruksi dalam proyek dibandingkan dengan sistem konvensional.
pembangunan sehingga menghasilkan suatu Keuntungan penerapan manajemen
pekerjaan yang sesuai dengan rencana kerja. konstruksi dapat ditinjau dari beberapa aspek
Aspek Biaya
Pengertian Metode Pelaksanaan Dengan menggunakan Manajemen
Konstruksi dan Pengertian Manajemen Konstruksi, pekerjaan pembangunan proyek
Proyek dapat diselesaikan dalam waktu yang
Metode adalah suatu perosedur atau singkat, hal ini dapat memberikan
cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan penghematan biaya kepada pemilik proyek.
tertentu, pelaksanaan adalah suatu usaha atau Aspek Mutu
kegiatan tertentu yang dilakukan untuk Pada proyek yang tergolong besar,
mewujudkan rencana atau program dalam penerapan sistem manajemen konstruksi
kenyataan, konstruksi adalah suatu kegiatan akan sangat membantu dalam hal
membangun sarana maupun prasarana. pengawasan mutu bangunan.
Metode palaksanaan konstruksi dapat Aspek Waktu
diartikan suatu kegiatan pembangunan sarana Dengan diterapkan sistem manajemen
ataupun prasarana dengan cara tertentu demi konstruksi maka pelaksanaan pembangunan
mencapai suatu tujuan. dapat dilakukan lebih awal, walaupun
perencanaan belum seluruhnya selesai.

928
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

Aspek Lain b. Rencana Kebutuhan Tenaga


Manajemen konstruksi selalau mengadakan c. Rencana Kebutuhan Bahan
check dan recheck terhadap seluruh tahap d. Rencana Kebutuhan Peralatan
penyelenggaraan proyek, sehingga dicapai
e. Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan
suatu hasil yang optimal sesuai dengan
keinginan pemilik proyek. f. Rencana Waktu Pelaksanaan
(Wiryanto Wordpress. 2010) g. Network Planning

Sasaran Manajemen Konstruksi Proses Manajemen Pada Pengendalian


Dalam pencapaian tujuan telah ditentukan Waktu
batasan masalah : Kegiatan manajemen konstruksi dalam
• Besarnya biaya (anggaran) yang pengendalian waktu pelaksanaan dan biaya
dialokasikan proyek terdiri dari :
• Waktu yang harus dipenuhi ❖ Perencanaan (Planning)
• Mutu yang harus dipenuhi Perencanaan atau planning adalah
Ketiganya disebut dengan tiga kendala menentukan serangkaian tindakan atau
(triple contrain) ketiganya merupakan kegiatan untuk mencapai hasil yang
parameter penting bagi penyelenggaraan diinginkan.
proyek yang sering diasosiasikan sebagai ❖ Pengorganisasian (Organizing)
sasaran proyek. Ketiga batasan tersebut Faktor yang harus diperhatikan dalam
bersifat tarik-menarik, dapat digambarkan menyusun organisasi kerja lapangan :
sebagai gambar di bawah ini : a. Jalur instruksi harus langsung dan
sependek mungkin
b. Masing-masing staf personil harus
memiliki uraian pekerjaan (job
deskription) secara jelas, dan
terperinci.
c. Masing-mansing individu harus
dibekali wewenang untuk mengambil
keputusan yang sesuai dengan
jabatannya.
d. Iklim kerja harus dibina dan dipelihara
untuk memungkinkan setiap orang
Peranan Konsultan Manajemen bekerja secara maksimal, sepadan
Konstruksi Dalam Membangun Proyek dengan kapasitas. Dengan demikian
Proses membangun proyek terdiri dari kerja sama dapat berjalan tanpa
lima tahapan yaitu : hambatan.
a. Peranan Konsultan Manajemen Kons- ❖ Penggerakan (Actuating)
truksi (MK) dalam tahap perencanaan Tujuan pergerakan :
b. Peranan Konsultan MK dalam tahapan a. Memupuk semangat gotong-royong
perencanaan diantara semua unsur-unsur yang ada
c. Peranan Konsultan Manajemen Kons- didalam satu kegiatan.
truksi (MK) dalam tahapan Pelelangan b. Menjelaskan akan tujuan dan sasaran
d. Peranan Konsultan Manajemen Kons- usaha bersama.
truksi (MK) dalam Tahap Pelaksanaan c. Memelihara disiplin yang baik supaya
e. Peranan Konsultan Manajemen Kons- terjamin hasil yang baik didalam usaha
truksi (MK) dalam tahap setelah bersama.
pelaksanaan ❖ Koordinasi (coordinating)
Koordinasi merupakan fungsi untuk
Rencana Pelaksanaan Kegiatan mencapai keseimbangan, keselarasan
Unsur-unsur dalam rencana pelaksana demi tercapai tujuan.
kegiatan yang akan menjadi landasan atau ❖ Pengawasan (controling)
tolak ukur dalam proses pengendalian Mengendalikan kegiatan pelaksanaan
pelaksanaan proyek yaitu : yang merupakan tugas-tugas pengawasan
a. Rencana Kerja pekerjaan meliputi :

929
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

• Mengawasi laju pekerjaan pelaksanaan Waktu Pelaksanaan Proyek


konstruksi fisik dari segi kualitas dan Sesuai dengan master schedule waktu
kuantitas bahan bangunan serta pelaksanaan pekerjaan sturktur. Pelaksanaan
pelaksanaannya dan waktu pelak- proyek dimulai pada minggu ke-1 bulan
sanaan. Januari 2018 dan seharusnya sudah selesai
• Mengawasi pekerjaan serta produk- pada akhir bulan Oktober 2018.
nya, mengawasi ketepatan waktu dan
biaya kanstruksi. Peran Pengelola Proyek Pada Tahap
• Mengawasi, meneliti perubahan- Pelaksanaan
perubahan serta penyesuaian- Peran pengelola proyek pada tahap
penyesuaian yang terjadi selama pelaksanan secara umum menurut
pekerjaan konstruksi fisik. Association General Contractors of America
❖ Evaluasi (Evaluation) (AGC)sebagai berikut:
Setelah pelaksanaan proyek selesai 1. Melakukan pengendalian Proyek
diadakan evaluasi dimana pada tahap 2. Melakukan pengawasan terhadap
evaluasi ini dapat dilihat apakah waktu konstruksi
pelaksanaan proyek sesuai dengan 3. Pengendalian biaya
rencana yang diinginkan pengelola. 4. Mengembangkan dan menerapkan sistem
penyiapan, review dan pemrosesan order
perubahan.
HASIL 5. Mengembangkan dan menerapkan
prosedur untuk review, pemrosesan
Pelaksanaan Pembangunan Ruang Kelas pembayaran kemajuan dan akhir
SMK Santa Familia pelaksanaan pekerjaan bagi kontraktor.
Pekerjaan pembangunan ini dimulai dari 6. Mendapatkan izin dari pihak yang
tahap perencanaan yang meliputi pengum- berwenang.
pulan data, penelitian atau penyelidikan studi
kelayakan dan analisis dampak lingkungan. Peran dan Tanggung Jawab Manajemen
Perencanaan fisik yang meliputi gambar Konstruksi Pada Tahap Pelaksanaan
denah, pandangan atau tampak, potongan,
detail termasuk perhitungan konstruksi serta Tabel 1. Tugas dan Tanggung Jawab MK
persyaratan yang disebut bestek, mencakup
peraturan dan persyaratan teknis
administrasi. Kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan konstruksi dilapangan serta
pengawasan terhadap pekerjaan, adapun
Owner Development dari Proyek
Pembangunan Ruang Kelas SMK Santa
Familia.

Data Proyek
Nama: Proyek Pembangunan Ruang Kelas
SMK Santa Familia - Tomohon
Lokasi Proyek:
Tomohon- Sulawsi Utara
Pekerjaan:
Metode Pekerjaan Konstruksi Pada
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Ruang
Kelas Santa Familia
Jangka Waktu:
Sampai Dengan Selesainya Pekerjaan
Konstruksi Fisik
Pelaksana:
CV. Karya Nusantara

930
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

Tabel 1. Lanjutan Pekerjaan Pondasi Telapak (Foot Plate)


Pondasi merupakan bagian yang penting
pada bangunan. Fungsi utamanya adalah
untuk meneruskan beban dari struktur
bangunan ke tanah. Pondasi banyak sekali
macamnya, tergantung dari fungsi bangunan,
bentuk bangunan, serta kondisi tanah. Salah
satunya adalah Pondasi Telapak atau Foot
Plate.
Pondasi Telapak berfungsi memper-
kokoh struktur bangunan, memikul vertical
seperti beban mati dan beban hidup, serta
beban horizontal gempa dan angin. Dalam
mendesain pondasi telapak, perencanaan
pondasi harus mencakup segala aspek agar
terjamin keamanan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku, misalnya,
penentuan dimensi pondasi yang meliputi
panjang, lebar dan ketebalan pondasi,
kemudian jumlah dan jarak tulangan yang
harus dipasang pada pondasi.
Adapun peraturan untuk perencanaan
pondasi telapak tercantum pada SNI 03-
2847-2002 merujuk pada pasal 13.12 dan
pasal 17 langkah–langkah menentukan
desain pondasi adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Daya Dukung Tanah Dengan
metode terzaghi
Analisis daya dukung bertujuan
mempelajari kemampuan tanah dalam
Uraian Rencana Kerja dan Syarat-Syarat mendukung beban pondasi struktur yang
Pelaksanaan Proyek terletak diatasnya. Daya dukung
menyatakan tahanan geser tanah untuk
Tahap pelaksanaan Pembangunan melawan penurunan akibat pembebanan,
Ruang Kelas SMK Santa Familia dimulai yaitu tahanan geser yang dapat
pada bulan Januari-2018 sampai sekarang ini dikerahkan oleh tanah disepanjang
dalam pengerjaan struktur. Adapun pekerjaan bidang-bidang gesernya. Menurut karl
yang akan dilaksanakan pada pekerjaan von terzaghi ada analisis dengan beberapa
Pembangunan Ruang Kelas SMK Santa asumsi yaitu:
Familia, adalah sebagai berikut : a. Pondasi memanjang tak terhingga
a. Pekerjaan persiapan, prasarana penunjang b. Tanah di dasar pondasi homogen
b. Project manajemen dan administrasi c. Berat tanah diatas dasar pondasi dapat
c. Mobilisasi dan demobilisasi digantikan dengan beban terbagi
d. Bangunan pelengkap merata
e. Listrik kerja d. Tahanan geser tanah di atas dasar
f. Pembongkaran Bangunan Kantin pondasi diabaikan
e. Dasar pondasi kasar
g. Pekerjaan Pembangunan Ruang Kelas
f. Bidang keruntuhan terdiri dari
SMK Santa Familia :
1. Pekerjaan Arsitektur lengkung spiral logaritmik dan linier
g. Baji tanah yang terbentuk di dasar
2. Pekerjaan Awal Bouwplank
pondasi dalam kedudukan elastis dan
3. Pekerjaan struktur: Pondasi Telapak,
dinamis bersama-sama dengan dasar
Sloof, Kolom, Balok dan Pelat Lantai
pondasi.
h. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan
h. Pertemuan antara sisi baji dan dasar
Plumbing
pondasi membentuk sudut sebesar

931
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

sudut geser dalam tanah. Pondasi sebagai struktur bangunan bawah


i. Berlaku prinsip superposisisi. yang menyangga kolom memikul beban-
j. Kapasitas dukung ultimit (qu) beban diatasnya (bangunan atas), harus
didefinisikan sebagai beban mampu menahan beban axial terfaktor
maksimum per satuan luas dimana (Pu) dari kolom tersebut. Maka dari itu
tanah masih dapat mendukung beban menurut bowles J,E 1997 beban dari Pu
tanpa mengalami keruntuhan. diisyaratkan tidak boleh melebihi daya
2. Menentukan Dimensi pondasi : dukung dari pondasi
Dimensi dari pondasi telapak di tentukan
oleh tegangan ijin pada tanah dimana
pondasi tersebut diletakkan. Dimensi ini
meliputi: panjang, lebar dan ketebalan
telapak pondasi. Semuanya harus di
desain sedemikian rupa, sehingga
tegangan yang terjadi pada dasar pondasi
tidak melebihi daya dukung tanah
dibawahnya. Atau dengan kata lain
tegangan yang terjadi pada tanah harus
lebih kecil dari tegangan ijin pada tanah
didasar pondasi tersebut.
3. Mengontrol Kuat Geser 1 Arah
Kerusakan akibat gaya geser 1 arah
terjadi pada keadaan dimana mula-mula
terjadi retak miring pada daerah beton
tarik (seperti creep), akibat distribusi
beban vertikal dari kolom (Pu kolom)
yang diteruskan ke pondasi sehingga
menyebabkan bagian dasar pondasi
mengalami tegangan. Akibat tegangan ini,
tanah memberikan respon berupa gaya
reaksi vertikal ke atas (gaya geser)
sebagai akibat dari adanya gaya aksi
tersebut.
4. Mengontrol Kuat Geser 2 Arah (Punching
Shear)
Kuat geser 2 arah atau biasa disebut juga
dengan geser pons, dimana akibat gaya Gambar 1. Detail Pondasi Telapak
geser ini pondasi mengalami kerusakan di
sekeliling kolom dengan jarak kurang Pelaksanaan Pekerjaan Galian dan Urugan
lebih d/2. Lingkup Pekerjaan:
5. Menghitung Tulangan Pondasi 1. Penyediaan tenaga kerja dalam proyek ini
Beban yang bekerja pada pondasi adalah di ambil tenaga kerja dari Pulau Jawa.
beban dari reaksi tegangan tanah yang Bahan, fasilitas pelaksanaan dan
bergerak vertikal ke atas akibat adanya kebutuhan-kebutuhan lainnya yang
gaya aksi vertikal kebawah (Pu) yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
disalurkan oleh kolom. Tulangan pondasi tanah yang sesuai dengan gambar dan
dihitung berdasarkan momen maksimal spesifikasi.
yang terjadi pada pondasi dengan asumsi 2. Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan
bahwa pondasi dianggap pelat yang penggalian atau pembuangan tanah, puing
terjepit dibagian tepi- tepi kolom. beton dari pembongkaran ruko lama,
Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan batu-batuan atau material lain yang tidak
pondasi telapak berbentuk bujur sangkar berguna dari tempat proyek, pembuangan
harus disebar merata pada seluruh lebar lapisan tanah atas, pembuangan bekas-
pondasi. bekas longsoran, yang kesemuanya
6. Mengontrol Daya Dukung Pondasi disesuaikan dengan spesifikasi ini.

932
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

3. Pekerjaan pengurugan kembali sesuai bahan yang baik dan dipadatkan.


lingkup pekerjaan sampai pada elevasi 4. Kontraktor bertanggung jawab untuk
yang telah ditentukan di dalam Gambar membuang sendiri tanaman-tanaman
Kerja. dan puingpuing ke tempat yang
ditentukan Direksi.
Persyaratan Pekerjaan: 5. Kontraktor harus melestarikan semua
1. Tata Letak benda-benda yang ditentukan tetap
Kontraktor bertanggung jawab atas tata berada pada tempatnya.
letak yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Sebelum 4. Obstacle
penataan, Kontraktor harus menyerahkan Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi
rencana tata letak untuk mendapat beton, pasangan batu kali, pasangan
persetujuan dari Direksi. Oleh karena itu dinding tembok, besi-besi tua dan lain-
langkah awal yang dilakukan adalah lain bekas konstruksi bangunan lama,
pemetaan terlebih dahulu, Inilah gunanya yang cara pembongkarannya memerlukan
Ilmu Ukur Tanah. Proses ini sebaiknya metoda khusus dengan menggunakan
dilakukan sebelum alat- alat proyek peralatan yang lebih khusus pula
masuk, dan dari pemetaan ini dapat (misalnya, beton breaker, compressor,
diperoleh suatu patokan yang tepat antara mesin potong) dibanding dengan
koordinat pada gambar kerja dan kondisi peralatan yang digunakan pada pekerjaan
lapangan kemudian di tempatkan titik galian tanah.
Bench Mark yang bersifat tetap maupun Semua brangkal dan kotoran dari bekas
sementara yang harus dijaga dari pembongkaran, konstruksi eksisting,
kemungkinan gangguan atau pemindahan galian dan lain-lain, harus segera
karna titik ini merupakan titik referensi dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke
awal proyek. tempat yang ditentukan oleh Direksi.
2. Pengawasan Semua peralatan yang diperlukan pada
Dalam pekerjaan ini, Kontraktor harus paket pekerjaan ini, harus tersedia di
diwakili oleh seorang pengawas ahli yang lapangan dalam keadaan siap pakai.
sudah berpengalaman dalam bidang Pemborong harus tetap menjaga
pekerjaan penggalian/pengurugan, yang kebersihan di area pekerjaan dan di
mengetahui semua aspek pekerjaan yang sekitarnya yang diakibatkan oleh semua
harus dilaksanakan sesuai kontrak. kegiatan pekerjaan ini, serta menjaga
3. Pekerjaan Pembersihan dan keutuhan terhadap material/barang-
Pembongkaran barang yang sudah terpasang (eksisting).
Semua benda di permukaan seperti Batasan pembongkaran obstacle adalah
pohon, akar dan tonjolan, serta rintangan- pada jalur yang akan dibuat poer dan
rintangan dan lain-lain yang berada di sloof mulai dari permukaan tanah
dalam batas daerah pembangunan yang eksisting sampai dengan di bawah
tercantum dalam gambar, harus permukaan dasar urugan pasir dari
dibersihkan dan/atau dibongkar kecuali konstruksi beton pondasi dan sloof.
untuk hal-hal di bawah ini: 5. Pembuangan humus
1. Sisa-sisa pohon yang tidak Sebelum mulai pekerjaan penggalian,
mengganggu dan akar-akar serta lapisan humus dan rumput harus
benda-benda yang tidak mudah dibersihkan dari sisa-sisa tanah bawah
rusak, yang letaknya minimal 1 (sub soil), bekas pohon, akar, batu-batuan,
(satu) meter di bawah dasar pondasi. semak-semak atau bahan-bahan lain.
2. Pembongkaran tiang-tiang, saluran- Humus yang didapat dari pengupasan
saluran dan selokan-selokan hanya tersebut harus dibuang ke tempat yang
sedalam yang diperlukan dalam sudah ditentukan oleh Direksi.
penggalian di tempat tersebut. 6. Pekerjaan galian
3. Kecuali pada tempat-tempat yang Semua pekerjaan tanah dari beberapa
harus digali, lubang-lubang bekas bagian harus dilaksanakan menurut
pepohonan dan lubang-lubang lain, ukuran ketinggian yang ditunjukkan
harus diurug kembali dengan bahan- dalam gambar, atau menurut ukuran dan

933
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

ketinggian lain, yang mungkin akan layak selanjutnya akan dibuang keluar
diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang atau kesuatu tempat yang tidak akan
berdasarkan atau berhubungan dengan mengganggu.
ketinggian tanah, atau jarak terusan harus 7. Macam galian
ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, Semua pekerjaan galian harus dikerjakan
sebelum memulai pekerjaan tanah pada sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga
setiap tempat. Yang dimaksud dengan macam galian tersebut di atas. Syarat-
“ketinggian tanah” dalam spesifikasi syarat kerja yang menyangkut bidang
adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak,
pembersihan lapangan dan sebelum peil, dan dimensi seperti yang
pekerjaan tanah dimulai. Hal yang dicantumkan dalam Gambar Rencana
membedakan jenis galian tersebut di atas atau petunjuk Direksi.
hanyalah material yang akan digali yang
berimplikasi terhadap jenis peralatan dan Pelaksanaan Pekerjaan Sloof
produktifitas hasil galian. Selama proses Sebelum memasuki tahap pembuatan
penggalian, lapangan harus dijaga agar sloof, dimana diperlukan pembuatan
mendapatkan sistem drainase yang baik. tulangan terhadap beberapa panduan
Penggunaan mesin untuk penggalian mengenai tipe dan ukuran dari tulangan besi
diperbolehkan, kecuali untuk tempat- yang akan digunakan pada bangunan.
tempat dimana penggunaan mesin-mesin Terdapat berbagai macam ukuran dan tipe
tersebut dapat merusak benda-benda yang tulangan besi yang tersedia dipasaran yaitu
berada di dekatnya, bangunan-bangunan diameter 6, 8, 10, 12, 16 sampai 19mm. Ada
ataupun pekerjaan yang telah rampung. beberapa jenis Dimensi Sloof yang di
Dalam hal ini metoda pekerjaan dengan gunakan dalam pekerjaan ini yang terbesar
tangan yang harus dilaksanakan. adalah ukuran 40 x 25 cm, untuk tulangan
Kontraktor harus membuat turap induk pada pembangunan Ruang Kelas Baru
sementara yang cukup kuat untuk SMK Santa Familia Kota Tomohon
menahan lereng-lereng tanah galian digunakan besi Ø 19. Pastikan besi tulangan
sehingga tersebut tidak ambruk, dan agar tersebut mempunyai bentuk potongannya
tidak mengganggu pekerjaan. Apabila sempurna serta memiliki kualitas yang baik.
terjadi kerusakan bangunan/konstruksi Untuk daerah Tumpuan menggunakan Besi 3
yang diakibatkan oleh pekerjaan galian, Ø 19 dan 5 Ø 19 sedangkan untuk daerah
maka Kontraktor harus bertanggung lapangan menggunakan Menggunakan besi 5
jawab terhadap kerusakan tersebut dan Ø 19 dan 3 Ø 19, menggunakan sengkang
harus menggantinya. Kontraktor harus ukuran Ø 8-15.
melakukan perlindungan dan perawatan
yang cukup untuk bagian-bagian
pekerjaan di atas maupun di bawah tanah,
drainase, saluran-saluran pembuang dan
rintangan-rintangan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pekerjaan. Biaya yang
ditimbulkan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Kemiringan galian harus dibuat minimal
dengan perbandingan 1 (satu) horizontal
dengan 1 (satu) vertikal, kecuali
diperlihatkan lain dalam gambar.
Selama proses penggalian tanah agar Gambar 2. Sloof Pada Daerah Tumpuan
secara langsung dipisahkan dan ditumpuk
pada suatu tempat, material yang Pelaksanaan Pekerjaan struktur kolom
layak/bisa dipakai untuk timbunan dan Terdapat dua bagian besar di dalam
material yang tidak layak. Material yang proses pekerjaan kolom, yaitu pelaksanaan
layak selanjutnya akan dipakai untuk pengecoran kolom, dan pelaksanaan bongkar
timbunan tanah biasa dan timbunan pasang bekisting kolom.
kembali, sedangkan material yang tidak (a) Pelaksanaan pengecoran kolom

934
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

1. Mengatur jarak sabuk kolom tersebut harus menggunakan tie rod.


2. Mengecek sudut-sudut bekisting Tie rod bisa buat sendiri atau membeli
sambungan disetiap sudut harus kuat jadi. Jika ingin membuat sendiri
3. Pembersihan dan pelumasan plywood menggunakan as drat ukuran 10 mm,
4. Memasang sabuk kolom dan penopang besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5
bekisting mm. Jarak balok sangat tergantung
5. Melakukan pengecoran dari tinggi kolom. Apabila tinggi
6. Melakukan penggetaran agar kolom sekitar 3-4 m maka jumlah
komposisi campuran beton di setiap sabuk balok 4 dengan jarak dibagi
segmen merata rata. Namun jika tinggi kolom lebih
7. Melakukan pemukulan pada kolom dari 4 m maka menyesuaikan dengan
bagian luar sebagai eksternal vibrator prinsip semakin ke bawah jarak sabuk
untuk memadatkan beton sewaktu semakin pendek karena bebannya
melakukan pengecoran lebih besar di bawah.
8. Menggunakan mortar utama jika 4. Memasang pipa support Untuk
diperlukan menjaga vertikaliti dari kolom. Untuk
mendapatkan kolom struktur yang
sempurna, bekisting tidak boleh
miring ataupun goyang saat
pengecoran Oleh karena itu
pemasangan pipa support dinilai
sangat penting.

Penggunaan Scaffolding
Adalah sebagai penyangga pekerjaan
struktur (perancah), penyangga bekisting,
membantu pekerjaan finishing, pemasangan
kabel dan lain-lain. Scaffolding juga dapat
memperkecil lendutan yang terjadi pada saat
adukan beton dituangkan ke dalam bekisting.
Tinggi rendahnya scaffolding dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan.
Dalam penegerjaan proyek ini
menggunakan peranca konvensional dari
Gambar 3. Bekisting Kolom bambu yang di pasang dengan jarang 50 cm
antar perancah, perancah ini cukup kuat
(b) Pelaksanaan bongkar pasang bekisting namun kurang efisien dalam penggunaannya
kolom dimana peranca ini memakan tempat dalam
1. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya penggunaannya dan memakan waktu dalam
agar bekisting tepat berada pada titik pemasangan. Jika di bandingkan dengan
koordinatnya sesuai dengan gambar menggunakan Scaffolding waktu pema-
perencanaan. Sepatu kolom biasanya sangan tergolong singkat dan penempatan
menggunakan besi stek yang dibor Scaffolding tidak memakan tempat.
pada lantai.
2. Memasang bekisting kolom seperti
pada gambar di atas. Jangan lupa
beton decking atau tahu beton sudah di
dalamnya. Tujuan beton decking ini
untuk menjaga jarak selimut beton
agar tidak berubah selama proses
pengecoran.
3. Memasang sabuk balok pada bekisting
kolom untuk memperkuat. Ukuran
balok yang digunakan biasanya 6/12
atau 8/12. Untuk mengunci balok Gambar 4. Penggunaan Scaffolding

935
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

Pelaksanaan Pemasangan Balok 5. Pengecoran dilakukan pada daerah


Tahap pelaksanaan untuk pekerjaan balok terlebih dahulu kemudian half
balok dibagi menjadi tiga bagian. Yaitu slab sambil dilakukan pemadatan
pemasangan bekisting, pembesian dan dengan vibrator.
pengecoran. 6. Selama pengecoran berlangsung,
a. Pemasangan bekisting balok selalu harus dicek tinggi permukaan
1. Pembuatan marking sebagai acuan rencana dan meratakan seluruhnya.
bekisting dasar 7. Menentukan elevasi dan kekerabatan
2. Menyetel scaffolding pada sepanjang dengan bidang waterpass pada setiap
lokasi sebagai penahan bekisting. lokasi yang akan diratakan.
Penempatan dipasang sejarak 90 cm. 8. Setelah balok mengering, permukaan
3. Kaki scaffolding disambung dengan digosok dan dihaluskan.
jack base dan bertumpu pada 9. Melakukan curing setelah beton
landasan yang kuat, kokoh dan tidak mengalami setting dan mengeras
miring.
4. Memasang bekisting dengan acuan
marking yang telah dibuat
sebelumnya.
5. Sambungan pada bekiating harus
merupakan garis lurus serta
sambungan harus rapat.
6. Membersihkan permukaan bekisting
dari sampah atau kotoran lainnya.
7. Melapisi permukaan bagian dalam
bekisting dengan mould oil secara
merata diseluruh permukaan. Gambar 5. Jenis Pembesian Pada Balok type B1
untuk Tumpuan dan Lapangan
b. Pembesian pada balok
1. Memasanga penyangga kayu Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Plat
penggantung besi balok. Lantai
2. Memasang besi utama dan sengkang Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan
balok sesuai jumlah, jarak dan penuangan beton segar ke dalam cetakan
diameter pada gambar kerja. suatu elemen struktur yang telah dipasangi
3. Pembesian dirakit dengan mengganjal besi tulangan. Sebelum pekerjaan
besi di atas kayu penyangga sehingga pengecoran dilakukan, harus dilakukan
lebih mudah dalam pelaksanaan inspeksi pekerjaan untuk memastikan
perakitan. cetakan dan besi tulangan telah terpasang
4. Memasang beton decking pada sesuai rencana.
bagian bawah rakitan besi balok Adapun hal-hal yang harus diperhatikan
seraca rapi dan terikat kuat. pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai
5. Memasang konduit dan sparing berikut:
secara lengkap dan rapi. 1. Setiap pekerja harus memakai pakaian
pelindung, sepatu safety, helm, dan
c. Pengecoran balok pelindung mata jika diperlukan.
1. Melakukan pembersihan area yang 2. Ketepatan ukuran dan elevasi harus
akan dicor dengan menggunakan diperhatikan dan dicheck.
kompresor udara. 3. Zone pengecoran harus direncanakan dan
2. Menentukan sequence pengecoran ukurannya ditentukan
pada area yang akan dicor untuk 4. Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di
mempermudah pekerjaan. bawah plat atau balok, pastikan ini
3. Menentukan daerah stop cor dengan terpasang sebelum dicor
membersihkan potongan bambu. 5. Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai
4. Mempersiapkan tanda apabila cuaca merusak atau merubah bekisting dan
hujan selama pengecoran berlangsung tulangan
atau beton sedang mengalami setting.

936
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

6. Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau 9. Usahakan jari-jari pengaruh vibrator
angin yang kencang, sehingga beton saling overlapping sehingga semua beton
mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan bisa terpadatkan dan manjangkau lapisan
oleh keterlambatan pengiriman karena di bawah yang sedang dipadatkan
kurangnya prencanaan atau hal lain yang 10. Initial finishing ditandai dengan genangan
tidak bisa dihindari. Untuk mencegah air yang tampak dipermukaan beton.
delay maka tenaga kerja, peralatan, dan Proses final finishing tidak bisa
cuaca dalam keadaan terkendali dilaksanakan jika kondisi ini belum
7. Jangan menambahkan air pada beton tampak. Menghilangkan genangan air
untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika dapat dilakukan dengan menggunakan
terpaksa gunakanlah campuran air dan sapu biasa. Jangan mengeringkan air
semen permukaan tersebut dengan cara
Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai mencampurkan semen, karena akan
berikut: membuat permukaan beton menjadi jelek
1. Pengecoran elemen vertikal umumnya dan lemah.
menggunakan alat bantu TC dan bucket 11. Final finishing terdiri dari dua proses :
cor sedangkan untuk elemen horizontal Floating ada dua proses yaitu Bullfloat,
menggunakan alat bantu concrete mixer. dilakukan dengan alat penggaruk yang
Pada volume pekerjaan kecil digunakan didorong, ini adalah proses pertama
alat bantu TC dan bucket cor. Pada power or hand float adalah proses
pengecoran pile cap yang berada pada floating manggunakan tangan dimana ini
elevasi ground floor, jika volume adalah proses akhir floating. Dilakukan
pengecoran kecil digunakan cara untuk membuat permukaan beton yang
pengecoran langsung dari truk mixer. keras, rata, dan lembut. Biasanya
Pada volume pengecoran yang besar akan dilakukan 3 kali proses
efektif menggunakan concrete pump. 12. Curing dilakukan untuk menjaga kadar air
2. Pada permukaan miring, pengecoran beton tidak cepat kering sehingga proses
mulailah dari level terendah dan pemadatan beton tidak terlalu cepat atau
gunakanlah moncong untuk menaburkan terlalu lambat. Curing dilakukan langsung
beton di permukaan miring setelah proses finishing. Curing dilakukan
3. Beton yang akan dicor harus langsung ke dengan menambahkan air pada
tempat yang jadi posisi akhirnya. permukaan beton atau mencegah
Mulailah dari pojok bekisting. kehilangan air dari beton. Pancuran air
4. Selalu tuangkan beton baru langsung ke harus perlahan untuk mencegah
beton yang sudah lama. kerusakan permukaan beton.
5. Untuk mencegah segregasi, cek beton 13. Curing dapat juga dengan menutup beton
jangan terlalu basah atau kering, beton dengan plastik dan mengaplikasikan
diaduk dengan baik, jika menjatuhkan curing compound.
beton secara vertikal jangan lebih dari 2 14. Cuaca panas mengakibatkan beton lebih
m. cepat kehilangan cairan, sehingga proses
6. Pemadatan beton dilakukan dengan cara pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan
digetarkan, untuk mengeluarkan udara pencegahan dilakukan jika suhu melebihi
yang terperangkap dalam beton, sehingga 32°C, kelembaban rendah, kecepatan
beton memadat memenuhi bekisting angin tinggi dan sianar matahari
7. Internal vibration dilakukan dengan menyengat.
menggunakan poker, yang dimasukkan ke 15. Untuk mencegah Kerusakan Akibat
dalam beton. External vibration dilakukan Hujan, harus memperkirakan cuaca jika
dari luar bekisting, hal ini dilakukan akan terjadi hujan, menyediakan alat
karena internal vibration susah dilakukan. pelindung seperti burlap danplastik,
8. Masukkan vibrator secara vertikal, melakukan mixing dan pengiriman beton
masukkan kira-kira sejarak 15 cm setelah pada waktu yang tepat yaitu ketika tidak
pemadatan yang telah terlebih dulu hujan. Ketika Hujan Mulai Turun,
dilakukan, diamkan sekitar 5 sampai 15 lindungi beton yang baru dituang secepat
detik. Angkat vibrator pelan pelan dengan mungkin, pastikan semua permukaan
kecepatan sekitar 7.5 cm/detik

937
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

beton terlindungi, jangan menambahkan dengan termin/Anggsuran sesuai progres


semen kepermukaan beton. fisik di lokasi pekerjaan.
16. Setelah hujan reda, aplikasikan curing
compound secepatnya bersamaan dengan
proses beton mengeras, memperbaiki
permukaan yang cacat dan membentuk
permukaan beton jika diperlukan,
membuang bagian beton jika ada bagian
yang dikhawatirkan rusak karena kadar
air bertambah, sehingga beton menjadi
lemah.
Gambar 7. Kurva S Rencana dan Realisasi

PENUTUP

Kesimpulan
Suatu proyek pembangunan seharusnya
membutuhkan Konsultan Manajemen
Konstruksi yang memahami/menguasai area
pekerjaan sehingga dapat menerapkan
Metode kerja yang baik dalam
pembangunan, dalam hai ini proyek
pembangunan Ruang Kelas SMK Santa
Familia, apabila metode kerja yang di
terapkan tepat dan dapat menghemat waktu
maka akan memberikan keuntungan bagi
proyek itu sendiri.
Jika hal tersebut diatas di laksanakan
maka dari segi pengelolaan proyek
konstruksi pada pekerjaan ini akan berjalan
sesuai dengan rencana dan menguntungkan.

Saran
Dalam setiap Proyek perlu adanya
Konsultan manajemen Proyek dalam
mengendalikan Proyek, memberikan metode
yang tepat dalam pekerjaan, melakukan
Gambar 6. Pembesian Pelat Lantai dan Balok pengawasan terhadap konstruksi, dapat
serta Pengecoran mengendalikan biaya, Mengembangkan dan
menerapkan sistem penyiapan pekerjaan,
Pencapaian Hasil Pelaksanaan Proyek review dan pemrosesan order perubahan,
Dari hasil evaluasi kemajuan pekerjaan Mengembangkan dan menerapkan prosedur
pada realisasi pelaksanaan pekerjaan untuk review, pemrosesan pembayaran
Pembangunan Ruang Kelas SMK Santa kemajuan dan akhir pelaksanaan pekerjaan
Familia, pada akhir pelaksanaannya tidak bagi kontraktor. Perlunya koordinasi dan
mengalami kendala yang berarti dimana kerja sama yang lebih baik antara pihak-
pihak kontraktor mampu memenuhi jangka pihak yang terlibat dalam proyek sehinga
waktu pelaksanan selama 300 (Tiga Ratus akan memberikan sinergi yang kuat untuk
Hari Kalender) dengan total anggaran mencapai tujuan bersama. Adanya tenaga
pembangunan Rp. 5,258,745,000,- (Lima ahli atau pengawas lapangan yang
Milyar Dua Ratus Lima Puluh Delapan Juta profesional di bidangnya perlu diper-
Tujuh Ratus Empat Puluh Lima Ribu hitungkan untuk mengendalikan pelaksanaan
Rupiah), dimana cara pembayaran sesuai pekerjaan.

938
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

DAFTAR PUSTAKA

Abrar Husen 2010.”Manajemen Proyek”.Penerbit ANDI Yogyakarta.

Ali Asroni 2010. “Balok Dan Plat Beton Bertulang”. Penerbit Graha Ilmu

Amien Sajeki 2009. “Metode Kerja Bangunan Sipil”, Penerbit Graha Ilmu Jakarta

Dipohusodo Istimawan. 1996, “Manajemen Proyek dan Konstruksi”. Penertbit Kanisius.

Tarore H, Mandagi M. 2006. ‘Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi’(SIMPROKON).


Tim Penerbit JTS Fakultas Teknik UNSRAT. Manado

Wiryanto Wordpress. 2010. “Metode Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung


2”.http://www.scribd.com/doc/39907301/Metoda-Pelaksanaan-Konstruksi-
Bangunan-Gedung-2

Wulfran I. Evrianto 2005. “Manajemen Proyek Konstrksi”. Penerbit Andi Publisher

Wulfran I. Evrianto 2005. “Teori Aplikasi Manajemen Proyek Kosntruksi”. Penerbit Andi
Publisher

Wulfran I. Evrianto 2006. “Explorasi Teknologi Dalam Proyek Kostruksi : Beton Percetakan
Dan Bekisting”

939
Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.11 November 2018 (927-940) ISSN: 2337-6732

Halaman ini sengaja dikosongkan

940

Anda mungkin juga menyukai