Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK 2

PERMINTAAN TENAGA KERJA

Disusun Oleh :

Nurul Kurniawati (200210301029)

Mira Ludfiana Kholida (200210301031)

Maykrisna A.B.S (200210301043)

Dina Amelya Putri (200210301013)

Dosen Pegampu:
Lisana Oktavisanti Mardiyana S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATAR PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Permintaan Tenaga Kerja”
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Lisana Oktavisanti Mardiyana S.Pd.,M.Pd. , pada mata kuliah Ekonomi Sumber Daya
Manusia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang permintaan tenaga kerja bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lisana Oktavisanti Mardiyana
selaku dosen mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................1

HALAMAN PRAKATA..........................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5

1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................5

BAB II PERUMUSAN MASALAH.......................................................................................6

2.1 Pengertian tenaga kerja............................................................................................6

2.2 Konsep permintaan tenaga Kerja …………………………....................................7


2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja…………...................8
2.4 Elastisitas permintaan tenaga kerja…………………………...............................10

BAB III PENUTUP................................................................................................................13

4.1 Kesimpulan............................................................................................................13

4.2 Saran......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang begitu luas dan tentunya memiliki jumlah
masyarakat yang banyak. Dilansir dari beberapa situs, Indonesia merupakan negara
dengan jumlah penduduk terbanyak dan menduduki urutan ke empat setelah Amerika
Serikat. Jumlah masyarakat atau penduduk yang banyak ini sebenarnya merupakan
beban pula bagi pemerintah, mengingat bahwa jumlah angka pengangguran di
Indonesia juga tinggi. Namun banyak juga pengusaha yang mendirikan perusahaan
dari luar maupun dalam negeri sangat membantu untuk membuka lapangan pekerjaan
bagi penduduk Indonesia sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran di
Indonesia.
Dibalik itu semua, masyarakat Indonesia juga sangat bergantung pada upah
gaji yang diterima atau ditawarkan oleh perusahaan selama mereka bekerja sebagai
biaya kehidupan sehari-hari. Tidak hanya penawaran upah saja yang dapat diberikan
perusahaan dan diterima oleh para pegawai namun mereka juga meniliki sebuah
permintaan terutama dalam segi upah gaji yang diinginkan oleh para tenaga kerja.
Permintaan tenaga kerja inilah yang akan di pelajari dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan tenaga kerja?
2. Bagaimanakah konsep permintaan tenaga kerja?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja?
4. Bagaimana elastisitas permintaan tenaga kerja?

4
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tenaga kerja.
2. Untuk mengetahui konsep permintaan tenaga kerja.
3. Untuk mengetahui dan menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan tenaga kerja.
4. Memberikan penjelasan mengenai elastisitas permintaan tenaga kerja.

1.3.2 Manfaat
1. Penulis dan pembaca dapat mengetahui pengertian mengenai tenaga kerja
2. Penulis dan pembaca dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan tenaga kerja
3. Penulis maupun pembaca juga dapat mengetahui konsep permintaan tenaga
kerja
4. Penulis dan juga pembaca dapat mengetahui elastisitas permintaan tenaga
kerja

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi.


Sebagai sarana produksi, tenaga kerja lebih penting dari pada sarana produksi yang
lain seperti bahan mentah, tanah, air, dan sebagainya. Karena manusialah yang
menggerakkan semua sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan barang.

Tenaga kerja Secara umum adalah menyangkut manusia yang mampu bekerja
dan menghasilkan barang atau jasa yang memiliki nilai ekonomis yang dapat berguna
bagi kebutuhan masyarakat. Konsep tenaga kerja adalah penduduk yang telah
berumur 15 tahun ke atas, tanpa mengunakan batas atas usia kerja. Konsep definisi
ketenagakerjaan ini sesuai yang digunakan badan pusat statistik (BPS,2012). Merujuk
pada rekomendasi internasional labour organization (ILO) bahwa tenaga kerja adalah
penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang dapat memproduksi barang dan jasa
(ILO,1992). Hal ini dimaksudkan agar data ketenagakerjaan indonesia dapat
dibandingkan secara internasional, tanpa mengesampingkan kondisi ketenagakerjaan
spesifik indonesia.

Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15-64 tahun.
Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja
dan bukan angkatan kerja (Simanjuntak, 1985). Didalam pengertian tenaga kerja,
tenaga kerja dibedakan menjadi dua golongan yaitu angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Golongan angkatan kerja yaitu kelompok yang ikut serta dalam pasar
tenaga kerja, kelompok terbagi menjadi dua golongan yaitu glongan bekerja dan
menganggur atau sedang mencari pekerjaan. Sedangkan golongan yang bukan
angkatan kerja terbagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok bersekolah, mengurus
rumah tangga, dan penerima pendapatan. Meskipun kelompok ini tidak bekerja tetapi

6
secara fisik dan mental mereka mampu bekerja dan sewaktu-waktu dapat masuk
kedalam kelompok angkatan kerja potensial.

2.2 Permintaan Tenaga Kerja

Menurut teori klasik permintaan tenaga kerja tergantung pada upah, yaitu
semakin rendah upah, semakin banyak permintaan tenaga kerja dalam suatu
perekonomian. Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui
penyediaan permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja.

Permintaan tenaga kerja atau kebutuhan tenaga kerja dalam suatu


perkembangan ekonomi dapat dilihat dari kesempatan kerja (orang yang telah bekerja)
dari setiap sektor atau kebutuhan tenaga kerja merupakan jumlah kesempatan kerja
yang bersedia di dalam sistem ekonomi yang dinyatakan dalam jumlah satuan orang
yang bekerja pada masing-masing sektor untuk melakukan kegiatan produksi. Dalam
arti yang lebih luas, kebutuhan ini tidak saja menyangkut jumlahnya, tetapi juga
kualitasnya (pendidikan dan keahlian). Karena mereka yang bekerja tidak seluruhnya
memiliki jam kerja normal (full employment), maka kebutuhan tenaga kerja dalam
analisa-analisa tertentu juga dinyatakan dalam satuan ekivalen pekerja penuh (full-
time worker euipment). Normatif yang digunakan untuk satu ekivalen pekerja penuh
adalah 35 jam kerja per minggu, ada yang menggunakan 40 jam kerja perminggu,
karena tiap-tiap sektor biasanya memiliki jumlah jam kerja yang berbeda, dan akan
lebih baik lagi bila digunakan normatif yang juga berbeda antar sektor (Simanjuntak,
1998).

Permintaan terhadap tenaga kerja merupakan permintaan turunan (Derived


demand) artinya jika permintaan terhadap suatu barang meningkat maka pengusaha
akan menambah tenaga kerja untuk produksinya. Tenaga kerja yang diminta karena
adanya perubahan ekonomi sehingga permintaan pun terus berubah. Pemakaian
tenaga kerja juga tergantung pada perusahaan atau industri yang bersangkutan, jika
perusahaan cenderung padat karya maka pemakaian atau penggunaan tenaga kerja
meningkat namun jika perusahaan cenderung padat modal penggunaan tenaga kerja
relatif kecil karena adanya pemakaian mesin sebagai salah satu faktor produksi.
Biasanya perusahaan atau industri yang menghendaki keuntungan yang maksimal
dapat memilih jumlah terbaik untuk tenaga kerja akan memunculkan kesempatan
kerja yang tinggi dan ini berarti tidak akan lagi terjadi penduduk yang tidak bekerja
(Sumarsono, 2009).

7
2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan atau
terserap oleh perusahaan atau instansi tertentu. faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan tenaga kerja adalah :

a. Tingkat Upah

Yang mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan adalah


tingkat upah para tenaga kerja. Kenaikan tingkat upah akan mengakibatkan kenaikan
biaya produksi, sehingga akan meningkatkan harga per unit produk yang dihasilkan.
Apabila harga per unit produk yang dijual ke konsumen naik, reaksi yang biasanya
timbul adalah mengurangi pembelian atau bahkan tidak lagi membeli produk tersebut.
Sehingga akan muncul perubahan skala produksi yang disebut efek skala produksi
(scale effect) dimana sebuah kondisi yang memaksa produsen untuk mengurangi
jumlah produk yang dihasilkan, yang selanjutnya juga dapat mengurangi tenaga kerja
perusahaan.

Suatu kenaikan upah dengan asumsi harga barang-barang modal yang lain
tetap, maka pengusaha mempunyai kecenderungan untuk menggantikan tenaga kerja
dengan mesin. Penurunan jumlah tenaga kerja akibat adanya penggantian dengan
mesin disebut efek substitusi (substitution effect).

b. Teknologi

Penggunaan teknologi dalam perusahaan akan mempengaruhi berapa jumlah


tenaga kerja yang dibutuhkan. Kecanggihan teknologi saja belum tentu
mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja. Karena dapat terjadi kecanggihan
teknologi akan menyebabkan hasil produksi yang lebih baik, namun kemampuannya
dalam menghasilkan produk dalam kuantitas yang sama atau relatif sama. Yang lebih
berpengaruh dalam menentukan permintaan tenaga kerja adalah kemampuan mesin
untuk menghasilkan produk dalam kuantitas yang jauh lebih besar dari pada
kemampuan manusia. Misalnya, mesin pengemasan produk makanan yang dulunya
berbasis tenaga kerja manusia dan beralih ke mesin-mesin dan robot akan
mempengaruhi permintaan tenaga kerja manusia lebih rendah untuk memproduksi
makanan tersebut.

8
c. Produktivitas Tenaga Kerja

Berapa jumlah tenaga kerja yang diminta dapat ditentukan oleh berapa tingkat
produktivitas dari tenaga kerja itu sendiri. Apabila untuk menyelesaikan suatu proyek
tertentu dibutuhkan 50 karyawan dengan produktivitas standar yang bekerja selama 9
bulan. Namun dengan karyawan yang produktivitasnya melebihi standar, proyek
tersebut dapat diselesaikan oleh 25 karyawan dengan waktu 9 bulan.

Kita mengetahui bahwa kekuatan permintaan tenaga kerja dalam pekerjaan


tertentu sebagian bergantung pada produktivitas (MP). Perusahaan mengontrol
kebanyakan faktor-faktor yang menentukan produktivitas pekerja. Tetapi dua cara
serikat buruh dapat mempengaruhi ouput per jam pekerja adalah berpartisipasi dalam
komite manajemen produktivitas tenaga kerja gabungan—yang seringkali disebut
“lingkaran kualitas”—dan “codetermintation”, yang terdiri dari partisipasi langsung
para pekerja dalam pengambilan keputusan perusahaan. Yang sebelumnya juga
terkadang disebut “demokrasi buruh”. Tujuan kedua pendekatan tersebut adalah
memperbaiki komunikasi internal dalam perusahaan dan meningkatkan produktivitas
melalui penekanan lebih melalui kerjasama lebih dan insentif profit.

Dalam banyak kasus, serikat buruh telah menolak partisipasi dalam lingkaran
kualitas dan codetermintation, memperdabatkan bahwa program-progam ini
memperlancar proses tawar menawar dan memperkecil otoritas serikat. Dalam contoh
lainnya, serikat setuju untuk berpartisipasi dalam basis eksperimental. Sampai pada
saat pendekatan mereka meningkatkan marginal product tenaga kerja, permintaan
tenaga kerja akan meningkat, sehingga meningkatkan prospek serikat untuk
menegoisiasi peningkatan upah.

d. Kualitas Tenaga Kerja

Pembahasan mengenai kualitas ini berhubungan erat dengan pembahasan


mengenai produktivitas. Karena dengan tenaga kerja yang berkualitas akan
menyebabkan produktivitasnya meningkat. Kualitas tenaga kerja ini tercermin dari
tingkat pendidikan, keterampilan, pengalaman, dan kematangan tenaga kerja dalam
bekerja.

e. Fasilitas Modal

Dalam prakteknya faktor-faktor produksi, baik sumber daya manusia maupun


yang bukan sumber daya alam dan lainlain, seperti modal tidak dapat dipisahkan
dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu industri, dengan asumsi faktor-

9
faktor produksi yang lain konstan, maka semakin besar modal yang ditanamkan akan
semakin besar permintaan tenaga kerja. Misalnya, dalam suatu industri air minum,
dengan asumsi faktor-faktor lain konstan, maka apabila perusahaan menambah
modalnya, maka jumlah tenaga kerja yang diminta juga bertambah.

2.4 Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja

Elastisitas permintaan tenaga kerja artinya sebagai persentase perubahan


permintaan akan tenaga kerja sehubungan dengan perubahan tingkat upah sebanyak 1
persen. Seperti pada persamaan dibawah ini :

e = Elastisitas permintaan akan tenaga kerja

 N = Perubahan jumlah pekerja yang terjadi

N = Jumlah yang bekerja pada awalnya

 W = Tingkat upah sedang berlaku

Jika tingkat upah naik maka jumlah orang yang dipekerjakan menurun begitu juga
sebaliknya. Penduduk akan terserap pada berbagai sektor, namun pada dasarnya
setiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang berbeda. Hal ini mengakibatkan
perbedaan laju peningkatan produktivitas kerja pada masing - masing sektor. Dan
terjadinya perubahan sektoral secara berangsur baik dalam penyerapan tenaga kerja
dan menunjukkan adanya kontribusi dengan pendapatan nasional. Perbedaan laju
pertumbuhan penduduk regional dan kesempatan kerja, dapat menunjukan perbedaan
elastisitas masing – masing sektor dalam hal penyerapan tenaga kerja.

Berikut adalah faktor – faktor besar kecilnya elastisitas permintaan yaitu :

1. Subtitusi tenaga kerja dengan faktor produksi lain, contohnya modal.

2. Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan.

3. Proposi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya produksi.

10
4. Elastisitas penawaran dari faktor – faktor produksi pelengkap.

Berikut ini beberapa macam- macam elastisitas permintaan tenaga kerja yaitu :

A. Elastisitas Substitusi

Elastisitas substitusi merupakan efek perubahan biaya relatif faktor produksi terhadap
perubahan permintaan relatif faktor produksi. Maka elastisitas subtitusi mengukur
perubahan permintaan relatif faktor produksi. Nilai elastisitas substitusi kurang atau
sama dengan nol. Kenaikan harga relatif tenaga kerja terhadap harga modal
menyebabkan rasio tenaga kerja dan jumlah modal menjadi kecil dikarenakan
elastisitas substitusi bernilai negatif. Harga tenaga kerja lebih mahal dibandingkan
harga modal apabila rasio w/r menjadi lebih tinggi. Jika harga tenaga kerja meningkat
maka jumlah tenaga kerja yang digunakan terhadap modal akan lebih sedikit
dibandingkan modalnya. Elastisitas substitusi bernilai nol suatu fungsi produksi
memiliki faktor produksi tetap biasanya disebut dengan fixed factor production.
Adanya perubahan harga relatif faktor produksi tidak mempengaruhi komposisi
penggunan faktor produksi tenaga kerja dan modal rasionya tidak akan berubah. Jika
elastisitas substitusi = ∞ menggambarkan faktor produksi tenaga kerja dan modal
mempunyai hubungan substitusi sempurna. Kenaikan kecil pada harga relatif tenaga
kerja menyebabkan perusahaan menggunakan faktor produksi modal saja. Sebaliknya
harga tenaga kerja menjadi relatif lebih murah dibandingkan dengan harga modal
menyebabkan perusahaan menggunakan tenaga kerja saja. Biasanya pada kasus
keseharian elastisitas substitusi adalah negatif.

B. Elastisitas Upah

Elastisitas upah menggambarkan efek perubahan upah terhadap perubahan tenaga


kerja yang akan diminta untuk mengukur kesensitifan perubahan jumlah tenaga kerja
yng diminta apabila terdapat perubahan jumlah upah. Biasanya elastisitasnya bernilai
negatif. Bilamana kurva permintaan tenaga kerja memiliki nilai absolut lebih dari satu
kurva permintaan tenaga kerja dianggap relatif elastis. Perubahan jumlah tenaga kerja
sensitif terhadap perubahan tingkat upah sedikit upah mengalami kenaikan maka
jumlah tenaga kerja yang diminta turun lebih besar. Jika nilai absoulut elastisitas
upah lebih kecil daripada satu, kurva permintan tenaga kerja disebut sebagai
permintaan tenaga kerja yang inelastisitas. Adanya perubahan pada tingkat upah tidak
terlalu disertai dengan penurunan jumlah tenaga kerja yang diminta maka kurvanya
tidak sensitif terhadap perubahan upah.

11
C. Elasitas Silang

Elastisitas silang merupakan ukuran efek perubahan tingkat harga faktor produksi
selain tenaga kerja. Elastisitas silang mengukur sensitivitas permintaan tenaga kerja
terhadap perubahan tingkat harga modal. Secara empiris elastisitas silang
menunjukan :

1) Tenaga kerja kurang pandai dan terampil lebih mudah untuk disubtitusikan
dengan modal dibandingkan subtitusi modal dengan tenaga kerja terampil itu
berarti menghemat penggunaan tenaga kerja manusia.

2) Tenaga kerja tidak terampil dan terampil juga mempunyai hubungan subtitusi.

3) Tenaga kerja muda dan dewasa juga mempunyai hubungan subtitusi.

4) Tenaga kerja dan bahan mentah serta tenaga kerja dengan bahan bakar juga
mempunyai subtitusi meskipun efeknya kecil.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi.


Sebagai sarana produksi, tenaga kerja lebih penting dari pada sarana produksi yang
lain seperti bahan mentah, tanah, air, dan sebagainya. Karena manusialah yang
menggerakkan semua sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan barang.

Tenaga kerja Secara umum adalah menyangkut manusia yang mampu bekerja
dan menghasilkan barang atau jasa yang memiliki nilai ekonomis yang dapat berguna
bagi kebutuhan masyarakat. Konsep tenaga kerja adalah penduduk yang telah
berumur 15 tahun ke atas, tanpa mengunakan batas atas usia kerja.

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://core.ac.uk/download/pdf/147024019.pdf

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7832/5/BAB%20II.pdf

Sulistiyawati, Khoerunisa. Elastisitas Permintaan dan Pernawaran Tenaga Kerja Serta


Upah Di Indonesia. Jurnal, Politeknik Indotec Kendari.

14

Anda mungkin juga menyukai