Anda di halaman 1dari 6

RESUME

BIMBINGAN KONSELING
“PENGERTIAN, TUJUAN, DAN ARAH PELAYANAN BK”

Oleh:
Nadila Aulya Putri
NIM 19031032
Program Studi Pendidikan Biologi

Dosen Pengampu:
Zadrian Ardi, S.Pd, M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
Pengertian, Tujuan, Dan Arah Pelayanan BK

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan
perencanaan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-
norma yang berlaku.
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan, dan program ini
ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Menurut Tolbert, bim
bingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan
yang diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan
rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari.
Bimbingan merupakan layanan khusus yang berbeda dengan bidang pendidikan lainnya.
2. Pengertian Konseling
Konseling sebenarnya merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam bimbingan,
tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa karena sifatnya yang lentur atau fleksibel dan
komprehensif.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan, tetapi merupakan teknik inti
atau teknik kunci. Hal ini dikarenakan konseling dapat memberikan perubahan yang
mendasar, yaitu mengubah sikap. Sikap mendasari perbuatan, pemikiran, pandangan dan
perasaan, dan lain-lain.
Menurut Leona E. Tylor, ada lima karakteristik yang sekaligus merupakan prinsip-
prinsip konseling. Kelima karakteristik tersebut adalah:
a. Konseling tidak sama dengan pemberian nasihat (advicement), sebab di dalam pemberian
nasihat proses berpikir ada dan diberikan oleh penasihat, sedang dalam konseling proses
berpikir dan pemecahan ditemukan dan dilakukan oleh klien sendiri.
b. Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental yang berkenaan
dengan pola-pola hidup.
c. Konseling lebih menyangkut sikap daripada perbuatan atau tindakan
d. Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional daripada pemecahan
intelektual.
e. Konseling menyangkut juga hubungan klien dengan orang lain
Konseling memegang peranan yang sangat penting dalam bimbingan, sering disebut
sebagai jantungnya dari bimbingan (counseling is the heart of guidance), konseling sebagai
inti bimbingan (counseling is the core of guidance), konseling sebagai pusatnya bimbingan
(counseling is the centre of guidance). Sebab dikatakan jantung, inti, atau pusat karena
konseling ini merupakan layanan atau teknik bimbingan yang bersifat terapeutik atau bersifat
menyembuhkan (curative) (Fenti, 2016: 1-3).

B. Tujuan Bimbingan Konseling


Tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan, atau sesuatu
yang ingin dicapai melalu berbagai kegiatan yang diprogramkan.Tujuan bimbingan dan
konseling merupakan pernyataan yang menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi siswa yang
diharapkan berkembang (kompetensi siswa) melalui berbagai strategi layanan kegiatan yang
diprogramkan (Syafaruddin, dkk, 2019: 18-19).
Menurut Rochman Natawidjaja (2007:464) Bimbingan dan konseling bertujuan untuk
membantu siswa agar memilikk kemampuan untuk mengembangkan potensi dirinya, atau
menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus
dikuasainya. Kemampuan meniternalisasi itu meliputi kepada tiga tahapan, diantaranya yaitu:
1) Pemahaman (awareness),
2) Sikap (accommodation)
3) Keterampilan atau tindakan (action).
Selanjutnya ditambahakan oleh Ahman (Rochman Natawidjaja, 2007:231) menegaskan
bahwasanya tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah:
1) Membantu siswa mengembangkan pemahaman diri, sesuai dengan kecakapan, minat,
hasil belajar dan kesempatan yang ada,
2) Membantu siswa menjalani proses sosialisasi dan personalisasi nilai-nilai dan
mengambngkan kepekaan terhadap kebutuhan dan keadaan orang lain
3) Membantu siswa mengembangkan motif instrinsik dalam belajar sehingga tercapai
tujuan pengajaran yang bermakna,
4) Menumbuhkan dorongan untuk mengarahkan diri, memecahkan masalah, menentukan
pilihan dan keputusan, melibatkan diri dalam proses pendidikan,
5) Membantu siswa mengembangkan sikap dan nilai yang mengarah kepada pembentukan
keutuhan pribadi
6) Membantu siswa dalam memahami perilaku orang lain,
7) Membantu siswa memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri terhadap
masyarakat.
Secara umum, Dewa Ketut Sukardi (2010) menjelaskan bahwasanya tujuan
penyelenggaraan bantuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah berupaya membantu siswa
menemukan pribadinya, dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya serta menerima
dirinya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling disekolah ialah agar peserta didik, dapat:

a. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin.


b. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
c. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungannya, yang
meliputu lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
d. Mengatasi kesulitan dan mengidentifikasi dan memecahkan masalahanya.
e. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang
pendidikan dan pekerjaan.
f. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan disekolah tersebut (Tohirin, 2011).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi bimbingan konseling adalah
mengatasi masalah yang dialami anak dalam perkembangannya, sekaligus memaksimalkan tugas
perkembangan anak sehingga mampu memecahkan segala masalah yang dihadapi dan menjadi
dewasa yang seutuhnya.

C. Arah Pelayanan BK
Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan layanan yang mengarah pada:
1. Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang
paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta
kebutuhan hubungan sosioemosional. Orang tua, guru dan orangorang yang dekat
(significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan dasar
siswa. Dalam hal ini, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada umumnya berperan
secara tidak langsung dan mendorong para significant persons berperan optimal dalam
memenuhi kebutuhan paling elementer siswa.
2. Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik
sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan
pengembangan yang cukup baik siswa akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan
dirinya dengan wajar, tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi
pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa depan dengan
cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan pelayanan pengembangan
bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa. Dalam hal
ini, pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas
perkembangan siswa.
3. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa, yaitu pelayanan
yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik
sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan/lintas minat/pendalaman
minat ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan
menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam
pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat
peserta didik ini terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.
4. Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan yang diakibatkan oleh
gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi
natan. Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani permasalahan peserta
didik, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor memiliki peran dominan. Peran
pelayanan teraputik oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat menjangkau
aspekaspek pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, dan pelayanan peminatan.
5. Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan
pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat lainnya
yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok
terselenggaranya dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran,
optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara
langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan dasar, pengembangan
peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas (Jarkawi, 2015: 5-6).
DAFTAR PUSTAKA

Fenti, Hikmawati. 2016. Bimbingan dan Konseling Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Jarkawi, J. 2015. Perencanaan program bimbingan dan konseling di SMP 25 Banjarmasin. Jurnal


Konseling Gusjigang, 1(1), 107845.

Syafaruddin, dkk. 2019. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Telaah Konsep, Teori, dan Praktik.
Medan: Perdana Publishing.

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: :


PT Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai