Anda di halaman 1dari 49

PENETUAN KADAR KALSIUM, MAGNESIU DAN

MAGNESIUM DAN KONDUKTIVITAS PADA SUMBER AIR DI


PT. TIRTA INVESTAMA LANGKAT, SUMATERA UTARA

LAPORAN TUGAS AKHIR

RITA SIPANGKAR
152401053

PROGRAM STUDI D3 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENENTUAN KADAR KALSIUM, MAGNESIUM DAN KONDUKTIVITAS
PADA SUMBER AIR DI PT.TIRTA INVESTAMA LANGKAT,
SUMATERA UTARA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

Rita Sipangkar
152401053

PROGRAM STUDI D3 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN ORISINALITAS

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing- masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2018

Rita Sipangkar
152401053

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Judul : Penentuan kadar kalsium, magnesium

dan konduktivitas pada sumber air di

PT. Tirta Investama Langkat

Kategori : Laporan tugas akhir

Nama : Rita Sipangkar

Nomor induk mahasiswa : 152401053

Program studi : Diploma (D3) Kimia

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di

Medan, Juli 2018

Ketua Program Studi Pembimbing

Dr. Minto Supeno M.S Dr. Firman Sebayang M.S


NIP. 19610509198703100 NIP.195607261985031001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENENTUAN KADAR KALSIUM, MAGNESIUM DAN KONDUKTIVITAS PADA
SUMBER AIR DI PT. TIRTA INVESTAMA LANGKAT, SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar kalsium, magnesium dan konduktivitas dari sumber air
di PT. Tirta Investama Langkat, Sumatera Utara. Penentuan kadar kalsium dan
magnesium dengan metode titrasi kompleksometri. Dimana pada penentuan kadar
kalsium dengan penambahan larutan NaOH dan indikator murexid akan mengalami
perubahan warna dari merah muda menjadi warna ungu yaitu setelah dititrasi dengan
larutan EDTA. Dan pada penentuan magnesium dihitung dari hasil penentuan kadar
kalsium. Dan pada penentuan kadar konduktivitas dilakukan dengan alat
konduktivitimeter. Hasil analisis yang diperoleh untuk kadar kalsium dilakukan selama
lima hari berturut-turut pada sumber 2, 3, dan 4 yaitu 12,30 mg/L, 26,32 mg/L, dan
13,98 mg/L, dan magnesium yaitu 5,50 mg/L, 28,39 mg/L, dan 47,57 mg/L. Sedangkan
untuk konduktivitas yang diperoleh yaitu 115,2 µs/cm, 150,8 µs/cm, dan 130,8 µs/cm.
Kadar kalsium, magnesium dan konduktivitas pada sumber mata air 2, 3, dan 4 di PT.
Tirta Investama Langkat, Sumatera Utara telah memenuhi syarat SNI dan permenkes
Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990.

Kata kunci : air, kalsium, magnesium, konduktivitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DETERMINATION OF LEVELS OF CALSIUM, MAGNESIUM DAN CONDUCTIVITY
AND WATER SOURCE IN PT. TIRTA INVESTAMA LANGKAT, NORTH
SUMATERA

ABSTRACT

We have determined the calsium, magnesium, and conduktivity of the water source in PT.
Tirta Investama Langkat, North sumatera. Determination of calsium and magnesium
concentration by method of titration of complexometri where obtained calsium levels by
the method of complexity titration. Where on the determination of calsium levels with the
addition of NaOH solution of murexid indicator will change the colour from pink to
purple colour thet is after dititrasi with EDTA solution. And on the determination of
conduktivity level is done by conduktivitimeter. The results of the analysis obtained for
calsium levels fermormed for five consecutive days at source 2, 3 and 4 yaitu 12,30 mg/L,
26,32 mg/L, 13,98 mg/L and magnesium 5,50 mg/L, 28,39 mg/L, 47,57 mg/L. While the
conductivity 115,2 µs/cm, 150,8 µs/cm, 130,8 µs/cm. Levels of calsium, magnesium, dann
konduktivity at source 2,3 and 4 springs in PT. Tirta Investama Langkat, nort sumatera
has fulfilled the SNI and the minister of Health number : 416/MENKES/PER/IX/1990.

Keyword : water, calcium, magnesium, conductivity

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Pemurah dan Maha
Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas
akhir ini dengan judul penentuan kadar kalsium, magnesium dan konduktivitas pada sumber air
di PT.Tirta Investama Langkat, Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tersusunnya laporan tugas akhir ini tidak terlepas dari
perhatian, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung.
1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kesehatan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
2. Terkhususnya penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sangat tulus kepada Orang
Tua penulis yang selama ini tiada henti-hentinya memberikan dukungan, semangat,
perhatian, serta bantuan moril maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan tugas akhir ini.
3. Bapak Dr. Firman Sebayang, M.S, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan meluangkan waktunya kepada penulis ditengah kesibukannya dalam
membantu penulis menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
4. Bapak Dr. Minto Supeno, M.S, selaku Ketua Program Studi D3 Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan.
5. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan.
6. Ibu Dra. Nurhaidah Pasaribu M.Si selaku sekertaris Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan.
7. Bapak Dr. Kerista Sebayang selaku dekan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
8. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara Medan terkhususnya Jurusan Kimia yang telah mendidik
penulis menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9. Buat sahabat-sahabat tercinta D3 Kimia, terutama D3 Kimia 2015 yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu namanya yang telah memberikan motivasi serta junior
penulis D3 Kimia 2016 dan 2017 yang telah memberikan dukungan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Pada penulisan laporan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat kepada
penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Medan, Juli 2018

Rita Sipangkar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS i
PENGESAHAN TUGAS AKHIR ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
PENGHARGAAN v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR SINGKATAN x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Hipotesis 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metodologi Percobaan 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sejarah Singkat Perusahaan 4
2.1.1 Awal Pendirian 5
2.1.2 Perkembangan dan Akuisisi Oleh Danone 5
2.2 Defenisi Air 6
2.3 Fungsi Air 7
2.4 Analisis Air 8
2.4.1 Macam-Macam Analisis Air 8
2.4.2 Pembagian Air Berdasarkan Analisis 9
2.4.3 Bahan Pencemar 10
2.4.4 Pengolahan Air Tercemar 10
2.4.5 Pencegahan Terjadinya Cemaran Air 11
2.5 Karakteristik Air 12
2.6 Syarat-Syarat Air Minum 12
2.7 Air Minum 14
2.7.1 Manfaat Aqua Bagi Kesehatan 14
2.8 Defenisi Kalsium 17
2.8.1 Fungsi dan Peranan Kalsium 17
2.9 Penentuan Kalsium 19
2.10 Defenisi Konduktivitas 20
2.11 Defenisi Magnesium 21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3 BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat 23
3.2 Metodologi Penelitian 23
3.2.1 Alat dan Bahan 23
3.2.2 Alat 23
3.2.3 Bahan 23
3.3 Pembuatan Reagen Untuk Pengujian Kadar Kalsium 23
3.3.1 Pembuatan Larutan Standart EDTA 0,01 N 23
3.3.2 Pembuatan Larutan Standart Kalsium Karbonat 0,01M 24
3.3.3 Standarisasi Larutan Standart EDTA 0,01 N 24
3.3.4 Pembuatan Indikator Murexid 24
3.4 Prosedur Percobaan 25
3.4.1 Penentuan Kadar Kalsium 25
3.4.2 Penentuan Kadar Magnesium 25
3.4.3 Penentuan Kadar Konduktivitas 25

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil penelitian 26
4.2 Perhitungan 26
4.2.1 Penentuan kadar kalsium 27
4.2.2 Penentuan Kadar Magnesium 29
4.3 Reaksi Percobaan 29
4.4 Pembahasan 31

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 33
5.2 Saran 33

DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
Tabel

1 Hasil analisa kalsium, magnesium dan konduktivitas pada 24


sumber air di PT. Tirta Investama Langkat Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR SINGKATAN

AMDK = Air Minum Dalam Kemasan


PLTA = Pembangkit Listrik Tenaga Air
PH = Potensial Hidrogen
LKM = Level Kontaminasi Maksimum
FDA = Food Drug Administration
LDL = Low Density Lipoprotein Cholesterol
DHL = Daya Hantar Listrik
EDTA = Ethilene Diamine Tetraacetic Acid
APD = Alat Pelindung Diri
EBT = Erichrom Black T

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1
PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Air merupakan zat yang sangat penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun bervariasi
antara bagian-bagian tubuh seseorang . Beberapa organ tubuh mengandung air antara
lain otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6% , dan darah 83%. Itupun
dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Volume air dalam
tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat
bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga setiap harinya kurang lebih
2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar 2,3 liter di produksi
menjadi urine. Selebihnya di serap kembali masuk ke aliran darah. Dalam
kehidupan sehari-hari , air di pergunakan antara lain untuk mandi, memasak,
mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan pembawa bahan buangan industri
(Chandra, 2005).

Air minum dalam kemasan (AMDK) adalah air baku yang telah melalui
sebuah proses sterilisasi, dikemas dan aman untuk diminum mencakup air mineral
dan air demineral. Beberapa terakhir ini penjualan air minum dalam kemasan
(AMDK) di Indonesia berkembang sangat pesat, sehingga banyak terjadi persaingan
bagaimana memproduksi air minum yang layak dikonsumsi masyarakat. Ada yang
menyebut air minum mineral, ada pula air minum murni, dengan kualitas yang
bermacam-macam pula. Hal tersebut ternyata memunculkan perbedaan pendapat air
mineral dan air murni di kalangan para ahli dan produsen air minum.

Air yang dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasite,


bahan-bahan kimia yang berbahaya, dan sampah atau limbah industri . Adanya
pencemaran dari lingkungan yang berupa bahan buangan mengakibatkan sulitnya di
peroleh air minum yang telah distandarkan dan yang tidak membahayakan kesehatan
.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sumber air atau mata air merupakan pilihan terbaik dalam pembuatan air
minum dalam kemasan (AMDK), karena berbagai jenis mineral terdapat pada lapisan
batuan yang menghasilkan sumber air dan mineral-mineral penting yang dihasilkan
sangat di butuhkan tubuh dalam menjaga kesehatan konsumen. Oleh karena itu,
muncullah perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) yang dipelopori oleh PT
Golden mississippi pada tahun 1974 yang terkenal dengan merk “AQUA”.

Untuk memperoleh air minum yang sehat dengan rasa yang tidak berubah
selama penyimpanan, maka selama berlangsungnya proses produksi diperlukan
adanya pengawasan mutu yang baik dari bahan baku sampai menjadi produk jadi
yang di dalamnya juga tercakup pelaksanaan cleaning dan sanitasi.

Dari hal tersebut maka penulis menganggap perlunya di pelajari tentang pelaksanaan
proses sanitasi pada proses pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK)
“AQUA” di PT. Tirta Investama Langkat, Sumatera Utara.

1.2 Perumusan Masalah

1. Berapakah kadar kalsium, magnesium dan konduktivitas pada sumber air di PT.
Tirta Investama Langkat, Sumatera Utara.
2. Apakah hasil dari kadar kalsium, magnesium dan konduktivitas di PT. Tirta
Investama Langkat, Sumatera Utara sudah memenuhi standart SNI dan MENKES.

1.3 Hipotesis

Kadar kalsium, konduktivitas dan magnesium pada sumber air di PT.Tirta Langkat,
Sumatera Utara sudah sesuai dengan mutu standart SNI dan MENKES.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kadar kalsium di PT. Tirta Investama Langkat, Sumatera


Utara.
2. Untuk
3. mengetahui kadar magnesium di PT. Tirta Investama Langkat, Sumatera Utara.
4. Untuk mengetahui kadar konduktivitas di PT. Tirta Investama Langkat,
Sumatera Utara.
5. Untuk mengetahui apakah kadar kalsium, magnesium dan konduktivitas di PT.
Tirta Investama Langkat, Sumatera Utara sudah memenuhi standart SNI dan
MENKES.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui kadar kalsium di PT. Tirta Investama Langkat, Sumatera


Utara.
2. Dapat mengetahui kadar magnesium di PT. Tirta Investama Langkat,
Sumatera Utara.
3. Dapat mengetahui kadar konduktivitas di PT. Tirta Investama Langkat,
Sumatera Utara.
4. Dapat mengetahui apakah hasil dari kadar kalsium, magnesium dan
konduktivitas di PT. Tirta Investama Langkat, Sumatera Utara sudah memenuhi
standart SNI dan MENKES.

1.6 Metodologi percobaan

Analisis kompleksometri dan conduktivitimeter dimana penelitian berdasarkan


standart mutu yang telah di tetapkan di PT. Tirta Investama Langkat, Sumatera
Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi
oleh PT. Aqua Golden Mississippi Tbk di Indonesia sejak tahun 1973. Selain di
Indonesia, aqua juga dijual di Malaysia, Singapura, dan Brunei. Aqua adalah merek
AMDK dengan penjualan terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu merek
AMDK yang paling terkenal di Indonesia, sehingga telah menjadi seperti merek
generik untuk AMDK. Saat ini, terdapat 14 pabrik yang memproduksi aqua dengan
kepemilikan berbeda - beda (3 pabrik dimiliki oleh PT. Tirta Investama, 10 pabrik
dimiliki oleh PT Aqua Golden Mississippi, dan pabrik di Berastagi, Sumatera Utara
dimiliki oleh PT. Tirta Investama). Sejak tahun 1998, aqua sudah dimiliki oleh
perusahaan multinasional dalam bidang makanan dan minuman asal Perancis, Grup
Danone, hasil dari penggabungan PT Aqua Golden Mississippi dengan Danone.
Aqua Group didirikan oleh Tirto Utomo (1930-1994), warga asli Wonosobo yang
setelah keluar bekerja dari Pertamina, dan bekerja di Petronas, mendirikan usaha air
minum dalam kemasan (AMDK). Tirto berjasa besar atas perkembangan bisnis atau
usaha AMDK di Indonesia, karena sebagai seorang pioner maka almarhum berhasil
menanamkan nilai- nilai dan cara pandang bisnis AMDK di Indonesia.

Aqua untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan
berbagai produk air mineral di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh
faktor aqua sebagai produk air mineral yang pertama kali hadir di Indonesia serta
strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang digunakan
adalah terutama melalui iklan dimedia elektronik dan cetak, mensponsori berbagai
acara, serta instalasi iklan billboard secara luas. Dalam pemasarannya, grup distribusi
aqua memiliki jaringan distribusi air mineral yang terluas di Indonesia, yang mana
menembus sampai hampir ke setiap sudut kepulauan. Jumlah titik stok (gudang)
semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan
penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ditempatkan pada area - area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk
pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing- masing area
geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin.

2.1.1 Awal Pendirian

PT Aqua Golden Mississippi, selaku perusahaan pertama dari aqua group, didirikan
pada tahun 1973 di Indonesia. Ide mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto
bekerja sebagai pegawai Pertamina pada awal tahun 1970-an dan pegawai Petronas
pada awal dekade 1980-an. Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah
perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi
mengalami diare yang disebabkan karena mengkonsumsi air yang tidak bersih. Tirto
kemudian mengetahui bahwa tamu - tamunya yang berasal dari negara barat tidak
terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan. Tirto
mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi, dan menamai pabrik itu PT
Golden Mississippi dengan kapasitas produksi enam juta liter per tahun.

2.1.2 Perkembangan dan Akuisisi oleh Danone

Pada tahun 1982, Tirto mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur
bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena
dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium,
magnesium, potasium, zat besi, dan sodium. Willy Sidharta, sales dan perakit mesin
pabrik pertama aqua, merupakan orang pertama yang memperbaiki sistem distribusi
aqua. Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery door to door khususnya yang
menjadi cikal bakal sistem pengiriman langsung aqua. Konsep pengiriman
menggunakan kardus- kardus dan galon- galon menggunakan armada yang didesain
khusus membuat penjualan aqua secara konsisten menanjak hingga akhirnya angka
penjualan aqua mencapai dua Triliun Rupiah pada tahun 1985.

Pada tahun 1984, pabrik aqua kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur sebagai upaya
mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Setahun
kemudian, terjadi pengembangan produk aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengembangan ini membuat produk aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman
untuk dikonsumsi. Pada tahun 1995, aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang
menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemprosesan air dan
pembuatan kemasan aqua dilakukan bersamaan. Hasil sistem in line ini adalah botol
aqua yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih diujung proses produksi, sehingga
proses produksi menjadi lebih higienis.

Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru,
Lisa Tirto sebagai pemilik aqua Golden Mississippi sepeninggal suaminya Tirto
Utomo, menjual sahamnya kepada Group Danone pada 4 september 1998. Akuisisi
tersebut dianggap tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat
menyelamatkan aqua dari ancaman pesaing baru. Langkah ini berdampak pada
peningkatan kualitas produk dan menempatkan aqua sebagai produsen air mineral
dalam kemasan (AMDK) yang tersebar di Indonesia. Pada tahun 2000, bertepatan
dengan pergantian milenium, aqua meluncurkan produk berlabel Danone –Aqua.

2.2 Definisi air

Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang
lain juga sangat membutuhkan air. Kekurangan air pada tubuh manusia bisa
menyebabkan dehidrasi karena ketahanan tubuh manusia sangat bergantung pada
berbagai fungsi air sedangkan tubuh manusia belum mengembangkan suatu sistem
penyimpanan air sebagai sistem penyimpanan lemak.

Bagi kehidupan makhluk hidup, air bukanlah merupakan hal yang baru, karena tidak
satupun kehidupan di bumi ini dapat berlangsung tanpa air. Oleh sebab itu air
dikatakan sebagai benda mutlak yang harus ada dalam kehidupan manusia. Tubuh
manusia mengandung 60% -70% air dari seluruh berat badan, air di daerah jaringan
lemak terdapat kira-kira 90% (Soemirat, 2003).

Air yang dipergunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari masih banyak yang
belum memenuhi persyaratan kesehatan, maka pengelolaan sumber daya air sangat
penting agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


diinginkan. Salah satu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan
interprestasi data kualitas fisika, kimia dan biologi (Effendi, 2003).

Berdasarkan peraturan pemerintah no. 20 tahun 1990 mengelompokkan


kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun
penggolongan air menurut Effendi (2003) adalah sebagai berikut :

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung, tanpa pengelolaan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik.

2.3 Fungsi Air

Air sangat penting dalam kehidupan kita. Tanpa air kelangsungan hidup hanya
beberapa hari saja. Air merupakan bahan bangunan dari setiap sel; kandungan air
bagi setiap jaringan tubuh sangat bervariasi misalnya jaringan otot sekitar 7,5%;
jaringan lemak sekitar 2%; darah sekitar 90%. Air merupakan bahan pelarut didalam
tubuh dan membantu dalam pelembutan makanan. Suhu tubuh secara tidak langsung
diatur oleh air dengan cara penyerapan melalui paru-paru dan keringat melalui kulit.
Kebutuhan air untuk diminum setiap hari sekitar 2 liter (bagi orang dewasa). Setiap
individu memerlukan air sekitar 60 liter/hari (untuk minum, cuci dan sebagainya).
Air banyak diperlukan dalam berbagai bidang, antara lain:

1. Keperluan industri: dipakai sebagai bahan pelarut, sebagai bahan pendingin.


2. Keperluan pembangkitan tenaga listrik dikenal dengan nama PLTA.
3. Keperluan irigasi (pertanian).
4. Keperluan transportasi.
5. Sebagai sarana olahraga (ski air, berselancar, kolam renang).
6. Sebagai sarana pariwisata (air terjun).
7. Keperluan peternakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8. Keperluan kedokteran (hidroterapi, sebagai bahan pelarut obat, sebagai bahan
infus) (Gabriel, J. F, 2001).

2.4 Analisis Air

Suatu bidang yang sangat luas yang berkaitan dengan penggunaan metode kimia
fisika dan biologi dalam menganalisis contoh air mulai dari air yang telah didestilasi
sampai air yang tercemar/terpolusi. Bidang atau hal utama yang diperhatikan dalam
usaha menganalisis meliputi:

a. Air siap minum yang menimbulkan penyakit kepada manusia.


b. Zat - zat kimia yang terkandung dalam air yang membahayakan kehidupan
manusia.
c. Rasa asin, bau dan penampilan.
d. Bahan polutan apa saja yang ada didalam air.
e. Menentukan cara-cara treatment.
f. Kesehatan masyarakat dan pencegahan lingkungan.

2.4.1 Macam-macam analisis air

Sudah diketahui bahwa analisis air meliputi berbagai bidang dan metode yang
dipakai meliputi kimia, fisika dan biologi.

a. Metode analisis kimia


Analisis kimia tentang air meliputi kadar mineral, kation dan anion, trace organik
dan substansi anorganik, radionuklei dengan memakai colorimeter, metode titrasi dan
instrumentasi analisis (atomic adsorption spektropotometer untuk metal dan gas
liquid kromatograpi untuk zat organik), non instrumen untuk mengukur zat organik
non metal, teknik separasi kimia dan instrument untuk mengukur radioaktivitas dan
untuk mengukur radionuklei.

b. Metode analisis fisik


1. Memakai tes organoleptik untuk mengetahui rasa air, bau yang sangat
bermakna bagi konsumen dalam hal menilai kualitas air yang siap diminum.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Warna air ditentukan dengan metode spektrofotometer dan dengan
mengamati secara langsung.
3. Konduktivitas listrik diukur dengan elektrometer dan secara tidak langsung
sebagai indikasi sisa larutan (residu).
4. Residu larutan air dapat pula diukur dengan gravimeter (menunjukkan berat =
massa dari contoh air).
5. Sisa suspensi memakai suspensi solid test. Ini sangat penting- dalam evaluasi
keregangan polutant dan efektivitas dari treatment air tersebut.
6. Untuk air siap minum perlu sekali menganalisis tentang kekeruhan air dan
kejernihan.
7. Memakai neplometri yaitu pemakaian lilin yang menyala untuk menentukan
kedalaman sumber air.
c. Metode analisis biologi
Analisis biologi ini bertujuan untuk menentukan ada tidaknya organisme didalam air
dan efek substansi didalam air. Dalam melakukan pekerjaan analisis biologi metode
klasik yang dipakai meliputi laboratorium percobaan, penggunaan mikroskop untuk
identifikasi dan menghitung organisme di dalam air. Hasil analisis itu sangat penting
untuk mengadakan komparatif dan menentukan kapan adanya organisme di dalam air
dan efek dari pencemaran pada air alam. Adanya alga di dalam air minum
mempunyai efek terhadap kualitas air dalam hal rasa, bau, warna serta untuk
mengontrol tempat penampungan air. Tes mikrobiologi untuk menentukan kualitas
kesehatan dari air dan kenyamanan air yang digunakan. Tes ini digunakan untuk
mengetahui coliform grup apakah ada didalam air atau tidak. Apabila ada berarti air
tersebut telah terpolusi dengan feses /tinja (Gabriel, J, F, 2001).

2.4.2 Pembagian air berdasarkan analisis

Berdasarkan analisis air maka air digolongkan dalam 3 (tiga) golongan yaitu air
kotor/ air tercemar, air bersih dan air siap minum.

1. Air kotor/ air tercemar


Air yang bercampur dengan satu atau berbagai campuran hasil buangan
disebut air tercemar/air kotor. Menurut lokasi pencemaran maka air tercemar
ini digolongkan dalam 2 lokasi yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


- Air tercemar dipedesaan. Sumber pencemaran adalah sampah rumah
tangga, hasil kotoran ternak, hasil industri kecil.
- Air tercemar perkotaan bersumber dari hasil sampah rumah tangga, pusat
perbelanjaan, industri kecil, industri berat, hotel, restaurant, tempat
keramaian.

2.4.3 Bahan pencemar

Bahan pencemar tergantung tingkat kemajuan masyarakat. Makin modern suatu


masyarakat makin bervariasi bahan cemaran. Masyarakat desa: bahan cemaran
berupa feses (kotoran manusia), urin, kotoran hewan, lumpur, pestisida, pupuk,
sabun, detergen. Sedangkan masyarakat kota: bahan cemaran berupa industri ( kulit,
kertas, bahan farmasi, pengalengan susu, daging, dan buah-buahan, bumbu-bumbu
masak, oli, dan lain-lain); sampah perhotelan (sisa makanan), sampah restaurant (sisa
makanan), sampah dari tempat cuci mobil dan lain-lain. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa cemaran berupa zat cair yaitu larutan dan suspensi serta bahan
organik dan anorganik.

2.4.4 Pengolahan air tercemar

Pengolahan air tercemar bukan suatu hal yang mudah oleh karena air tercemar
mengandung bahan organik dan anorganik, kuman/bakteri dengan pH yang beraneka
ragam oleh karena zat asam atau basa. Perlu beberapa disiplin ilmu dikaitkan dalam
melaksakan pengolahan air tercemar. Disiplin ilmu yang dimaksud adalah disiplin
ilmu kimia, fisika dan biologi. Pengolahan air tercemar secara sederhana, yaitu:

- Kemudian pH air dinetralkan (disiplin ilmu kimia).


- Mula-mula melakukan filtrasi, koagulasi, pengendapan (disiplin ilmu
fisika).
- Selanjutnya disusul dengan aerasi (diberi oksigen).
Cara yang paling praktis, semua bahan pencemar disalurkan kedalam suatu
lubang yang dalam (seperti lubang WC) dengan ketentuan lubang tersebut harus

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


jauh dari lubang sumur ± 10 meter. Khususnya bagi bahan pencemar yang beracun
misalnya sianida, lubang tampungan harus jauh dari lubang sumur ± 25 meter.

2.4.5 Pencegahan terjadinya cemaran air


Pencegahan lebih berarti daripada pengolahan air tercemar. Cara yang ditempuh
untuk pencegahan antara lain :

- Memberi penyuluhan kepada masyarakat akan arti penting kebersihan


lingkungan plus kebersihan lingkungan air.
- Membuat saluran air kotor (got) menuju ke tempat penampungan.
- Membuat sarana penunjang misalnya bak sampah, WC umum.
- Kepada perusahaan, pabrik diberi peringatan agar limbah pabrik/
perusahaan tidak mencemarkan air dan lingkungan.
- Ada undang-undang khusus agar bisa menjerat dan memberi sanksi berat
apabila ada perusahaan (pabrik) yang mencemari air dan lingkungan.
2. Air bersih
Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisika, kimia, namun bakteriologi
belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, air
dari sumber mata air.

Pemanfaatan air bersih secara umum dapat dikatakan penggunaan air bersih
sebagai berikut:

- Air diolah menjadi air siap minum


- Untuk keperluan keluarga (mencuci, mandi dan lain-lain)
- Sarana pariwisata (air terjun)
- Pada industri (sarana pendingin)
- Sebagai alat pelarut (dalam bidang farmasi dan kedokteran )
- Pelarut obat-obatan dan infus (apabila air tersebut telah diolah menjadi air
steril)
- Sebagai sarana irigasi
- Sebagai sarana peternakan
- Sebagai sarana olahraga ( kolam renang)

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Air Siap Minum
Air siap minum atau air minum ialah air yang sudah terpenuhi syarat fisika, kimia
bakteriologi serta level kontaminasi maksimum (LKM). Level kontaminasi
maksimum meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhan dan bakteri coliform yang
diperkenalkan dalam batas-batas aman. Lebih jelas lagi, bahwa air siap minum / air
minum yang berkualitas harus terpenuhi syarat sebagai berikut:

- Tidak berbau, tidak berasa, kesan enak bila diminum


- Mengandung mineral yang cukup sesuai dengan standart
- Bebas kuman/LKM Coliform dalam batas aman (Gabriel, J. F, 2001).

2.5 Karakteristik Air

Menurut Effendi (2003), air memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh senyawa
kimia lain, karakter tersebut antara lain:

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0°C (32°F) – 100°C,
air berwujud cair.
2. Suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan
panas yang sangat baik.
3. Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan
adalah proses perubahan air menjadi uap air.
4. Air merupakan pelarut yang baik.
5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi.
6. Air merupakan satu - satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.

2.6 Syarat-Syarat Air Minum

Harus jernih, transparan, tidak berwarna dan tidak dicemari bahan organik maupun
anorganik. Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa,
dan tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman patogen dan
segala yang membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang
dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat secara estetis, dan dapat merugikan secara
ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada
seluruh jaringan distribusinya. Atas dasar pemikiran tersebut dibuat suatu standar air

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


minum yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang konsentrasi sebagai
parameter yang sebaiknya diperbolehkan di dalam air minum (Slamet, 1994).
Menurut Sutrisno (2004), dari segi kualitas air minum harus memenuhi:

1. Syarat fisik

- Air tidak boleh berbau


Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh
masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau
amis dapat disebabkan oleh tumbuhnya alga.

- Air tidak boleh berasa


Air minum biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air minum yang tidak tawar
dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan
kesehatan. Rasa bau/amis, rasa pahit, asin, dan sebagainya. Efeknya
tergantung pada penyebab timbulnya bau tersebut.

- Air tidak boleh berwarna


Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang
berwarna.

- Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat
anorganik maupun organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan
tanaman dan hewan. Buangan industri juga dapat menyebabkan kekeruhan.
Zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung
perkembang biakannya.

- Suhu air hendaknnya di bawah sela udara (sejuk ± 25°C) agar:


Tidak terjadi pelarut kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat
membahayakan kesehatan, menghambat reaksi-reaksi biokimia di dalam
saluran/pipa, mikroorganisme patogen tidak mudah berkembang biak, dan
bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


- Jumlah zat padat terlarut (TDS)
TDS biasanya terdiri dari zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Bila
TDS bertambah maka kesadahan akan naik juga.

2. Syarat kimia
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu
dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan.

3. Syarat bakteriologi
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) dan tidak
boleh mengandung bakteri-bakteri golongan coli melebihi batas-batas yang telah
ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar
(feases) dan tanah.

2.7 Air Minum


Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (kepmenkes, RI.,
2002). Air minum yang baik dan aman untuk kesehatan jika memenuhi persyaratan
fisika, mikrobiologis dan kimiawi sesuai dengan parameter yang ditentukan oleh
permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010.

2.7.1 Manfaat Aqua Bagi Kesehatan

Air menjadi salah satu ikon air mineral yang sangat terkenal di dunia. Air mineral
seperti aqua memiliki perbedaan dengan jenis air minum dalam kemasan yang
dikeluarkan dengan beberapa nama yang berbeda. Air mineral aqua diambil
langsung dari sumber mata air pegunungan dengan proses yang higienis. Pengolahan
dengan berbagai jenis perlengkapan canggih akan membuat air mineral aqua
mengandung berbagai jenis mineral yang sangat baik untuk tubuh. Air mineral
mengandung beberapa mineral asli dari sumber mata air seperti kalsium, zat besi dan
magnesium. Air mineral aqua tidak mengandung bahan tambahan, bahan kimia
maupun bahan pengawet. Ini adalah salah satu keunggulan air mineral dibandingkan
jenis air tanah yang dimasak dan dikonsumsi secara langsung. Selain itu

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengembangan dan penelitian air mineral sudah dilakukan oleh para ahli sehingga
sangat menyehatkan untuk tubuh.

Menurut dari sumber FDA (food drug administration) air mineral berasal dari
air alami harus diverifikasi dalam sebuah laboratorium untuk menilai tingkat mineral
dan kadar garam alami. Air mineral yang berasal dari bawah tanah harus diolah
dengan proses geologis dan semua sumber air harus dilindungi secara fisik. Jadi,
apakah aqua memiliki manfaat untuk kita? dibawah ini adalah beberapa manfaat
aqua yang tergolong sebagai salah satu air mineral alami yaitu sebagai berikut:

1. Menurunkan Berat Badan


Semua air yang masuk dalam golongan air mineral sama sekali tidak memiliki
kandungan kalori atau lemak. Dan ini bukan seperti air minum dalam kemasan lain
yang sudah dikombinasi dengan beberapa rasa dan bahan tambahan. Jika anda ingin
menjalankan program diet maka minum aqua dan tidak mengkonsumsi jenis air
minum lain yang mengandung kalori, maka cara ini sangat efektif agar anda bisa
merasa lebih sehat dan segar dengan minum aqua saja dan mengurangi konsumsi air
yang mengandung gula atau bahan tambahan.

2. Menjaga Kesehatan Tulang


Penyakit yang berhubungan dengan kesehatan tulang sangat rentan terhadap wanita,
terutama wanita yang telah mengalami menopause. Hal ini biasanya disebabkan
karena kekurangan asupan kalsium yang dipengaruhi oleh usia dan faktor hormon.
Tulang wanita yang sudah menopause tidak mampu menyerap kalsium dengan baik
sehingga tulang menjadi lebih mudah keropos. Untuk menjaga kesehatan tulang
maka konsumsi aqua yang mengandung mineral kalsium alami sejak masih anak-
anak. Konsumsi air aqua juga sangat sehat bila dilakukan mulai dari anak-anak
hingga usia senja.

3. Mengatur Tekanan Darah


Masalah tekanan darah menjadi salah satu hal yang penting dalam dunia kesehatan.
Tekanan darah tinggi menyebabkan tubuh memiliki potensi beberapa penyakit lain
seperti serangan jantung, diabetes, dan serangan stroke. Sementara tekanan darah
rendah memiliki potensi anemia dan semua hal yang menyebabkan tubuh menjadi
lebih lemah. Aqua termasuk dalam salah satu sumber air mineral alami yang

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mengandung magnesium alami. Kandungan magnesium bisa membantu tubuh dalam
mengatur tekanan darah, baik untuk darah tinggi maupun untuk darah rendah.

4. Mengatur Kolesterol
Kolesterol jahat atau LDL memang menjadi ancaman kesehatan yang serius.
Kolesterol ini bisa menyebabkan tubuh mengalami resiko masalah kesehatan seperti
serangan jantung, stroke, diabetes dan masalah lain. Air mineral yang mengandung
magnesium dan kalium sangat penting untuk menurunkan kolesterol jahat dalam
tubuh. Selain itu sumber air mineral ini berpotensi untuk membantu menjaga
kesehatan jantung sehingga tubuh lebih sehat.

5. Mendukung Sistem Otot


Otot memiliki peran yang sangat besar untuk tubuh. Otot menjadi salah satu kunci
untuk menjaga kesehatan tubuh serta menjadi tempat penyimpanan energi. Selain
menjaga asupan yang penting untuk otot, maka otot tubuh harus bisa merubah
kondisi dengan beberapa perubahan seperti gerakan dan reileks. Air mineral
membantu menjaga kondisi otot agar stabil. Selain itu cairan dari air mineral yang
mengandung magnesium juga bisa menjaga otot tubuh dari kelelahan.

6. Membantu Kebutuhan Elektrolit Tubuh


Salah satu hal yang sangat penting dari fungsi cairan tubuh adalah menjaga agar
kondisi elektrolit dalam tubuh tetap stabil. Beberapa jenis elektrolit yang ditemukan
dalam air mineral adalah seperti klorida, natrium dan kalium. Air mineral bisa
menjadi sumber elektrolit sehingga akan membuat tubuh menjadi lebih segar.

7. Menjaga Kesehatan Pencernaan


Salah satu dukungan penting dalam pencernaan tubuh adalah fungsi pankreas yang
membuat proses pengolahan makanan dalam tubuh berjalan dengan baik. Beberapa
jenis ezim yang dihasilkan oleh pankreas seperti protease, lipase dan amilase juga
berperan untuk membantu pencernaan.

2.8 Defenisi Kalsium

Kalsium merupakan unsur logam alkali tanah yang reaktif, mudah ditempa dan
dibentuk serta berwarna putih perak. Kalsium bereaksi dengan air dan membentuk

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kalsium hidroksida dan hidrogen. Di alam kalsium ditemukan dalam bentuk
senyawa-senyawa seperti kalsium karbonat (CaCO3) dalam batu kalsit pualam dan
batu kapur, kalsium sulfat (CaSO4) dalam batu pualam putih atau gypsum, kalsium
fluorida (CaF2) dalam fluorit, serta kalsium fosfat (Ca 3(PO4)2 dalam batuan fosfat
dan silikat. Kalsium bereaksi lambat dengan oksigen diudara pada temperatur kamar
tetapi terbakar hebat pada pemanasan. Kalsium terbakar hanya menghasilkan
oksidanya (Svehla, 1985).

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh yaitu
1,5% - 2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Dari
jumlah ini, 99% berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Didalam cairan
ekstraseluler dan intraseluler kalsium memegang peranan penting dalam mengatur
fungsi sel seperti transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga
permeabilitas membran sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormon – hormon dan
faktor pertumbuhan (Almatsier, 2004).

2.8.1 Fungsi dan Peranan Kalsium

Kalsium mempunyai peranan penting didalam tubuh, yaitu dalam pembentukan


tulang dan gigi; dalam pengaturan fungsi sel pada cairan ekstraseluler dan
intraseluler, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalam darah dan
menjaga permeabilitas membran sel. Selain itu, kalsium juga mengatur pekerjaan
hormon – hormon dan faktor pertumbuhan (FKM UI, 2007).

- Pembentukan tulang
Almatsier (2004) menyebutkan bahwa kalsium dalam tulang mempunyai dua fungsi :
(a) sebagai bagian integral dari struktur tulang, (b) sebagai tempat menyimpan
kalsium. Proses pembentukan tulang dimulai pada perkembangan janin, dengan
membentuk matriks yang kuat, tetapi masih lunak dan lentur yang merupakan cikal
bakal tubuh. Matriks yang merupakan sepertiga dari bagian tulang terdiri dari serabut
yang terbuat dari kolagen yang diselubungi oleh bahan gelatin. Setelah lahir matriks
segeralah mulai menjadi kuat dan mengeras melalui proses klasifikasi, yaitu
terbentuknya kristal mineral yang mengandung senyawa kalsium. Karena kalsium
merupakan mineral yang utama dalam ikatan ini, keduanya harus berada dalam

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


jumlah yang cukup didalam cairan yang mengelilingi matriks tulang. Batang tulang
yang merupakan bagian keras matriks mengandung kalsium, fosfat, magnesium,
seng, natrium bikarbonat, dan fluor, selain hidroksipatit (Almatsier, 2004). Selama
kehidupan, tulang selalu mengalami perubahan baik dalam bentuk maupun
kepadatan, sesuai dengan usia dan perubahan berat badan. Menurut Krummel (1996),
faktor yang mempengaruhi klasifikasi/penulangan adalah genetik (untuk menentukan
massa tulang); hormon seks dan aktivitas fisik (untuk mempengaruhi metabolisme
tulang); dan berat badan berbanding terbalik dengan risiko patah tulang.

- Pembentukan gigi
Mineral yang membentuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah dan luar
dari gigi adalah mineral yang sama dengan pembentuk tulang, yaitu hidroksiapatit.
Namun, kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih rendah. Protein dalam
email gigi adalah keratin, sedangkan dalam dentin adalah kolagen. Pertukaran antara
kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung dengan lambat dan terbatas pada
kalsium yang terdapat dalam lapisan dentin. Sedikit pertukaran mungkin juga terjadi
diantara saliva dan email gigi. Kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi
dapat menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap kerusakan gigi (Almatsier,
2004).

- Pembekuan darah
Bila terjadi luka, ion kalsium dalam darah merangsang pembebasan fosfolipida
tromboplastin dari platelet darah yang terluka. Tromboplastin ini mengkatalisis
perubahan protrombin bagian darah normal menjadi trombin, kemudian membantu
perubahan fibrinogen, bagian lain dari darah, menjadi pibrin yang merupakan
gumpalan darah (Sherwood, 2001).

- Kontraksi otot
Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam interaksi protein didalam otot,
yaitu aktin dan miosin. Bila darah kalsium kurang dari normal, otot tidak bisa
mengendur sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan kejang.
Beberapa fungsi kalsium lain adalah meningkatkan fungsi transfor membran sel,
kemungkinan dengan bertindak sebagai stabilisator membran, dan transmisi ion
melalui membran organel sel (Almatsier, 2004).

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.9 Penentuan Kalsium

Analisa kadar kalsium dapat ditentukan dengan metode titrasi kompleksometri.


Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks
antar kation dengan zat pembentuk kompleks. Sebagai zat pembentuk kompleks yang
banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen
diamina tetra asetat (Na2-EDTA) (Depkes RI,1979). Prinsip dari metode ini adalah
bila EDTA ditambahkan kedalam sampel yang mengandung Ca, kemudian EDTA
akan membentuk kompleks 1:1 yang stabil dengan Ca yang ada. Penetapan Ca
dengan EDTA dapat dilakukan pada pH rendah. Persamaan reaksi umum pada titrasi
kompleksometri:

Mn+ + Na2EDTA → (MEDTA)n – 4 + 2H+ (Gandjar, 2007)

Untuk mendeteksi titik akhir titrasi digunakan indikator zat warna. Indikator
zat warna yang ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum titrasi akan
membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah jenis logam. Pada saat akhir titrasi
( kelebihan sedikit EDTA) maka kompleks indikator-logam akan pecah
menghasilkan warna yang berbeda. Indikator yang digunakan adalah murexid yang
pada titik akhir akan berubah warna dari merah mudah menjadi ungu (Gandjar,
2007). Pada awalnya indikator murexid bereaksi dengan ion kalsium sehingga
larutan berwarna merah muda. Pada titik akhir titrasi dengan EDTA, indikator akan
lepas kembali dan larutan menjadi berwarna ungu.

1. Ca2+ + murexid Ca2+ murexid


O = NH4+ O = NH4+
HN C Co NH HN C Co NH

Co C N=C C Co C–N–C C
NH Co Co NH NH Co Co NH
Ca Merah muda

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Ca2+ + murexid + EDTA Ca2+ EDTA + murexid

O = NH4+
HN C Co NH HOOC CH2 CH2COOH

Co C N C C + N–CH2 CH2 N
NH Co Co NH HOOC CH2 CH2COOH

O = NH4+
HN C Co NH OOC CH2 CH2COOH

Co C N C C + N –CH2 CH2 N
NH Co Co NH OOC CH2 CH2COOH

Ca EDTA

2.10 Defenisi Konduktivitas

Konduktivitas (daya hantar listrik / DHL) adalah gambaran numerik dari kemampuan
air untuk meneruskan aliran listrik. Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam
terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Reaktivitas, bilangan
valensi,dan konsentrasi ion-ion terlarut sangat berpengaruh terhadap nilai DHL.
Asam, basa dan garam merupakan penghantar listrik (konduktor) yang baik,
sedangkan bahan organik misalnya, sukrosa dan benzena yang tidak dapat
mengalami disosiasi, merupakan penghantar listrik yang jelek. Konduktivitas
dinyatakan dengan satuan µmhos/cm atau µsiemens/cm. Kedua satuan tersebut
setara. Air suling (aquades) memiliki nilai DHL sekitar 1 µmhos/cm, sedangkan
perairan alami sekitar 20-1500 µmhos/cm. Perairan laut memiliki nilai DHL yang
sangat tinggi karena banyak mengandung garam terlarut. Limbah industri memiliki
nilai DHL mencapai 10.000 µmhos/cm. (Alamsyah, S. 1997).

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.11 Defenisi Magnesium

Magnesium adalah pemblokir kalsium yang alamiah (natural calsium blocker), tetapi
ini tidak diketahui oleh sebagian besar para dokter. Jadi, konsumsi magnesium yang
cukup dapat menghindarkan seseorang dari serangan jantung mandadak dan
timbulnya batu ginjal. Cara paling mudah serta murah untuk mendapatkan asupan
magnesium yang cukup adalah melalui air minum yang telah difortifikasi dengan
magnesium dan salah satu sumber magnesium yang murah adalah SAL. Jadi, selain
bebas cemaran mikroba dan logam-logam berat berbahaya, persyaratan air minum
yang baik juga harus mengandung mineral-mineral penting untuk metabolisme
tubuh. Mineral-mineral tersebut terutama adalah magnesium, kalsium, kalium dan
seng yang semuanya terkadung dalam SAL. Sehari-hari, tambahan asupan
magnesium yang paling mudah, murah, aman, dan praktis adalah melalui air minum
yang telah difortifikasi dengan magnesium. Fortifikasi atau penambahan magnesium
yang murah meriah adalah dengan menggunakan SAL. Penambahan magnesium
dalam menu harian kita dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Antara lain
meneteskan langsung kedalam air minum (teh, kopi, jus, air putih) yang akan kita
konsumsi. Selain itu, penambahan dapat juga dilakukan melalui penanakan nasi,
pembuatan sup serta penggorengan ikan dan daging. Seperti telah diuaraikan
sebelumnya bahwa kebutuhan magnesium manusia dewasa adalah 400-450 mg per
hari. Bahkan Amerika, Eropa serta Jepang telah mempunyai peraturan dinegaranya
masing-masing untuk menambahkan unsur magnesium kedalam air minum dalam
kemasan (AMDK) dan tertera dalam standar nasional AMDK-nya. Pemilihan air
minum sebagai media karena paling efektif untuk memenuhi bakso, sup , atau kita
hendak menanak nasi. SAL dapat dikonsumsi dengan jenis makanan apapun (Nelson
Sembiring, 2007).

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai dari tanggal 22 Januari sampai tanggal 28


Februari yang berada di PT. Tirta Investama, Langkat Sumatera Utara .

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Alat dan Bahan

3.2.2 Alat

- Beaker Glass 500 ml Pyrex


- Elektroda conduktivitimeter LutronYK-43 CD
- Conduktivitimeter
- Labu Erlenmeyer 250 ml Pyrex
- Titrette (Buret digital) Duran
- Pipet volume 10 ml Pyrex
- Bola karet
- Labu takar 1000 ml Pyrex
- Gelas ukur 50 ml Pyrex
- Neraca analitik HWH
- Alu dan lumpang
3.2.3 Bahan

- Sumber mata air AMDK “AQUA”


- Larutan standart NaOH 1 N
- Indikator murexid
- Larutan Standart EDTA 0,01 N
3.3 Pembuatan Reagen Untuk Pengujian kadar Kalsium

3.4 Pembuatan Larutan Standar Ethtlene Diamine Tetraacetic Diamine

(EDTA)

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


- Ditimbang 3,723 gram EDTA
- Ditambahkan 5 ml NH4OH
- Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 1 L dalam labu takar 250 ml
- Dihomogenkan sampai batas atas

3.3.2 Pembuatan Larutan Standart Kalsium Karbonat 0,01 M

- Ditimbang 1,0 gram CaCO3 dan dimasukkan kedalam Beaker Glass 500 ml
- Dilarutkan dengan HCl 1:1 hingga larut
- Ditambahkan 200 ml aquades, didihkan untuk menghilangkan CO2
- Didinginkan
- Ditambahkan beberapa tetes indikator merah methyl hingga berubah warna
menjadi orange Dipindahkan kedalam labu takar 1 L sampai garis batas
Dihomogenkan

3.3.3 Standarisasi Larutan Standart EDTA 0,01 N

- Dipipet 10 ml larutan standart Kalsium Karbonat 0,01 M lalu dimasukkan


kedalam Labu Erlenmeyer 250 ml
- Ditambahkan 1 ml larutan buffer hardness pH 10 ± 0,1
- Ditambahkan 0,1gram indikator EBT
- Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari
merah keunguan menjadi biru
- Dicatat volume EDTA yang diperoleh
- Dihitung molaritas larutan baku EDTA

3.3.4 Pembuatan Indikator Murexid

- Ditimbang 0,2 gram murexid


- Ditambahkan 100 gram NaCl
- Ditumbuk sampai halus
- Digabung menjadi satu campuran

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4 Prosedur Percobaan

3.4.1 Penentuan Kadar Kalsium

- Dimasukkan sampel kedalam Labu Erlenmeyer sebanyak 100 ml


- Ditambahkan larutan NaOH 1 N 2 ml
- Ditambahkan Indikator murexid 1 sendok
- Dititrasi dengan EDTA 0,01 N
- Diamati perubahan yang terjadi yaitu dari merah muda menjadi warna ungu
- Dicatat volume titran yang diperoleh
- Dihitung kadar kalsiumnya
- Diulangi prosedur kerja untuk hari berikutnya selama 5 hari berturut- turut

3.4.2 Penentuan Kadar Magnesium

- (Hardness-Ca) x 1010,10)

3.4.3 Penentuan Kadar Konduktivitas

- Dihidupkan conduktivitimeter
- Dimasukkan sampel kedalam Beaker Glass
- Dimasukkan alat conduktivitimeter kedalam Beaker Glass yang telah berisi
sampel
- Ditekan tombol “Read” pada conduktivitimeter
- Ditunggu beberapa menit sampai conduktivitimeter membaca hasil
- Dicatat nilai conduktivitimeter yang diperoleh
- Diulangi prosedur kerja untuk hari berikutnya selama lima hari berturut-turut.

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berikut ini adalah tabel hasil analisa kadar kalsium, magnesium dan konduktivitas
pada sumber air di PT. TIRTA INVESTAMA LANGKAT SUMATERA UTARA
yang dilakukan mulai dari tanggal 22 Januari 2018 sampai tanggal 28 Februari 2018.
Dimana kadar kalsium dan magnesium dilakukan dengan menggunakan metode
titrasi kompleksometri, sedangkan kadar konduktivitas dilakukan dengan metode
conduktivitimeter. Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada tabel 4.1 .

Tabel 4.1 kadar Kalsium, Magnesium dan Konduktivitas air di PT.Tirta Investama
Langkat.

Hari ke I Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke


Sumber 13 Feb II 14 Feb III 15 IV 17 V 19 Feb
2018 2018 Feb Feb 2018
2018 2018
2 12,30 13,85 8,66 8,46 8,7
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
Kalsium 3 26,32 13,85 13,16 13,49 15,09
(mg/L) mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
4 13,98 10,87 14,96 7,19 15,4
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
2 5,50 88,13 55,51 58,29 10,10
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
Magnesium 3 28,39 61,52 79,32 84,48 23,70
(mg/L) mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
4 47,57 80,49 99,13 72,72 15,4
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L

2 115,2 133,7 121,7 121,0 118,0


µs/cm µs/cm µs/cm µs/cm µs/cm
3 150,8 178,6 174,9 166,4 173,0
Konduktivitas µs/cm µs/cm µs/cm µs/cm µs/cm
(µs/cm) 4 130,8 143,0 139,3 136,0 0,17
µs/cm µs/cm µs/cm µs/cm µs/cm

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2 Perhitungan

4.2.1 Penentuan Kadar Kalsium (Ca)

Untuk menghitung kalsium dan magnesium yang di hasilkan dari sumber air di PT.
TIRTA INVESTAMA LANGKAT, SUMATERA UTARA. Yaitu sebagai berikut:

( ) ( )
( )

Dimana :

V EDTA = Volume larutan standart EDTA yang terpakai

N EDTA = Normalitas larutan standart EDTA (0,01 N)

BE Ca = Berat Ekivalen Ca (40,08)

1. Perhitungan kalsium hari pertama


Percobaan pertama

Untuk sumber 2

mg/L

Untuk sumber 3

= 14,54 mg/L

Untuk sumber 4

= 8,41 mg/L

Percobaan 2

Untuk sumber 2

mg/L

Untuk sumber 3

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


= 20,56 mg/L

Untuk sumber 4

= 11,62 mg/L

Percobaan 3

Untuk sumber 2

= 12,66 mg/L

Untuk sumber 3

= 13,34 mg/L

Untuk sumber 4

= 13,26 mg/L

Percobaan 4

Untuk sumber 2

= 11,34 mg/L

Untuk sumber 3

= 19,14 mg/L

Untuk sumber 4

= 12,98 mg/L

Percobaan 5

Untuk sumber 2

= 11,26 mg/L

Untuk sumber 3

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


= 22,32 mg/L

Untuk sumber 4

= 12,78 mg/L

4.2.2 Penentuan Kadar Magnesium (Mg)

Percobaan 1

Untuk sumber 2

Mg = (Hardness-Ca) x 1010,10

= (24,90 – 12,30) x 1010,10

= 12,72 mg/L

Untuk sumber 3

Mg = (Hardness-Ca) x 1010,10

= (36,64 – 26,32) x 1010,10

= 10,42 mg/L

Untuk sumber 4

Mg = (Hardness-Ca) x 1010,10

= (21,23 – 13,98) x 1010,10

= 7,32 mg/L

Percobaan 2

Untuk sumber 2

Mg = (Hardness-Ca) x 1010,10

= (27,25 – 13,85) x 1010,10

= 13,53 mg/L

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Untuk sumber 3

Mg = (Hardness – Ca) x 1010,10

= (51,76 – 13,85) x 1010,10

= 38,09 mg/L

Untuk sumber 4

Mg = (Hardness-Ca) x 1010,10

= (31,95 – 8,66) x 1010,10

= 23,52 mg/L

Percobaan 3

Untuk sumber 2

Mg = (Hardness – Ca) x 1010,10

= (33,69 – 13,16) x 1010,10

= 20,73 mg/L

Untuk sumber 3

Mg = (Hardness – Ca) x 1010,10

= (33,48 – 14,96) x 1010,10

= 18,70 mg/L

Percobaan 4

Untuk sumber 2

Mg = (Hardness – Ca) x 1010,10

= (28,58 – 8,46) x 1010,10

= 20,32 mg/L

Untuk sumber 3

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Mg = (Hardness – Ca) x 1010,10

= (49,00 – 13,49) x 1010,10

= 35,85 mg/L

Untuk sumber 4

Mg = (Hardness-Ca) x 1010,10

= (24,70 – 7,19) x 1010,10

= 17,57 mg/L

Percobaan 5

Untuk Sumber 2

Mg = (Hardness – Ca) x 1010,10

= (28,38 – 8,7) x 1010,10

= 19,87 mg/L

Untuk sumber 3

Mg = (Hardness – Ca) x 1010,10

= (56,26 – 15,09) x 1010,10

= 41,58 mg/L

Untuk sumber 4

Mg = (Hardness – Ca) x 1010,10

= (32,25 – 15,4) x 1010,10

= 17,02 mg/L

4.3 Pembahasan

Tujuan dilakukannya pengawasan mutu yaitu untuk menentukan kualitas air


minum dalam kemasan yang akan dipasarkan. Secara langsung maupun tidak

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


langsung, pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar
pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengolahan terhadap manusia
sebagai air minum berpedoman pada standart kualitas air. Oleh karena itu sebelum
air minum dalam kemasan dipasarkan maka terlebih dahulu harus dianalisa secara
fisika, kimia dan mikrobiologi sesuai dengan yang ditetapkan oleh WHO dan
memenuhi standart SNI dan MENKES.

Berdasarkan world health organization, kadar minimum kalsium yang


dianjurkan dalam air minum adalah 20 mg/L dan kadar optimum adalah 40-50 mg/L.
Sedangkan kadar maksimal kalsium yang dianjurkan sesuai persyaratan kualitas air
minum di dalam baku mutu air minum menurut meskes RI No. 01/birhukmas/I/1975
adalah 75 mg/L dan kadar maksimal kalsium diperbo

Dari analisa yang diperoleh, kadar kalsium, magnesium dan konduktivitas


pada sumber air di PT. Tirta Investama Langkat, Sumatera Utara masih memenuhi
standart. Dalam hal ini penulis meneliti kadar kalsium, magnesium dan konduktivitas
selama lima hari berturut-turut dengan hasil yang diperoleh yaitu, pada kalsium
sumber 2 = 12,30 mg/L ,sumber 3 = 26,32 mg/L, sumber 4 = 13,98 mg/L, pada
magnesium yaitu sumber 2 = 5,50 mg/L, sumber 3 = 28,39 mg/L, sumber 4 = 47,57
mg/L, dan konduktivitas yang diperoleh yaitu sumber 2 = 115,2 mg/L, sumber 3 =
150,8 mg/L, sumber 4 = 130,8 mg/L.

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5
KESIMPULAAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Penentuan kadar kalsium pada sumber air di PT. Tirta Investama Langkat,
Sumatera Utara yang diperoleh yaitu sumber 2 = 12,30 mg/L, sumber 3 =
26,32 mg/L, sumber 4 = 13,98 mg/L.
2. Penentuan kadar magnesium pada sumber air di PT. Tirta Investama
Langkat, Sumatera Utara yang diperoleh yaitu sumber 2 = 5,50, sumber 3 =
28,39 mg/L, sumber 4 = 47,57 mg/L.
3. Penentuan kadar konduktivitas pada sumber air di PT. Tirta Investama
Langkat, sumatera utara yang diperoleh yaitu sumber 2 = 115,2 µs/cm,
sumber 3 = 150,8 µs/cm, sumber 4 = 130,8 µs/cm, dari hasil penelitian kadar
kalsium, magnesium dan konduktivitas yang diperoleh dari percobaan masih
sesuai dengan standart mutu yang ditetapkan oleh PT. Tirta Investama
Langkat, Sumatera Utara.

5.2 Saran

1. Sebaiknya pada saat menganalisa kandungan yang terdapat pada sampel


dilaboratorium harus dilakukan dengan safety dan diharuskan memakai alat
pelindung diri (APD).

2. Sebaiknya dalam menganalisa sampel harus lebih berhati-hati untuk


meminimalisasi alat- alat yang rusak dilaboratorium.

3. Sebaiknya pada saat menganalisa sampel harus memahami prosedur agar tidak
terjadi kesalahan dan hasil yang kita dapatkan sesuai standart.

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1975. Baku Mutu Air Minum Menurut Meskes RI No.


01/Birhukmas/I/1975.
Alamsyah, S. 1997. Alat Penjernih Air untuk Untuk Rumah Tangga. Jakarta
Gramedia pustaka
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Effendi, H. 2003. Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.
Depkes, RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
FKM UI. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Radja Grafindo
Persada.
Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan, Cetakan pertama. Jakarta : Penerbit
Hipokrates.
Gandjar, I. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan II. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Krummel and kris, E. (1996). Nutrition in women’s Health. An Aspen Publication
aInc. Gaitersburg Maryland.
Sherwood. L. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Slamet, J. S. 1994. Kesehatan lingkungan. Bandung : UGM( Press).
Soemirat, 2003. T. Teksikologi Lingkungan . Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Svehla, 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Jakarta : Kalman
Media Pusaka.
Sutrisno, C. T. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta : Rineka Cipta.

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1. Persyaratan kualitas air minum dalam kemasan (AMDK) menurut peraturan menteri
kesehatan republik Indonesia

Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990
No Parameter Satuan Air Mineral Air Dimineral
1 Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau
2 Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa
3 Warna Unit Pt-Co Maks. 5 Maks. 5
4 Kekeruhan Ntu Maks. 3 Maks. 3
5 Ph - 6,0 - 8,5 5,0 – 7,5
6 Zat Organik mg/L Maks. 10 -
7 Nitrat (NO3) mg/L Maks. 45 -
8 Nitrit (NO2) mg/L Maks. 3 -
9 Ammonium (NH4) mg/L Maks. 0,15 -
10 Sulfat (SO4) mg/L Maks. 200 -
11 Klorida (Cl) mg/L Maks. 250 -
12 Flourida (F) mg/L Maks. -
1
13 Sianida (Sn) mg/L Maks. 0,05 -
14 Besi (Fe) mg/L Maks. 0,1 -
15 Mangan (Mn) mg/L Maks. 0,4 -
16 Klor Bebas (Cl2) mg/L Maks. 0,1 -
17 Kromium (Cr) mg/L Maks. 0,005 -
18 Barium (Ba) mg/L Maks.0,7 -
19 Boron (Br) mg/L Maks. 0,3 -
20 Selenium (Se) mg/L Maks. 0,01 -
21 Timbal (Pb) mg/L Maks. 0,05 Maks. 0,05
22 Tembaga (Cu) mg/L Maks. 0,5 Maks. 0,5
23 Kadmium (Cd) mg/L Maks. 0,03 Maks. 0,03
24 Raksa (Hg) mg/L Maks. 0,001 Maks. 0,001
25 Perak (Ag) mg/L - Maks. 0,025
26 Kobalt (Co) mg/L - Maks. 0,01
27 Bakteri E. Colli APM/100 ml <2 <2
Sumber : Badan standarisasi nasional, 2001

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2. Daftar persyaratan kualitas air bersih menurut peraturan menteri kesehatan republik
Indonesia

Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990

Kadar
No Parameter Satuan Keterangan
Maksimum
A Fisika
1 Bau - - Tidak Berbau
2 TDS mg/L 1,000 -
3 Kekeruhan NTU 5 -
4 Rasa - - Tak berasa
0
5 Suhu C - -
6 Warna Skala TCU 15 -

B Kimia Organik

1 Air Raksa Ppm 0,001


2 Alumunium Ppm 0,2
3 Arsen Ppm 0,05
4 Barium Ppm 1,0
5 Besi Ppm 0,3
6 Flourine Ppm 0,5
7 Cadmium Ppm 0,005
8 Kesadahan Ppm 500
9 Klorida Ppm 250
10 Kromium Valensi 6 Ppm 0,05
11 Mangan Ppm 0,1
12 Natrium Ppm 200
13 Perak Ppm 0,05
14 pH Ppm 6,5-8,5
Batas Max dan
15 Selenium Ppm 0,01
Min
16 Seng Ppm 5
17 Sianida Ppm 0,1
18 Sulfat Ppm 400
19 Silfide sebagai H2S Ppm 0,005
20 Tembaga Ppm 1,0
21 Timbal Ppm 0,05

C Kimia Organik

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 Aldrin dan diedldrin Ppm 0,0007
2 Benzena Ppm 0,01
3 Benzo (a) Pyrene Ppm 0,00001
4 Chlordane (total isomer) Ppm 0,0003
5 Chlordane Ppm 0,03
6 2,4 – D Ppm 0,10
7 DDT Ppm 0,03
8 Detergen Ppm 0,5
9 1,2 – Dichloroethane Ppm 0,0003
Sumber : Badan Standardisasi Nasional, 2009

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai