Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

HUKUM OHM

OLEH :

NAMA : JUNIAR AVEYSTA ALDIN

NIM : 2023814021

KELAS : A

PRODI : TEKOLOGI REKAYAS PANGA

JURUSAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

POLITEKNIK PERTANIAN NEGRI KUPANG

KUPANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.    LATAR BELAKANG

Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu
dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang disebut
dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya dengan air yang
mengalir pada sebuah pipa. Untuk menemukan arti dari ketetapan dari persamaan dalam
rangkaian, kita perlu menentukan sebuah nilai layaknya kita menentukan nilai masa, isi,
panjang dan bentuk lain dari persamaan fisika. Standard yang digunakan pada persamaan
tersebut adalah arus listrik, tegangan, dan hambatan. Symbol yang digunakan adalah
standar alphabet yang digunakan pada persamaan aljabar. Standar ini digunakan pada
disiplin ilmu fisika, dan dikenali secara internasional. Perlunya pratikum hukum Ohm
yaitu dapat mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk
menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa menggunakan Ohmmeter

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa itu hukum ohm dan bunyinya?


b. Menjelaskan aplikasi tentang hukum ohm!
c. Apa itu hukum kirchoff dan bunyinya?
d. Menjelaskan bagaimana cara mengaplikasikan hukum ohm?
1.3 TUJUAN
a. Untuk mengetahui apa itu hukum ohm,penemu hukum ohm dan apa bunyinya!
b. Untuk memahami lebih dalam apa itu hukum ohm!
c. Untuk mengetahui apa itu hukum kirchof,siapa penemunya dan apa saja bunyinya!
d. Untuk memeahami aplikasi dari hukum kirchoff supaya lebih dimengerti!

 
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HUKUM OHM DAN BUNYINYA

Hukum Ohm merupakan sebuah teori yang membahas mengenai hubungan antara
Tegangan (Volt), Arus (Ampere), dan Hambatan listrik dalam sirkuit (Ohm). 1 Ohm adalah
hambatan listrik yang menyebabkan perbedaan satu volt saat arus sebasar 1 Ampere
mengalir. Bunyi hukum Ohm: “Kuat arus listrik pada suatu beban listrik berbanding lurus
dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan”.

Rumus Hukum Ohm:

R = V/ I atau V = I.R

Keterangan:

I = Besar arus yang mengalir pada penghantar => dengan satuan Volt

V = Besar tegangan pada penghantar => dengan satuan Volt

R = Besar hambatan => dengan satuan Ohm

Berdasarkan patokan rumus diatas maka kita bisa mencari Nilai I, V, dan R pada
suatu rangkaian listrik. Untuk mencari R, caranya cukup dengan menggunakan logika
berdasarkan rumus diatas. Misal jika 5=10/2, maka 10=5X2 dan 2=10/5. Berdasarkan logika
tersebut untuk mencari V rumusnya adalah V = IXR

2.2 APLIKASI HUKUM OHM


a. Penerapan hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari,
1) Misalnya suatu ketika lampu dirumah anda menyala semakin terang atau
sebaliknya tiba-tiba menjadi redup. Mengapa hal ini terjadi? Apabila lampu
pijar anda tertulis 220 V/40 watt maka lampu dapat menyala dengan baik pada
tegangan 220 volt dan kuat arus yang mengalir pada lampu tersebut sebesar 40
watt /220 V = 0,18 ampere.Jika tiba-tiba tegangannya naik lebih dari 220 volt
sedangkan hambatan lampu tetap maka kuat arus yang a) Penggunaan alat –
alat listrik seperti lampu. TV, kulkas, dan sebagainya harus disesuaikan
dengan tegangan.

2) Bila alat listrik diberi tegangan yang lebih kecil dari tegangan yang
seharusnya, arus akan mengecil sehingga alat itu tidak bekerja normal
(misalnya lampu redup).
Contoh:
 Lampu padam karena tegangan lampu yang dibutuhkan 4,5 V
sedangkan tegangan dari baterai 1,5 V
 Lampu redup karena tegangan yang dibutuhkan 4,5 V sedangkan
tegangan dari batu baterai 3 V sehingga kekurangan tegangan
 Lampu menyala terang karena tegangan lampu yang dibutuhkan 4,5 V
sama dengan tegangan dari batu baterai 4,5 V
 Lampu menyala sangat terang karena tegangan yang dibutuhkan lampu
4,5 V sedangkan dari baterai 6 V sehingga tegangan melebihi lampu.
Akibat ini lampu cepat mati/putus.
 Mengalir menjadi lebih besar dari 0,18 ampere. Akibatnya lampu
menyala lebih terang. Sebaliknya jika tiba-tiba tegangannya turun
kurang dari 220 volt, maka lampu menjadi redup

2.3 MENGHITUNG RESISTOR SERI

Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun seri, maka dapat diperoleh nilai
resistor totalnya dengan menjumlah semua resistor yang disusun seri tersebut. Hal ini
mengacu pada pengertian bahwa nilai kuat arus disemua titik pada rangkaian seri selalu
sama. 

2.4 MENGHITUNG RESISTOR PARALEL

Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun secara paralel, perhitungan nilai
resistor totalnya mengacu pada pengertian bahwa besar kuat arus yang masuk ke percabangan
sama dengan besar kuat arus yang keluar dari percabangan (I in = I out). Dengan mengacu
pada perhitungan Hukum Ohm maka dapat diperoleh rumus sebagai berikut.

2.5 MENGHITUNG KAPASITOR PARALEL

Pada rangkaian beberapa kapasitor yang disusun secara paralel maka nilai kapasitor
totalnya adalah penjumlahan dari semua nilai kapasitor yang disusun paralel tersebut.

2.6 PENGERTIAN HUKUM KICHOFF DAN BUNYINYA.


a. Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu Elektronika yang
berfungsi untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum Kirchoff
pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama Gustav
Robert Kirchhoff (1824-1887) pada tahun 1845. Hukum Kirchhoff terdiri dari 2
bagian yaitu Hukum Kirchhoff 1 dan Hukum Kirchhoft 2.
b. Bunyi Hukum Kirchhoff 1
“Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik
sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.”

c. Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff 2


Hukum Kirchhoff 2 merupakan Hukum Kirchhoff yang digunakan untuk
menganalisis tegangan (beda potensial) komponen-komponen elektronika pada suatu
rangkaian tertutup. Hukum Kirchhoff 2 ini juga dikenal dengan sebutan Hukum
Tegangan Kirchhoff atau Kirchhoff’s Voltage Law (KVL).

Bunyi Hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut :

“Total Tegangan (beda potensial) pada suatu rangkaian tertutup adalah nol”

  Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0

d.  Aplikasi Hukum I dan II Kirchhoff Pada Rangkaian Tertutup (Loop)


Perhatikan gambar berikut ini:

Dalam suatu rangkaian listrik yang kuat arusnya tetap (lihat gambar 1)
terdapat Medan Listrik E yang merupakan Medan Konservatf. Medan Konservatif
memiliki sifat: Usaha yang diperlukan untuk membawa suatu muatan uji positif dari
suatu titik ke titik lainnya tidak bergantung pada lintasan yang dilaluinya. Jika muatan
uji positif dibawa berkeliling melalui titik a ke b ke c ke d dan kembali lagi ke a,
maka muatan uji tersebut tidak berpindah dan usaha yang dilakukan sama dengan
NOL, karena W = qV, maka V juga bernilai NOL, sehingga: “Jumlah aljabar
perubahan tegangan yang mengelilingi suatu rangkaian tertutup (loop) sama dengan
NOL”, yang dikenal dengan Hukum II Kirchhoff

ΣE + ΣIR = 0

Gaya gerak listrik (ggl) E dalam sumber tegangan menyebabkan arus listrik
mengalir sepanjang loop, dan arus listrik yang mendapat hambatan menyebabkan
penurunan tegangan. Untuk menggunakan persamaan tersebut, perlu diperhatikan
perjanjian tanda untuk ggl sumber E dan kuat arus I, sebagai berikut:

 Kuat arus bertanda positif jika searah dengan arah loop yang kita
tentukan, dan bertanda negatif jika berlawanan dengan arah loop yang
kita tentukan.
 Jika arah arus I mengalir dari A ke B, kemudian kita tetapkan arah loop
searah dengan jarum jam (gambar 2) berarti arah arus I searah dengan
arah loop sehingga I bertanda positif, sedangkan jika kita tetapkan arah
loop berlawanan dengan arah jarum jam (gambar 3) berarti arah arus I
berlawanan dengan arah loop sehingga I bertanda negatif.
 Bila saat mengikuti arah loop, kutub positif sumber tegangan dijumpai
lebih dahulu daripada kutub negatifnya, maka ggl E bertanda positif,
dan bertanda negatif jika sebaliknya. Tetapkan arah loop terlebih
dahulu. Agar mempermudah perhitungan, tetapkan arah loop searah
dengan arah kuat arus I dalam rangkaian, sehingga I bertanda positif.
Selanjutnya, I dapat dihitung dengan Hukum II Kirchhoff.
Saat mengikuti arah loop dari a ke b, kutub negatif baterai 3 V
dijumpai lebih dahulu, dan saat mengikuti arah loop dari c ke d, kutub
positif baterai 12 V dijumpai terlebih dahulu, Kuat arus I searah
dengan arah loop, maka I bertanda positif dan melalui hambatan 5 ohm
dan 7 ohm, Sehingga:

ΣE + ΣIR = 0

(-3 + 12) + I (5 + 7) =0

9 + 12I = 0

12I = -9

I = – 0.75 A

Tanda negatif menyatakan bahwa arah kuat arus I yang sebenarnya


dalam rangkaian adalah berlawanan dengan arah loop yang kita
tentukan diawal .
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan sdiatas bahwa hukum ohm adalah hukum yang mempelajari
arus listrik pada rangkaian tertutup. Dimana arus listrik mengalir karena adanya beda
potensial antara dua titik pada suatu penghantar, misalnya lampu senter, radio, dan televisi.
Alat-alat tersebut dapat menyala atau berfungsi karena adanya aliran listrik dari sumber
tegangan yang dihubungkan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial. Jika
arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut sebanding lurus dengan
tegangan listrik yang terdapat antara kedua penghantar.

Dan Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan dengan
arah arus dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut juga
dengan Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Curren.

 3.2 SARAN

Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah ini. Dan juga di perlukan adanya kegiatan praktikum agar mahasiswa dapat
mamahami hukum ohm dalam kehidupan sehari- hari.

Anda mungkin juga menyukai