Anda di halaman 1dari 8

Hak pemegang saham diGOVERNANCE

CORPORATE CG dan Fungsi Kepemilikan Kunci


Kasus: The (Un)Social Network

Gusti
Makalah ini Audina
Disusun Safitri
untuk - 123011901039
Memenuhi Tugas Mata Kuliah

TATA KELOLA / CORPORATE GOVERNANCE

Disusun Oleh :

Bangkit Puji Pratama


TOPIK PEMBAHASAN
Pemahaman tentang perbedaan konsep Negara, Bisnis, dan Publik
Vinda Khaerunnida
Definisi korupsi
Kaitan korupsi dengan CG

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
2018

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
OKTOBER 2019

KATA PENGANTAR
A. Perbedaan Negara, Bisnis, dan Publik

1. Negara
1.1 Pengertian
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Negara merupakan
integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah suatu alat (agency) dari
masyarakat yang mempunyai kekuasaan kekuasaan untuk mengatur
hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala
kekuasaan dalam masyarakat. Negara juga merupakan organisasi yang dalam
suatu wilayah yang dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap
semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan
dari kehidupan bersama itu.
Menurut Roger H. Soltau, Negara adalah agen (agency) atau
kewewenangan (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-
persoalan Bersama atas nama masyarakat (The state is an agency or authority
managing or controlling these (common) affairs on behalf of and in the name
of the community.

1.2 sifat-sifat Negara


negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari
kedaulatan yang dimilikinya, berikut adalah sifat-sifat antara lain:
a. Sifat memaksa
Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian terjadi
sebuah penertiban.
b. Sifat monopoli
Negara mempunyai tujuan dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat.
c. Sifat mencakup semua (all – encompassing, all embracing).
Semua peraturan yang telah ada berlaku untuk semua tanpa terkecuali.

1.3 Unsur-unsur Negara


Unsur-unsur syarat didirikannya suatu negara adalah sebagai berikut:
a. Memiliki wilayah
Untuk menjadi suatu negara dengan kedaulatan, diperlukan wilayah yang
terdiri dari atas darat, laut, dan udara sebagai satu kesatuan
b. Memiliki rayat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut
dan dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat
pada suatu negara maka pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat juga
berfungsi sebagai sumber daya manusia untuk menjalankan aktivitas
kehidupan sehari-hari.

2
c. Pemerintahan yang berdaulat
Pemerintahan yang baik terdiri dari atas susunan penyelenggara negara
seperti Lembaga yudikatif, Lembaga legislatif, Lembaga eksekutif, dan
lain sebagainya untuk menyelenggarakan kegiatan yang berkedaulatan.
d. Pengakuan dari negara lain
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan
negara lain baik secara de facto (nyata) maupun secara de yure.
Sekelompok orang bisa saja mengakui suatu wilayah yang terdiri atas
orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak akan disetujui
dunia internasional jika didirikan diatas negara yang sudah ada.

2. Konsep bisnis
2.1 Pengertian
Konsep bisnis adalah gagasan-gagasan yang konkret dalam mewujudkan
suatu usaha, dengan merujuk pada nilai-nilai usaha, tujuan usaha dan target
pasar.

2.2 Fungsi dan tujuan dari konsep bisnis


Fungsi konsep bisnis adalah sebagai pedoman dalam menyusun rencana
kerja untuk mencapai target dan tujuan usaha.
Tujuan konsep bisnis merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh para
pelaku bisnis dari bisnis yang dilakukan dan merupakan cerminan dari
berbagai hasil yang diharapkan bisa dilakukan oleh bagian-bagian organisasi
perusahaan (produksi, pemasaran, personalia, dll) yang akan menentukan
kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

2.3 Sifat-sifat dari sistem perusahaan


Sistem adalah suatu kesatuan atau unit yang terdiri dari sub-sub system
yang saling bekerjasama ataupun saling mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya
perusahaan mempunyai beberapa sifat, antara lain:
1. sifat kompleks
Perusahaan memiliki suatu sub-sub yang nantinya saling berkaitan dan
memerlukan sub bagian lain untuk mencapai tujuan tertentu sehingga
kondisinya saling bergantung dan kompleks
2. sebagai suatu kesatuan/unit
Kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan memiliki teknis yang
bertujuan untuk mencapai sebuah tujuan yang sama, walaupun berbeda
tugas dan fungsi.

3
3. Sifatnya berjenis-jenis
Suatu Perusahaan memproduksi beranekaragam produk dengan
maksud apabila suatu produk mengalami kerugian maka masih ada produk
lain yang menutupi produk yang gagal tersebut. Maka dari itu diperlukan
produk dengan jenis yang beranekaragam.
4. Sifat saling bergantung
Sebuah Perusahaan diperlukan berbagai wilayah atau tempat yang
nantinya akan membantu proses prosuksi perusahaan tersebut, sehingga
suatu produk tersebut mempunyai tempat untuk diletakkan di tempat
tersebut.
5. Sifat dinamis
Sebuah Perusahaan harus mengikuti kondisi jaman sehingga dapat
berubah sesuai dengan kondisi, baik dalam perusahaan maupun eksternal
perusahaan.

B. Korupsi
1. Pengertian
Korupsi adalah tindakan sesorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam
suatu masalah atau organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Definisi Korupsi Menurut Perspektif Hukum:
Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan
dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU
No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berdasarkan
pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan kedalam 30 bentuk/jenis tindak pidana
korupsi. Pasalpasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan
yang bisa dikenakan sanksi pidana karena korupsi. Ketigapuluh bentuk/jenis tindak
pidana korupsi yaitu Kerugian keuangan Negara, Suap-menyuap, Penggelapan
dalam jabatan, Pemerasan, Perbuatan curang, Benturan kepentingan dalam
pengadaan dan Gratifikasi.

2. Faktor-faktor penyebab korupsi


Faktor-faktor penyebab korupsi, antara lain:
a. factor internal
factor internal merupakan sebuah sifat yang berasal dari diri kita sendiri yang
berupa sifat tamak yang menginginkan kebutuhan yang lebih dan selalu kurang
akan sesuatu yang didapatkan, dan dari gaya hidup yang konsumtif.

b. factor eksternal
factor eksternal disebabkan oleh factor politik, factor hukum, factor ekonomi,
factor organisasi.

4
C. Komponen Corporate Governance
Komponen dari model corporate governance menurut K H Spencer Pickett (2005:
45) yang dapat digunakan untuk mencegah korupsi adalah:
1. Stakeholder
Stakeholder harus memahami peranan organisasi dan kontribusinya kepada anggota,
dan mendapatkan informasi tentang praktek corporate governance organisasi.
Stakeholder yang memahami peranan instansi pemerintah akan mengatahui apabila
instansi tersebut gagal memberikan peranan dan selanjutnya akan memberikan
peringatan untuk segera memperbaiki peranannya. Contoh tentang pemahaman stake
holder adalah, masyarakat perlu mengetahui lamanya penerbitan KTP, prosedur
pengurusan ijin investasi disuatu daerah. Dengan demikian birokrasi tidak
mempermainkan prosedur untuk berlama-lama memberikan pelayanan. Prosedur yang
berbelit atau berlama-lama dalam pelayanan berpotensi menimbulkan korupsi.
2. Legislation, rules and regulation
Hubungan instansi pemerintah dengan masyarakat yang dilayani perlu diatur dengan
ketentuan. Ketentuan ini akan mengatur hak dan kewajiban masing-masing. Dengan
adanya ketentuan tentang hak dan kewajiban masing-masing , hubungan kerja dan
koordinasi akan lebih lancar. Misalnya dalam pemberian izin investasi, keterlambatan
menerbitkan izin lebih dari 30 hari mewajibkan instansi tersebut membayar denda
kepada pemohon ijin. Demikian sebaliknya, apabila pemohon ijin memiliki kewajiban
tertentu untuk melunasi kewajibannya. Dengan situasi ini masing-masing pihak akan
selalu memperbaiki diri.
Ketidak adaan ketentuan tentang pelayanan memberi peluang untuk terjadinya
pungutan liar atau korupsi. Instansi kemudian menciptakan situasi yang memaksa
masyarakat harus membayar lewat pintu belakang untuk memperlancar pelayanan.
Oknum-oknum pada instansi pemerintah sudah paham bahwa apabila pelayanan
diberikan secara lambat akan merugikan masyarakat dan masyarakat tentunya tidak
akan mau menderita rugi yang lebih besar. Karena itu lebih baik membayar pada
oknum untuk memperlancar pelayanan. Contoh adalah membayar pelayanan di
pabean agar barang dipelabuhan cepat keluar sehingga cepat dapat dijual. Seandainya
terlambat keluar dari pelabuhan akibat prosedur yang lama, para pengusaha akan
menanggung biaya yang besar berupa bunga kredit dan akan kehilangan peluang
untuk menjual barangnya kepelanggan. Jadi lebih baik membayar para oknum yang
memang sengaja memperlambat.
Mencegah penyalah gunaan wewenang yang merugikan masyarakat dan pengusaha
oleh instansi pemerintah, memerlukan aturan yang adil. Aturan tersebut hendaknya
tidak dibuat secara sepihak oleh instansi pemerintah, tetapi perlu dirundingkan dengan
pihak yang berkepentingan terhadap pelayanan instansi tersebut (stakeholder).

5
Dengan adanya ketentuan yang jelas dan adil dan ditambah dengan pemahaman
masyarakat dan pengusaha tentang peranan instansi pemerintah korupsi dapat
dicegah. Masing-masing pihak melaksanakan kewajibannya dan memperoleh haknya
masing-masing sesuai dengan ketentuan.
3. Final Account
Laporan keuangan dan akun harus mencakup informasiyang perlu dilaporkan pada
stakeholder. Pelaporannya harus sesuai dengan standar pelaporan keuangan. Laporan
keuangan ini menjadi jendela bagi pembaca yang berkepentingan untuk mengetahui
kinerja dari organisasi.
Sebagai media pertanggungjawaban instansi pemerintah, laporan keuangan harus
memenuhi syarat kewajaran. Syarat kewajaran laporan keuangan adalah bahwa semua
laporan keuangan sudah disusun, didukung oleh bukti yang otentik dan disusun sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku.
Bukti yang otentik berarti bukti asli yang tidak fiktif atau asli tapi palsu atau setengah
palsu. Bukti fiktif misalnya bukti perjalanan dinas yang tidak pernah dilaksanakan
atau yang bersangkutan dalam bukti tidak pernah berangkat perjalanan dinas. Bukti
asli tapi palsu seperti bukti perjalanan dinas yang memang dijalankan tetapi tidak
memberi manfaat, yang bersangkutan hanya jalan-jalan ke luar kota. Bukti yang
setengah palsu adalah bukti pengadaaan barang atau jasa yang sudah di mar-up
harganya.
Bukti-bukti yang demikian dibuat dalam rangka korupsi dan mengambil uangnya.
Atau proses korupsi disusul dengan membuat bukti yang tidak otentik. Tentunya
bukti-bukti yang demikian tidak bisa dipakai sebagai bukti pertanggungjawaban
keuangan.korupsi nilainya material maka
Lalu bagaimana kalau bukti tersebut kemudian disusun menjadi laporan keuangan?
Sudah pasti laporan keuangannya tidak wajar dan karena tidak bisa dipakai sebagai
pertanggungjawaban keuangan.
Penyusunan laporan keuangan yang wajar, keotentikan bukti-bukti transaksi hanya
diperoleh apabila instansi pemerintah menerapkan pengendalian intern dalam sistem
dan penerapannya menjadi tanggungjawab pimpinan instansi. Penyusunan laporan
keuangan yang wajar berarti mencegah terjadinya korupsi pada instansi pemerintah.
4. External auditor
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, Auditor independen untuk instansi
pemerintah adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Keberadaan auditor
independen ini adalah untuk mengaudit laporan pertanggungjawaban keuangan. Atau
memastikan kewajaran laporan pertanggungjawaban keuangan dari instansi
pemerintah.

6
Pemeriksaan terhadap bukti-bukti transaksi dalam pemeriksaan keuangan sangat
perlu, mengingat tindakan korupsi sering dilakukan dengan membuat bukti fiktif, asli
tapi palsu, memperbesar nilai pengeluaran dari yang seharusnya (mark-up). Laporan
keuangan yang disusun berdasarkan bukti yang tidak kompeten, berarti laporan
keuangan juga tidak kompeten atau tidak wajar.
Pemeriksaan keuangan dengan menekankan pemeriksaan terhadap kompetensi bukti
dapat mencegah korupsi pada instansi pemerintah.
Sehubungan dengan semakin banyaknya praktek korupsi pada instansi pemerintah,
maka pemeriksaan BPK RI hendaknya selalu dikaitkan dengan dampak korupsi
terhadap tujuan pemeriksaan yaitu korupsi mengakibatkan sebagian bukti transakti
tidak kompeten dan menyebabkan laporan keuangan tidak wajar. Korupsi
menyebabkan kinerja instansi pemerintah tidak optimal.
5. The Board
Keberadaan perwakilan masyarakat untuk mewakili kepentingannya pada instansi
pemerintah sangat dibutuhkan. Ketentuan peraturan perundang-undangan sebenarnya
sudah mengatur mengenai hak dan kewajiban pemerintah. Namun dalam
perjalanannya bisa saja pelaksanaannya kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Keberadaan perwakilan masyarakat yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dapat
mengawasi pemerintah agar dalam melaksanakan tanggungjawabnya sesuai dengan
kepentingan rakyat.
DPR sebagai perwakilan rakyat mempunyai tanggungjawab legislasi membentuk
aturan hukum, menyetujui anggaran yang diajukan pemerintah. DPR akan melihat
kesesuaian anggaran yang diajukan pemerintah dengan kebutuhan masyarakat. Dalam
tahun berjalan DPR dapat memanggil pemerintah yang diwakili menteri- menteri
untuk meminta penjelasan tentang kinerja kementerian tertentu. Dengan demikian
DPR mengawasi dan mengingatkan pemerintah agar menjalankan tugasnya dengan
mengelola dengan baik (corporate governance).
6. Audit Committee
Tugas dan fungsi para anggota DPR relative luas. Sebagai perwakilan dari partai
politik setiap anggota DPR juga perlu mengunjungi konstituennya di daerah. Kondisi
ini mengakibatkan para anggota DPR kurang memiliki waktu dan konsentrasi untuk
mengawasi pelaksanaan corporate governance, penerapan manajemen risiko dan
pengendalian intern. Agar fungsi pengawasan DPR lebih efektif, DPR selayaknya
membentuk komite audit yang menangani pengawasan atau memastikan ketiga aspek
tersebut telah dilaksanakan dengan baik.
Pembentukan komite audit akan meningkatkan efektivitas pengawasan DPR terutama
dalam melakukan pencegahan terhadap korupsi. Pada sisi lainnya pemeriksaan BPK
akan lebih terarah pada masalah tertentu seperti korupsi yang sedang terjadi pada
instansi pemerintah. Keberadaan komite audit dapat mengurangi penyimpangan pada

7
suatu instansi karena menyadari adanya pengawasan yang lebih terarah dari DPR.
Pada saat sekarang ini komite audit di DPR belum ada.
7. Performance, Conformance dan Accountability.
Pelaksanaan corporate governance memerlukan konsep performance, conformance
dan accountability sebagai kerangka perilaku manajemen. Konsep performance
(kinerja), conformance (kesesuaian) dan accountability (tanggungjawab)
mensyaratkan bebas dari korupsi.
8. Internal Audit
Fungsi internal audit adalah untuk mengevaluasi dan memberikan rekomendasi
terhadap penerapan corporate governance, manajemen risiko dan internal control.
Ketiga aspek ini kalau berjalan dengan baik akan dapat mencegah korupsi secara
signifikan. Internal auditor seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) dan Inspektorat Jenderal akan lebih cepat mengetahui adanya korupsi pada
suatu institusi. Para menteri atau ketua lembaga dapat menggunakan inspektotara
jenderal untuk mengidentifikasi dan memeriksa korupsi di lembaganya. Dengan
demikian kejadian korupsi akan dapat diketahui sedini mungkin.
9. Risk Management
Risk Management adalah proses melaksanakan upaya mengidentifikasi risiko dan
mengelolanya untuk mempengaruhi pencapaian tujuan.The Australian/New Zealand
Risk Management Standard mengatakan, terdapat 7 (tujuh) komponen dari
manajemen risiko yaitu penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi
risiko, penanganan risiko, monitoring dan reviu dan komunikasi dan konsultasi.
Yang dimaksud risiko dalam hal ini adalah risiko korupsi. Dengan manajemen risiko
korupsi dimaksudkan instansi pemerintah dapat memahami potensi korupsi di
instansinya kemudian kelola agar dapat diminimalisasikan.

Anda mungkin juga menyukai