Nama : Sumarjono
Tempat / Tanggal Lahir : Tanjungkarang / 18 November 1965
Jabatan : Staf Diklat Wil V. Yogyakarta
Pendidikan Terakhir : S2 UGM 2004
Alamat : Jln. Benowo No. 263 Rt 11 Rw 03 Winong,
Pringgan, Kota Gede, Yogyakarta
Nomor HP : 0812 721 99 25
E-mail : sumarjono_1965@yahoo.com
Pengalaman Kerja :
2015-2017 : Kasatker P2JN Yogyakarta
2014-2015 : Kasatker PJN Wil 1 Jawa Tengah
2012-2013 : PPK di Jateng
2009-2011 : PPK di Yogyakarta
2000-2008 : PPK di Lampung
1992-1997 : Konsultan di Lampung
1988-1992 : Kontraktor di Lampung
Pengalaman Mengajar
2017-Sekarang : - Dosen UST Yogyakarta
2015-2016 : - Dosen PPS MSTT UGM
2009-Sekarang : - Diklat PUPR, HPJI DIY dan HPJI
2008-2008 : - Dosen PPS Magister Teknik UBL 2
2002-2008 : - Diklat HPJI Lampung
1
3
2
5
3
BRAINSTORMING
4
Aparatur Sipil Negara = Kekuasaan;
Masyarakat memiliki tuntutan dan harapan yang tinggi;
Saking tingginya, ASN yang prilakunya kurang terpuji akan
menjadi sorotan :
- Bahan sindiran;
- Bulan-bulanan;
- Hinaan;
- Cemoohan bahkan
- Cacian.
9
CONTOHKAN :
5
Mampu menanamkan nilai dan membentuk
sikap dan perilaku patuh kepada standar etika
publik yang tinggi.
Lanjutan . . . .
3) Menunjukan sikap dan prilaku yang sesuai
dengan Kode Etik dan Perilaku selama Diklat
12
6
Kode Etik dan Perilaku Pejabat
I
Publik
14
7
KOMPETENSI DASAR DIHARAPKAN DAPAT
DIKUASAI YAKNI :
Memahami :
1. Etika dan kode etik;
2. Nilai dasar, definisi dan lingkup etika publik;
3. Dimensi etika publik, Dimensi kualitas pelayanan
publik, Dimensi moralitas, dan Dimensi tindakan
integritas publik;
4. Tuntutan etika publik dan kompetensi;
PENGERTIAN ETIKA :
16
8
PENGERTIAN ETIKA :
17
PENGERTIAN ETIKA :
18
9
PENGERTIAN ETIKA :
19
PENGERTIAN ETIKA :
Gene Blocker, etika merupakan cabang filsafat
moral yang mencoba mencari jawaban untuk
menentukan serta mempertahankan secara
rasional teori yang berlaku secara umum
tentang benar dan salah serta baik dan buruk.
20
10
PENGERTIAN ETIKA :
Haryatmoko, (2001). Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik
menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen
moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik
21
PENGERTIAN ETIKA :
Catalano, (1991). Etika sebenarnya dapat dipahami sebagai
sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan
hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik
dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut.
22
11
1. Kebiasaan Hidup;
2. Karakter
3. Norma
4. Sopan santun
5. Disiplin
6. Penilaian prilaku
7. Pengendali Sikap
23
24
12
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 Tentang ASN,
kode etik dan kode perilaku ASN sbb :
Lanjutan . . . . . . .
13
Lanjutan . . . . . . .
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara,
tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu
menjaga reputasi dan integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang- 27
14
Lanjutan . . . . . . .
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.
29
Lanjutan . . . . . . .
15
ETIKA PUBLIK Fungsi ETIKA
31
3 Modalitas Etika
32
16
33
2 Modalitas
17
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan
tidak hanya kompetensi teknik dan leadership,
namun juga kompetensi etika.
35
Lanjutan ..................
18
37
FILOSOFI
ETIKA PUBLIK :
memberikan kenyamanan
kepada masyarakat
38
19
TANTANGAN
ETIKA KERJA :
peraturan yg jadi pedoman
aktivitas kerja
saat menjalankan tugas
40
20
ETIKA PUBLIK
NORMA-NORMA YANG MENJADI
PEDOMAN BERSAMA SEBAGAI
ACUAN DALAM
MELAYANANI MASYARAKAT
41
FUNGSI ETIKA
42
21
ETIKA MELAYANI :
• Tidak diskriminatif
• Paham aturan
• Tawarkan solusi
• Memberdayakan masyarakat
43
PEMBENTUKAN ETIKA
sangat dipengaruhi :
• POLA DIDIK KELUARGA
• BUDAYA MASYARAKAT
• ADAT ISTIADAT
• KEBIASAAN
• LINGKUNGAN
44
22
45
LARANGAN
GRATIFIKASI
adalah
TINDAKAN YANG MELANGGAR
ETIKA
46
23
PELANGGARAN ETIKA PUBLIK
48
24
PEMICU MASALAH ETIKA
• POLA PIKIR
• TIDAK PEDULI
• TIDAK MAU BERUBAH
• KURANG WAWASAN
• LINGKUNGAN -MENDUKUNG
• KARAKTER INDIVIDU
49
25
Pejabat Publik yang OK BOSS, ABS, Kinerja organisasi tidak
mungkin dapat terwujud. Oleh karena itu perlu ada perubahan
mindset dari seluruh pejabat publik. .
Perubahan mindset ini merupakan reformasi birokrasi yang
paling penting,
Setidaknya mencakup 3 (tiga) aspek penting Yakni :
1. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
2. Kedua, merubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’;
3. Ketiga,menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang
harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga
51
di akhirat.
Lanjutan . . . . . . .
52
26
Lanjutan . . . . . . .
Lanjutan . . . . . . .
54
27
Lanjutan . . . . . . .
55
28
Adapun pengertian ’governance’ menurut UNDP
yakni ”The exercise of political, economic, and
administrative authority to manage a country’s
affairs at all levels of society”.
Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi
pembangunan dan pelayanan publik, para pejabat
publik harus dapat merealisasikan prinsip-prinsip :
Akuntabilitas,
Transparansi,
Kesetaraan,
Profesionalitas,
Supremasi hukum,
57
Kesetaraan, dan lain-lain.
58
29
Latihan
Evaluasi
1. Jelaskan dan berikan contoh-contoh konsekuensi
dari pelayan publik yang memiliki kompetensi
leadership dan kompetensi teknis tetapi minus
kompetensi etika!
2. Mengapa dengan mengabaikan aspek-aspek
moralitas dan spiritualitas akan sulit mewujudkan
prinsip-prinsip ’good governance’?
3. Perubahan mindset aparatur pemerintah menjadi
sangat penting dalam mewujudkan reformasi
birokrasi di Indonesia, jelaskan tiga aspek perubahan
perilaku yang harus dilakukan aparatur pemerintah!
4. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang
60
30
Diskusi Kelompok
Dibentuk kelompok masing-masing
kelompok 7 s/d 8 orang
61
ETIKA PUBLIK
PEGAWAI NEGERI SIPIL
62
31
63
DISKUSI KELOMPOK
1) Apa yang dapat anda simpulkan dari masing
video tersebut?
2) Berikan contoh kasus dari konflik kepentingan
yang ada di unit organisasi anda?
3) Menurut anda sebagai cpns bagaimana
kondisi idealnya dari kasus yang anda
berikan?
4) Apa yang anda peroleh dari hasil
pembelajaran etika publik ini? 64
32
FILM PENDEK ETIKA PUBLIK
65
Sumber: Buku Saku Kode Etik dan Kode Perilaku Kementerian PUPR, 2017
33
PERMEN PU NO 07/PRT/M/2017
TENTANG KODE ETIK DAN
PERILAKU PEGAWAI
KEMENTERIAN PUPR
68
34
69
70
35
MENUMBUHKAN NILAI ‘VISIONER’ BAGI INDIVIDU
Bagaimana Anda mulai menumbuhkan nilai ‘VISIONER’?
Latihan
Situasi yang dihadapi: Tentukan Tujuan Besar :
Mulai Lakukan :
Saran :
72
36
73
74
37
75
Saran :
38
77
78
39
79
80
40
MENUMBUHKAN NILAI‘TANGGUNG JAWAB’BAGI PEGAWAI KEMENTERIAN PUPR
Latihan
___________________________________________________________
Contoh Aplikasi dalam
___________________________________________________________
Pekerjaan Sehari-hari:
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
_______________________________________
Latihan
Situasi yang dihadapi: Tingkatkan Kompetensi, Kuasai Pekerjaan:
41
MENUMBUHKAN NILAI ‘MELAYANI‘ BAGI PEGAWAI KEMENTERIAN PUPR
Bagaimana Anda mulai menumbuhkan nilai ‘melayani’?
Latihan
Situasi yang dihadapi: Pahami Kebutuhan Pemangku Kepentingan, Jadilah Proaktif:
Latihan
___________________________________________________________
Contoh Aplikasi dalam
___________________________________________________________
Pekerjaan Sehari-hari:
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
_______________________________________
42
MENUMBUHKAN NILAI ‘PROFESIONAL ’ BAGI INDIVIDU
Bagaimana Anda mulai menumbuhkan nilai profesional?
Latihan
Situasi yang dihadapi: Tingkatkan Kompetensi, Kuasai Pekerjaan:
43
Yogyakarta, 19 April 2018
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
BALAI PELATIHAN DAN PENDIDIKAN WILAYAH V, YOGYAKARTA
1
Jalan Ngeksigondo No. 1-2 Kotagede Yogyakarta 55172, Telp (0274) 375558 Fax. (0274) 376291
1
Kompetensi dasar yang diharapkan dapat dikuasai
oleh peserta adalah Memiliki pemahaman tentang :
1. Pentingnya etika dalam urusan pelayanan publik.
2. Penggunaan kekuasaan legitimasi kebijakan.
3. Konflik kepentingan.
4. Sumber-sumber kode etik bagi Aparatur Sipil
Negara.
5. Implikasi kode etik dalam pelayanan publik.
2
Lanjutan . . . . . . .
Lanjutan . . . . . . .
Rumusan kode etik harus benar-benar dipahami dan
dilaksanakan dengan baik karena memiliki ketentuan dan
sistem sanksi yang jelas.
Norma etika yang berisi berbagai ketentuan dan kaidah
moralitas memiliki perbedaan dalam sistem sanksi jika
dibandingkan dengan norma hukum
Sistem sanksi dalam norma hukum sebagian besar bersifat
paksaan (coercive).
Sistem sanksi dalam norma etika tidak selalu bersifat
paksaan sehingga pembebanan sanksi kepada pelanggar
norma berasal dari kesadaran internal, sanksi sosial atau
terbentuk karena tujuan dan semangat yang sama di dalam
organisasi. 6
3
Lanjutan . . . . . . .
Supaya etika publik dapat dihayati dan dilaksanakan secara
menyeluruh di dalam organisasi, rujukan yang jelas mengenai
kewajiban dan larangan yang berlaku.
Di sinilah letak pentingnya kode etik diantara aparatur sipil
negara atau PNS pada khususnya.
Kode etik adalah rumusan eksplisit tentang kaidah-kaidah
atau norma yang harus ditaati secara sukarela oleh para
pegawai di dalam organisasi publik.
Kode etik biasanya merupakan hasil dari kesepakatan atau
konsensus dari sebuah kelompok sosial dan pada umumnya
dimaksudkan untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi.
7
Lanjutan . . . . . . .
4
Lanjutan . . . . . . .
Seorang pejabat dan pegawai pemerintah harus
memiliki kewaspadaan profesional dan kewaspadaan
spiritual.
Kewaspadaan profesional berarti bahwa dia harus
menaati kaidah-kaidah teknis dan peraturan-peraturan
yang terkait dengan kedudukannya sebagai seorang
pembuat keputusan.
Kewaspadaan spiritual merujuk pada penerapan nilai-
nilai kearifan, kejujuran, keuletan, sikap sederhana dan
hemat, tanggungjawab, serta akhlak dan perilaku yang
baik. 9
Lanjutan . . . . . . .
Dengan rumusan kode etik yang baik dan diikuti
sebagai pedoman bertindak dan berperilaku, para
pejabat akan melihat kedudukan mereka sebagai
alat, dan bukan sebagai tujuan.
Di satu sisi, nilai-nilai sebagai pelayan publik yang
bermartabat dan luhur akan dapat dipertahankan.
Dan di sisi lain, warga masyarakat akan memiliki
kepercayaan (trust) yang tinggi kepada aparatur
pemerintah karena pelayanan yang professional dan
sekaligus mengandung nilai-nilai afeksi yang kuat.
10
5
11
12
6
PENGGUNAAN KEKUASAAN : LEGITIMASI
KEBIJAKAN
Lanjutan . . . . . . .
Setiap jenjang pemerintahan memiliki lingkup
kekuasaan masing-masing yang dipegang oleh
pejabatnya.
7
Lanjutan . . . . . . .
Etika publik juga mengharuskan agar setiap
kekuasaan dipergunakan dengan tanggung jawab
sesuai dengan lingkupnya masing-masing.
Dari segi moralitas, kekuasaan harus memiliki
legitimasi yang kuat. Kata legitimasi berasal dari
bahasa Latin yaitu lex, yang makna awalnya berarti
hukum.
Istilah legitimasi dalam perkembangan selanjutnya
bukan hanya mengacu kepada kesesuaian dengan
hukum formal tetapi juga hukum kemasyarakatan dan
norma-norma etika. 15
Lanjutan . . . . . . .
Pada zaman dulu, ketika sebagian besar negara di
dunia diperintah dengan sistem monarkhi, legitimasi
kekuasaan kebanyakan bersumber dari religi atau
keyakinan agama.
16
8
Lanjutan . . . . . . .
Legitimasi sosiologis mendasarkan diri pada
fenomena bahwa sekelompok anggota masyarakat
bersedia dengan sukarela menyerahkan hak kepada
orang yang terpilih untuk menentukan dan
melaksanakan kebijakan tertentu yang menyangkut
setiap anggota masyarakat tersebut.
18
9
Lanjutan . . . . . . .
Kekuasaan yang memiliki legitimasi paling kuat adalah
yang memenuhi landasan legitimasi etis.
19
Lanjutan . . . . . . .
Kedua, legitimasi etis berada di belakang setiap
tatanan normatif dalam perilaku manusia. Karena
norma etika menjadi penopang dari berbagai ideologi
dan aturan-aturan hukum yang terdapat di dalam
masyarakat, maka legitimasi etis akan menjadi
landasan yang sangat kokoh bagi dipergunakannya
sebuah kekuasaan.
Ketiga, karena etika tidak mendasarkan diri pada
pandangan-pandangan moral de facto yang berlaku
dalam masyarakat saja, legitimasi etis tidak akan
pernah dibatasi oleh ruang dan waktu. 20
10
Kepala Daerah atau pejabat pemerintah
menggunakan kekuasaan, yang hanya
mengandalkan legitimasi sosiologis, atau legitimasi
legal-formal dengan menggunakan kekuasaan bagi
kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
22
11
Diskusi Kelompok
Dibentuk kelompok masing-masing
kelompok 7 s/d 8 orang
23
12
25
DISKUSI KELOMPOK
1) Apa yang dapat anda simpulkan dari masing
video tersebut?
2) Berikan contoh kasus dari konflik kepentingan
yang ada di unit organisasi anda?
3) Menurut anda sebagai cpns bagaimana
kondisi idealnya dari kasus yang anda
berikan?
4) Apa yang anda peroleh dari hasil
pembelajaran etika publik ini?
26
13
ALUR CERITA :
1) Budi hari pertama akan masuk kerja dg bangga mengusap lambang
korpri disertai senyum sumringah/bahagia dan di iringi do’a sang
bunda supaya pekerjaanya lancar dan mengingatkan kalau Budi
sekarang adalah ASN;
27
KESIMPULAN :
1) PROFESIONAL
2) KEPUASAN PELANGGAN
3) AGEN PERUBAHAN
4) KEBERHASILAN
28
14
KONFLIK KEPENTINGAN
29
Lanjutan . . . . . . .
Konflik kepentingan dapat secara sederhana
dirumuskan Menurut (McDonald, 2005):
15
Lanjutan . . . . . . .
Lanjutan . . . . . . .
Pengaruh buruk dari adanya konflik kepentingan dalam
berbagai bentuk perilaku sebagai berikut :
1. Aji mumpung (self dealing); memanfaatkan
kedudukan politis untuk kepentingan yang sempit
dan sistem nepotisme.
2. Menerima/memberi suap (bribery, embezzlement,
graft)
3. Menyalahgunakan pengaruh pribadi (influence
peddling); memanfaatkan pengaruh untuk
kepentingan karir atau bisnis yang sempit. 32
16
Lanjutan . . . . . . .
DISKUSI KELOMPOK
17
Diskusi Kelompok
Dibentuk kelompok masing 2 kel 8 orang
Masing peserta harus aktif
Setiap penyaji ada moderator, ketua
kelompok,motivator,dan notulen
Waktu berdiskusi 30 menit
35
36
18
DISKUSI KELOMPOK
1) Apa yang dapat anda simpulkan dari video
tersebut?
2) Berikan contoh kasus dari Pelayanan publik
yang ada di unit organisasi anda?
3) Menurut anda sebagai cpns bagaimana
kondisi idealnya dari kasus yang anda
berikan?
4) Apa yang anda peroleh dari hasil
pembelajaran etika publik ini?
37
19
Lanjutan . . . . . . .
3. Membicarakan masa depan peluang kerja di luar
instansi pada saat ia berada dalam tugas-tugas
sebagai pejabat pemerintah.
Lanjutan . . . . . . .
Dalam upaya pencegahan korupsi dan penyimpangan
di Indonesia, sebagian dari rumusan gratifikasi bahkan
sudah disebarluaskan oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) karena dari kebiasaan menerima
gratifikasi ini akan bisa berkembang menjadi pola
perilaku korup yang membahayakan integritas
pemerintahan secara luas
40
20
SUMBER-SUMBER KODE ETIK BAGI
APARATUR SIPIL NEGARA
Lanjutan . . . . . . .
Prinsip universal yang dimaksud disini adalah kaidah
yang berlaku bukan hanya di negara maju yang
sistem administrasinya sudah mapan, tetapi juga
bisa dipertimbangkan untuk diberlakukan di negara-
negara berkembang karena pada dasarnya
semangat pelayanan publik merupakan muara dari
sumber-sumber kode etik universal tersebut.
42
21
Latihan
1. Berikan contoh kasus adanya konflik kepentingan yang
terjadi pada birokrasi kita.
2. Kebijakan pemerintah apa saja yang menjadi sumber kode
etik dalam sistem administrasi publik?
3. Jelaskan sanksi dan hukuman yang diterima Aparatur Sipil
Negara bila melangggar PP No. 53 Tahun 2010 !
4. Jelaskan beberapa implikasi kode etik dalam pelayanan
publik !
43
44
22
Lanjutan . . . . . . .
Lanjutan . . . . . . .
23
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang
Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota
Angkatan Perang
• Ini merupakan sumber kode etik yang paling awal yang
dirumuskan sejak pemerintah Indonesia memiliki sistem
politik dan sistem administrasi sendiri sebagai sebuah
negara yang berdaulat.
Lanjutan . . . . . . .
24
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang
Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil
• Dirumuskan pada masa pemerintahan rezim Orde Baru, PP
No. 21 Tahun 1975 meletakkan dasar bagi sumpah PNS
dijadikan rumusan kode etik secara luas di Indonesia.
Berikut ini adalah rumusan umum dari sumpah jabatan tersebut:
Demi Allah, Tuhan Yang Maha Esa, saya bersumpah,
Bahwa saya, untuk diangkat pada jabatan ini, baik langsung
maupun tidak langsung, dengan rupa atau dalih apapun
juga, tidak memberi atau menyanggupi akan memberi
sesuatu kepada siapapun juga.
Bahwa saya akan setia dan taat kepada negara Republik
Indonesia. 49
25
Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 42 Tahun 2004
tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil
• kode etik Korpri (Korps Pegawai Republik Indonesia) yang
banyak dikritik sebagai warisan masa otoriter Orde Baru
untuk sebagian masih digunakan sebagai sumpah kesetiaan
bagi para pegawai.
Rumusan sumpah itu lebih dikenal sebagai Sapta Prasetya
Korpri, berbunyi sebagai berikut:
1. Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia adalah
warga negara kesatuan Republik Indonesia yang setia
kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 51
26
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN)
• Di dalam UU No.5 Tahun 2014 memang telah ditegaskan
berbagai ketentuan disiplin pegawai negeri, sistem sanksi
yang bisa dibebankan apabila seorang PNS melanggar
hukum, menyalahgunakan wewenang, dan terlibat dalam
konflik kepentingan
• Undang-Undang ini juga mengatur hak-hak pegawai dalam
bentuk remunerasi dengan sistem penilaian kinerja yang
lebih jelas
• Terdapat agenda untuk setidaknya membentuk 19 Peraturan
Pemerintah yang hingga kini masih berlangsung.
53
27
Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan norma hukum dan norma etika,
mengapa norma etika diperlukan? Dan apa yang Saudara
ketahui tentang kode etik?
2. Jelaskan tiga alasan utama mengapa legitimasi etis penting
dalam kekuasaan?
3. Jelaskan apa yang Saudara pahami tentang konflik
kepentingan? Mengapa aparat pemerintah harus
menghindari konflik kepentingan? Jelaskan tindakan-
tindakan yang termasuk ke dalam konflik kepentingan!
4. Jelaskan 9 (sembilan) azas sebagai sumber kode etik
administrasi publik menurut ASPA (American Society for
Public Administration)! 55
Lanjutan . . . . . . .
56
28
57
58
29
59
60
30
61
31
Surabaya, 10 April 2018
1
Kompetensi dasar yang diharapkan dapat dikuasai
oleh peserta adalah Memiliki pemahaman tentang :
1. Pentingnya etika dalam urusan pelayanan publik.
2. Penggunaan kekuasaan legitimasi kebijakan.
3. Konflik kepentingan.
4. Sumber-sumber kode etik bagi Aparatur Sipil
Negara.
5. Implikasi kode etik dalam pelayanan publik.
2
Lanjutan . . . . . . .
Lanjutan . . . . . . .
Rumusan kode etik harus benar-benar dipahami dan
dilaksanakan dengan baik karena memiliki ketentuan dan
sistem sanksi yang jelas.
Norma etika yang berisi berbagai ketentuan dan kaidah
moralitas memiliki perbedaan dalam sistem sanksi jika
dibandingkan dengan norma hukum
Sistem sanksi dalam norma hukum sebagian besar bersifat
paksaan (coercive).
Sistem sanksi dalam norma etika tidak selalu bersifat
paksaan sehingga pembebanan sanksi kepada pelanggar
norma berasal dari kesadaran internal, sanksi sosial atau
terbentuk karena tujuan dan semangat yang sama di dalam
organisasi. 6
3
Lanjutan . . . . . . .
Supaya etika publik dapat dihayati dan dilaksanakan secara
menyeluruh di dalam organisasi, rujukan yang jelas mengenai
kewajiban dan larangan yang berlaku.
Di sinilah letak pentingnya kode etik diantara aparatur sipil
negara atau PNS pada khususnya.
Kode etik adalah rumusan eksplisit tentang kaidah-kaidah
atau norma yang harus ditaati secara sukarela oleh para
pegawai di dalam organisasi publik.
Kode etik biasanya merupakan hasil dari kesepakatan atau
konsensus dari sebuah kelompok sosial dan pada umumnya
dimaksudkan untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi.
7
Lanjutan . . . . . . .
4
Lanjutan . . . . . . .
Lanjutan . . . . . . .
5
PENGGUNAAN KEKUASAAN : LEGITIMASI
KEBIJAKAN
Lanjutan . . . . . . .
6
Lanjutan . . . . . . .
Lanjutan . . . . . . .
14
7
Lanjutan . . . . . . .
16
8
Lanjutan . . . . . . .
17
Lanjutan . . . . . . .
9
Kepala Daerah atau pejabat pemerintah
menggunakan kekuasaan, yang hanya
mengandalkan legitimasi sosiologis, atau legitimasi
legal-formal dengan menggunakan kekuasaan bagi
kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
20
10
Diskusi Kelompok
Dibentuk kelompok masing-masing
kelompok 7 s/d 8 orang
21
22
11
23
DISKUSI KELOMPOK
1) Apa yang dapat anda simpulkan dari masing
video tersebut?
2) Berikan contoh kasus dari konflik kepentingan
yang ada di unit organisasi anda?
3) Menurut anda sebagai cpns bagaimana
kondisi idealnya dari kasus yang anda
berikan?
4) Apa yang anda peroleh dari hasil
pembelajaran etika publik ini? 24
12
ALUR CERITA :
1) Budi hari pertama akan masuk kerja dg
senyum sumringah/bahagia .
2) ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
3) ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
4) ………………………
25
KONFLIK KEPENTINGAN
26
13
Lanjutan . . . . . . .
Lanjutan . . . . . . .
14
Lanjutan . . . . . . .
Lanjutan . . . . . . .
15
DISKUSI KELOMPOK
Diskusi Kelompok
Dibentuk kelompok masing 2 kel 8 orang
Masing peserta harus aktif
Setiap penyaji ada moderator, ketua
kelompok,motivator,dan notulen
Waktu berdiskusi 30 menit
32
16
33
DISKUSI KELOMPOK
1) Apa yang dapat anda simpulkan dari video
tersebut?
2) Berikan contoh kasus dari Pelayanan publik
yang ada di unit organisasi anda?
3) Menurut anda sebagai cpns bagaimana
kondisi idealnya dari kasus yang anda
berikan?
4) Apa yang anda peroleh dari hasil
pembelajaran etika publik ini? 34
17
Beberapa tindakan yang harus dihindari karena
termasuk di dalam kategori konflik kepentingan, yaitu :
Lanjutan . . . . . . .
18
Lanjutan . . . . . . .
37
38
19
Lanjutan . . . . . . .
Prinsip universal yang dimaksud disini adalah kaidah
yang berlaku bukan hanya di negara maju yang
sistem administrasinya sudah mapan, tetapi juga
bisa dipertimbangkan untuk diberlakukan di negara-
negara berkembang karena pada dasarnya
semangat pelayanan publik merupakan muara dari
sumber-sumber kode etik universal tersebut.
39
Latihan
1. Berikan contoh kasus adanya konflik kepentingan yang
terjadi pada birokrasi kita.
2. Kebijakan pemerintah apa saja yang menjadi sumber kode
etik dalam sistem administrasi publik?
3. Jelaskan sanksi dan hukuman yang diterima Aparatur Sipil
Negara bila melangggar PP No. 53 Tahun 2010 !
4. Jelaskan beberapa implikasi kode etik dalam pelayanan
publik !
40
20
ASPA (American Society for Public Administration)
menyebutkan 9 (sembilan) azas sebagai sumber kode etik
administrasi publik (1981) sebagai berikut:
1. Pelayanan kepada masyarakat adalah di atas pelayanan
kepada diri sendiri.
41
Lanjutan . . . . . . .
21
Lanjutan . . . . . . .
43
44
22
Lanjutan . . . . . . .
45
23
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang
Peraturan Disiplin PNS
• Di dalam peraturan ini diuraikan secara lebih jelas hal-hal
yang diharuskan serta dilarang dilakukan bagi pegawai atau
pejabat pemerintah .
24
Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin PNS
• Penyempurnaan dari PP No. 30 Tahun 1980 menghasilkan
peraturan baru yang tertuang dalam PP No. 53 Tahun 2010
tentang Disiplin PNS.
• Secara eksplisit, tujuan dari dibuatnya peraturan pemerintah
ini adalah untuk: mewujudkan PNS yang handal, profesional,
dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan yang
menerapkan prinsip kepemerintahan yang baik (good
governance).
• Peraturan pemerintah ini adalah bahwa rincian tentang 17
kewajiban (pasal 3) dan 15 larangan (pasal 4) lebih rinci
dengan kriteria yang lebih objektif. 49
25
IMPLIKASI KODE ETIK DALAM PELAYANAN PUBLIK
• Kode Etik sekadar merupakan pedoman bertindak yang
sifatnya eksplisit. Mengenai pelaksanaannya dalam perilaku
nyata, tergantung kepada niat baik dan sentuhan moral yang
ada dalam diri para pegawai atau pejabat sendiri.
• Kode etik dirumuskan untuk menyempurnakan pekerjaan di
sektor publik, mencegah hal-hal buruk, dan untuk
kepentingan bersama dalam organisasi publik, setiap
pegawai dan pejabat diharapkan menaatinya dengan
kesadaran yang tulus.
• Para pegawai dan pejabat perlu terus diingatkan akan
rujukan kode etik PNS yang tersedia.
51
Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan norma hukum dan norma etika,
mengapa norma etika diperlukan? Dan apa yang Saudara
ketahui tentang kode etik?
2. Jelaskan tiga alasan utama mengapa legitimasi etis penting
dalam kekuasaan?
3. Jelaskan apa yang Saudara pahami tentang konflik
kepentingan? Mengapa aparat pemerintah harus
menghindari konflik kepentingan? Jelaskan tindakan-
tindakan yang termasuk ke dalam konflik kepentingan!
4. Jelaskan 9 (sembilan) azas sebagai sumber kode etik
administrasi publik menurut ASPA (American Society for
Public Administration)! 52
26
Lanjutan . . . . . . .
53
27
Surabaya, 11 April 2018
1
KOMPETENSI APA YANG DIBANGUN
Kompetensi dasar yang dapat dicapai dari pembelajaran
ketiga ini, yakni peserta diharapkan dapat
mengaktualisasikan nilai nilai etika bukan hanya pada
posisinya sebagai Aparatur Sipil Negara tetapi juga sebagai
warga negara.
Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut pada bagian ini
ditampilkan berbagai kasus yang terkait dengan nilai-nilai
etika publik.
Tugas peserta adalah mendiskusikan nilai-nilai etika apa saja
yang terkandung dalam setiap kasus dan pelajaran apa saja
yang dapat dipetik dari setiap kasus tersebut. 3
Diskusi Kelompok
Dibentuk kelompok masing-masing
kelompok 7 s/d 8 orang
2
5
DISKUSI KELOMPOK
1) Simak dan tulis pembicara dari video tsb ?
3
AKTUALISASI ETIKA PNS
(Sumber Foto:
http://brebesne
ws.co/2013/02/
bupati-brebes-
launching-
mesin-absensi-
sidik-jari)
4
AKTUALISASI ETIKA PNS
10
5
AKTUALISASI ETIKA PNS
11
12
6
AKTUALISASI ETIKA PNS
13
14
7
AKTUALISASI ETIKA PNS
15
16
8
AKTUALISASI ETIKA PNS
9. Melanggar Hukum
17
18
9
AKTUALISASI ETIKA PNS
19
20
10
EVALUASI
1) Bagaimana pendapat Saudara dengan perilaku para aktor
yang terlibat dalam berbagai kasus yang sudah dijelaskan
diatas ? Buat contoh nyata lainnya perilaku aparat
pemerintah yang tidak sejalan dengan nilai-nilai etika !
Diskusi Kelompok
Dibentuk kelompok masing-masing
kelompok 7 s/d 8 orang
22
11
AKTUALISASI ETIKA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
23
24
12
DISKUSI KELOMPOK
1) Simak dan tulis pembicara dari video tsb ?
26
13
PENDAPAT PRIBADI
1) Apa pendapat saudara tentang etika dalam
video tsb ?
27
28
14