Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
penyuluhan ini.
Makalah penyuluhan dengan judul “ASI Eksklusif” ini disusun untuk melengkapi dan
memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik senior Departemen Ilmu Kesehatan Anak.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Dalam penyelesaian penulisan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari banyak
pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dalam penyelesaian penulisan makalah ini. Penulis masih
menyedari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasanya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat membawa manfaat
terutama bagi penulis sendiri dan para pembaca sekalian.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Tujuan....................................................................................................................2
1.3. Manfaat..................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................3
2.1. Pengertian ASI Eksklusif.......................................................................................3
2.2. Tahap dalam Pemberian ASI Eksklusif.................................................................3
2.3. Manfaat ASI Eksklusif..........................................................................................4
2.4. Kendala Pemberian ASI Eksklusif dan Pemecahannya........................................6
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
sejak kehamilan merupakan komponen penting penentu keberhasilan menyusui.
Pengetahuan dan keterampilan petugas yang terkait dalam keberhasilan manajemen
menyusui harus selalu ditingkatkan agar mereka dapat berperan aktif dalam mengatasi
kendala yang mungkin timbul selama proses menyusui (IDAI, 2014).
1.2 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dari penyusunan makalah ini adalah:
a. Mensosialisasikan kepada para ibu di poliklinik Ilmu Kesehatan Anak tentang
pentingnya pemberian ASI eksklusif.
b. Meningkatkan kesadaran para ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif
pada bayi mulai dari lahir sampai usia 6 bulan.
c. Meningkatkan pengetahuan para ibu tentang bagaimana menangani kendala-
kendala yang mungkin terjadi pada proses pemberian ASI eksklusif.
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diberikan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Memberikan informasi kepada masyarakat luas, khususnya orang tua mengenai
pentingnya pemberian ASI eksklusif.
b. Memberikan pengetahuan, wawasan dan keterampilan kepada penulis mengenai
pentingnya pemberian ASI eksklusif.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
sama. Pada minggu-minggu pertama, bayi sebaiknya dibangunkan atau dirangsang untuk
menyusui maksimum setiap 3 jam (IDAI, 2014).
Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk mencapai tumbuh
kembang optimal.9 Makanan pendamping ASI kaya besi diberikan secara bertahap mulai
usia 6 bulan. Bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah, dan bayi yang memiliki
kelainan hematologi tidak memiliki cadangan besi adekuat pada saat lahir umumnya
membutuhkan suplementasi besi sebelum usia 6 bulan, yang dapat diberikan bersama
dengan ASI eksklusif (Rahmadhani, 2013).
Kebutuhan dan perilaku makan setiap bayi adalah unik. Pengenalan makanan
pendamping sebelum usia 6 bulan tidak meningkatkan asupan kalori maupun kecepatan
pertumbuhan berat badan. Selama 6 bulan pertama, bayi yang mendapat ASI tidak
membutuhkan air putih maupun jus buah, bahkan dalam cuaca panas sekalipun.
Pemberikan minuman atau makanan selain ASI berisiko mengandung kontaminan atau
alergen. Pemanjangan durasi menyusui bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan dan
perkembangan bayi. Bayi yang telah disapih sebelum usia 12 bulan tidak menerima susu
sapi, tetapi harus mendapat formula bayi yang difortifikasi zat besi (IDAI, 2014).
Durasi pemberian ASI eksklusif yang dianjurkan adalah selama enam bulan pertama
kehidupan untuk mencapat tumbuh kembang optimal. Setelah enam bulan, bayi mendapat
makanan pendamping yang adekuat sedangkan ASI dilanjutkan sampai usia 24 bulan.
(IDAI, 2014).
7
darah putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi karena dapat memberikan perlindungan
terhadap infeksi dan alergi (Rahmadhani, 2013).
Menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan bayi yang
paling sempurna, keuntungan ASI bagi bayi adalah:
1. ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.
2. ASI dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal
penyakit antara lain immunoglobulin.
3. ASI praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih.
4. ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan otak.
5. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat.
6. ASI tidak menyebabkan alergi.
7. ASI dapat mencegah kerusakan gigi.
8. ASI mengoptimalkan perkembangan bayi.
9. ASI meningkatkan hubungan ibu dan bayi.5
8
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan harus ditingkatkan karena mempunyai
hubungan dengan angka kejadian diare akut.9 Salah satu kandungan unik ASI adalah
oligosakarida yang akan menciptakan suasana asam dalam saluran cerna. Suasana asam
ini berfungsi sebagai sinyal untuk pertahanan saluran cerna, yaitu SIgA (Secretory
Imunnoglobulin A) yang juga terdapat dalam ASI itu sendiri. SIgA dapat mengikat
mikroba patogen, mencegah perlekatannya pada sel enterosit di usus dan mencegah reaksi
imun yang bersifat inflamasi (Jackson, 2006)
Hasil penelitian dari Oxford University dan Institute for Social and Economic
Research sebagaimana dilansir Daily Mail, menyebutkan bahwa anak bayi yang mendapat
ASI Eksklusif akan tumbuh menjadi anak yang lebih pintar dalam membaca, menulis, dan
matematika. Salah satu peneliti, Maria Iacovou mengemukakan asam lemak rantai
panjang (long chain fatty acids) yang terkandung di dalam ASI membuat otak bayi
berkembang (Depkes, 2013)
9
Ada beberapa faktor yang perlu diidentifikasi dan diperbaiki sebagai penyebab
berkurangnya ASI, yaitu :
1. Faktor menyusui : (1) tidak melakukan inisiasi menyusu dini, (2) menjadwal
pemberian ASI, (3) memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI
keluar), apalagi memberikannya dengan botol/dot, (4) kesalahan pada posisi dan
perlekatan bayi pada saat menyusu, (5) tidak mengosongkan salah satu payudara saat
menyusui
2. Faktor psikologis ibu
Stres, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam
mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya
diri ibu sangat besar.
3. Faktor fisik ibu
Faktor fisik ibu seperti ibu sakit, lelah, ibu yang menggunakan pil kontrasepsi atau alat
kontrasepsi lain yang mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil lagi, peminum
alkohol, perokok, atau ibu dengan kelainan anatomis payudara dapat mengurangi
produksi ASI.
4. Faktor bayi
Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi, misalnya bayi sakit, prematur,
dan bayi dengan kelainan bawaan.
Bila bayi terpisah dengan ibu untuk sementara waktu, ibu memerah ASInya dan
diberikan kepada bayinya dengan sendok atau cangkir. Sebaiknya tidak menggunakan dot
karena akan mempersulit bayi bila kembali menyusu (bingung puting).
Relaktasi merupakan suatu keadaan ibu yang telah berhenti menyusui ingin memulai
menyusui kembali. Untuk mengembalikan agar bayi dapat menyusu dari ibu kembali, kita
dapat menggunakan alat yang disebut ‘suplementer’.Suplementer menyusui adalah alat
yang digunakan sebagai suplemen kepada bayi saat bayi menyusu pada payudara yang
kurang memproduksi ASI. Jenis suplementer yang tersedia, antara lain cangkir dan slang
plastik atau breast feeding supplementer. Dengan menggunakan suplementer bayi tidak
marah karena mendapatkan susu dari selang dan payudara ibu akan terangsang kembali
untuk memproduksi ASI.
Puting lecet paling sering disebabkan perlekatan yang kurang baik. Bila bayi tidak
melekat dengan baik, bayi akan menarik puting, menggigit dan menggesek kulit payudara,
10
sehingga menimbulkan rasa sangat nyeri dan bila bayi terus menyusu akan merusak kulit
puting dan menimbulkan luka ataupun retak pada puting.
Yang pertama dan utama diperhatikan adalah posisi bayi saat menyusu dan
pelekatannya. Puting yang retak, luka juga dapat disertai jamur (Kandidiasis). Mulut bayi
sebaiknya dilihat apakah terdapat jamur yang dapat mengganggu proses menyusu atau
adakah ikatan dibawah lidah yang membuat lidah tidak dapat menjulur keluar (tongue tie).
Pengobatan yang sesuai baik untuk ibu maupun bayi harus segera diberikan.
Membangkitkan rasa percaya diri ibu sangat diperlukan. Membangkitkan rasa percaya diri
ibu dan penjelasan bahwa kelainan hanya bersifat sementara akan membantu ibu
melanjutkan untuk menyusui bayi. Posisikan bayi agar mulutnya melekat dengan baik
sehingga rasa nyeri akan segera berkurang. Tidak perlu mengistirahatkan payudara, tetapi
tetaplah menyusu on demand. Bila diperlukan, bantu ibu untuk memerah ASI, dan ASI
perah diberikan dengan cangkir. Membersihkan payudara hanya pada waktu mandi,
hindari penggunaan sabun, lotion, salep, atau menggosok-gosok dengan handuk.
Payudara penuh, (1) terjadi beberapa hari setelah persalinan, yaitu saat ASI sudah
mulai diproduksi, (2) payudara terasa nyeri berat, keras, tapi ASI masih dapat mengalir
keluar, (3) ibu tidak merasa demam. Yakinkan ibu bahwa payudara penuh adalah suatu hal
yang normal dan usahakan ibu menyusui sesering mungkin sehingga payudara terasa lebih
nyaman, rasa berat akan berkurang dan payudara menjadi lebih lunak.
Payudara bengkak (engorgement), (1) payudara tampak merah, mengkilat, dan sangat
nyeri, (2) terjadi karena bendungan pada pembuluh darah dan limfe, (3) sekresi ASI sudah
mulai banyak, (4) ASI tidak dikeluarkan sempurna. Payudara bengkak dapat dicegah
dengan menyusukan bayi segera setelah lahir, menyusukan bayi tanpa jadwal, dan jangan
memberi minuman lain pada bayi. Lakukan masase dan keluarkan ASI.
Mastitis, memperlihatkan gejala klinis payudara nampak merah, bengkak keras, terasa
panas dan nyeri sekali. Dapat mengenai kedua atau hanya satu payudara. Penyebabnya
antara lain puting lecet atau saluran ASI tersumbat yang tidak ditatalaksana dengan baik.
Mastitis dapat di tatalaksana dengan mengistirahatkan ibu, ASI tetap harus dikeluarkan,
berikan antibiotik dan kompres/minum obat pengurang rasa sakit
Abses, memperlihatkan gejala klinis berupa benjolan kemerahan, panas, bengkak, dan
terasa sangat nyeri. Pada benjolan teraba fluktuasi dan suhu tubuh meningkat. Bila
11
dijumpai keadaan ini, ibu harus istirahat, ASI tetap dikeluarkan, berikan antibiotik, insisi
abses, dan kompres / minum obat pengurang rasa sakit.
Seandainya ibu hamil lagi saat masih menyusui, maka dianjurkan:
1. Bila bayi belum berusia 6 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan
makanan tunggal.
2. Bila bayi berusia 6-12 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan
utama.
3. Bila bayi sudah berusia lebih dari 12 bulan, boleh disapih.
Bila menyusui tetap diteruskan, maka perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu (1)
volume ASI dapat berkurang karena pengaruh hormon ibu hamil, (2) puting akan lecet,
(3) ibu akan mengalami keletihan, (4) rasa ASI berubah ke arah kolostrum, (5) terjadi
kontraksi rahim karena hormon ibu hamil.
12
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
ASI eksklusif adalah makanan terbaik bagi bayi pada awal masa kehidupannya hingga
berusia 6 bulan. ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dalam jumlah
yang pas sehingga optimal untuk pertumbuhannya. Selain itu ibu juga memperoleh
manfaat bagi dirinya sendiri melalui pemberian ASI eksklusif. Dukungan terhadap ibu
dalam menangani kendala-kendala saat pemberian ASI eksklusif sangatlah penting agar
tercapaui keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif.
3.2 SARAN
Promosi pemberian ASI eksklusif perlu dilakukan dengan dukungan dari pemerintah,
pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan, masyarakat serta
keluarga agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif pada bayi. Diharapkan semua tenaga
kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik negeri, swasta, maupun
masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program
ASI eksklusif tersebut sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang
berkualitas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementerian
Kesehatan RI. Available from: depkes.go.id [Accessed 7 April 2014].
Peraturan Pemerintah RI. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
tentang pemberian ASI eksklusif. 2012. Jakarta.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Air susu ibu dan menyusui. 2014. Jakarta. Available from:
idai.or.id [Accessed 7 April 2014].
Fikawati, Sandra, Syafiq A. Kajian implementasi dan kebijakan air susu ibu eksklusif dan
inisiasi menyusui dini di Indonesia. 2010. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. ASI eksklusif; bayi cerdas, ibu pun sehat. 2013.
Rahmadhani E.P, Lubis G, Edison. Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka
kejadian diare akut pada bayi usia 0-1 tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(2).
Jackson K.M, Nazar A.M. Breastfeeding, the immune response, and longterm health. J. Am
Osteopath Assoc. 2006.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kendala pemberian ASI eksklusif. 2013. Jakarta.
14