Anda di halaman 1dari 14

ASI EKSLUSIF

OLEH :

NAMA : GITA FITRIA


NIM : 19.01.0015

AKADEMI KEPERAWATAN PANGKALPINANG


PANGKALPINANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
penyuluhan ini.

Makalah penyuluhan dengan judul “ASI Eksklusif” ini disusun untuk melengkapi dan
memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik senior Departemen Ilmu Kesehatan Anak.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Dalam penyelesaian penulisan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari banyak
pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dalam penyelesaian penulisan makalah ini. Penulis masih
menyedari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasanya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat membawa manfaat
terutama bagi penulis sendiri dan para pembaca sekalian.

Pangkalpinang, 25 September 2020

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Tujuan....................................................................................................................2
1.3. Manfaat..................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................3
2.1. Pengertian ASI Eksklusif.......................................................................................3
2.2. Tahap dalam Pemberian ASI Eksklusif.................................................................3
2.3. Manfaat ASI Eksklusif..........................................................................................4
2.4. Kendala Pemberian ASI Eksklusif dan Pemecahannya........................................6
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai saat ini diyakini bahwa ASI merupakan makanan pilihan pertama dan
utama untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan. Komposisi ASI yang demikian unik,
berubah sepanjang hari, meyebabkan tidak ada satupun susu formula yang dapat
menyamakan komposisinya, hanya dapat memberikan efek yang menyerupai
(‘mimicking’) ASI. Pemberian ASI eksklusif merupakan gold standard untuk bayi
berusia kurang dari 6 bulan (Hegar, 2010)
Data Riskesdas 2010 menunjukkan pemberian ASI eksklusif yang masih sangat
rendah (15%). Namun di tahun 2013 cakupan ASI eksklusif menunjukkan peningkatan
menjadi 30,2%, meskipun persentase ini seharusnya masih dapat terus ditingkatkan
lagi.2 Sedangkan data dari penelitian multisenter yang dilakukan IDAI sebesar 27%.
Hasil penelitian IDAI juga memperlihatkan bahwa baru sekitar 40-60% rumah sakit
yang menerapkan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui secara utuh. Angka
tersebut juga tidak berbeda antara pulau Jawa dengan pulau besar lainnya (Kemenkes
RI, 2010)
Pada waktu lahir sampai beberapa bulan sesudahnya, bayi belum dapat
membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. ASI memberikan zat-zat kekebalan
yang belum dapat dibuat oleh bayi tersebut, sehingga bayi yang minum ASI lebih
jarang sakit, terutama pada awal dari kehidupannya. Komponen zat anti infeksi yang
banyak dalam ASI akan melindungi bayi dari berbagai macam infeksi, baik yang
disebabkan oleh bakteri, virus, dan antigen lainnya (Suratatmaja, 2007)
PP Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
menegaskan bahwa dalam rangka melindungi, mendukung, dan mempromosikan
pemberian ASI eksklusif perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan dukungan dari
pemerintah, pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan,
masyarakat serta keluarga agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif pada bayi. 4
Seluruh kebijakan yang memfasilitasi pemberian ASI/menyusui harus didukung. Tidak
ada satupun makanan yang ideal untuk bayi baru lahir selain ASI.   Edukasi orang tua

4
sejak kehamilan merupakan komponen penting penentu keberhasilan menyusui.
Pengetahuan dan keterampilan petugas yang terkait dalam keberhasilan manajemen
menyusui harus selalu ditingkatkan agar mereka dapat berperan aktif dalam mengatasi
kendala yang mungkin timbul selama proses menyusui (IDAI, 2014).

1.2 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dari penyusunan makalah ini adalah:
a. Mensosialisasikan kepada para ibu di poliklinik Ilmu Kesehatan Anak tentang
pentingnya pemberian ASI eksklusif.
b. Meningkatkan kesadaran para ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif
pada bayi mulai dari lahir sampai usia 6 bulan.
c. Meningkatkan pengetahuan para ibu tentang bagaimana menangani kendala-
kendala yang mungkin terjadi pada proses pemberian ASI eksklusif.

1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diberikan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Memberikan informasi kepada masyarakat luas, khususnya orang tua mengenai
pentingnya pemberian ASI eksklusif.
b. Memberikan pengetahuan, wawasan dan keterampilan kepada penulis mengenai
pentingnya pemberian ASI eksklusif.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ASI Eksklusif


Definisi ASI eksklusif bermacam-macam tetapi definisi yang sering digunakan adalah
definisi WHO yang menyebutkan ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa
cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral, atau obat dalam bentuk tetes
atau sirup sampai usia 6 bulan (Fikawati, 2010). Pemberian vitamin, mineral, dan obat-
obatan diperbolehkan selama pemberian ASI eksklusif. Suplemen (air, air gula, susu
formula, dan cairan lain) tidak diberikan pada bayi kecuali atas permintaan dokter sesuai
dengan indikasi medis. Empeng/dot dihindari pada bayi yang menyusui (IDAI, 2014).
Kandungan protein dan laktosa pada susu manusia dan susu sapi itu berbeda. Susu sapi
kadar proteinnya lebih tinggi, yakni 3,4 persen sedangkan susu manusia hanya 0.9 persen.
Kadar laktosa susu manusia lebih tinggi yakni 7 persen sedangkan susu sapi hanya 3,8
persen. Fungsi dari kedua zat gizi ini bertolak belakang. Laktosa sangat penting dalam
proses pembentukan mielin otak. Sementara pada susu sapi, kandungan protein yang tinggi
berfungsi untuk membantu pembentukan otot (Depkes, 2010).

2.2 Tahap dalam Pemberian ASI Eksklusif


Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan
bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan
merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua
tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan
dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan
tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas (Depkes, 2008).
Pada minggu-minggu pertama menyusui, bayi disusui sesering kemauan bayi. Ibu
menawarkan payudara apabila bayi menunjukkan tanda-tanda lapar seperti terjaga terus,
aktif, mouthing, atau rooting. Penempatan ibu dan bayi dalam satu ruangan (rooming-in)
sepanjang hari sangat membantu keberhasilan menyusui. Lamanya menyusui tergantung
pada kehendak bayi. Payudara diberikan bergantian kanan dan kiri pada awal menyusui,
agar kedua payudara mendapat stimulasi yang sama dan mendapat pengeringan yang

6
sama. Pada minggu-minggu pertama, bayi sebaiknya dibangunkan atau dirangsang untuk
menyusui maksimum setiap 3 jam (IDAI, 2014).
Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk mencapai tumbuh
kembang optimal.9 Makanan pendamping ASI kaya besi diberikan secara bertahap mulai
usia 6 bulan. Bayi prematur, bayi dengan berat lahir rendah, dan bayi yang memiliki
kelainan hematologi tidak memiliki cadangan besi adekuat pada saat lahir umumnya
membutuhkan suplementasi besi sebelum usia 6 bulan, yang dapat diberikan bersama
dengan ASI eksklusif (Rahmadhani, 2013).
Kebutuhan dan perilaku makan setiap bayi adalah unik. Pengenalan makanan
pendamping sebelum usia 6 bulan tidak meningkatkan asupan kalori maupun kecepatan
pertumbuhan berat badan. Selama 6 bulan pertama, bayi yang mendapat ASI tidak
membutuhkan air putih maupun jus buah, bahkan dalam cuaca panas sekalipun.
Pemberikan minuman atau makanan selain ASI berisiko mengandung kontaminan atau
alergen. Pemanjangan durasi menyusui bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan dan
perkembangan bayi. Bayi yang telah disapih sebelum usia 12 bulan tidak menerima susu
sapi, tetapi harus mendapat formula bayi yang difortifikasi zat besi (IDAI, 2014).
Durasi pemberian ASI eksklusif yang dianjurkan adalah selama enam bulan pertama
kehidupan untuk mencapat tumbuh kembang optimal. Setelah enam bulan, bayi mendapat
makanan pendamping yang adekuat sedangkan ASI dilanjutkan sampai usia 24 bulan.
(IDAI, 2014).

2.3 Manfaat ASI Eksklusif


ASI diberikan kepada bayi karena banyak manfaat dan kelebihannya, antara lain:
1. Menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi pada saluran
pencernaan (diare), infeksi pada saluran pernafasan, dan infeksi pada telinga.
2. Menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit non infeksi, misalnya penyakit alergi,
obesitas, kurang gizi, asma, dan eksim.
3. Selain itu dapat meningkatkan IQ dan EQ anak (IDAI, 2014).
ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh diet utama
ibu selama kehamilan, tingkat nutrisi ibu, dan saat diberikannya ASI kepada bayi. ASI
yang dikeluarkan pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut kolostrum. Kolostrum
sangat baik diberikan pada bayi baru lahir karena mengandung banyak antibodi dan sel

7
darah putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi karena dapat memberikan perlindungan
terhadap infeksi dan alergi (Rahmadhani, 2013).
Menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan bayi yang
paling sempurna, keuntungan ASI bagi bayi adalah:
1. ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.
2. ASI dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal
penyakit antara lain immunoglobulin.
3. ASI praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih.
4. ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan otak.
5. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat.
6. ASI tidak menyebabkan alergi.
7. ASI dapat mencegah kerusakan gigi.
8. ASI mengoptimalkan perkembangan bayi.
9. ASI meningkatkan hubungan ibu dan bayi.5

Bagi ibu, menyusui juga memberikan beberapa keuntungan, yaitu:


1. mencegah perdarahan setelah persalinan karena efek stimulasi kontraksi rahim,
2. mempercepat mengecilnya rahim,
3. mengurangi anemia,
4. menurunkan berat badan usai melahirkan karena ketika menyusui sekitar 500 kalori
terbakar setiap harinya,
5. mencegah kanker ovarium dan kanker payudara karena proses menyusui mempunyai
efek pada keseimbangan hormon wanita, dan
6. sebagai kontrasepsi alamiah (menunda masa subur)
Dari sudut psikologis, kegiatan menyusui akan membantu ibu dan bayi membentuk tali
kasih. Kontak akan terjalin setelah persalinan pada saat ibu menyusui bayinya untuk
pertama kali. Keadaan ini akan menumbuhkan ikatan psikologis antara ibu dan bayinya.
Proses ini disebut perlekatan (bonding). Bayi jarang menangis atau rewel dan akan
tumbuh lebih cepat jika ia tetap berada dekat ibunya serta disusui secepat mungkin setelah
persalinan. Ibu-ibu yang menyusui akan merawat bayi mereka dengan penuh kasih sayang.
Memberi ASI dapat membantu pertumbuhan dan kecerdasan bayi (IDAI, 2014).

8
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan harus ditingkatkan karena mempunyai
hubungan dengan angka kejadian diare akut.9 Salah satu kandungan unik ASI adalah
oligosakarida yang akan menciptakan suasana asam dalam saluran cerna. Suasana asam
ini berfungsi sebagai sinyal untuk pertahanan saluran cerna, yaitu SIgA (Secretory
Imunnoglobulin A) yang juga terdapat dalam ASI itu sendiri. SIgA dapat mengikat
mikroba patogen, mencegah perlekatannya pada sel enterosit di usus dan mencegah reaksi
imun yang bersifat inflamasi (Jackson, 2006)

Hasil penelitian dari Oxford University dan Institute for Social and Economic
Research sebagaimana dilansir Daily Mail, menyebutkan bahwa anak bayi yang mendapat
ASI Eksklusif akan tumbuh menjadi anak yang lebih pintar dalam membaca, menulis, dan
matematika. Salah satu peneliti, Maria Iacovou mengemukakan asam lemak rantai
panjang (long chain fatty acids) yang terkandung di dalam ASI membuat otak bayi
berkembang (Depkes, 2013)

2.4 Kendala Pemberian ASI Eksklusif dan Pemecahannya (IDAI, 2013)


Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan tidak sesederhana
yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul dalam upaya memberikan ASI eksklusif
selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Akan tetapi dengan motivasi ibu/ayah yang
kuat, pengetahuan dasar yang dimiliki ibu dan ayah, serta usaha yang terus menerus, sabar
dan tekun, tidak mustahil pemberian ASI eksklusif dapat berhasil.
Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu dalam pemberian ASI eksklusif:
1. produksi ASI kurang
2. ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar
3. ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula (relaktasi)
4. bayi terlanjur mendapatkan prelakteal feeding (pemberian air gula/dekstrosa, susu
formula pada hari-hari pertama kelahiran)
5. kelainan ibu: puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak, engorgement,
mastitis dan abses
6. ibu hamil lagi padahal masih menyusui
7. ibu bekerja
8. kelainan bayi: bayi sakit, abnormalitas bayi. 

9
Ada beberapa faktor yang perlu diidentifikasi dan diperbaiki sebagai penyebab
berkurangnya ASI, yaitu :
1. Faktor menyusui : (1) tidak melakukan inisiasi menyusu dini, (2) menjadwal
pemberian ASI, (3) memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI
keluar), apalagi memberikannya dengan botol/dot, (4) kesalahan pada posisi dan
perlekatan bayi pada saat menyusu, (5) tidak mengosongkan salah satu payudara saat
menyusui   
2. Faktor psikologis ibu
Stres, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam
mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya
diri ibu sangat besar. 
3. Faktor fisik ibu
Faktor fisik ibu seperti ibu sakit, lelah, ibu yang menggunakan pil kontrasepsi atau alat
kontrasepsi lain yang mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil lagi, peminum
alkohol, perokok, atau ibu dengan kelainan anatomis payudara dapat mengurangi
produksi ASI.
4. Faktor bayi
Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi, misalnya bayi sakit, prematur,
dan bayi dengan kelainan bawaan. 
Bila bayi terpisah dengan ibu untuk sementara waktu, ibu memerah ASInya dan
diberikan kepada bayinya dengan sendok atau cangkir. Sebaiknya tidak menggunakan dot
karena akan mempersulit bayi bila kembali menyusu (bingung puting).
Relaktasi merupakan suatu keadaan ibu yang telah berhenti menyusui ingin memulai
menyusui kembali. Untuk mengembalikan agar bayi dapat menyusu dari ibu kembali, kita
dapat menggunakan alat yang disebut ‘suplementer’.Suplementer menyusui adalah alat
yang digunakan sebagai suplemen kepada bayi saat bayi menyusu pada payudara yang
kurang memproduksi ASI. Jenis suplementer yang tersedia, antara lain cangkir dan slang
plastik atau breast feeding supplementer. Dengan menggunakan suplementer bayi tidak
marah karena mendapatkan susu dari selang dan payudara ibu akan terangsang kembali
untuk memproduksi ASI.
Puting lecet paling sering disebabkan perlekatan yang kurang baik. Bila bayi tidak
melekat dengan baik, bayi akan menarik puting, menggigit dan menggesek kulit payudara,

10
sehingga menimbulkan rasa sangat nyeri dan bila bayi terus menyusu akan merusak kulit
puting dan menimbulkan luka ataupun retak pada puting.
Yang pertama dan utama diperhatikan adalah posisi bayi saat menyusu dan
pelekatannya. Puting yang retak, luka juga dapat disertai jamur (Kandidiasis). Mulut bayi
sebaiknya dilihat apakah terdapat jamur yang dapat mengganggu proses menyusu atau
adakah ikatan dibawah lidah yang membuat lidah tidak dapat menjulur keluar (tongue tie).
Pengobatan yang sesuai baik untuk ibu maupun bayi harus segera diberikan.
Membangkitkan rasa percaya diri ibu sangat diperlukan. Membangkitkan rasa percaya diri
ibu dan penjelasan bahwa kelainan hanya bersifat sementara akan membantu ibu
melanjutkan untuk menyusui bayi. Posisikan bayi agar mulutnya melekat dengan baik
sehingga rasa nyeri akan segera berkurang. Tidak perlu mengistirahatkan payudara, tetapi
tetaplah menyusu on demand. Bila diperlukan, bantu ibu untuk memerah ASI, dan ASI
perah diberikan dengan cangkir. Membersihkan payudara hanya pada waktu mandi,
hindari penggunaan sabun, lotion, salep, atau menggosok-gosok dengan handuk.
Payudara penuh, (1) terjadi beberapa hari setelah persalinan, yaitu saat ASI sudah
mulai diproduksi, (2) payudara terasa nyeri berat, keras, tapi ASI masih dapat mengalir
keluar, (3) ibu tidak merasa demam. Yakinkan ibu bahwa payudara penuh adalah suatu hal
yang normal dan usahakan ibu menyusui sesering mungkin sehingga payudara terasa lebih
nyaman, rasa berat akan berkurang dan payudara menjadi lebih lunak.
Payudara bengkak (engorgement), (1) payudara tampak merah, mengkilat, dan sangat
nyeri, (2) terjadi karena bendungan pada pembuluh darah dan limfe, (3) sekresi ASI sudah
mulai banyak, (4) ASI tidak dikeluarkan sempurna. Payudara bengkak dapat dicegah
dengan menyusukan bayi segera setelah lahir, menyusukan bayi tanpa jadwal, dan jangan
memberi minuman lain pada bayi. Lakukan masase dan keluarkan ASI.
Mastitis, memperlihatkan gejala klinis payudara nampak merah, bengkak keras, terasa
panas dan nyeri sekali. Dapat mengenai kedua atau hanya satu payudara. Penyebabnya
antara lain puting lecet atau saluran ASI tersumbat yang tidak ditatalaksana dengan baik.
Mastitis dapat di tatalaksana dengan mengistirahatkan ibu, ASI tetap harus dikeluarkan,
berikan antibiotik dan kompres/minum obat pengurang rasa sakit
Abses, memperlihatkan gejala klinis berupa benjolan kemerahan, panas, bengkak, dan
terasa sangat nyeri. Pada benjolan teraba fluktuasi dan suhu tubuh meningkat. Bila

11
dijumpai keadaan ini, ibu harus istirahat, ASI tetap dikeluarkan, berikan antibiotik, insisi
abses, dan kompres / minum obat pengurang rasa sakit.
Seandainya ibu hamil lagi saat masih menyusui, maka dianjurkan:
1. Bila bayi belum berusia 6 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan
makanan tunggal.
2. Bila bayi berusia 6-12 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan
utama.
3. Bila bayi sudah berusia lebih dari 12 bulan, boleh disapih.
Bila menyusui tetap diteruskan, maka perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu (1)
volume ASI dapat berkurang karena pengaruh hormon ibu hamil, (2) puting akan lecet,
(3) ibu akan mengalami keletihan, (4) rasa ASI berubah ke arah kolostrum, (5) terjadi
kontraksi rahim karena hormon ibu hamil.

12
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
ASI eksklusif adalah makanan terbaik bagi bayi pada awal masa kehidupannya hingga
berusia 6 bulan. ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dalam jumlah
yang pas sehingga optimal untuk pertumbuhannya. Selain itu ibu juga memperoleh
manfaat bagi dirinya sendiri melalui pemberian ASI eksklusif. Dukungan terhadap ibu
dalam menangani kendala-kendala saat pemberian ASI eksklusif sangatlah penting agar
tercapaui keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif.

3.2 SARAN
Promosi pemberian ASI eksklusif perlu dilakukan dengan dukungan dari pemerintah,
pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan, masyarakat serta
keluarga agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif pada bayi. Diharapkan semua tenaga
kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik negeri, swasta, maupun
masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program
ASI eksklusif tersebut sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang
berkualitas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hegar, B. Understanding and implementation of breastfeeding regulation. 2012. Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementerian
Kesehatan RI. Available from: depkes.go.id [Accessed 7 April 2014].

Suraatmaja, S. Gastroenterologi Anak. 2007. Jakarta: CV.Sagung Seto.

Peraturan Pemerintah RI. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
tentang pemberian ASI eksklusif. 2012. Jakarta.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Air susu ibu dan menyusui. 2014. Jakarta. Available from:
idai.or.id [Accessed 7 April 2014].

Fikawati, Sandra, Syafiq A. Kajian implementasi dan kebijakan air susu ibu eksklusif dan
inisiasi menyusui dini di Indonesia. 2010. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. ASI eksklusif; bayi cerdas, ibu pun sehat. 2013.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Paket modul


kegiatan-Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif 6 bulan. 2008.

Rahmadhani E.P, Lubis G, Edison. Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka
kejadian diare akut pada bayi usia 0-1 tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(2).

Jackson K.M, Nazar A.M. Breastfeeding, the immune response, and longterm health. J. Am
Osteopath Assoc. 2006.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kendala pemberian ASI eksklusif. 2013. Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai