MODUL 7
PEMBINAAN HABITAT DAN POPULASI
PAKET I : MENERAPKAN PENANGANAN KONFLIK
SATWA LIAR
Penyusun :
Dian Iswandaru, S.Hut.,M.Sc.
Qurrotu Ayunin, S.Hut.,M.Sc.
……………………………
EDITOR
Ir. Suprayitno
KEMENTERIAN KEHUTANAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN
PUSAT DIKLAT KEHUTANAN
BOGOR
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Modul 7 : Penanganan Konflik Satwa Liar | 2
Gambar 1. Proses Penyebab Terjadina Konflik Satwa Liar-Manusia.............. 6
Gambar 2. Pagar Kawat Sebagai Upaya Pencegahan Konflik ........................ 11
BAB I
CEK PENGUASAAN MATERI
BAB II
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan dari pembelajaran ini adalah: Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik dapat:
(1) Menjelaskan pengertian konflik satwalir-manusia dan penyebabnya, (2) Menjelaskan
dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya konflik satwa liar-manusia (3) Menjelaskan
upaya pencegahan dan penanganan konflik satwaliar dan manusia
BAB III
MATERI PEMBELAJARAN
Terjadi konflik
fisik
Kerusakan habitat
2. Tes Formatif
Petunjuk pengerjaan
Kerjakan soal ini secara mandiri
Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
2) Di berbagai media, sering diberitakan mengenai korban jiwa masyarakat sekitar hutan
yang diakibatkan oleh harimau sumatera. Dalam hal ini, konflik antara harimau dan
manusia disebabkan oleh...
a. Perburuan liar
b. Meluasnya kawasan hutan
c. Pemukiman masyarakat
d. Berkurangnya habitat harimau
e. Gunung meletus
3) Perhatikan jenis-jenis satwa berikut ini.
Harimau sumatera; Gajah; Orangutan; Banteng; Serigala
Dari satwa di atas, yang saat ini tidak terlibat konflik dengan manusia adalah ….
a. Harimau sumatera
b. Gajah
c. Orangutan
d. Banteng
e. Srigala
1. Uraian Materi
Teknik dalam menangani konflik satwa liar dan manusia terdiri dari 2 tipe, yaitu :
1) Teknik Tradisional
Teknik tradisional bertujuan untuk menghentikan atau mengurangi konflik dengan
mengontrol populasi satwa dengan cara yang berbeda. Contoh teknik ini adalah
pengontrolan mematikan (lethal control). Pengendalian ini memiliki kelemahan besar,
yaitu biasanya mahal dalam pembiayaan. Contoh lainnya yang dianggap lebih murah
adalah translokasi satwa, penerapan peraturan dan perlindungan satwa. Contoh
pengendalian lainnya adalah pembayaran kompensasi pada masyarakat yang terkena
dampak konflik, pembayaran jasa lingkungan dan lain sebagainya.
2) Teknik Modern
Teknik modern tergantung pada pemahaman ekologi dan ethology(perilaku) satwaliar
dan lingkungannya untuk mencegah atau meminimalisir konflik. Contohnya adalah
dengan modifikasi perilaku dan mengurangi interaksi antara manusia dan satwaliar,
membangun kawasan penyangga.
2) Kera besar
Kera besar seperti simpanse, gorilla, maupun orangutan, telah banyak kehilangan
habitatnya akibat logging dan pertanian. Mereka banyak dibunuh oleh manusia.
Sebaliknya, satwa ini juga sering menyerang lahan pertanian yang ditanami pisang,
jagung, dan tebu, maupun daun muda pohon kelapa sawit. Akibatnya, satwa ini
banyak diperangkap, dijerat atau diracun untuk membunuh satwa ini.
Upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi konflik kera besar dengan manusia
adalah:
a) Menciptakan zona penyangga antara taman nasional dan lahan pertanian dan
meneliti jenis tanaman yang tidak disukai satwa yang bersangkutan
b) Menerapkan sistem monitoring untuk mengukur efektifitas berbagai pendekatan
yang paling baik untuk mengurangi konflik manusia-satwa.
c) Menanam pohon untuk merestorasi hutan yang terdegradasi dalam suaka alam dan
di antara perkebunan sawit untuk menciptakan ruang dan makanan tambahan bagi
satwa.
5) Beruang
Di daerah Amerika Latin, terdapat populasi beruang. Menyusutnya habitat beruang
untuk pertanian (ladang jagung) telah menimbulkan konflik (beruang juga menyukai
jagung). Beruang juga menyerang hewan ternak. Akibatnya, sekitar 200 beruang
dibunuh setiap tahun. Konflik ini semakin meningkat dengan meningkatnya
deforestasi menjadi lahan pertanian ilegal. Selain menyerang lahan pertanian dan
ternak, satwa ini juga ditengarai mulai mendekati pemukiman manusia. Satwa ini
dapat menyerang kebun, tempat sampah dan gudang makanan. Mereka juga dapat
menyerang manusia.
Upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi konflik beruang dengan manusia adalah:
a) Pendidikan lingkungan tentang pentingnya melestarikan beruang, dan hal apa yang
harus dilakukan jika bertemu dengan beruang.
b) Penelitian mengenai distribusi beruang untuk mengidentifikasi area yang paling
rentan terkena konflik dan mengonsentrasikan upaya mitigasi konflik di lokasi
yang diperlukan.
c) Penelitian mengenai predasi terhadap ternak dan perilaku makan beruang
d) Penelitian mengenai jenis tanaman pertanian yang tidak disukai beruang
e) Memindahkan beruang ke lokasi yang berbeda dan membangun kawasan
dilindungi serta membangun koridor untuk menghubungkan kawasan-kawasan
alami yang terfragmentasi.
Modul 7 : Penanganan Konflik Satwa Liar | 11
f) Mendesain strategi nasional dan internasional yang merespon kebutuhan biologi
dan ekologi beruang
g) Melatih beruang untuk menjauhi pemukiman manusia dengan menggunakan
kembang api
h) Memasang kawat listrik bagi para petani.
i) Bekerjasama dengan organisasi perburuan untuk membuat skema kompensasi
kerusakan/ kematian ternak yang disebabkan oleh beruang
j) Membangun “WWF bear advocate” sebagai organisasi yang bisa dihubungi oleh
masyarakat lokal untuk memonitor dan mengidentifikasi kerusakan yang
disebabkan oleh beruang.
k) Membangun rencana manajemen bersama dengan stakeholder, yang termasuk
menyusun panduan dalam menangani beruang yang menyebabkan permasalahan
bagi manusia, isu kompensasi, manajemen area dilindungi, manajemen perburuan
dan atau pengumpulan data
6) Serigala
Serigala berkonflik dengan manusia lebih karena kurangnya pemahaman manusia
dalam hidup berdampingan dengan karnivora besar. Hal ini didukung dengan fakta
bahwa, meskipun pemangsaan terhadap ternak lebih banyak diakibatkan oleh anjing,
namun masyarakat cenderung menyalahkan serigala, dan lebih sering menembaki
mereka. Sebagai tambahan, pemburu menganggap serigala sebagai predator yang
tidak diharapkan, karena terdapat dugaan bahwa populasi rusa dan mangsa lainnya
akan berkurang dengan kehadiran serigala.
Upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi konflik serigala dengan manusia adalah
a) Melatih anjing penjaga, untuk melindungi hewan ternak dari serangan serigala
b) Menggunakan pagar listrik untuk mencegah serigala menyerang ternak
c) Mengadakan pendidikan lingkungan bagi petani/ peternak dalam rangka
mengurangi konflik dengan serigala
d) Menginisiasi dilakukannya game management
e) Mendukung kesadaran publik untuk mendapatkan dukungan terhadap keberadaan
karnivora besar.
7) Harimau Sumatera
Ada berbagai langkah dan metoda yang dapat dilakukan terkait dengan
penanggulangan konflik. Tentunya, baik penggunaan langkah, metoda maupun alat
Modul 7 : Penanganan Konflik Satwa Liar | 12
tertentu harus disesuaikan dengan kondisi konflik yang terjadi, serta situasi aktual di
lokasi terjadinya konflik.
a) Informasi awal
Informasi awal terjadinya konflik biasanya sangat beragam dan tidak jelas.
Informasi bisa berupa seseorang melihat harimau di pinggir kampung, harimau
masuk ke ladang, hewan ternak hilang, hewan ternak diterkam, atau seseorang
diterkam harimau. Informasi ini tentunya perlu diverifikasi kebenarannya; apakah
informasinya benar, apakah kasusnya sesuai dengan berita yang diterima, apakah
benar harimau atau satwa lain (kucing emas, beruang, macan dahan, dll) yang
terlibat konflik.
b) Pemantauan
Jika informasi yang diterima telah terbukti kebenarannya, maka perlu dilakukan
pemantauan terhadap konflik yang berlangsung dengan melibatkan tim yang lebih
lengkap, misalnya gabungan antara Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan LSM
mitra.
c) Mengubah pola aktivitas di dalam atau sekitar hutan
2. Tes Formatif
Petunjuk pengerjaan
Kerjakan soal ini secara mandiri
Jika kesulitan dalam mengerjakan soal, pelajari kembali lembar informasi
Jika masih mengalamai kesulitan, konsultasikan pada guru pengampu
1) Jelaskan tujuan dari penanganan konflik satwa liar-manusia?
2) Jelaskan teknik penanganan konflik harimau sumatera dan manusia?
3) Jelaskan teknik penanganan konflik orangutan?
BAB IV
RANGKUMAN
1. Konflik antara manusia dan satwa liar yang secara luas dapat didefinisikan sebagai segala
interaksi antara manusia dan satwa liar yang mengakibatkan pengaruh negatif pada kondisi
sosial, ekonomi atau budaya manusia, serta kondisi sosial, ekologi atau konservasi satwa
liar dan lingkungannya (IUCN, 2010).
2. Penyebab terjadinya konflik satwa liar-manusia yaitu secara umum, munculnya konflik
antara manusia dan satwa liar disebabkan oleh faktor pemanfaatan sumberdaya alam
(makanan) dan ruang (tempat hidup dan ruang gerak). Secara khusus, konflik antara
manusia dan satwa liar terjadi karena adanya kerusakan dan fragmentasi habitat, sehingga
meningkatkan populasi satwa liar yang terdesak mendekati pemukiman manusia.
BAB V
TUGAS
Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok, setiap elompok terdiri dari 4-5 orang.
Setiap kelompok melakukan pengamatan terhadap konflik satwa liar-manusia.
Laksanakan proses pembelajaran dengan tahapan sebagai berikut :
1) Mengamati
- Mengamati cara mencegah dan menangani konflik satwa liar-manusia
2) Menanya
- Melakukan tanya jawab untuk menggali informasi mengenai mencegah dan
menangani konflik satwa liar-manusia
3) Mengumpulkan informasi/Mencoba
- Mendiskusikan tentang mencegah dan menangani konflik satwa liar-manusia
Modul 7 : Penanganan Konflik Satwa Liar | 15
4) Mangasosiasi
- Menyimpulkan hasil diskusi mengenai mencegah dan menangani konflik satwa
liar-manusia
5) Mengkomunikasikan
- Mempresentasikan hasil diskusi dan kesimpulan tentang cara mencegah dan
menangani konflik satwa liar-manusia
- Membuat laporan
DAFTAR PUSTAKA
Hockings, K., dan Humle, T., 2010. Panduan Pencegahan dan Mitigasi Konflik Antara
Manusia dan Kera Besar. IUCN Species Survival Commission.
Priatna, D., et al, 2012. Pedoman Praktis Pencegahan dan Penanggulangan Konflik antara
Manusia dan Harimau. Dirjen. Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
Kementerian Kehuatanan R.I.