Anda di halaman 1dari 5

ISU ETIK DENGAN ORGANISASI

PROFESI IBI

Nama Kelompok :
Deviyani
Dewi Purwanti
Lydia A
Rike Nursafitri
Siti Herlina

Pengapuh : Siti Rafika Putri S,st.M.Kes

Jln hankam Desa jogjogan kec. Cisarua Bogor


Tahun Ajaran 2015/2016
Angkatan XlV
Contoh Kasus Dalam Organisasi Profesi

1. Kasus tentang (distosia Bahu)

Di sebuah desa ada seorang bidan yang membuka BPS setelah itu
datanglah seorang Ny. B dengan keluhan mulas di perutnya setalah itu
bidan mempersilahkan masuk dan menyuruh untuk berbaring di
tempat tidur tak lama kemudian saat bidan tersebut mencoba untuk
menolong persalinan ternyata bayi ibu mengalami distosia bahu bidan
pun mengalami kesulitan menolongnya , bidan tersebut menuruti
egonya sendiri akan menolong persalinan tersebut sedangkan bidan
tersebut sudah tau akan berakibatkan bahaya, dan ternya bayi tersebut
meninggal , dan masyarakat mengetahui tentang bayi meninggal
tersebut tersampaikan lah tentang kasus tersebut ke IBI dan IBI pun
memanggil Bidan tersebut dan ternyata IBI mencabut IZIN Bidan
tersebut .

- Isu etik : telalu mengikuti ego Bidan tersebut menjadikan bayi


tersebut meninggal
- Dilema : bidan tersebut bingung memilih untuk menolong
persalinan tersebut dengan resiko bayi tersebut meninggal atau
memilih untuk merujuk ke rumah sakit .
- Penyelesaian : sebaiknya bidan tersebut harus meminta persetujuan
kepada apsien atau keluarga untuk dapat bisa di atasi .

2. Kasus (cairan benih dan mules)

Ny. X dengan kehamilan 38 minggu datang ke BPS bidan D dengan


keluhan mulas-mulas serta mengeluarkan cariran berwarna jernih dan
berbau anyir setelah di adakan pemeriksaan bidan D mendignosa
bahwa nyonya X mengalami KPD . Bidan D menyerahkan pada
keluarganya Ny. X untuk merujuk Ny. X Tetapi keluaraga Ny. X tidak
mau keluarga klien hanya menginginkan Ny.X melahirkan di BPS
tetapi bidan berfikir bahwa Ny. X membutuhkan pertolongan yang
cepat . setelah di lakukan pertolongan ternyata Ny. X mengalami
persalinan lama sehingga bayi Ny. X Tidak dapat di selamatkan karna
bayi Ny X mengalami ASFIKSIA setelah mengetahui bahwa bayinya
meninggal Ny. X mengalami perdarahan Hebat yang menyebabkan
kondisi Ny. X drop tetapi Ny. X masih di tangani. Sedangkan
keluarga Ny. X meminta pertanggung jawaban bidan D karna bayi
tersebut tidak dapat di tolong tepat waktu keluaraga Ny.X menggap
bidan D tidak mempunyai keahlian di dalam bidang kebidanan
Mendengar hal ini warga di sekitar BPS bidan D menuntun agar bidan
di pindahkan dari lingkungan mereka supaya tidak terjadi hal yang
sama untuk kedua kalinya pada warga tersebut tidak percaya kepada
bidan tersebut sudah tidak lagi mempunyai kepercayaan kepada bidan
D untuk menolong persalinan. Dan pada akhirnya di bawa ke meja
hijau oleh keluarga Ny. X . pada kasus ini kesalahan tidak sepenuhnya
terletak pada bidan D karna bidan D telah nyerahkan pada keluarga
Ny. X untuk merujuk tetapi keluarga Ny. X tidak menyetujuinya di
sisi lain Ny. X juga membutuhkan pertolongan pada bayinya .

- isu etik timbulnya keegoisan dari keluarga terlalu cepat mengambil


keputusan dan mengakibatkan bayi tersebut meninggal
- dilema bidan bingung untuk memilih atau menolong persalinan
tersebut, karna bidan tau itu bukan wewenang bidan tetapi disisi lain
keluarganya tersebut tetap ingin memilih melahirkan di bidan
tersebut.
- penyelesaian sebaiknya bidan tersebut melakukan infromkonsen
kepada keluarga tersebut dan keluarga pasien menandatangani surat
bahwa ia menyetujui untuik di tolong persalinan bidan agar kesalahan
tidak terletak sepenuhnya kepada bidcan.

3. Kasus (Aborsi)
Seorang pasien x datang kebidan y untuk menggugurkan secara paksa,
dan janin dalam kandungan berusia lima bulan, di klinik bersalin milik
bidan y. Bidan tersebut menolak pasien untuk melakukan tindakan aborsi
tersebut, akan tetapi pasien x tetap memaksa dan menjanjikan membayar
seberapapun. Dan bidan tersebut bingung akan memilih aborsi atau tidak
tetapi bidan tersebut memilih untuk melakukan aborsi. Seiringnya waktu
bidan y terbongkar bahwa telah melakukan aborsi oleh polisi yang sudah
menyelidiki dan mendapatkan informasi dari masyarakat yang curiga
dengan perut pasien yang tiba – tiba mengecil.
Lalu ibi mengetahui kasus bidan x tersebut telah melakukan aborsi dan
telah melanggar kode etik sebagai seorang bidan , dan IBI mencabut BPS
tersebut agar tidak boleh membuka praktik lagi dan bidan tersebut
bersalah karena telah melanggar wewenang bidan.
-Isunya : bidan tersebut lalai dalam mengambil keputusan sehingga
merugikan diri sendiri.
-Dilema : bidan bingung untuk memilih dan menolong aborsi atau tidak,
karena bidan tersebut mengetahui bahwa tindakan tersebut bukan
wewenang seorang bidan, dan pada akhirnya bidan tersebut melakukan
aborsi karena pasien tersebut menjanjikan bayaran yang tinggi.
- Penyelesaian : Sebaiknya sebagai seorang bidan harus berpikir dalam
mengambil suatu keputusan dan seharusnya bidan y memberikan
informed consent terlebih dahulu dan memberikan pelayanan yang sesuai
baik dan jujur sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
4. kasus
Di suatu desa terpencil ditempatkan seorang bidan PTT, sebut saja bidan
A. bidan A ini sangat jarang sekali berada ditempat. Sehingga di masa
kerjanya bidan yang harusnya dibutuhkan ini tidak memberikan
pelayanan sebagai mana mestinya. Ini merupakan pelanggaran yang
dilakukannya terhadap profesinya. Hal ini terdengar oleh organisasi
profesi (IBI) dan bidan PTT ini bisa dikenakan sanksi yang setimpal atas
pelanggaran yang ia lakukan.
Isu : organisasi profesi IBI dan bidan PTT tersebut mengetahui bahwa
bidan A tidak melaksanakan apa yang semestinya dilakukan.
Dilema : -
Konflik : bidan A jarang sekali berada ditempat, sehingga bidan tersebut
mendapat sanksi dari IBI
Penyelesaian : seharusnya seorang bidan harus selalu berada ditengah-
tengah masyarakat, karena banyak masyarakat yang membutuhkan.

5 kasus
Ada seorang wanita muda usia 20 tahun dan pria muda datang ke salah satu
bidan. Wanita tersebut mengatakan telat haid sudah 8 minggu lalu ia sudah
mengecek, ternyata hasilnya positif (hamil). Karena pasangan muda tersebut masih
terlalu muda dan mereka tidak ingin mengecewakan orang tuanya memutuskan lah
mereka datang ke bidan untuk menggugurkan kandungannya ke bidan tersebut. Di
terima lah oleh bidan tersebut dan langsung di gugurkan kandungan tersebut. Lalu
terjadilah pendarahan yang sangat hebat di bawalah oleh wanita itu kerumah sakit
ternyata dalam perjalanan tersebut nyawa wanita itu tidak bisa tertolong. Akhirnya
bidan tersebut di tegur oleh dokter dan akhirnya praktik si bidan tersebut di tutup
dan di beri sangsi oleh pihak yang berwajib.
Isu etik : yang timbul kelalaian seorang bidan sehingga menimbilkan mal praktik
dilem : bidan tidak di percaya lagi oleh masyarakat izin pratik bidan tersebut di
cabut.
Penyelesaiannya : sebaiknya bidan tersebut tidak melanggar hukum, dan
seharusnya memberika pelayanan sesuai standar

Anda mungkin juga menyukai