Anda di halaman 1dari 110

SKRIPSI

STUDI KASUS PENERAPAN PEMBELAJARAN

MUSIK DENGAN MEDIA ONLINE PADA MASA

PANDEMI COVID-19

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik


guna memperoleh gelar Sarjana Seni

Oleh:
NAMA : JOVIAL SIRAIT
NPM : 01061170059

PROGRAM STUDI MUSIK


FAKULTAS ILMU SENI
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
JAKARTA
2021
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

FAKULTAS ILMU SENI

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR

STUDI KASUS PENERAPAN PEMBELAJARAN MUSIK

DENGAN MEDIA ONLINE PADA MASA PANDEMI

COVID-19

Oleh:

Nama : Jovial Sirait


NPM : 01061170059
Program Studi : Musik
Peminatan : Musik Edukasi

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam Sidang Tugas Akhir.

Tangerang, 14 Desember 2020

Menyetujui:

Pembimbing Utama

(Delima Simamora S.Pd., M.Pd.)

Ketua Program Studi Dekan

Delicia Mandy, S.Sn., M.Mus. Indrawan, S.Kom., B.Mus., M.M., M.B.A.


UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

FAKULTAS ILMU SENI

PERSETUJUAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR

Pada Senin, 1 Februari 2021 telah diselenggarakan Sidang Tugas Akhir untuk memenuhi

sebagian persyaratan akademik guna mencapai gelar Sarjana Seni Strata Satu pada Program

Studi Musik, Fakultas Ilmu Seni, Universitas Pelita Harapan, atas nama:

Nama : Jovial Sirait


NPM : 01061170059
Program Studi : Musik
Fakultas : Ilmu Seni

termasuk ujian Tugas Akhir yang berjudul “STUDI KASUS PENERAPAN

PEMBELAJARAN MUSIK DENGAN MEDIA ONLINE PADA MASA

PANDEMI COVID-19” oleh tim penguji yang terdiri dari:

Nama Penguji Jabatan dalam Tim Penguji Tanda tangan

1. Ibu Delima Simamora, M.Pd. , sebagai Ketua

2. Dhany Yufisa W., S.Sn., M.Pd. , sebagai Anggota

3. Jane Andreas, S.Sn., M.Ed. , sebagai Anggota

Tangerang, 1 Februari 2021


ABSTRAK

Jovial Sirait (01061170059)

STUDI KASUS PENERAPAN PEMBELAJARAN MUSIK DENGAN

MEDIA ONLINE PADA MASA PANDEMI COVID-19

(xii + 89 halaman: 0 gambar; 6 tabel; 3 lampiran)

Penerapan sebuah pembelajaran dibutuhkan strategi khusus untuk mencapai tujuan


dari pembelajaran itu sendiri, begitu juga dengan pembelajaran yang dilakukan
secara online. Hal tersebut membutuhkan strategi dan cara-cara ataupun model
pembelajaran dalam penerapannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran itu
sendiri. Strategi pembelajaran merupakan upaya guru dalam merancang segala
sesuatu yang berhubungan dengan sistem instruksional guna mencapai
pembelajaran yang efektif serta efisien dalam mencapai tujuan belajar. Namun saat
fenomena pandemi covid-19 terjadi, guru ditantang untuk melakukan pembelajaran
secara online. Khususnya guru musik yang tentu memiliki tantangan tersendiri
dalam meresponi pembelajaran online ini. Pada penelitian ini, guru musik di tiga
sekolah akan dijadikan narasumber untuk pengambilan data primer dimana para
guru tersebut belum terbiasa sebelumnya menggunakan media online dalam
pembelajaran. Kasus ini akan dilihat serta dibandingkan dari hasil penelitian
sebelumnya (data sekunder) dimana pada hasil penelitian mereka secara
keseluruhan membuktikan bahwa pembelajaran dengan media online memberikan
dampak positif untuk keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pendekatan pada penelitian ini adalah kualitatif dimana data primer adalah hasil
wawancara dari informan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran dari ketiga informan memiliki sisi positif dan sisi negatif serta
berujung kepada kreatifitas guru itu sendiri dalam menyusun strategi pembelajaran
online ini. Adapun deskripsi dari paparan permasalahan yang ditemukan serta
tindakan solusi dari ketiga informan dalam menghadapi permasalahan tersebut.

Kata kunci: penerapan pembelajaran, musik, media online.

Referensi: 24 (1995-2020)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah diberikan-

Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

Tugas Akhir dengan judul “STUDI KASUS STRATEGI PEMBELAJARAN

MUSIK DENGAN MEDIA ONLINE UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR” ini ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna

memperoleh gelar Sarjana Seni Strata Satu pada Program Studi Musik, Fakultas Ilmu

Seni, Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak,

Tugas Akhir ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini, yaitu kepada:

1. Bapak Indrawan Tjhin, S.Kom., B.Mus., M.M., M.B.A., selaku Dekan

Fakultas Ilmu Seni Universitas Pelita Harapan Lippo Karawaci.

2. Ibu Delicia Mandy Nugroho S.Sn., M.Mus., selaku Ketua Program Studi

Musik Universitas Pelita Harapan Lippo Karawaci.

3. Ibu Delima Simamora, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan banyak memberikan masukan kepada penulis.

vi
4. Bapak Dhany Yufisa W, S.Sn., M.Pd., selaku pembimbing akademik yang

telah membimbing selama masa perkuliahan dan memberikan ilmu dalam

bidang musik edukasi.

5. Kak Debora Jemadu, S.Sn., selaku dosen mayor gitar elektrik yang telah

memberikan ilmu dalam bermain gitar dan memberikan banyak pengalaman

bermain musik dari awal perkuliahan sampai akhir perkuliahan.

6. Ibu Helen Hosanna, M.Mus., Bapak Antonius S. Priyanto, B.C.M., M.Mus.,

Bapak Dr. Henry Susanto Pranoto, M.Mus., selaku dosen-dosen musik

edukasi yang telah memberikan pembelajaran mata kuliah musik edukasi.

7. Bapak Dr. Jack Arthur Simanjuntak, M.Des.Sc., selaku dosen mata kuliah

Metodologi Penelitian yang telah memberikan pengetahuan dan arahan

menganai pembuatan model penelitian.

8. Seluruh dosen dan seluruh staf Fakultas Ilmu Seni yang telah membantu serta

mendukung setiap perjalanan kuliah yang diampu.

9. Dosen dan staff Teachers College yang telah mengajar dan membimbing

penulis.

10. Ayah dan ibu serta Uly selaku keluarga yang mendukung penulis dengan

berbagai macam aspek.

11. Teman-teman Musik Edukasi 2017 (Devina, Teresa, Febie, Jessica, Timotius,

Haryo) yang menjadi teman seperjuangan peminatan edukasi,

vii
12. Seluruh teman-teman CoM 2017 dan angkatan lainnya yang memberikan

banyak pengalaman berharga dalam bermusik dan juga kehidupan selama

masa perkuliahan penulis.

13. Pihak yang belum sempat disebutkan, saya ucapkan terimakasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan sangat bermanfaat

bagi penulis. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membacanya

Bandung, Februari 2021

Jovial Sirait

Penulis

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL Halaman

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR


PERSETUJUAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR
ABSTRAK ................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 5
1.6 Sistematika Penulisan......................................................................................... 6
1.7 Penelitian Sebelumnya ....................................................................................... 7
BAB II .......................................................................................................................... 9
LANDASAN TEORI................................................................................................... 9
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................... 9
2.1.1 Penerapan Pembelajaran ........................................................................... 9
2.1.1.1 Strategi pembelajaran .............................................................................. 10
2.1.2 Musik ........................................................................................................ 21
2.1.3 Media Online............................................................................................. 24
2.1.4 Media pembelajaran online (E-learning) ................................................. 30
2.1.5 Pandemi Covid-19..................................................................................... 34

ix
2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 35
BAB III ....................................................................................................................... 39
METODE PENELITIAN ......................................................................................... 39
3.1 Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 39
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 40
3.3 Sumber data ..................................................................................................... 40
3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 41
3.5 Teknik Analisis dan Interpretasi Data ............................................................. 43
3.5.1 Reduksi Data ............................................................................................. 47
3.5.2 Penyajian Data .............................................................................................. 48
3.6 Validasi Data .................................................................................................... 48
BAB IV ....................................................................................................................... 50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 50
4.1. Hasil Penelitian ................................................................................................. 50
4.2. Analisis Penelitian ............................................................................................ 63
4.2.1 Penerapan pembelajaran musik dengan media online ............................ 67
4.2.2 Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran musik dengan media
online yang diberikan .............................................................................................. 72
4.2.3 Hasil belajar siswa setelah menjalani penerapan pembelajaran musik
dengan media online ................................................................................................ 73
4.3. Pembahasan...................................................................................................... 75
4.4. Hasil Penelitian ................................................................................................. 84
BAB V......................................................................................................................... 86
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 86
5.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 86
5.2. Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 86
5.3. Saran................................................................................................................. 87
Daftar Pustaka........................................................................................................... 88
LAMPIRAN ..................................................................................................................

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Tradisional dan E-Learning ...................................... 31


Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan dari penerapan e-learning didalam dunia
pendidikan ............................................................................................................. 32
Tabel 3. Kerangka Berpikir. ............................................................................................... 38
Tabel 4. Pengumpulan data melalui Wawancara .............................................................. 42
Tabel 5. Teknik Analisis Data Kualitatif menurut Creswell ............................................. 46
Tabel 6. Bagan Triangulasi ................................................................................................. 49

xi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ......................................................................................................... A-1


LAMPIRAN B ......................................................................................................... B-1
LAMPIRAN C ......................................................................................................... C-1

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan tempat dimana terjadinya kegiatan belajar mengajar

untuk mengembangkan potensi peserta didik. Tujuan pendidikan menurut Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 adalah mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut

perlu diperhatikan mutu/ kualitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang berkualitas

tersebut tidak lepas dari seorang guru. Guru memiliki peran penting dalam membentuk

komponen pendidikan yang berjalan dengan baik/ terorganisir agar tercipta pendidikan

yang berkualitas1.

Prehatiningsih dkk. menyatakan bahwa setiap tenaga pendidik memiliki cara

yang bermacam-macam untuk membantu serta mengembangkan potensi siswa. Oleh

karena itu, perlu adanya upaya guru dalam merancang proses pembelajaran

berlangsung. Upaya tersebut tertuang dari strategi pembelajaran yang telah

direncanakan sebelumnya. Tujuan dari strategi pembelajaran ini adalah agar siswa

terdorong lebih bersemangat menjalani proses belajar serta membangun pembelajaran

1
Laili Malikhatun Maghfiroh and Atip Nurharini, “Peran Guru Dalam Ekstrakurikuler Seni Musik Untuk Meningkatkan
Konsentrasi Siswa Tunanetra,” Joyful Learning Journal 7, no. 3 (2018): 81–90.

1
yang efektif dan maksimal selama menjalani kegiatan belajar mengajar. Dengan

demikian strategi pembelajaran sangat berdampak kepada keberhasilan siswa dalam

mencapai tujuan belajar2.

Dewasa ini para tenaga pendidik memiliki masalah karena terdampak oleh

fenomena pandemi virus covid-19. Dilansir dari BeritaManado.com bahwa WHO

menghimbau untuk melakukan pembatasan sosial serta pembatasan mobilitas

masyarakat di luar rumah seperti bekerja, belajar dan beribadah. Pada ranah

pendidikan, guru diharuskan untuk melakukan pergeseran pembelajaran konvensional

ke pembelajaran daring (online)3.

Media online sendiri sudah ada sejak 1990 dengan pemanfaatan internet.

Pembelajaran online pertama kali digunakan pada sebuah seminar sistem CBT

(Computer-Based Training) yang dapat diakses dengan CD-ROOM. Mulai dari

seminar tersebut, pembelajaran online terus berkembang dari waktu ke waktu4. Di

Indonesia, pembelajaran dengan menggunakan media kaset dan modul tanpa harus

tatap muka telah dilakukan telah dilakukan sejak tahun 1984 pada Universitas Terbuka

dimana para mahasiswa belajar hanya melalui modul dan kaset yang diterima di awal

semester. Sistem pembelajaran ini kemudian berubah dengan menggunakan media CD

2
Arip Prehatiningsih, Warananingtyas Palupi, and Muh Munif Syamsuddin, “Pengaruh Permainan Musikal
Terhadap Kreativitas Musik Anak Usia 5-6 Tahun,” Kumara Cendikia 6, no. 4 (2018): 282–289.
3
Ilzan Maragani, “Pendidikan Musik Di Masa Pandemi COVID-19: Tantangan Atau Peluang?,”
BeritaManado.Com (Manado, 2020), https://beritamanado.com/pendidikan-musik-di-masa-pandemi-covid-19-
tantangan-atau-peluang/.
4
Riska Agustina, Paulus Insap Santosa, and Ridi Ferdiana, “Sejarah, Tantangan, Dan Faktor Keberhasilan
Dalam Pengembangan e-Learning,” Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, no. November (2016).

2
dan juga menggunakan youtube dan media online lainnya. Namun hal ini tidak diikuti

oleh beberapa pengajar sampai terjadinya masa pandemi.

Saat ini pembelajaran dengan media online sudah banyak dilakukan oleh

institusi pendidikan baik secara formal maupun informal. Menurut Dabbagh dan

Ritland dalam Arnesi, pembelajaran online adalah sistem belajar yang terbuka dan

tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan) yang dapat

diakses dengan jaringan internet. Perangkat-perangkat tersebut menjadi alat untuk

mendukung sistem pembelajaran yang telah di buat guru sehingga siswa dapat

mengakses materi pembelajaran kapanpun dan dimanapun5. Adapun materi dan bentuk

ujian/test yang dibuat dengan media online dapat didesain lebih menarik agar siswa

lebih termotivasi.

Di zaman globalisasi ini kebutuhan teknologi menjadi vital. Bagi tenaga

pendidik, kompetensi dalam penguasaan dan penggunaan teknologi adalah sebuah

keharusan untuk mendukung peningkatan proses pembelajaran6. Terlebih lagi dengan

adanya pandemi covid-19 yang mengharuskan pembelajaran dengan media online.

Walaupun di Indonesia telah dilakukan pembelajaran jarak jauh sebelum masa

pandemic, pada kenyataannya sistem pembelajaran ini tidak mudah dilaksanakan

khususnya dengan cara terpaksa. Berdasarkan observasi dari penulis, dari tiga tempat

5
Novita Arnesi and Abdul Hamid K., “PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE – OFFLINE
DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS,” Jurnal
Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan 2, no. 1 (2015): 85–99.
6
Irwan Irwan, Zaky Farid Luthfi, and Atri Waldi, “Efektifitas Penggunaan Kahoot! Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa [Effectiveness of Using Kahoot! To Improve Student Learning Outcomes],” PEDAGOGIA: Jurnal
Pendidikan 8, no. 1 (2019): 95.

3
peneliti akan melakukan penelitian, situasi yang terjadi memaksa para tenaga pendidik

untuk melakukan pembelajaran secara online tanpa persiapan ataupun paham dengan

media online tersebut. Hal ini menjadi fakta dan kasus yang dianggap penting untuk

dibahas pada penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam

mengenai kasus penerapan pembelajaran musik dengan media online pada masa

pandemi. Pada penelitian ini, guru musik di tiga sekolah akan dijadikan narasumber

untuk pengambilan data primer dimana para guru tersebut belum terbiasa sebelumnya

menggunakan media online dalam pembelajaran. Kasus ini akan dilihat serta

dibandingkan dari hasil penelitian sebelumnya (data sekunder) dimana pada hasil

penelitian mereka secara keseluruhan membuktikan bahwa pembelajaran dengan

media online memberikan dampak positif untuk keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti mengangkat judul penelitian “STUDI

KASUS PENERAPAN PEMBELAJARAN MUSIK DENGAN MEDIA ONLINE

PADA MASA PANDEMI COVID-19”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diurai di atas, maka dapat disusun

rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana penerapan pembelajaran musik dengan

media online pada masa pandemi di sekolah MEMC, BPKP, NEMS?

4
1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, serta

mengetahui penerapan pembelajaran musik dengan media online pada masa pandemi

di sekolah MEMC, BPKP, NEMS.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat dijadikan refrensi untuk menjadi model penerapan pembelajaran musik

dengan media online.

b. Dapat dijadikan sumber informasi guna kelebihan serta kekurangan penerapan

pembelajaran musik dengan media online dalam meningkatkan hasil belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga terjadi

optimalisasi dalam proses pembelajaran musik dengan media online.

b. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dari segi pemahaman,

keterampilan, dan kreativitas dalam bermusik.

c. Bagi sekolah atau tempat kursus musik, memberikan saran dan upaya dalam

menerapkan strategi pembelajaran musik melalui media online.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Fokus penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup pembahasan strategi

pembelajaran musik dengan menggunakan media online. Pada saat pekerjaan

5
lapangan, data diambil secara kualitatif melalui wawancara terhadap guru dan siswa

yang mengikuti pembelajaran daring.

1.6 Sistematika Penulisan

Penyusunan tulisan ini disusun secara sistemaris. Sistematika penulisan dipaparkan

sehingga terbentuk lima bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan diakhiri dengan

sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dituliskan kajian teori strategi pembelajaran, definisi musik,

definisi serta kelemahan dan kelebihan media online, definisi serta kelemahan

dan kelebihan pembelajaran online / E-learning, dan hasil belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini dituliskan tentang desain penelitian, metode penelitian, dan teknik

pengumpulan data yang digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan hasil data yang telah dikumpulkan beserta analisis

dari data yang telah diolah.

6
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian

yang diperoleh.

1.7 Penelitian Sebelumnya

Jurnal penelitian oleh Mutiara Sari Dewi yang berjudul “SEQUENTIAL

EXPLORATORY: PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI CALON GURU

MADRASAH IBTIDAIYAH DI MASA PANDEMI COVID-19”. Tujuan penelitian

ini adalah untuk menganalisis: 1) kondisi pembelajaran seni tari saat pandemic Covid

19; dan 2) media, metode pembelajaran, dan sumber belajar yang digunakan dalam

pembelajaran seni tari dimasa pandemic Covid 19.

Buku laporan komite responsi COVID-19 dengan judul buku “American

Choral Association (ACDA)” yang dipublikasikan pada tanggal 15 Juni 2020. ACDA

ini memberikan/ menganjurkan variasi instruksi mengajar choir/ paduan suara mulai

dari upper elementary sampai adult community. Hal yang perlu diperhatikan pengajar

adalah skenario mengajar mereka. Berikut merupakan tiga tahap skenario yang

dianjurkan yaitu: 1) Penyanyi dan pengajar melakukan instruksi tatap muka dengan

protokol kesehatan dan jaga jarak. 2) Instruksi kedua penyanyi dan pengajar melakukan

instruksi secara hybrid yaitu ada beberapa instruksi tatap muka dan ada pula instruksi

jarak jauh sesuai pedoman. 3) Instruksi ketiga adalah penyanyi dan pengajar melakukan

pengajaran secara jarak jauh. Ketiga sekenario ini berlaku mulai dari pembelajaran choir

7
jenjang Junior High School (SMP) sampai kepada perguruan tinggi dan komunitas umum

seperti paduan suara Gereja dan sebagainya7

7
Lynn Brinckmeyer and and friends, American Choral Directors Association, 2020.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penerapan Pembelajaran

Menurut Corey, pembelajaran merupakan suatu proses dimana lingkungan

seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan turut serta dalam tingkah

laku tertentu dan dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon atas situasi

tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari suatu Pendidikan8. Penerapan

sebuah pembelajaran dibutuhkan strategi khusus untuk mencapai tujuan dari

pembelajaran itu sendiri. Demikian juga dengan pembelajaran yang dilakukan secara

online, membutuhkan strategi dan cara-cara ataupun model pembelajaran dalam

penerapannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri.

Menurut Prosser dan Trigwell, meskipun pembelajaran jarak jauh dihadapi

yang dilakukan secara terpisah, ada beberapa prinsip yang harus diambil dari teori

belajar-mengajar tradisional yang perlu diambil dan dipertimbangkan untuk merancang

serta memberikan pembelajaran yang berkualitas9.

8
Gerald Corey, Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, Brooks Cole / Cengage Learning, Ninth
Edit. (Australia Belmont, 2013).
9
M. Prosser & K. Trigwell, Understanding Teaching and Learning, Open University Press (Buckingham, 1999).

9
Hal di atas menjelaskan bahwa pembelajaran online perlu melihat prinsip-

prinsip pembelajaran tradisional yang didalamnya juga terdapat strategi pembelajaran.

2.1.1.1 Strategi pembelajaran

Strategi berasal dari kata strategia dalam bahasa latin. Arti dari kata tersebut

adalah seni penggunaan rencana untuk mencapai suatu tujuan10. Dalam mencapai

tujuan, banyak kegiatan atau unsur yang terlibat untuk diatur sedemikan rupa.

Contohnya di dunia militer tidak asing dengan kata “strategi perang”. Dalam konteks

militer, strategi peperangan dilakukan oleh panglima (strategos), ia mempersiapkan

rencana untuk mengatur kekuatan militer dengan baik hingga tujuan tercapai. Dalam

konteks pendidikan, strategi merupakan bentuk persiapan dari kedua pihak yaitu guru

dan siswa11.

Strategi pembelajaran merupakan salah satu upaya yang diterapkan oleh guru

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran berguna bagi guru untuk

menghasilkan cara belajar yang efektif dan efesien. Pemilihan strategi pembelajaran

yang tepat dapat mempengaruhi tingkat pemahaman dan prestasi siswa, maka penting

bagi guru untuk memahami serta menerapkan strategi pembelajaran yang tepat.

Gerlach & Ely dalam Wiryawan mengatakan bahwa strategi pembelajaran

merupakan cara-cara yang ditetapkan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam

10
Sri Anitah.W, “Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia,” in Modul 1 (Strategi Pembelajaran), 2008, 1.1-
1.30.
11
Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran Untuk Pendidikan Dasar Dan PAUD (Jakarta: Roil Print,
2014).

10
lingkungan pembelajaran tertentu. Lingkungan tersebut meliputi sifat, lingkup, dan

urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa 12. Gerlach

& Ely juga mengatakan bahwa dalam strategi pembelajaran guru memperoleh langkah-

langkah yang efektif serta efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Wiryawan juga

mengutip pendapat Dick & Carey bahwa strategi pembelejaran tidak terbatas pada

langkah-langkah kegiatan, namun melibatkan semua komponen meteri pemebelajaran

yang membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran13.

Strategi pembelajaran juga dapat digunakan secara kontekstual. Hal tersebut

dimaksudkan bahwa strategi pembelajaran diterapkan menyesuaikan karakteristik

siswa, kondisi sekolah, dan lingkungan sekitar. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan

Gerlach & Ely bahwa strategi pembelajaran terdiri dari metode dan teknik. Sifat dari

kedua kata ini kadang bekerja secara bergantian atau kadang-kadang dibedakan

definisinya. Kedua kata ini memiliki definisi yang sama ketika metode (yang disebut

juga teknik) merupakan jalan atau cara bagi guru untuk mengarahkan kegiatan siswa

agar sampai kepada tujuan belajar. Metode dan teknik dibedakan ketika metode bersifat

prosedural sedangkan teknik bersifat implementatif. hal ini dapat diperjelas

menggunakan contoh dimana guru A dan guru B menggunakan metode yang sama

(misalkan metode ceramah)14. Namun saat pelaksanaanya kedua guru tersebut memiliki

teknik yang berbeda sehingga siswa akan menghasilkan suasana kegiatan belajar dan

12
Sri Anitah.W, “Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.”
13
Ibid.
14
Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran Untuk Pendidikan Dasar Dan PAUD. (2014).

11
hasil belajar yang berbeda. Hal berikut terjadi karena teknik guru A dan B dalam

menggunakan metode ceramah berbeda.

Moedjiono dan Moh. Dimyati (1992) yang dikutip oleh Sumantri (2014)

mengartikan strategi pemebalajaran adalah bentuk upaya / usaha guru dalam menjaga

konsistensi aspek-aspek pembentuk sistem instruksional. Sistem Instruksional

merupakan hal yang berisi sejumlah komponen terorganisir dan saling berhubungan

sebagai upaya mencapai tujuan15. Kegiatan instruksional bersifat dinamis karena sering

terjadi ketidaksesuaian dari hal yang direncanakan dengan situasi dan kondisi yang

terus berkembang. Namun disinilah tugas guru adalah mengatur strategi agar

komponen-komponen di atas dapat bekerja dengan harmonis serta merancang strategi

pembelajaran dalam dua dimensi secara bersamaan. Pertama adalah dimensi

perencanaan kemudian dimensi pelaksanaan. Pada dimensi perencanaan, guru

membuat rencana pembelajaran. Pada tahap ini guru memikirkan serta berusaha agar

dapat merumuskan, memilih/menetapkan berbagai aspek komponen sistem

instruksional agar berjalan dengan baik dan konsisten. Sedangkan pada tahap

pelaksanaan, guru menyesuaikan dan memodifikasi komponen sistem instruksional

yang telah dirancang di perencanaan agar selaras dengan situasi dan kondisi yang

berubah sewaktu-waktu di lapangan. Hal ini dilakukan jika pencapaian tujuan

terhambat di lapangan16.

15
Putut Wisnu Kurniawan, “Pengaruh Model Pembelajaran Ppsi (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Terhadap Hasil Belajar Sejarah,” Jurnal HISTORIA 03 (2015): 99–107.
16
Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran Untuk Pendidikan Dasar Dan PAUD.

12
Karena itu, Strategi pembelajaran adalah kesepakatan dalam menentukan cara

atau langkah-langkah kerja efektif serta efisien yang melibatkan semua komponen

pembelajaran dengan penyesuaian karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan lingkungan

sekitar guna mencapai tujuan pemebelajaran. Strategi pemebelajaran juga merupakan

upaya guru untuk menjaga konsistensi sistem instruksional saat pelaksanaan kegiatan

belajar agar tetap berjalan kondusif sampai tujuan belajar tercapai.

Strategi belajar merupakan rencana tenaga pendidik dalam perangkat

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan di kurikulum. Halim Simatupang

mengutip empat strategi dasar dalam belajar mengajar menurut (Djamarah, dkk., 2010)

yaitu:

1. Menentukan serta menetapkan indikator baik dalam perubahan perilaku

dan perubahan kepribadian siswa yang diharapkan.

2. Strategi pendekatan ditentukan oleh pendidik sesuai materi.

3. Guru memlih metode dan teknik yang paling relevan dan efektif untuk

dijadikan pegangan saat pelaksanaan kegiatan belajar.

4. Guru menetapkan kegiatan belajar minimal sebagai pedoman evaluasi.

Hasil evaluasi akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan

perangkat pembelajaran selanjutnya17.

Tahapan-tahapan di atas memiliki hubungan yang erat terhadap strategi

pembelajaran. Karena strategi pembelajaran merupakan komponen yang diperlukan

17
Halim Simatupang, Strategi Belajar Mengajar Abad Ke-21, ed. Khoen Anthy S.A Eka, Cetakan Pe. (Surabaya:
CV. Cipta Media Edukasi, 2019). (Hlm 2-3)

13
dalam proses belajar mengajar. Maka dengan itu, penting bagi guru dalam menyusun

strategi belajar mengajar dengan baik sesuai empat dasar di atas.

Menurut Rusman dalam Kurniawan hal yang perlu diperhatikan dalam

menyusun strategi pembelajaran perlu memperhatikan langkah-langkah sistem

instruksional sebagai berikut:

1. Mengadakan Pretest

Dalam hal ini, guru dapat memperoleh informasi kemampuan awal siswa

sebelum melakukan kegiatan belajar yang telah disusun.

2. Menyampaikan materi pembelajaran

Pertama-tama guru perlu memberi tahu kepada siswa standar kompetensi

yang akan dicapai sehingga siswa mengetahui apa kemampuan yang

didapat setelah melalui proses pembelajaran.

3. Mengadakan Post Test

Post test diberikan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran.

Pemberian post test tidak jauh beda dari tes awal, namun perbedaan

terletak pada waktu dan fungsinya (ppsi)18.

Tiga hal pokok ini merupakan harus diperhatikan dalam

penggunaan strategi pembelajaran. Seperti yang dijelaskan bahwa strategi

pembelajaran harus menyentuh seluruh tahapan belajar yang tertera di atas.

18
Kurniawan, “Pengaruh Model Pembelajaran Ppsi (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Terhadap Hasil Belajar Sejarah.”

14
Belajar mengajar merupakan system, karena didalamnya

mengandung beberapa komponen. Adapun komponen yang menunjukan

bahwa belajar mengajar adalah system menurut (Djamarah, dkk) dalam

Simatupang sebagai berikut:

4. Tujuan

Tujuan merupakan hal yang diperlukan dalam melakukan sesuatu.

Tujuan dalam pembelajaran adalah tercapainya indikator pencapaian

kompetensi (IPK) oleh peserta didik setelah mengikuti proses

pembelajaran. Tujuan terhubung kepada komponen yang lain seperti bahan

pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan

alat evaluasi. Ketika komponen-komponen tersebut berhasil, maka tujuan

pembelajaran akan tercapai.

5. Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Bahan

pelajaran ini digunakan sebagai pedoman atau pegangan untuk mengajar,

menjadi inti dari kegiatan belajar mengajar karena yang diupayakan adalah

siswa menguasai materi / bahan pembelajaran.

Peran guru dalam menyusun bahan pelajaran adalah melihat

kebutuhan siswa. Ketika guru mengetahui apa yang dibutuhkan siswa,

guru akan mengatahui susunan silabus yang baik untuk menyesuaikan

kebutuhan siswa. Hal ini didasarkan oleh keyakinan Abraham Maslow

dalam (Sadirman, 1992) bahwa minat seseorang akan muncul ketika hal

15
yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Jadi, penyesuaian materi

dengan kebutuhan siswa akan memotivasi mereka untuk mengikuti proses

pembelajaran dengan baik.

6. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatn belajar mengajar merupakan hal inti. Karena segala

sesuatu yang telah disusun akan diterapkan pada tahap ini. Kegiatan belajar

melibatkan seluruh komponen pengajaran dan menjadi tolak ukur

keberhasilan indikator pencapaian kompetensi (IPK).

Dalam kegiatan belajar terdapat interaksi antara guru dan siswa

serta materi pembelajaran yang menjadi medium. Pada kegiatan belajar,

yang menjadi fokus adalah siswa karena, guru hanyalah fasilitator dan

motivator.

Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa pada saat

kegiatan belajar berlangsung. Hal yang dilihat adalah aspek biologis,

psikologis dan intelektual. Karena itu, guru perlu memiliki keterampilan

dalam melayani perbedaan sehingga guru dapat mudah berinteraksi kepada

setiap induvidu siswa yang berbeda dalam pendekatanya. Dengan

demikian, guru dapat menumbuhkan hubungan yang harmonis kepada

siswa sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan

pembelajaran tercapai.

7. Metode

16
Metode merupakan cara teroganisir dalam melaksanakan sesuatu

untuk mencapai target yang ditentukan. Metode juga merupakan cara

bersistem untuk memudahkan suatu kegiatan guna mencapai tujuan.

Dalam konteks pendidikan, metode digunakan seorang guru dalam

mengajar. Guru memilih metode yang paling sesuai dan efektif untuk

mencapai tujuan.

Dalam penggunaannya, guru dapat menggunakan berbagai metode

agar proses pembelajaran tidak membosankan. Tujuannya adalah

meningkatkan minat siswa untuk belajar. Pemilihan metode ini bisa saja

tidak efektif bila metode yang digunakan tidak mendukung kegiatan

belajar. Maka perlu adanya kompetensi seorang guru dalam

mempertimbangkan penggunaan metode untuk proses pembelajaran.

8. Alat

Alat pembelajaran adalah setiap peralatan yang membantu proses

berlangsungnya kegiatan belajar. Alat memiliki fungsi yaitu sebagai

perlengkapan, sebagai alat bantu untuk mempermudah proses

pembelajaran, dan sebagai tujuan.

Alat bisa dimaksudkan juga sebagai suruhan, perintah, larangan,

dan sebagainya. Namun juga ada alat sebagai perlengkapan seperti spidol,

papan tulis, video, gambar, dan sebagainya.

9. Sumber Belajar

17
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada pada lingkungn

kegiatan belajar yang membantu mengoptimalkan proses belajar.

Optimalisasi yang dimaksud adalah hasil belajar dan interaksi siswa

dengan berbagai sumber belajar yang membantu meningkatkan atau

mempercepat pemahaman dan penguasaan pada bidang ilmu yang

dipelajari siswa.

Berikut merupakan gambaran yang dijadikan kategori sumber-

sumber belajar menurut Roestiyah, N.K., yaitu:

a. Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat);

b. Buku/perpustakaan;

c. Masa media (Majalah, surat kabar, radio televisi, dan lain-lain);

d. Lingkungan;

e. Alat pengajaran (buku pelajaran, peta, gambar, CD, papan tulis,

spidol proyektor dan lain-lain); dan

f. Museum, kebun binatang dll.

10. Evaluasi

Evaluasi adalah memberi penilaian terhadap sesuatu. Dalam

pengertian yang luas, evaluasi adalah proses merencanakan, memperoleh

dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk dijadikan alternatif-

alternatif keputusan.

18
Menurut Bloom, evaluasi adalah proses pengumpulan data nyata secara

sistematis yang digunakan untuk menjadi tinjauan guru untuk melihat

sejauh mana tingkat perubahan peserta didik.

Evaluasi memberikan mamfaat bagi guru dan peserta didik dan

fungsi sebagai berikut:

a. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai patokan

untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan memperbaiki

program belajar bagi siswa.

b. Untuk memberikan angka yang tepat untuk menilai kemajuan

atau hasil belajar siswa. Contohnya digunakan dalam rangka

pemberian laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tua,

penentuan naik kelas atau tidak naik kelas peserta didik.

c. Untuk dapat menentukan situasi belajar yang tepat bagi siswa,

sesuai dengan karakteristik yang dimiliki siswa.

d. Untuk mengenal latar belakang kondisi siswa secara

psikologis, fisik, dan lingkungan dimana siswa tersebut

mengalami kesulitan dalam belajar. Hal tersebut

dipertimbangkan dan guru mendapatkan solusi atas kesulitan-

kesulitan belajar yang muncul (Ahmadi dan Supriyono)19.

19
Simatupang, Strategi Belajar Mengajar Abad Ke-21.

19
Komponen-komponen di atas merupakan faktor penting dalam tercapainya

tujuan belajar. Maka, sebagai tenaga pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran

perlu memerhatikan komponen-komponen tersebut.

Menurut Wiryawan terdapat beberapa klarifikasi strategi pembelajaran yang

dapat dipilih dan digunakan secara efektif sebagai berikut:

a. Expository learning

Expository merupakan pendekatan yang cenderung guru lebih aktif dalam

proses pengajaran sedangkan siswa hanya menerima informasi yang

diberikan guru berupa teori-teori, generalisasi, hukum atau dalil-dalil

disertakan bukti pendukung. Pembelajaran ekspositori sudah disusun rapih

oleh guru dan siap disampaikan kepada siswa, harapanya siswa dapat

belajar dari informasi yang diterima siswa.

b. Discovery and inquiry

Discovery (penemuan) adalah proses mental yang dialami siswa untuk

dapat membangun konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud

misalkan mengamati, menjelaskan, mengelompokan dan membuat

kesimpulan. Proses mental ini siswa akan membentuk sebuah konsep

(bundar, kotak, improvisasi, dan energi) serta prinsip (contohnya: akor

terbentuk dari tiga nada atau lebih). Terdapat juga jenis discovery

terbimbing dimana memberi arahan kepada siswa untuk memecahkan

suatu masalah dari pertanyaan yang diberi guru. Guru menyusun

20
pembelajarn yang tidak final, namun siswa diberi peluang untuk

menemukan sendiri.

Inquiry merupakan perluasan dari discovery dimana inquiry adalah

discovery yang lebih mendalam dan untuk tingkatan yang lebih tinggi

seperti SMA. Pada jenis belajar inkuiri terdapat rumusan masalah,

perancangan eksperimen, pelaksanaan eksperimen, pengumpulan data,

menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

c. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

Jenis pembelajaran ini berpusat kepada siswa (student centered). Pada

hakikatnya siswa pasti memiliki potensi, maka dengan itu guru memberi

stimulus agar siswa mampu menampilkan potensi tersebut. Dalam hal ini

guru perlu menganalisis situasi pembelajaran yaitu dibagian mana siswa

memiliki potensi untuk aktif. Dengan mengetahui hal tersebut, merencang

system pembelajaran yang efektif serta efisien untuk dapat menonjolkan

perilaku siswa yang aktif dan dinamis.

Tiga sistem belajar-mengajar di atas merupakan jenis strategi pembelajarn

yang diterapkan guru, tentunya perlu disesuaikan dengan pertimbangan mata pelajaran

dan kebutuhan siswa di lapangan agar tujuan belajar dapat tercapai.

2.1.2 Musik

Musik merupakan penyajian karya seni melalui bunyi yang telah diatur dan

dikomposisi sedemikian sehingga terbentuk keselarasan yang indah antara melodi,

21
harmoni, dan ritmis. Melalui musik seseorang mengungkapkan ekspresi dan

mengeluarkan isi hati melalui bunyi/suara yang membentuk kesatuan yang musikal.

Musik mengandung unsur-unsur yang saling berkaitan erat sehingga dapat

membentuk suatu lagu atau komposisi. Menurut Widyatama unsur-unsur musik

dikelompokan menjadi dua, pertama adalah unsur-unsur pokok yaitu melodi, harmoni,

ritmis, dan struktur lagu. Kedua adalah unsur-unsur ekspresi yaitu tempo, dinamika,

dan warna nada (tone). Kedua jenis unsur itu erat dan tidak dapat dipisahkan dalam

suatu karya musik. Unsur-unsur pokok dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Harmoni

Harmoni merupakan gabungan antara dua nada atau lebih yang memiliki

interval/jarak tertentu sehingga menghasilkan suara yang indah. Nada-

nada tersebut dapat dimainkan secara stimulan atau arpegic (berurutan).

2. Irama

Irama dapat disebut juga ritme yaitu rangkaian gerak yang menjadi unsur

pokok dalam musik. Irama merupakan panjang atau pendeknya nilai

ketukan pada setiap nada. Irama terbentuk dari sekelompok bunyi yang

beragam nilai ketukanya.

Pada sebuah lagu vokal maupun instrumental mengandung susunan bunyi

yang telah diatur. Unsur bunyi yang teratur itu terkandung irama di

dalamnya. Irama dapat dilihat juga dari sekelompok bunyi dan diam

dengan beragam panjang atau pendeknya tekanan nada tersebut.

22
Dalam menyusun sebuah lagu, hal yang perlu diperhatikan adalah notasi

irama yang tertulis berdasarkan pendek atau panjangnya bunyi nada.

Bentuk dan aksen notasi irama memiliki nilai tertentu sehingga dibutuhkan

tanda birama. Dengan mengetahui tanda birama pada suatu lagu, sangat

membantu untuk mengkaji lagu lebih baik.

3. Melodi

Melodi adalah rangkaian beberapa nada yang dimainkan secara berurutan

sehingga memiliki keteraturan dan ungkapan suatu gagasan. Pada sebuah

lagu, melodi menjadi isian atau sebagai vokal inti sehingga melodi dapat

disebut inti dari lagu itu sendiri.

4. Bentuk atau struktur lagu

Bentuk lagu atau struktur lagu adalah susunan yang terdiri dari berbagai

macam unsur-unsur musik yang kemudian disatukan sehingga membentuk

suatu komposisi bermakna. Pada sebuah lagu terdapat repetisi atau

pengulangan suatu bagian, pengulangan yang memiliki beragam

perubahan (variasi), atau penambahan bagian yang baru sehingga memiliki

kesan yang berbeda dari tema sebelumnya (kontras), terdapat

keseimbangan antara pengulangan dan perubahan.

Dalam memahami struktur musik, dapat dipermudah juga dengan

membandingkan struktur bahasa yang sudah kita kenal, misalkan huruf

adalah not, kata adalah motif, frase adalah frase musik, dan kalimat adalah

kalimat musik. Bagan yang lebh besar adalah paragraf dimana didalamnya

23
terdapat beberapa kalimat. Sama dengan musik pada sebuah lagu terdapat

beberapa kalimat musik. Biasanya lagu sederhana terdiri dari dua bentuk

kalimat musik yang simetris dan setiap kalimat tersebut terbentuk dari

delapan birama. Dari delapan birama tersebut biasanya terdapat dua frase

musik, kemudian dari masing-masing frase terdapat motif yang biasanya

terdiri dari dua bar20.

2.1.3 Media Online

a. Definisi

Definisi media secara umum adalah medium yang artinya adalah pengatar atau

perantara. Namun untuk konteks media pembelajaran, para ahli memberikan batasan

tentan pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani bahwa “media

adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”21.

Pengertian media menurut Djamarah adalah alat bantu dalam bentuk apapun sebagai

penyalur pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran22.

Selanjutnya definisi menurut Purnamawati dan Eldarni dalam Arnesi yaitu:

“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

20
Sila Widhyatama, Sejarah Musik Dan Apresiasi Seni, ed. Tim Editor BP (Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero),
2012).
21
Arnesi and K., “Penggunaan Media Pembelajaran Online – Offline Dan Komunikasi Interpersonal Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Inggris.” (2015)
22
S.B. Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995).

24
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”. Menurut Dabbagh dan

Ritland dalam Arnesi, pembelajaran online adalah sistem belajar yang terbuka

dan tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan) yang

dapat diakses dengan jaringan internet. Perangkat-perangkat tersebut menjadi alat

untuk mendukung sistem pembelajaran yang telah di buat guru sehingga siswa dapat

mengakses materi pembelajaran kapanpun dan dimanapun23. Dari segi perspektif studi

media atau komunikasi massa, media online menjadi kajian teori “media baru”, yaitu

istilah yang mengarah kepada permintaan akses ke konten (isi/informasi) kapan saja,

di mana saja, pada setiap perangkat digital serta umpan balik pengdguna interaktif,

partisipatif kreatif, dan pembentukan komunitas sekitar konten media24.

Roger fidler dalam Aisyah menegaskan tentang mediamorfosis yang artinya

old media atau media lama tidak serta merta mati ataupun hilang namun justru

bertransformasi dan beradaptasi. Hal yang dimaksud adalah media lama menyesuaikan

diri dengan kemajuan teknologi/ era digital sehingga media lama tersebut berubah

kepada media yang baru. Contohnya seperti surat kabar kompas membentuk majalah/

surat kabar ke dalam bentuk online sehingga pembaca dapat mengakses informasi

paling terkini dengan cepat. Keunggulan dari new media ini tidak terbatas dari

keterbatasan geografis, dimanapun dapat mengakses kompas.com dimanapun dan

23
Arnesi and K., “Penggunaan Media Pembelajaran Online – Offline Dan Komunikasi Interpersonal Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Inggris.”
24
Sitti Aisyah, Julia T. Pantow, and Ferry V.I.A Koagouw, “Peran Media Online Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Smk Negeri 1 Manado,” e- journal “Acta Diurna” IV, no. 4 (2015).

25
kapanpun. Media online pun memungkinkan pembaca berinteraktif dengan cara

memberikan komentar, tanggapan, dan saran secara langsung setelah membaca

artikel25.

Media pembelajaran online sendiri dapat diartikan sebagai media yang dapat

dikendalikan secara bebas oleh penggunanya. Pengguna, dapat dikatakan user tersebut

dapat mengkontrol dan mengakses apa saja yang menjadi kebutuhan pengguna,

misalkan mengunduh sumber-sumber pembelajaran yang menjelaskan definisi

harmoni musik. Keuntungan dalam penggunaan media pembelajaran online adalah

menjadi lebih mandiri serta interaktif, meningkatkan ingatan, serta lebih memberikan

pengalaman belajar melalui teks, audio, video dan animasi yang memberikan

kemudahan untuk menyampaikan informasi. Mengunggah konten, mengunduh, dari

siswa sendiri dapat mengirim email/ pesan kepada siswa lain, dapat memberikan

komentar pada forum diskusi, menggunakan ruang obrolan, hingga link video

conference untuk berkomunikasi secara langsung26.

b. Ciri-ciri Media Online

Menurut Heru, ciri-ciri media online yang menjadi pembeda dengan media

konvensional adalah sebagai berikut:

1. Kapasitas Luas

25
Ibid.
26
Arnesi and K., “Penggunaan Media Pembelajaran Online – Offline Dan Komunikasi Interpersonal Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Inggris.”

26
Media online memiliki karakteristik yang lebih luas dibandingkan media

konvensional. Hal ini dikarenakan media online dapat memuat tulisan

dan informasi lebih banyak ke laman web.

2. Informasi lengkap

Media online memuat informasi lebih lengkap, akurat dan tidak

terpotong. Hal ini yang menjadi pembeda dengan media konvensional

yang terbatas dengan halaman kertas.

3. Tanggapan

Hal ini menjadi keunggulan media online yaitu lebih interaktif dimana

pembaca dapat memberi komentar, tanggapan, dan saran di kolom

komentar informasi atau teks berita yang disampaikan.

4. Editing Naskah

Keunggulan berikutnya pada media online adalah dapat mengganti

kesalahan teks/ kesalahan penulisan kapan saja. Hal tersebut dapat diedit,

ditambah atau diklarifikasi yang akan di unggah pada terbitan berikutnya.

5. Publikasi

Media online dapat melakukan penyutingan berita kapan saja. Hal ini dapat

mempermudah publikasi informasi dengan tidak adanya keterbatasan

waktu, namun perlu dipertimbangkan konteks hangatnya berita atau

kebutuhan antar induvidu/ masyarakat.

6. Berita Basi

27
Informasi pada media online dapat dibaca kapanpun. Contohnya jika

pembaca ingin mengetahui berita pada tahun-tahun sebelumnya, berita

tersebut masih dapat diakses jikalau berita tersebut tidak dihapus oleh

penyuting media.

7. Cepat Terakses

Media online memudahakan akses untuk mendapatkan informasi/ berita.

Contohnya ketika kita mengunggah naskah, berita, informasi, materi ke

media online akan langsung terbaca oleh pembaca.

8. Aktual

Informasi/ berita pada media online dapat ditayangkan kapanpun dan

teraktual, dimana informasi lebih cepat maju/ up to date.

9. Jangkauan luas

Media konvensional memiliki jangkauan yang relative sempit. Namun

media online memiliki jangkauan yang luas sehingga akses lebih

mendunia/ global.

10. Pembaruan Berita

Berita dapat dibaharui atau diklarifikasi jika ada sebuah kesalahan. Hal ini

membuat berita-berita yang disajikan di media online membuat beritanya

bisa mengalami pembaruan.

11. Interaktif

Media online memudahakan serta memberi fasilitas induvidu untuk

memberi tanggapan kepada suatu berita/ informasi. Dapat diakatakan

28
bahwa media online adalah tempat komunikasi interaktif atau komunikasi

dua arah. Tanggapan dan komentar tersebut bisa saja dilakukan di berbagai

fasilitas kolom seperti kolom komentar, chat room, polling, dan

sebagainya yang merupakan kolom untuk memberikan tanggapan ataupun

penilaian terhadap berita yang disajikan.

12. Tersimpan

Media online menyajikan beberapa informasi yang kemudian dijadikan

sebuah data. Data yang tersimpan dapat di redaksi kapanpun. Namun,

penyimpanan data atau berita dalam website ini pun tergantung dari

kapasitas hosting yang dimiliki dari suatu media online.

13. Saling Terhubung

Informasi yang ada pada media online saling terhubung dimana penyaji

akan menyediakan/ mengaitkan beberapa informasi/ artikel yang terkait

dengan informasi yang ada pada laman tersebut. Hal ini dapat disebut

hyperlink dimana media online berkarakteristik untuk menautkan artikel

yang saling berkaitan.

14. Konten Multimedia

Konten yang terdapat pada media online bersifat multimedia alias digital.

Artikel yang disampaikan dalam media online ini merupakan artikel yang

ringan alias artikel feature. Ciri konten ini juga merupakan suatu hal yang

membedakan antara media online dengan media konvensional/ cetak.

Namun, secara umum sebenarnya jenis konten dalam media online masih

29
memiliki kesamaan dengan media cetak yaitu adanya konten yang

berbentuk berita aktual, opini, esai, hingga terdapat feature. Namun, dalam

media online, bisa memberitakannya secara multimedia yaitu dengan

mengandalkan audio dan visual.

15. Link/ Backlink

Salah Satu Keunggulan media online adalah adanya link atau alamat yang

dapat dikaitkan, bahwa artikel yang dibuat bisa saja mendapatkan backlink

dari artikel lain yang berbeda website lain. Hal ini bisa saja menaikan

traffic rating website kita sebagai penyedia berita online27.

c. Jenis-jenis Media Online

Media online jika diliahat secara teknis/ “fisik” merupakan media yang

berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori

media online adalah portal, website (situs blog, situs web, dan media sosial seperti

twitter dan facebook), email, TV serta radio yang bersifat online.

2.1.4 Media pembelajaran online (E-learning)

Kemajuan teknologi saat ini menawarkan kepada dunia pendidikan cara yang

baru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Tidak hanya dilakukan secara

tradisional yaitu tatap muka di kelas melainkan dapat dilakukan dengan menggunakan

27
Heru, “15 Karakteristik Media Online Secara Umum,” PakarKomunikasi.Com.

30
teknologi, yaitu proses pembelajaran dapat dilakukan jarak jauh. Berikut merupakan

perbedaan antara proses pembelajaran tradisional menurut Agustina adalah sebagai

berikut28.

Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Tradisional dan E-Learning

Pembelajaran Tradisional E-learning


Diskusi Kelas Biasanya pengajar lebih Peserta didik berbicara sama
banyak bicara daripada peserta atau lebih banyak daripada
didik \ pengajar

Proses Pembelajaran Pembelajaran dilakukan Sebagian besar proses belajar


dengan partisipasi seluruh terjadi di dalam pembagian
kelas, hampir tidak ada kelompok belajar atau
kelompok belajar atau pembelajaran dilakukan secara
pembelajaran secara individu. individu.

Pokok Pembahasan Pengajar melakukan proses Peserta didik berpartisipasi


pembelajaran menurut dalam menentukan subjek
program penelitian dan sesuai masalah; Proses pembelajaran
dengan kurikulum yang ada. berdasarkan pada berbagai
sumber informasi, termasuk
web bank data.

Penekanan Pada Proses Peserta didik belajar tentang Peserta didik belajar mengenai
Pembelajaran “apa“ dan bukan tentang “bagaimana “dan kurang
“bagaimana“, peserta didik dan “apa”. Proses pembelajaran
pengajar sibuk menyelesaikan termasuk penelitian yang
kuota materi pembelajaran menggabungkan antara
yang diperlukan, peserta didik mencari solusi dan
tidak terlibat dalam pendidikan mengumpulkan informasi dari
yang berbasis penyelidikan web bank data dan pihak yang
dalam memecahkan masalah, berhubungan ; Belajar menjadi
tetapi di dalam tugas-tugas lebih baik karena terhubung
yang ditetapkan oleh pengajar. dengan kenyataan, subjek
materi lebih kaya dan termasuk
berbagai materi dalam format
yang berbeda.

28
Agustina, Santosa, and Ferdiana, “Sejarah, Tantangan, Dan Faktor Keberhasilan Dalam Pengembangan e-
Learning.”

31
Pembelajaran Tradisional E-learning
Motivasi Motivasi peserta didik menjadi Motivasi peserta didik menjadi
rendah dan subjek yang tinggi karena keterlibatan
diajarkan menjadi tidak dalam berbagai hal yang lebih
dipahami oleh mereka. cepat mereka paham dan
penggunaan teknologi
mempermudah proses
pembelajaran tersebut.

Peran Pengajar Pendidik menjadi sumber Pendidik mengarahkan para


utama dalam berbagai peserta didik untuk mencari
informasi. informasi yang dibutuhkan.

Lokasi Pembelajaran Pembelajaran berlangsung di Pembelajaran berlangsung di


dalam kelas dan sekolah. lokasi yang tidak tetap.

Struktur Pembelajaran Pengajar menentukan struktur Struktur pelajaran dipengaruhi


pelajaran dan pembagian oleh dinamika kelompok.
waktunya.

E-learning merupakan media yang mendukung proses pembelajaran sehingga

dianggap sebagai salah satu metode pembelajaran yang terbaik di dunia pendidikan.

Hal itu dikarenakan E-learning banyak memberi mamfaat bagi peserta didik. Berikut

merupakan mamfaat atau kelebihan serta kekurangan dari E-learning untuk proses

pengemabanganya menurut Agustina29.

Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan dari penerapan e-learning didalam dunia pendidikan

Kelebihan Kekurangan
Fleksibel dalam mempertimbangkan waktu E-learning sebagai salah satu metode pendidikan
dan tempat dilakukan proses pembelajaran. membuat peserta didik kurang dalam mengingat
Setiap peserta didik memiliki kebebasan serta interaksi dalam hubungan dengan orang lain.
dalam memilih tempat dan waktu yang cocok. Untuk mengurangi efek tersebut dibutuhkan
Menurut Smedley dalam Agustina dan kawan- motivasi yang sangat kuat dan manajemen waktu
kawan, penerapan e-learning memberikan yang terampil.
banyak fleksibilitas waktu dan tempat bagi
lembaga maupun peserta didik dalam
melakukan proses pembelajaran.

29
Ibid.

32
Kelebihan Kekurangan
E-learning meningkatkan keberhasilan Berhubungan dengan klarifikasi, penjelasan dan
pengetahuan dan memberikan kemudahan interpretasi, metode e-learning dianggap kurang
menggunakan akses untuk sejumlah besar efektif daripada metode pembelajaran tradisional.
informasi yang dibutuhkan. Hal tersebut lebih mudah dilakukan dengan proses
Memberikan banyak kesempatan untuk belajar mengajar tatap muka dengan tenaga
menggunakan forum diskusi antara peserta pendidik atau instruktur.
didik.

Wagner dalam Agustina dan kawan-kawan E-learning memberikan dampak negatif dalam hal
mencatat bahwa e-learning memberikan bersosialisasi, keterampilan untuk berkomunikasi
prospek tambahan yang tersedia untuk dan meskipun peserta didik memiliki pengetahuan
interaktivitas antara peserta didik dan akademis yang baik, mungkin tidak memiliki
pendidik selama melakukan proses keterampilan dalam membagikan pengetahuan
pembelajaran. yang diperoleh kepada orang lain

E-learning hanya membutuhkan biaya yang Dalam proses belajar mengajar baik dalam tes
lebih minimalis didalam arti bahwa tidak ada maupun penilaian, e-learning lebih sering diawasi
kebutuhan untuk peserta didik dalam oleh proxy, sehingga sulit atau bahkan tidak
melakukan perjalanan. Hal ini juga mungkin dalam mengendalikan atau mengatur
memberikan biaya yang efektif dimana kegiatan peserta didik, salah satunya adalah
menawarkan kesempatan untuk belajar dengan mengawasi kecurangan
jumlah maksimum peserta didik tanpa
memerlukan banyak bangunan.
E-learning selalu mempertimbangkan Dalam e-learning dapat terjadi pembajakan,
perbedaan antara individu peserta didik. plagiat, kecurangan, pilihan keterampilan yang
Beberapa peserta didk lebih memilih untuk tidak memadai, dan penggunaan yang tidak tepat
berkonsentrasi pada bagian tertentu saja, dalam copy dan paste.
sementara yang lain siap untuk meninjau
seluruh bahan pelajaran
E-learning juga membantu untuk mengurangi Tidak semua disiplin ilmu secara efektif dapat
kekurangan staf akademik, termasuk menggunakan e-learning dalam proses
instruktur atau tenaga pengajar serta pembelajarannya. Misalnya, bidang ilmiah yang
fasilitator, teknisi lab, dll. membutuhkan tangan yang berpengalaman
sehingga lebih sulit untuk belajar melalui e-
learning. Para peneliti berpendapat bahwa e-
learning lebih tepat dalam ilmu sosial dan
humaniora daripada seperti ilmu kedokteran dan
teknik dimana ada kebutuhan untuk
mengembangkan keterampilan praktis
Penggunaan e-learning memungkinkan E-learning dapat menyebabkan penggunaan
peserta didik untuk belajar dengan kecepatan beberapa website yang cukup padat sehingga
diri sendiri, apakah lambat atau cepat. Oleh menyebabkan biaya yang tidak terduga dalam
karena itu meningkatkan kepuasan dan waktu dan uang.
mengurangi stres peserta didik

33
2.1.5 Pandemi Covid-19

Covid-19 merupakan coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) yang ditemukan

pada 31 Desember 2019 di Wuhan, Tiongkok. Covid-19 sendiri dinamakan oleh WHO

yaitu singkatan dari coronavirus disease 2019. Pada manusia, virus ini menginfeksi

saluran pernapasan. Penderita dapat didiagnosa dimulai dari gejala umum berupa

demam, batuk, sulit bernafas. Untuk mengetahui seseorang positif covid-19, perlu

adanya pengambilan swab tenggorokan atau di bagian saluran nafas untuk menjadi

dasar penegakan diagnosis coronavirus disease30.

Adapun virus ini sangat berbahaya, menurut BBC news ada beberapa alasan

virus corona cukup berbahaya. Pertama, ketika virus ini masuk dan menyebar ke paru-

paru, sistem kekebalan tubuh tidak dapat mendektesi keberadaanya. Kemudian virus

ini menyebar sangat cepat, dapat berpindah atau menular kepada orang lain dengan

mudah yaitu hanya dalam bentuk sentuhan fisik. Menurut Prof Lehner, virus ini tidak

peduli pada kondisi tubuh seseorang yang terinfeksi olehnya dan dapat menyebabkan

kematian. Virus ini pun merupakan virus baru sehingga imun tubuh tidak mengenal

dan tidak dapat membentuk kekebalan tubuh untuk melawannya31.

Dalam kurun waktu kurang lebih tiga bulan dari penyebaran mula-mula,

Yuliana mengutip laporan WHO tepatnya per tanggal 2 Maret 2020. WHO menyatakan

30
Yuliana, “Corona Virus Diseases (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur,” WELLNESS AND HEALTHY
MAGAZINE 2, no. 1 (2020): 187–192.
31
James Gallagher, “Covid: Why Is Coronavirus Such a Threat,” BBC News, accessed February 3, 2021,
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/news/amp/health-54648684.

34
bahwa jumlah negara yang terinfeksi sudah mencapai 65 negara dan 90.308 orang yang

terinfeksi32. Namun dikarenakan kecepatan penyebaran virus ini, dalam kurun waktu

11 bulan WHO menetapkan hampir semua negara sudah terinfeksi, 102,942,987 kasus

terkonfirmasi di dunia, dan 2,232,233 kasus kematian akbiat covid-1933. Meresponi

akan cepatnya penyebaran virus ini, WHO memberikan arahan kepada kita untuk

melakukan beberapa tindakan yang dilakukan salah satunya adalah meminimalisir

adanya kegiatan kelompok seperti kegiatan organisasi, institusi, hingga sekolah harus

dilakukan di rumah.

Di Indonesia, kasus Covid-19 terjadi pertama kali pada bulan maret 2020,

diumumkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan. Hal ini sangat

berpengaruh pada bidang Pendidikan di Indonesia yang sudah berjalan hingga saat ini.

Pada saat itu juga sampai saat ini semua jenjang pendidikan wajib menerapkan sistem

pembelajaran daring atau jaringan online34.

2.2 Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan tempat dimana terjadinya kegiatan belajar mengajar

untuk mengembangkan potensi peserta didik, membentuk watak peserta didik, dan

mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut

32
Yuliana, “Corona Virus Diseases (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur.”
33
WHO. (2021). WHO Director-General’s remarks at the media briefing on 2 February 2021. Cited Feb 3rd 2021.
Available on:
https://covid19.who.int/?gclid=CjwKCAiAjeSABhAPEiwAqfxURaKJjj_OKcZI3BbGbaMTjfWATC3b0pp4DzO
p7z1jCesTA5j_7Y3c_hoCVC4QAvD_BwE
34
Mutiara Sari Dewi, “SEQUENTIAL EXPLORATORY: PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI CALON GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH DI MASA PANDEMI COVID-19,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Islam 2
(2020): 1–7.

35
perlu diperhatikan mutu/ kualitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang berkualitas

tersebut tidak lepas dari seorang guru. Guru memiliki peran penting dalam membentuk

serta merancangkan komponen pendidikan yang berjalan dengan baik/ terorganisir agar

tercipta pendidikan yang berkualitas. Upaya tersebut tertuang dari strategi

pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.

Dewasa ini para tenaga pendidik memiliki masalah karena terdampak oleh

fenomena pandemi virus covid-19 yaitu guru diharuskan untuk melakukan pergeseran

pembelajaran konvensional ke pembelajaran daring (online). Pada dasarnya, media

online sendiri memberikan kemudahan dalam menjalani proses pembelajaran. hal ini

karena media online memberikan dampak kepada siswa agar lebih interaktif dan belajar

mandiri. Cocntoh pada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Novita Arnesi

dan Abdul Hamid K. Diketahui bahwa pembelajaran dengan media online memberikan

dampak positif sehingga nilai rata-rata siswa yang dibelajarkan secara online

berdasarkan komunikasi interpersonal terbuka lebih tinggi dibandingkan siswa yang

mengikuti pembelajaran offline berdasarkan komunikasi interpersonal tertutup.

Hasil penelitian yang mendukung berikutnya dilakukan oleh Irwan Irwan,

Zaky Farid Luthfi, dan Atri Waldi dengan judul “Efektifitas Penggunaan Kahoot!

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Berdasarkan penelitian ini, dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran yang interaktif, inovatif serta tampilan

menarik akan membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar sehingga prestasi siswa

pun meningkat.

36
Penjelasan di atas merupakan dampak positif dari model pembelajaran dengan

media online dalam bentuk peningkatan nilai rata-rata dan prestasi peserta didik.

Namun perlu diperhatikan bahwa dampak positif tersebut tidak lepas daripada kesiapan

guru itu sendiri. Guru diminta untuk memiliki kompetensi dalam menerapkan

pembelajaran secara daring/ online. Hal itu tidak mudah bagi beberapa guru dan mata

pelajaran yang sudah terkonsep/ terbiasa dengan pembelajaran konvensional. Seperti

pada halnya pendidikan musik, diketahui bahwa esensi pembelajaran musik adalah

memberikan pengalaman musikal kepada siswa melalui kegiatan mendengar musik,

bermain musik, bernyanyi, dan bergerak mengikuti musik. Akibat pandemi tenaga

pendidik di bidang musik perlu memiliki strategi pembelajaran yang teradaptasi oleh

fenomena covid-19. Maka dengan itu penelitian ini dilakukan untuk menggali lebih

dalam penerapan pembelajaran musik dengan media online yang dilakukan oleh guru.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dimana peneliti adalah

instrumen kunci sehingga pengambilan data dikumpulkan sendiri melalui

dokumentasi, dan wawancara dengan para partisipan. Pada tahap pengolahan data,

terdapat data primer dan data sekunder. Data primer adalah hasil wawancara informan

sedangkan data sekunder adalah teori-teori. Pada tahap berikutnya, data primer

direduksi kedalam pola/tabel dan dibandingkan dengan teori teori yang sudah ada.

Data-data tersebut dianalisis dan diolah dengan cara triangulasi data sehingga

membentuk hasil penelitian. Maka dengan itu, disusun kerangka berpikir sebagai

berikut:

37
Tabel 3. Kerangka Berpikir.

Tujuan Pendidikan
Pandemi Covid-19 Penelitian sebelumnya
Nasional

Penerapan pembelajaran
Online

Strategi pembelajaran

Pengambilan data

Data Primer Dataa Sekunder

Analisis data Triangulasi data

Hasil Penelitian

Kesimpulan

38
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Creswell mendefinisikan bahwa pendekatan penelitian adalah rencana serta

prosedur yang didalamnya terdapat proses, asumsi-asumsi, serta metode-metode yang

relevan untuk mengumpulkan, analisis, serta menginterpretasi data. Pendekatan

penelitian ini adalah upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan rumusan masalah.

Terdapat tiga jenis pendekatan menurut Creswell diantaranya yaitu pendekatan

kualitatif, pendekatan kuantitatif, dan pendekatan dengan metode campuran (kualitatif

dan kuantitatif)35.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu mengeskplorasi

serta memahami makna yang menjadi fenomena atau subjek penelitian. Peneliti dalam

pendekatan kualitatif adalah sebagai instrumen kunci sehingga pengambilan data

dikumpulkan sendiri melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara dengan para

partisipan36. Maka dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi

tentang penerapan pembelajaran yang dilakukan guru music di MEMC, BPKP, NEMS.

Hasil penelitian berupa penjelasan serta gambaran mengenai penerapan pembelajaran

35
John W. Creswell, Research Design, 4th ed. (Yogyakarta: PENERBIT PUSTAKA BELAJAR, 2016).
36
Ibid.

39
musik dengan media online yang kemudian akan dibandingkan dengan penelitian

sebelumnya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan melakukan wawancara kepada ketiga

informan secara langsung di tempat pertemuan yang sudah disepakati oleh peneliti dan

informan. Adapun pelaksanaan awawancara dilakukan secara secara online untuk

informan lainnya.

Waktu penelitian ditentukan dengan kesepakatan antara informan dan penulis.

Berikut merupakan tanggal pelaksanaan wawancara dari ketiga informan.

1. Informan satu (Bpk. Davis Benyamin). Jumat, 30 Oktober 2020.

2. Informan dua (Andrean Tarmidi). Senin, 02 November 2020.

3. Informan tiga (Nicolas Susanto). Rabu, 18 November 2020.

3.3 Sumber data

Menurut Sugiyono, sumber primer dan sekunder adalah sebagai berikut:

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalkan dari pihak lain atau lewat dokumen”37.
Maka dengan itu, data primer diperoleh dari hasil dokumentasi, dan

wawancara informan yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Terdapat

dua informan sebagai guru musik yang baru/belum memiliki pengalaman dalam

37
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif : Untuk Penelitian Yang Bersifat Eksploratif, Enterpretif,
Interaktif Dan Konstruktif / Sugiyono, vi. (Bandung: Alfabeta, 2017).

40
melakukan kegiatan belajar online dan satu informan sudah memiliki pengalaman.

Adapun data sekunder diperoleh dari kajian pustaka yaitu teori-teori serta hasil

penelitian sebelumnya yang membahas penerapan serta strategi pembelajaran dengan

media online.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan penelitian menurut Creswell

adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Tujuan wawancara yaitu untuk menggali informasi strategi pembelajaran band

untuk serta dampak dari strategi pembelajaran yang diberikan. Wawancara

yang dilakukan adalah face-to-face interview yaitu wawancara berhadapan

dengan pertisipan. Berhubungan dengan keadaan pandemi, peneliti

memutuskan untuk mewawancara informan baik secara tatap muka maupun

dengan media sosial. Hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti adalah

menyusun pertanyaan-pertanyaan. Wawancara yang diajukan memiliki tahap,

yaitu: 1) pertanyaan tidak terstruktur/bersifat terbuka (open-ended), hal ini

dilakukan untuk memberi peluang kepada informan untuk menjawab secara

utuh sehingga memunculkan pandangan dan opini dari informan. 2)

wawancara terstruktur yang memiliki kaitan tentang strategi pembelajaran

41
yang dilakukan selama pembelajaran online berlangsung38. Dalam penelitian

ini akan dilakukan wawancara terstruktur dimana pertanyaan sudah disiapkan

sehingga informan dapat menjawab sesuai apa yang dipertanyakan.

Informan yang akan diwawancarai adalah guru/ pelatih musik yang melakukan

pembelajaran musik secara online. Berikut merupakan daftar pertanyaan yang

akan diajukan kepada informan/ narasumber.

Tabel 4. Pengumpulan data melalui Wawancara

NO SUSUNAN PERTANYAAN

1 Bagaimana cara mengajar musik dengan media online?


2 Bagaimana proses pembelajaran musik dengan media online?
3 Apakah ada panduan khusus untuk mengajar musik dengan media online?
Strategi belajar seperti apa yang digunakan dalam mengajar musik dengan media
4
online?
5 Bagaimana pencapaian target dalam setiap pertemuan?
Bagaimana cara memotivasi siswa jika pertemuan tidak dilakukan secara
6
langsung?
Bagaimana keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran musik dengan media
7
online ini?
8 Bagaimana respon siswa terhadap motivasi yang diberikan pelatih?
Apakah ada peningkatan dalam hasil belajar ketika menjalani pembelajaran
9
secara online?
Apakah ada peningkatan dalam hal kemampuan bermusik ketika murid menjalani
10
pembelajaran secara online?
Bagaimana respon/ tanggapan orangtua/wali murid terhadap pembelajaran media
11
online ini?

38
Creswell, Research Design.

42
2. Dokumentasi

Pada tahap ini, peneliti dapat mengumpulkan berupa dokumen kualitatif

berupa dokumen publik (majalah, koran, laporan yang berkaitan dengan

subjek peneliti). Kemudian dari pada itu, peneliti mengumpulkan data berupa

audio dan visual berupa foto, objek seni, videotape, dan perekaman suara39.

3.5 Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Noeng Muhadjir dalam Rijali mendefinisikan analisis data sebagai “upaya

mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya

untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan

menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan

pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna”40.

Peneliti melakukan analisis data yang diperoleh di lapangan yaitu berupa hasil

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ketiga hal tersebut akan dianalisis melalui

proses reduksi data dan penyajian data. Data yang telah direduksi akan disajikan

menjadi data primer. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka yang berisi teori-teori

dan hasil penelitian sebelumnya. Data primer dan sekunder akan dibandingkan yang

kemudian akan membentuk pembahasan serta kesimpulan.

39
Ibid.
40
Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif,” Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 17, no. 33 (2019): 81.

43
Berikut ini adalah tahapan-tahapan dari proses enam langkah analisis data

menurut creswell adalah sebagai berikut:

1) Mengolah serta mempersiapkan data yang akan dianalisis. Pada tahap ini

dilakukan langkah berupa transkrip wawancara, scanning materi, mencatat

data lapangan atau memilah dan menyusun data sesuai sumber informasi.

2) Membaca keseluruhan data, hal ini berfungsi untuk menemukan gagasan

umum yang terkandung dalam perkataan partisipan. Pada tahap ini,

peneliti mencatat secara khusus gagasan yang diperoleh dengan melihat

bagaimana nada gagasan yang dicetuskan informan, melihat kesan

kedalaman, kreadibilitas dan penuturan informasi yang dikatakan

informan.

3) Meng-coding data yang diperoleh atau mengorganisasikan data dengan

cara segmentasi kalimat atau gambar ke dalam kategori-kategori tertentu.

4) Menerapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting (ranah), orang

(partisipan), kategori, dan tema yang akan dianalisis. Hal ini bertujuan

untuk memberikan informasi secara detail mengenai orang, lokasi, atau

peristiwa pada suatu setting/ ranah tertentu.

5) Menyajikan kembali narasi/laporan kualitatif dengan cara

mendeskripsikan hasil analisis data yang telah disusun berupa tabel, visual,

gambar dan media lain yang membantu penyajian data.

44
6) Langkah terakhir adalah pembuatan interpretasi atau memaknai data. Pada

tahap ini, peneliti memberi esensi dari suatu gagasan dengan membawa

budaya, sejarah, serta pengalaman pribadi peneliti. Interpretasi ini juga

dapat dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian dengan kajian

literatur untuk menegaskan apakah hasil penelitian membenarkan atau

bertolak belakang dari panalitian sebelumnya/kajian literatur41.

Enam langkah yang telah dipaparkan dapat diskemakan sebagai berikut:

41
Creswell, Research Design.

45
Tabel 5. Teknik Analisis Data Kualitatif menurut Creswell

Menginterpretasi makna tema/deskripsi

Saling menghubungkan tema/deskripsi


(misalnya grounded theory, studi kasus)

Tema Deskripsi

Memberi kode data


Validasi akurasi informasi
(Tulisan tangan atau komputer)

Membaca seluruh data

Menyusun serta menyiapkan data untuk analisis

Data Mentah
(Transkrip, catatan lapangan, gambar, dan
sebagainya

46
3.5.1 Reduksi Data

Menurut Rijali reduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhanaan dari

data kasar yang diperoleh di lapangan. Kumpulan data tersebut diringkas sehingga

membentuk suatu konsep, kategori, dan tema-tema. Rijali menyatakan bahwa proses

reduksi data meliputi: (1) meringkas data, (2) mengkode, (3) menelusur tema, (4)

membuat gugus-gugus. Maka dengan itu data perlu diseleksi ketat sehingga

membentuk ringkasan atau uraian singkat, dan menggolongkannya ke dalam pola yang

lebih luas42.

Pada penelitian ini reduksi data dilakukan dengan meringkas data hasil

wawancara yang diperoleh dari ketiga informan. Ringkasan data tersebut disusun

berdasarkan tiga tema pembahasan utama yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran musik dengan media online.

2. Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran musik dengan media online

yang diberikan.

3. Hasil belajar siswa setelah menjalani penerapan pembelajaran musik

dengan media online.

42
Rijali, “Analisis Data Kualitatif.”

47
3.5.2 Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses penyusunan informasi sehingga dapat

menarik kesimpulan atau pengambilan tindakan. Pada ranah kualitatif, bentuk

penyajian data dapat disajikan berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan, dan bagan.

Informasi yang tersusun ini akan mudah ditelaah sehingga memudahkan peneliti untuk

menarik kesimpulan atau sebalikan yaitu melakukan analisis kembali43. Pada Penelitian

ini penyajian data berupa teks naratif berdasarkan ringkasan hasil wawancara ketiga

informan.

3.6 Validasi Data

Dalam penelitian kualitatif, validitas yang dilakukan memiliki konotasi yang

berbeda dengan validitas dalam penelitian kualitatif, tidak sejajar pula dengan

reliabilitas (yang berarti pengujian stabilitas) ataupun dengan generalisabilitas (yang

berarti validitas eksternal atau hasil penelitian yang dapat diterapkan pada setting,

orang, atau sampel yang baru). Menurut Creswell, validitas kualitatif merupakan upaya

pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur

tertentu. Dalam menyusun strategi validitas kualitatif, terdapat delapan strategi yang

paling sering digunakan diantaranya yaitu triangulasi, member checking, rich and thick

description, mengklarifikasi bias, menyajikan informasi yang berbeda atau negatif,

prolonged time (memanfaatkan waktu yang lama), melakukan tanya-jawab dengan

43
Ibid.

48
rekan peneliti, dan mengajak seorang auditor (external auditor). Namun pada

penelitian ini akan dilakukan strategi validitas dengan cara triangulasi yaitu

pemeriksaan bukti-bukti dengan sumber data informasi yang berbeda44. Menurut

Mamik, triangulasi merupakan pemeriksaan keabsahan dengan cara memamfaatkan

sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan kebenaran data yang

diperoleh. Adapun triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi sumber yaitu

memperoleh kebenaran informasi melalui berbagai metode dan sumber perolehan

data45. Dalam penelitian ini, sumber kebenaran ini diperoleh dari hasil perbandingan

sudut pandang antara ketiga hasil wawancara informan sehingga memberikan

pandangan yang berbeda mengenai tolak ukur dampak penerapan pembelajaran yang

dipaparkan.

Tabel 6. Bagan Triangulasi

Hasil Wawancara
informan pertama
Bpk. Davis
Benyamin

Hasil Wawancara Hasil Wawancara


informan kedua informan ketiga
Bpk. Bpk. Andrean Bpk. Nicolas
Tarmidi Susanto

44
Creswell, Research Design.
45
Mamik, Metodologi Kualitatif (Surabaya: Zifatama Publisher, 2015).

49
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian memuat data hasil penelitian yang relevan dengan tujuan tugas

akhir. data hasil penelitian diperoleh dari hasil wawancara dan survey yang dilakukan

di lapangan dan studi pustaka yang penulis lakukan secara bertahap dan berkelanjutan

untuk mendapatkan data yang sesuai dan relevan.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis lebih lanjut. Sebagai tahap awal, data

dikelompokan berdasarkan jenis sumbernya atau direduksi, yaitu data primer dan data

sekunder.

4.1.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung pada objek

penelitian. Yaitu proses-proses data yang menggunakan strategi pembelajaran musik

dengan media online untuk meningkatkan hasil belajar. Peneliti melakukan analisa

terhadap proses pembelajaran musik online berlangsung di Never End Music School,

ME Music Centre dan SMAK 3 BPK Penabur Bandung dengan mewawancarai salah

satu guru dari masing-masing tempat. Dari analisa dan pengamatan tersebut, peneliti

mendapatkan data-data yang dibutuhkan yang dapat dikatakan sebagai data primer.

Data tersebut antara lain:

50
Tabel 7. Jawaban Informan
No JAWABAN INFORMAN
Bpk. DAVIS (ME Bpk. ANDRE (SMAK 3 BPK Bpk. Nicolas Susanto (Never
Music Centre) Penabur Bandung) End Music School)
1 Bagaimana cara mengajar musik dengan media online?
Lembaga Ada beberapa metode, pertama Platform yang sering digunakan
mengharuskan pemberian materi, kedua adalah ZOOM. Karena bisa
pelaksanaan kelas pemberian tugs, ketiga evaluasi share screen. Jadi jika ada
menggunakan platform akhir serta penilaian. Kalau materi, bahan ajar, murid bisa
zoom karena terbukti pemberian materi melewati lihat juga. Jadi lebih mudah
paling stabil dalam daring melalui zoom meeting, dalam menjelaskan materi.
membagikan layar Google Meet, dan Microsoft adapun kelebihan ZOOM juga
(screen sharing) kepada Teams. Platform yang lebih yaitu bisa input audio dari
siswa serta efektif digunakan adalah zoom karena komputer, jadi untuk share au
dalam penggunaannya. anak-anak lebih banyak yang Dio juga bagus.
mempunyai zoom dan untuk
kuota lebih irit. Pemberian tugas
lewat LMS yaitu aplikasi
sekolah khusus BPK Penabur
yaitu schola. Aplikasi itu
mengatur pembelajaran mulai
dati pemberian materi, tugas,
penilaian dan sebagainya
terdapat di aplikasi tersebut.

Adapun pembelajaran tidak


selalu menggunakan daring,
namun bervariasi. Materi yang
di sampaikan tidak begitu
sedalam materi yang
disamapaikan secara tatap
muka. Pembelajaran online
cenderung memberikan materi
hanya di kulit-kulitnya saja.
Namun untuk pendalamanya
siswa mengeksplor sendiri
dengan sumber internet, literatur
dan sebagainya. Jadi anak
mengembangkan sendiri, anak
dituntut untuk aktif mencari
pendalaman materinya sendiri.

51
JAWABAN INFORMAN
Bpk. DAVIS (ME Bpk. ANDRE (SMAK 3 BPK Bpk. Nicolas Susanto (Never
Music Centre) Penabur Bandung) End Music School)

2 Bagaimana proses pembelajaran musik dengan media online?


Informan merupakan Kalau diperlajaran saya, karena Mulai dari kesulitan selama
pelatih drum sehingga hanya 1 jam 30 menit, pelajaran proses pembelajaran adalah
kesulitan yang diwajibkan untuk menyalakan koneksi. Karena belum tentu
ditemukan selama video dan audio kecuali yang provider yang murid pakai itu
pembelajaran terkendala dengan ekonomi bagus. Kendala kedua sebagai
menggunakan zoom maka itu dimaklumkan. Namun guru adalah mendengar suara
adalah mencontohkan kembali lagi kepada kejujuran dari murid. Sebagai contoh guru
pola. Hal ini siswa untuk tetap konsisten mempunyai murid, karena
dikarenakan tidak belajar. Device/teknologi yang
semua murid memiliki Proses pembelajaran sendiri digunakan siswa tidak
drum di rumah. Jika berbeda dengan tatap muka. Hal mengumpuni, maka hasil yang
guru ingin ini dikarenakan siswa keluar tidak bagus. Misalkan
mencontohkan dengan cenderung pasif. Ketika guru saat guru meminta memainkan
drum akustik pun suara memberikan kesempatan untuk akord G, secara visual jelas
yang sampai kepada bertanya pada proses namun secara suara tidak jelas.
murid pecah dan tidak pembelajaran tatap muka, siswa Kemudian contoh kedua jika
jelas. Bagi murid yang aktif bertanya. Tetapi pada guru meminta siswa memainkan
memiliki drum di pembelajaran daring, hanya kunci gantung pada gitar. Pola
rumah, kesulitan yang sedikit bahkan tidak ada siswa terlihat dan dapat dikatakan bisa
ditemukan adalah sulit yang bertanya ketika diberikan namun untuk suara tidak dapat
untuk mendengar kesempatan untuk bertanya. dinilai karena tidak jelas, ada
secara jelas permainan Maka dengan itu strategi guru yang mati dsb.
drum murid secara adalah memberikan pertanyaan Mengenai proses, guru selalu
bersih. langsung kepada siswa secara mengabarkan/mengkonfirmasi
tiba-tiba. Dari hal tersebut, akan ulang mengenai jadwal les
terlihat siswa tersebut fokus atau setengah jam sebelum kelas.
tidak fokus dalam menjalani
proses pembelajaran. Jika siswa
fokus dan dapat menjawab
pertanyaan guru, maka siswa
tersebut mendapatkan nilai
tambah. Jika siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan guru,
maka siswa diberikan
pengurangan nilai/ point.

52
JAWABAN INFORMAN
Bpk. DAVIS (ME Bpk. ANDRE (SMAK 3 BPK Bpk. Nicolas Susanto (Never
Music Centre) Penabur Bandung) End Music School)
3 Apakah ada panduan khusus untuk mengajar musik dengan media online?
Membagikan bahan Tidak ada panduan khusus. Menggunakan buku/ modul
pelajaran dengan Panduan belajar musik mengacu yang sama dengan
memfoto bagian buku kepada MGMP (Musyawarah pembelajaran offline. Namun
yang sedang dibahas, Guru Mata Pelajaran) propinsi. kesulitan yang ditemukan
kemudian pelatih adalah melakukan pembelajaran
menjelaskan bahan secara teknis dan praktik. Maka
ajaran tersebut. Murid dengan itu yang berbeda adalah
dipandu untuk cari waktu pembahasan sehingga
keyword (kata kunci) yang terjadi adalah relaksasi
bahan pembelajaran materi.
yang kemudian anak
mencari sendiri di
platform youtube. Hal
tersebut kembali lagi
kepada anaknya jika
murid memiliki minat
belajar yang tinggi aka
nada feedback/ timbal
balik dari anak itu
sendiri dan pelatih
menjelaskan lagi lebih
dalam materi yang
diajarkan.
4 Strategi belajar seperti apa yang digunakan dalam mengajar musik dengan media online?
Dengan keterbatasan Bertemu tatap muka jika Karena sering terkendala
media dan audio dibandingkan dengan bertemu koneksi sehingga terjadi delay
khususnya untuk les di dunia maya berbeda karena maka fokus dari pembelajaran
drum, strategi yang tidak terkoneksi secara online ini pelan namun target
dilakukan pelatih emosional. Bertemu tatap muka tercapai. Jadi pembelajaran
adalah kembail kepada tidak hanya kontak secara fisik, tidak secepat tatap muka namun
basic/ dasar yaitu namun ada emosional yang target dicapai perlahan.
materi tentang notasi, terbangun / terbentuk. Maka Strategi yang digunakan guru
latihan membaca notasi dengan itu tantangan dalam adalah memaksimalkan
sehingga anak dapat pembelajaran online adalah penggunaan tekonologi/
membedakan nilai membuat rancangan platform ZOOM seperti
notasi. Ketika anak pembelajaran supaya menarik. menggunakan fitur share
dapat membedakan Maka upaya guru adalah screen, input audiodan visual
nilai notasi, anak dapat mencoba memfokuskan anak yang dapat dilakukan di
mengikuti instruksi dengan cara bertanya kepada platform tersebut. Maka dengan
pelatih ketika pelatih salah satu siswa dengan tiba- itu bahan ajar/ modul perlu
meminta untuk tiba. Kedua adalah memberi dipersiapkan secara matang dan
memainkan pola ritmis video-video terakit diadaptasikan dengan media
yang memiliki nilai pembelajaran yang menarik, penyampaianya sehingga guru
notasi tertentu. membuat powerpoint yang mnyampaikan dengan efektif.
menarik.

53
JAWABAN INFORMAN
Bpk. DAVIS (ME Bpk. ANDRE (SMAK 3 BPK Bpk. Nicolas Susanto (Never
Music Centre) Penabur Bandung) End Music School)
Ketiga adalah membuat suasana Terakhir adalah penyampaian
belajar yang tidak begitu jenuh. materi tidak terlalu cepat
Upaya guru berikutnya adalah dikarenakan saat pembelajaran
melakukan pendekatan yang onlinesiswa cenderung lebih
lembut kepada anak dan tidak lambat menangkap materi
menekan anak karena selama dibandingkan dengan tatap
PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) muka.
berlangsung, siswa cenderung
dibebankan oleh tugas sekolah
yang begitu banyak. Upaya
terakhir adalah memberikan
reward ketika siswa sudah
mengerjakan tugas sesuai
dengan kuaifikasi guru. Tidak
pelit nilai dan memiliki
konsiderasi yang lebih banyak
untuk meningkatkan nilai siswa.
5 Bagaimana pencapaian target dalam setiap pertemuan?
Tercapai, namun materi Karna keterbatasan waktu maka Pencapaian target adalah siswa
yang dicapai di secara minoritas pencapaian harus mengerjakan tugas/
pertemuan sebelumnya target tidak seperti tatap muka. pekerjaan rumah. Hal itu
ditingkatkan kembail di Setiap pertemuan sudah membantu pencapaian target
pertemuan selanjutnya. mencapai targetnya, namun dimana materi dapat terus
Sebagai contoh, anak standar pencapaian target dilanjutkan. Jika anak tidak
diberikan target untuk diturunkan. Contohnya, jika mengerjakan tugas maka materi
dapat melakukan single dalam pembelajaran secara tatap siswa tersebut hilang satu
strock. Pertemuan muka membutuhkan satu pertemuan karena jika
selanjutnya teknik pertemuan untuk membahas dilanjutkan siswa tidak akan
tersebut dikembangkan aransemen, dalam pembeajaran mengerti materi yang dibahas.
pembelajaranya seperti online pembahasan materi Hal itu dikarenakan tugas yang
meningkatkan tempo, aransemen dibuthkan diberikan sangat berhubungan
menambahkan aksen setidaknya dua pertemuan. dengan kelanjutan materi di
dan sebagainya. Maka dengan itu, penyampaian pertemuan tersebut.
materi direlaksasikan menjadi
materi yang lebih lama.
Materi pembelajaran musik
yang diberikan lebih kepada
pencapaian esensial, tidak
kepada pendalaman materi
tersebut.

54
JAWABAN INFORMAN
Bpk. DAVIS (ME Bpk. ANDRE (SMAK 3 BPK Bpk. Nicolas Susanto (Never
Music Centre) Penabur Bandung) End Music School)
6 Bagaimana cara memotivasi siswa jika pertemuan tidak dilakukan secara langsung?
Untuk anak yang besar Mengapresiasi setiap pekerjaan Guru menanyakan kesukaan
tidak perlu dimotivasi siswa maupun hanya sekedar musik anak sehingga hal itu
karena sudah mengerti mengerjakan tugas. Namun jika menjadi strategi untuk
keadaan online. Namun siswa mengerjakan tugas secara meningkatkan minat siswa
untuk anak kecil, maksimal, maka siswa tersebut sehingga terdorong untuk
pemberian motivasi diberikan nilai tambah. belajar. Sebagai contoh suatu
dilakukan dengan Melakukan pembelajaran yang murid menyukai John Mayer.
penyuluhan orang tua menarik dan menyenangkan, Maka dengan itu guru
yang dilakukan memberikan tugas yang memainkan lagu John Mayer
Lembaga, sehingga familiar. Contohnya anak sehingga anak tersebut
orangtua mendukung diminta untuk nonton konser menanyakan bagaiamana cara
serta dapat memberikan musik dangdut di televisi, memainkanya. Setelah itu, guru
motivasi kepada anak melakukan foto selfie, kemudian memberi materi/ bahan ajar
secara langsung untuk diupload ke media sosial dan yang berisi teknis seperti teknik
belajar/ les musik. memberikan ulasan positif bermain gitarnya. analisis akord
Untuk anak yang mengenai musik dangdut. dan sebagainya. Setelah
moodie, pelatih mengatahui materi maka siswa
memiliki strategi yaitu tersebut tahu dan paham dalam
memutarkan lagu yang permainan musik yang ia
disukai anak sehingga mainkan sesuai dengan
anak terdorong untuk kesukaan murid.
kembali melakukan Kedua adalah selalu memuji di
pembelajaran online. awal dan tidak langsung
mengkritik. Siswa diapresiasi
terlebih dadulu lalu diberi tahu
kekurangan siswa tersebut.
Ketiga adalah masuk ke dalam
dunia mereka/ murid yaitu
dengan melakukan pendekatan
seperti membuka obrolan
kepada murid.

55
JAWABAN INFORMAN
Bpk. DAVIS (ME Bpk. ANDRE (SMAK 3 BPK Bpk. Nicolas Susanto (Never
Music Centre) Penabur Bandung) End Music School)
7 Bagaimana keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran musik dengan media online ini?
Trgantung kepada Anak cenderung lebih pasif jika Keaktifan siswa secara
murid itu sendiri. Jika dibandingkan dengan keseluruhan cenderung aktif
anak memiliki sikap pembelajaran tatap muka. Agar karena siswa lebih ingin tahu.
suka mengobrol, saat anak tetap terfokus dan terjaga, Jika dibanding tatap muka
pembelajaran online maka guru selalu memberikan dengan online, onlinecenderung
pun demikian. pertanyaan secara tiba-tiba lebih aktif. Karena saat tatap
Sebaliknya jika anak kepada siswa supaya siswa muka siswa merasa cukup dan
memiliki sikap pasif/ terdorong aktif untuk belajar. jelas dalam hal penyampaian
pendiam, saat materi. Namun pada saat online,
pembelajaran online karena keterbatasan dan
pun tidak aktif. gangguan, siswa cenderung
Adapun saat terus menggali apa yang
pembelajaran langsung disampaikan guru. Namun hal
aktif namun saat online tersebut tidak lepas dari minat
tidak aktif yaitu murid siswa itu sendiri.
berusia 5-7 tahun.
Dikarenakan anak kecil
tidak dapt fokus ke
layar laptop dan pelatih
pun tidak dapat
memberikan sense
secara langsung
sehingga anak tidak
terdorong dan malas
belajar.
8 Bagaimana respon siswa terhadap motivasi yang diberikan pelatih?
Anak besar memiliki Kembali lagi kepada personal Murid menjadi tahu kelemahan
respon yang baik siswa, siswa yang memiliki dan kelebihan mereka. Dan
karena anak besar lebih minat akan termotivasi dan murid cenderung lebih
interaktif dibanginakan mengumpulkan tugas tepat terdorong sehingga semangat
anak kecil. Untuk anak waktu. Selama ini, tidak ada untuk belajar dan melatih hal
kecil, sangat sulit dan siswa yang mengumpulkan yang kurang dari murid
hanya dapat tugas terlambat. tersebut.
mengatakan “ngga
bisa”.

56
JAWABAN INFORMAN
Bpk. DAVIS (ME Bpk. ANDRE (SMAK 3 BPK Bpk. Nicolas Susanto (Never
Music Centre) Penabur Bandung) End Music School)
9 Apakah ada peningkatan dalam hasil belajar ketika menjalani pembelajaran secara online?
Target pembelajaran Pembelajaran online berebeda Guru mengetahui peningkatan
drum terhadap anak dengan pembelajaran tatap hasil belajar melalui tugas
tetap sama yaitu anak muka sehingga target-target rumah yang diberikan. tugas
dapat melakukan kedua guru tidak se-optimal atau se- rumah tersebut bisa berupa teori
teknik yaitu straight maksimal yang dilakukan secara dan praktik. Dari tugas rumah
dan shuffle. tatap muka. Standar pencapaian/tersebut, guru dapat
Hasil belajar dapat target belajar pun diturunkan pembelajaran lebih efektif.
dilihat kedika anak mau dan materi direlaksasi maka Sebagai contoh praktek
latihan sendiri dan dapat dikatakan tidak ada membawakan sebuah lagu.
memiliki minat belajar peningkatan hasil belajar jika siswa tidak dapat memainkan
yang tinggi. dibandingkan denganritmis strumming pada lagu
Adapun murid yang pembelajaran tatap muka.tersebut. maka dengan itu, guru
lama dalam Pernyataan tersebut dikarenakanmemberikan prosedur latihan
peningkatanya dalam keterbatasan waktu,sebagai tugas rumah sehingga
hal shuffle sehingga keterbatasan kuota, tuntutan murid dapat memainkan teknik
pelatih memutuskan tugas cukup banyak kepada strumming pada gitar dengan
untuk melatih sehuffle siswa ketika pelaksanaan PJJ. baik. Jadi siswa tidak diajarkan
selama 2-3 bulan mentah-mentah, namun
sampai bisa. diberikan dasar/ basic sehingga
teknik tersebut dapat dimainkan
di lagu yang lain.
10 Apakah ada peningkatan dalam hal kemampuan bermusik ketika murid menjalani
pembelajaran secara online?
Kembali lagi kepada Tidak dapat dikatakan Pasti meningkat
minat dari murid itu meningkat, pembelajaran
sendiri. Guru yang baik praktik musik berbeda dengan
akan mengajar sesuai tatap muka. Pada pembelajaran
porsi murid itu sendiri. tatap muka kegiatan
Jika pelatih memiliki berkembang disetiap
bahan ajar dan anak pertemuannya. Namun jika
memiliki minat belajar, pembelajaran online, materi
anak itu pasti yang diberikan lebih kepada hal
meningkat. fundamental dan esensial.
Sebagai contoh adalah
salah satu murid pelatih
yang bernama Justin
yang duduk di bangku
SD kelas 5. Anak
tersebut memiliki
jadwal les sebulan 4
(empat) kali, waktu
setiap pertemuan
berdurasi 40 menit.
Justin terkadang absen,
kurang rajin dalam
menjalani

57
JAWABAN INFORMAN
Bpk. DAVIS (ME Bpk. ANDRE (SMAK 3 BPK Bpk. Nicolas Susanto (Never
Music Centre) Penabur Bandung) End Music School)
pertemuan les, alat pun
hanya mempunyai stick
drum, keterbatasan
media anak ini adalah
tidak memiliki drum
sehingga tidak dapat
membaca serta
memainkan lagu. Maka
dengan itu, murid
tersebut diajar kembali
materi/ teknik rudiment
yaitu sticking, dilatih
membaca notasi,
melatih telinga, dan
analisis teknik, hal-hal
tersebut dilakukan
secara konsisten selama
pembelajaran online.
Ketika bulan September
dimana lembaga sudah
memperbolehkan untuk
onsite dengan syarat
melaksanakan protokol
kesehatan, Justin
semangat untuk datang
ke tempat les. Ketika
pelatih bertemu Justin,
pelatih melihat
perkembangan Justin
yang sangat pesat,
terlihat dari aspek
pembawaan lagu,
sticking technique,
semuanya bagus
dibandingkan dengan
murid lain yang
memiliki drum di
rumah. Adapun Justin
lebih berkembang dan
cepat tanggap ketika
diberikan lesson. Hal
ini dikarenakan
pemberian yang tepat
dari pelatih dan
konsistensi anak dalam
melatih sendiri teknik
yang diajarkan.

58
JAWABAN INFORMAN
Bpk. DAVIS (ME Bpk. ANDRE (SMAK 3 BPK Bpk. Nicolas Susanto (Never
Music Centre) Penabur Bandung) End Music School)
11 Bagaimana respon/ tanggapan orangtua/wali murid terhadap pembelajaran media online ini?
Pelatih selalu Orang tua tidak ada complain Ada orangtua yang mengerti
mendapatkan feedback selama pembelajaran online, keadaan pandemi sehingga
positif dari orang tua melainkan orangtua terima-terima saja jika
itu. Pelatih diberikan mengucapkan terimakasih pembelajaran dilakukan secara
kepercayaan untuk karena guru karena daring dan mendukung prose
membimbing siswa mengapresiasi pekerjaan siswa. pembelajaranya. Ada juga
sehingga orangtua tidak orang tua yang ingin tetap tatap
terima jika anaknya muka karena cenderung
dialihkan kepada meragukan keefektifan proses
pelatih lain. Hal pembelajaranya. Hal tersebut
tersebut diakibatkan disebabkan orang tua tidak
anak sudah nyaman memiliki pengalaman belajar
dengan informan/ secara daring maka dengan itu
pelatih sehingga tidak berani dengan alasan
orangtua pun mengikuti kasihan kepada anak.
keinginan anak.

4.1.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan perolehan data yang didapat secara tidak langsung

dimana peneliti melakukan studi pustaka dari berbagai sumber yaitu berbagai buku,

jurnal, dan media internet. Data sekunder yang berhasil dikumpulkan yang mendukung

penelitian ini antara lain:

a) Penelitian pertama yang mendukung dilakukan oleh Mutiara Sari Dewi yang

berjudul “SEQUENTIAL EXPLORATORY: PEMBELAJARAN SENI TARI

BAGI CALON GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI MASA PANDEMI

COVID-19”. Penelitian ini merupakan mix method dengan jenis penelitian

sequential explanatory sehingga memperoleh data kualitatif yaitu berupa

wawancara secara tidak langsung serta kuantitatif yaitu berupa hasil survey

tingkat kenyamanan dan keefektifan pembelajaran seni tari di masa pandemi

59
kepada 34 calon guru Seni Tari Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau setara dengan

Sekolah Dasar (SD). Hasil survey penelitian menjelaskan kondisi

pembelajaran seni tari selama masa pandemic Covid-19 memiliki sisi negative

dan positif. Sebagian besar (68%) calon guru Madrasah Ibtidaiyah merasa

tidak nyaman dalam pembelajaran seni tari pada masa pandemi Covid-19.

Sebanyak 85% menyatakan bahwa pembelajaran seni tari lebih nyaman

dilaksanakan sebelum masa pandemic Covid 19. Hanya 31% calon guru yang

merasakan keefektifan pembelajaran seni tari.

Calon guru lebih banyak menggunakan media (sarana) pembelajaran daring

berupa aplikasi whatsapp dalam pembelajaran seni tari selama masa pandemic

Covid-19. Metode yang paling sering digunakan dalam pembelajaran seni tari

selama masa pandemi Covid-19 yaitu metode kombinasi antara metode tanya

jawab, diskusi, ceramah, dan praktik langsung. Sedangkan, sebanyak 85%

calon guru memilih youtube sebagai sumber rujukan utama dalam

pembelajaran seni tari selama masa pandemic Covid-1946.

b) Buku laporan komite responsi COVID-19 dengan judul buku “American

Choral Association (ACDA)” yang dipublikasikan pada tanggal 15 Juni 2020.

ACDA ini memberikan/ menganjurkan variasi instruksi mengajar choir/

paduan suara dikala pandemic covid-19. Berikut merupakan gambaran dan

46
Dewi, “SEQUENTIAL EXPLORATORY: PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI CALON GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH DI MASA PANDEMI COVID-19.”

60
arahan untuk pelatih jika melakukan pembelajaran tatap muka dan

pembelajaran online di masa pandemi covid-19.

1) Pembelajaran paduan suara saat tatap muka di masa pandemi covid-19

• Meminimalisir interaksi sosial dan ansambel menjadi lebih kecil. Pelatihan

tatap muka menggunakan ruang kelas yang memadai sehingga dapat

dilakukanya jaga jarak.

• Komunikasikan prosedur kelas dengan jelas kepada siswa dan orang tua.

Sebagai contoh:

- Setiap penyanyi harus memiliki salinan musiknya masing-masing; jangan

berbagi materi.

- Tidak boleh ada alat musik yang tersedia untuk digunakan siswa.

- Mencuci tangan sebelum memasuki ruangan.

- Musik dapat disampaikan secara elektronik kepada siswa.

• Pertimbangkan aktivitas untuk tujuan peregangan atau "pemanasan" yang

tidak memerlukan menyentuh atau menghembuskan napas berlebihan.

2) Pembelajaran online paduan suara di masa pandemi covid-19

• Siswa digilir untuk melakukan pertemuan selama empat hari. Satu hari

bertemu tatap muka dan tiga hari lainya diberikan tugas rumah. Siswa-siswa

tersebut sudah dibagi menjadi beberapa kelompok yang diawasi oleh staf,

guru, orang tua/ relawan dewasa yang sudah ditentukan. Relawan bertugas

61
mengawasi kelompok kecil siswa di setiap ruang yang telah diatur sebelumnya

dan mempertimbangkan hal-hal berikut.

- Jika teknologi memadai di rumah, siswa dapat mengikuti kelas dengan jarak

jauh.

- Jika teknologi tidak tersedia, siswa menyelesaikan pembelajaran musik yang

disiapkan guru yang didalamnya tidak ada aktifitas bernyanyi.

- Jika peralatan audio tersedia, siswa dapat datang untuk latihan sesekali dengan

audio yang sudah direkam, diawasi oleh sukarelawan. Latihan yang dipimpin

siswa akan ditentukan oleh pengalaman paduan suara dan usia penyanyi,

meskipun semua pengaturan akan memiliki seorang sukarelawan dewasa.

- Jika diperlukan, latihan gabungan mungkin dapat dilakukan di ruang terbuka

dengan tujuan membangun relasi kepada siswa. Hal ini juga dapat di lakukan

di zoom.

• Pelatih harus melengkapi penyanyi dengan sumber daya untuk pembelajaran

mandiri, diawasi oleh orang tua / Relawan dewasa (rencana ini akan

mendukung pembelajaran jarak jauh, jika diamanatkan selama satu

semester)47.

47
brinckmeyer And And Friends, “American Choral Directors Association Covid-19 Response Committee
Report June 15, 2020.”

62
4.2. Analisis Penelitian

Data hasil penelitian berupa hasil wawancara dari tiga informan yang

kemudian dianalisa lebih lanjut sehingga menghasilkan reduksi data dari setiap

informan. Berikut merupakan penyajian tabel reduksi data dari ketiga informan.

Tabel 8. Tabel Hasil Reduksi Data


No. Pertanyaan REDUKSI DATA
Bpk. Davis Bpk. Andrean Tarmidi Bpk. Nicolas Susanto
Benyamin
1 Bagaimana Lembaga Platform untuk Platform yang sering
cara mengharuskan menjelaskan materi dipakai adalah ZOOM.
mengajar pelaksanaan kelas menggunakan ZOOM.
musik menggunakan Pemberian tugas lewat
dengan platform ZOOM. LMS yaitu aplikasi
media sekolah khusus BPK
online? Penabur yaitu schola.
Aplikasi itu mengatur
pembelajaran mulai dati
pemberian materi, tugas,
penilaian dan sebagainya
terdapat di aplikasi
tersebut.

2 Bagaimana Informan Pembelajaran hanya 1 Setengah jam sebelumnya


proses merupakan jam 30 menit, pelajaran selalu follow up kembali
pembelajaran pelatih drum diwajibkan untuk kepada siswa.
musik sehingga menyalakan video dan kesulitan yang ditemukan
dengan kesulitan yang audio. Materi diberikan adalah koneksi, sulit
media ditemukan selama hanya di kulit-kulitnya mendengar suara mereka.
online? pembelajaran saja. Namun untuk
menggunakan pendalamanya siswa
zoom adalah mengeksplor sendiri
mencontohkan dengan sumber internet,
pola literatur dan sebagainya.

63
REDUKSI DATA
Pertanyaan Bpk. Davis Bpk. Andrean Tarmidi Bpk. Nicolas Susanto
Benyamin
3 Apakah ada Membagikan Tidak ada panduan buku/ modul pembelajaran
panduan bahan pelajaran khusus. Panduan belajar sama dengan materi
khusus untuk dengan memfoto musik mengacu kepada pembelajaran tatap muka.
mengajar bagian buku yang MGMP (Musyawarah
musik sedang dibahas, Guru Mata Pelajaran)
dengan kemudian pelatih propinsi.
media menjelaskan
online? bahan ajaran
tersebut. Murid
dipandu untuk
cari keyword
(kata kunci)
bahan
pembelajaran
yang kemudian
anak mencari
sendiri di
platform youtube.

4 Strategi Strategi yang Memfokuskan anak Strategi yang digunakan


belajar dilakukan pelatih dengan cara bertanya adalah memaksimalkan
seperti apa adalah kembail kepada salah satu siswa penggunaan platform
yang kepada basic/ dengan tiba-tiba. Kedua ZOOM yang memiliki
digunakan dasar yaitu materi adalah memberi video- fitur share screen dan
dalam tentang notasi, video terakit input audio. Cara mengajar
mengajar latihan membaca pembelajaran yang tidak terlalu cepat dan
musik notasi sehingga menarik, membuat penyampaian materi tidak
dengan anak dapat powerpoint yang terlalu banyak dikarenakan
media membedakan menarik. Ketiga adalah daya tangkap anak belum
online? nilai notasi. membuat suasana belajar tentu secepat kalo tatap
Ketika anak dapat yang tidak begitu jenuh. muka. Jadi, materi
membedakan disiapkan dan disampaikan
nilai notasi, anak hanya pada satu target di
dapat mengikuti satu pertemuan itu saja.
instruksi pelatih
ketika pelatih
meminta untuk
memainkan pola
ritmis yang
memiliki nilai
notasi tertentu.

64
REDUKSI DATA
Pertanyaan Bpk. Davis Bpk. Andrean Tarmidi Bpk. Nicolas Susanto
Benyamin
5 Bagaimana Materi yang Setiap pertemuan sudah Siswa diberikan tugas
pencapaian dicapai di mencapai targetnya, rumah, jika dikerjakan
target dalam pertemuan namun standar maka target di satu
setiap sebelumnya pencapaian target pertemuan tercapai dan
pertemuan? ditingkatkan diturunkan. Penyampaian dapat melanjutkan materi.
kembail di materi direlaksasikan Namun jika tidak
pertemuan menjadi materi yang mengerjakan, murid hilang
selanjutnya. lebih lama. satu pertemuan sehingga
murid tidak dapat
melanjutkan materi
pembelajaran.

6 Bagaimana Pemberian Mengapresiasi setiap Mengetahui musik


cara motivasi pekerjaan siswa maupun kesukaan murid. Maka
memotivasi dilakukan dengan hanya sekedar dengan itu, murid
siswa jika penyuluhan orang mengerjakan tugas. terdorong dan mau belajar
pertemuan tua yang Namun jika siswa materi dari teknik bermain
tidak dilakukan mengerjakan tugas musik dari lagu yang ia
dilakukan Lembaga, secara maksimal, maka sukai. Kemudian Memberi
secara sehingga siswa tersebut diberikan apresiasi terlebih dahulu
langsung? orangtua nilai tambah. Melakukan kemudian diberi tahu
mendukung serta pembelajaran yang kekurangannya.
dapat menarik dan
memberikan menyenangkan,
motivasi kepada memberikan tugas yang
anak secara familiar.
langsung untuk
belajar/ les
musik. Untuk
anak yang
moodie, pelatih
memiliki strategi
yaitu memutarkan
lagu yang disukai
anak sehingga
anak terdorong
untuk kembali
melakukan
pembelajaran
online.

65
REDUKSI DATA
Pertanyaan Bpk. Davis Bpk. Andrean Tarmidi Bpk. Nicolas Susanto
Benyamin
7 Bagaimana Untuk anak besar Anak cenderung lebih Keaktifan tergantung dari
keaktifan aktif dan pasif pasif jika dibandingkan minat siswa itu sendiri.
siswa selama tergantung dengan pembelajaran Secara keseluruhan
mengikuti karakter murid. tatap muka. cenderung aktif. Karena
pembelajaran Untuk anak kecil kendala jarak jauh
musik yaitu murid membuat murid terus
dengan berusia 5-7 tahun. bertanya agar lebih jelas. .
media online Dikarenakan anak
ini? kecil tidak dapat
fokus ke layar
laptop dan pelatih
pun tidak dapat
memberikan
sense secara
langsung
sehingga anak
tidak terdorong
dan cenderung
malas belajar.

8 Bagaimana Anak besar Siswa yang memiliki Murid lebih terdorong


respon siswa memiliki respon minat akan termotivasi untuk belajar dan melatih
terhadap yang baik karena dan mengumpulkan hal yang masih kurang.
motivasi anak besar lebih tugas tepat waktu.
yang interaktif Selama ini, tidak ada
diberikan dibanginakan siswa yang
pelatih? anak kecil. Untuk mengumpulkan tugas
anak kecil, sangat terlambat.
sulit dan hanya
dapat mengatakan
“ngga bisa”.

9 Apakah ada Hasil belajar Standar pencapaian/ siswa terlihat berkembang


peningkatan dapat dilihat target belajar pun ketika dapat mengerjakan
dalam hasil ketika anak mau diturunkan dan materi tugas dengan baik. Karena
belajar ketika latihan sendiri direlaksasi maka dapat tugas rumah dengan materi
menjalani dan memiliki dikatakan tidak ada selanjutnya
pembelajaran minat belajar peningkatan hasil berkesenimabungan.
secara yang tinggi. belajar. Pernyataan
online? tersebut dikarenakan
keterbatasan waktu,
keterbatasan kuota,
tuntutan tugas cukup
banyak kepada siswa
ketika pelaksanaan PJJ.

66
REDUKSI DATA
Pertanyaan Bpk. Davis Bpk. Andrean Tarmidi Bpk. Nicolas Susanto
Benyamin
10 Apakah ada Jika pelatih Tidak dapat dikatakan Iya, pasti meningkat
peningkatan memiliki bahan meningkat. Pembelajaran
dalam hal ajar dan anak online, materi yang
kemampuan memiliki minat diberikan lebih kepada
bermusik belajar, anak itu hal fundamental dan
ketika murid pasti meningkat. esensial.
menjalani Contohnya ketika
pembelajaran diberikan
secara pembelajaran
online? dasar seperti
notasi, dan basic
sticking,saat
bertemu tatap
muka terlihat
perkembangan
yang signifikan.

11 Bagaimana Pelatih selalu Orangtua mengucapkan Ada orang tua ragu dengan
respon/ mendapatkan terimakasih karena guru pembelajaran online dan
tanggapan feedback positif. karena mengapresiasi ada orang tua yang
orangtua/wali Hal tersebut pekerjaan siswa. menerima pembelajaran
murid diakibatkan anak online dengan tanggapan
terhadap sudah nyaman positif.
pembelajaran dengan informan/
media online pelatih sehingga
ini? orangtua pun
mengikuti
keinginan anak.

4.2.1 Penerapan pembelajaran musik dengan media online

Berdasarkan hasil reduksi data yang tertera di atas, ketiga informan

menggunakan platform ZOOM sebagai media untuk memberikan bahan pembelajaran.

Ketiga informan memberikan alasan penggunaan platform tersebut yaitu mudah dalam

membagikan materi dengan adanya fitur screen sharing. Adapun alasan salah satu

informan dua mengatakan bahwa beliau menggunakan platform tersebut karena

sebagian besar murid memiliki aplikasi ZOOM dan lebih irit kuota.

67
Selama proses kegiatan pembelajaran online, informan pertama memfoto buku

yang berisi materi yang akan dibahas. Foto tersebut dibagikan dan kemudian dijelaskan

kepada murid. Murid tidak hanya diberikan penjelasan materi namun diminta untuk

aktif mencari sendiri contoh dan bahan ajar di internet dengan diberikan kata kunci /

keyword. Informan kedua merupakan guru sekolah yang diberikan waktu pelajaran

selama satu jam 30 menit. Informan kedua melihat bahwa siswa cenderung tidak fokus

selama pembelajaran online sehingga hal yang diupayakan agar tetap fokus adalah

memberikan pertanyaan kepada salah satu siswa secara tiba-tiba. Siswa yang dapat

menjawab akan diberikan nilai tambah, namun diberikan pengurangan nilai jika tidak

dapat menjawab. Informan ketiga selalu mengkonfirmasi murid setengah jam sebelum

pertemuan agar tahu bahwa siswa benar-benar dapat mengikuti dan mempersiapkan

diri. Saat pertemuan berlangsung, penjelasan materi dilakukan dengan cara screen

sharing pada platform ZOOM. Untuk memberikan contoh, informan ketiga

memamfaatkan fitur ZOOM yaitu input audio yang dapat membagikan audio secara

jelas.

Kesulitan yang ditemukan oleh pengajar les (informan satu dan tiga) selama

proses pembelajaran berlangsung adalah mendengar permainan musik siswa sehingga

sulit untuk diberi perbaikan/ evaluasi. Adapun kesulitan yang dialami oleh informan 2

selama pemebelajaran online adalah keaktifan siswa yang menurun sehingga siswa

kurang fokus dalam pembelajaran.

Ketiga Informan tidak memiliki panduan khusus untuk dijadikan pedoman

belajar online. Namun ketiga informan memiliki upaya serta model pembelajaran yang

68
diadaptasi dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran online. Adapun informan

kedua menjawab bahwa pembelajan musik saat online mengacu kepada MGMP

(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) tingkat propinsi dimana hal itu bukan penduan

namun diskusi untuk mengupayakan pembelajaran efektif saat online.

Strategi mengajar setiap informan berbeda-beda. Informan satu memiliki

strategi yaitu kembali kepada pembelajaran dasar/ basic. Pembelajaran dasar yang

dimaksud adalah belajar nilai notasi dan membaca notasi. Ketika murid memahami

nilai dan bentuk notasi tersebut, hal itu memudahkan kelangsungan pembelajaran

online agar efektif. Sebagai contoh ketika murid diminta memainkan not 1/8, murid

paham dan langsung memainkanya tanpa perlu dicontohkan. Informan mengerti

kendala murid yang tidak memiliki drum di rumah. Hal tersebut tidak memungkinkan

siswa menjalani pembelajaran tertentu seperti membawakan lagu atau teknik yang

sangat membutuhkan media drum. maka dengan itu, upaya yang dilakukan informan

satu adalah memperkuat murid dalam hal Rudiment/ basic sticking. Pembelajaran ini

hanya memerlukan drum pad atau media lain yang aman untuk dipukul.

Informan dua menyatakan hal yang sulit dibangun saat pembelajaran online

adalah membangun emosional siswa. Penyampaian materi pun diadaptasikan sehingga

terjadinya relaksasi materi pembelajaran dimana penyampaian materi pembelajaran

online lebih lambat dibandingkan pembelajaran tatap muka. Contoh relaksasi

pembelajaran oleh informan dua adalah jika pembelajaran aransemen hanya

membutuhkan satu pertemuan di tatap muka, maka pada saat pembelajaran online

dibutuhkan dua pertemuan. Adaptasi kedua adalah penyampaian materi memiliki

69
modifikasi dimana pembelajaran tidak sedalam tatap muka dan materi yang

disampaikan lebih kepada esensial. Kemudian ada beberapa upaya yang dilakukan

informan kedua yaitu mencoba memfokuskan anak dengan cara bertanya kepada salah

satu siswa dengan tiba-tiba, membuat presentasi power point dan video yang terakit

pembelajaran yang menarik, membuat suasana belajar yang tidak jenuh. Adapun upaya

lain yang dilakukan adalah melakukan pendekatan yang lembut kepada siswa. Siswa

diberikan reward ketika siswa sudah mengerjakan tugas sesuai dengan kuaifikasi guru.

Tidak pelit nilai dan memiliki konsiderasi yang lebih banyak untuk meningkatkan nilai

siswa.

Informan tiga memiliki prinsip bahwa guru tidak hanya mengajar teknik secara

mentah, namun mengetahui dan paham mengenai dasar materi yang dapat

menghasilkan suatu teknik tersebut. Maka dengan itu, penyampaian materi harus tetap

konsisten dilaksanakan saat pembelajaran online. Maka, informan tiga mengadaptasi

penyampaian materi. Materi masih tetap mengikuti modul namun disampaikan secara

perlahan. Tidak hanya itu, materi yang ada pada modul disiapkan dengan matang untuk

setiap pertemuannya. Alasan mengapa disampaikan perlahan karena selama

pembelajaran online daya tangkap murid cenderung lambat. Dampak tersebut

disebabkan oleh masalah koneksi / jaringan sehingga terjadi delay dan penyampaian

materi sering kali diulang-ulang. Alasan kedua, mempersiapkan materi secara matang

supaya penggunaan fitur yang ada pada platform ZOOM yaitu screen sharing dan input

audio menjadi maksimal. Dengan demikan, materi beserta contoh refrensi dimodifikasi

supaya dapat disampaikan secara efektif kepada siswa.

70
Berdasarkan strageti pembelajaran yang telah dilakukan ketiga informan

tersebut, pencapaian target pada setiap pertemuan teracapai. Informan satu dan dua

memodifikasi materi sehingga penyampaian materi berbeda dari yang seharusnya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pancapaian target setiap pertemuan pada

pembelajaran online berbeda engan pencapaian target pada pembelajaran tatap muka.

Informan tiga pencapaian target tergantung kepada murid, jika murid mengerjakan

tugas, maka materi materi dapat dilanjutkan dengan baik dan mencapai target di satu

pertemuan tersebut. Namun jika siswa tidak mengerjakan tugas, maka materi tidak

lanjut dan hilang satu pertemuan. Hal itu dikarenakan tugas yang diberikan sangat

berhubungan dengan kelanjutan materi.

Pada saat pembelajaran online hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah

bagaimana memotivasi siswa. Ketiga informan memiliki cara yang berbeda-beda untuk

memotivasi siswa. Informan pertama menyatakan bahwa motivasi murid khususnya

untuk anak kecil dilakukan dengan penyuluhan orang tua yang dilakukan lembaga.

Kesamaan cara memotivasi ada pada informan satu dan tiga yaitu memutar musik yang

disukai siswa agar siswa tersebut bersemangat dan terdorong untuk melanjutkan materi

pembelajaran. lagu yang murid sukai itu pun dijadikan bahan belajar namun tidak lepas

dari materi yang bersangkutan dengan teknik bermainnya. Informan dua memiliki cara

memotivasi yang berbeda yaitu mengapresiasi tugas yang dikerjakan siswa serta tidak

pelit nilai. Adapun informan kedua informan dua memberikan pelajaran yang menarik

contohnya memberikan tugas yang familiar. Sebagai contoh, anak diminta untuk

71
nonton konser musik dangdut di televisi, melakukan foto selfie, kemudian diupload ke

media sosial dan memberikan ulasan positif mengenai musik dangdut.

4.2.2 Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran musik dengan media

online yang diberikan

Respon siswa saat menjalani pembelajaran online bermacam-macam. Hal ini

terlihat dari keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran musik dengan media

online. Informan satu dan dua menjawab bahwa siswa cenderung lebih pasif ketika

menjalani pembelajaran online. Informan satu menambahkan khusus untuk anak kecil

sangat terlihat tidak fokus pada layar karena pendekatan kontekstual kepada anak kecil

tidak dapat dilakukan. Beliau pun menambahkan bahwa keaktifan siswa tergantung

dari sikap bawaan, jika sering bertanya di pembelajaran tatap muka maka tetap sama

ketika pembelajarna online dan sebaliknya. Informan tiga menjawab bahwa siswa lebih

aktif di pembelajaran online. Hal tersebut dikarenakan siswa lebih terdorong untuk

bertanya karena kendala koneksi yang memungkinkan tidak tersampainya

penyampaian materi secara jelas. Adapun informan satu dan dua menyatakan bahwa

keaktifan teragantung dari minat belajar siswa. Jika siswa memiliki minat yang tinggi

akan cenderung aktif bertanya untuk menggali ilmu, namun jika tidak, siswa hanya

menerima apa adanya dan tidak bertanya.

Strategi untuk membangkitkan semangat siswa saat pembelajaran online

adalah pemberian motivasi. Ketiga informan setuju jika siswa termotivasi, maka guru/

pelatih akan mendapatkan feedback atau respon yang baik dari murid itu sendiri.

72
Contohnya seperti lebih interaktif dengan pelatih (informan satu), mengerjakan tugas

tepat waktu (infoman dua), dan tidak pesimis sehingga mau melatih hal yang kurang

(informan tiga). Informan satu menambahkan bahwa khusus untuk murid berusia 5-7

tahun berdasarkan pengalamannya, siswa tidak berespon dan mengatakan “ngga bisa”.

Hal tersebut terjadi karena anak berusia 5-7 tahun perlu diberi pendekatan secara fisik.

Pada pembelajaran online tidak terjadi kontak fisik dan siswa pun tidak dapat

memfokuskan diri ke layer laptop dan tidak semangat belajar. Dari pihak orang tua pun

perlu bekerja ekstra untuk memotivasi anak untuk semangat belajar.

4.2.3 Hasil belajar siswa setelah menjalani penerapan pembelajaran musik

dengan media online

Peningkatan hasil belajar selama siswa menjalani pembelajaran online pada

informan satu dan tiga meningkat, namun informan dua menyatakan tidak meningkat.

Berikut merupakan penjelasan dari ketiga informan.

Informan pertama adalah pelatih drum sehingga hasil belajar dapat dikatakan

tercapai jika murid memiliki minat yang tinggi dan mampu melakukan dua teknik yaitu

straight dan shuffle. Murid dapat dikatakan mencapai hasil belajar jika dapat

melakukan dua teknik tersebut. Jika belum maka pelatih akan terus melatih bagian yang

sulit dari kedua teknik tersebut.

Informan dua menyatakan bahwa tidak ada peningkatan hasil belajar. Dari

pihak guru, hal ini disebabkan relaksasi materi yang dilakukan karena adaptasi model

pembelajaran online, target guru tidak se-optimal pembelajarn tatap muka.

73
keterbatasan waktu, keterbatasan kuota, tuntutan tugas cukup banyak kepada siswa

ketika pelaksanaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).

Informan tiga dapat melihat peningkatan hasil belajar dari tugas rumah yang

diberikan. Hal ini dikarenakan tugas yang diberikan membantu siswa untuk

meningkatkan bagian kelemahan siswa dan membantu penyempurnaan teknik bermain

siswa dan penguasaan materi siswa.

Dalam hal peningkatan kemampuan bermusik ketika siswa menjalanii

pembelajaran online. Informan satu dan tiga menyatakan meningkat, namun informan

satu menambahkan bahwa peningkatan tersebut tergantung dari minat belajar siswa

dan strategi yang diberikan oleh pelatih. Informan dua menjawab dalam hal bermusik

tidak ada peningkatan. Hal ini dikarenakan penyampaian materi pada pembelajaran

online cenderung kepada hal yang fundamental dan esensial dan tidak kepada hal

pendalaman teknik/ praktik.

Respon/ tanggapan orang tua / wali murid terhadap pembelajarn online. Ketiga

informan mendapatkan tanggapan positif dari orang tua karena pada saat pembelajarn

online pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Adapun pada informan satu, orang tua

tidak mau dialihkan kepada guru/ pelatih lain selain informan satu. Pada informan dua

pun orang tua mengucapkan terima kasih ketika tugas siswa diberikan apresiasi karena

mengerti terhadap beban yang dialami siswa. Pada informan tiga, ada orang tua yang

ragu untuk memilih pembelajaran online karena tidak yakin pembelajarn online dapat

berjalan dengan efektif.

74
4.3. Pembahasan

Berdasarkan Moedjiono dan Moh. Dimyati (1992) yang dikutip oleh Sumantri

(2014), strategi pembelajaran adalah upaya guru mengatur komponen-komponen

belajar agar teroganisir dan berjalan secara harmonis. Maka dari itu, agar dapat bekerja

dengan harmonis, strategi pembelajaran perlu dirancang dalam dua dimensi secara

bersamaan. Pertama adalah dimensi perencanaan kemudian dimensi pelaksanaan. Pada

dimensi perencanaan, guru membuat rencana pembelajaran. Pada tahap ini guru

memikirkan serta berusaha agar dapat merumuskan, memilih/menetapkan berbagai

aspek komponen sistem instruksional agar berjalan dengan baik dan konsisten.

Sedangkan pada tahap pelaksanaan, guru menyesuaikan dan memodifikasi komponen

sistem instruksional yang telah dirancang di perencanaan agar selaras dengan situasi

dan kondisi yang berubah sewaktu-waktu di lapangan. Hal ini dilakukan jika

pencapaian tujuan terhambat di lapangan48. Perancangan dari dua dimensi ini pun

terlihat dari strategi pembelajaran yang telah dilakukan oleh ketiga informan. Berikut

merupakan perancangan dan tahap pelaksanaan yang dilakukan ketiga informan

sebagai berikut:

1) Tahap perancangan

Informan satu sebagai pelatih drum, hal yang dilakukan adalah memfoto

bahan pelajaran, kemudian mempersiapkan penjelasannya. Informan satu

48
Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran Untuk Pendidikan Dasar Dan PAUD.

75
memiliki metode discovery learning yaitu memberikan kata kunci / keyword

kepada siswa untuk dilakukannya.

Informan dua sebagai guru tingkat SMA membuat rancangan

pembelajaran supaya menarik dengan cara memberi video-video terakit

pembelajaran yang menarik, dan membuat powerpoint yang menarik serta

memberikan tugas rumah yang familiar dengan siswa. Tidak pelit nilai dan

memberikan konsiderasi yang lebih banyak kepada siswa.

Informan tiga sebagai guru les gitar mempersiapakan secara matang modul /

materi yang akan di sampaikan secara online. Kemudian memaksimalkan fitur

yang ada, terutama pada platform ZOOM yaitu screen sharing dan input audio.

Hal ini disadari bahwa pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online

berbeda sehingga perlu adanya modifikasi materi setiap pertemuannya

sehingga penyampaian materi secara online efektif dengan memaksimalkan

platform yang dikuasai oleh informan. Adapun informan tiga selalu

mempersiapkan tugas rumah untuk membantu siswa dalam mencapai target

materi di setiap pertemuannya.

2) Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini telihat kendala saat menjalani pembelajaran online.

Berdasarkan ketiga informan, kedala yang ditemui adalah masalah koneksi /

jaringan internet sehingga penyampaian materi terkadang putus-putus dan

kurang jelas. Kedua adalah alat seperti laptop / gawai / alat musik dan

sebagainya yang digunakan selama pembelajaran tidak mengumpuni atau

76
terkendala. Hal ini menyebabkan tangkapan suara yang dilakukan oleh alat

(laptop / gawai) kurang baik sehingga suara yang sampai kepada telinga murid

atau telinga guru tidak jernih. Hal itu tentu menyulitkan pembelajaran musik

yang sangat membutuhkan keakuratan suara itu sendiri untuk dijadikan bahan

penilaian kepada murid dalam bermain musik. Adapun siswa khususnya yang

terjadi pada informan satu, siswa tidak semua memiliki drum di rumah sehingga

butuh adanya media lain seperti drum pad atau bantal sebagai media untuk

menabuh. Ketiga adalah siswa itu sendiri, ada siswa yang tetap konsisten aktif

belajar, dan siswa yang menjadi pasif. Pada saat pembelajaran online siswa

cenderung pasif menurut informan satu dan dua, namun cenderung aktif

menurut informan satu dan tiga dengan catatan kembali kepada minat siswa itu

sendiri.

Berdasarkan permasalahan diatas, setiap informan memiliki solusi atau

strategi untuk menghadapi hal yang terjadi dilapangan tersebut. Informan satu

memutuskan untuk memberikan materi pembelajaran dasar yaitu belajar

kembali materi tentang notasi, sight reading, dan rudiment/ basic sticking. Hal

ini diupayakan agar siswa yang tidak memiliki drum di rumah dan hanya punya

stick atau drum pad dapat tetap melangsungkan pembelajaran. Dalam

pemberian motivasi, informan satu memutar lagu kesukaan murid agar siswa

terdorong kembali bersemangat untuk melakukan pembelajaran. Adapun

ajakan yang dilakukan informan satu kepada siswa untuk tetap mengikuti

materi sehingga dapat memainkan lagu yang siswa suka.

77
Informan dua memiliki strategi yaitu setelah menjelaskan materi, guru

menyebut nama siswa secara tiba-tiba dan memberikan pertanyaan. Siswa yang

dapat menjawab akan diberikan nilai tambah, jika tidak dapat menjawab akan

mengurangi point nilai tambah. Hal ini diupayakan agar siswa tetap fokus

mengikuti pelajaran. Dalam memotivasi siswa, informan dua mengapresiasi

tugas siswa yang sudah sesuai dengan kualifikasi guru, memiliki konsiderasi

untuk meningkatkan nilai siswa. Upaya guru berikutnya adalah melakukan

pendekatan yang lembut kepada siswa dan tidak menekan siswa karena selama

PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) berlangsung, siswa cenderung dibebankan oleh

tugas sekolah yang begitu banyak.

Informan tiga memiliki strategi yaitu penyampaian materi cenderung

lebih lambat agar materi tersampaikan dengan baik. Kemudian memainkan lagu

kesukaan murid, hal ini menjadi strategi untuk meningkatkan minat siswa

sehingga siswa terdorong untuk belajar. Setelah itu, guru memberi materi/

bahan ajar yang berisi teknis seperti teknik bermain gitarnya. analisis akord dan

sebagainya. Dalam pemberian motivasi, siswa diapresiasi terlebih dahulu dan

kemudian diberitahu kekuranganya di mana saja. Hal tersebut membantu siswa

untuk tetap mau berusaha latihan dan memperbaiki yang kurang.

Adapun pernyataan Gerlach dan Ely dalam Sri Anitah yang menyatakan

bahwa dalam strategi pembelajaran, guru memperoleh langkah-langkah yang efektif

78
serta efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran49. Ketiga informan memiliki tindakan

yang cukup efektif dalam mengangai keterbatasan pembelajaran musik secara online.

Namun untuk perihal hasil belajar menjadi kurang maksimal. Contohnya, pada

informan dua dilakukan relaksasi materi yang mengakibatkan materi yang seharusnya

selesai hanya dengan satu pertemuan menjadi dua pertemuan. Target pembelajaran pun

diturunkan oleh informan sesuai relaksasi materi tersebut. Materi pembelajaran musik

lebih kepada hal fundamental dan esensial sehingga tidak ada peningkatan dari

kemampuan bermusik pada siswa. Maka dengan itu, dapat dikatakan bahwa hasil

belajar siswa selama pandemi covid-19 berkurang secara kognitif dan psikomotor.

Namun untuk ranah afektif, informan dua tetap mendisiplinkan siswa untuk tetap fokus

belajar dengan memberikan pertanyaan secara tiba-tiba, jika tidak dapat menjawab

akan diberi pengurangan nilai begitu juga dengan keterlambatan pengumpulan tugas.

“Siswa yang memiliki minat akan termotivasi dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
Selama ini, tidak ada siswa yang mengumpulkan tugas terlambat”. (informan dua)

Hal ini karena guru memberikan tugas yang familiar dan pekerjaan siswa

dihargai / diapresiasi sehingga siswa pun menghargai guru yang memberikan tugas

karena itu untuk kebaikan siswa juga.

Strategi pembelajaran menuntut guru untuk berupaya kreatif dalam

melaksanakan pembelajaran. tidak hanya itu saja, namun butuh bekal metode yang

relevan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

49
Sri Anitah.W, “Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.”

79
Berdasarkan jawaban Informan satu selama proses pembelajarn berlangsung,

informan satu memfoto buku yang berisi materi yang akan dibahas. Foto tersebut

dibagikan dan kemudian dijelaskan kepada murid. Murid tidak hanya diberikan

penjelasan materi namun diminta untuk aktif mencari sendiri contoh dan bahan ajar di

internet dengan diberikan kata kunci / keyword. Kembali lagi kepada minat siswa, jika

memiliki minat yang tinggi maka siswa tersebut akan mencari dengan aktif dan

memberikan feedback kepada guru. Ketika ada timbal balik tersebut, guru menjelaskan

materi lebih dalam. Bila diperhatikan dari hasil jawaban informan pertama, disaat

siswa-siswa mulai jenuh dengan sistem online kemudian siswa diberikan tugas untuk

mencari sendiri contoh bahan ajar, merupakan sebuah cara yang tidak efektif

dikarenakan saat seperti ini guru harus bersifat aktif untuk mencari tau masalah yang

dihadapkan siswa dan cara pengajaran efektif dengan menggunakan media online

karena tidak ada cara lain yang dapat digunakan. Hal ini terbukti dari hasil jawaban

dari ketiga informan yaitu menggunakan media online. Oleh sebab itu, untuk mencapai

hasil yang maksimal, guru harus belajar metode pengajaran praktis apakah itu untuk

pembelajaran notasi, ataupun pembelajaran praktik seperti yang diterapkan oleh Orf

dan Kodaly dan Dalcroze, Suzuki dan lain-lain. Banyak strategi yang dapat digunakan

mengikuti filosofi dari para ahli metode musik tersebut.

Metode pengajaran praktis yang cocok untuk informan satu adalah metode

Orf. Hal ini dikarenakan permasalahan yang dinyatakan oleh informan satu yaitu

“Kesulitan yang ditemukan selama pembelajaran menggunakan zoom adalah mencontohkan


pola. Hal ini dikarenakan tidak semua murid memiliki drum di rumah”. (Informan satu)

80
Solusi dari permasalahan ini, selama pembelajaran online siswa diberikan

materi dasar mengenai notasi, sight reading, dan rudiment/ basic sticking secara rutin.

Namun seiring berjalannya waktu, siswa merasakan bosan dan ingin memainkan lagu.

“tapi ada sewaktu-waktu si anak itu pengen mainin lagu, saya cuman bilang “mau main pake
apa?” kalau di rumah kan gak ada alatnya!”. (Informan satu)

Pernyataan di atas merupakan respon informan satu ketika mengajar drum

kepada anak berusia kurang lebih 11 tahun. Bila diperhatikan kreatifitas mengajar

informan satu kurang aktif yaitu selalu menyerahkan kepada keadaan. Namun jika

informan satu belajar mengenai metode Orff, dapat memungkinkan siswa tidak bosan

selama menjalani pembelajaran online. Hal ini dikarenakan pendekatan belajar metode

Orff menggunakan hal yang tidak memerlukan media yang begitu kompleks. Dalam

pembelajaran pola ritmis, murid dapat dikembangkan kreativitasnya melalui

pergerakan tubuh dan tepuk tangan. Hal ini juga dapat menggunakan instrument

perkusi yang didesain unik sehingga hal yang unik tersebut tidak membuat murid

bosan. Jika hal tersebut masih membosankan bagi murid, guru dapat mencontohkan

pergerakan tubuh yang mengikuti irama untuk pembelajaran pola ritmis. Hal ini sangat

direkomendasikan ketika informan satu kesulitan untuk menjangkau siswa yang

berusia lima tahun yang tidak dapat disentuh secara fisik karena pembelajaran online

seperti pernyataan informan yang menyatakan bahwa murid yang berusia 5 tahun tidak

dapat fokus ke layar dan cenderung malas.

“Untuk anak kecil, sangat sulit dan hanya dapat mengatakan “ngga bisa!”. (Informan satu)

81
Informan tiga dapat dikatakan kreatif. Hal ini dikarenakan informan tiga

mengusahakan agar materi tetap sama baik secara tatap muka maupun online. Tidak

seperti yang dilakukan informan satu dan dua yang mengubah materi atau merelaksasi

materi. Informan tiga tetap menyampaikan materi berdasarkan modul yang telah

ditetapkan sesuai standarnya. Maka dengan itu, strategi yang dilakukan oleh informan

tiga adalah memaksimalkan media online yang digunakan.

“Strategi sih yang saya pake sih visual, karena saya ngandelin itu dari ZOOM yang bisa share
screen dan input audio. Kalo nulis kan makan waktu kalo online, dan anaknya butuh waktu
mencerna lagi. Kalo bahan itu hari ini ya harus itu. Modul harus bener aja, jadi kalo bahan udah
pasti, ngajarnya juga enak”.

Adapun kendala tetap sama seperti informan satu dan dua yaitu koneksi. Maka

pemberian materi disampaikan lebih lambat supaya jelas, Upaya peng-efektifan

dilakukan dengan memberikan tugas rumah agar target materi terkejar. Namun tetap

kelemahannya adalah tergantung oleh minat siswa, perlu adanya dorongan untuk siswa

mengerjakan tugas rumah karena jika tidak mengerjakan akan hilang satu pertemuan

dan tidak dapat melanjutkan materi.

Dalam hal memotivasi siswa, sama dengan informan satu yaitu memberi lagu

kesukaan siswa. Namun pada informan satu, lagu kesukaan siswa dimainkan sehingga

siswa dapat melihat sendiri permainan guru. Hal ini membantu siswa untuk semangat

belajar karena materi yang diberikan akan membantu siswa untuk memainkan lagu

yang siswa sukai.

“Kalo saya, tanya kesukaan musiknya apa ke anak. Contoh: saya punya murid main gitar suka
John Mayer. Saya mainin lagunya John Mayer dia kan suka dan nanya gimana coach gimana
cara ngajarinya. Dia kedorong dan baru saya masukin materi yang mau saya ajarin ke dia. Tapi
materinya gak langsung saya ajarin ini materinya gimana, tapi teorinya misalkan tahu apa,
chord, tahu tekniknya gimana, jadi teknis lah. Jadi saya lihat kalo dia pengen main lagu ini,

82
saya gak langsung kasih bulet-bulet. Nah tapi, pengen lagu ini, ya kamu harus tahu materi, bisa
ini dulu, bisa ini dulu baru pas udah bisa kamu bisa main lagunya”.

Memberikan pujian di awal merupakan langkah yang baik untuk memotivasi

siswa. Hal ini tidak menjatuhkan mental siswa sehingga tetap meu berlatih dan

menimbulkan tanggung jawab kepada siswa untuk dapat menuntaskan hal yang

dikatakan kurang oleh guru.

Bila dihubungkan dengan prosedur yang dianjurkan oleh ACDA, ACDA

memakai tiga skenario pertemuan. Dalam hal ini ACDA mengajurkan untuk jangan

menyerah kepada teknologi. ACDA mengajurkan jika teknologinya mumpuni, maka

dilakukan dengan teknologi yang tetap harus kreatif. ACDA pun mengatakan untuk

tidak menyerah kepada teknologi.

Setiap satu materi pembelajaran disertakan dengan audio recrording sebagai

pengiring / pendamping pembelajaran dan sebagai pengiring khususnya dalam hal ini

berbicara tentang vocal, namun ACDA mengatakan hal ini dapat dilakukan untuk

semua instrumen melodis dan tunggal (termasuk drum/ perkusi) sehingga siswa dapat

merasakan musik yang sedang dimainkannya / dipelajarinnya.

Musik literasi (teori musik, sight reading, dan lain-lain) tetap dilaksanakan

dengan instruksi yang menyenangkan. Dalam hal ini, music games dan playing (seperti

speech rhythm Orff, Kodaly Hand sign untuk interval, flashcard untuk tebak nada, dan

sebagainya). Adapun ACDA menggunakan teknologi itu sendiri sebagai media

pembelajaran seperti ritmik / melodi telepon game. Jadi, diharapkan semua bahan ajar

sudah disiapkan dalam bentuk audio.

83
Adapun saran yang diberikan oleh ACDA bagi guru pemula untuk

melaksanakan pembelajaran online. Pertama-tama perlu menyiapkan platform yang

paling efisien dan dikuasai. Khusus untuk guru vokal, guru yang mampu untuk menata

mikrofon serta peralatan yang memadai. Kemudian menyediakan audio dan video yang

terkait pembelajaran supaya yang terjarak jauh tetap merasakan pembelajarn musik.

Guru perlu berhubungan baik dengan orang tua murid karena dibutuhkan kerjasama

dengan orang tua sebagai supervisior di rumah karena ini berhubungan dengan

kepedulian siswa maupun tidak secara tatap muka.

Sejak pemberlakuan jarak jauh, siswa memiliki tekanan dari berbagai sisi

sehingga menimbulkan stress. Maka, guru perlu membangun komunikasi dengan anak

didik, melakukan selebrasi, mendesain cara belajar yang efektif, dan membuat latihan

yang efektif. Adapun setiap pembelajaran, siswa diminta untuk merekam hasil

nyanyian atau permainan instrumen mereka. Video siswa tersebut ditampilkan/ di

presentasikan seperti konser virtual. Tidak hanya itu saja, guru pun perlu untuk selalu

membuat catatan atau pesan-pesan kepada murid untuk pemberian motivasi. Hal ini

menciptakan suasana yang menjadi lebih dekat sehingga mereka senang untuk belajar

online.

4.4. Hasil Penelitian

Strategi pembelajaran yang dilakukan ketiga informan ini diupayakan agar

murid dapat tetap belajar meskipun tidak bertemu secara tatap muka. Hal ini

membutuhkan kreatifitas dari seorang guru itu sendiri. Kreatifitas tersebut tertuang

84
pada strategi pembelajaran yang dilakukan oleh setiap guru. Setelah dibandingkan hasil

wawancara dengan data sekunder, bahwa masih perlu peningkatan sistem strategi

pembelajaran yang sedang dilakukan oleh informan dan perlu peningkatan metode-

metode pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Guru diharapkan

dapat memamfaatkan media online itu sendiri menjadi media pembelajaran seperti

handphone, memaksimalkan platform yang digunakan, menggunakan audio video

untuk setiap satu materi pembelajaran, membangun komunikasi lebih intens dan

menyenangkan bagi siswa.

Respon siswa terhadap strategi pembelajaran yang diberikan oleh ketiga

informan berbeda-beda, tergantung dari motivasi yang diberikan guru dan dimulai dari

pribadi siswa sendiri. Peningkatan hasil belajar terilat meningkat di informan satu dan

tiga dimana ada peningkatan dalam kemampuan bermusik. Namun untuk informan

dua, informan sendiri yang mengatakan bahwa target pun sudah diturunkan maka dapat

dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar tidak tercapai.

Hal ini kembali kepada kreativitas seorang guru sehingga pembelajaran itu

berjalan efektif dan tidak membosankan. Metode-metode pembelajaran yang efektif,

kreatif, dan menyenangkan itu dibutuhkan saat ini.

85
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,

maka kesimpulan dari penelitian ini adalah guru menerapkan pembelajaran musik

dengan media online berdasarkan sebuah keharusan/paksaan dan bukan karena guru

memiliki keahlian dalam penerapan e-learning itu sendiri sehingga proses

pembelajaran tidak maksimal bagi pengajar yang tidak memiliki pengetahuan

teknologi dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Namun jika guru

mengetahui teknologi dan cara penggunaan e-learning, akan sangat membantu dalam

penggunaan media online itu sendiri serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Karena covid-19 ini maka prosedur penelitian dilaksanakan secara daring dan

tidak dapat dilakukan observasi secara langsung. Oleh sebab itu, penulis merasa bahwa

penelitian ini sangat terbatas dan diperlukan penelitian lanjut agar diperoleh hasil yang

lebih maksimal dengan durasi waktu yang lebih panjang.

86
5.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan

evaluasi strategi pembelajaran yang dilakukan oleh setiap informan. Berikut

penyampaian saran yang diberikan.

1. Strategi pembelajaran informan satu memiliki kekurangan dalam pemilihan metode

pembelajaran yang tepat sehingga penulis menyarankan untuk menggunakan

metode belajar Carl Orff. Metode ini digunakan agar murid tidak bosan dan

membuka wawasan informan satu mengenai pembelajaran ritmis dimana informan

satu adalah pelatih drum.

2. Informan tiga dapat dijadikan pedoman untuk informan satu dan dua. Hal ini

dikarenakan informan tiga tetap konsisten untuk memberikan pembelajaran yang

sama seperti tatap muka dengan mengadaptasi penyampaian materi yang

memaksimalkan penggunaan media online itu sendiri.

87
Daftar Pustaka

Agustina, Riska, Paulus Insap Santosa, and Ridi Ferdiana. “Sejarah, Tantangan, Dan
Faktor Keberhasilan Dalam Pengembangan e-Learning.” Seminar Nasional
Sistem Informasi Indonesia, no. November (2016).

Aisyah, Sitti, Julia T. Pantow, and Ferry V.I.A Koagouw. “PERAN MEDIA
ONLINE DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK
NEGERI 1 MANADO.” e- journal “Acta Diurna” IV, no. 4 (2015).

Arnesi, Novita, and Abdul Hamid K. “PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN


ONLINE – OFFLINE DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP
HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS.” Jurnal Teknologi Informasi &
Komunikasi dalam Pendidikan 2, no. 1 (2015): 85–99.

Brinckmeyer, Lynn, and and friends. American Choral Directors Association, 2020.

Creswell, John W. Research Design. 4th ed. Yogyakarta: PENERBIT PUSTAKA


BELAJAR, 2016.

Dewi, Mutiara Sari. “SEQUENTIAL EXPLORATORY: PEMBELAJARAN SENI


TARI BAGI CALON GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI MASA
PANDEMI COVID-19.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Islam 2 (2020): 1–7.

Djamarah, S.B. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995.

Gallagher, James. “Covid: Why Is Coronavirus Such a Threat.” BBC News. Accessed
February 3, 2021.
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/news/amp/health-54648684.

Gerald Corey. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Brooks Cole /
Cengage Learning. Ninth Edit. Australia Belmont, 2013.

Heru. “15 Karakteristik Media Online Secara Umum.” PakarKomunikasi.Com.

Ilzan Maragani. “Pendidikan Musik Di Masa Pandemi COVID-19: Tantangan Atau


Peluang?” BeritaManado.Com. Manado, 2020.
https://beritamanado.com/pendidikan-musik-di-masa-pandemi-covid-19-
tantangan-atau-peluang/.

Irwan, Irwan, Zaky Farid Luthfi, and Atri Waldi. “Efektifitas Penggunaan Kahoot!
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa [Effectiveness of Using Kahoot! To
Improve Student Learning Outcomes].” PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan 8, no.

88
1 (2019): 95.

Kurniawan, Putut Wisnu. “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PPSI


(PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL) TERHADAP
HASIL BELAJAR SEJARAH.” Jurnal HISTORIA 03 (2015): 99–107.

M. Prosser & K. Trigwell. Understanding Teaching and Learning. Open University


Press. Buckingham, 1999.

Maghfiroh, Laili Malikhatun, and Atip Nurharini. “Peran Guru Dalam


Ekstrakurikuler Seni Musik Untuk Meningkatkan Konsentrasi Siswa
Tunanetra.” Joyful Learning Journal 7, no. 3 (2018): 81–90.

Mamik. Metodologi Kualitatif. Surabaya: Zifatama Publisher, 2015.

Mohamad Syarif Sumantri. Strategi Pembelajaran Untuk Pendidikan Dasar Dan


PAUD. Jakarta: Roil Print, 2014.

Prehatiningsih, Arip, Warananingtyas Palupi, and Muh Munif Syamsuddin.


“Pengaruh Permainan Musikal Terhadap Kreativitas Musik Anak Usia 5-6
Tahun.” Kumara Cendikia 6, no. 4 (2018): 282–289.

Rijali, Ahmad. “Analisis Data Kualitatif.” Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 17, no.
33 (2019): 81.

Simatupang, Halim. Strategi Belajar Mengajar Abad Ke-21. Edited by Khoen Anthy
S.A Eka. Cetakan Pe. Surabaya: CV. Cipta Media Edukasi, 2019.

Sri Anitah.W. “Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.” In Modul 1 (Strategi


Pembelajaran), 1.1-1.30, 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif : Untuk Penelitian Yang Bersifat Eksploratif,


Enterpretif, Interaktif Dan Konstruktif / Sugiyono. vi. Bandung: Alfabeta, 2017.

Widhyatama, Sila. Sejarah Musik Dan Apresiasi Seni. Edited by Tim Editor BP.
Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero), 2012.

Yuliana. “Corona Virus Diseases (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur.”


WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE 2, no. 1 (2020): 187–192.

89
LAMPIRAN A

WAWANCARA KEPADA GURU/ PELATIH


Bpk. Davis Benyamin, pelatih drum di ME Music Centre.
1. Apakah pernah melakukan pembelajaran daring (online) sebelum pandemi covid-
19?
“Kalo sebelum pandemic memang belum pernah ya, karena mungkin tidak pernah
lembaga musik itu online setau saya, kecuali kalau kita emang mau ambil master
class, kalua misalkan ke Dave Weckl karena jarak jadi mengharuskan online kan
mau gimana juga. Kalau dari saya belum pernah daring.”
2. Hari apa dan jam berapa pembelajaran musik online dilaksanakan?
“Kalau jadwalnya itu nyesuain dengan anaknya les. Karena saya ikut dalam
lembaga tempat les tertentu, jadwalnya sudah ditentukan oleh admin. Saya diberi
jadwalnya, lalu mau pake platform apa, nah ditanya bisa dirumah? Bisa. Waktu
awal pandemi memang semua guru dirumahkan, murid dirumahkan, dan
melakukan online di rumah. Seiring berjalanya waktu pandemi mulai, sekarang
tempat les saya itu memberi kebebasan apakah masih mau di rumah kalau misalkan
sakit/ ga enak badan jangan sampai onsite, jadi ngajar di rumah boleh. Tapi ada
bukti screenshot kita menggunakan zoom dan dikirim ke admin. Kalua murid privat
gamau dibikin online, karena orang privat itu mau ketemu, kalau online itu gamau,
saya ke rumahnya semua sudah ada fasilitasnya. Karena pandemi ini dan orang
tuanya bilang, “Mister ke rumah aja tapi di depan rumah saya, dan anaknya di
dalem.” Jadi saya tetap daring kaya online juga kaya di sekat.”
3. Bagaimana cara mengajar musik dengan media online?
“Kalau saya sih memang dari lembaga mengharuskan menggunakan zoom, dan di
BPK itu pake google meet buat meeting-nya. Tapi kalau Lembaga ya pake zoom,
jadi ada 2 platform yaitu zoom dan google meet. Lembaga pilih itu karena paling
stabil.”
4. Bagaimana proses pembelajaran musik dengan media online?
“Nyontohin susah, tidak pasang drum, masuk zoom suaranya pecah banget, kita aja
susah payah untuk dengar anaknya main, apalagi nyontohin. Belajar mengenal
notasi, rudiment. Sebenarnya agak cukup rumit, dan tetap mengajarkan materi
sesuai yang diajarkan cuman dia gini, kalau materi itu tidak tersampaikan, kita jadi
kelabakan karena bingung mau nyontohin agak susah karena di rumah tidak pasang
drum dan ada keterbatasan, kalau di tempat les nyontohin pake drum akustik kan
memang ada kendala juga karena kalua masuk ke zoom malah pecah dan jadi gak
jelas. Kita aja sudah bersusah payah untuk denger anaknya itu main di platform
zoom itu sampai detail gitu, tapi anaknya juga bakal kesusahan lagi denger apa yang
kita contohkan. Jadi proses belajarnya saya simpulkan kurang efektif. Kalau saya
gini, kalau ada materi yang tidak tersampaikan, saya balik lagi ke rudiment, single

A-1
stroke, double stroke, sticking. Dan sebenarnya harus punya pad juga, tapi anak
yang gak punya pad jadinya mukul bantal. Padahal itu penting tapi dari orang tua
tidak mendukung, jadi bisa dilihat itu orang tua dari anak les itu juga semerta merta
mendukung anak itu les drum belum tentu karena bagi mereka yang penting ada
kegiatan. Usaha kita yaitu mengusahakan anak itu tetap ada disiplin yang harus
diterapkan yaitu sticking, latihan. Karena ga bisa langsung jadi jago. Jadi kalau
belajar online itu susah, tapi bisa dipakein trik lain yaitu belajar mengenal notasi,
belajar rudiment lagi gitu.”
5. Bagaimana keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran musik dengan media
online ini?
“Ya, tergantung siswanya, ga masalah itu pandemi atau tidak. Kalau anaknya
ngobrol kalau langsung, di online juga tetap ngobrol, suka nanya, keliatan aktif
begitu. Ada yang tetap aktif ada yang memang pasif bahkan sebelum pembelajaran
online, ada yang dulunya aktif tapi saat online malah gak aktif, itu biasanya anak-
anak kecil biasanya. Kalau kelompok anak kecil itu menurut saya susah banget,
kadang kita nerangin ke anak kelas satu, kelas dua bahkan ada yang umurnya masih
5 tahun main drum, anak ini udah mau les tapi gak mau putus dari orang tuanya.
Kalau sebelum mengharuskan online kita enak, kita masih bisa meng kilikitik gitu,
“ayo! dong yok cobain lagi cobain lagi, pasti bisa kok!” Jadi ada touch-nya ke anak-
anak. Nah ketika online, saya udah ngomong gimana anaknya cuma ngeliatin
kamera laptop, yaudah diem aja. Kadang anaknya bilang “ngga bisa” ayo koko bisa
tapi bilangnya nggak bisa. Jadi kalau belajar musik itu harus touching, harus
ketemu sama muridnya.”
6. Apakah ada panduan khusus untuk mengajar musik dengan media online?
“Kalau selama ini saya, kan namanya juga meeting langsung, kadang saya sharing
dari buku misalkan kita foto lalu di sharing ke anak-anak di jelasin gitu. Kalau
panduan lain sih gak ada karena selama online kita bisa buka youtube dan
sebagainya. Justru selama pandemi ini anak itu diminta untuk eksplor, kita mandu
dia, dan kasih keyword-nya, cari ini, cari itu. Dan itu kembali lagi ke anaknya,
misalkan kalo anak itu niat, dia bakal nyari dan ada feedback ke kitanya. Saya
pernah dapet anak, saya cekokin selain pelajaran rudiment dan teknik segala
macem, saya ajarin tentang drum itu sendiri, ini jenis alat musik apa, ini sambal
dan bagian-bagian drum segala macem. Kalau cuman ngajarin dasar anak itu cumin
tau snare, tom dkk. Tapi kalau saya ke salah satu anak yang minatnya tinggi saya
jelasin yang lain misalkan, “jenis-jenis sambal itu ada yang lain loh jenisnya ada
splash , ada stag china dkk.” Jika saya buka hal itu, kalau anaknya minatnya tinggi,
anaknya respon luar biasa, malah jadi kebuka dan pengen jadi beli drum, bikin
studio di rumahnya. Nah itu gimana gurunya ngeliat anaknya kalau minatnya tinggi
di kasih keyword itu biar anak itu mengeksplor lebih lagi.”
7. Strategi belajar seperti apa yang digunakan dalam mengajar musik dengan media
online?
“Kalau saya itu balikin lagi ke notation, balik lagi ke note, kalau gak baca note, ga
balik lagi ke note, mau ngajar apa? Masa cuman ngejiplak anaknya, saya nyontohin

A-2
dia ngikutin. Jadi strategi saya balik lagi ke yang bener, di pandemi ini, saya balikin
lagi si anak di push anak itu baca note harus bagus, jangan sampe miss, harus bedain
mana quarter, eight note, 16 note, 6 tuplet, ato triplet, anak itu harus menguasai
itu, nak ketika anak itu bisa menguasai dan saya kejar di situ, nah itu memudahkan
guru untuk mengajar. Dalam artian jangan lupa ini kalau quarter itu 1 ketuk 1, jadi
kita cumin ngomong simpel hihatnya pake eight note, jadi kode-kodenya udah tau
si anak, kalau cuman ngajarin gini loh bunyinya, kan bakalan ngambang. Kalau
nyontohin bunyi belum tentu imitasi / ditiru si anaknya itu bener, jadi gak terlalu
persis. Kalau masalah ritmis itu solfe, gak segampang yang dibicarakan. Namanya
untuk melatih diri, yang utama itu adalah mempelajari bunyi itu, nilainya, kalo ¼
gimana dkk. Kalau strategi saya sih itu balik lagi ke notasi.”
8. Bagaimana pencapaian target dalam setiap pertemuan?
“Telah dicapai! Memang ada bahan khusus yang harus selesai dalam satu
pertemuan, kalau sekedar mengikuti anaknya itu bisa dibilang sudah mencapai
target. Misalkan, “single stroke yok, pasti bisa!” Tapi kalau pencapaian lebih lagi
itu butuh waktu, jadi ga bisa di dalam setiap pertemuan tercapai? bisa dibilang
tercapai, tapi gak cuman di suatu waktu, jadi pencapaian itu harus bertahap.
Misalkan single stroke, suruh main pasti bisa, tapi kan apakah nanti selama waktu
berjalan anak itu bisa berproses makin rapi, makin cepet, kalau belajar musik kan
harus dilihat aksennya, rapihnya, temponya. Bisa dibilang tercapai, tapi di
pertemuan selanjutnya bakal ditanyain lagi dan di tambah, misalkan “bisa dicepetin
temponya?”
9. Bagaimana cara memotivasi siswa jika pertemuan tidak dilakukan secara langsung?
“Sebenernya gini, kalau anak yang besar itu gak perlu dimotivasi, mereka tau
kondisi jadi mau ga mau online, anak pasti terdorong karena kalau anak yang besar
tau kondisi, ketika sampai di online-kan pun mereka sadar kalau les pasti tetep
jalan. Tapi kalau anak kecil, ya kembali lagi ke orang tua, jadi di lembaga musik
itu yang punyanya suka meeting sama orang tua, jadi musik itu baik dan mendidik
anak musik itu baik, dan diberikan dorongan, s=untuk tetap belajar online. Jadi kita
nurut ke alurnya lembaga, tetap jalan mau ga mau. Ada juga yang bilang rugi karena
gak berkembang kata orang tuanya. Ya mau gimana lagi harus kembali ke anaknya.
Kalau di online kalau anak itu udah bad mood, kadang saya heart to heart,
misalkan, kalau di contohin apa gak masuk-masuk, ditanya gak jawab, tapi saya
setelin lagu yang dia suka, dan jadi trik saya sih, setelah lagu ini diputer anak itu
bilang, “sir kok tau aja sih!” Saya jawab di lagu ini nanti kita bisa ini,ditambah ini
itu dan anak terpancing buat belajar.”
10. Bagaimana respon siswa terhadap motivasi yang diberikan pelatih?
“Saya bedain tingkatan umur. Kalau anak besar itu respon nya baik. Kalau anak
kecil kurang baik karena pasif. Kalau anak besar itu kenapa respon nya baik, kalau
diajak ngobrol pasti dijawab, ada interaktif gitu. Ada yang umur kecil itu bilangnya
gak bisa, gak bisa.”
11. Apakah ada peningkatan dalam hasil belajar ketika menjalani pembelajaran secara
online?

A-3
“Ketika anak itu mau belajar, pasti ada peningkatan. Saya lihat peningkatan, kalau
anaknya harus moodie harus gimana. Saya suka bandingin gini kalau di drum, kalau
di drum itu harus bisa rata, atau shuffle. Kedua itu harus dilatih, say aga mau anak
itu cuman bisa main straight. Tapi saya kecar kedua-duanya itu. Ketika anak itu
bisa dua-duanya, anak itu cukup sih. Kalau anak kecil itu straight aja susah main
shuffle. Bisa dua atau tiga bulan shuffle terus, dicekoki supaya dapet fill-nya.”
12. Apakah ada peningkatan dalam hal kemampuan bermusik ketika murid menjalani
pembelajaran secara online?
“Kembali lagi kepada minat dari murid itu sendiri. Guru yang baik akan mengajar
sesuai porsi murid itu sendiri. Jika pelatih memiliki bahan ajar dan anak memiliki
minat belajar, anak itu pasti meningkat. Contohnya si justin anak didik saya.
Modalnya punya stick, kalau rudiment dia pukul bantal. Sebenarnya anaknya itu
aktif maupun seenaknya, dia kelas lima. Saya ngeliat anak ini, kalau mengikuti
pembelajaran itu sebulan 4 kali, durasinya 40 menit, kalau dibilang rajin, nggak sih
ada bolongnya, alat juga cuman punya stick. Disuruh baca apa dkk., karena gak ada
alat ya udah gabisa. Makanya saya balikin lagi ke rudiment, dicekokin itu dan
anaknya gak protes. Tapi ada sewaktu waktu si anak itu pengen mainin lagu, saya
cuman balikin “mau main pake apa? kalau di rumah kan gak ada alatnya!”. Nah ini
bulan Oktober, dari September sudah boleh onsite. Cuman pake protokol
kesehatan. Nah si Justin ini seneng banget kalo onsite. Nah ketika ketemu dia onsite
saya lihat anak ini kemampuanya berkembang banget padahal sbelumnya saya
cuman ngajarin rudiment. Si Justin ini mungkin karena musikalitasnya ya kali atau
emang ada niat untuk mau melatih terus, saya memang cekokin terus rudiment. Nah
ketika onsite, dia main, udah bagus banget, main rudiment aman, terus di kasih lagu
enak banget mainnya. Padahal dia gak punya drum, malah yang punya drum malah
biasa aja. Pas main onsite kok beda main nya feel nya dapet, pas diajarin fill in cepet
banget nangkep anaknya.”
13. Bagaimana respon/ tanggapan orangtua/wali murid terhadap pembelajaran media
online ini?
“Balik lagi kepada alasan orang tua menitipkan anaknya ke guru itu gak serta
merta asal. Saya itu selalu dapet feedback dari orang tua itu, baik. Pas Juli itu saya
mau cuti karena istri saya sakit. Nah respon orang tua nya adalah ikut cuti juga
lesnya, padahal udah di oper ke yang lain. Ketika saya cuti sebulan, beberapa
murid saya juga ikut cuti, karena gak mau pindah guru, karena kalau kita udah
bikin nyaman. Orang tua pasti ngikut aja. Terus balik lagi, ada yang mengerti
kondisi, yaudah jalan aja, positif tetap ngajar online. Ada yang bilang aduh musik
gak bisa ya! Dan merasa rugi kalau online, dan waktu juga kebuang karena ada
kendala sinyal, dan mati, suka delay, misalkan udah nyontohin gimana malah gak
jelas ke anaknya. Jadi habis waktu, gak efektif.”

A-4
LAMPIRAN B
WAWANCARA KEPADA GURU/ PELATIH

BPK. ANDREAN TARMIDI (GURU MUSIK SMAK 3 BPK PENABUR


BANDUNG)
1. Apakah pernah melakukan pembelajaran daring (online) sebelum pandemi covid-
19?
“Tidak se-intence sekarang ya, terkadang hanya instruksi buat tugas dan ngasih
materi.”
2. Hari apa dan jam berapa pembelajaran musik online dilaksanakan?
“Senin selasa rabu jumat, jam pagi jam 7-9 masing-masing 1 jam pelajaran 45 menit
jadi 30 menit karena PJJ.”
3. Bagaimana cara mengajar musik dengan media online?
“Ada beberapa metode, pertama pemberian materi, kedua pemberian tugas, ketiga
evaluasi akhir serta penilaian. Kalau pemberian materi melewati daring melalui
zoom meeting, Google Meet, dan Microsoft Teams. Yang lebih digunakan adalah
zoom karena anak-anak lebih banyak yang mempunyai zoom dan untuk kuota lebih
irit. Pemberian tugas lewat LMS yaitu aplikasi sekolah yaitu schola. Aplikasi itu
mengatur pembelajaran mulai dari pemberian materi, tugas, penilaian dan
sebagainya terdapat di aplikasi tersebut. Adapun pembelajaran tidak selalu
menggunakan daring, namun bervariasi. Materi yang disampaikan tidak begitu
sedalam materi yang disampaikan secara tatap muka. Pembelajaran online
cenderung memberikan materi hanya di kulit-kulitnya saja. Namun untuk
pendalamanya siswa mengeksplor sendiri dengan sumber internet, literatur dan
sebagainya. Jadi anak mengembangkan sendiri, anak dituntut untuk aktif mencari
pendalaman materinya sendiri.”
4. Bagaimana proses pembelajaran musik dengan media online?
“Kalau di pelajaran saya, karena hanya 1 jam 30 menit, pelajaran diwajibkan untuk
menyalakan video dan audio kecuali yang terkendala dengan ekonomi maka itu
dimaklumkan. Namun kembali lagi kepada kejujuran siswa untuk tetap konsisten
belajar.Proses pembelajaran sendiri berbeda dengan tatap muka. Hal ini
dikarenakan siswa cenderung pasif. Ketika guru memberikan kesempatan untuk
bertanya pada proses pembelajaran tatap muka, siswa aktif bertanya. Tetapi pada
pembelajaran daring, hanya sedikit bahkan tidak ada siswa yang bertanya ketika
diberikan kesempatan untuk bertanya. Maka dengan itu strategi guru adalah
memberikan pertanyaan langsung kepada siswa secara tiba-tiba. Dari hal tersebut,
akan terlihat siswa tersebut fokus atau tidak fokus dalam menjalani proses
pembelajaran. Jika siswa fokus dan dapat menjawab pertanyaan guru, maka siswa
tersebut mendapatkan nilai tambah. Jika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan
guru, maka siswa diberikan pengurangan nilai/ point.”

B-1
5. Bagaimana keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran musik dengan media
online ini?
“Anak cenderung lebih pasif jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka.
Agar anak tetap terfokus dan terjaga, maka guru selalu memberikan pertanyaan
secara tiba-tiba kepada siswa supaya siswa terdorong aktif untuk belajar.”
6. Apakah ada panduan khusus untuk mengajar musik dengan media online?
“Tidak ada panduan khusus. Panduan belajar musik mengacu kepada MGMP
provinsi.”
7. Strategi belajar seperti apa yang digunakan dalam mengajar musik dengan media
online?
“Bertemu tatap muka jika dibandingkan dengan bertemu di dunia maya berbeda
karena tidak terkoneksi secara emosional. Bertemu tatap muka tidak hanya kontak
secara fisik, namun ada emosional yang terbangun/ terbentuk. Maka dengan itu
tantangan dalam pembelajaran online adalah membuat rancangan pembelajaran
supaya menarik. Maka upaya guru adalah mencoba memfokuskan anak dengan
cara bertanya kepada salah satu siswa dengan tiba-tiba. Kedua adalah memberi
video-video terkait pembelajaran yang menarik, membuat powerpoint yang
menarik. Ketiga adalah membuat suasana belajar yang tidak begitu jenuh. Lalu
melakukan pendekatan yang lembut kepada anak dan tidak menekan anak karena
selama pembelajaran PJJ berlangsung, siswa cenderung dibebankan oleh tugas
sekolah yang begitu banyak. Lalu saya setidaknya kasih nilai KKM buat nilai tugas
setidaknya mereka udah mengerjakan sesuai kualifikasi guru. terus saya tidak pelit
nilai dan memiliki konsiderasi yang lebih banyak untuk meningkatkan nilai
siswa.”
8. Bagaimana pencapaian target dalam setiap pertemuan?
“Karena keterbatasan waktu maka secara minoritas pencapaian target tidak seperti
tatap muka. Setiap pertemuan sudah mencapai targetnya, namun standar
pencapaian target diturunkan. Contohnya, jika dalam pembelajaran secara tatap
muka membutuhkan satu pertemuan untuk membahas aransemen, dalam
pembelajaran online pembahasan materi aransemen dibutuhkan setidaknya dua
pertemuan. Maka dengan itu, penyampaian materinya direlaksasikan jadi lebih
lama. Materi pembelajaran musik yang diberikan lebih kepada pencapaian esensial,
tidak kepada pendalaman materi tersebut.”
9. Bagaimana cara memotivasi siswa jika pertemuan tidak dilakukan secara langsung?
“Ya, satu, mengapresiasi setiap pekerjaan siswa maupun hanya sekedar
mengerjakan tugas. Namun jika siswa mengerjakan tugas secara maksimal, maka
siswa tersebut diberikan nilai tambah. Dua, melakukan pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan, memberikan tugas yang familiar. Contohnya anak diminta
untuk nonton konser musik dangdut di televisi, melakukan foto selfie, kemudian di
upload ke media sosial dan memberikan ulasan positif mengenai musik dangdut,
itu kan jadi fun learning buat anak.”
10. Bagaimana respon siswa terhadap motivasi yang diberikan pelatih?

B-2
“Kembali lagi kepada personal siswa, siswa yang memiliki minat akan termotivasi
dan mengumpulkan tugas tepat waktu. Selama ini, jarang yang ada bahkan tidak
ada siswa yang mengumpulkan tugas terlambat.”
11. Apakah ada peningkatan dalam hasil belajar ketika menjalani pembelajaran secara
online?
“Pembelajaran online berbeda dengan pembelajaran tatap muka sehingga target-
target guru tidak seoptimal atau semaksimal yang dilakukan secara tatap muka.
Standar pencapaian/ target belajar pun diturunkan dan materi di relaksasi maka
dapat dikatakan tidak ada peningkatan hasil belajar jika dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka. Pernyataan tersebut dikarenakan keterbatasan waktu,
keterbatasan kuota, tuntutan tugas cukup banyak kepada siswa ketika pelaksanaan
PJJ.”
12. Apakah ada peningkatan dalam hal kemampuan bermusik ketika murid menjalani
pembelajaran secara online?
“Tidak dapat dikatakan meningkat, pembelajaran praktik musik berbeda dengan
tatap muka. Pada pembelajaran tatap muka kegiatan berkembang disetiap
pertemuannya. Namun jika pembelajaran online, materi yang diberikan lebih
kepada hal fundamental dan esensial.”
13. Bagaimana respon/ tanggapan orangtua/wali murid terhadap pembelajaran media
online ini?
“Ya, orang tua nggak ada yang komplain selama pembelajaran online, melainkan
orang tua mengucapkan terimakasih karena guru karena mengapresiasi pekerjaan
siswa. Terus kembali lagi kepada anak lagi sih, jika anak memiliki kesadaran untuk
mau naik kelas maka siswa harus mengerjakan tugasnya, namun jika tidak akan
tahu sendiri akibatnya. Siswa tidak ditekan untuk mengerjakan tugas secara
maksimal, setidaknya mengerjakan dengan apa adanya sudah cukup. Tantangan
sebenarnya ketika melaksanakan pembelajaran online adalah tingkat kejujuran,
ketekunan dan disiplin waktu. Upaya guru adalah menegaskan kembali jika
perbuatan menyontek itu tidak baik. Lebih baik mengaku tidak bisa dibandingkan
terlihat bisa namun tidak bisa.”

B-3
LAMPIRAN C
WAWANCARA KEPADA GURU/ PELATIH
Nicolas Susanto, Kepala Sekolah Never End Music School.
1. Apakah pernah melakukan pembelajaran daring (online) sebelum pandemi covid-
19?
“Belum”.
2. Bagaimana cara mengajar musik dengan media online?
“Kalau saya, pakai zoom. Karena bisa share screen. Sebenarnya saya tidak tahu
pakai yang lain, tapi yang sering dipakai adalah zoom. Karena bisa share screen
kan jadi kalo ada materi, ada bahan, ini murid bisa lihat juga. Jadi lebih gampang
ngejelasinya, dan kelebihanya juga bisa input audio dari computer jadi untuk share
audio juga bagus”
3. Bagaimana proses pembelajaran musik dengan media online?
“Kalau dari kesulitan dulu satu adalah koneksi. Soalnya, contoh, anggap koneksi
saya bagus. Tapi kalo anak kan ada dimana-mana kan dan belum tentu provider
yang dia pakai itu bagus. Kendala kedua sebagai guru adalah suara mereka. Jadi
contoh saya punya murid, mungkin dari suara HP nya ngga mengumpuni. Jadi
waktu saya tanya main chord ini, jreng! tapi suaranya ga jelas. Contoh lagi kalau
main kunci gantung, pencetnya bisa tapi kita ga tau kalo ada yang mati dimananya.
Itu chordnya bener tapi bunyinya ga bener jadinya bermasalah. Kalau visual sih ga
ada masalah paling koneksi dan suara, siswanya belum lagi noise, noisenya kaya
ada angin gitu.”
“Kalo proses, saya pasti setengah jam sebelum kelas saya chat dulu, nanti jangan
lupa ya kelas. Takutnya lupa atau tiba-tiba ga bisa. Nah, nanti setengah jam
sebelumnya saya follow up lagi”.
4. Bagaimana keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran musik dengan media
online ini?
“Nah kalo keaktifan sebenernya gimana siswanya, kalo dari pengalaman saya ya
gimana siswanya. Ada satu sisi siswanya emang niat pengen belajar ada satu sisi
juga siswa ga semangat di online karena vibe nya beda. Keaktifan siswanya
menurut saya secara keseluruhan cenderung aktif soalnya siswa lebih kepo itu
gimana itu gimana. Dibanding offline sama online cenderung lebih aktif online.
Karena kalau di offline dikasih waktu bertanya anaknya, ga nanya. Tapi kalau
online kan ini gimana, suaranya gimana jadi lebih aktif. Tapi dengan catatan dari
minat siswa itu sendiri”.
5. Apakah ada panduan khusus untuk mengajar musik dengan media online?
“Sebenarnya secara buku/ modul sama, materi sama, kan udah ada gambarnya
paling di prakteknya. Kalau secara panduan kita base on module yang kita punya.
Paling secara teknis praktiknya itu yang rada susah. Kalo di modul pasti lengkap

C-1
ada gambar, note, penjarian. Misalkan piano ada gambar tangan setiap jari dikasih
nomor, terus kalo ‘c’ pake jari nomor 1. Mereka baca, nah baru di prakteknya itu
yang harus lebih aware”.
6. Strategi belajar seperti apa yang digunakan dalam mengajar musik dengan media
online?
“Kalo saya strategi ngajar gak terlalu cepet dibanding online. Kalo offline tuh bisa
langsung ngejelasin dan gampang. Tapi kao online kan delay tuh, kan ga bisa
jamming misalkan kalo saya itung 1, 2, 3, 4! tapi di si anak belum masuk itunganya,
nah itu kan kendala juga”.
“Strategi sih yang saya pake sih visual, karena saya ngandelin itu dari ZOOM yang
bisa share screen dan input audio. Kalo nulis kan makan waktu kalo online, dan
anaknya butuh waktu mencerna lagi. Kalo bahan itu hari ini ya harus itu. Modul
harus bener aja, jadi kalo bahan udah pasti, ngajarnya juga enak. Terus gak terlalu
cepet ngajarnya, didikte! Sama materi gak terlalu banyak. Karena daya tangkap
anak belum tentu secepat kalo tatap muka. Jadi yang penting tujuannya satu hari
itu targetnya apa, itu yang harus dicapai”.
7. Bagaimana pencapaian target dalam setiap pertemuan?
“Saya, target yang pasti pertama PR harus dikerjain karena di PR saya punya
harapan itu target saya si muridnya bisa. PR harus ngerjain! Kedua, mungkin secara
teori murid gak cuman tahu tapi paham materinya jadi tahu kenapanya. Kalo anak
ga ngerjain ya materi dia hilang satu pertemuan karena percuma dilanjut pasti gak
akan masuk-masuk, karena setiap pertemuan selalu berhubungan materinya”.
8. Bagaimana cara memotivasi siswa jika pertemuan tidak dilakukan secara langsung?
“Kalo saya, tanya kesukaan musiknya apa ke anak. Contoh: saya punya murid main
gitar suka John Mayer. Saya mainin lagunya John Mayer dia kan suka dan nanya
gimana coach gimana cara ngajarinya. Dia kedorong dan baru saya masukin materi
yang mau saya ajarin ke dia. Tapi materinya gak langsung saya ajarin ini materinya
gimana, tapi teorinya misalkan tahu apa, chord, tahu tekniknya gimana, jadi teknis
lah. Jadi saya lihat kalo dia pengen main lagu ini, saya gak langsung kasih bulet-
bulet. Nah tapi, pengen lagu ini, ya kamu harus tahu materi, bisa ini dulu, bisa ini
dulu baru pas udah bisa kamu bisa main lagunya”.
“Biasanya kalau saya kasih masukan, awalnya dipuji dulu. Jadi gak langsung sikat,
saya kasih apresiasi dulu kelebihan kamu disini, tapi kekurangan kamu disini.
Berearti dia juga ada ke-trigger itu jadi ada bagus disini, ada kurang disini. Lalu
tahu dunia mereka. Misalkan kalau anak kecil, ya kita harus ngelakukin
pandekatan. Misalkan si anak cerita suka main game Among Us ya saya tanya kamu
lebih suka jadi impostor atau jadi apa, nanti dia cerita. Kalau bapa-bapa ya
pendekatanya tanya pekerjaanya, tinggal dimana. Jadi ke murid juga kalau udah
deket ke murid dan tahu sikap/ karakternya, kita tahu harus bagaimananya”.
9. Bagaimana respon siswa terhadap motivasi yang diberikan pelatih?
“Kalo dari saya, murid banyak lebih, istilahnya ke trigger gitu. Soalnya emang saya
kasih tahu kelebihanya apa, dipuji bukan ngasal muji “oh, kamu bagus!” nggak,

C-2
tapi memang faktanya bagus. Emang saya kasih tahu kelebihannya dia udah gitu
saya kasih masukannya, kekuranganya apa”.
10. Apakah ada peningkatan dalam hasil belajar ketika menjalani pembelajaran secara
online?
“Kan saya ngecek PR, nah saya tahu berkembang ato enggaknya dari PR itu, saya
kasih PR, bisa, bisa, bisa! Materi bisa semua nanti saya kasih materi yang
berkesinambungan. Jadi materi ini ternyata dia bisa karena udah ngerjain PR yang
berkesenimabungan. Contoh baca part. Baca part kan tahu not dan harganya kan.
Udah gitu rambu-rambunya nanti harus apa, harus apa. Belum teori, calve-nya.
Kalo praktek baca ritmis, Oh! Dia bisa. Terus saya kasih materi baca part, nanti
anaknya mainin. Udah itu saya gabungin yaitu sight reading. Misalkan praktek
main lagu. Ritemnya belum bisa kaya strumming, saya kasih latihan, chord-nya
juga saya kasih latihan dan udah itu di gabung dan jadi sesuatu. Jadi saya ga mau
murid cuman terima mentah. Kaya bisa satu teknik tapi ga bisa dimainin di lagu
lain dengan teknik yang sama. Jadi basic harus kuat nanti aman kedepanya”.
11. Apakah ada peningkatan dalam hal kemampuan bermusik ketika murid menjalani
pembelajaran secara online?
“Iya, pasti meningkat!”
12. Bagaimana respon/ tanggapan orang tua/wali murid terhadap pembelajaran media
online ini?
“Sepengalaman saya, emang orang tuanya pengen anaknya les musik. ada yang
tanggapanya yaudah gapapa online yang penting anak saya bisa, dan mengerti
keadaan pandemi yang mengharuskan online. Ada juga yang online si orang tuanya
pengen offline karena dari dulu orang tua belajar tatap muka, pas ada online orang
tua kadang masih suka ragu, takutnya ga masuk kasihan di anaknya”.

C-3

Anda mungkin juga menyukai