Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat/ 29 Januari 2020

Kimia Air dan Tanah Waktu : 08.00 s.d. 12.00 WIB


Dosen : Ima Kusumanti, M.Sc
Asisten : - Muhammad Subhan Hamka
- Nabilla Putri Endrassanto

ANALISIS BAHAN ORGANIK (BOD, COD, DO DAN CO2 BEBAS)

Kelompok 1

Alif Azfar Fauzan J3H819070


Danendra Mahardika J3H819074
Nicholas Kurnia Gumulya J3H819081
Ravica Effendi J3H819084
Sarah Sabilla Fauziah J3H819085
Shafa Auliya Istighfarina J3H919138

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN


PERIKANAN BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pencemaran ekosistem diartikan sebagai masuknya zat, energi atau mahluk
hidup ke dalam lingkungan secara sengaja atau alamiah yang dapat menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup (Narasiang, 2015). Perubahan
keadaan tersebut dapat terjadi karena masuknya zat komponen lain kedalam air
sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan
air tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya (Sahara, 2015).Air dikatakan
tercemar apabila air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya.
Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air yang keadaan normal akibat
terkontaminasi oleh material atau partikel, dan bukan dari proses pemurnian. Air
sungai dikatakan tercemar apabila badan air tersebut tidak sesuai lagi dengan
peruntukannya dan tidak dapat lagi mendukung kehidupan biota yang ada
didalamnya. Terjadinya suatu pencemaran di sungai umumnya disebabkan oleh
adanya masukan limbah ke badan sungai (Azwir, 2006).Dengan bertambahnya
kedalamanan perrairan akan mempengaruhi terjadinya penurunan kadar oksigen
terlarut,karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada
banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan
anorganik Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada
jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam
relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau
memijah. Jenis-jenis ikan tertentu yang dapat menggunakan oksigen dariudara
bebas, memiliki daya tahan yang lebihterhadap perairan yang kekurangan oksigen
terlarut (WARDOYO, 1978). Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) adalah Tingkat
pencemaran suatu perairan dapat dianalisis juga berdasarkan kadar COD (Chemical
Oxygen Demand). Hasil analisa COD merupakan parameter yang menunjukkan
banyaknya oksigen yang digunakan untuk oksidasi secara kimiawi (Nanik, 2009).
COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990). Hal ini
karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan
oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator
perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991), Metode pengukuran COD sedikit
lebih kompleks, karena menggunakan peralatan khusus reflux, penggunaan asam
pekat, pemanasan, dan titrasi (APHA, 1989, Umaly dan Cuvin, 1988).
Kadar DO (Dissolved Oxygen). Salah satu cara untuk mengetahui seberapa
jauh beban pencemaran lingkungan air dapat dilakukan dengan mengamati
beberapa parameter kimia seperti oksigen terlarut (Dissolved Oxygen= DO) yang
dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan
pembiakan. Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas
perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi
bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan aktivitas
biologis yang dilakukan oleh organisme aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi
aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik
dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang pada akhirnya dapat memberikan
kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan
mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien
dan gas. Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut
sangat penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada perairan
secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan
air buangan industri dan rumah tangga (Salmin, 2005).Kandungan oksigen terlarut
(DO) minimum adalah 2 ppmdalam keadaan nornal dan tidak tercemar
olehsenyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah
cukup mendukung kehidupan organisme (SWINGLE, 1968). Idealnya, kandungan
oksigen terlarut tidakboleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jamdengan
sedikitnya pada tingkat kejenuhansebesar 70 % (HUET, 1970). KLH
menetapkanbahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppmuntuk kepentingan
wisata bahari dan biota laut(ANONIMOUS, 2004)
Tujuan Praktikum

Merupakan salah satu cara untuk mengetahui seberapa jauh beban pencemaran
lingkungan air dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter kimia
seperti oksigen terlarut (Salmin, 2005), serta mengetahui Tingkat pencemaran
suatu perairan dapat dianalisis juga berdasarkan kadar COD (Chemical Oxygen
Demand).
METODE

Prosedur Kerja
Metode DO
 Pertama tuangkan air sampel ke botol DO,diamkan sampai air meluap,kemudian tuang 2
ml MnSO4dan NaOH + KI serta masukkan pipet ke dalam botol.dan aduk botol
sebanyak. 
DO dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.
Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan
anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari
suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam

DO=V × N × 8000
perairan tersebut (Salmin, 2000).
Volume sampel
Perhitungan
Rumus Perhitungan DO Dissolved Oxygen (mg/L)
Keterangan :
V = mL Na2S2O3N = N Na2S2O3
F = Faktor (volume botol dibagai volume botol dikurangi volume pereaksi MnSO4dan
alkali iodida azida)

Metode Penghitungan
Pengukuran konsentrasi COD ini dilakukan dengan 3 tahap yang berbeda
yaitu pembuatan larutan pereaksi berupa larutan asam sulfat perak-pekat, larutan
standar ferro ammonium sulfat (FAS) 0,05 N, larutan kalium bikromat 0,1 N dan
larutan indikator ferroin; pembakuan larutan standar FAS [Fe(NH4)2 dan
penetapan konsentrasi COD.

Penentuan BOD dilakukan dengan cara kadar oksigen yang dihitung , dengan peran
mikroorganisme untuk dekomposisi bahan organik yang terlarut dalam waktu 5 hari. Dan
menjadi selisih kadar oksigen pada hari pertama dan ke lima. Botol gelap dan botol
terang disiapkan, dalam botol terang ditentukan kadar oksigen terlarutnya, sedangman
botol gelap disimpan dalam BOD inkubator pada suhu 20derajatC selama 5 hari. Hal ini
dianggap proses dekomposisi berjalan optimum. Prosedur pengukuran BOD sama
dengan prosedur pengukuran DO bedanya untuk pengukuran BOD, dilakukan
pengukuran kembali DO pada hari ke-5. Untuk sampel air yang terlihat keruh
karena kandungan bahan organik m aupun fitoplankton maka diperlukan
pengenceran terlebih dahulu. Penentuan BOD5 dapat dihitung menggunakan
rumus dibawah ini : BOD5 (ppm) = (DO1 – DO5) x faktor pengenceran.

Metode COD
Pertama, 5 ml sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian 1 ml larutan
HgSO4 pekat dimasukan. Lalu ditambahkan 20 ml K 2Cr2O7 lalu dikocok. Jika sampel air
berwarna hijau, maka harus ditambahkan HgSO 4 pekat dan K2Cr2O7 untuk pengenceran.
Sampel air harus dipanaskan selama 10 menit setelah itu, didinginkan hingga mencapai
suhu ruangan. Kemudian ditambahkan 150ml akuades. Dan ditambahkan 10 ml larutan
Kl. Larutan yang sudah ditambahkan segala pereaksi, kemudian dititrasi dengan
ditambahkan 2ml indikator pati atau amilum. Kemudian sampel dititrasi kembali,
digunakan larutan Na2S2O3 0,025 N sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi
hijau muda.

COD atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam satu liter sampel air, dimana
pengoksidanya adalah K2Cr2O7atau KMNO4. Angka COD merupakan ukuran bagi
pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses
mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air. Sebagian
besar zat organik melalui tes COD ini dioksidasi oleh K2Cr2O7dalam keadaan asam yang
mendidih optimum,
CaHbOc + Cr2O72-+ H+ E CO2 + H2O + 2Cr3+Ag2SO4
Kuning katalisator Hijau(Alaerts dan Santika,1984).
Indikator ferroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitudisaat warna hijau
biru larutan berubah menjadi coklat merah. Sisa K2Cr2O7dalam larutan blanko adalah
K2Cr2O7awal, karena diharapkan blanko tidakmengandung zat organik yang dioksidasi
oleh K2Cr2O7(Alaerts dan Santika,1984).
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Setelah pengukuran didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengukuran BOD, COD dan DO inlet kolam ikan nila
COD DO
40 0,03

Pembahasan
Dissolved Oxygen adalah kadar oksigen yang terlarut di dalam perairan.
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) diperlukan oleh seluruh jasad hidup
yang digunakan untuk bernapas, proses metabolisme atau pertukaran zat yang
kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Selain itu,
oksigen juga diperlukan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam
proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu
proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam
perairan tersebut (SALMIN, 2000). Oksigen terlarut (DO) memiliki nilai
kandungan minimum sebesar 2 ppm dalam keadaan normal dan tidak tercemar
oleh senyawa beracun atau toksik. Dimana kandungan sebesar 2 ppm tersebut
sudah cukup untuk menjadi daya dukung hidupnya organisme (SWINGLE, 1968).
Normalnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama 8
jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70 % (HUET, 1970).
Kebutuhan oksigen biologi atau Biologycal Oxygen Demand (BOD) merupakan
banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh organisme pada saat dekomposisi
bahan organik, pada kondisi aerobik berlangsung. Biological Oxygen Demand
(BOD) merupakan analisis standar yang membutuhkan waktu selama 5 hari untuk
menyelesaikannya. Untuk saat ini, biosensor sel bahan bakar mikroba digunakan
sebagai metode alternatif untuk penilaian BOD (Karube, T. Matsunaga, S. Mitsuda, S.
Suzuki, 1977). Dekomposisi bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini
digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari
proses oksidasi (PESCOD,1973). Dekomposisi sendiri memiliki arti sebagai
pemecah bahan organik ataupun anorganik. COD (Chemical Oxygen Demand )
atau kebutuhan oksigen kimia merupakan jumlah oksigen yang dbutuhkan agar
limbah organik yang terdapat di dalam air mampu teroksidasi melalui reaksi
kimia. Limbah organik akan dioksidasi oleh kalium BICHromat (K 2Cr2O7) sebagai
sumber oksigen menjadi gas CO2 dan H2O serta beberapa ion Chrom. Nilai COD
dapat diacukan sebagai ukuran bagi tingkat pencemaran oleh bahan organik. CO2
bebas sangat memiliki peranan penting di dalam suatu perairan yaitu sebagai
sumber makanan bagi tumbuhan hijau untuk melakukan proses fotosintesis
(Effendi, 2003). Kadar CO2 sangat berbanding terbalik dengan DO (Dyssolved
Oxygen). Penyebab rendahnya CO2 bebas biasanya dapat dipengaruhi oleh suatu
kondisi di perairan dengan kepadatan fitoplankton yang sangat tinggi serta diduga
limpasan air daratan menambah konsentrasi limbah masuk kedalam perairan yang
dapat menyebabkan peningkatan proses respirasi komunitas terutama
mikroorganisme. Karbondioksida yang ada disuatu perairan merupakan hasil dari
proses difusi CO2 dari udara dan hasil respirasi organisme akuatik. Selain itu,
didasar perairan CO2 juga dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik. Karbondioksida bebas yang dianalisis adalah karbondioksida yang
berada dalam bentuk gas yang terkandung dalam air sedangkan kandungan CO2
bebas di udara adalah sebesar 0,03 %. Logam Fe ialah logam essensial yang
keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat diperlukan oleh organisme hidup,
tetapi jika logam Fe berlebih pun dapat menimbulkan efek racun. Misalnya
berdampak pada kesehatan manusia diantaranya, yaitu: keracunan (muntah-
muntah), kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak (Parulian,
2009). Dimana logam esesnsial tersendiri memiliki arti logam yang sangat
dibutuhkan oleh organisme untuk membantu proses fisiologis, terutama sebagai
kofaktor enzim atau untuk pembentukan organ.
SIMPULAN

Biochemical Oxygen Demand (BOD) ialah ukuran jumlah zat organik yang
mampu dioksidasi oleh bakteri aerob atau kebutuhan oksigen yang digunakan
untuk mengoksidasi zat organik dalam keadaan aerob. Jika derajat pengotoran
limbah semakin besar, maka BOD akan semakin tinggi. Chemical Oxygen
Demand ialah jumlah total oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan
organik secara kimiawi. Dissolved Oksigen (DO) merupakan gas oksigen yang
terdapat di perairan dalam bentuk molekul oksigen.
COD merupakan salah satu parameter kunci untuk pendeteksian tingkat
pencemaran air. Semakin tinggi COD, semakin buruk kualitas air yang ada
(Andary, 2010). Semakin banyak bahan-bahan organik pada limbah cair, maka
semakin besar pula nilai Biological
Oxygen Demand(BOD) limbah tersebut (Anonim, 1995 dalam Thomas 2007)
Dengan demikian, bila misalnya nilai BOD dan COD suatu perairan masih normal
atau memenuhi baku mutu, belum dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
pencemaran, bila parameter kunci lainnya tidak diketahui. Karena bila parameter
lainnya telah meningkat dan melebihi baku mutu, maka berarti ada indikasi
pencemaran di perairan. Hal ini dapat terjadi karena bila terdapat bahan-bahan
toksik (beracun) di perairan, logam berat misalnya (Mays, 1996; APHA, 1989)
DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. dan Sri Santika Sumestri. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya:


Usaha Nasional

Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2010. Peraturan Menteri Negara


Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Tata Laksana
Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta.

Lutfi A S. 2006. Kontribusi Air Limbah Domestik Penduduk di sekitar Sungai


TUK Terhadap Kualitas Air Sungai Kaligarang serta Upaya
Penanganannya (Studi Kasus Kelurahan Sampangan dan Bendan Ngisor
Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang).

BLH Provinsi Bali, 2009. Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Bali.
Denpasar.

Mahida, U.N. 1981. Water Pollution and Disspossal of Waste Water on Land. Mc
Graw Hill. Publishing Company Limited. Environmental.
LAMPIRAN
Tuliskan keterangan masing-masing gambar (minimal 5 gambar)
DESKRIPSI KERJA

Alif Azfar Fauzan J3H819070 (Pendahuluan)


Danendra Mahardika J3H819074 (Pendahuluan)
Nicholas Kurnia Gumulya J3H819081 (Lampiran)
Ravica Effendi J3H819084 (Hasil dan Pembahasan)
Sarah Sabilla Fauziah J3H819085 (Metode)
Shafa Auliya Istighfarina J3H919138 (Simpulan)

Anda mungkin juga menyukai