RUMAH SAKIT
TKRS)
GAMBARAN UMUM
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat Inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
Untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada pasien, Rumah Sakit dituntut memiliki
kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan efektif ini ditentukan oleh sinergi yang positif
antara pemilik Rumah Sakit, Direktur Rumah Sakit, para pimpinan di Rumah
Sakit dan kepala unit kerja unit pelayanan? Direktur Rumah Sakit secara kolaboratif
mengoperasionalkan Rumah Sakit bersama dengan para pimpinan, kepala unit kerja dan
unit pelayanan untuk mencapai visi misi yang ditetapkan dan memiliki tanggung jawab
dalam pengeloaan manajemen peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
manajemen kontrak serta manajemen sumber daya.
PEMILIK
Sesuai dengan peraturan dan perundangan, kepemilikan Rumah Sakit diatur sebagai
berikut: Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
atau swasta.
Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang
keg iatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.
2.Berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit
pub- lik dan Rumah Sakit privat. Rumah Sakit publik dapat dikelola oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba
3. Rumah Sakit privat dapat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang
berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero
4. Pemilik Rumah Sakit dapat membentuk Dewan Pengawas Rumah
Sakit yaitu meru pakan suatu unit nonstrukturai yang bersifat independen
dan bertanggung jawab kepada pemilik Rumah Sakit.
Pemilik Rumah Sakit tidak bisa menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit
Pemilikyang dimaksud dalam standar ini adalah pemilik Rumah Sakit dan badan representasi
yang mewakili pemilik, sesuai dengan bentuk badan hukum kepemilikan Rumah Sakit
tersebut.
428 INSTRUMEN SURVEI STANDAR
NASIONAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS11.1
• Rumah Sakit pemerintah yang sudah menjadi badan layanan umum dapat
menun- juk dewan pengawas sebagai representasi pemilik
• Rumah Sakit pemerintah yang belum menjadi badan layanan umum, ketentuan
siapa yang dapat menjadi representasi pemilik diserahkan kepada pemilik Rumah
Sakit untuk menetapkannya.
Organisasi, kewenangan, akuntabilitas dari pemilik dan representasi pemilik diatur didalam
standar ini.
DIREKSI RUMAH SAKIT
Untuk melaksanakan kegiatan operasional Rumah Sakit sehari-hari, pemilik Rumah Sakit
menetapkan Direktur Rumah Sakit. Nama jabatan Direktur Rumah Sakit adalah kepala
Rumah Sakit atau direktur utama Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit. Bila Direktur
Rumah Sakit diberi nama jabatan direktur utama Rumah Sakit, dapat dibantu dengan
direktur dan bila nama jabatan Direktur Rumah Sakit disebut direktur maka dapat dibantu
dengan wakil direktur, kelompok tersebut, disebut direksi
Rumah Sakit agar menetapkan tanggung jawab dan tugas direktur utama dan para direktur/
wakil direktur secara tertulis
Dalam standar ini iabatan kepala Rumah Sakit untuk selaniutnva disebut Direktur Rumah
Sakit
Direktur Rumah Sakit merupakan pimpinan tertinggi di Rumah Sakit.
Sesuai peraturan perundangan tentang Rumah Sakit, persyaratan sebagai Direktur
Rumah Sakit adalah harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan
dan keahlian di bidang perumahsakitan dan tidak boleh dirangkap oleh pemilik
Rumah Sakit serta berkewarganegaraan Indonesia
Unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit dapat
berupa direktorat, departemen, divisi, instalasi, unit kerja, komite dan/atau satuan
sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja Rumah Sakit. Unsur organisasi Rumah Sakit
tersebut dapat digabungkan sesuai kebutuhan, beban kerja, dan/atau klasifikasi Rumah
Sakit
KEPALA UNIT KERJA DAN UNIT LAYANAN
Agar pelayanan klinis dan manajemen Rumah Sakit sehari-hari menjadi efektif dan efisien,
Rumah Sakit umumnya dibagi menjadi subkelompok yang kohesif seperti departemen/
instalasi/unit, atau jenis layanan tertentu, yang berada di bawah arahan pimpinan pelayanan
yang dapat disebut Kepala unit/instalasi/departemen, Standar ini menjelaskan ekspektasi dari
kepala departemen atau pelayanan tertentu ini. Biasanya sub grup terdiri dari departemen
klinis seperti medis, bedah, obstetrik, anak, dan lain sebagainya; satu atau lebih sub grup
keperawatan; pelayanan atau departemen diagnostik seperti radiologi dan laboratorium
klinis; pelayanan farmasi, baik yang tersentralisasi maupun yang terdistribusi di seluruh
Rumah Sakit; serta pelayanan penunjang yang di antaranya meliputi bagian transportasi,
umum, keuangan, pembelian, manajemen fasilitas, dan sumber daya manusia. Umumnya
Rumah Sakit besar juga mempunyai manajer/kepala ruang di
dalam subgrup ini. Sebagai contoh, perawat dapat memiliki satu manajer/kepala ruang di
kamar operasi dan satu manajer/kepala ruang di unit rawat jalan, departemen medis dapat
mempunyai manajer-manajer untuk setiap unit klinis pasien, dan bagian bisnis Rumah Sakit
dapat mempunyai beberapa manajer untuk fungsi bisnis yang berbeda, di antaranya seperti
untuk kontrol tempat tidur, penagihan, dan pembelian.
Akhirnya, terdapat persyaratan di bab TKRS yang bersentuhan dengan semua level di atas.
Persyaratan ini dapat ditemukan pada bab TKRS ini dan mencakup budaya keselamatan,
etika, serta pendldikan dan penelitian profesional kesehatan, apabila ada.
43 INSTRUMEN SURVE STANDAR
NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT • EDIS11.1
Di bawah ini adalah fokus area standar tata kelola rumah sakit.
a. Pemilik.
b. Direksi.
c.Kepala bidang/divisi.
d. Manajemen sumber daya manusia.
e. Manajemen peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
f.Manajemen kontrak.
g.Manajemen sumber daya
h. Organisasi dan tanggung jawab staf.
i. Unit pelayanan.
j Manajemen etis.
k. Budaya keselamatan.
STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, SERTA ELEMEN PENILAIAN
PEMILIK RUMAH SAKIT
Standar TKRS 1
Organisasi serta wewenang pemilik dan representasi pemilik dijelaskan didalam regulasi
yang ditetapkan oleh pemilik RS.
Maksud dan Tujuan TKRS 1 TKRS 1.1 dan TKRS 1.2
Tanggung jawab dan akuntabilitas pemilik dan representasi dari pemilik diuraikan dalam
regulasi yang ditetapkan pemilik Rumah Sakit. Regulasi meliputi pengorganisasian,
wewenang, tanggung jawab serta penilaian kinerja representasi pemilik oleh pemilik.
Pemilik Rumah Sakit tidak diperbolehkan menjadi Direktur Rumah Sakit, tapi posisinya
berada diatas representasi pemilik, mereka mengembangkan sebuah proses untuk
meiakukan komunikasi dan kerja- sama dengan Direktur Rumah Sakit dalam rangka
mencapai misi dan perencanaan Rumah Sakit. .
Representasi pemilik, sesuai dengan bentuk badan hukum kepemilikan Rumah Sakit
memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk memberi persetujuan, dan
pengawasan
agar Rumah Sakit mempunyai kepemimpinan yang jelas, dijalankan secara efisien,
dan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman.
Disamping itu Rumah Sakit harus memiliki struktur organisasi yang ditetapkan sesuai
peraturan perundang-undangan.
Bila tanggung jawab dan wewenang pemilik maupun representasi pemilik ada yang
didelegasikan maka diatur didalam regulasi yang dikeluarkan pemilik RS. Sebagai contoh:
persetujuan anggaran modal dan operasional Rumah Sakit yang semula ada di pemilik
rumah didelegasikan kepada representasi pemilik atau didelegasikan kepada
Tim anggaran sesuai dengan peraturan perundangan.
432 INSTRUMEN SURVEI STANDAR
NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT • EDIS11.1
Tugas dan wewenang yang diatur di maksud dan tujuan ini merupakan minimal yang harus diatur, Rumah Sakit
dapat menambah regulasi tersebut sesuai dengan yang diperlukan Rumah Sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pemilik perlu mempunyai regulasi yang dapat ber bentuk
corporat bylaws/peraturan Internal Rumah Sakit atau dokumen Iainnya yang serupa yang mengatur:
a) Struktur organisasi pemilik dan representasi pemilik sesuai dengan bentuk badan hukum pemilik
b) Tanggung jawab dan wewenang pemilik dan representasi pemilik yang meliputi point 1)
sampai dengan 16) yang ada di atas,
c) Pendeiegasian kewenangan dari pemilik kepada representasi pemilik atau Direktur Rumah Sakit atau
Individu Iainnya sesuai peraturan perundangan
d) Pengangkatan/penetapan dan Penilaian kinerja representasi pemilik
e) Pengangkatan penetapan dan Penilaian kinerja Direktur Rumah Sakit
f) Penetapan Kualifikasi, persyaratan Direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundangan
g) Struktur Organisasi Rumah Sakit
Struktur Organisasi Rumah Sakit yang disebut pada point g) sesuai dengan peraturan perundangan paling
sedlkit meliputi:
• kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit;
• unsur pelayanan medis;
• unsur keperawatan;
• unsur penunjang medis;
• unsur administrasi umum dan keuangan;
• komite medis; dan
• satuan pemeriksaan internal.
Unsur organisasi Rumah Sakit sebagaimana tersebut dapat digabungkan sesuai kebutuhan, beban kerja, dan/atau
klasifikasi Rumah Sakit. Selain itu perlu juga ditetapkan lingkup pelayanan atau unit kerja yang masuk dalam
unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, unsur administrasi umum dan keuangan.
Eiemen Penilaian
TKRSl Telusur Skor
1 . Pemilik mene R Regulasi tentang pengaturan kewenangan in T l
1 L
dan tujuan, yang dokumen
Iainnya
yang serupa.
dapat berbentuk (R)
corporate by
laws, peraturan
\ r
2. Ada penetapan R Struktur organisasi pemilik termasuk 10 TL
1 u
struktur organ representasi pemilik
isasi pemilik
termasuk repre 0 TT
sentasi pemilik
s s u a i d
be n t u k
e n g a n
b a d a n hu
kum kepemilikan RS
dan sesuai
peraturan perun-
dang undangan.
Nama jabatan di
II II ^ t
disebutkan (R)
3. Ada penetapan R Struktur organisasi RS yang ditetapkan oleh 10 TL
struktur organ pemilik atau representasi pemilik
isasi RS sesuai
peraturan perun
dang-undangan 0 TT
(R)
4. Ada penetapan R Regulasi tentang penetapan/pengangkatan 10 TL
Direktur RS ses Direktur RS yang ditetapkan oleh pemilik atau
uai peraturan representasi pemilik
perundang-un 0 TT
dangan. (R)
434 INSTRUMEN SURVE STANOAR
NASIONAL AKREOITAS RUMAH SAKIT • EOlS11.1
standar TKRS 1.1
Tanggung jawab dan akuntabilitas pemilik dan representasi pemilik telah dilaksanakan sesuai regulasi yang
ditetapkan dan sesuai peraturan perundang-undangan.
Eiemen Penilaian
Telusur Skor
TKRS 1.1
1. . Ada persetujuan n X DR iUi LIx" HLl tLoCLrI ca oc LHU i Iadn l \i /y aC I adnl a Iogagr da nl /di ln 1\ / /cll > i<v; ct ao<l;di
1
alr iLaidn il 10 TL
1I
n n p r a < ;i n n a l Ha l a m /RRA/DPA/niPA H an
U|JCidaiu idl Udidl ii Rr\li\^r\A/ rvDM/ \j\vr\ udi 1
UTAA/
dan ketersediaan
anegaran/budeet dokumen lain serupa 5 TS
investasl/modal i9.\) RDi iUl ^Kt ui f l oe nr it lad nl al g pneorrsceoi tUiJiiiUiaa nl l Rr\I 0 TT
lT\ MA / /Rr\RDAM/ H/LI 'PirMA //
dan oneraslona DPA oleh pemilik atau representasi pemilik
serta sumber
daya lain yang W • Pemilik atau representasi pemilik
diperlukan un • Direktur RS
tuk menjalankan • DIrektur/Bagian Keuangan RS
Rumah Sakit
sesuai dengan
misl dan rencana
strategis Rumah
Sakit (lihat juga
TKRS 1.2 EP 1,
PR 4 EP \ ) . (D,W)
2. Ada dokumen D Bukti tentang hasil penilaian kinerja l U 1 L
1. . Ada bukti per D Bukti tentang Misl RS, persetujuan misi, review 10
TL setujuan, review
misl secara berkala, publlkasl/soslallsasi misl
berkala dan pub- RS dan nilai n lal Rumah Sakit oleh pemilik/ 5 TS
likasl/soslallsasl representasi pemilik 0 T T
ke masyarakat 1 1
sesuai dengan
regulasi (lihat juga W • Pemlilk/representasI pemilik
TKRS 1.1 EP 2, PR • Direktur RS
1 4 EP 1 ). (D,W)
Pemilik atau representasi pemilik wajib memberikan respons terhadap laporan tersebut, khususnya blia terjadi
Insiden keselamatan pasien dan capaian pemenuhan Indikator yang masih rendah, termasuk juga untuk
perbaikan/memenuhi standar diperlukan dana/ anggaran tambahan maka representasi pemilik diharapkan dapat
memperhatikan usulan tersebut dan membantu mengupayakan dana/anggaran tambahan tersebut.
Eiemen Penilaian
Telusur Skor
TKRS 1.
3
1 Program p en D Bukti tentang program PMKP yang telah 10
TL ingkatan mutu disetujui pemilik atau representasi pemilik
TS
dan keselamatan 5
pasien rumah W • Komite PMKP 0 TT
sakit telah disetu • Kepala bidang/dlvlsl
jui oleh pemilik • Kepala unit
atau representasi
pemilik. (D,W)
kptaus, iesens tueai
dengan a) sampai
dengan c) yang
ada dl maksud
dan tujuan {lihat
juga, TKRS 4 . 1 ,
PMKP 5 EP 5).
(D,W)
3. Representasi pe D Bukti tentang tindak lanjut dari laporan PMKP 10 TL
milik menlndak antara lain berupa disposlsl, melakukan rapat
lanjuti laporan pembahasan rencana perbaikan, penambahan
dari RS. (D,W) ang aran, tenaga atau fasilitas. 0 TT
Pendidikan dan pengaiaman Indlvldu-lndlvldu tersebut memenuhi persyaratan untuk melaksanakan tugas
yang termuat dalam uraian tugas serta sesuai dengan peraturan dan perundangan. Persyaratan untuk
direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundangan adalah tenaga medis ahll perumahsakltan .
Direktur dalam menyusun regulasi rumah sakit harus menetapkan tata naskah rumah sakit. Pengaturan regulasi ini
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Pendokumentasin regulasi dengan dicetak dan atau digital
2) Penlnjauan dan persetujuan semua regulasi oleh pihak yang berwenang sebelum diterbitkan
3) Proses penlnjauan regulasi berkelanjutan yang ditetapkan waktunya sesuai per aturan
perundangan .
4) Pengendalian untuk memastikan bahwa hanya regulasi terbaru dan relevan yang tersedia
5) Bagaimana mengidentifikasi adanya perubahan dalam regulasi
6) Pemeliharaan Identitas dan keterbacaan regulasi jelas, singkat, tidak menimbulkan pesepsi ganda
7) Proses pengelolaan regulasi yang berasal dari luar rumah sakit
8) Proses retensi regulasi yang sudah tidak terpakal (obsolete) sesuai peraturan dan perundang-
undangan,
Eiemen
Penilaian
TKRS 2
Telusur Skor
1 . Ada regulasi ten tercantum pada a) sampai dengan g) serta 1) sam
R Regulasi
tang kualifikasi pai dengan 9) dl maksud dan tu juan. (R) tentang:
Direktur RS dan
uraian tugas, 1) kualifikasi,
uraian
tanggung jawab
dan wewenang, tugas, ta
sebagaimana nggung j
awab dan dlu- ralkan dalam struktur organisasi dan tata
10 TL
wewenang kelola rumah sakit (SOTK RS)
(UTW) 5 TS
Direktur yang 2) Tata naskah regulasi rumah sakit
n T T
1 1
w • Direktur RS
• Para Pemlmpin RS
440 INSTRUMEN SURVE STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT •
EDIS1 .1
^ . in T1 iL
uireKtur Kuman u 1 1
I j d u k u Kumpuian noiuien rapai oi r\j yang
Sakit telah men- pimpinan rapatnya oleh Direktur RS
TS
g d l u r operasional 71 RDi Ui l isc LH Il\c Ui i Imlinpi ui iid^ nl 1c iior^Utld HLi 5
c
Un lcoi |c Ji Oc iol^l T T
1 1
rumah sakit 3) Bukti-bukti kegiatan Direktur RS Iainnya 0
setiap hari, ter
masuk semua W • Direktur RS
tanggung jawab • Para pemlmpin RS
yang dijelaskan
dalam uraian tu
gas (D,W)
^ nirol^t'i ir/riircil^ci 11 RDi Ui l cISt iL I'h LocnitiLadnciTg R ipsnciciat rLai dH ua dn i i a dn idigd ga dr
n
aidn iiR r^\o, in T l
1 L
Lr/\lUl rCTl:dI\lI1.U 71 R i i l c H nni" lion r a n a l " n o n \ / i ici inan R o n c t r a r I a n
jId/OKiIlL C iNcoldlfl
o
iT i e r i y u s u n cjari aualu nI ig sdgudd alr iruad illnuicii l a p TS
a t p c r i y u s u i i a i 5
i rseiisiid u a i i
mengusulkan ren-
•3
1
Bukti pengusuian Renstra dan anggaran (su- 0 TT
K A ^ 1/A A A A ^ l l l l z / K A A K A K A A ^ ' ^ K i A A A^ 1 1 1 1 / 1
3)
cana strategis dan ra i Ke pemiiiK/represeniasi pemiiiK/
dnllgo agacrllaanll Uh i
Direktur RS
laa\y/ aa
kepada pemilik W • Baglan perencanaan RS
atau representasi Bagian Keuangan
•
pemilik sesuai •
regulasi (lihat juga
TKRS 1 , TKRS 1.1
dan TKRS 1.2).
ffs (D,W)
rQ r o Ic^i 1 c/nj 1 1 d u k l i pengawasan ^oapai oerupa d u k u isian n T1 lL
Ice i u 1
Standar TKRS 3 KEPALA BIDANG/DIVISI
Para Kepala Bidang/dlvlsl Rumah Sakit ditetapkan dan secara bersama, bertanggung jawab untuk menjalankan
misi dan membuat rencana serta regulasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi tersebut.
Maksud dan Tujuan TKRS 3
DajajTLorganlsasI Rmi^^^ harus ditetapkan para pimpinan yang secara struktural berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit, ^yahg^ntetapkan sesuai peraturan perundangan.
Para pimpinan tersebut minimal terdirl dari unsur:
a. unsur pelayanan medis;
b. unsur keperawatan;
c. unsur penunjang medis;
d. unsur administrasi umum dan keuangan;
Pimpinan pada butir a) sampai dengan d) yang diatas didalam standar tata kelola rumah sakit (TKRS) Ini
selanjutnya disebut kepala bidang/dlvlsl.
Rumah Sakit menetapkan persyaratan kualifikasi jabatan untuk para pimpinan tersebut serta menunjuk atau
mengusulkan pejabatnya yang sesuai dengan persyaratan dan kualifikasi tersebut
Para kepala bidang /divlsl tersebut dlllbatkan dalam mendeflnisl-operaslonalkan dan menjalankan misl Rumah
Sakit. Berdasarkan misl tersebut, para pimpinan bekerja-sama mengembangkan berbagal rencana/program dan
regulasi yang dibutuhkan untuk mencapai visl dan misl.
Misl dan regulasi yang ditetapkan oleh pemilik, harus dilaksanakan oleh direktur/dlreksl bersama
sama dengan kepala bidang /divlsl (lihat juga APK.l, EP 2 dan 3).
Standar TKRS 3.1
Direktur Rumah Sakit dan para kepala bidang/dlvlsl di Rumah Sakit mengidentifikasi dan merencanakan jenis
pelayanan klinis yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dllayani Rumah Sakit
tersebut.
Maksud dan Tujuan TKRS 3.1
Pelayanan pasien perlu direncanakan dan dirancang untuk merespons kebutuhan pasien. Jenis pelayanan yang
diberikan harus tertulis dan harus konsisten dengan misl Rumah Sakit. Kepala bidang/dlvlsl menentukan
kualifikasi pimpinan dari setiap departemen kllnis dan unlt/lnstalasi layanan yang ada dl Rumah Sakit, balk
layanan diagnostik, terapeutik, rehabllltatif, dan layanan penting Iainnya untuk kepentingan pasien.
Para kepala bidang/dlvlsl Rumah Sakit juga membuat rencana bersama dengan para unit
pelayanan dan unit kerja pelayanan tentang cakupan dan jenis pelayanan-pelayanan yang disediakan oleh
Rumah Sakit, balk secara langsung maupun tidak langsung. Direktur Rumah Sakit merencanakan dan
menglkut sertakan masyarakat/tokoh masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan sekltar Rumah Sakit, dan plhak-
plhak Iainnya dalam merencanakan kebutuhan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Bentuk pelayanan yang
direncanakan Ini mencermlnkan arah strategis Rumah Sakit dan perspektif pasien yang dirawat oleh
Rumah Sakit.
Komunikasi dapat secara langsung ditujukan kepada Individu atau melalui media masa atau
melalui lembaga dalam komunitas ataupun pihak ketiga. Jenis Informasi yang disampaikan meliputi:
a. Informasi tentang layanan, jam kegiatan kerja dan proses untuk mendapatkan perawatan; dan
b. Informasi tentang kualltas layanan, yang disediakan kepada masyarakat dan sumber rujukan.
Eiemen Penilaian
TKRS 3. Telusur Skor
1
1 Ada penetapan R Regulasi tentang penetapan jenis pelayanan RS 10
TL jenis pelayanan sesuai dengan misl RS
yang diberikan di
RS sesuai dengan
0 TT
misi Rumah Sakit.
(R)
2. Ada penetapan R Regulasi tentang penetapan kualifikasi kepala 10 TL
kualifikasi kepala unit pelayanan dan kepala departemen
unit pelayanan 5 TS
(koordinator)
termasuk koordi
0 TT
nator pelayanan Catatan :
balk untuk unit regulasi bisa tertulis dl pedoman
pelayanan diag pengorganisasian unit pelayanan/departemen pelayanan
nostik, therapeu- tik
maupun reha
bllltatif. (R)
p eAiAa\y/ lal nf l al
^ 0 1 masing-masing unii
An l e ia n
v • rdid Kcpdld UlUdng/aiVISI
f "^ /
» informasi ten D\A 1 1 i r x k
TS
\ 5
tang pelayanan Kw , Luran;
D A A ^ A
111 1 A
A A I // I I I ^ A A A A 4 A A A A A l A A ^ A f A II A I A
0 TT
yang disediakan
z; krelumb apnegnKyUa kKite pdeianbtientg,
asntr o^kaen,t adral ll)ain k i u d
kepada tokoh 3 Fasilitas pelayanan Kesehatan (antara lain
masyarakat, pe- D
tm ^ncjl^t I l / A A Q A4"^
b WdSLd/
mingddnrgi,K At 'Qii rinlciimon HilcH nomhdridn inTcirmdci
UTd bKMeLpdcb W o
M Lcr di - i Uimr oU UI I LTUI OII^iC tli oUo TUl IVo Ut
O O / r
Mi- \ m t o n + o n o
| JC I IIU C I Id l l il li Ulllldbl
A i ' ^ % / ^ A ' ^ A
olade\yr/daunlpIadanl ll, e iJadTmlIieI ILciv-
i/ Af
peiayanan Kes-
o n ^ t ' o n rii colcil'dc oiceogaiaiTdtialednLil / Iuicvorcorijsadu HUr
adlenlnl nLtrd'lOncbgdCcb i inutiLiUlciv
erurimdLadhri suai ksietK, dHadnr mendapatkan perawatan; dan
Informasi dapat menerlma tentang kualltas layanan, yang disediakan masukan
untuk kepada masyarakat dan sumber rujukan.
peningkatan
pelayanannya (li W Baglan Tata Usaha /marketing
hat juga MKE 1 EP
2). (D,W)
5 Direktur RS mem- D Lihat bukti data dan Informasi yang sudah dl 10 TL
berlkan data dan publlkaslkan meliputi a) sampai dengan b)
Informasi sesuai (bisa berupa brosur, webslte,dll) 5
TS
dengan a) dan b) 0 TT
pada maksud dan W • Direktur RS
tujuan (lihat juga • Kepala bidang/dlvlsl
MKE 1.1, EP4). • Kepala /staf Baglan marketing
(D,W)
446 INSTRUMEN SURVE STANDAR
NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT • EDIS11.1
standar TKRS 3.2
Rumah sakit mempunyai regulasi untuk memastikan terselenggaranya komunikasi efektif dl Rumah Sakit
Maksud dan Tujuan TKRS 3.2
Para kepala bidang/divisi Rumah Sakit bertanggung jawab bahwa dl seiuruh tempat dl Rumah Sakit
terselenggara komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi antar kelompok profesional, antar
unit struktural, antara profesional dan manajemen, profesional dengan organisasi diluar.
Direktur Rumah Sakit memperhatikan akurasi dan ketepatan waktu penyampaian Informasi keseluruh tempat di
Rumah Sakit.
Direktur Rumah Sakit membentuk budaya kerjasama dan komunikasi untuk melakukan koordinasi dan
IntegrasI asuhan pasien.
Metoda secara formal (contoh, pembentukan komite atau tim gabungan) dan informal (contoh, poster, surat
kabar) digunakan untuk meningkatkan peran pentingnya komunikasi antara berbagal layanan dan anggota
staf.
Pengembangan koordinasi layanan kllnik yang baik diperoleh karena ada pengertian dari setiap unit pelayanan
untuk berkolaborasi menyusun regulasi.
Dalam mengembangkan komunikasi dan koordinasi yang balk,rumah sakit perlu mengatur pertemuan disetiap
tingkat rumah sakit, misalnya pertemuan direkslpertemuan para kepala bidang /divlsl dan pertemua antar
unit pelayanan. Selain Itu, perlu juga pertemuan antar tingkat, misalnya pertemuan direksi dengan kepala
bidang divlsl, dengan Kepala Unit Pelayanan. DIsisI lain, rumah sakit juga perlu mengembangkan
pertemuan antar profesi, misalnya pertemuan dokter, perawat dan PPA Iainnya dalam
membahas pengembangan pelayanan, update llmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Eiemen Penilaian
Telusur Skor
TKRS 3.2
1 . Ada regulasi yang R Regulasi tentang pertemuan di setiap dan antar 10
TL mengatur perte
tingkat RS
muan dl setiap
dan antar tingkat 0
dl rumah sakit. (R) TT
1 L
Icnggaranya per 2) Bukti rapat pertemuan antar unit
TS
beserta temuan di setiap pimpinan 5
dan antar tingkat U TT
i rumah sakit. W • Direksl TT
(D,W) • Kepala bidang/dlvlsl
• Kepala unit
4. Ada bukti ko D 1) Bukti rapat pertemuan antar PPA/antar 10 TL
munikasi efektif komite profesi
TS
antar PPA dan 2) Bukti rapat pertemuan antar unit /instalasi/ 5
antar unit/insta departemen 0 TT
lasi/departemen
pelayanan sudah W • PPA
dilaksanakan • Komite medis
(aW) (Lihat juga • Komite keperawatan
MKE 1 EP4) • Para kepala unlt/lnstalasl/departemen
pelayanan
5. Ada bukti pelak D Bukti tentang hasil pelaksanaan pemberian 10 TL
sanaan pembe informasi (dapat berupa buletin, media soslal.
rian Informasi Intra net, 5 TS
surat edaran, pengumuman, paging
yang tepat waktu, system, code system, dan Iainnya) 0 TT
akurat dan rele
van dl lingkungan W • Para kepala bidang
Rumah Sakit (lihat • Kepala unit /Instalasi /departemen
pelay
juga MKE4EP 2 anan
dan PAP 3.2 • Staf pelaksana
EP 2).
(D, W)
6. Direktur/dlreksl D Bukti rapat penyampaian Informasi tentang 10 TL
dan para kepala capaian program dan capaian RENSTRA, dapat
bidang/ divlsl. juga melalui buletin dan kegiatan diklat
Rumah Saki t su n TT
1 1
dah menyampal- W • Direktur
kan • Kepala bidang/dlvlsl
Informasi ten
tang capaian pro • Kepala unit pelayanan
gram sesuai visl.
misl dan rencana
strateglk kepada
staf Rumah Sakit
(lihat juga MKE 4
EP 2 ). (D,W)
48 INSTRUMEN SURVEI STANDAR
NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT • EDIS11.1
standar TKRS 3.3
Rumah sakit menetapkan proses seragam untuk melakukan penerimaan/pengangkatan
(recruitment), retensi, pengembangan dan pendidikan berkelanjutan semua staf dengan
melibatkan kepala bidang /divlsl dan kepala unit pelayanan.
Maksud dan Tujuan TKRS 3.3
Regulasi tentang kesempatan staf untuk mengikuti pendidikan dan latihan harus sesuai
peraturan perundangan yang berlaku (60 % pegawai @ 20 jam pertahun )
Eiemen Penilaian
TKRS 3. Telusur Skor
3
INSTRUMEN SURVE STANDAR NASIONAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS11.1 49
aX Adrida KI Ji Ui lKc lHl R Di Ui l IcsLH 1L*colnHt"0dniCigT lHlds bc ±
1 T1 lL
RrXiUmIaildhlti illl poeo ii d^ Kl rScd^rnids d^ un
lnl piOmgmradri^mtys
nun
Sakit telah remunerasi/kompensasi untuk retensi staf
TS
melaksanakan 5
proses kompen w Direksl RS/Kepala bidang/dlvlsl terkait u T1
T1 sasi untuk retensi
staf (D,W)
Direktur Rumah Sakit memilih pendekatan yang digunakan oleh Rumah Sakit untuk
mengukur, menilai, dan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. Pengukuran mutu
dilakukan menggunakan indikator mutu di tingkat rumah sakit dan ditingkat unit
pelayanan
yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Selain pedoman peningkatan mutu dan keselamatan pasien, rumah sakit setiap tahun perlu
menyusun program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dengan kegiatan
antara lain meliputi:
1) Peningkatan mutu peiayanan klinis prioritas rumah sakit yang meliputi penetapan
peningkatan mutu area klinis prioritas yang dilengkapi dengan indikator-indikator
mutu area klinis, area manajemen dan area sasaran keselamatan pasien
2)Peningkatan mutu unit, pemilihan dan penetapan indikator mutu unit
3) Monitoring peningkatan mutu pelayanan yang di kontrakan
4) Pengumpulan data, analisis, pelaporan dan feedback data indicator mutu nasional,
indicator mutu tingkat rumah sakit dan indikator mutu unit.
5) Pemilihan evaluasi prioritas kepatuhan terhadap standar pelayanan kedokteran di
rumah sakit dan evaluasi kepatuhan lima standar per tahun terhadap
standar pelay anan kedokteran di rumah sakit pada masing-masing
kelompok staf medis
6) Audit medis dan atau audit klinis
7) Penilaian kinerja professional pemberi asuhan, staf klinis dan non klinis
452 INSTRUMEN
SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS11.1
Eiemen Penilaian
Telusur Skor
TKRS 4
1. . Direktur Rumah Rx PpHnm;in PMKP mplinuti a\ </H lU 1 L
Sakit menetapkan
TS
regulasi berupa 2) Program PMKP yang sudah disetujui oleh 5
pemilik/representasi pemilik meliputi 1)
pedoman 0 TT
pen ingkatan sampai
mutu
7)
dan
keselamatan
pasien yang
me liputi point
a)
sampai dengan
i) di maksud dan
tujuan beserta
programnya serta
penetapan indika-
tornya (lihat juga
PMKP2.EP 1 . dan
PMKP 2.1). (R)
2. Ada bukti Direk n 1 1
XX R
Di Ui l cILHL r l^cnl|aJfcrl L1 L' oCn lI'IaLnaC lTig i xLx ^^ a^r=o1n pILadnMa
j\\ 1 , L '^o lo'gmC- III
aanc l n o n 10 IL
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT • EDIS11.1 4 5
Eiemen
Penilaian Telusur Skor
TKRS 4.1
1 . Direktur RS telah D 1) Bukti pemantauan yang dilakukan kepala 10 TL
melaksanakan unit dan komite PMKP
koordinasi pe 2) Bukti rapat koordinasi Direktur RS S TS
memba
mantauan proprogram PMKPhas tentang hasil pemantauan 0 TT
gram PMKP pada pelaksanaaan
perbaikan
tur dan proses 0 Lihat bukti pengumpulan data di SISMADAK
serta hasil (lihat
* f x A 1 ^ A r~ A •t
juga PPI 10 EP W • Direktur
1).
(D, 0, W) • Para Kepala Bidang/Divisi
• Para Kepala Unit Pelayanan
• Komite/tim PMKP
2.Direktur RS mel D Bukti laporan PMKP dari Direktur ke pemilik/ q
TL aporkan pelak
representasi pemilik tepat waktu, (Hasil
TS
sanaan program program mutu 3 bulan sekali, IKP 6 bulan sekali.
PMKP kepada Sentinel 1x24 jam, RCA nya dalam 45 hari) T1 T 1
staf, termasuk
buletin/leaflet/majalah dindmg atau
pada perkembangan saat kegiatan diklat
dalam oenca-
paian Sasaran W Direktur/Komite Medik/Komite PMKP/Kepala
Keselamatan bidang dan unit
Pasien (D,W)
456 INSTRUMEN SURVEI STANDAR
NASIONAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS11.1
standarTKRS5
Direktur rumah sakit memprioritaskan proses di rumah sakit yang akan diukur, program
PMKP yang akan diterapkan, dan bagaimana mengukur keberhasilan dalam upaya di
seiuruh rumah sakit ini.
Maksud dan Tujuan TKRS 5
Karena adanya keterbatasan staf dan sumber daya, tidak semua proses di Rumah Sakit
dapat diukur dan diperbaiki pada saat yang bersamaan. Oleh karena
itu, tanggung jawab
utama Direktur Rumah Sakit adalah secara kolaboratif menetapkan prioritas pengukuran
dan perbaikan di seiuruh area Rumah Sakit. Prioritas ini meliputi upaya pengukuran dan
perbaikan yang mempengaruhi atau mencerminkan kegiatan yang terdapat di berbagal
unit pelayanan dalam rangka kendali mutu, dapat juga berdasarkan pengembangan dari
core bisnis RS atau unggulan Rumah Sakit, bisa juga dalam rangka kendali biaya. Untuk
rumah sakit pendidikan maka program pendidikan dan riset klinis merupakan prioritas.
Sebagai contoh : suatu rumah sakit menjadi pusat rujukan regional, maka Direktur
Rumah Sakit akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit tersebut sehingga mampu
menjadi rujukan di tingkat regional tersebut.
Direktur rumah sakit dengan para pimpinan dan komite/tim peningkatan mutu dan
keselamatan pasien merancang upaya peningkatan mutu pelayanan klinis prioritas
rumah
sakit dengan memperhatikan :
a. Misi Rumah Sakit
b. Data-data permasalahan yang ada, misalnya komplain pasien, capaian indikator mutu
yang masih rendah, adanya kejadian tidak diharapkan
c. Adanya sistem dan proses yang memperlihatkan varlasi penerapan dan hasil
yang pal ing banyak, misalnya pelayanan pasien stroke yang dilakukan oleh lebih
dari satu dokter spesialis syaraf, memperlihatkan proses pelayanan yang masih
bervariasi atau belum terstandarisasi sehingga hasil pelayanan juga bervariasi.
d. Dampak dari perbaikan misalnya penilaian perbaikan efisiensi dari suatu proses
klinis yang kompleks pada pelayanan stroke, pelayanan jantung dan Iainnya,
dan/atau iden tifikasi pengurangan biaya dan sumber daya yang digunakan dengan
adanya perbaikan suatu proses. Penilaian dampak dari perbaikan tersebut akan
menunjang pemahaman tentang biaya relatif yang dikeluarkan demi investasi mutu
dan sumber daya manusia, finansial, dan keuntungan lain dari
investasi tersebut. Untuk ini perlu pembuatan pro gram (tool) sederhana
untuk menghitung sumber daya yang digunakan pada proses yang lama dan pada
proses yang baru.
e. Dampak pada perbaikan sistem sehingga efek dari perbaikan dapat terjadi di seiuruh
rumah sakit, misalnya pengukuran mutu pelayanan klinis prioritas yang dapat
berdam pak terhadap perbaikan sistem manajemen obat di rumah sakit.
f. Riset klinik dan program pendidikan profesi kesehatan merupakan prioritas untuk
Rumah Sakit yang mempunyai peserta didik klinis
Berdasarkan hal tersebut diatas, Direktur Rumah Sakit membuat program peningkatan
mutu pelayanan prioritas dengan mengembangkan standarisasi proses dan hasil asuhan
klinis pelayanan prioritas serta mengembangkan pengukuran mutu klinis, manajerial dan
penerapan sasaran keselamatan pasien (lihat juga PMKP 5).
458 INSTRUMEN SURVE STANDAR
NASIONAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS1 .1
4. Ada pengukuran D Bukti hasil pengumpulan dan analisis data 6 10 TL
pelaksana n indikator SKP
r*
5 Sasaran Kes TS
elamatan Pasien W Komite Mutu dan Keselamatan 0 TT
Pasien
tercantum pada
program pe
n ingkatan
mutu
prioritas (lihat
juga PMKP SEP
5. Ada bukti kajian D Bukti tentang laporan analisis data PMKP serta 10 TL
dampak perbai dampak perbaikan terhadap peningkatan
mutu TS
5
kan di Rumah dan efisiensi biaya yang telah dicapai di tingkat
0 TT
Sakit secara kes- RS maupun ditingkat departemen (kendali
mutu
eluruhan dan juga dan kendali biaya)
pada tingkatan
departemen/unit W Komite Mutu Keselamatan Pasien/Kepala unit
layanan terhadap Pelayanan
efisiensi dan sum
ber daya yang
digunakan (lihat
juga PMKP 7.2 EP
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT • EDIS11.1
459
MANAJEMEN KONTRAK
StandarTKRS6
Para kepala bidang/divisi di RS bertanggung jawab untuk mengkaji/review, memilih, dan
memantau kontrak klinis dan kontrak manajerial
Maksud dan Tujuan TKRS 6
Sesuai peraturan perundangan, Rumah Sakit wajib menyediakan pelayanan klinis dan
manajemen . Rumah Sakit bisa mempunyai pilihan memberi pelayanan
klinis dan manajemen ini secara langsung atau bisa melalui kontrak atau
perjanjian Iainnya. Kontrak pelayanan klinis disebut kontrak klinis dan untuk kontrak
pelayanan manajemen disebut kontrak manajemen. Kontrak klinis bisa juga berhubungan
dengan staf profesional kesehatan. Apabila kontrak berhubungan dengan staf
profesional kesehatan (misalnya, kontrak perawat untuk perawatan kritis, dokter
tamu/dokter paruh waktu, d l), kontrak harus menyebutkan bahwa staf profesional
tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan Rumah Sakit.
Pelayanan yang dikontrakan antara lain meliputi layanan radiologi dan
pencitraan diagnostik hingga pelayanan akuntansi keuangan dan pelayanan yang
disediakan untuk housekeeping, makanan dan linen. Direktur rumah sakit menjabarkan
secara tertulis jenis dan ruang lingkup layanan yang disediakan melalui perjanjian
kontrak.
TKRS 6
1 . Rumah Sakit R Regulasi tentang kontrak klinis dan 10 TL
mempunyai kontrak manajemen.
regu lasi 5 TS
tentang kon
0 TT
trak atau
Catatan:
perjan jian
Iainnya yang Kontrak klinis adalah perjanjian kerjasama
antara lain me antara:
liputi a) sampai
dengan g) yang a RS denean individu staf medis beruna nakta
ada di maksud integritas staf medis untuk mematuhi
dan tujuan. (R) per aturan perundang-undangan dan
regulasi RS
Kepala unit pelayanan/departemen menerlma laporan mutu dari penyedia kontrak yang
kemudian ditindaklanjuti dan memastikan bahwa laporan-laporan tersebut di-integrasikan
ke dalam proses penilaian mutu rumah sakit. (lihat juga APK 4 . 1 , EP, dan APK.5, EP 4 dan
6).
Sebagai contoh: makanan pasien di rumah sakit disediakan berdasar atas kerja sama dengan
pihak ketiga. Dengan demikian, pelayanan makanan yang disediakan pihak ketiga tersebut
perlu diukur mutunya menggunakan indikator mutu. Penanggung Jawab Gizi secara berkala
melaporkan hasil capaian indikator mutu kepada Komite/Tim Mutu Rumah Sakit.
Eiemen Penilaian
TKRS 6. Telusur Skor
1
1 . Rumah Sakit R Regulasi tentang monitoring mutu pelayanan 10 TL
mempunyai yang dikontrakan meliputi antara lain :
TS
regulasi tentang pemilihan indicator mutu, pengumpulan. 5
monitoring mutu analisis dan pelaporan 0
TT pelayanan yang
disediakan ber
dasarkan kontrak
atau perjanjian
Iainnya
(lihat juga
TKRS 6 EP 1 dan
TKRS 4 EP 1
). [R)
2.Ada bukti semua D 1) Regulasi tentang penetapan indikator mutu 10 TL
pelayanan yang pelayanan
disediakan ber yang diselenggarakan berdasar TS
kan kontrak 5
dasarkan kontrak 2) Panduan sistem manajemen data yang di- 0 TT
atau perjanjian dalamnya ada mekanisme pelaporan mutu
lain mempunyai (Lihat PMKP 2.1)
indikator mutu
dan sudah dilaku W • Kepala bidang/divisi
kan pengumpu • Kepala unit pelayanan terkait
lan datanya (D, W
464 INSTRUMEN SURVE STANDAR NASIONA AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS1 .1
W • Komite/Tim PMKP
4. Kepala bidang/ Bukti tindak lanjut dari hasil analisis 10 TL
informasi mutu oleh kepala bidang/divisi
D kepala divisi klinis 5 TS
dan manajemen
• Kepala bidang/divisi TT
ikut berpartisipasi W 0
• Kepala unit pelayanan terkait
dalam program
peningkatan
mutu dengan
me nindakianjuti
hasil analisis
informasi mutu
pelayanan yang
yang dilak
sanakan melalui
kontrak/pihak
ketiga. (D,W)
Standar TKRS 6.2
Kepala bidang/kepala divisi pelayanan klinis memastikan bahwa dokter praktik mandiri yang
bukan merupakan staf RS memiliki izin dan kredensial yang tepat sesuai dengan pelayanan
yang diberikan kepada pasien rumah sakit dan peraturan perundangan
Maksud dan Tujuan TKRS 6.2
Kepala bidang /divisi pelayanan klinis dapat merekomendasikan kontrak atau mengatur
pelayanan staf profesional pemberi asuhan (P A )seperti dokter, dokter gigi dan para
praktisi independen Iainnya diluar Rumah Sakit.Dalam beberapa kasus dokter praktik
mandiri tersebut dapat berada diluar rumah sakit atau bahkan dari luar negri.Pelayanan
itu
dapat mencakup telemedicine atau te/erod/o/ogy.Apabila dari pelayanan praktisi tersebut
,pasien membutuhkan perawatan atau alur perawatan maka praktisi tersebut harus melalui
proses kredensial dan pengurusan izin praktik di rumah sakit.
Para Kepala bidang/divisi Rumah Sakit bertanggung jawab terhadap kontrak atau
pengaturan lain untuk memastikan bahwa pelayanan dapat memenuhi kebutuhan pasien
dan merupakan bagian dari kegiatan manajemen dan peningkatan mutu Rumah Sakit.
Kepala departemen/unit/instalasi pelayanan berpartisipasi dalam meninjau dan memilih
semua kontrak klinis dan non-klinis serta bertanggung jawab untuk memantau kontrak
tersebut.
INSTRUMEN SURVE STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT • EDIS11.1 465
Eiemen
Penilaian Telusur Skor
TKRS 6.2
1 Direktur Rumah R Regulasi tentang penetapan pelayanan yang 10 TL
Sakit menentukan akan diberikan oleh dokter praktik mandiri dari
pelayanan luar RS
yang akan 0 TT
diberikan
oleh dokter prak
tik mandiri dari
luar Rumah Sakit.
(R)
2. Dokter praktik n Rukti kredensial dan nemherian SPK dan RK 10 Tl
\ JJ U l\ CI IX1 VZ VI V^II .JICII V l U l l C / X . l l i V / ^ 1 l u l l .^1 IX V l U l l l\l\ l\
(EMG), serta
pemeriksaan lain
yang serupa, tela
h dilakukan
proses kredensial
dan pemberian
ke
wenangan klinik
oleh Rumah Saki
t sesuai
peraturan
perundang-un
dangan (lihat jug
a KKS 9 EP 3
). (D,W)
4 6 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI
RUMAH SAKIT • EDIS1 .1
MANAJEMEN SUMBER DAYA
StandarTKRS7
Direktur RS membuat keputusan terkait pengadaan dan penggunaan sumber daya
dengan mempertimbangkan mutu dan
keselamatan Maksud dan Tujuan TKRS 7
Direktur Rumah Sakit dapat membuat keputusan lebih baik jika mempunyai data sebagai
dasar membuat keputusan. Sebagai contoh, jika Rumah Sakit ingin mengganti atau
menambah pompa infus, informasi tidak hanya tentang harga saja,
tetapi juga tentang
persyaratan pemeliharaannya, pelatihan orangnya, informasi tentang kegagalaan fungsi
dan insiden keselamatan pasien. Sama juga halnya, jika harus memutuskan tentang
pengurangan atau memperkerjakan kembali seorang staf keperawatan, implikasi dari
mutu dan keselamatan asuhan pasien menjadi pertimbangan (lihat juga KKS 6 EP 7 dan
KKS 15 EP 3 . Direktur Rumah Sakit menetapkan proses mengumpulkan data dan
informasi dalam pengada n dalam jumlah besar serta rujukan informasi agar dapat
dipastikan faktor mutu dan keselamatan pasien ada dalam informasi.
Satu komponen dari pengumpulan data yang dipakai membuat keputusan terkait sumber
daya, adalah memahami persyaratan atau yang direkomendasikan pada teknologi medis,
perbekalan farmasi, obat, yang diperlukan untuk memberikan layanan. Rekomendasi
dapat berasal dari pemerintah, organisasi profesi nasional atau internasional, atau dari
sumber lain yang dapat dipercaya .
Berdasarkan hal diatas, rumah sakit perlu mempunyai regulasi yang mengatur
pemilihan teknologi medis dan obat-obatan sebagai berikut:
a) data dan informasi mengenai mutu dan implikasi keselamatan pasien
dari penggunaan teknologi medis dan obat tersebut, jadi tidak hanya berdasarkan
harga saja.
b) rekomendasi dari staf klinis RS atau pemerintah atau organisasi profesi nasional
mau- pun internasional atau sumber lain yang akurat
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS11.1 467
Jika pihak ketiga yang membuat keputusan, seperti, Kementerian Kesehatan maka Direktur Rumah Sakit
harus memberikan data dan informasi tersebut kepada pihak ketiga ini. Jika Rumah Sakit
akan meng unakan teknologi medis dan/atau obat yang masih bersifat trior baik secara Nasional maupun
Internasional pada asuhan pasien, maka Rumah Sakit
harus menetapkan proses untuk mengkaji lalu kemudian menyetujul penggunaannya. Persetujuan ini harus
diberikan sebelum teknologi maupun obat obatan tersebut digunakan
dalam asuhan pasien. Harus diputuskan apakah penggunaan teknologi medis dan atau obat obatan tersebut
membutuhkan persetujuan khusus dari pasien.
Rumah Sakit perlu menyusun regulasi penggunaan teknologi medis dan obat baru yang masih dalam
taraf uji coba (trial jsebagai berikut :
1) perlu melakukan kajian implikasi terhadap mutu dan keselamatan pasien dari pelaksa
naan uji coba (trial)tersebut.
2) pelaksanaan uji coba {triai} dapat dilakukan bila persetujuan dari Direktur RS sudah keluar.
3) dalam melaksanakan uji coba (triai) membutuhkan persetujuan khusus dari pasien [in
formed consent)
Eiemen Penilaian
Telusur Skor
TKRS
7
1. . Rumah sakit R 1) Regulasi tentang pemilihan teknologi medik 10
TL mempunyai regu
dan obat
TS
lasi pemilihan 5
teknologi medis 2) Regulasi tentang penggunaan teknologi dan obat
0 TT
ses medis dan obat yang masih dalam uji coba
uai dengan a) [thai)
dan b) yang ada di
maksud dan
tujuan serta
regulasi peng
gunaan teknologi
medik dan obat baru
yang masih dalam
taraf uji
coba [triai) sesuai
dengan 1 sampai
dengan 3 yang ada
di maksud dan
tujuan serta
memiliki tim pe-
napisan teknologi
bidang kesehatan
(lihat juga HPK 6
EP 1 . (R)
468 INSTRUMEN SURVE STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT • EDIS11.1
atau pemerintah
dan organisasi
profesi nasional
atau internasi
onal dalam pe
milihan teknologi
medis dan obat
di rumah sakit.
(D,W)
4. Direktur Rumah D Bukti pelaksanaan uji coba (trial) sudah sesuai 10 TL
Sakit telah melak regulasi
sanakan regulasi 5 TS
terkait dengan W Direktur 0 TT
penggunaan
teknologi medis
dan obat baru
yang masih dalam
taraf uji coba
(trial). (D,W)
INSTRUMEN SURVE STANDAR NASIONAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS11.1 469
Standar TKRS 7.1
Direktur RS menelusuri dan menggunakan data dan informasi tentang rantai distribusi obat, dan perbekalan
farmasi yang aman untuk melindungi pasien dan staf dari produk yang berasal dari
pasargeiap, palsu, terkontaminasi atau cacat.
Maksud dan Tujuan TKRS 7.1
Manajemen rantai distribusi obat adalah faktor yang sangat penting dalam menjamin
pengadaan perbekalan Rumah Sakit yang aman dan berkualitas. Rantai distribusi obat ini meliputi tahapan
bagaimana perbekalan dikirim dari pabrik ke distributor dan ahirnya sampai ke Rumah Sakit.
Rangkaian distribusi ini merupakan komponen sangat penting untuk memastikan tersedianya perbekalan
yang dibutuhkan datang tepat waktu, mencegah obat serta teknologi medis yang tercemar, palsu, sampai di
pasien di Rumah Sakit, Ini merupakan masalah global yang sudah dikenal dan untuk mengatasinya harus
diketaui tentang reputasi, kredibilitas, kegiatan operasional setiap komponen dari rantai distribusi. Mungkin
informasi yang ada tidak dapat lengkap dan sukar untuk mengkaitkan satu sama lain, tetapi Rumah Sakit paling
sedikit dapat memutuskan dimana letak risiko yang signifikan berada dan kemudian melakukan pemilihan
berdasar informasi.
Penelusuran produk melalui bar-coding dan cara lain dapat membantu manajemen dan staf mengerti
bagaimana gambaran dari rantai suplai dan dapat mencegah penggelapan. Meskipun tidak ada
standar tunggal secara global mengatur rantai distribusi ini, bahkan bila tidak ada standar nasional, Direktur
Rumah Sakit tetap bertanggung jawab untuk mengetahui isu ini dan melaksanakan
strategl melindungi rantai disribusinya. Jika perbekalan Rumah Sakit dibeli, disimpan, dan di distribusi oleh
instansi pemerintah, Rumah Sakit ikut melaksanakan program untuk deteksl dan melaporkan perbekalan
yang diduga tercemar, palsu dan mengambil tindakan mencegah kerugian potensial pada pasien. Jika sebuah
Rumah Sakit pemerintah tidak mengetahui informasi tentang integritas setiap pemasok (supplier) di rantai
distribusi, Rumah Sakit dapat minta informasi untuk mengetahui bagaimaan perbekalan di bell dan di kelola
oleh pemerintah atau badan non pemerintah.
470 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS1 .1
Khusus untuk pembelian alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko
termasuk vaksin, agar memperhatikan alur rantai distribusi yang antara lain meliputi
1) Akte pendirian perusahaan dan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi
Manusia.
2) Sura Izin Usaha Perusahaan (SlUP)
3) NPWP
4) Izin Pedagang Besar Farmasi - Penyalur Alat Kesehatan (PBF-PAK)
5) Perjanjian Kerja Sama antara distributor dengan prinsipal dan RS
6) Nama dan Surat izin Kerja Apoteker untuk apoteker Penanggung jawab PBF
7) Alamat dan denah kantor PBF
8) Surat garansi jaminan keaslian produk yang didistribusikan (dari prinsipal)
Eiemen Penilaian
TKRS 7. Telusur Skor
1
1 . RS mempunyai R Regulasi tentang manajemen rantai distribusi 10 TL
regulasi tentang (supply chain management) untuk pembelian/ pengelolaan
pengada n alat kesehatan, bahan medis habis 5
TS
ORGANISASI STAF KLINIS DAN TANGGUNG JAWABNYA
Standar TKRS 8
Rumah sakit menetapkan struktur organisasi pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan
standarTKRS9
Satu atau lebih individu yang kompeten ditetapkan sebagai kepala unit di masing-masing unit pelayanan di
RS sesuai peraturan perundang-undangan
Maksud dan Tujuan TKRS 9
Pelayanan klinis, hasil asuhan klinis pasien, dan manajemen suatu rumah sakit secara
keseluruhan dihasilkan dari kegiatan klinis dan manajerial tiap departemen serta unit
pelayanan. Kinerja departemen atau unit peiayanan yang baik membutuhkan kepemimpinan yang jelas dari
individu yang kompeten. Dalam departemen atau unit layanan yang lebih besar maka kepemimpinannya dapat
dipisah-pisahkan. Dalam hal semacam itu maka tanggung jawab masing-masing didefinisikan
secara tertulis. Sebagai contoh Departemen laboratorium, mempunyai kepala Departemen dan mempunyai
kepala unit laboratorium patologi klinis, kepala unit laboratorium anatomi, laboratorium, dan Iainnya.
Kepala
Departemen dalam standar ini untuk selanjutnya disebut Koordinator Pelayanan.
Tiap koordinator dan kepala unit pelayanan melakukan identifikasi kebutuhan sumber daya manusia dan
sumber daya Iainnya serta mengusulkan kepada direksi rumah sakit. Hal ini dilakukan untuk memastikan
bahwa staf, ruang, peralatan, dan sumber daya Iainnya tersedia memadai setiap saat untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Meskipun para Koordinator Pelayanan atau Kepala Unit Pelayanan telah membuat
rekomendasi atau usulan mengenai kebutuhan sumber daya manusia dan sumber daya Iainnya, kebutuhan
tersebut kadang-kadang berubah atau tidak terpenuhi. Karena itu, Koordiantor pelayanan/Kepala unit
pelayanan harus memiliki proses untuk merespons kekurangan sumber daya supaya pelayanan di unit pelayanan
tetap aman dan efektif terjamin mutunya bagi semua pasien.
Koordinator pelayanan dan unit layanan mempertimbangkan pelayanan yang diberikan dan direncanakan
oleh departemen atau unit layanan tersebut serta pendidikan, keahlian, pengetahuan, dan pengaiaman yang
diperlukan oleh staf profesional dari departemen tersebut dalam melakukan pelayanan. Koordinator pelayanan
dan unit layanan menyusun kriteria yang mencerminkan pertimbangan ini dan kemudian memilih staf
berdasar atas kriteria tersebut. Pemlmpin departemen dan unit layanan juga dapat bekerja sama dengan
departemen sumber daya manusia dan departemen Iainnya dalam proses seleksi berdasar atas rekomendasi
mereka.
Pemlmpin departemen dan unit layanan memastikan bahwa semua staf dalam departemen atau unit
layanan memahami tanggung jawab mereka dan mengadakan kegiatan orlentasi dan pelatihan bagi
karyawan baru. Kegiatan orlentasi mencakup
misi rumah sakit dan departemen/unit layanan, lingkup dari pelayanan yang diberikan, serta regulasi yang
terkait dalam memberikan pelayanan. Sebagai contoh, semua staf memahami prosedur pencegahan serta
pengendalian infeksi dalam rumah sakit dan dalam departemen/unit layanan tersebut. Bila ada revisi maupun
regulasi yang baru maka para staf akan diberikan pelatihan yang sesuai (lihat juga ARK 3 EP 1
, AP 5.1, AP 6 . 1 , AP 5.11 EP 1 , PKPO 1 , PMKP 1 , dan PPI 1).
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIDNAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS1 .1 475
Eiemen Penilaian
Telusur Skor
TKRS 9
1. . Ada regulasi ten D
r\ P o H r u m a n n a n o
r c u v J l l l d l l f J C l Ig
r j r C T a n i c a c i a n
u i g a l i i o d a l a l 1 U
Hi m
l l l l 1 ± un T l
L
a c i n o - m a c i n t r
dd l l lg ll ld o l l lg
tang persyaratan unit/departemen pelayanan
jabatan, uraian
tugas, tanggung U TT
jawab dan we
wenang untuk setiap
kepala unit
pelayanan dan
termasuk bila ada
koordinator
pelayanan, yang
tertuang didalam
pedoman peng
organisasian unit
pelayanan terse
but (lihat juga AP
5.1 EP 1 , AP 6.1
EP 1 , PKPO 1 EP 1
dan PKPO 1.1). (R)
2. Setiap Kepala D Bukti kualifikasi sesuai persyaratan jabatan 10
TL unit pelayanan
pada file kepegawaian setiap kepala unit/
TS
dan koordinator kepala departemen pelayanan dan koordinator 5 peiayanan (bila
pelayanan/ kepala departemen 0 TT
ada) telah sesuai
dengan per W Kepala unit pelayanan
syaratan jabatan
yang ditetapkan.
(D,W)
476 INSTRUMEN SURVE STANDAR NASIONAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS11.1
o DC iia|J iLC^aia
n 11 Rukti setiao keoala unit oelavanan telah 10 TL
Jt 1 LJ LllxCI J ^ C I V I fJ IXV>li/VIIVI Vl i l l V < Xv i v i y u i i v i i i xv
riu ii
Direktur Rg Han
leian mempun-
vy da il n r nU co ce oc \y / da ini g0
i i n t i i k md n a n o -
UIILLIIV I l l C l l d l l g
d a n i I / O i /i 1 r a n d a r t
gfCaaptia tKaenK*u brdilaiig Hdi i
u n it p e la y a n a n
y c cj C O c el l 1 • c/ ii a u1
ada koordinator
pelayanan maka usulan
kepada Direktur RS
diaju kan melalui
koor
dinator pelay
anan). (D,W)
4 Setiao keoala unit D 11 Bukti setiao unit oelavanan telah memou- 10 TL
^ 1 w v i i x xi ^ v x i v i i i / v i i i i c i v i y v i i i v i i i x v >i v ii i i i i ^
i i i y j v i
d i tu g a s k a
1 11 i c i i y d i i
W • Kepala bidang/divisi
g
n ddi Li d i i
unit pelayanan • HRD
tersebut sesuai
peraturan perun
dang-undangan
(Lihat juga KKS2
EP 1 dan EP 2).
(D,W)
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT • EDIS11.1 47
Tl 5. Setiap kepala unit D Bukti pelaksana n orlentasi staf baru di unit 10
pelayanan telah pelayanan meliputi TOR, daftar hadir, evaluasi
menyelenggara- peserta dan laporan pelaksanaan orientasi 5 TS
kan orlentasi bagi 0 TT
semua staf baru W Kepala bidang/divisi
mengenai tugas
dan tanggung
jawab serta we
wenang mereka di
unit pelayanan
dimana mereka
bekerja (lihat juga
KKS 7 EP 1 , EP 2
dan EP 3 ). (D,W)
6. Dalam orlentasi. D Bukti materi PMKP dan PPI dalam TOR 10
TL diberikan materi
TS
tentang Pening (Catatan : materi PMKP dan PPI spesifik di unit 5
katan Mutu dan tersebut) U X
1
T
Keselamatan
Pasien serta W • Para Kepala Unit Pelayanan
Pencegahan dan • Pimpinan SDM/dikiat
Pengendalian
Infeksi (Lihat juga
KKS 7 EP 1 , EP 2,
EP3dan PPI 11
EP 2 ). (D,W)
Standar TKRS 10
Kepala unit mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang diberikan oleh unit. serta mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan tersebut dengan pelayanan dari unit lain
Maksud dan Tujuan TKRS 10
kepala dari unit pelayanan klinis rumah sakit bekerja-sama untuk menetapkan format dan isi yang seragam
untuk dokumen perencanaan unit yang spesifik. Secara umum. dokumen yang disiapkan oleh tiap-tiap unit
pelayanan klinis menetapkan tujuan maupun mengidentifikasi pelayanan saat ini dan yang
direncanakan. Regulasi di unit mencerminkan tujuan dan pelayanan unitnya termasuk persyaratan jabatan staf
yang dibutuhkan untuk melakukan asesmen serta memenuhi kebutuhan pelayanan pasien.
Peiayanan klinis yang diberikan kepada pasien dikoordinasikan dan diintegrasikan di dalam setiap unit
pelayanan. Selain itu, setiap unit pelayanan mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pelayanannya
dengan unit pelayanan yang lain. Duplikasi peiayanan yang tidak perlu dihindari atau dihilangkan
agar menghemat sumber daya.
Yang dimaksud dengan unit pelayanan klinis adalah unit pelayanan dimana professional pemberi asuhan (PPA)
memberikan asuhan klinis di unit tersebut. Contoh : unit rawat jalan.
478 INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT • EDISI1.1
Eiemen Penilaian
Telusur Skor
TKRS 10
1. . Setiap unit pelay R 1) Pedoman pelayanan disetiap unit pelayanan 10 T l
1 L
apnuanya tie _ _
91 P r r > 0 r a m tpntanp rpncana DenpembanBan
plaehd omeamn
pelayanan yang pelayanan disetiap unit pelayanan 0 TT
menguraikan
tentang pelay
anan saat ini
dan program
kerja yang men
guraikan tentang
pelayanan yang
direncanakan dan
mengatur
pengetahuan dan
ketrampilan
staf klinis yang
melakukan ases
men pasien dan
kebutuhan pasien
(lihat juga ARK 1
EP 4 ) . (R)
D
2. Rumah sakit D a m ii l- 3 c i •frarx1 ar»CT r \ o r a r x / - 0 a ^ a o I'or in Tl
m^ciil/
mempunyai regu r\ 1 L
DKepgnupiaatsui raLnen fioarnmg apte
lasi untuk unit
urcsiuicldand vdan Bte rsiTeridaoBUamK
L ^ d i g u L U I C i i i i w i I l i a c v i^ ui c i i i y a i i ^ j c i a ^ a i
i i
pelayanan yang A
TT
0
mengatur for
m at dan isi yang
seragam untuk
dokumen peren
canaan. (R)
Oleh karena itu Kepala unit pelayanan menerapkan pemilihan dan pengawasan penilaian secara spesifik
terhadap unit pelayanan yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Penilaian RS secara menyeluruh dan peningkatan mutu pelayanan klinis prioritas yang ditetapkan oleh
Direktur RS, yang terkait secara spesifik dengan departemen atau unit layanan mereka, sebagai contoh:
RS melakukan penilaian asesmen rehabilitasi medis pada pasien stroke, maka di unit pelayanan
stroke untuk penilaian mutunya, wajib menggunakan indikator tersebut.
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT • EDIS1 .1
481
b) Penilaian yang terkait dengan prioritas departemen/unit layanan secara spesifik untuk mengurangi variasi,
meningkatkan keselamatan untuk tindakan/tata laksana berisiko tinggi, meningkatkan tingkat
kepuasan pasien dan meningkatkan efisiensi. Sebagai con toh: di unit pelayanan anak, terdapat
variasi dalam penanganan penyakit A, khususnya penggunaan obat, maka indikator mutu yang
dikembangkan di unit tersebut adalah penggunaan obat X untuk penyakit A tersebut
c) Penilaian spesifik di unit pelayanan ini juga diharapkan dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi
praktik profesional berkelanjutan dari para Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Sebagai contoh:
Salah satu penilaian kinerja dokter bedah adalah pelak sanaan time-out, berdasarkan hal
tersebut maka salah satu penilaian mutu dan kesela matan pasien di unit kamar operasi adalah
pelaksanaan time out.
Berdasarkan atas poin a) sampai dengan c), maka jumlah minimal indikator mutu di unit pelayanan klinis,
diserahkan ke Rumah Sakit, yang penting disini sudah memenuhi kriteria a) sampai dengan c).
Pemilihan unsur penilaian sebaiknya berdasar atas kegiatan dan proses yang membutuhkan perbaikan di setiap
departemen/unit layanan. Untuk setiap unsur penilaian harus ada suatu target yang ditetapkan. Tidak menjadi
masalah jika pada penilaian pertama didapatkan
bahwa target tidak terpenuhi, namun saat strategl perbaikan telah dilaksanakan maka pimpinan departemen/unit
layanan berharap dapat melihat perbaikan menuju tercapainya
target tersebut. Ketika target telah tercapai dan dipertahankan untuk setidaknya empat periode penilaian
akan diadakan pemilihan untuk unsur penilaian yang baru.
Kepala departemen/unit layanan klinis bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan penilaian dapat
memberikan kesempatan untuk evaluasi bagi para staf maupun proses pelayanan. Karena itu, seiring
dengan berjalannya waktu, penilaian harus mencakup semua pelayanan yang tersedia. Hasil dari data dan
informasi yang didapatkan dalam penilaian adalah hal yang penting dalam upaya perbaikan di setiap
departemen/ unit layanan, serta juga penting terhadap peningkatan mutu rumah sakit dan program keselamatan
pasien. (lihat juga PMKP 1 , EP 3; PMKP 4 . 1 ; dan PPI 10, EP 1)
Catatan: Komite pencegahan dan pengendalian infeksi, unit fasilitas, unit radiologi dan laboratorium
klinis mempunyai program berkala untuk upaya pengawasan serta pengendalian yang tercantum dalam
prioritas penilaian dan dijabarkan dalam standar te r ka it dengan pelayanan tersebut. (lihat juga AP 5.9, AP
6.7, PPIIO, dan MFK 10)
482 INSTRUMEN SURVEI STANDAR
NASIONAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS11.1
Eiemen Penilaian
Telusur Skor
TKRS 11
1 . RS mempunyai D
KcgUldSl iGntdng Kriterid pcmiiMidii iriuitxdiui 10
K
TL regulasi tentang
mutu unit pelayanan
5 TS
kriteria pemilihan
indikator mutu 0 TT
unit oelavanan
senerti di al
^V>l>/\vl XI X4 1 Xi 1
JC«lll|c/Vll V 4 V . l l g U I I
c) , yang ada di
maksud dan tu juan
(Lihat juga PMKP 6
EP 1). (R)
O I ^ A A A l A l i n i ^
u D U r x L I U b U l d l l L c i l L d l l g I l l U l l V dl U I M I U L U U d l l
A A II A \ / 10 TL
z. K e p a ia u ii p eiay
a n a n m eng u - 1
rVX A f i A A A^ A f AA A
IIAI^ AV / A A A A
II A
5 TS
f l l l l / A A • A A l L / A 4 ' A f
masing-masing unii peiayanan
suiKan inoiKaior
mutu untuk se 0 TT
tiap unit peiayan • Kepala unit pelayanan
W
an sesuai dengan
al samoai denean • Komite PMKP/bentuk organisasi lain
cl vanB ada di
x
m / flihat
iuan ayk ^iuea
» 1
u H H u t p% X i
X
a n t4uEP
PMKP
i Xi
- 1 dan
X i 1
J X J X i l l l l l l l X i X J X i ^ X i
8 11
1 1 IV IIX I 1
P A R
D 1) Bukti pelaksana n pengumpulan data dari 10 TL
B 1
fo w l
^ Xi Xi 1
3. Kepala unit
pelayanan telah setiap unit pelayanan r
xcS
melakukan peng 2)
Bukti laporan berkala terintegrasi tentang
umpulan data dan
capaian indikator mutu, insiden keselamatan 0 TT
membuat lapo pasien dan sentinel
ran terintegrasi
secara berkala. W • Kepala Unit Pelayanan
Standar TKRS 11.1
Kepala Unit Pelayanan Klinis memilih dan menerapkan penilaian mutu dan keselamatan pasien secara spesifik
terhadap cakupan pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan tersebut serta menyediakan data dan
informasi dari hasil kegiatan tersebut, yang dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi dokter, perawat dan
staf klinis pemberi asuhan Iainnya yang memberikan asuhan pasien di unit pelayanan tersebut.
Dengan demikian, dari waktu ke waktu pengukuran meliputi semua pelayanan yang diberikan. Data dan
informasi yang dihasilkan tidak hanya penting untuk upaya peningkatan mutu unit pelayanannya, tetapi juga
penting untuk program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit (lihat juga 2.1 EP 6, PAB 8.1.EP 6).
Kepala unit pelayanan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan pengukuran tentang cakupan layanan
yang diberikan oleh unit pelayanan berguna untuk melakukan evaluasi terhadap staf termasuk evaluasi terhadap
proses asuhan klinis. Dalam beberapa hal, pengukuran mutu di dalam Departemen/Unit pelayanan
dibandingkan juga dengan organisasi lain.
Data juga di butuhkan untuk melakukan evaluasi terhadap perawat dan staf klinis pemberi asuhan Iainnya.
Walaupun staf klinis pemberi asuhan Iainnya ini sudah mempunyai rincian tugas serta fungsi dan kewajiban,
kepala unit pelayanan masih bertanggung jawab untuk menyediakan data yang digunakan untuk pelaksanaan
evaluasi terhadap tenaga-tenaga ini.
Sistem penilaian kinerja staf ini mengacu kepada regulasi di rumah sakit dan peraturan perundang-
undangan.
Sebagai contoh: salah satu penilaian kinerja dokter bedah adalah pelaksanaan time-out dan berdasar atas hal
tersebut maka salah satu penilaian mutu serta keselamatan pasien di unit kamar operasi adalah
pelaksanaan time out.
Eiemen Penilaian
TKRS 11. Telusur Skor
1
1 Kepala unit D Bukti tentang data indikator mutu di unit 10 TL
pelayanan me yang dipergunakan untuk melakukan evaluasi
TS
nyediakan data terhadap praktik profesional berkelanjutan 5
yang digunakan dari dokter yang memberi asuhan medis di unit 0 TT
untuk melakukan tersebut
evaluasi terhadap
praktik profe W • Kepala unit pelayanan
melakukan evalu tersebut
asi terhadap kin
erja staf perawat, W • Kepala unit pelayanan
sesuai regulasi • Kepala bidang pelayanan keperawatan
rumah sakit (lihat • Komite keperawatan
juga, KKS 15 EP 2
dan PMKP 4 EP 2)
(D,W)
3. Kepala unit D Bukti tentang data indikator mutu di unit 10
TL pelayanan me
pelayanan yang dipergunakan untuk melakukan
TS
nyediakan data evaluasi terhadap kinerja staf klinis Iainnya 5
yang digunakan yang memberikan asuhan klinis Iainnya di unit u T 1 T 1
Karena panduan, alur dan protokol terkait dapat memberikan dampak bagi beberapa unit pelayanan klinis,
maka setiap Kelompok Staf Medis diharapkan terlibat dalam pemilihan, penerapan dan evaluasi panduan, alur dan
protokol klinis di masing-masing Kelompok Staf Medis.
M e n g in g a t p e e ra p a n p a n d u a n , a l u r , da n
Un it P e l ya n an K li n is a g a r t e rl ib a t da l m
p ro t o k o l di u n i t -u n i t e l a ya nan k in i s m a k a K e p a la
ev a l u a s i p e n e r a p a n p a n d u , a lu r , d a n p r o to k o l
tersebut dengan meng unakan indikator-indikator mutu sebagaimana diatur di TKRS 11.
Setiap kelompik staf medis setiap tahun di harapkan mencapai hal-hal sbb:
1 Setiap Ketua Kelompok Staf Medis menetapkan secara bersama paling sedikit se
tiap tahun, 5 (lima) panduan praktik klinis untuk diimplementasikan di unit pelayanan dengan memilih
proses yang diimplementasikan, misalnya sebuah diagnosis seperti stroke, tindakan seperti
transplantasi, populasi pasien seperti geriatri, penyakit sep erti diabetes melitus yang
selanjutnya panduan ditetapkan berdampak terhadap ke amanan dan mutu asuhan pasien
serta mengurangi variasi hasil yang tidak diingink an.Mengingat penerapan panduan, alur, dan
protokol klinis di unit pelayanan maka dalam pemilihan dan penetapan panduan, alur, dan
protokol agar melakukan komu nikasi dan koordinasi dengan unit pelayanan terkait agar dapat
membantu penerapan dan evaluasi penerapannya.
2) Menetapkan panduan pemilihan dan penyusunan panduan praktik klinis, alur klinis
(clinical pathway), dan/atau protokol klinis, dan/atau prosedur, dan/atau standing or der
sebagai panduan asuhan klinis dengan mengacu pada butir a) sampai dengan g) di atas.
Komite medis bersama-sama dengan pimpinan pelayanan medis melakukan monitoring kepatuhan staf
medis/DPJP terhadap panduan praktik klinis. Monitoring dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi
ketepatan penggunaan obat, pemeriksaan penunjang medik, dan length of stay (LOS) walau harus diakui
bahwa perpanjangan LOS banyak faktor yang terkait dan tidak murni mengukur kepatuhan DPJP.
TKRS 11.2
1 . Ada regulasi yang R Regulasi tentang proses pemilihan 5 (lima) 10 TL
mengatur bahwa evaluasi standar pelayanan kedokteran di rumah sakit
setiap Kelom -
pok Staf Medis U T T
1 1
(KSM) setiap
tahun memilih
5 (lima) evaluasi
standar pelay
anan kedokteran
di rumah sakit
dievaluasi sesuai
kriteria yang ada
di maksud dan
tujuan point a)
sampai dengan g)
dan point 1) dan
2 ). (R)
2. Ada bukti bahwa D Bukti rapat/proses tentang pemilihan 5 (lima) 10 Tl TS
setiap tahun, 5
standar pelayan evaluasi standar pelayanan kedokteran di T T
U 1 1
(lima) evaluasi
an kedokteran di W rumah sakit bidang/divisi medis
• Kepala 5
rumah sakit di- • Komite medis
pilih sesuai regu • Kepala unit pelayanan
lasi (lihat juga KKS
11 ) . (D,W)
3. Ada bukti bahwa D Bukti pelaksanaan asuhan sesuai 5 (lima) 10 TL
5 (lima) evaluasi evaluasi standar pelayanan kedokteran di
TS
standar pelay rumah sakit di rekam medis (lihat PAP 1) 5
anan kedokteran 0 TT
di rumah sakit W PPA terkait
tersebut telah di
laksanakan sesuai
regulasi. (D,W)
Kerangka kerja rumah sakit untuk manajemen etis meliputi pemasaran, admisi/
penerimaan pasien rawat inap (admission), pemindahan pasien
(transfer), pemulangan pasien (discharge), dan pemberitahuan (disclosure) tentang
kepemilikan serta konflik bisnis maupun profesional yang bukan kepentingan pasien.
Berdasar atas hal tersebut maka rumah sakit harus mempunyai kerangka etika yang
menjamin bahwa asuhan pasien diberikan di dalam norma-norma bisnis, finansial, etis,
serta hukum yang melindungi pasien dan hak mereka. Kerangka etika yang dapat
berbentuk pedoman atau bentuk regulasi Iainnya termasuk referensi atau sumber
etikanya dari mana, dan diperlukan edukasi untuk seiuruh staf.
Kerangka etika atau pedoman etik Rumah Sakit tersebut antara lain mengatur:
1) tanggung jawab Direktur Rumah Sakit secara profesional dan hukum dalam
mencip takan dan mendukung lingkungan dan budaya kerja yang berpedoman
pada etika dan perilaku etis termasuk etika pegawai
2) penerapan etika dengan bobot yang sama pada kegiatan bisnis/manajemen
maupun kegiatan klinis/pelayanan Rumah Sakit
4 8 INSTRUMEN SURVE STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT •
EDIS1 .1
3) kerangka etika (pedoman etik) ini dapat untuk acuan kinerja dan sikap organisasi
selaras dengan visi, misi dan pernyataan nilai-nilai Rumah Sakit, kebijakan sumber
daya manu sia, laporan tahunan serta dokumen Iainnya
4) kerangka etika (pedoman etik) ini dapat membantu tenaga kesehatan, staf, serta
pasien dan keluarga pasien ketika menghadapi dilema etis dalam asuhan pasien, sep
erti perselisihan antar profesional dan perselisihan antara pasien dan dokter
mengenai keputusan dalam asuhan dan pelayanan. Sesuai regulasi, Rumah Sakit dapat
menetap kan Komite/Panitia/Tim yang mengelola etik RS, termasuk melakukan
koordinasi antara komite etik RS dengan subkomite etik profesi medis dan sub komite
etik keperawatan
5) mempertimbangkan norma-norma nasional dan internasional terkait dengan hak asasi
manusia dan etika profesional dalam menyusun kerangka etika dan dokumen pedoman
Iainnya
Rumah sakit dalam menjalankan kegiatannya secara etika harus
a. mengungkapkan kepemilikan dan konflik kepentingan;
b. menjelaskan pelayanannya pada pasien secara jujur;
c. melindungi kerahasiaan informasi pasien;
d. menyediakan regulasi yang jelas mengenai pendaftaran pasien, transfer, dan
pemulangan pasien;
e. menagih biaya untuk pelayanan yang diberikan secara akurat dan memastikan
bahwa insentif finansial dan pengaturan pembayaran tidak mengganggu pelayanan
pasien;
f.mendukung transparansi dalam melaporkan pengukuran kinerja klinis dan kinerja
organisasi;
g. menetapkan sebuah mekanisme agar tenaga kesehatan dan staf Iainnya dapat mel
aporkan kesalahan klinis atau mengajukan kekhawatiran etis dengan bebas dari
hukuman, termasuk melaporkan perilaku staf yang merugikan terkait dengan ma
salah klinis ataupun operasional;
h. mendukung lingkungan yang memperkenankan diskusi secara bebas mengenai ma-
salah/isu etis tanpa ada ketakutan atas sanksi;
i.menyediakan resolusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etis yang ada;
j . memastikan praktik nondiskriminasi dalam hubungan kerja dan
ketentuan atas asuhan pasien dengan mengingat norma hukum serta budaya
negara Indonesia;
k. mengurangi kesenjangan dalam akses untuk pelayanan kesehatan dan hasil
INSTRUME
490 N SURVEI STANDAR NASIONAL AKREDITAS RUMAH SA
KIT • EDIS11.1
3. Direktur rumah D 1) Bukti hubungan kerja tidak diskriminatif me- 10 TL
sakit memasti nyangkut suku, agama, ras dan gender
c T Q
1 O
kan praktek non 2) Bukti asuhan pasien tidak diskriminatif me-
D
diskriminatif nyangkut suku, agama, ras dan gender 0 TT
dalam hubungan
kerja dan keten W • Direktur/Kepala bidang/divisi
tuan atas asuhan • Staf
pasien dengan • Pasien
mengingat norma
hukum dan bu
daya. (D,W)
4. Direktur rumah D 1) bukti monitoring kepatuhan semua staf. 10
TL sakit memastikan
pegawai dan tenaga kesehatan terhadap
c T Q
1 O
kepatuhan semua professional code of ethics, hospital code of
D
10
Q D i i r v x - \ L h C ^ x l / i
^ U Bukti tentang penjelasan peiayanan yang TL
secara jujur tersedia di rumah sakit kepada pasien pada
TS
menjelaskan waktu admisi 5
i - \ a l a \ i a n ^ n v/an r
0 TT
tpeeri sdeydd inad dn i ryudmn gah 0 Pasien pada
waktu admisi rawat inap sakit kepada
pasien (lihat juga W • PIC admisi
MKE EPS dan • Kepala bidang keperawatan
HPK 5 EP 2 dan 3). • Kepala unit rawat jalan,rawat inap dan
ga (D,0,W) wat darurat
O. r\Urndn SaKIl n D |l|/-I~1 t^A^AAff AfTiAAAX AAfT Al / llfA 't A A + " A r A I A
1 n
1 L
idin i U
I A
D U K L I l e n i d n g i d g i n d n y d n g d K u r d i d n t d r d
memouai xagi- 41f ll A 1 / A f ll A 4 ' A A I A A A C II II C II II II A A C A ^ A II A A A A f i A A A i l l - X A A
TS
lldn y d n g dKU rdl u u a K a o a la g i n a n
+ A f TI A A A C Q C II A I H o
5
A
s u s uiAaAnII
f TA A
A s\ e/ iAeAiaA nA \p/aA sAieA nf ll ll p^ Auf ill a A nX g . A
etis L
pelayanan D •X A v x l // l l A l f ^ A l A r X /4 M A 1 / f A A A 1 // A A C A fll A
yang mendukung I fO CT IIiACl
Halam nplavanan
nnnklini*^ tplah Hi-
1 i X / l 11 IX l M 1 1 ^ L \ B II C II II II X II4 11
l o ^ c o A o k ^ D A c o c i
i d K b d i i d K d l 1 b t i b U
l do li
regulasi {D,W)
Bukti pelaporan dilema asuhan klinis dan dilema 10 TL
4.
Pelaporan bila D
terjadi dilema etis non
klinis. 5 TS
dalam asuhan
pasien dan dalam W Kepala bidang pelayanan dan keuangan 0 TT
pelayanan non
klinis telah dilak
sanakan (D,W)
BUDAYA KESELAMATAN
Standar TKRS 13
Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seiuruh area di RS sesuai
peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan TKRS 13 dan TKRS 13.1
Budaya keselamatan dapat diartikan sebagai berikut : "Budaya keselamatan di
rumah sakit adalah sebuah lingkungan yang kolaboratif di mana staf klinis
memperlakukan satu
sama lain dengan hormat, dengan melibatkan
Pimpinan mendorong staf klinis pemberi asuhandan memberdayakan
bekerja sama dalam pasien dan
tim yang keluarga.
efektif dan
mendukung proses kolaborasi interprofesional dalam asuhan berfokus pada pasien.
rawat;
• perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk
gen
der;
• pelecehan seksual.
Masih banyak rumah sakit yang masih memiliki budaya untuk menyalahkan suatu pihak
yang akhirnya merugikan kemajuan budaya keselamatan. Just culture adalah
model terkini mengenai pembentukan suatu budaya yang terbuka, adil dan pantas,
menciptakan budaya belajar, merancang sistem-sistem yang aman, serta mengelola
perilaku yang terpilih (human error, at risk behavior, dan reckless behavior). Model ini
melihat peristiwa-peristiwa bukan sebagai hal-hal yang perlu diperbaiki,
tetapi sebagai peiuang-peluang untuk memperbaiki pemahaman baik terhadap risiko dari
sistem maupun risiko perilaku.
INSTRUMEN SURVEI STANDAR
NASIDNAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS11.1
494
Ada saat-saat individu seharusnya tidak disalahkan atas suatu kekeliruan; sebagai contoh,
ketika ada komunikasi yang buruk antara pasien dan staf, ketika perlu pengambilan
keputusan secara cepat, dan ketika ada kekurangan faktor manusia dalam pola proses
pelayanan. Namun, terdapat juga kesalahan tertentu yang merupakan hasil dari perilaku
yang sembrono dan hal ini membutuhkan pertanggungjawaban. Contoh dari perilaku
sembrono mencakup kegagalan dalam mengikuti pedoman kebersihan tangan, tidak
melakukan time-out sebelum mulainya operasi, atau tidak memberi tanda pada lokasi
pembedahan.
Direktur Rumah Sakit melakukan evaluasi rutin dengan jadwal yang tetap dengan
menggunakan beberapa metode, survei resmi, wawancara staf, analisis data, dan diskusi
kelompok.
Direktur Rumah Sakit mendorong agar dapat terbentuk kerja sama untuk membuat struktur,
proses, dan program yang memberikan jalan bagi perkembangan budaya positif ini.
Direktur Rumah Sakit harus menanggapi perilaku yang tidak terpuji dari semua individu
dari
semua jenjang rumah sakit, termasuk manajemen, staf administrasi, staf klinis, dokter
tamu atau dokter port time, serta anggota representasi pemilik.
Eiemen Penilaian
Telusur Skor
TKRS 13
1 Direktur rumah W • Direktur RS tentang open disclosure 10 TL
sakit mendukung
terciptanya bu • Kepala unit pelayanan
daya keterbukaan
0 TT
yang dilandasi • Kepala bidang/divisi
akuntabilitas.
(W)
INSTRUMEN SURVEI STANDAR NASIDNAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS11.1 495
2. Direktur Rumah D 1) Bukti pelaksana n identifikasi 10
TL Sakit mengidenti
2) Bukti pelaksanaan pendokumentasian
TQ
fikasi, mendoku 3) Bukti pelaksanaan upaya
perbaikan mentaslkan dan
0 TT
fX
melaksanakan PPA dalam melaksanakan asuhan/pelayanan
perbaikan 0
perilaku yang w • Kepala unit pelayanan
tidak dapat diteri- •
kepala bidang pelayanan
...... / r v r\ • Pasien/keluarga
\ki\
3. mDiare. k(tDu,rU ,rWum) ah D
1) Bukti pelaksanaan pelatihan 10
TL sakit menyeleng-
2) Bukti bahan pustaka/referensi dan laporan
c
garakan pendidi terkait dengan budaya T C
keselamatan
kan dan menye 0 TT
diakan informasi 0 Perpustakaan rumah sakit
(seperti bahan
pustaka dan • Direktur RS W
laporan) yang ter •
Kepala bidang peiayanan kait dengan bu- •
Kepala unit pelayanan daya keselamatan
Rumah Sakit
bagi semua indi
vidu yang
bekerja
I I rx L
dalam Rumah
Sakit.
(D,0,W)
4. Direktur Rumah W Direktur RS 10 TL
Sakit menjelaskan
q jg
bagaimana ma-
salah terkait bu- 0 TT
daya keselamatan
I I rx 1 _
dalam Rumah
Sakit dapat
di-
identifikasi dan
J: i «x —.«j.xi:i r-xM /\ A#\
dikendalikan. (W)
5. Direktur rumah D RS menyediakan sumber daya yang meliputi: 10
TL sakit menye
1) Bukti staf telah terlatih dalam budaya kes
diakan sumber elamatan 5 TS
daya untuk 2) Bukti tentang sumber daya yang mendukung 0 TT
mendukung dan dan mendorong budaya keselamatan
mendorong bu 3)
Bukti tersedia anggaran dalam RKA/RBA un daya keselamatan
tuk mendukung budaya keselamatan
di dalam Rumah
Sakit.(D,0,W) 0 Lihat sumber daya yag disediakan
W • Direktur RS
• Staf terkait
INSTRUMEN SURVE STANDAR
NASIONAL AKREDITAS RUMAH SAKIT • EDIS11.1
496
standar TKRS 13 . 1
Direktur Rumah Sakit melaksanakan, melakukan monitor, mengambil tindakan untuk
memperbaiki program budaya keselamatan di seiuruh area di Rumah Sakit.
Eiemen
Penilaian Telusur Skor
TKRS 13 . 1
1 .. Uir eKtur rurndn
R Regulasi tentang sistem pelaporan budaya 10 *T I
C A I / l ^ fYX A A A A 1 /A A
1 1 A • l_ 1 A.
TL
sreagKuii lmasei keselamatan rumah sakit _
npeianp Kan
gaturan sistem 0 TT
menjaga keraha
siaan,
sederhana dan
mudah diak-
cpc ni ph fi hak
yang mempunyai
l / o \ A / a n a r t 0 3 n i i n -
tuk melaoorkan
m X U II
a s•a• • lXav l hv l || .. v/ aV/n e U
X 1 II X
II X X JJ 11 X XJ Xvi 11 \
sederhana rdnaSIa 5 TS
fl A A A X 1 1 f l A A f l • A [
f
oseasn
w A n f A l / ^ i i f D C
0 TT
• uireKiur K
omleuho painh Q
aokiaK-
y a i i g 11 i c i 1 i p u i lyo i • Para kepala bidang/divisi
kewenangan un-
II X V V V X B II II V II II 11 A X > II 11 •• X4 11 11
masalah yang
terkait dengan
budaya kesela
matan dalam
RS telah
disediakan
( 0 , W)
3. . Semua laporan D Bukti laporan dan investigasi 10 TL
kejadian terkait
TS
budaya kes W • Direktur RS 5
elamatan rumah • v
Staf terkait sakit telah di in- e
s
tigasi secara
0 TT
tepat waktu.
(D,W)
OMdKSdndKdn
\u,\iy)
5. Direktur Rumah D 1) Bukti hasil pengukuran indikator mutu bu
10 TL Sakit telah meng
daya keselamatan atau bukti survei budaya
jg
gunakan pengu keselamatan q
kuran/ indikator 2) Bukti evaluasi
0o TT
mutu atau survei 3) Bukti
perbaikan budaya kes
elamatan untuk W • Direktur RS
mengevaluasi dan • Komite
PMKP memantau bu
daya
keselamatan
dalam rumah
sakit serta melak
sanakan perbai
kan yang telah
teridentifikasi
dari penguKuran
oan
A \ / A II | II A C II ^ A f C A A li t"
evaiuasi lerseoui
\ l i n a i r i V I K r ±\ JC r
9 \ /n \A/l