Anda di halaman 1dari 34

Dita Sopianti_132011133175_A-3.

Resume Identitas Nasional

1. Pengertian identitas nasional


Identitas nasional berasal dari kata “identity” yang berarti karakter, ciri, tanda, jati diri,
atau sifat khas. Sedangkan, nasional berasal dari kata “nation” yang berarti bangsa.
Identitas Nasional merupakan sifat khas yang melekat pada suatu bangsa atau yang lebih
dikenal dengan kepribadian atau karakteristik suatu bangsa. Secara terminologis,
Identitas Nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

2. Fungsi identitas nasional


a. Sebagai Alat Pemersatu Bangsa
Tujuan utama adanya identitas nasional adalah sebagai alat untuk mempersatukan
bangsa. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia memiliki berbagai macam suku, agama
dan kebudayaan. Identitas nasional digunakan sebagai merek untuk mempersatukan
keberagaman Indonesia tersebut. Selain itu, digunakan untuk memperkenalkan akan
Indonesia kepada bangsa lainnya.
b. Sebagai Pembeda dengan Bangsa Lain
Identitas nasional merupakan suatu ciri – ciri, tanda – tanda dan ciri khas akan suatu
negara tersebut. Hal inilah yang akan membuat negara tersebut berbeda dengan
negara lainnya. Pastinya, dengan adanya identitas nasional akan menjadi pembeda
suatu bangsa lebih khusus dan spesifik.
c. Sebagai Landasan Negara
identitas nasional digunakan sebagai panduan, pemersatu dan merupakan pegangan
agar bisa mewujudkan cita – cita dan tujuan negara tersebut. Selain itu, identitas
nasional digunakan untuk gambaran akan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh
negara tersebut.
d. Sebagai Identitas Negara
Fungsi paling penting dari identitas nasional adalah identitas atau jati diri suatu
negara. Di mana dengan adanya identitas nasional bisa membuat suatu negara lebih
menonjol dibandingkan dengan negara lainnya. Hal ini tentunya menjadi suatu ciri
khas tertentu akan sebuah negara dengan adanya identitas nasional tersebut.
3. Unsur-unsur pembentuk identitas nasional
a. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan
tumbuh dan berkembang di nusantara adalah Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu
dan Kong Hu Cu. Agama Kong H Cu pada masa orde baru belum diakui sebagai
agama resmi negara. Namun, sejak masa pemerintahan presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihilangkan.
b. Suku Bangsa
Suku bangsa juga dikenal sebagai unsur pembentukan akan identitas nasional
tersebut. Suku bangsa adalah satu golongan sosial yang bersifat askriptif, yakni
dibawa sejak lahir. Di mana suku bangsa sama dengan jenis kelamin dan umur. Di
Indonesia terdapat ratusan suku bangsa atau kelompok etnis dengan bahasa mereka
masing – masing.
c. Kebudayaan
Kebudayaan adalah kemampuan manusia sebagai makhluk sosial yang berisi tentang
model atau perangkat pengetahuan secara kolektif yang digunakan untuk mendukung
kehidupan manusia itu sendiri. Dengan kata lain, kebudayaan merupakan suatu
pedoman atau rujukan bagaimana manusia bisa menghadapi keadaan lingkungan
sekitar guna bertahan hidup. Budaya menjadi salah satu faktor penting akan
pembentukan identitas nasional.
d. Bahasa
Bahasa merupakan simbol atau lambang secara arbitrer atau verbal. Pembentuk
bahasa dilakukan berdasarkan unsur – unsur bunyi ucapan manusia. Bahasa
digunakan sebagai sarana komunikasi antar manusia satu dengan lainnya. Sudah
dijelaskan bahwa di Indonesia sendiri memiliki setidaknya ratusan suku bangsa dan
setiap suku minimal memiliki satu bahasa yang berbeda.
4. Karakteristik identitas nasional
a. Dibangun Atas Pengalaman Bangsa
Pengalaman yang dibawa dari yang pertama dapat dilihat sebagai kontribusi khusus
dari tawaran tawar-menawar pemuda imigran mengenai identitas nasional yang baru.
Tawaran gabungan akan, melalui proses negosiasi yang berkelanjutan, membentuk
pandangan, lebih atau kurang stabil, pada ‘Humoris’ dan kemungkinan milik
‘kehendak’ ini. Pencapaian identitas nasional yang lebih tinggi seperti asas hukum
adat.

b. Adanya Komitmen
Identitas nasional merupakan penjelasan yang aneh tentang komitmen terhadap tanah air.
Ini adalah pernyataan bahwa orang-orang tidak ada (hanya) sebagai akibat dari
pemaksaan eksternal dan ingin hidup (hanya) dengan perhitungan politik mereka tentang
keuntungan teoritis dan praktis mereka di bawah pengawasan nasional tertentu tetapi
karena mereka milik yang selalu istimewa berkembang biak manusia dengan siapa
mereka berbagi karakteristik tertentu.

c. Pengatur Sebuah Masyarakat


Identitas nasional adalah formula rasis modern untuk ketidakteraturan nasionalisme,
sebuah dogma yang memang tidak memiliki bukti, tetapi beberapa pameran.

d. Memiliki Bahasa umum


Suatu bahasa nasional, pada akhirnya, bukanlah produk dari perkembangan primitif alami
dari dialek yang diucapkan, tetapi sebuah artefak dominasi politik, kadang-kadang bahasa
“standar”, sebagai bahasa umum yang ditegakkan di dalam kekuasaan; kadang-kadang
“pejabat” didirikan sebagai sarana komunikasi resmi dan bisnis tanpa memperhatikan
idiom yang diadopsi secara acak seperti perananan pers dalam masyarakat demokrasi.

e. Memiliki kebudayaan umum


Jika karya seni dianggap sebagai properti budaya nasional, ini tidak dapat terletak pada
karya seni itu sendiri. Pada akhirnya, tidak ada warna nasional. Kenyataan bahwa seni,
yang seharusnya selalu merupakan ekspresi individu yang paling individual, tetap
dianggap sebagai milik nasional, berhutang lagi hanya untuk kepentingan negara. Dengan
perampasan produk-produk intelektual, kekuasaan negara itu sendiri ingin berpartisipasi
dalam dunia intelektual, dan merayakannya sendiri di dalamnya.

f. Adanya sejarah umum


Apa yang dapat menunjukkan pencapaian politik negara saat ini dan para pendahulunya
yang sah dan pengenaan mereka, sebagai suatu peraturan, adalah suatu sejarah. Populasi
saat ini harus melihat kembali sejarah ini bukan sebagai kesalahan yang berbahaya bagi
mereka, tetapi sebagai fondasi dari takdir yang sama.

g. Keputusan politik negara


Maksudnya adalah peraturan dan kondisi yang berkaitan dengan urusan dalam negeri,
atau klaim kebijakan luar negeri pada sumber daya negara-bangsa lain adalah kepedulian
masyarakat untuk memahami usaha politik dari kekuasaannya sebagai masalah nasional,
dan untuk mengidentifikasi mereka.

h. Penonjolan sifat-sifat tertentu


Hasil dari fakta menyatakan bahwa orang-orang menghabiskan hidup mereka dalam satu
tatanan politik yang sama yang menyatakan alasan mengapa mereka berada bersama-
sama di bawah satu tatanan politik. Efek subordinasi bersama mereka ke salah satu
kekuatan politik yang menyatakan penyebab kohesi mereka, kebersamaan mereka,
sebagai orang.

5. Peran identitas nasional


a. Sebagai Bahan atau Objek Dalam Integrasi Nasional
Integrasi nasional merupakan penyatuan banyaknya bagian yang berbeda dalam sebuah
masyarakat agar menjadi sebuah kesatuan yang utuh.
b. Menjadi Penanda Ikatan Solidaritas
Identitas nasional nasional sebagai penanda ikatan-ikatan solidaritas dari beberapa
komunitas yang disatukan oleh sejarah yang sama, bahasa yang sama, tradisi yang sama,
dan beberapa komponen lainnya yang sama.

c. Menjadi Definisi Territorial


Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa identitas nasional terikat pada wilayah.
Maka, identitas nasional jika dilihat dari perspektif teritori juga mempunyai peran dalam
definisi sebuah ruang yang pasti. Di dalam ruang inilah para warga hidup, bekerja dan
melakukan segala aktivitasnya.

d. Pengontrol sumber daya ekonomi


Identitas nasional memiliki peran untuk mengontrol sumber daya ekonomi. Hal ini
termasuk mengelaborasi pembagian kerja serta mendorong persebaran dan mobilitas
barang dan tenaga kerja.

PERTANYAAN

1. Wynne Faiza Rosada (kel 5)


Bagaimana cara menyikapi generasi tua yang seringkali menganggap generasi muda
melupakan budaya jika menggunakan Bahasa Indonesia?
2. Yudha Pranata (kel 6)
Bagaimana cara pemerintah dan masyarakat menyikapi budaya asing yang masuk ke
negara kita? Lalu, sistem apa yang dibuat oleh pemerintah agar identitas kita tidak hilang
berdasarkan landasan pasal 28I ayat 1?
3. Dita Sopianti ( kel 7)
Apakah identitas nasional dapat berfungsi dan digunakan sebagai pengembali jiwa
masyarakat yang sudah terpengaruh budaya luar?
4. Sinta Amalia ( kel 12)
Apakah seorang yang atheis dianggap menyimpang dari identitas nasional kita?
5. Fatmi Hadiyati ( kel 14)
Apakah teknologi yang masuk ke Indonesia dapat menimbulkan identitas yang baru?
JAWABAN
1. Dalam bahasa, bahasa Indonesia haruslah diutamakan, bahasa daerah dilestarikan, dan
bahasa luar dikuasai. Cara menanggapinya adalah dengan menuruti melestarikan bahasa
daerah itu sendiri. Bagaimanpun mungkin maksud orang tua tersebut, mereka hanya tak
ingin budaya daerah akhirnya tergerus dan akhirnya menghilang. Gunakan bahasa daerah
di waktu penggunaan bahasa tersebut diharuskan, dan gunakan bahasa Indonesia di
waktunya pula. Memang tidak selamanya bahasa Indonesia itu harus digunakan, seperti
contohnya saat sedang berbicara dengan teman ataupun orang yang memang berada di
daerah kita dan sedang tidak berada di kondisi formal dengan tuntutan menggunakan
bahasa nasional. Bahasa daerah adalah salah satu komponen penting Negara Indonesia.
Tidak semua Negara memiliki bahasa daerah, Indonesia adalah Negara yang beruntung
karena memilikinya dan itu wajib kita lestarikan. Namun di saat tertentu pula, bahasa
Indonesia wajib digunakan. Masing-masing bahasa mempunyai waktu dan tempatnya
masing-masing. Bahasa Indonesia tetap harus diutamakan tetapi tanpa menggerus bahasa
daerah.
2. Cara pertama yang dapat digunakan adalah dengan memperbaiki dan meningkatkan mutu
apa yang dapat Indonesia berikan, singkatnya memperbaiki produk Indonesia. Jika
Indonesia sendiri sudah memiliki kualitas produk yang bagus, maka warga Indonesia
tidak akan menengok negara lain untuk role model nya. Dengan begitu, orang Indonesia
bisa lebih tefilterisasi dari dampak negatif budaya atau komponen lain dari luar negeri.
Kemudian yang kedua bisa dilakukan pendidikan yang menyadarkan warga negara
Indonesia akan pentingnya menjaga identitas dirinya sebagai seorang bagsa Indonesia.
Misalnya dengan pendidikan kewaganegaraan, pendidikan ini haruslah menjada mata
pelajaran atau mata kuliah wajib demi terus menjaga rasa cinta identitas bangsa pada
setiap anggota negara Indonesia, dengan begitu sesuai dengan pasal 28 I ayat 1, bangsa
Indonesia bisa terbebas akan perbudakan sesuai dengan salah satu hak dari pasal tersebut,
maksud di sini adalah perbudaka budaya asing yang tak sesuai dengan identitas dan
falsafah negara kita.
3. Dari jawaban kelompok satu, jawabannya “bisa”. Budaya luar memang bisa
memengaruhi karakter sebuah bangsa, tetapi tidak sampai mengubah identitasnya. Setiap
negara memiliki karakternya masing-masing. Dan seperti sudah disebutkan sebelumnya,
terdapat komponen-komponen identitas nasional yang tidak akan seluruhnya tergerus
sekalipun terpengaruhi budaya negative dari luar. Identitas nasional pasti bisa
mengembalikan seorang anggota Negara Indonesia sekalipun orang tersebut nyaris
kehilangan nilai identitas nasionalnya, tetapi sekali lagi, identitas nasional tidak mungkin
seutuhnya menghilang.
4. Jawabannya adalah iya. Seorang atheis memiliki sejarah sebagai seseorang yang
terdzalimi oleh pemerintah dan pemuka agama sebelumnya dan mereka berpikir bahwa
TUhan tidak menolong mereka. Atheis memiliki arti tidak bertuhan. Di Indonesia sendiri
terdapat hukuman tegas terhadap seseorang menyebarkan paham atheis. Sila kesatu
Pancasila berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” sehingga mewajibkan setiap warganya
untuk percaya pada 1 Tuhan, maksudnya pada satu agama. Sementara pad agama lain
diwajibkan untuk bertoleransi dan menghormati. Selain itu, dalam unsur pembentuk
identitas nasional sendiri jelas tertera agama. Maka artinya jika tanpa agama, identitas
nasional tidaklah lengkap dan mungkin saja tidak dapat terbentuk. Jadi seorang atheis
tentu menyimpang dari identitas nasional
5. Tidak. Identitas sudah terbentu sejak negara itu sendiri terbentuk. Maka teknologi tidak
bisa menimbulkan identitas baru. Pola hidup masyarakat mungkin bisa terpengaruhi dan
terdampak dari luar, tetapi untuk identitas nasional tidak bisa berubah hanya karena
teknologi yang maju.
A-3.4_Dita Sopianti_132011133175

Resume Materi Kelompok Dua

Politik Identitas

1. Definisi

Politik Identitas terdiri dari dua kata: politik, berasal dari Bahasa Yunani, politeis, polis yang
berarti negara-kota. Umumnya polis ditandai dengan ciri: otonomi, swasembada dan merdeka, dan
identitas yang secara etimologis, identitas berasal dari kata identity. Menurut Kamus Inggris-Indonesia,
identity dialihbahasakan menjadi identitas, yaitu ciri-ciri dan tanda-tanda yang khas. identitas
merupakan situasi di mana manusia mampu mengaca diri dan menemukan berbagai tanda khas atau
unik yang diperolehnya melalui pertautan kisi internalnya dengan yang eksternal dan lingkungan
sosialnya

Politik identitas dianggap dapat merepresentasikan kemanusiaan melalui


penggambarannya akan individu terhadap yang lain. Oleh sebab itu politik identitas diklaim
bergulir secara universal dan merupakan bagian dari politik kebudayaan. Politik identitas adalah
politik yang fokus utama kajian dan permasalahannya menyangkut perbedaanperbedaan yang
didasarkan atas asumsi-asumsi fisik tubuh seperti persoalan politik yang dimunculkan akibat
problematika gender, feminisme dan maskulinisme, persoalan politik etnis yang secara dasariah
berbeda fisik dan karakter fisiologis, dan pertentangan_pertentangan yang dimunculkannya, atau
persoalan-persoalan politik karena perbedaan agama dan kepercayaan dan bahasa.

Ada tiga pembentukan dalam membangun sebuah identitas :

1. Identitas Legitimasi (Legitimizing Identity), yaitu identitas yang diperkenalkan oleh


sebuah institusi yang mendominasi suatu masyarakat yang merasionalisasikan dan
melanjutkan dominasinya terhadap aktor-aktor sosial, seperti misalnya suatu institusi
negara yang mencoba meningkatkan identitas kebangsaan anggota masyarakat.
2. Identitas Resisten (Resistance Identity), yaitu sebuah proses pembentukan identitas oleh
faktor-faktor sosial yang dalam kondisi tertekan dengan adanya dominasi dan stereotipe
oleh pihak-pihak lain sehingga membentuk resistensi dan pemunculan identitas yang
berbeda dari pihak yang mendominasi, dengan tujuan untuk kelangsungan hidup
kelompok atau golongannya.
3. Identitas Proyek (Project Identity), yaitu suatu identitas dimana aktor-aktor sosial
membentuk suatu identitas baru yang dapat menentukan posisi-posisi baru dalam
masyarakat sekaligus mentransformasi struktur masyarakat secara keseluruhan.

2. Konsep Politik Identitas

Politik identitas sendiri merupakan konsep baru dalam kajian ilmu politik. Politik identitas
adalah nama lain dari biopolitik dan politik perbedaan. Biopolitik mendasarkan diri pada
perbedaan-perbedaan yang timbul dari perbedaan tubuh.

3. Gagasan Politik Identitas


1. Hubungan interaktif antarkelompok perbedaan, terutama kelompok etnis yang
berbeda-beda harus menjalin suatu kerangka etis, dalam hal ini adalah sikap toleransi.
2. Toleransi politik sangat dipengaruh oleh sistem, struktur, dan atmosfer politik yang
berlaku.
3. Faktor perbedaan kadar intensitas toleransi : tingkat kemakmuran ekonomi, struktur
dan sistem olitik, dan faktor psikologi politik.
4. Konsep politik identitas relevan untuk diterapkan, paling tidak diwacanakan yang
lebih melihat kembali pada tataran humanitas dan etik.
5. Moralitas pun akan lebih dibutuhkan untuk mengatasi gejolak-gejolak politik dan
menumbuhkan perilaku politik yang etis dan bermoral.

4. Kelebihan dan Kelemahan Politik Identitas


a. Kelebihan
Ada upaya untuk tetap melestarikan nilai budaya yang menjadi ciri khas
kelompok yang bersangkutan, sehingga pengguatan akan budaya tidak akan luntur
dan hilang.
b. Kelemahan
Kelemahan dari gerakan politik identitas adalah upaya untuk menciptakan
kelompok khusus.
5. Perkembangan Identitas Politik
a. Perpecahan fundamental, kelompok kesukuan dan kebangsaan memunculkan gerakan
sosial politik yang menyeluruh.
b. Mobilisasi diprakarsai oleh para pemimpin  perampasan dan perebutan kekuasaa
dari suatu penguasa ke penguasa yang baru.
c. Keseimbangan mobilisasi dari atas dan bawah  pemimpin tidak lagi dominan dan
tujuan akhirnya adalah pembagian kekuasaan.
d. Muncul gerakan yang berasal dari dinamikanya sendiri, protes muncul atas berbagai
macam kesempatan individual, tidak ada satu kelompok atau pecahan yang dominan.

6. Hasil Analisis Von Beyme


a. Kemunculan politik etnis  tumbuhnya kesadaran kedalam suatu golongan atau
kelompok etnis tertentu.
b. Politik etnis mengacu pada politik “kelompok etnis” dan “minoritas kecil”, sementara
penafsiran kelomok etnis bisa mencakup bangsa etnis (ethnic nation).
c. Tujuan politik etnis  tidak menghendaki “determinasi diri kebangsaan” dalam suatu
wilayah bangsa. Tetapi lebih kepada penerimaan proteksi dan kemajuan bagi
kelompok.
PERTANYAAN
1. Aulia Dewi (Kelompok 5)
Bagaimana jika dibuat resisten yang tidak sejalan dengan ideologi dan aturan yang
berlaku?
2. Haera Nurhalizah (kelompok 10)
Cara memaknai politik identitas dalam kegiatan berbangsa dan bernegara Indonesia?
3. Umi sofiana (kelompok 10)
Solusi agar politik identitas tidak disalahartikan sebagai ajang untuk membanggakan
suatu kelompok/kaum sendiri?
4. Dina Septiana (kelompok 11)
Apakah ada suatu ancaman bagi politik identitas Indonesia?
5. Yudha Pranata (kelompok 6)
Apakah ada hubungan antara politik identitas dengan permasalahan yang sedang terjadi
di Papua saat ini?

JAWABAN

1. Politik identitas adalah politik yang fokus utama kajian dan permasalahannya
menyangkut perbedaan-perbedaan yang didasarkan atas asumsi-asumsi fisik tubuh seperti
persoalan politik yang dimunculkan akibat problematika gender, feminisme dan
maskulinisme, persoalan politik etnis yang secara dasariah berbeda fisik dan karakter
fisiologis, dan pertentangan pertentangan yang dimunculkannya, atau persoalan-
persoalan politik karena perbedaan agama dan kepercayaan dan bahasa. (Abdillah,
2002:22) . Politik identitas sebenarnya merupakan suatu usaha yang dilakukan
sekelompok orang, misal yang berasal dari etnis tertentu unuk menunjukan jati dirinya.
Resisten dalam politik identitas haruslah sesuai dengan ideologi dan aturan yang berlaku
agar tujuan mereka dalam menunjukkan jati dirinya diakui oleh masyarakat, dalam
konteks ini adalah masyarakat Indonesia. Jika tidak mengikuti ideologi dan aturan yang
berlaku, tentu saja mereka tidak akan diakui, terlebih jika berjalan benar-benar dari
ideologi, hal ini bisa saja malah dianggap sebagai kelompok pembangang dan harus
dihentikan.
2. Cara memaknainya adalah dengan memandangnya sebagai bentuk penunjukkan jati diri
dan usaha mempertahankan budaya yang menjadi karakteristik tertentu. Bukan sebagai
ajang saling klaim paling utama atau paling baik. Politik identias memperjuangkan
ketidakadilan dalam kondisi tertekan oleh kelompok yang lainnya, serta alat perjuangan
untuk proyek identitas yang bertujuan untuk membentuk suatu identitas yang baru, maka
politik identitas dapat dimaknai sebagai perjuangan pengakuan etnis-etnis atau komponen
keberagaman lain yang memang sudah melekat di negara Indonesia.
3. Sebenarnya langkah awalnya adalah dengan berlaku adil pada semua kelompok agar
tidak ada rasa tertinggal dan rasa tertekan pada mereka. Jika sudah berlaku adil, maka
langkah selanjutnya adalah dengan saling menghargai serta menghormati. Sebenarnya,
kunci kedamaian suatu bangsa adalah toleransi, menghargai, dan menghormati. Cara
menumbuhkan perasaan tersebut bisa diawali dengan pendidikan sejak dini tentang
bagaimana caranya berkehidupan berbangsa yang benar akan mencapai kedamaian.
4. Ada. Kelemahan dari gerakan politik identitas adalah upaya untuk menciptakan
kelompok khusus. Ancamannya adalah adanya perasaan paling baik pada beberapa
kelompok yang akhirnya menimbulkan perasaan tertekan pada kelompok lain. Akibat
terburuknya adalah rasa persatuan yang seharusnya dipertahankan dapat tergerus begitu
saja.
5. Kasus yang terjadi di Papua berawal dari adanya kabar yang beredar di masyarakat
tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kata rasis kepada muridnya. Namun
ternyata kabar tersebut hanyalah hoax belaka. Kuncinya adalah hoax dan rasis.
Agnes Heller (dalam Abdillah, 2002:22) mengasumsikan politik identitas sebagai politik
yang memfokuskan pembedaan sebagai kategori utamanya yang menjanjikan kebebasan,
toleransi, dan kebebasan bermain (free play) walaupun memunculkan pola-pola
intoleransi, kekerasan dan pertentangan etnis. Politik identitas dapat mencakup rasisme,
bio-feminisme, environmentalism (politik isu lingkungan), dan perselisihan etnis.
Bila dilihat dari pernyataan tersebut, rasisme memang bisa terjadi sebagai akibat buruk
atau menyeleweng dari politik identitas, bisa dikatakan mungkin saja akibat kesalahan
penjalanan dari poliik identitas. Namun kembali lagi ternyata kabar ucapan rasisme
tersebut hanyalah hoax. Jadi penyebab kericuhan di Wamena, Papua ini adalah karena
masyarakat yang termakan hoax dan tidak mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu
sebelum bertindak.
Dita Sopianti_132011133175_A-3.4

Resume Kewarganegaraan dan Konstitusi

1. Pengertian Negara
Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan
untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta
memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi, dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
 Pengertian Negara menurut Ahli :
 John Locke dan Rousseau, negara merupakan suatu badan atau organisasi hasil dari
perjanjian masyarakat
 Max Webber, negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam wilayah tertentu
 Mac Iver, sebuah negara harus memiliki tiga unsur pokok, yaitu wilayah, rakyat, dan
pemerintahan.
 Roger F Soleau, negara adalah alat atau dalam kata lain wewenang yang
mengendalikan dan mengatur persoalan–persoalan yang bersifat atas nama
masyarakat
 Prof Mr. Soenarko, negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah
tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan

 Pengertian Negara dari 4 sudut


1. Negara Sebagai Organisasi Kekuasaan
Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan anatara manusia dalam masyarakat tersebut.
Menurut Logemman dan Harold J Laski Logemman menyatakan bahwa negara
adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakat dengan
kekuasaannya.

2. Negara Sebagai Organisasi Politik


Negara Sebagai organisasi politik berfungsi sebagai alat dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan sekaligus
menertibkan serta mengendalikan gejala–gejala kekuasaan yang muncul dalam
masyarakat.
- Ciri khas : kedaulatan dan keanggotaan negara bersifat mengikat dan memaksa.

3. Negara Sebagai Organisasi Kesusilaan


Menurut Friedrich Hegel : Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul
sebagai sintesa antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan individu.
- Negara dipandang sebagai organisasi yang berhak mengatur tata tertib dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sementara manusia sebagai penghuninya
tidak dapat berbuat semua nya sendiri.

4. Negara Integrasi Pemerintah dan Rakyat


Menurut Prof. Soepomo, ada 3 teori :
 Teori Persorangan (Individualistik)
Negara, suatu masyarakat hukum yang disusun ber dasarkan perjanjian
antara individu yang menjadi anggota masyarakat
 Teori Golongan (Kelas)
Negara, suatu golongan yang memiliki kedudukan ekonomi yang paling
kuat untuk menindas golongan lain yang ekonominya lebih lemah
 Teori Integralistik (Persatuan)
Negara yang hendak mengatasi paham persorangan / golongan serta
mengutamakan kepentingan umum

2. Pengertian Konstitusi
Konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan. Konstitusi juga
dapat diartikan sebagai undang-undang dasar suatu negara yang pada prinsipnya adalah
suatu aturan yang mengandung norma-norma pokok, yang yang berkaitan kehidupan
negara. Konstitusi memiliki beberapa makna :
 Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, konstitusi adalah badan doktrin
dan praktis yang membentuk prinsip pengorganisasian fundamental negara
politik.
 Dilansir dari Kiddle.co, konstitusi suatu negara adalah jenis dokumen
hukum khusus yang menjelaskan bagaimana pemerintahnya seharusnya
bekerja.
Secara sederhana konstitusi mengemukakan antara lain: Bagaimana para pemimpin
negara dipilih dan berapa lama mereka akan bertugas, bagaimana undang-undang baru dibuat
dan hukum lama harus diubah berdasarkan hukum.

 Konstitusi di Indonesia
Konstitusi di Indonesia menjadi tonggak yang sangat penting bagi berjalannya
demokrasi, konstitusi tidak terlepas dari warga negara. Partisipasi dari warga negara-
lah yang menjadi pengawal dalam proses demokratisasi sebuah negara.

Kekuasaan di Indonesia apabila tidak dibatasi dan diawasi akan menimbulkan


penyelewangan. Berdasarkan hal itulah konstitusi dibuat. Bayangkan bila para
pemegang kekuasaan di republik ini tidak diatur di dalam konstitusi, diasingkan akan
runtuh negara ini. Sedangkan, berjalannya konstitusi seperti dewasa ini saja masih
banyak pemegang kekuasaan yang menyelewengkan wewenangnya.

3. Hubungan Negara dan Konstitusi

Undang – Undang Dasar Republik Indonesia (UUD 1945) adalah konstitusi dasar
negara Indonesia. UUD 1945 disahkan pada 18 Agustus 1945 yang diakui sebagai konstitusi
negara Indonesia. Rumusan Pancasila terdapat dalam pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4
yang demikian terdapat hubungan dasar negara dengan konstitusi.

Konstitusi mempunyai fungsi yang sangat penting bagi suatu negara. Menurut
pendapat Attamimi (1990: 215), suatu Konstitusi atau Undang-Undang Dasar berfungsi
sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas, mengatur bagaimana kekuasaan negara
dijalankan. Sebab tujuan dari konstitusi menurut Projodikoro (1983:12-13), ialah
mengadakan tata-tertib tentang lembagakenegaraan, wewenang-wewenangnya dan cara
bekerjanya, dan menyatakan hak-hak asasi manusia yang harus dijamin perlindungannya.
Selanjutnya, Kusnardi (1988: 65), menegaskan bahwa suatu konstitusi memerlukan dua
syarat yang harus dipenuhi, yaitu syarat mengenai bentuk dan isinya.

Hubungan antara dasar negara dengan konstitusi Nampak pada gagasan dasar, cita-
cita dan tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Dari dasar negara inilah
kehidupan negara dituangkan dalam bentuk peraturan perundang – undangan.
Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Artinya,
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik tetapi
juga perpaduan asas-asas kultural, religius dan kenegaraan yang terdapat dalam Pancasila.
Pancasila secara formal dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Rumusan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia tercantum dalam


Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok
kaidah negara yang fundamental, yang mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai
dasar engara dan tertib hukum tertinggi
 Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi sebagai Mukadimah dari UUD
1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
 Dan berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan
hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya.

4. Kesimpulan
Hubungan antara kewarganegaraan dengan konstitusi nampak pada gagasan dasar,
cita-cita, dan tujuan negara yang tertuang dalam UUD 1945. Dari dasar negara inilah
kehidupan bernegara dituangkan dalam bentuk perundang-undangan. Inti pembukaan UUD
1945 pada hakikatnya terdapat dalam Alinea IV, sebab terdapat segala aspek
penyelenggaraan pemerintah berdasarkan Pancasila. Oleh sebab itu dalam Pembukanan UUD
1945, Pancasila ditetapkam sebagai dasar negara rebupllik Indonesia. Maka, dari hubungan
antara Pancasila dengan UUD 1945 ini saling bersifat timbal balik.
Pertanyaan

1. Devia Nur ( Kelompok 7)


Bagaimana cara menentukan konstitusi yang akan digunakan oleh suatu negara ?
2. Dita Sopianti ( Kelompok 7)
Hal apa saja yang dapat dicampurtangani rakyat dalam pemerintahan ?
3. Yudha Pranata ( Kelompok 6 )
Apakah peraturan di Yogyakarta dan di Aceh masuk kedalam peraturan tertulis atau
tidak tertulis atau tidak keduanya ? Dan jelaskan mengapa !
4. Aulia Dewi ( Kelompok 5 )
Penerapan Pancasila dan UUD 1945, apakah sudah terealisasikan ?
5. Alifah nur Oktavia ( Kelompok 6 )
Apakah sebuah negara harus memiliki konstitusi ? Apa pengaruh besar nya untuk
negara itu sendiri ?

Jawaban

1. Khusus Indonesia, negara ini mempunyai sejarahnya sendiri dalam membangun


konstitusi, tepatnya konstitusi tertulis berupa UUD. Diawali dari periode 18 Agustus
1945 – 27 Desember 1949 (Penetapan Undang-Undang Dasar 1945), periode 27
Desember-17 Agustus 1950 konstitusi RIS, periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli
1959 (Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950), periode 5 Juli 1959 –
sekarang (Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945). Ini
menunjukan bahwa dalam menentukan atau menetapkan konstitusi untuk negara,
khususnya Indonesia, maka itu ditentukan terlebih dahulu dengan apa yang
dibutuhkan rakyatnya. Jadi sebenarnya konstitusi ditetapkan dengan cara disesuaikan
sedemikian rupa dengan apa yang bisa membangun Indonesia.
2. Pasal-pasal UUD yang mengatur pasrtisipasi masyarakat dalam politik atau
pemerintahan:
1. UUD 1945 pasal 28 yang berbunyi “kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang”. Dan diatur secara jelas dalam-dalam
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 mengenai jaminan hak-hak sipil dan
politik, dimana poin-poin hak yang harus dilindungi oleh negara mengenai hak
berpendapat, hak berserikat, hak memilih dan dipilih, hak sama dihadapan
hukum dan pemerintahan, hak mendapatkan keadilan, dll.

3. Dan Sejak tahun 1999 dikeluarkan berbagai instrumen hukum berupa undang-
undang (UU) atau Peraturan Pemerintah (PP) yang membuka lebar ruang bagi
partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik dan monitoring
pembangunan.

4. UU 32/2004 tentang pemerintah daerah, secara substantif menempatkan


partisipasi masyarakat sebagai instrumen yang sangat penting dalam sistem
pemerintahan daerah dan berguna untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan sosial, menciptakan rasa memiliki pemerintahan, menjamin
keterbukaan, akuntabilitas dan kepentingan umum, mendapatkan aspirasi
masyarakat, dan sebagai wahana untuk agregasi kepentingan dan mobilisasi
dana. Selain UU 32/2004, berbagai peraturan yang secara sektoral
memberikan ruang bagi partisipasi publik diantaranya yaitu,

 UU 25/2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional


(SPPN),
 UU no.7/2004 tentang sumber daya air, UU No.20/2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional,
 UU No.23/1992 tentang kesehatan,
 UU No.24/1992 tentang penataan ruang,
 UU No.41/1999 tentang kehutanan

Dan masih banyak lagi peraturan yang secara sektoral mengatur partisipasi
masyarakat. Semua peraturan tersebut pada intinya memberikan ruang yang sangat
luas pada partisipasi masyarakat dalam menentukan kebijakan publik dan
implementasinya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa rakyat sebenarnya mempunyai hak dalam


menentukan kebijakan di semua bidang. Oleh karena itu hal seperti demo dan
sebagainya juga diperbolehkan untuk menyuarakan pendapat asalkan bukan tindakan
anarkis. Pemerintah boleh dikritik atas kebijakannya, asalkan krtikan atau masukan
dari masyarakat itu bersifat objektif bukan untukmenjatuhkan.

3. DIY memiliki Undang-Undang Keistimewaan tersendiri selain Undang-Undang


Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3) sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 3 jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827). UU Keistmewaan
Yogyakarta adalah Undang-Undang Nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Sementara itu Aceh memiliki aturan tentang
pelaksanaan syariat Islam yang diatur dalam peraturan provinsi nomor 5 tahun 2000.
Jadi bisa dikatakan ini memang peraturan tertulis.

4. Bisa dikatakan sudah terealisasi tetapi belum sempurna. Pemerintah tentunya sudah
berusaha sedemikian rupa untuk merealisasikannya, tetapi kekurangan tentu ada di
mana-mana. Sebenarnya dalam perealisasian Pancasila ini juga ditentukan dengan
sikap rakyat. Rakyat perlu percaya pada pemerintah, tetapi pemerintah juga harus bisa
menjalankan kepercayaan itu sebaik-baiknya. Antara pemerintah dan rakyat
dibutuhkan kerja sama. Hukum harus benar-benar ditegakkan sehingga rakyat merasa
benar-benar diakui. Bantuan-bantuan baik berupa pemenuhan kebutuhan sampai
pendidikan sudah mulai diluncurkan pemerintah dalam rangka pemenuhan keadilan
sosial. Penjaminan kebebasan beragama sampai penyelenggaraan pergantian
pemerintah secara berkala dengan campur tangan semua pihak menjadi bukti
pengaplikasian Pancasila. Namun bila dilihat sisi lain seperti ketidak merataan
pembangunan di Indonesia, ketidak samaan isi penjara si koruptor dan pencuri sandal,
ini jelas menunjukan ketudak sempurnaan dari pengaplikasian Pancasila.

5. Konstitusi penting bagi negara. Seperti yang telah disampaikan di presentasi ini.
Konstitusi tertulis Indonesia berupa Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menjadi landasan berprilaku rakyat dan pemerintahan. Dengan
konstitusi, negara bisa mencapai tujuannya seperti yang tertuang dalam alinea
keempat UUD 1945. Dengan konstitusi pula rakyat mengetahui apa saja perannya
dalam negara. Menurut pendapat Attamimi (1990: 215), suatu Konstitusi atau
Undang-Undang Dasar berfungsi sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas,
mengatur bagaimana kekuasaan negara dijalankan. Sebab tujuan dari konstitusi
menurut Projodikoro (1983:12-13), ialah mengadakan tata-tertib tentang
lembagakenegaraan, wewenang-wewenangnya dan cara bekerjanya, dan menyatakan
hak-hak asasi manusia yang harus dijamin perlindungannya. Selanjutnya, Kusnardi
(1988: 65), menegaskan bahwa suatu konstitusi memerlukan dua syarat yang harus
dipenuhi, yaitu syarat mengenai bentuk dan isinya. Pengaruh terbesar dari konstitusi
adalah tertibnya bangsa dan tercapainya tujuan bersama.
Dita Sopianti_132011133175_A-3.4

Resume Hubungan Negara dan Warga Negara

1. Pengertian Warga Negara


Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang
merdeka, karena warga negara mengandung arti peserta, anggota atau warrga dari suatu Negara,
yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar
tanggung jawab bersama untuk kepentingan bersama. Ada beberapa pengertian warga negara:
a. Koerniatmanto S Mendefinisikan warga Negara dengan anggota Negara. Sebagai
anggota Negara, seorang warga Negara mempunyai kedudukan yang khusus terhadap
negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik
terhadap negaranya.
b. Dalam UUD 1945 Pasal 26 Warga Negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa
lain yang disahkan undang-undang sebagai warga Negara.
c. Menurut Pasal 1 UU No. 24/1958 Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-
orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian dan/ atau
peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga
Negara Republik Indonesia.

2. Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok manusia yang mendiami suatu wilayah
tertentu dan mengetahui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
kelompok tersebut. Negara juga diartikan sebagai suatu perserikatan yang melaksanakan satu
pemerintahan melalui hukum yang mengikat masyarakatnya demi ketertiban sosial.
Negara bukanlah makhluk hidup. Ia tidak dapat melakukan apapun tanpa adanya subjek yang
aktif menggerakkan. Para penggeraknya adalah rakyat. Di antara rakyat yang banyak dan
beragam tersebut, ada peran-peran tertentu yang diserahkan kepada beberapa orang untuk
menyelenggarakan negara. Beberapa orang yang dipilih oleh rakyat banyak akan menduduki
jabatan di pemerintahan. Mereka dianggap sebagai orang-orang yang mampu menjadi
penyelenggara pemerintahan agar negara dapat menjalankan kewajiban dan haknya dengan baik.
Montesqieu membagi mereka ke dalam 3 golongan Trias Politika :
• Eksekutif : Presiden dan Wakil Presiden sebagai pusat pemerintahan yang menjalankan
peraturan-peraturan negara.
• Legislatif : DPR, DPD, MPR yang bertugas membuat dan mengesahkan peraturan
perundang-undangan negara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan negara.
• Yudikatif : KY, BPA, MA, MK, Kepolisan harus dapat mengawasi pelaksanaan
penyelenggaraan negara dan menegakkan hukum yang berlaku di Indonesia.

Negara merupakan suatu wilayah dengan luasan tertentu yang menjadi tempat tinggal
dari sekelompok orang. Namun untuk dapat disebut sebagai negara, wilayah yang ditinggali
penduduk tersebut juga harus mendapatkan pengakuan kedaulatan dari negara lain. Selain itu,
sebuah negara yang sudah berdiri tegak juga harus memiliki undang-undang sendiri untuk
mengatur tata kehidupan berbangsa dan bernegara.

Negara harus dapat memenuhi hak warga negaranya. Sementara itu, warga negara juga
harus menyelesaikan tugas sebagai warga negara yang baik. Barulah dapat hak warga
negara.Negara memiliki hubungan emosional yang kuat dengan warga negara. Tidak perlu ada
pemaksaan atau aturan resmi yang mewajibkan warga negara membela negaranya.

3. Hak Negara
Sebagai tanah air yang didiami secara turun temurun, tanah yang telah memberi
kesejahteraan air dan berbagai kebutuhan hidup manusianya maka sudah selayaknyalah warga
negara memberikan balasan.
Balasan yang dapat dipersembahkan oleh warga negara yaitu usaha membela tanah air. Negara
berhak mendapatkan pembelaan dari warga negaranya. Negara juga berhak mendapatkan
keharuman nama baik di kancah internasional yang diusahakan oleh warga negaranya.
a) Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan
b) Hak negara untuk dibela
c) Hak negara untuk mengusai bumi, air, dan kekayaan untuk kepentingan rakyat
4. Kewajiban Negara
Sebuah negara yang ideal adalah negara yang dapat memenuhi hak-hak warga negaranya.
Sederhananya, tugas utama negara kita juga memenuhi hak warga negara. Tentang apakah sudah
terlaksana atau belum, itu merupakan persoalan lain.Negara harus dapat memberikan
perlindungan dan jaminan keamanan kepada penduduk dan warga negara yang berdiam di
wilayahnya. Negara juga harus melakukan pembangunan secara merata di seluruh wilayah
bagian negara.
a) Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil
b) Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
c) Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk
rakyat
d) Kewajiban negara memberi jaminan sosial
e) Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.

5. Tujuan Negara Indonesia


Tujuan negara Indonesia telah ditetapkan terlebih dahulu, sebagaimana sebuah gerakan
yang terorganisir selalu memiliki tujuan yang pasti dan dapat memberikan alasan yang tepat
mengapa organisasi atau pergerakan itu harus didirikan. Menurut pembukaan UUD Tahun 1945,
Indonesia memiliki 4 tujuan utama, yaitu
 Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia
a. Hak Warga Negara
Hak sendiri yaitu sesuatu yang mutlak dimiliki oleh setiap orang dari sejak lahir hingga
saat ini, dalam hal lain hak adalah kepunyaan,milik, kewenang, dan kekuasaan. Setiap
warga negara memiliki hak perorangan. Hak individu tersebut dapat anda lihat dalam
UUD 1945, tepatnya Pasal 27 sampai dengan Pasal 34. Beberapa contoh hak warga
negara yang mutlak didapatkan oleh setiap individu yaitu sebagai berikut :
 Hak hidup aman
 Hak berpendapat.
 Hak berkumpul
 Hak memeluk agama dan menjalankan kewajiban agamanya

b. Kewajiban Warga Negara


Kewajiban sendiri yaitu sesuatu yang menjadi tugas manusia dan harus dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab. Dalam hubungan apapun, tidak ada hak yang boleh
dituntut jika belum kewajiban belum dijalankan dengan baik. Kewajiban warga negara
yang dijalankan dengan baik dapat membantu memajukan negara. Kewajiban ini pula
yang membuat tujuan sebuah negara cepat tercapai.
1. Bela Negara
 Belajar dengan giat.
 Berusaha tidak ketergantungan dengan produk impor
 Update berita perkembangan negara dan persaingan global
 Berusaha menghasilkan karya inovatif yang berguna bagi masyarakat
 Patuh dan hormat kepada guru dan orangtua di manapun tempatnya
 Mengikuti upacara bendera dengan khidmat

2. Memperkenalkan Budaya Bangsa


Hubungan emosional yang kuat antara negara dengan warga negara dapat membentuk
rasa cinta tanah air. Rasa inilah yang mendorong warga negara bangga dengan segala
hal yang berasal dari negaranya. Secara tidak sadar, mereka akan sangat loyal dengan
segala produk rumah tangga yang berasal dari produksi dalam negeri.

Lebih dari itu, seorang warga negara yang telah memiliki keterikatan emosional
dengan negaranya akan memperkenalkan budaya bangsanya ke orang luar negeri
tanpa adanya perintah dari pemerintah.
3. Taat Aturan Negara
Warga negara yang telah memiliki hubungan emosional kuat dengan negaranya akan
memberi kepercayaan yang tinggi kepada negara. Setiap aturan negara dipercaya
memiliki manfaat untuk mengatur hubungan berbangsa dan bernegara.

4. Berusaha Mengharumkan Nama Negara


Hubungan emosional yang kuat antara negara
dengan warga negaranya akan memacu usaha pengharuman nama baik. Warga negara
yang baik akan selalu menjaga kelakuannya dalam bermasyarakat, baik di wilayah
dalam atau luar negeri.

Sebagai timbal baliknya, negaralah yang akan memberikan fasilitas penuh kepada
warga negara yang berjuang mengharumkan nama negara. Mulai dari penghargaan,
tunjangan keberlangsungan kehidupan, beasiswa, jaminan hak asasi warga negara,
jaminan sosial dan segala macam akomodasi yang dibutuhkan warga negara akan
dipenuhi negara.
Pertanyaan

1. Wynne (kelompok 5)
Seseorang yang tidak menjalankan kewajibannya bisa kehilangan kewarganegaraannya,
didasari oleh undang-undang apa? Seseorang kehilangan kewarganegaraannya
disebabkan oleh apa saja?
2. Sri munawaroh (Kelompok 3)
Bagaimana hak seseorang apabila dia berkhianat dengan negaranya sendiri? Contoh
menjadi mata-mata untuk negara lain dinegaranya sendiri.
3. Anindita Kusuma (Kelompok 12)
Apabila ada warga negara yang kewarganegaraannya ganda lalu melakukan tindakan
criminal atau kesalahan menggunakan hukum yang mana?
4. Anasah zulfah (kelompok 10)
Apakah seorang warga negara Indonesia boleh memiliki kewarganegaraan ganda?
Bagaimanakah kebijakan pemerintah Indonesia terkait hal tersebut?
5. Tarisa (Kelompok 8)
Bagaimana mekanisme atau mengesahkan warga negara asing menjadi warga negara
Indonesia?
6. Yudha (kelompok 6)
Bagaimana jika warga negara sudah memenuhi kewajibannya namun haknya belum
dipenuhi? Contohnya Pendidikan yang belum merata di seluruh Indonesia seperti di
pelosok.
7. Dita Sopianti (Kelompok 7)
Bagaimana nasib seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan?
8. Diandra puspita sari (Kelompok 9)
Apakah hak warga negara Indonesia bisa terjamin? “Masih banyak kemiskinan, tidak bisa
memenuhi kebutuhannya semisal tidak bisa membeli makan” , apakah hal tersebut karena
masyarakat kurang melaksanakan kewajibannya?
9. Nurul indah (Kelompok 13)
Apa tanggapan kalian dengan penduduk yang tinggal ditepi sungai? (UUD 45 pasal 27
ayat 2 ttg penghidupan yang layak dan UU no. 39 thn 1999 ttg HAM pasal 40 “setiap
orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak”)

Jawaban

1. Dalam kerangka hukum Indonesia, pencabutan kewarganegaraan diatur dalam UU No.


12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan (UU 12/2006) dan Peraturan Presiden No. 2
Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan Memperoleh
Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia (Perpres 2/2007). Dalam UU 12/2006
dan Perpres 2/2007 disebutkan kondisi dimana seorang WNI dapat kehilangan
kewarganegaraannya, yaitu “Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu
dari Presiden” dan “secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia
kepada atau bagian dari negara asing tersebut.” Permasalahan yang harus diperhatikan
adalah terkait status dari ISIS sebagai “tentara asing” atau “negara asing”.
dalam BAB V, Pasal 31 sampai Pasal 39. Pada bagian pertama, diatur mengenai syarat-
syarat seorang warga negara bisa dicabut kewarganegaraannya.

Pasal 31:

(1) Warga Negara Indonesia dengan sendirinya kehilangan kewarganegaraan karena:


a. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri
b. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu
c. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden
d. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia
e. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing atau bagian dari negara asing tersebut
f. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalamm pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing
g. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain
atas namanya, atau
h. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun
terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia
sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia
keapada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

(2) Warga Negara Indonesia dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri apabila yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas)
tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang
Kewarganeraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

2. Pengkhianatan yang bagaimana dulu. Jika pengkhianaan seperti tertulis dalam Bab V
pasal 31, maka konsekuensianya adalah pencabutan kewarganegaraan setelah
melaksanakan beberapa proses. Jika pengkhiatan seperti melanggar UU Hak Asasi
Manusia, maka akan diberi hukuman yang berlaku, dan sebagainya.

3. Indonesia tidak menerima kewarganegaraan ganda. Jika ganda, maka diperslahkan


untuk memilih. Jika memiih kewargenaraan Indonesia, maka kriminal yang dilakukan
akan ditindak lanjuti sesuai jenis kriminalnya. Seperti contoh, jika membunuh maka akan
dikenai hukuman sesuai Pasal 338 KUHP yang menyatakan; “Barang siapa dengan
sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.” Jika memilih kewarganegaraan asing maka akan
dikenai Prinsip ini dianut dalam Pasal 4 sub 4 KUHP yang pada intinya menentukan
bahwa ketentuan-ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi siapa saja, termasuk
orang-orang asing yang di luar wilayah Indonesia yang melakukan kejahatan yang
melibatkan kepentingan bersama negara di dunia, asalkan kejahatan kriminal yang
dilakukan adalah di Indonesia dan terhadap warganya.
4. Tidak boleh. Diperislahkan memilij menjadi WNI atau tidak. Apabila ia tidak mau
melepaskan salah satu kewarganegaraannya, maka sanksi yang didapatkan adalah
kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan bunyi Pasal 23
UU Kewarganegaraan yang berbunyi:

“Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan:


a. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
b. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yangbersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
c. …..”

5. Perhatikan dulu persyaratannya berdasarkan Pasal 9 UU Kewarganegaraan:


 Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;
 Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat
10 tahun tidak berturut-turut;
 Sehat jasmani dan rohani;
 Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
 Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
 Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
 Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
 Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Kemudian ada tata caranya :

Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia karena Kawin

Pedoman tentang pengajuan persyaratan untuk menjadi WNI karena perkawinan


diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 36 Tahun
2016 tentang Tata Cara Menyampaikan Pernyataan untuk Menjadi Warga Negara
Indonesia (“Permenkumham 36/2016”) yang memuat ketentuan mengenai kerangka
hukum dan pedoman untuk warga negara asing yang kawin secara sah dengan WNI
dan ingin mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.
Permohonan Pewargangeraan diajukan kepada Menteri yang dilakukan secara
elektronik melalui laman resmi Dirjen AHU di https://www.ahu.go.id.[5]

Pada saat mengajukan permohonan, Pemohon mengunggah dokumen-dokumen


sebagai berikut:[6]

1. Data diri Pemohon yang telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang dari
negara asalnya sebagai berikut:

a. Fotokopi akta kelahiran yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia


oleh penerjemah resmi tersumpah dan telah dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang;

b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (“KTP”) atau surat keterangan tempat tinggal
Pemohon yang telah dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang;

2. Data diri pasangan Pemohon yang meliputi:

a. Fotokopi akta kelahiran yang telah dilegalisasi oleh Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil;

b. Fotokopi KTP yang telah dilegalisasi oleh Pejabat Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil tingkat kabupaten/kota;

3. Fotokopi akta perkawinan/buku nikah (bagi umat muslim) Pemohon yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah resmi tersumpah dan
dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang tempat dilangsungkannya perkawinan.

4. Asli surat keterangan dari lembaga-lembaga berikut;

a. Kantor imigrasi di tempat tinggal Pemohon yang menerangkan bahwa Pemohon


telah bertempat tinggal di Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau 10
tahun tidak berturut-turut;

b. Surat keterangan catatan kepolisian Pemohon yang dikeluarkan oleh Markas


Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia;

c. Perwakilan diplomatik negara asal Pemohon yang menerangkan jika Pemohon


memperoleh kewarganegaraan Indonesia maka yang bersangkutan kehilangan
kewarganegaraan dari negara asalnya; dan
d. Rumah sakit pemerintah yang menerangkan kesehatan jasmani dan rohani
Pemohon

5. Enam lembar pas foto terbaru Pemohon ukuran paspor (ukuran 4 x 6 cm dengan
latar belakang warna merah, berpakaian rapi dan sopan); dan

6. Asli bukti pembayaran permohonan pernyataan untuk menjadi WNI (biaya


permohonan tersebut ditetapkan sebesar Rp 2,5 juta per permohonan)

Setelah mengajukan permohonan secara eletronik, Pemohon wajib menyampaikan


dokumen di atas secara fisik kepada Menteri melalui Dirjen AHU dengan disertai
surat pernyataan kebenaran isi dokumen fisik yang disampaikan dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) hari sejak tanggal permohonan secara elektronik diterima.[7]

Prosedur Pemberian Status Warga Negara karena Kawin

Setelah menerima dokumen-dokumen fisik yang dikemukakan di atas, Menteri


memiliki waktu 10 hari kerja untuk melakukan pemeriksaan kelengkapan dan
kebenaran dokumen yang disampaikan tersebut terhitung sejak dokumen fisik
diterima.[8]

Dalam hal terdapat kekurangan kelengkapan dokumen fisik, Menteri


memberitahukan dan meminta Pemohon untuk melengkapi kekurangan tersebut
dalam jangka waktu paling lambat 14 hari kerja terhitung sejak tanggal
pemberitahuan. Jika tidak, permohonan ditolak dan pemberitahuan penolakannya
disampaikan kepada Pemohon secara elektronik. Namun, Pemohon dapat
mengajukan kembali permohonan baru di lain waktu.[9]

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan, Permohonan Pewarganegaraan dinyatakan


lengkap, Menteri selanjutnya menetapkan keputusan mengenai memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dan menyampaikannya secara elektronik kepada
Pemohon dan perwakilan negara asal Pemohon.[10] Di samping itu, Menteri juga
akan mengumumkan nama Pemohon yang memperoleh kewarganegaraan
Indonesia dalam Berita Negara Republik Indonesia.[11]

Terakhir, Pemohon diwajibkan mengembalikan dokumen yang berkaitan dengan


statusnya sebagai warga negara asing kepada instansi yang berwenang dalam
waktu paling lambat 14 hari terhitung sejak tanggal ditetapkannya keputusan
Menteri.[12] Setelah mendapatkan status WNI, tahapan berikutnya yang harus dilalui
adalah pembuatan KTP untuk WNI yang persyaratan dan prosedurnya ditetapkan
oleh Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) pada kelurahan dimana
Pemohon berdomisili.

6. Jika tidak terpenuhi, maka menurut saya rakyat dipersilahkan melakukan aksi protes
asal sesuai dengan aturan dan tidak merusak fasilitas. Aksi protes bisa berupa demo
tertib. Pemerintah memang seharusnya bisa memenuhi hak warga negara jika
kewajiban telah merka tunaikan. Jika tidak, maka mungkin ada yang salah dengan
sistem pemerintahan. Rakyat dapat menyuarakan pendapatnya serta masukannya.
Karena sebenarnya mungkin ini sulit. Pemerintah terkadang seolah tertutup dengan
suara dari aksi masa. Contohnya adalah Omnibus Law saat ini. Maka aksi yang bisa
dilakukan mungkin adalah demo tertib seperti yang sedang dilakukan sebagian rakyat
saat ini.

7. Ini pertanyaan saya, Bu, dan saya belum menemukan jawabannya. Namun
kemungkinan terbesarnya adalah orang tersebut tidak terikat pada hak dan kewajiban
pada negara mana pun sampai dia memutuskan untuk melaukan proses
pewarganegraan pada salah satu negara.

8. Sebenarnya sudah ada UU yang mengatur ini, yaitu pasal 27 sampai 34 UUd 1945.
Namun kembali lagi, dalam perealisasiannya memang selalu ada hambatan. Saya yakin
pemerinath sebenarnya sudah berusaha. Permasalahan ini bukan hanya berada di satu
era saja, tetapi dari zaman awal kemerdekaan sampai sekarang hal ini memang sulit
direalisasikan sepenuhnya. Intinya butuh waktu yang mungkin akan panjang serta
kebersediaan semua pihak untuk melaksanakan setiap tanggung jawabnya dengan jujur
agar kesejahteraan Indonesia ini dapat terjamin.

9. Hal ini tentu saja sangat menyedihkan. Kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan lain
sebagainya memang belum merata. Tempat tinggal kumuh dipinggiran sungai memang
tidak sesuai dengan janji pemenuhuan tempat tinggal yang layak. Namun kembali lagi,
ini memang hal yang tidak mudah. Apa yang harus kita lakukan? Kita tidak tahu selain
hanya menjalankan kewajiban masing-masing sebagai rakyat dan pemerintah terus
berusaha menjalakan UU tersebut. Kita sebaga rakyat yang kondisinya lebih baik dai
mereka sebenarnya bisa juga membantu dengan melakuka penggalangan dana. Negara
ini bukan milik pemerintah sehingga hanya mereka saja yang bertanggung jawab. Ini
juga milik kita semua sehingga kita juga bertanggng jawab akan kesejahteraannya
dengan cara membantu semampu kita. Jadi pada intiya kesejahteraan, seperti salah
satunya pemenuhuan tempat tinggal yang layak adalah tanggung jawab kita bersama.
Pemerintah berproses dan kita membantu semampu kia tanpa lupa akan peran kita
masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai