Anda di halaman 1dari 22

Pertemuan 6

TEORI KONSTRUKTIVISTIK
PENDAHULUAN
 Belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah sekadar menghafal, akan
tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.

 Pengetahuan bukanlah hasil ”pemberian” dari orang lain seperti guru, akan
tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu.

 Pengetahuan hasil dari ”pemberian” tidak akan bermakna.

 Pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan


oleh setiap individu akan memberikan makna mendalam atau lebih dikuasai
dan lebih lama tersimpan/diingat dalam setiap individu.
Konstruktivistik merupakan metode pembelajaran
yang lebih menekankan pada proses dan kebebasan
dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam
mengkonstruksi pengalaman atau dengan kata lain
teori ini memberikan keaktifan terhadap siswa untuk
belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan
atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya sendiri.
JEROME BRUNER

 belajar mencakup tiga proses kognitif. Antara lain memperoleh


informasi baru, transformasi pengetahuan, serta menguji relevansi dan
ketepatan pengetahuan.
 Pandangan terhadap belajar itu disebut sebagai konseptualisme
instrumental. Pada dasarnya pandangan ini didasarkan pada dua
prinsip, yakni pengetahuan orang tentang alam didasarkan pada model-
model mengenai kenyataan yang dibangunnya dan model-model itu
diadaptasikan pada kegunaan bagi orang tersebut.
Menurut Bruner dalam proses belajar juga ada empat tema pendidikan yang perlu
diperhatikan:
1. Mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan. Alasannya dengan struktur
pengetahuan kita membantu siswa untuk melihat bagaimana fakta-fakta yang
tampaknya tidak ada hubungan, lalu dapat dihubungkan satu dengan yang lain.
2. Tentang kesiapan untuk belajar. Bruner berpendapat kesiapan terdiri atas
penguasaan keterampilan-keterampilan yang lebih sederhana yang bisa
mengizinkan seseorang untuk mencapai keterampilan yang lebih tinggi lagi.
3. Menekankan nilai institusi dalam proses pendidikan. Dengan institusi, teknik-teknik
intelektual untuk sampai pada formulasi-formulasi tentatif tanpa melalui langkah-
langkah analitis untuk mengetahui apakah formulasi-formulasi tersebut merupakan
kesimpulan yang sah (sahih) atau tidak.
4. Tentang motivasi atau keinginan untuk belajar dan cara-cara yang tersedia pada
para guru untuk merangsang motivasi tersebut.
JOHN DEWEY

 Belajar
harus bersifat aktif, langsung terlibat,
berpusat pada siswa (SCL = Student-Centered
Learning) dalam konteks pengalaman sosial
 Kesadaran sosial menjadi tujuan dari semua
pendidikan
 Guru bertindak sebagai fasilitator
JEAN PIAGET

 Belajar
mendasari pada pengamatan yg
melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih
lama dan menimbulkan sensasi yang membekas
pada siswa
 Proses
belajar terdiri dari 3 tahapan, yaitu asimilasi,
akomodasi, dan equilibrasi (penyeimbangan)
 Gurumemfasilitasi proses terjadinya
ketidakseimbangan (disequilibrium)
TAHAPAN PROSES BELAJAR MENURUT JEAN PIAGET

1. Asimilasi yaitu proses penyatuan (pengintegrasian) informasi


baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.
2. Akomodasi yaitu penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi
yang baru.
3. Equilibrasi (penyeimbangan) yaitu penyesuaian
berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
VIGOTSKY

 Vigotsky memahami bahwa belajar dilakukan dalam interaksi


dengan lingkungan sosial.
 Proses belajar seseorang dengan discovery lebih mudah jika dalam
konteks sosial budaya.
 Inti kognitivisme Vigotsky adalah interaksi antara aspek internal
dengan eksternal yang terjadi pada lingkungan sosial.
Karakteristik Teori Belajar Konstruktivisme menurut Driver Dan Bell

1. Peserta didik dipandang sebagai pasif, tetapi memiliki tujuan

2. Keterlibatan peserta didik seoptimal mungkin dalam


pembelajaran
3. Pengetahuan tidak datang dari luar tetapi dikonstruksi oleh
peserta didiknya sendiri
4. Pembelajaran bukan berupa transfer pengetahuan, tetapi
melibatkan pengendalian dan rekaya kondisi dan situasi kelas
5. Kurikulum
bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat
sumber yang harus dikembangkan.
TUJUAN TEORI KONSTRUKTIVISTIK

1. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.

2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari


sendiri pertanyaannya.

3. Membantu siswa mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara


lengkap.

4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.

5. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.


CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KONSTUKTIVISME
1. Memberi peluang kepada murid memiliki pengetahuan baru melalui keterlibatan secara langsung

2. Menggalakkan soalan/idea yang dimulakan oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan
merancang pengajaran.

3. Menyokong pembelajaran secara koperatif mengambil kira sikap dan pembawaan murid.

4. Mengambil kira dapatan kajian bagaimana murid belajar sesuatu ide.

5. Menggalakkan & menerima daya usaha& autonomi murid


6. Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid & guru.
7. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran.

8. Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.


PRINSIP-PRINSIP KONSTRUKTIVISME

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.

2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa
sendiri untuk menalar.

3. Siswa aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.

4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.

5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.

6. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.

7. Mmencari dan menilai pendapat siswa.

8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.


RANCANGAN PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME

 Memberi kesempatan kepada siswa mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri.

 Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga


menjadi lebih kreatif dan imajinatif.

 Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.

 Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.

 Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, dan

 Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.


Unsur-unsur Penting Dalam Teori Konstruktivistik

1. Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa


2. Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna
3. Adanya lingkungan social yang kondusif
4. Adanya dorongan agar siswa mandiri
5. Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah
HAKIKAT PEMBELAJARAN MENURUT TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

1. Siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan


ide yang mereka miliki.

2. Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti.

3. Strategi siswa lebih bernilai, dan

4. Siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar


pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.
KELEBIHAN TEORI KONSTRUKTIVISTIK
1. Berfikir: Dalam proses menerima hal baru, siswa berfikir untuk menyelesaikan masalah,
mengungkapkan pendapat dan membuat keputusan.

2. Faham: karena siswa terlibat langsung dalam mempelajari hal baru, mereka lebih faham dan
dapat mengapliksikannya dalam segala situasi.

3. Ingat: karena siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka mengingat lebih lama semua
konsep.

4. Keterampilan sosial: diperoleh karena siswa berinteraksi dengan sesama siswa dan guru dalam
mempelajarl hal baru.

5. Menyenangkan: karena siswa terlibat langsung, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi
dengan baik, maka mereka akan berasa senang belajar dalam mempelajari hal baru.
Aplikasi Teori Konstruktivistik Dalam Pembelajaran

a. Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta lepas


yang sudah ditetapkan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengmbangkan ide-idenya secara lebih bebas.
b. Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk membuat
hubungan ide-ide atau gagasan-gagasan, kemudian memformulasikan
kembali ide-ide tersebut, serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
c. Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia adalah
kompleks, dimana terjadi bermacam-macam pandangan tentang kebenaran
yang datangnya dari berbagai interpretasi.
d. Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan suatu
usaha yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur, dan tidak mudah
dikelola.
Model-model Pembelajaran Menurut Teori Belajar Konstruktivisme

• Discovery learning
• Reception learning
• Assisted learning
• Active learning
• Accelerated learning
• Quantum learning
• Contextual teaching and learning
• Cooperative learning
Lanjutan Aplikasi

e. Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta lepas


yang sudah ditetapkan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengmbangkan ide-idenya secara lebih bebas.
f. Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk membuat
hubungan ide-ide atau gagasan-gagasan, kemudian memformulasikan kembali
ide-ide tersebut, serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
g. Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia adalah
kompleks, dimana terjadi bermacam-macam pandangan tentang kebenaran
yang datangnya dari berbagai interpretasi.
h. Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan suatu
usaha yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur, dan tidak mudah
dikelola.
IMPLIKASI DARI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME DALAM PENDIDIKAN

 Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu


yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.

 Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan


pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan
memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis
masalah dalam kehidupan sehari-hari.

 Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi
dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat
situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai