Anda di halaman 1dari 6

Tugas Hukum Administrasi Negara Tentang Menjabarkan Konsep Perizinan

Nama : Muhammad Johan Nur Al Fariz

Kelas : 2019C

NIM : 19040704076
Perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan
tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Izin ialah salah satu instrumen
yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi, untuk mengemudikan tingkah
laku para warga.

Unsur-unsur Perizinan

1.Instrumen yuridis
Izin merupakan instrument yuridis dalam bentuk ketetapan yang bersifat konstitutif dan
yang digunakan oleh pemerintah untuk menghadapi atau mentapkan peristiwa
konkret,sebagai ketetapan izin itu dibuat dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku
pada ketetapan pada umumnya.

2.Peraturan perundang-undangan
Pembuatan dan penerbitan ketetapan izin merupakan tindakan hukum
permerintahan,sebagai tindakan hukum maka harus ada wewenang yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan atau harus berdasarkan pada asas legalitas, tanpa dasar
wewenang, tindakan hukum itu menjadi tidak sah,oleh karena itu dalam hal membuat dan
menerbitkan izin haruslah didasarkan pada wewenang yang diberikan oleh peraturan
peruUUan yang berlaku, karena tanpa adanya dasar wewenang tersebut ketetapan izin
tersebut menjadi tidak sah.

3. Organ pemerintah
Organ pemerintah adalah organ yang menjalankan urusan pemerintah baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah.menurut sjahran basah,dari badan tertinggi sampai dengan badan
terendah berwenang memberikan izin.

4. Peristiwa kongkret
Izin merupakan instrument yuridis yang berbentuk ketetapan yang digunakan oleh
pemerintah dalam menghadapi peristiwa kongkret dan individual,peristiwa kongkret artinya
peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, orang tertentu ,tempat tertentu dan fakta
hukum tertentu.

5. Prosedur dan persyaratan


Pada umumnya permohonan izin harus menempuh prosedur tertentu yang ditentukan oleh
pemerintah,selaku pemberi izin. Selain itu pemohon juga harus memenuhi persyaratan-
persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah atatu pemberi
izin.prosedur dan persyaratan perizinan itu berbeda-beda tergantung jenis izin, tujuan izin,
dan instansi pemberi izin. Menurut soehino,syarat-syarat dalam izin itu bersifat konstitutif
dan kondisional,konstitutif,karena ditentuakn suatu perbuatan atau tingkah laku tertentu
yang harus (terlebih dahulu) dipenuhi,kondisional, karena penilaian tersebut baru ada dan
dapat dilihat serta dapat dinilai setelah perbuatan atau tingkah laku yang disyaratkan itu
terjadi.

 Fungsi dan tujuan perizinan

Selaku instrument pemerintah izin berfugsi selaku ujung tombak instrument hokum sebagai
pengarah, perekayasa, dan perancang masyarakat adil dan makur itu dijelmakan.

Mengenai tujuan perizinan secara umum adalah sebagai berikut :


a. Keinginan mengarahkan (mengendalikan sturen) aktivitas-aktivitas terentu (misalnya izin
bangunan).
b. Izin mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan).
c. Keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin terbang,izin membongkar pada
monument-monumen)
d. Izin hendak membagi benda-benda yang sedikit (izin penghuni di daerah padat
penduduk).
e. Izin memberikan pengarahan,dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas (izin
berdasarkan “drank en horecawet” dimana pengurus harus memenuhi syarat-syarat
tertentu).

 Bentuk dan Isi Izin

sesuai dengan sifatnya yang merupakan bagian dari ketetapan,izin selalu dibuat dalam
bentuk tertulis,sebagai ketetapan tertulis,secara umum izin memuat hal-hal sebagai
tersebut:

a. organ yang berwenang


dalam izin dinyatakan siapa yang memberikannya,biasanya dari kepala surat dan
penandantangan izin akan nyata organ mana yang memberikan izin.

b. Yang dialamatkan
Izin ditujukan pada pihak yang berkepentingan,biasanya izin lahir setelah yang
berkepentingan mengajukan permohonan untuk itu,oleh karena itu keputusan yang
memuat izin akan dialamatkan pula kepada pihak yang memohon izin.

c.Dictum
Keputusan yang memuat izin,demi alas an kepastian hokum,harus memuat uraian sejelas
mungkin untuk apa izin itu diberikan.bagian keputusan ini,dimana akibat-akibat hokum yang
ditimbulkan oleh keputusan dinamakan dictum,yang merupakan inti dari
keputusan,memuat hak-hak dan kewajiban yang dituju oleh keputusan itu.

d. Ketentuan-ketentuan,pembatasan-pembatsan dan syarat-syarat


Ketentuan ialah kewajiban-kewajiban yang dapat dikaitkan pada keputusan yang
menguntungkan.
Pembatasan-pembatsan dalam izin member, memungkinan untuk secara praktis melingkari
lebih lanjut tindakan yang dibolehkan, pembatasan ini merujuk batsa-batas dalam
waktu,tempat dan cara lain.
Juga terdapat syarat,dengan menetapkan syarat akibat-akibat hukum tertentu digantungkan
pada timbulnya suatu peristiwa dikemudian hari yang belum pasti,dapat dimuat syarat
penghapusan dan syarat penangguhan.

e. Pemberi alasan
Pemberian alasan dapat memuat hal-hal seperti penyebutan ketentuan UU,pertimbangan-
pertimbangan hukum, dan penetapan fakta.

f. Pemberitahuan-pemberitahuan tambahan
Pemberitahuan tambahan dapat berisi bahwa kepada yang dialamatkan ditunjukkan akibat-
akibat dari pelanggaran ketentuan dalam izin,seperti sanksi-sanksi yang mungkin diberikan
pada ketidakpatuhan.mungkin saja juga merupakan petunjuk-petunjuk bagaimna sebaiknya
bertidak dalam mengajukan permohonan-permohonan berikutnya atau informasi umum
dari organ pemerintahan yang berhubungan dengan kebijaksanaannya sekarang atau
dikemudian hari.

 Contoh Kasus Surat Perizinan

Jumat, 01 Agustus 2014 | 07:10

Kasus Suap Perizinan Marak, Kadin Berharap Investasi Dipermudah

            Bupati Bogor Rachmat Yasin tiba untuk memenuhi panggilan KPK di Jakarta, Selasa
(14/5). Rachmat Yasin diperiksa sebagai saksi terkait kasus penyuapan untuk perizinan lokasi
pembangunan Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU). (sumber: Antara)

            Bupati Bogor Rachmat Yasin tiba untuk memenuhi panggilan KPK di Jakarta, Selasa
(14/5). Rachmat Yasin diperiksa sebagai saksi terkait kasus penyuapan untuk perizinan lokasi
pembangunan Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU). (sumber: Antara)

            Bandung - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat, H Agung Suryamal
Sutrisno, menyatakan ada sinyal positif terkait penegakan hukum terhadap penyalahgunaan
wewenang perizinan usaha dan investasi di daerah.
            "Saya kira ada sinyal positif pemerintah melalui KPK untuk menegakan hukum
terhadap penyalahgunaan wewenang dalam proses perizinan," kata Agung Suryaman
Sutrisno di Bandung, Jumat (1/8).

            Ia menyebutkan, peristiwa tangkap tangan yang dilakukan KPK terhadap pejabat yang
menyalahgunakan wewenang dalam hal ini izin alih fungsi lahan sangat tidak diharapkan,
namun di sisi lain diharapkan kejadian itu menjadi pelajaran dan bahan evaluasi ke depan.

            "Dua penegakan hukum terhadap pejabat terkait perizinan itu tentunya melahirkan
sebuah tuntutan mengenai adanya perubahan sistem perizinan. Utamanya, perizinan yang
berkenaan dengan alih fungsi lahan yang dikelola daerah kota-kabupaten," kata Agung.

            Ia menyebutan, perizinan, termasuk alih fungsi lahan, menjadi otorisasi pemerintah
daerah, dalam hal ini bupati atau Wali kota. Hal itu perlu ada sistem pengawasan yang lebih
optimal dan efektif sehingga menekan potensi penyalahgunaan wewenang.

            "Sejauh ini masih terjadi praktik biaya tinggi, perlu ada dorongan agar kota-
kabupaten supaya lebih mempermudah izin investasi," katanya.

            Ia menegaskan kemudahan tentunya seiring dan tidak menyalahi regulasi yang
berlaku. Pasalnya menurut dia, saat ini terkadang prosedur ditempuh, namun masih
memerlukan biaya yang lebih besar dari yang semestinya.

            "Perlu menuntaskan segala jenis hambatan bagi dunia usaha, termasuk investasi,"
katanya menambahkan.

Analisa :

Kasus Suap Perizinan sedang marak terjadi diberbagai wilayah, utamanya terjadi di daerah
perkotaan maupun kabupaten. Hal ini sering terjadi karena perizinan, termasuk alih fungsi
lahan, menjadi otorisasi pemerintah daerah, dalam hal ini bupati atau Wali kota. Dan hal ini
sering dipersulit untuk memperoleh surat perizinan maupun alih fungsi lahan, Sejauh ini
masih terjadi praktik biaya tinggi, yang memungkinkan pengajuan surat perizinan
dibebankan biaya yang tinggi.

Dalam kasus ini sungguh merasa dirugikan pengaju surat perizinan tersebut, hal ini juga bisa
mengakibatkan lesunya investasi yang terjadi di suatu wilayah kota / kabupaten karena
surat perizinan dagang/usahanya dipersulit oleh pemerintah setempat. Apalagi jika harus
melihat lagi, para pemilik usaha pun juga malas untuk mengurus surat perizinan mendirikan
suatu badan usaha/ dagang. Seharusnya ada itikad baik dari pemerintah setempat untuk
memberikan pelayanan yang optimal bagi para pengurus surat perizinan.

Adapun saran yang bias kami berikan kepada pemerintah atas kasus kasus yang terjadi
diatas adalah :
1.      Perlunya dikurangi bila perlu meringankan dan menghilangkan sama sekali biaya
pengurusan perizinan

2.      Perlunya dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perizinan di bidang


usaha, untuk menghindari tindak aksi penyuapan

3.      Perlunya disederhanakan persyaratan administrasi dengan


mengurangi jumlah persyaratan, tetapi sesuai dengan ketentuan.

Dalam kasus ini intinya, kepala pemerintahan daerah (bupati/walikota) harus mampu
menjadi pemimpin yang bijak dan arif dalam hal surat perizinan, tidak malah untuk
mempersulit keluarnya surat perizinan. Sehingga tindak suap menyuap surat perizinan tidak
terjadi lagi. Dan perlunya pengurangan biaya pengurusan surat perizinan, ataupun
meniadakan biaya surat perizinan, sehingga tidak ada lagi kasus suap surat perizinan.
Investasi di daerah akan semakin meningkat dan mengakibatkan perekonomian akan
berkembang pesat.

Anda mungkin juga menyukai