Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ni Made Wangi Juliasih

Nim : 1907531188
Program Studi : S1 Akuntansi
RINGKASAN MATERI KULIAH
(Laporan Keuangan dan Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan)
I. LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
Seorang analis fundamental menggunakan informasi yang terdapat di dalam laporan
keuangan, utamanya yang berhubungan dengan laba dan hutang, untuk menghitung
harga wajar dari saham suatu perusahaan, atau seberapa besar beban hutang dapat
mengurangi marjin laba perusahaan tersebut.
Seorang investor obligasi juga dapat menilai kemampuan suatu perusahaan dalam
melunasi hutangnya setelah melihat perbandingan besarnya hutang perusahaan tsb
terhadap ekuitas, aset, atau laba, baik yang aktual maupun perkiraan.
Pelaporan keuangan setiap perusahaan bisa memiliki sudut pandang yang berbeda,
tergantung dari sektor industrinya. Misalnya pada sektor Keuangan, sub sektor
Perbankan, dimana dana pihak ketiga berupa deposito, giro, atau simpanan nasabah
lainnya dicatatkan ke dalam Liabilitas, bukan sebagai Aset, sementara bagi perusahaan
di sektor lain, deposito dan giro dicatatkan sebagai aset. Adapun pembagian sektor
industri dari beberapa emiten yang tercatat di pasar modal Indonesia dapat dilihat pada
Fact Book yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
II. ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan analisa laporan
keuangan , seperti analisa horizontal, vertikal, serta penggunaan beberapa rasio.
1. Analisis Horizontal
Disebut juga dengan Trend Analysis. Adalah metode analisis yang dilakukan
dengan membandingkan suatu pos (akun) pada laporan keuangan di dalam satu
periode terhadap pos yang sama di periode sebelumnya. Periode yang menjadi
patokan biasanya adalah tahunan atau kuartalan.
2. Analisis Vertikal
Disebut juga Common Size Analysis. Adalah metode analisis dengan
membandingkan 2 pos (akun) dalam periode yang sama. Pos (akun) Total Aset dan
Pendapatan Penjualan biasanya menjadi faktor pembagi utama dalam metode ini.
3. Analisis Rasio
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan (emiten)
dalam suatu periode tertentu. Aktivitas ini kemudian dituangkan dalam angka, baik
dalam mata uang Rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka ini menjadi
lebih berarti apabila diperbandingkan antara satu pos (akun) dengan yang lainnya.
Setelah melakukan perbandingan, kemudian dapat diperoleh kesimpulan mengenai
posisi keuangan suatu emiten untuk periode tertentu. Perbandingan ini kita kenal
dengan nama Analisis Rasio Keuangan. Apabila analisis Horizontal dan Vertikal
terbatas pada satu emiten atau beberapa periode saja, maka Analisis Rasio dapat
membandingkan kinerja keuangan antar emiten, maupun terhadap sektor
industrinya. Rasio menghubungkan pos-pos yang terdapat pada laporan keuangan,
baik itu antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi, laporan laba rugi dengan
neraca, ataupun antar pos yang ada di dalam neraca. Analisis rasio memberikan
pemahaman yang lebih baik dalam membandingkan kinerja keuangan emiten untuk
tiap periodenya. Seorang manajer harus berhati-hati dalam menilai apakah suatu
rasio baik atau buruk dalam menyimpulkan penilaian atas suatu perusahaan
berdasarkan suatu perangkat rasio-rasio. Apabila analisis rasio keuangan suatu
perusahaan menunjukkan pola yang berbeda dengan norma-norma sektor
industrinya, tidak berarti hal ini menunjukkan ada yang kurang beres dengan
perusahaan tersebut.
4. Kategori Rasio Keuangan
a. Rasio Likuiditas :mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
pokok kewajiban jangka pendek dan bunga kewajiban jangka panjangnya.
Semakin tinggi rasionya, maka perusahaan dianggap memiliki margin of
safety yang cukup tinggi pula. Disebut juga Liquidity Warning Ratio
b. Rasio Pembiayaan: menunjukkan besarnya pembiayaan terhadap modal
atau penghasilan perusahaan, sehingga dapat mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya. Disebut juga
Financing Ratio, atau Financial Leverage Ratio.
c. Rasio Aktivitas: mengukur kemampuan perusahaan untuk merubah aset
dan modal yang dimiliki untuk dijadikan Kas atau Penjualan
d. Rasio Kinerja: mengukur kinerja perseroan pada suatu periode tertentu,
terhadap periode sebelumnya. Rasio ini tidak akan banyak berguna apabila
tidak dibandingkan terhadap perseroan lain yang ada di dalam satu sektor .

Anda mungkin juga menyukai