HUB Kel2 Infaq, Sedekah, Waqaf
HUB Kel2 Infaq, Sedekah, Waqaf
Kelompok 2
Nama :
Kelas : PS – 7A
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul“Infaq, Sedekah dan Waqaf” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Manajemen Ziswaf. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang zakat bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. TujuanPembahasan ................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi....................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
pemberian zakat yang dilakukan orang-orang yang berada pada fakir miskin.
Pada hakikatnya zakat mampu menghindari masyarakat dari kerusakan, sebab
zakat mampu mencegah iri hati dan dengki yang merupakan penyakit
masyarakat. Sebab ketika fakir miskin menerima sejumlah harta dari orang
yang mampu, maka ia akan berharap agar kekayaan orang tersebut semakin
bertambah. Karena dengan demikian kelak ia akan menerima pemberian lagi.
Pada dasarnya si kaya dan si miskin sama-sama mendapat manfaat, karena
ketika si miskin menerima pemberian, maka ia tidak merasa tetindas dengan
kemiskinannya, sementara sikaya akan merasa aman dari segala gangguan
dan kerisauan, sebab jika kelak ia jatuh miskin maka ia akan mendapatkan
orang yang bakal memberinya harta.
Demikianlah keseimbangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat,
sehingga tidak ada manusia yang hidup dalam kekurangan sebagai tidak ada
ditemukan manusia yang gemar menimbun harta kekayaannya. Itulah
sebabnya syari’at senantiasa menganjurkan agar manusia bekerja lebih giat,
dengan tujuan agar ia mampu mengeluarkan zakat kepada orang yang tidak
mampu.
Sedekah merupakan tindakan dalam mengeluarkan harta di jalan
Allah, sebagai bukti kejujuran atau kebenaran iman seseorang. Maka
Rasulullah menyebut sedekah sebagai burhan (bukti), sebagaimana
sabdanya :
Suci adalah sebagian dari iman, membaca alhamdulillah dapat memenuhi
timbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah dapat memenuhi semua yang
ada diantara langit dan bumi, salat adalah cahaya, sedekah itu adalah bukti
iman, sabar adalah pelita dan AlQuran untuk berhujjah terhadap yang kamu
sukai ataupun terhadap yang tidak kamu sukai. Semua orang pada waktu
pagi menjual dirinya, kemudian ada yang membebaskan dirinya dan ada
pula yang membinasakan dirinya.” (HR. Muslim).
Menurut fukaha, perbedaan sedekah dengan zakat dapat dilihat dari
beberapa segi,
yaitu:
1. Dari segi subjek (orang yang bersedekah).
Dalam konteks negara Indonesia, amalan wakaf sudah dilaksanakan oleh masyarakat
Muslim Indonesia sejak sebelum merdeka. Oleh karena itu pihak pemerintah telah
menetapkan Undang-undang khusus yang mengatur tentang perwakafan di Indonesia,
yaitu Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Untuk melengkapi Undang-
undang tersebut, pemerintah juga telah menetapkan Peraturan Pemerintah nomor 42
tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang nomor 41 tahun 2004.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara lughawi (etimologis) infaq berasal dari akar kata n-f-q نفضyang
berarti membelanjankan harta. Dalam istilah fiqih infaq (infak) adalah
mengeluarkan atau membelanjakan harta yang baik untuk perkara ibadah
(mendapat pahala) atau perkara yang dibolehkan. Dari pengertian di atas, maka
menafkahi anak istri termasuk daripada infaq sementara sedekah shadaqah adalah
memberikan sesuatu tanpa ada tukarannya karena mengharapkan pahala dari
Allah Swt.
Ditinjau dari segi bahasa wakaf berarti menahan. Sedangkan menurut
istilah syara’, ialah menahan sesuatu benda yang kekal zatnya, untuk diambil
manfaatnya untuk kebaikan dan kemajuan Islam. Menahan suatu benda yang
kekal zatnya, artinya tidak dijual dan tidak diberikan serta tidak pula diwariskan,
tetapi hanya disedekahkan untuk diambil manfaatnya saja.
3.2 Saran