Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KONSEP KEBUDAYAAN DAN PERKEMBANGAN


KEBUDAYAAN DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Disusun oleh :

Kelompok I

STIKes YPIB MAJALENGKA


Jl. Gerakan Koperasi No. 003 Majalengka 45411
Telp. (0233) 284040,284098,282004 Fax. (0233) 284098
2019
PEMBAHASAN
1. Konsep Kebudayaan
a. Pengertian Budaya

Kata budaya diambil dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang


mempunyai arti bahwa segala sesuatu yang ada hubungannya dengan akal dan
budi manusia. Secara harfiah, budaya ialah cara hidup yang dimiliki sekelompok
masyarakat yang diwariskan secara turun temurun kepada generasi berikutnya.
Adapun perbedaan antara agama, suku, politik, pakaian, lagu, bahasa, bangunan,
maupun karya seni itu akan membuat terbentuknya suatu budaya.

Soelaiman Soemardi & Selo Soemardjan menerangkan bahwa suatu


kebudayaan merupakan buah atau hasil karya cipta & rasa masyarakat. Suatu
kebudayaan memang mempunyai hubungan yang amat erat dengan perkembangan
yang ada di masyarakat. Seorang arkeolog, R. Seokmono menerangkan bahwa
budaya adalah hasil kerja atau usaha manusia yang berupa benda maupun hasil
buah pemikiran manusia dimasa hidupnya.

Sedangkan Effat al-Syarqawi mendefinisikan budaya berdasarkan dari


sudut pandang Agama Islam, Ia menjelaskan bahwa budaya adalah khazanah
sejarah sekelompok masyarakat yang tercermin didalam kesaksian & berbagai
nilai yang menggariskan bahwa suatu kehidupan harus mempunyai makna dan
tujuan rohaniah.

Budaya yang ada di Indonesia amat berpengaruh pada perkembangan


jaman dari masa ke masa & berubahnya kondisi alam yang ada di Indonesia. Hal
tersebut sangat sesuai dengan pendapat seorang pakar dari Indonesia yaitu Ki
Hajar Dewantara, yang memaparkan bahwa budaya adalah hasil perjuangan
masyarakat terhadap alam & zaman yang membuktikan kemakmuran & kejayaan
hidup masyarakat dalam menyikapi atau menghadapi kesulitan & rintangan untuk
mencapai kemakmuran, keselamatan dan kebahagiaan di hidupnya.
Ada beberapa penjelasan budaya lainnya menurut para ahli:

1. Koentjaraningrat

Menurut Koentjaraningrat, Budaya merupakan sebuah sistem gagasan


& rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam
kehidupannya yang bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan
belajar.

2. KBBI

Menurut KBBI, Budaya berarti sebuah pemikiran, adat istiadat atau


akal budi. Secara tata bahasa, arti dari kebudayaan diturunkan dari kata
budaya dimana cenderung menunjuk kepada cara berpikir manusia.

3. Kluckhohn dan Kelly


Menurut Kluckhohn dan Kelly, Budaya merupakan segala konsep
hidup yang tercipta secara historis, baik yang implisit maupun yang
eksplisit, irasional, rasional, yang ada di suatu waktu, sebagai acuan yang
potensial untuk tingkah laku manusia.
b. Tujuan Ruang Lingkup Kebudayaan
1) Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan
untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam
pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD sebagai salah satu usaha
untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan
pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang
menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya
sendiri.
Berpijak dari hal diatas, tujuan utama mata kuliah ilmu budaya dasar
adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya
berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran
mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bisa
menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :

 Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya,


sehingga mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru,
terutama untuk kepentingan profesi mereka.
 Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan
mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan
daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua
hal tersebut.
 Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih
mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang
sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.

Jadi secara umum tujuan ilmu sosial budaya dasar adalah pembentukan dan
pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan
pemikiran mengenai berbagai gejala yang timbul dalam lingkungan, khususnya
gejala-gejala yang berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya
tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat
diperluas.

2). Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar

Bertitik tolak dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah
pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup
kajian mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok itu adalah :

1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah


kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan
budaya (The Humanities), Baik dari segi masing-masing keahlian (Disiplin),
didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (Antar Bidang) berbagai
disiplin dalam pengetahuan budaya.

2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam
perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.

Kedua Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD (Ilmu Budaya
Dasar), Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.

Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian, bagaimana hubungan manusia


dengan alam, dengan sesama, dan bagaimana pula hubungan sang pencipta
menjadi tema sentral dalam IBD.

c. Unsur-unsur kebudayaan

1) Bahasa

Kebahasaan merupakan suatu pengucapan elok pada bentuk elemen tradisi


yang bisa membuat guna perantara utama untuk manusia untuk dapat melanjutkan
atau mengadaptasikan tradisi. Ada dua jenis

2) Metode pengetahuan

Metode pengetahuan membahas ke ilmu pembelajaran terkait situasi alam di


wilayah orang2 serta perilaku sifat peralatan yang dipakainya. Metode
pengetahuan mencakupi bagian pengetahuan terkait alam disekelilingnya, flora
serta fauna, waktu, ruang serta lingkaran, watak serta adab dengan orang2, serta
sebagainya.

3) Sistem masyarakat atau organisasi sosial

Jaringan Sosial merupakan organisasi kerakyatan yakni membernya merasa


kebersamaan dengan sesamanya. Struktur kemasyarakatan atau organisasi sosial
meliputi: persatuan, asosiasi serta perhimpunan, metode kenegaraan, system
persatuan hidup, perkumpulan.

4) Metode peralatan hidup serta teknologi


Total semua teknik yang dimiliki sekelompok orang2. tersusun dari semua
cara melakukannya serta berbuat. Perihal ini berkenaan dengan perkumpulan serta
pemrosesan resep mentah guna dibentuk suatu media kerja, pakaian, alat
transportasi serta kebutuhan lainnya layaknya benda material.

5) Sistem mata pencaharian hidup

Yaitu semua daya rakyat untuk mendapatkan barang serta jasa yang
diinginkan. Sistem mata penghidupan atau system ekonomi yang berupa,
perburuan serta mengumpulkan makanan, bertani, peternakan, bisnis.

6) Sistem religi

Diartikan yaitu suatu mekanisme yang teratur antara keyakinan serta praktek
keagamaan yang berkaitan bersama hal-hal suci serta tidak terkira oleh akal.
Sistem keagamaan terhimpun atas, system kepercayaan, system nilai serta
keseharian hidup, pembicaraan keagamaan, serta kegiatan keagamaan.

7) IlmuKesenian

Kesenian dapat dimaknai berupa semua keinginan manusia pada keindahan.


Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu timbul dari penglihatan imajinasi yang
dapat menyumbangkan kebahagiaan mental untuk manusia. Scara garis besar, kita
bisamampu memetakan rupa seni dalam tiga jenis, yaitu seni rupa, seni suara serta
seni tari.

d. Sistem Budaya dan Sistem Sosial

1). Sistem sosial budaya Indonesia

Sistem sosial budaya Indonesia adalah sebagai totalitas nilai, tata sosial, dan
tata laku manusia Indonesia harus mampu mewujudkan pandangan hidup dan
falsafah negara Pancasila ke dalam segala segi kehidupan berbangsa dan
bernegara.Asas yang melandasi pola pikir, pola tindak, fungsi, struktur, dan
proses sistem sosial budaya Indonesia yang diimplementasikan haruslah
merupakan perwujudan nilai- nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
transformasi serta pembinaan sistem social budaya harus tetap berkepribadian
Indonesia.

 Asas Sistem Sosial Budaya Indonesia

Pada dasarnya, masyarakat Indonesia sebagai suatu kesatuan telah lahir jauh
sebelum lahirnya (secara formal) masyarakat Indonesia. Peristiwa sumpah
pemuda antara lain merupakan bukti yang jelas. Peristiwa ini merupakan suatu
konsensus nasional yang mampu membuat masyarakat Indonesia terintegrasi di
atas gagasan Bineka Tunggal Ika. Konsensus adalah persetujuan atau kesepakatan
yang bersifat umum tentang nilai-nilai, aturan, dan norma dalam menentukan
sejumlah tujuan dan upaya mencapai peranan yang harus dilakukan serta imbalan
tertentu dalam suatu sistem sosial.Model konsensus atau model integrasi yang
menekankan akan unsur norma dan legitimasi memiliki landasan tentang
masyarakat, yaitu sbb:

• Setiap masyarakat memiliki suatu struktur yang abadi dan mapan

• Setiap unsur masyarakat memiliki fungsinya masing-masing dalam


kelangsungan masyarakat tersebut sebagai suatu sistem keseluruhan

• Unsur dalam masyarakat itu terintegrasi dan seimbang

• Kelanjutan masyarakat itu berasaskan pada kerja sama dan mufakat akan nilai-
nilai

Kehidupan sosial tergantung pada persatuan dan kesatuan

Apabila menelaah pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa


peristiwa Sumpah Pemuda merupakan konsensus nasional yang mendapat
perwujudannya di dalam sistem budaya Indonesia yang didasarkan pada asas
penting, yaitu sebagai berikut ini.

1. Asas kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Kesempurnaan hanya dapat dicapai oleh manusia dalam bermasyarakat, berbangsa


dan bernegara melalui semangat dan takwa, sebab pada akhirnya apa yang
diperoleh manusia, masyarakat, bangsa, dan Negara, bahkan kemerdekaan itu
adalah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

2. Asas merdeka

Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, karena itu kehidupan pribadi/ keluarga,
masyarakat, dan bangsa yang bebas itu mempunyai tanggung jawab dan
kewajiban bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang menghargai,
menghormati dan menjunjung tinggi kemerdekaan itu.

3. Asas persatuan dan kesatuan

Bangsa Indonesia terdiri atas aneka ragam suku, budaya, bahasa, adat istiadat
daerah dan sebagainya telah membentuk Negara Republik Indonesia yang
meletakkan persatuan dan kesatuan sebagai asas sosial budayanya.

4. Asas kedaulatan rakyat

Kehidupan pribadi atau keluarga dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara


selalu mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam rangka mengutamakan
kepentingan umum di atas kepentingan golongan/pribadi.

5. Asas adil dan makmur

Setiap pribadi atau keluarga dalam kehidupan harus mempunyai kehidupan yang
layak dan adil sehingga pekerjaan, pendidikan, [[profesi], kesehatan, pangan,
pakaian, perumahan, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menjadi
hak yang dipertanggungjawabkan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Koentjaraningrat mengatakan, bahwa seluruh total dari kelakuan manusia


yang berpola tertentu bisa diperinci menurut fungsi-fungsi khasnya dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam bermasyarakat.[1] Maka pola pikir,
pola tindak dan fungsi sistem sosial budaya Indonesia merupakan institusi sosial,
yaitu suatu sistem yang menunjukkan bahwa peranan sosial dan norma-norma
saling berkait, yang telah disusun guna memuaskan suatu kehendak atau fungsi
sosial. Komponen-komponen dari pranata social adalah: Sistem Norma, Manusia,
dan Peralatan fisik.

 Pola Pikir Sistem Sosial Budaya Indonesia.


1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

Kehidupan Beragama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
dapat mewujudkan kepribadian bangsa Indonesia yang percaya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.

2. Negara Persatuan

Negara Republik Indonesia adalah negara persatuan yang mendasarkan


Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini berarti bahwa
penyelenggaraan kehidupan negara harus berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.

3. Demokrasi Pancasila

Dalam negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas


kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan, kehidupan pribadi atau keluarga
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus mampu memilih
perwakilannya dan pemimpinnya yang dapat bermusyawarah untuk mufakat
dalam mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan dan
perseorangan demi terselenggaranya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.
Karena itu, sistem menejemen sosial perlu ditegakkan, baik melalui peraturan
perundang- undangan maupun moral.

4. Keadilan Sosial bagi Semua Rakyat

Letak geografis Indonesia, sumberdaya alam, dan penduduk Indonesia dalam


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus mempunyai politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan yang berkeadilan bagi semua rakyat.

 Pola Tindak Sistem Sosial Budaya Indonesia


1. Gotong Royong

Persatuan dan kesatuan hanya terwujud melalui gotong royong, suatu sikap
kebersamaan dan tenggang rasa, baik dalam duka maupun suka, kehidupan
keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Prasaja

Keadilan sosial bagi seluruh masyarakat tidak akan terwujud apabila


kehidupan yang sederhana, hemat, cermat, disiplin, professional, dan tertib tidak
dilaksanakan.

3. Musyarawah untuk Mufakat

Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan golongan atau


perorangan dapat menemui perbedaan yang tidak yang tidak diakhiri dengan
perpecahan atau perpisahan, maupun pertentangan.

4. Kesatria

Persatuan dan kesatuan, maupun keadilan sosial tidak dapat terwujud tanpa
keberanian, kejujuran, kesetiaan, pengabdian, dan perjuangan yang tidak
mengenal menyerah demi kehidupan bersama.

5. Dinamis

Kehidupan pribadi/keluarga, bangsa dan negara juga bersifat dinamis sesuai


dengan zaman, sehingga waktu sangat penting dalam rangka persatuan dan
kesatuan, maupun keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

 Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia


1. Dalam Keluarga

Keluarga adalah lahan pembibitan manusia seutuhnya. Keluarga adalah


organisasi alami yang penuh kasih sayang.

2. Dalam Masyarakat
Organisassi sosial kemasyrakatan ini adalah lahan pengkaderan, sebagai
keluarga buatan, gotong royong buatan, yang penuh perbedaan kepentingan.

3. Dalam Berbangsa dan Bernegara

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, penyelenggaraan negara dan


pemerintah harus mengutamakan kepentingan umum.

 Struktur Sistem Sosial Budaya Indonesia

Raymond firth mengemukakan bahwa konsep struktur sosial merupakan alat


analisis yang diwujudkan untuk membantu pemahaman tentang tingkah laku
manusia dalam kehidupan sosial. Dasar yang penting dalam struktur sosial ialah
relasi-relasi sosial yang jelas penting dalam menentukan tingkah laku manusia,
yang apabila relasi sosial itu tidak dilakukan, maka masyarakat itu tak terwujud
lagi. Struktur sosial juga dapat ditinjau dari segi status, peranan, nilai-nilai, norma,
dan institusi sosial dalam suatu relasi.

Nilai adalah pembentukan mentaliatas yang dirumuskan dari tingkah laku


manusia sehingga menjadi sejumlah anggapan yang hakiki, baik, dan perlu
dihargai.

Jadi, struktur system sosial budaya indonesia dapat merujuk pada nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila yang terdiri atas:

• Tata nilai

• Tata sosial

• Tata laku

 Proses Sistem Sosial Budaya Indonesia

Masyarakat mempunyai bentuk – bentuk struktural yang dinamakan struktur


sosial. Struktur sosial ini bersifat statis dan bentuk dinamika masyarakat disebut
proses sosial dan perubahan sosial. Masyarakat yang mempunyai bentuk – bentuk
strukturalnya tentu mengalami pola – pola perilaku yang berbeda – beda juga
tergantung dengan situasi yang dihadapi masyarakat tersebut.
 Proses sistem sosial budaya Indonesia sebagai bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari proses pembangunan nasional Pengamalan Pancasila.

Yang pada hakikatnya pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Maka pada


dasarnya proses sistem sosial budaya Indonesia selalu berkaitan dengan
pembangunan nasional di mana ia berlangsung beriringan dengan pebangunan
nasional, bahkan kadang bisa mendahului pembangunan nasional agar masyarakat
dapat menerima pembaharuan sebagai hasil pembangunan nasional. Setelah
menyiapkan masyarakat agar mampu menerima pembangunan, maka kemudian
menyiapakan agar manusia dan masyarakat dapat berperan serta dalam proses
pembangunan nasional tersebut dengan memiliki kualitas sebagai berikut:

• Beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

• Berbudi pekerti luhur

• Berkepribadian

• Bekerja keras

• Berdisiplin

• Tangguh

• Bertanggung jawab

• Mandiri

• Cerdas dan terampil

• Sehat jasmani dan rohani

• Cinta tanah air

• Memiliki sifat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial

• Percaya pada diri sendiri dan memiliki [[[harga diri]]

• Inovatif dan kreatif


• Produktif dan berorientasi ke masa depan

Karena pembangunan nasional yang selalu beriringan dengan proses sistem


sosial budaya Indonesia maka jika manusia atau masyarakat ikut serta dalam
pembangunan nasional mereka juga ikut berperan serta dalam proses sistem sosial
budaya Indonesia sehingga komunikasi akan terjadi di antara mereka yang
kemudian suatu hubungan dapat terjalin. Hal ini dapat menyebabkan dinamika
sosial terjadi yang akan menuju pada perubahan dan perkembangan pada
masyarakat tersebut yang ke arah lebih baik.

 Transformasi Sistem Sosial Budaya Indonesia

Pembangunan nasional merupakan suatu upaya melakukan transformasi atau


perubahan dalam masyarakat, yaitu transformasi budaya masyarakat agraris
tradisional menuju budaya masyarakat industri modern dan masyarakat informasi
yang tetap berkepribadian Indonesia. Namun sistem feodalisme yang masih
bercokol dalam kehidupan masyarakat Indonesia membawa dampak negatif yakni
berupa kelemahan mentalitas. Kelemahan mentalitas ini dapat menghambat
pembangunan nasional.

 Mentalitas yang cocok dengan jiwa pembangunan

1. Tidak berspekulasi tentang hakikat kehidupan, karya, dan hasil karya manusia,
tetapi manusia itu bekerja keras untuk dapat makan.

2. Menghargai waktu, artinya selalu memperhitungkan tahapan-tahapan aktivitas


dalam lingkaran waktu.

3. Tidak merasa tunduk pada alam, sebaliknya juga tidak merasa mampu
menguasainya. Hidup harus selaras dengan alam sekelilingnya.

4. Memiliki rasa kehidupan bersama.


5. Pada hakikatnya manusia tidak berdiri sendiri melainkan selalu membutuhkan
bantuan dari sesamanya. Hanya saja sisi negatifnya adalah jangan dengan sengaja
berusaha menonjolkan diri di atas orang lain.

 Mentalitas yang tidak cocok dengan jiwa pembangunan

1. Tidak bersumber kepada suatu nilai yang berorientasi terhadap hasil karya
manusia itu sendiri, tetapi hanya terhadap amal dari karya ibarat orang sekolah,
tidak mengejar pengetahuan dan ketrampilan, melainkan mengejar ijazahnya saja.

2. Masih terdapat rasa sentimen yang agak berlebihan terhadap benda-benda


pusaka nenek moyang, mitologi dan banyak hal mengenai masa lampau.[1] Hal
ini bukannya melemahkan mentalitas, hanya saja suatu orientasi yang terlampau
banyak terarah ke zaman dulu akan melemahkan kemampuan seseorang untuk
melihat masa depan.

3. Berspekulasi tentang masalah hubungan antarmanusia dengan alam, serta


terlalu menggantungkan diri pada nasib. Dalam menghadapi kesulitan hidup
cenderung berlari ke alam kebatinan (klenik).

4. Mentalitas yang orientasinya mengarah pada orang yang berpangkat tinggi,


senior, dan orang-orang tua, sehingga hasrat untuk berdiri sendiri dan berusaha
sendiri masih lemah. Seperti rendahnya disiplin pribadi yang murni, orang
cenderung taat jika ada pengawasan dari atas. Juga mentalitas yang selalu
menunggu restu dari atasan.

5. Sifat -sifat kelemahan yang bersumber pada kehidupan keragu-raguan dan


hidup tanpa orientasi yang tegas antara lain:

• Sifat mentalitas yang meremehkan mutu

• Sifat mentalitas yang suka mengambil jalan pintas

• Sifat kurang percaya diri

• Sifat tidak berdisiplin murni

• Sifat mentalitas yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh


Agar perubahan tata laku, tata sosial dan tata nilai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tetap mendukung keberhasilan
pembangunan nasional, perlu diciptakan pranata-pranata sosial yang dapat
mendukung proses transformasi system sosial budaya.

1. Mewajibkan sebagai syarat suatu nilai budaya yang berorientasi ke masa depan

2. Sifat hemat dan hasrat untuk bereksplorasi dan berinovasi

3. Pandangan hidup yang menilai tinggi hasil karya

4. Sikap lebih percaya kepada kemempuan sendiri

5. Berdisiplin murni dan berani bertanggung jawab sendiri

6. Menghilangkan rasa, kepekaan terhadap mutu dan mentalitas mencari jalan


pintas

7. Mengatasi penyakit-penyakit sosial budaya yang parah, seperti krisis otoritas,


krisis ekonomi yang berkepanjangan, kemacetan administrasi, dan korupsi secara
menyeluruh yang sekarang masih mengganas dalam masyarakat.

 Cara mengubah mentalitas yang lemah

1. Asumsinya ialah karena banyak orang Indonesia mempunyai mentalitas


beorientasi kearah pembesar-pembesar, maka asal saja orang-orang pembesar itu
memberi contoh yang benar dari atas, itu dapat dikembangkan, misalnya sifat
hemat dll.

2. Memberi perangsang yang cocok sebagai motivasi. Motivasi dapat untuk


menggerakkan orang untuk bersikap. Contoh, yaitu perangsang yang bisa
mendorong orang menjadi lebih berhasrat untuk menabung uangnya di bank
adalah tentu tidak hanya bunganya yang menarik misalnya, namun perlu ada
perangsang lain, yaitu pelayanan yang baik.

3. Melaksanakan persuasif dan penerangan merupakan jalan lain yang sebenarnya


harus di intensifkan oleh para ahali penerangan dan ahli media masa, karena
meraka mempunyai imajinasia yang besar.
4. Menanamkan suatu mentalitas pembangunan yang baru.

5. Hal itu tentunya hanya mungkin pada generasi yang baru,yaitu anak-anak yang
harus diasuh dan dibina dengan kesadaran yang tinggi agar 15 tahun lagi mereka
akan menjadi manusia Indonesia baru yang bangga akan usaha dan
kemampuannya sendiri, mempunyai hasil karya yang tinggi, mempunyai rasa
disiplin, berani bertanggung jawab sendiri dan mempunyai perasaan yang peka
terhadap mutu.

e. Jenis-jenis kebudayaan di indonesia

 Macam Macam Kebudayaan di Indonesia dan Penjelasannya

Macam macam kebudayaan Indonesia sangat beragam dan hadir dalam banyak
bentuk seperti karakteristik kemajemukan yang dimiliki oleh bangsa ini. Menurut
Mitchel budaya adalah seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar,
pengetahuan, moral hukum dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu
dan masyarakat yang menentukan bagaimana seoseroang bertindak, berperasaan
dan memandang dirinya serta orang lain.

Kebudayaan Indonesia memiliki karakteristik kebudayaan sendiri yang


dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, terutama faktor geografis, agama,
politik, ekonomi dan sebagainya. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa
karakteristik kebudayaan itu :

1. Culture is an adaptive mechanism

2. Culture is learned

3. Cultures Changed

4. People are usually not aware of their culture

5. We don’t know all of our own country

6. Culture give us a range of permissible behaviors patterns

7. Cultures no longer exist in isolation


8. Culture is shared

Kebudayaan Indonesia selalu bersinggungan dengan 8 karakteristik


tersebut. Hal tersebut merupakan hasil dari keberagaman atau kemajemukan
dalam masyarakat. Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas macam macam
kebudayaan Indonesia.

 Macam Macam Kebudayaan Di Indonesia

Menurut TAP MPR No.11 tahun 1998 kebudayaan Nasional adalah perwujudan
cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya
manusia Indonesia untuk mengembangkan harkar dan martabat bangsa, serta
diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional
dalam segenap kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangunan nasional
merupakan pembangunan yang berbudaya.

Kebudayaan Indonesia tersebar di banyak daerah. Tersebar di 33 Provinsi


yang ada di Indonesia dengan berbagai ciri khas dan karakteristik. Bentuknya pun
dapat bermacam-macam. Karena sejatinya kebudayaan adalah nilai-nilai
kedaerahan yang dikemas dalam berbagai bentuk. Macam macam kebudayaan
tersebut diantaranya :

1. Rumah Adat

Rasanya kita pasti sering mendengar tentang rumah adat. Tapi tahukah kamu
apa pengertian dari rumah adat itu sendiri? Rumah adat adalah salah satu bentuk
kebudayaan Indonesia yang lahir dari seni bangunan atau arsitektur dan biasanya
memiliki cirikhas khusus tergantung pada daerah asalnya. Bentuk kebudayaan
satu ini digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertantu.

2. Pakaian Adat

Jangan salah, Pakaian adat atau pakaian tradisional juga merupakan salah satu
dari banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain karena ciri khas dari
setiap daerah, pakaian adat juga dapat merepresentasikan karakter ataupun prinsip
dari suku atau masyarakat daerah tertentu. Indonesia memiliki banyak sekali
pakaian adat yang ada di setiap daerahnya, bahkan ada beberapa daerah yang
memiliki lebih dari satu jenis pakaian adat.

3. Upacara Adat

Salah satu cara untuk mengenang dan mengenal sejarah suatu suku atau
masyarakat adalah melalui upacara. Arti dari kata upcara adalah serangkaian
tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan tertentu berdasarkan adat
istiadat, agama dan kepercayaan. Istilah upacara adat sendiri memiliki arti yakni
salah satu cara menelusuri jejak sejarah masyarakat Indonesia pada masa
praaksara.

4. Seni Musik

Musik nusantara merupakan cabang seni khususnya seni musik yang lahir dan
berkembang di seluruh wilayah kepualaun Indonesia dan juga merupakan
kebiasaan turun menurun yang masih dijalankan dalam masyarakat. Seperti
halnya kebudayaan lainnya, seni musik juga tersebar di seluruh daerah dan
memiliki cirikhas masing-masing populer.

5. Seni Tari Tradisional

Tidak kalah dengan kebudayaan lainnya, seni tari juga memiliki berbagai
macam jenis yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Secara umum
pengertian seni tari adalah suatu gerak ritmis yang dapat menghadirkan karakter
manusia saat mereka bertindak. Jenis-jenis seni tari sangatlah banyak, salah
satunya adalah seni tari tradisional. Seni tari tradisional adalah seni tari yang lahir
dan berkembang di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Ia lahir sebagai buah
pemikiran dan pengaplikasian nilai-nilai kepercayaan masyarakat setempat.

6. Seni Rupa Tradisional


Mungkin diantara kalian sudah banyak yang faham dan hatam tentang seni
rupa. Ya, banyak sekali hasil karya sein rupa yang lahir dan berkembang di
Indonesia, baik terapan ataupun karya seni rupa murni. Diantaranya ada seni
bangunan, batik, cobek, dll.

7. Senjata Tradisional

Produk budaya yang satu ini erat hubungannya dengan suatu masyarakat
tertentu. Selain lahir sebagai bentuk melindungi dari serangan musuh, senjata
tradisional juga lahir untuk menopang kegiatan berladang dan berburu yang
menjadi mata pencaharian masyarakat jaman dulu. Dewasa ini, senjata tradisional
menjadi identitas suatu bangsa yang mengambil peran dan turut serta memperkaya
kebudayaan indonesia.

8. Suku Bangsa

Kita semua pasti tidak asing dengan kata satu ini. Ya, Suku. Kata yang selalu
dikaitkan dan menjadi dasar atau komponen yang tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, khususnya kebudayaan Indonesia. Secara istilah, suku adalah sebuah
realitas /kenyataan dari kelompok masyarakat tertentu di daerah yang ditandai
oleh adanya kebiasaan-kebiasaan dan praktek hidup yang ada pada kelompok
masyarakat itu sendiri. Kebudayaan Indonesia benar-benar tidak dapat dipisahkan
dari suku itu sendiri.

9. Bahasa Daerah

Menurut wikipedia bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu
wilayah dalam sebuah negara kebangsaan pada suatu daerah kecil, negara bagian
ataupun provinsi. Fungsi dari bahasa daerah adalah sebagai identitas suatu
kelompok masyarakat. Jumlah bahasa daerah di Indonesia sendiri adalah sebanyak
652 bahasa.

Itulah macam macam kebudayaan Indonesia yang sudah sepatutnya kita jaga dan
kita lestarikan. Dari penjelasan di atas kita dapat memehami bahwa Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang kaya akan kebudayaan.
2. Perkembangan sosial budaya indonesia

a. Sistem budaya dan sistem sosial

Sistem sosial budaya Indonesia adalah sebagai totalitas nilai, tata sosial,
dan tata laku manusia Indonesia harus mampu mewujudkan pandangan hidup dan
falsafah negara Pancasila ke dalam segala segi kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Asas yang melandasi pola pikir, pola tindak, struktur, dan proses sistem
sosial budaya Indonesia yang diimplementasikan haruslah merupakan perwujudan
nilai- nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, transformasi serta
pembinaan sistem social budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

b. Sistem nilai di masyarakat

Pengertian Nilai dalam Kehidupan Tylor dalam Imran Manan


mengemukakan moral termasuk bagian dari kebudayaan, yaitu standar tentang
baik dan buruk, benar dan salah, yang kesemuanya dalam konsep yang lebih besar
termasuk ke dalam ‘nilai’. Hal ini di lihat dari aspek penyampaian pendidikan
yang dikatakan bahwa pendidikan mencakup penyampaian pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai.

Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting, maka


pemahaman tentang sistem nilai budaya dan orientasi nilai budaya sangat penting
dalam konteks pemahaman perilaku suatu masyarakat dan sistem pendidikan yang
digunakan untuk menyampaikan sisitem perilaku dan produk budaya yang dijiwai
oleh sistem nilai masyarakat yang bersangkutan.

Orientasi nilai budaya adalah Konsepsi umum yang terorganisasi, yang


mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia
dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan
tak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan antar orang dengan
lingkungan dan sesama manusia.
Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak
yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga,
tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup.
Sistem nilai budaya ini menjado pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam
hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan manusia
dalam semua masyarakat adalah bagaimana mereka memandang sesamanya,
bagaimana mereka harus bekerja bersama dan bergaul dalam suatu kesatuan
sosial.

Hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat tersebut dapat


mempunyai beberapa orientasi nilai pokok, yaitu yang bersifat linealism,
collateralism, dan indiviualism. Inti persoalannya adalah siapa yang harus
mengambil keputusan.

Individu dalam mengambil keputusan-keputusan dalam memecahkan


berbagai permasalahan kehidupan. Masalah Kedua, Setiap manusia berhadapan
dengan waktu.

Secara teoritis ada tida dimensi waktu yang dominan yang menjadi
orientasi nilai kebudayaan suatu masyarakat, yaitu yang berorientasi ke masa lalu,
masa sekarang, dan masa depan. Dimensi waktu yang dominan akan menjiwai
perilaku anggota-anggota suatu masyarakat yang sangat berpengaruh dalam
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengejaran kemajuan. Masalah
Ketiga, Setiap manusia berhubungan dengan alam.

Hubungan dapat berbentuk apakah alam menguasai manusia, atau hidup


selaras dengan alam, atau manusia harus menguasai alam. Masalah Keempat,
Masalah yang mendasar yang dihadapi manusia adalah masalah kerja. Orientasi
nilai yang tersedia adalah pandangan-pandangan bahwa hidup itu sesuatu yang
baik, sesuatu yang buruk, atau sesuatu yang buruk tetapi dapat disempurnakan.
c. Hubungan Nilai dan Norma dalam Kehidupan Manusia
Sikap menilai atas segala sesuatu adalah didorong oleh faktor-faktor
dalam yang sudah merupakan potensi dan kejenuhan manusia. Tetapi bagaimana
menilai yang benar, objektif adalah persoalan norma-norma, azas-azas normatif.
Kebenaran, kebaikan, kebajikan, kejujuran, cinta sesama, dan sebagainya adalah
potensi martabat manusia.
Kebaikan manusia diukur dengan kenyataan seberapa jauh dia merealisasi
potensi martabat manusia itu di dalam tingkah lakunya. Martabat manusia dan
kepribadian seseorang selalu diukur dengan norma-norma yang berlaku dalam arti
sejauh mana manusia loyal dengan nilai-nilai yang berlaku. Dengan demikian
nilai-nilai dan norma-norma akan membentuk kepribadian manusia.
1. Nilai Sosial Dalam realitas sosial kehidupan bersama,
a) manusia memerlukan aturan hidup agar tercipta keteraturan sosial. Aturan
hidup tersebut tidak selalu diwujudkan secara nyata, tetapi terdapat
dorongan dalam diri manusia untuk melakukan atau tidak melakukan hal
tertentu. Ada perasaan-perasaan tertentu jika orang melakukan atau tidak
melakukan hal tertentu. Meskipun terlihat abstrak, tetapi dapat dirasakan
manfaatnya, bahkan ada yang dapat dihayati secara mendalam dengan
intensitas yang tinggi jadi nilai sosial adalah gambaran mengenai apa yang
sdiinginkan, yang pantas, yang berharga, yang mempengaruhi perilaku
social dari orang yang memiliki nilai itu. Dengan demikian dapat kita
simpulkan bahwa nilai sosial memiliki ciri-ciri antara lain :
a) merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi
antara anggota,
b) membantu masyarakat agar berfungsi dengan baik,
c) dapat dipelajari atau bukan bawaan dari lahir,
d) dapat mempengaruhi emosi,
e) dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat,
baik secara positif maupun negatif, dll.
Sedangkan fungsi nilai antara lain:
a) sebagai seperangkat alat yang siap dipakai untuk menetapkan
harga diri pribadi dan kelompok,
b) mendorong, menuntun, dan terkadang menekan manusia untuk
berbuat baik,
c) sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok
masyarakat,
d) sebagai arah dalam berfikir dan bertingkah laku secara ideal
dalam masyarakat dan,
e) menjadi tujuan akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-
peranan sosialnya.
2. Norma Sosial Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan
orang lain dalam kelangsungan hidupnya. Agar kehidupan bersama bisa berjalan
teratur, manusia memerlukan aturan-aturan tertentu karena tidak semua orang
bias berbuat menurut kehendaknya sendiri. Untuk mencapai keteraturan dan
kenyamanan hidup bersama, manusia melakukan kesepakatan tentang apa yang
boleh dilakukan, apa yang sebaik tidak boleh dilakukan kepada orang lain.
Kesepakatan bersama itulah yang disebut norma social. Jadi norma sosial itu
adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat,
dipakai sebagai paduan, tatanan, dan kendali tingkah laku yang sesuai dan
diterima secara bersama. Norma-norma, aturan procedural dan aturan perilaku
dalam kehidupan social pada hakekatnya adalah bersifat kemasyarakatan.
Maksudnya adalah bukan saja karena norma-norma tersebut berkaitan dengan
kehidupan social tetapi juga karena norma-norma tersebut adalah pada dasarnya
hasil dari kehidupan bermasyarakat. Norma-norma adalah bagian dari
masyarakat. Norma tumbuh dari proses kemasyarakatan, ia menentukan batasan-
batasan dari perilaku dalam kehidupan masyarakat. Robert M.Z Lawang
membagi norma menjadi dua macam, yaitu adat istiadat (mores) dan kebiasaan
(folkway). Sering juga adapt istiadat ini menjadi hokum tertulis yang berlaku
dalam suatu masyarakat tertentu. Adat istiadat maupun hukum memiliki
kekuatan mengikat yang tegas. Adapun kebiasaan tidak memiliki kekuatan yang
mengharuskan sanksi terhadap pelanggarannya tidak terlalu berat, misalnya
cemoohan, ejekan, sinis, atau si pelanggar akan dijauhi oleh yang lain. Biasanya
kebiasaan lebih mudah berubah dari pada adat atau hukum. Norma-norma dalam
masyarakat memiliki kekuatan yang mengikat yang berbeda-beda, ada yang
lemah dan ada yang kuat. Berdasarkan kekuatan mengikatnya norma dapat
dibagi sebagai berikut. Cara (Usage); merupakan norma yang menunjuk pada
suatu bentuk perbuatan dan memiliki kekuatan yang sangat lemah dibanding
dengan kebiasaan. Kebiasaan (Folkways); merupakan norma yang memiliki
kekuatan yang lebih besar dari cara (usage) dan merupakan perbuatan yang
diulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga dapat dikatakan orang banyak
menyukai perbuatan tersebut. Kebiasaan merupakan perikelakuan yang diterima
masyarakat. Tata Kelakuan (Mores) ; merupakan norma yang berkembang dari
kebiasaan, dimana kebiasaan tersebut tidak semata-mata dianggap sebagai cara
berperilaku saja, tetapi bahkan diterima sebagai norma-norma pengatur Adat
Istiadat (Custom); merupakan tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya
dengan pola-pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggarnya
akan menderita sanksi yang keras yang kadang-kadang diterima secara tak
langsung. Berdasarkan bidang-bidangnya norma dibagi sebagai berikut: Norma
Agama, merupakan norma yang mengandung peraturan-peraturan yang sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh seseorang atau masyarakat.
Norma Kesopanan, merupakan norma yang mengatur seseorang dalam
bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. Norma Kebiasaan, merupakan
tata aturan seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu kegiatan yang
didasarkan pada tradisi atau perilaku yang berulang-ulang dalam bentuk yang
sama sehingga menjadi kebiasaan. Norma Kesusilaan, merupakan salah satu
aturan yang berasal dar akhlak atau dari hati nurani sendiri tentang apa yang baik
dan apa yang buruk. Norma Hukum, merupakan tata aturan yang paling tegas
sanksi dan hukumnya yang terdiri dari hukum tertulis (KUHP, Undang-Undang,
PP) dan hukum tidak tertulis misalnya hukum adat.[6] Nilai yang dimiliki
seseorang mempengaruhi perilakunya. Sedangkan norma sebenarnya mengatur
perilaku manusia yang berhubungan dengan nilai yang terdapat dalam suatu
kelompok. Artinya, untuk menjaga agar nilai kelompok agar tetap bertahan, lalu
disusunlah norma-norma untuk menjaganya. Oleh karena itu pelanggaran
terhadap norma berarti juga pelanggaran terhadap nilai yang dimiliki oleh
kelompok atau masyarakat.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai budaya.

Menurut Munandar Sulaiman (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi


perubahan perkembangan nilai budaya adalah :

1. Jarak komunikasi antara kelompok etnis.

Masih terdapat jarak komunikasi antara kelompok etnis, hal yang sering
menimbulkan konflik budaya seseorang yang bergerak dari satu kelompiok etnis
ke kelompok etnis yang lain. Contoh migdrasi ke kelompok etnis yang berbeda
mungkin menimbulkan pergeseran sistem nilai budaya yang sudah ada di daerah
kelompok etnis penduduk asli, misalnya menganggap rendah status etnis
pendatang (negatif), tetapi mungkin juga etnis pendatang menjadi penggerak
pembangunan di daerah kelompok etnis penduduk asli (positif).

2. Pelaksanaan pembangunan.

Pelaksanaan pembangunan yang terus menerus akan dapat merubah sistem


nilai ke arah yang positif dan negatif.

Ø Pergeseran sistem nilai yang mengarah ke perbaikan antara lain :

a. Pola hidup tradisional, dan bertaraf lokal yang berbau mistis,


berubah menjadi pola hidup modern bertaraf nasional-
internasional yang berbasis ilmu pengetahuan dan teklnologi.
b. Pola hidup sederhana yang hanya bergantung pada alam
lingkungan, meningkat menjadi pola hidup modern yang mampu
menguasai alam lingkungan dengan dukungan prasarana dan
sarana serta teknologi.
c. Pola hidup makmur yang hanya kecukupan sandang, pangan, dan
perumahan meningkat menjadi pola hidup makmur dan juga
sehat, teratur, bersih dan senang serta aman sesuai dengan standar
menurut ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Kemampuan kerja yang hanya berbasis kekuatan fisik dan
pengalaman, meningkat menjadi kemampuan kerja berbasis
keahlian, dan ketrampilan yang didukung teknologi.

Ø Pergeseran sitem nilai yang mengarah negatif antara lain :

a. Penggusuran hak milik seseorang untuk kepentingan


pembangunan tanpa prosedur hukum yang pasti dan tanpa ganti
kerugian yang layak, bahkan tanpa ganti kerugian sama sekali.
b. Mengurangi atau meniadakan arti kemanusiaan seseorang
memandang manusia sebagai obyek sasaran yang selalu dikenai
penertiban, serta hak asasinya tidak dihargai.
c. Tindakan sewenang-wenang dan tidak ada kepastian hukum
dalam hubungan antara penguasa / pejabat / majikan dengan
rakyat bawahan /buruh.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan konflik


dengan tata nilai budaya yang sudah ada, perubahan kondisi kehidupan manusia,
sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakan.Hal
ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi yang selain memiliki segi positif,
juga memiliki segi negatif.Sebagai dampak negatif teknologi, manusia menjadi
resah.Keresahan manusia muncul akibat adanya benturan nilai teknologi modern
dengan nilai-nilai tradisional (konvensional).Ilmu pengetahuan dan teklnologi
berpihjak pada suatu kerangka budaya.Kontak budaya yang ada dengan budaya
asing menimbulkan perubahan orientasi budaya yang mengakibatkan perubahan
sistem nilai budaya.

D. PANDANGAN DAN NILAI MASYARAKAT TERHADAP INDIVIDU,


KELUARGA DAN MASYARAKAT

A. Pertumbuhan Individu, Keluarga dan Masyarakat

1. Pengertian Individu, Keluarga dan Masyarakat

a. Individu adalah seorang yang memiliki peranan khas di dalam


lingkungan sosialnya dan mempunyai kepribadian serta pola
tingkah laku spesifik dirinya. Ada 3 kemungkinan tingkah laku
menurut pola pribadi individu yaitu:

a) menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya


b) takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat.
b. Keluarga dapat disimpulan bahwa keluarga adalah :
 Unit terkecil dari masyarakat
 Terdiri atas 2 orssang atau lebih
 Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
 Hidup dalam satu rumah tangga
 Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
 Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
 Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
 Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

c. Masyarakat dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah :

 Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat,


hukum dan kehidupan bersama
 Kesatuan sosial yang mempunyai hubungan erat
 Kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup
berdampingan dalam waktu yang cukup lama.
Masyarakat memiliki 6 ciri utama, yaitu sebagai berikut:

a. Berkelompok
b. Berbudaya
c. Mengalami perubahan
d. Berinteraksi
e. Mempunyai kepemimpinan
f. Mempunyai aturan social

B. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan itu dilihat dari berbagai aspek bisa bernilai positif dan bisa
bernilai negatif, di Negara kita bila dilihat dari segi aspek kemasyarakatn semakin
tinggi tingkat pertumbuhan penduduk maka tingkat kemiskinan akan semakin
bertambah. Namun bila sumber daya manusia dengan skill individunya semakin
meningkat, maka taraf ekonomi akan semakin naik.

C. Tahap – tahap Pertumbuhan Individu

Berdasarkan psikologi, pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa


dewasa melalui beberapa fase :

1.) Masa Vital (± 0 – 2 tahun)

Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi biologis dalam


menemukan berbagai hal dalam dunianya, seorang anak yang masih
berusia sekita satu setengah tahun akan memasukan apa yang
ditemuinya kedalam mulut, penyebabnya karena pada waktu itu
mulutlah sebagai alat ekplorasi dan belajar.
2.) Masa Estetik (± 2 – 7 tahun)

Pada masa ini pada umumnya anak-anak sering berbuat kenakalan,


penyebabnya karena pada waktu itu anak-anak baru menemukan
dirinya. Bahwa dia sebenarnya adalah seorang subjek yang memiliki
hak untuk menginginkan sesuatu serta menolaknya. Karena jarang
menemukan kenyataan tersebut maka anak-anak seakan ingin
mendapatkan pengalaman sebagai subjek yang bebas menentukan
keinginannya.

3.) Masa Intelektual (± 7 – 14 tahun)

Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses


sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif, sehingga menjadi
matang untuk dididik.

Ada beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini :

 Adanya korelasi Positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan


prestasi sekolah.
 Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan.
 Adanya kecendrungan memuji diri sendiri.
 Jika tidak bisa menyelesaikan sesuatu soal maka soal tersebut
dianggap tidak penting.
 Senang membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
 Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit.
 Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
 Gemar membentuk kelompok sebaya.
4.) Masa Remaja (± 14 – 21 tahun)
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian
masyarakat, karena mempunyai sifat-sifat khas yang menentukan dalam
kehidupan masyarakatnya diwaktu dewasa. Manusia dewasa harus
hidup dalam kultur dan harus dapat menempatkan dirinya diantara nilai
– nilai kultur tersebut.
5.) Masa Usia Mahasiswa/ dewasa
Pada masa mahasiswa banyak peristiwa-peristiwa yang harus
diperhatikan karena pada masa ini adalah masa pemantapan diri serta
masa untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan dan kemampuan-
kemampuan yang digunakan untuk merealisasikan dirinya.

D. Hubungan Individu, Keluarga dan Masyarakat

Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang


khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut
masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdiri
dari keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.

a. Hubungan individu dengan keluarga


b. Hubungan individu dengan lembaga
c. Hubungan individu dengan komunitas
d. Hubungan individu dengan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai