Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asma adalah salah satu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan
peradangan; penyempitan ini bersifat berulang namun menyebabkan peradangan;
penyempitan ini bersifat berulang namun reversibel, dan diantar episode
penyempitan bronkus tersebut terdapat reversibel, dan diantar episode
penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal
(Nurarif, 2015). Asma adalah suatu keadaan ventilasi yang lebih normal
(Nurarif, 2015).
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronchial yang mempunyai ciri
bronkospasme gangguan pada saluran bronchial yang mempunyai ciri
bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran napas) terutama pada
percabangan trakeobronchial yang dapat diakibatkan oleh berbagai stimulus
seperti oleh trakeobronchial yang dapat diakibatkan oleh berbagai stimulus
seperti oleh faktor biokemikal, endokrin, infeksi, otonomik, dan psikologi
(Somantri, faktor biokemikal, endokrin, infeksi, otonomik, dan psikologi
(Somantri, 2012).
Asma Bronchial merupakan kelainan saluran napas kronik yang merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini dapat terjadi pada berbagai usia,
naik laki-laki maupun perempuan. Dalam dapat terjadi pada berbagai usia, naik laki-
laki maupun perempuan. Dalam decade terakhir ini prevalensi Asthma Bronchial
cenderung meningkat, sehingga masalah penanggulangan asthma menjadi masalah
yang menarik. sehingga masalah penanggulangan asthma menjadi masalah yang
menarik. (Fazidah Aguslina Di Akses Tanggal 19/09/2012).

1
Hasil penelitian International Study on Asthma and Allergies in Childhood
(ISAAC) pada tahun 2005 menunjukkan bahwa di Indonesia (ISAAC) pada tahun
2005 menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi penyakit asma meningkat dari 44 ,
2,2 % menjadi 55 ,4,4 %. Diperkirakan prevalensi asma di Indonesia 5% dari
seluruh penduduk Indonesia, artinya saat ini ada 12,5 juta pasien asma di Indonesia.
Indonesia, artinya saat ini ada 12,5 juta pasien asma di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengambil masalah, Bagaimana
Asuhan Keperawatan Pada Tn. T dengan Asma Bronkhial di Ruang Kalpataru RS.
Bhakti Asih Brebes

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini meliputi tujuan utama dan tujuan khusus .
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien Asma Bronkhial pendekatan dengan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melaksanakan dan memperdalam dalam penatalaksaanaan
asuhan keperawatan Asma Bronkhial pada pasien di ruang perawatan.
b. Penulis mampu menganalis dan merasionalkan implementasi keperawatan
sesuai dengan perkembangan ilmu keperawatan melalui jurnal internasional.

2
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Menambah khasanah pengetahuan bidang keperawatan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan
keperawatan
b. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan karya tulis ilmiah ini menjadi bahan masukan dalam proses
pembelajaran dalam asuhan keperawatan pada klien dengan Asma Bronkhial.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Asma bronkial adalah penyakit obstuksi jalan nafas yag dapat pulih den
intermiten yang ditandai oleh penyempitan jalan napas, sehingga mengakibatkan
dispnea, batuk, dan mengi. Eksaserbasi akut terjadi dari beberapa menit sampai jam,
serta bergantian dengan periode bebas gejala (mubarak 2015: 98).
Asma adalah serangan dispnea paroksima berulang disertai mengi akibat
kontraksi spas media bronki, keadaan ini biasanya disebabkan manifestasi alergi atas
sekunder akibat kondisi kronis atau berulang (Porlands 2012:114).
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan.
Penyempitan ini bersifat sementara (Amin 2013:40).

B. ETIOLOGI
Sebagian pemicu timbulnya serangan dapat berupa infeksi (Infeksi Virus RSV) iklim
(perubahan mendadak suhu, tekanan udara). Inhalan (debu, kapuk, tungau, sisa-sisa
serangan mati, bulu binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat). Makanan (putih telur,
susu sapi, kacang tanah, coklat, biji-bijian, tomat). Obat (aspirin), kegiatan fisik
(olahraga berat, kecapaian, tertawa terbahak-bahak) dan emosi (Nanda. NIC-NOC
2016:66)

4
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala yang lazim muncul pada asma bronkial adalah batuk dispnea dan mengi.
Selain gejala di atas ada beberaa gejala yang menyertai diantaranya sebagai berikut
(Mubarak 2016:198):
1. Takipnea dan Orthopnea
2. Gelisah
3. Diaforesis
4. Nyeri adomen karena terlibat otot abdomen dalam pernafasan.
5. Kelelahan (Faigue)
6. Tidak toleran terhadap aktivitas seperti makan berjalan bahkan berbicara.
7. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada disertai
pernafasan lambat.
8. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi.
9. Gerak-gerak retensi karbon dioksida, seperti berkeringat, takinardi dan pelebaran
tekanan nadi.
10. Serangan dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan dapat hilang
secara spontan.

D. PATOFISIOLOGI
Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma adalah
spalme otot polos edama dan inflamasi memakan jalan nafas dan eksudasi muncul
intra minimal, sel-sel radang dan deris selular. Obstruksi, menyebabkan pertambahan
resistensi jalan udara yang merendahkan volume ekspiresi paksa dan kecepatan aliran
penutupan prematur jalan udara , hiperinflasi paru. Bertambahnya kerja pernafasn,
perubahan sifat elastik dan frekuensi pernafasan. Walaupun jalan nafas bersifat difusi,
obstruksi menyebabkan perbedaan suatu bagian dngan bagian lain ini berakibat perfusi
bagian paru tidak cukup mendapat ventilasi dan menyebabkan kelainan gas-gas
terutama penurunan CO2 akibat hiperventilasi.

5
Pada respon alergi disaluran nafas antibod COE berikatan dengan alergi
degrenakulasi sel mati, akibat degrenakulasi tersebut histomin dilepaskan. Histomin
menyebabkan konstruksi otot polos bronkiolus. Apabila respon histamin juga
merangsang pembentukan mulkus dan meningkatkan permiabilitas kapiler maka juga
akan terjadi kongesti dan pembanguan ruang intensium paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memerlukan respon yang sensitif
berlebihan terhadap sesuatu alergi atau sel-sel mestinya terlalu mudah mengalami
degravitasi dimanapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut. Hasil
akhirnya adalah bronkapasme, pembentukan mukus edema dan obstruksi aliran udara
(Amin 2013:47).

6
E. PATHWAYS
Faktor Instrinsik Faktor Ekstrinsik

Infeksi kuman Alergen + faktor genetik

Infeksi saluran pernafasan

Pengaktifan respon imun ( sel mast )

Pengaktifan mediator kimiawi histamin, serotinin, kinin

bronchospasme edema mukosa sekresi inflamasi

Penyempitan jalan nafas

Pola nafas tidak efektif

Serangan paroksimal

Dispnue, wheezing, batuk, sputum

Anoreksia Ketidakefektifan ancaman kehidupan


bersihan jalan nafas
Kurang Pengetahuan
susah tidur
Gangguan nutrisi
kurang dari kebtuhan
tubuh kecemasan
Pola istirahat
tidur

7
F. KLASIFIKASI
Klasifikasi asma menurut Pratomo (2008:42).
1. Asma Ekstrinsik
Asma ekstrinsik adalah bentuk asma paling umum yang disebabkan karena reaksi
alergi penderita terhadap alergi dan tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap
orang yang sehat.
2. Asma Intrinsik
Asma intrinsik adalah asma yang tidak responsif terhadap pemicu yang berasal
dari alergi. Asma ini disebabkan oleh stresinfeksi dan kondisi lingkungan yang
buruk seperti kelembaban, suhu, polusi udara, dan aktivitas olahraga yang
berlebihan.

Asma dibedakaan menjadi dua jenis menurut (Amin 2013:40)


1. Asma bronkial.
Penderita asma bronkial hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari luar
seperti debu rumah,bulu binatang, aap kendaraan dll. Penyebab alergi gejala-gejala
munculnya sangat mendadak sehingga gangguan asma bisa datang tiba-tiba.
Gangguan ama bronkial juga bisa muncul lantaran adanya radang bawah
menyempit akibat berkerutnya otot polos saluran pernafasan pembengkakan
selaput lendir dan pembentukan timbunan lendir yang berlebihan.
2. Asma kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial bisa terjadi
pada malam hari disertai sesak nafas yang hebat. Kejadian ini disebut Noctural
Proximal Dyspola.biasanya terjadi pada saat penderita sedang tidur.

Derajat asma menurut (Amin 2013:40)

1. Intermiten : Gejala kurang dari 1 kali / minggu dan serangan singkat.


2. Persisten ringan : Gejala lebih dari satu kali /minggu tapi kurang dari 1x
sehari
3. Persisten Sedang : Gejala terjadi setiap hari.
4. Persisten berat : Gejala terjadi setiap hari dan seranga terjadi sering.

8
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Sputum
Pada pemeriksaan sputum ditemukan:
a) Kristal-kristal Charcot leyden yang merupakan degranulasi duri kristal
eosinofil.
b) Terdapatnya spiral cursehman, yakni spiral yang merupakan silinder sel-sel
cabang-cabang bronkus.
c) Terdapatnya creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
d) Terdapatnya neutrofil eosinofil.
2. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi sedangkan
leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma.
a) Gas analisa darah
Terdaat aliran darah yang veriabel, akan tetapi bila terdapat PaCO2 maupun
penurunan PH menunjukan prognosis yang buruk.
b) Kadang-kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang meninggi
c) Pada pemriksaan faktor alergi terdapat I9E yang meninggi pada waktu
serangan dan menurun pada waktu penderita bebas dari seragan.
3. Foto Rontgen
Pada umumnya pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan asma
gambaran ini menunjukan hiperinflasi paru berupa radiolusen yang bertambah dan
pelebaran rongga interkostal serta diafragma yang menurun, (Amin 2013:49).

H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan asma bronkial menurut (Amin 2013:49)
1. Edukasi penderita
2. Menilai dan memonitor besarnya penyakit secara obyektif dengan mengukur
fungsi paru.
3. Mengurangi pengobatan jangka panjang untuk pencegahan.
4. Merencanakan pengobatan untuk serangan akut.

9
5. Menghindari dan mengendalikan pencetus asma bronkial
Adapun penatalaksanaan menurut pendapat lain terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Pengobatan non farmalogi
a) Penyuluhan
b) Menghindari faktor pencetus
c) Pemberian cairan.
d) Fisiotherapy.
e) Beri O2 bila perlu
1. Pengobatan farmakologik
a) Agonis beta. contohnya : Alupent, metrapel
b) Metil xantin. contohnya : aminopilin
c) Kortikosteroid. contohnya : beclometason dipropinate
d) Kromolin merupakan obat pencegah asma
e) ketotifen

I. KOMPLIKASI
Komplikasi menurut (manjoer 2007:477) yang mungkin timbul adalah :
1. Pneumo thoraks
2. Pneumomediastinum
3. Emfisema subkutis
4. Ateleltaksis
5. Aspergilosis
6. Gagal nafas
7. Bronchitis

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Hari/tanggal/jam : Kamis, 07-02-2019 (08.00)
Oleh : Asih Sri Mulyasih
Metode : Anamnesa, Observasi
Sumber informasi : Pasien dan Keluarga
Tempat pengkajian : Ruang Kalpataru RS Bhakti Asih Brebes

B. BIODATA
a. Biodata Klien
Nama : Tn. T
Jenis kelamin : Laki- Laki
Tanggal lahir : 02 September 1992
Umur : 26 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Kupu 7/3 Wanasari Brebes
Tanggal masuk : 06-02-2019
No. RM : 285989
b. Biodata penanggung jawab
Nama : Ny. N
Umur : 25 th
Alamat : Kupu 7/3 Wanasari Brebes
Hubungan dengan klien : Istri

11
C. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak nafas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke IGD RS Bhakti Asih brebes dengan keluhan sesak nafas.
terdengar suara tambahan wheezing dan badan terasa lemas.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan 4 tahun yang lalu pernah mengalami penyakit yang sama
seperti ini dan klien baru mengetahui kalau klien menderita asma bronkhial.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti
yang di alaminya sekarang ini.
e. Genogram

Keterangan :

: Perempuan : Garis Keturunan

: Laki – Laki : Klien

: Tinggal Serumah

12
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
Tanda – Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 98 x/m
RR : 28 x/m
Suhu : 36,6 o C
c. Berat Badan dan Tinggi Badan
BB sebelum sakit : 65 kg
BB setelah sakit : 65 kg
Tinggi badan : 168 cm
2. Pengkajian
a. Kepala
- Kepala
Bentuk mesocepal, tidak ada luka, kulit kepala bersih, rambut hitam
bersih.
- Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik dan tidak menggunakan
alat bantu penglihatan.
- Hidung
Bersih, simetris, tidak ada polip, terpasang O2 nasal canul
- Mulut
Mukosa lembab, gigi bersih, tidak ada karies gigi.
b. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Thorak dan Paru
Inspeksi : Gerakan dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus kanan sama dengan kiri

13
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Terdapat suara tambahan whezzing
d. Abdomen
inspeksi : Bentuk datar, tidak tampak adanya luka atau lesi
palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan atau massa
perkusi : Timpani
auskultasi : Peristaltik usus 18x/m
e. Genetalia
Tidak terpasang kateter
f. Ekstremitas
Tangan kanan terpasang infus RL + Aminopilin 1 amp 16 tpm, tidak ada
luka, tidak ada fraktur.
g. Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik

D. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL


a. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : Lama tidur siang 1 – 2 jam dan tidur malam 6 – 8 jam.
Selama sakit : Klien mengatakan mengalami gangguan pola istirahat dan
tidur karena sesak nafas, klien tidur 4 – 5 jam dan kadang – kadang sering
terbangun
b. Pola persepsi – pemeliharaan kesehatan
klien mengatakan kesehatan itu penting karena kalau klien sakit aktifitas akan
terganggu, klien selalu berobat apabila sakit ke tempat pelayanan terdekat.
c. Pola nutrisi dan metabolik
sebelum sakit dan selama sakit tidak ada gangguan dalam nutrisi dan metabolik,
klien makan 3x sehari dan minum 7-8 gelas perhari.

14
d. Pola eliminasi
sebelum dan selama sakit tidak ada gangguan dalm pola eliminasi, klien BAB
1x sehari,dan BAK ± 4-5 sehari dengan warna kuning.
e. Pola aktivitas – latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilisasi tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi/ ROM 

Keterangan :
0 = Mandiri
1 = Dibantu alat
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain dan alat
4 = Tergantung total
f. Pola kognitif – perseptual
keadaan umum terlihat sakit, pendengaran dan penglihatan pasien tidak
mengalami gangguan.
g. Pola konsep diri
Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya.
h. Pola peran hubungan
Klien adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan klien dalam hubungan dengan
tetangga dan orang lain baik.
i. Pola seksual
klien berjenis kelamin laki – laki dan klien mengetahui tentang seksualitas
j. Pola nilai dan keyakinan

15
klien beragama islam sebelum sakit klien selalu menjalankan ibadahnya tetapi
selama sakit klien tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim dan
berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laborat
Tanggal pemeriksaan : 06-02-2019
Jam : 17.00 WIB

Nama pemeriksaan Hasil Angka normal Satuan


Hematologi
Hemoglobin 15.8 12,0-18,0 g/dl
Eritrosit 5.42 4,0-5,5 Jt/ol
Leukosit 7.910 4.000-11.000 /ul
Trombosit 200.000 150.000-450,000 /ul
Hematokrit 46.5 40-52 %
MCV 85.8 79-99 FL
MCH 29.2 26,5-33,5 Pg
MCHC 34.0 31,5-35,0 g/dl
Hitung jenis leukosit
Eosinofil 0.4 1-4 %
Basofil 0.3 0-1 %
Segmen 71.1 50-70 %
Limfosit 13.7 20-40 %
Monosit 14.5 2-6 %

X-Ray Thorax
Tanggal : 06-02-2019
Foto thorax PA, erect, kondisi dan inspirasi cukup, hasil :
Corakan bronkovaskuler meningkat, tampak infiltrat peribronkial
Cor, CTR < 0,52
Kedua diafragma licin tidak mendatar

16
Kedua sinus CF lancip

Kesan :
BRONKHITIS
COR DBN

F. THERAPI
 Tanggal 06-02-2019 ( IGD )
infus : RL + Aminopilin 1amp 20 tpm
injeksi : Methylprednisolon 62,5 mg/ 12 jam
inhaler : Combivent 1 resp / 8 jam
Oral : Ambroxol 30 mg / 12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
Oksigen 4 lpm

 Tanggal 07-02-2019 ( dr. Umar Sp.P )


infus : RL + Aminopilin 1 amp 16 tpm
injeksi : Ceftriaxon 1gr / 12jam
Methylprednisolone 62,5 mg / 12jam
oral : Ambroxol 30 mg / 8 jam
Paracetamol 500 / 8 jam (K/P)

 Tanggal 08-02-2019 ( dr. Umar Sp.P )


infus : RL + Aminopilin 1 amp 16 tpm
injeksi : Ceftriaxon 1gr / 12jam
Methylprednosolone 62,5 mg / 12jam
oral : Ambroxol 30 mg / 8 jam
Paracetamol 500 / 8 jam (K/P)

17
 Tanggal 09-02-2019 ( dr. Umar Sp.p )
Therapi pulang :
Salbutamol 2 mg / 12 jam
Ambroxol 30 mg / 8 jam
Methylprednisolone 4 mg / 8 jam
Berotek 2 semprot (K/P)

G. ANALISA DATA
No Tanggal Data Etiologi Problem
1 07-02-2019 DS : Alergen/stressor Pola nafas
- Klien tidak efektif
mengatakan
sesak nafas
DO :
- Nadi = 99 x/m Meningkatkan
RR = 28x/m imunitas tubuh

18
- Terdengar suara Akumulasi secret
tambahan
Tertutupnya jalan
whezzing
nafas
2 07-02-2019 DS : Penyempitan Gangguan
- klien jalan nafas pola tidur
mengatakan
tidur hanya 4 – Pola nafas tidak
5 efektif
jam dan sering
terbangun Stress
DO :
- klien terlihat Peningkatan
sulit tidur hormon adrenalin
- klien terlihat
cemas Tidak mengantuk

3 07-02-2019 DS : RR meningkat Intoleransi


Klien aktivitas
mengatakan Suplai O2
badannya terasa berkurang
lemas
DO : Metabolisme
- ADL klien tubuh menurun
tampak di bantu
oleh keluarga Lemah letih
- Klien terlihat
lemas
- Jika klien banyak
bergerak RR
meningkat
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d Bronkospasme
2. Gangguan pola tidur b.d Ansietas
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen

19
20
21
22
K. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan hari 1 ( 07-02-2019 )

No.
Tanggal Jam Implementasi Respon Paraf
DX
07-02-2019 08.00 1 1. Mengkaji KU klien DS :
- Klien mengatakan
sesak nafas Asih
DO :

23
- Klien tampak terlihat
sesak
- Terdengar suara
tambahan wheezing
08.10 1 2. Memberikan oksigen DS :
nasal kanul sesuai - Klien mengatakan
kebutuhan sesak nafas Asih
- Klien mengatakan lebih
nyaman menggunakan
O2
DO :
- Klien menggunakan O2
nasal kanul 3 lpm
- Klien tampak lebih
rileks
09.00 1 3. Memberikan posisi DS :
semi fowler - Klien mengatakan lebih
nyaman dengan posisi Asih
setengan duduk
DO :
- Klien tampak lebih
rileks dengan posisi
setengah duduk

11.00 1,2,3 4. Memonitor TTV DS :


- Klien mengatakan mau
diperiksa Asih
DO :
- TD : 110/70 mmHg
- N : 98 x/m
- RR : 28 x/m
- S : 36,6 o C
11.20 3 5. Mengkaji gangguan DS :

24
pola tidur - Klien mengatakan tidak
bisa tidur karena sesak Asih
nafas
DO :
- klien terlihat cemas
- klien terlihat sesak
nafas
- klien terlihat gelisah
- RR : 28 x/m

12.00 1,2,3 6. Mengkolaborasi dalam


DS : Klien mengatakan
pemberian obat sesuai
advis dokter :
mau disuntik dan mau Asih

Injeksi : minum obat


Ceftriaxon 1 gr (IV) DO : Klien kooperatif
MP 62,5 mg (IV)
PO :
Paracetamol 500 mg
Ambroxol 30 mg

13.10 2 7. Menganjurkan klien DS :


banyak istirahat - klien mengatakan tidur
malam hanya 4-5 jam Asih
dan sering terbangun
- klien mengatakan tidak
bisa tidur karena sesak
nafas
DO :
- klien tampak gelisah
- klien tampak cemas

13.20 3 8. Mengkaji aktivitas DS :


klien Klien mengatakan hanya

25
mampu mengambil makanan Asih
dan minuman yang dekat
dengan tempat tidur saja
DO :
Klien tampak terlihat lemas
14.00 9. Operan dines pagi ke
siang

14.30 1 1. Mengkaji KU klien DS : klien mengatakan masih


sesak nafas
DO : Ragil
- Klien tampak terlihat
masih sesak
- Klien menggunakan O2
nasal kanul 3 lpm
- RR : 28 x/m
15.00 1 2. Memberikan posisi DS : Klien mengatakan
yang nyaman merasa nyaman dengan
posisi setengah duduk Ragil
DO : Klien tampak rileks

16.00 1 3. Mengajarkan tekhnik DS : Klien mengatakan mau


relaksasi dan distraksi mengikuti apa yang diajarkan Ragil
oleh perawat
DO : Klien kooperatif mau
mengikuti apa yang diajarkan
oleh perawat

16.30 3 4. Membantu aktivitas DS : klien meminta tolong


klien untuk mengambilkan
makanannya Ragil
DO : Klien tampak sedang

26
memakan makanannya
17.00 1,2,3 5. Mengukur TTV DS : klien mengatakan mau
di periksa
DO : Ragil
- TD : 120/70 mmHg
- N : 92 x/m
- RR : 28 x/m
- S : 36,2 o C
20.00 1,2,3 6. Mengkolaborasi dalam DS : klien mengatakan mau
pemberian terapi sesuai meminum obatnya
advis dokter DO : klien tampak meminum Ragil
obat oral ambroxol 30mg dan
paracetamol 500mg
20.30 2 7. Menciptakan DS : Klien mengatakan
lingkungan yang ruangan ramai
nyaman dengan DO : tampak masih banyak Ragil
membatasi pengunjung pengunjung
Menganjurkan keluarga
untuk membatasi pengunjung
21.00 8. Operan dines siang ke
malam
22.00 2 1. Mengkaji gangguan DS : Klien mengatakan sulit
pola tidur tidur karena sesak nafas Tiar
DO : klien tampak cemas
22.10 2 2. Memastikan DS : klien mengatakan
lingkungan yang aman ruangan masih ramai Tiar
dan tenang DO : penunggu pasien terlalu
banyak
22.30 2 3. Memberikan posisi DS : Klien mengatakan
yang nyaman semi merasa nyaman dengan Tiar
fowler posisi setengah duduk
DO : klien tampak rileks
23.00 1 4. Menganjurkan klien DS : klien mengatakan mau

27
untuk melakukan mengikuti saran yang
relaksasi dan distraksi diberikan oleh perawat Tiar
DO : Klien tampak
kooperatif
24.00 123 5. Mengkolaborasi DS : klien mengatakan mau
pemberian terapi sesuai di suntik
advis dokter DO : klien kooperatif Tiar
- Ceftriaxon 1 gr
- MP 62,5 mg
05.00 123 6. Mengukur TTV DS : klien mengatakan mau
diperiksa
DO : Tiar
- TD : 12/80 mmHg
- N : 88 x/m
- RR : 27 x/m
- S : 36,7 o C
05.30 2 7. Memastikan tempat DS : Klien mengatakan mau
tidur yang nyaman dan dirapikan tempat tidurnya Tiar
bersih DO : klien tampak nyaman

06.00 123 8. Mengkolaborasi DS : Klien mengatakan mau


pemberian obat sesuai meminum obat Tiar
advis dokter DO : klien kooperatif
- Ambroxol 30 mg
- Paracetamol 500
mg
07.00 9. Operan dinas malam ke
pagi

Implementasi keperawatan hari 2 ( 08-02-2019 )

No.
Tanggal Jam Implementasi Respon Paraf
DX

28
08-02-2019 07.30 1 1. Mengkaji KU klien DS : klien mengatakan
sesak nafas sudah mulai Asih
berkurang
DO :
- Klien tampak lebih
rileks
- RR : 26 x/m
- Masih terdengar
suara tambahan
weezhing
07.35 1 2. Memberikan posisi DS : klien mengatakan
yang nyaman lebih nyaman dengan Asih
posisi setengah duduk
DO : klien tampak rileks
08.00 3 3. Menganjurkan klien DS : klien mengatakan
untuk mau makan, minum dan Asih
memperhatikan ngemil
nutrisi dan sumber DO : klien kooperatif
energi
11.00 1,2,3 4. Memonitor TTV DS : klien mengatakan
mau diperiksa Asih
DO :
- TD : 110/70 mmHg
- N : 88 x/m
- RR : 26 x/m
- S :36,7 o C
12.00 1,2,3 5. Mengkolaborasi DS : klien mengatakan
dalam pemberian mau di suntik dan Asih
terapi sesuai advis meminum obat
dokter DO : Klien kooperatif

29
- Ceftriaxon 1 gr
- MP 62,5 mg
- Ambroxol 30 mg
13.00 2 6. Memastikan DS : klien mengatakan
lingkungan yang ruangan masih ramai Asih
nyaman dan tenang DO : klien tampak
terganggu
14.00 7. Operan dinas pagi ke
siang
14.30 1 1. Memberikan posisi DS : klien mengatakan
senyaman mungkin nyaman dengan posisi Ragil
setengah duduk
DO : klien tampak rileks
14.35 1 2. Memberikan O2 DS : klien mengatakan
sesuai kebutuhan sudah tidak sesak nafas Ragil
dan tidak mau pakai
oksigen
DO : Klien tampak lebih
rileks
15.00 1 3. Menganjurkan klien DS : Klien mengatakan
untuk melakukan mau melakukan apa yang Ragil
relaksasi dan sudah pernah perawat
distraksi ajarkan
DO : Klien tampak
kooperatif
17.00 1,2,3 4. Memonitor TTV DS : klien mau di periksa
DO : Ragil
- TD : 120/70 mmHg
- N : 88 x/m
- RR : 24 x/m

30
- S : 36,5 o C
20.00 1,2,3 5. Mengkolaborasi DS : klien mengatakan
dalam pemberian mau meminum obat
terapi sesuai advis DO : klien kooperatif Ragil
dokter
- Ambroxol 30 mg
21.00 6. Operan dinas siang
ke malam
21.30 1 1. Mengkaji KU klien DS : Klien mengatakan
sudah tidak sesak nafas Tiar
lagi
DO :
- Klien tampak rileks
- RR : 23 x/m
21.35 2 2. Menganjurkan klien DS : klien mengatakan
untuk banyak istirahatnya sudah tidak Tiar
istirahat terganggu
DO : klien sedang
beristirahat

24.00 1,2,3 3. Mengkolaborasi DS : klien mengatakan


dalam pemberian mau di suntik
terapi sesuai advis DO : Klien kooperatif Tiar
dokter
- Ceftriaxon 1 gr
- MP 62,5 mg
05.00 1,2,3 4. Memonitor TTV DS : klien mengatakan
mau diperiksa
DO : Tiar
- TD : 120/80

31
mmHg
- N : 86 x/m
- RR : 22 x/m
- S : 36,5 o C
05.30 2 5. Mengkaji pola DS : klien mengatakan
istirahat klien sudah bisa tidur nyenyak
dan sedikit terbangan pada Tiar
malam hari saat perawat
akan memberikan terapi
injeksi saja, tidur malam
6-7 jam
DO : wajah klien terlihat
segar, tidak ada kelopak
hitam di area matanya

06.00 1,2,3 6. Mengkolaborasi DS : klien mengatakan


dalam pemberian mau meminum obat Tiar
terapi sesuai advis DO : klien kooperatif
dokter
- Ambroxol 30 mg
06.30 3 7. Mengkaji pola DS : klien mengatakan
aktivitas klien sudah tidak lemas lagi Tiar
DO : klien terlihat segar
07.00 8. Operan dinas dari
malam ke pagi

Implementasi keperawatan hari 3 ( 09-02-2019 )

09-02-2019 08.00 1 1. Mengkaji KU klien DS : Klien mengatakan


sudah tidak sesak nafas Asih

32
lagi, klien sudah
menginginkan pulang ke
rumah
DO : klien tampak rileks
09.00 2. Mendampingi visite DS : Klien mengatakan
dokter sudah boleh pulang Asih
DO : Obat pulang
Salbutamol 2 mg /
12 jam
Ambroxol 30 mg / 8
jam
Methylprednisolone
4 mg / 8 jam
Berotek 2 semprot
(K/P)
11.00 3. Memberitahu tentang DS :
kontrol ulang - Klien mengatakan Asih
penyakitnya mau kontrol sesuai
jadwal yang
ditentukan
- Klien mengatakan
mau minum obat
secara teratur
- Klien mengatakan
sudah paham
semua yang
dijelaskan perawat
DO :
- Klien tampak
kooperatif

33
- Klien terlihat
paham apa yang
dijelaskan perawat
11.30 4. Mengantar pasien
pulang

L. EVALUASI
Evaluasi 1 ( 08-02-2019)

No
Tanggal Jam . Evaluasi Paraf
DX
08-02-2019 08.00 1 S : Klien mengatakan sesak nafas
O:
TD : 120/80 mmHg Asih
RR : 27x/m
N : 88x/m
S : 36,7oC
Klien terlihat masih sesak nafas
Klien terlihat masih menggunakan O2
Klien terlihat nyaman dengan posisi setengah
duduk ( semi fowler )
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
1. Kaji ku klien
2. Pantau ttv

34
3. Beri posisi semi fowler
4. Beri O2 sesuai kebutuhan
5. Kolaborasi dengan dokter
08-02-2019 08.00 2 S : Klien mengatakan tidak bisa tidur
Klien mengtakan tidur malam hanya 4 – 5 jam
karena sesak nafasnya. Asih
0:
Klien terlihat gelisah
Klien terlihat cemas
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
1. Kaji masalah gangguan tidur
2. Pastikan tempat tidur yang nyaman, bersih
3. Pastikan lingkungan yang aman dan tenang
4. Ajarkan relaksaksi distraksi
08-02-2019 08.00 3 S : Klien mengatakan badannya masih terasa lemas
O : Klien terlihat letih, ADL klien dibantu oleh
keluarga Asih
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
1. Bantu ADL klien.
2. Monitor nutrisi dan sumber energi
3. Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
4. Kaji adanya faktor yang menyebabkan
kelelahan

Evaluasi hari 2 ( 09-02-2019 )

Tanggal Jam No. Evaluasi Paraf


DX
09-02-2019 08.00 1 S:
Klien mengatakan sudah tidak sesak nafas Asih
O:
TD : 120/80 mmHg
RR : 22x/m

35
N : 86x/m
S : 36◦C
Klien terlihat sudah tidak menggunakan O2
A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan Intervensi
08.00 2 S:
Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam
tidur siang Asih
dan malam hari.
Klien mengatakan tidur malam 6 – 8 jam
O:
Klien terlihat rileks
A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan intervensi
08.00 3 S:
Klien mengatakan sudah tidak lemas lagi
O: Asih
Klien tampak terlihat lebih segar
A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan intervensi

Evaluasi hari 3 ( 09-02-2019 )

Tanggal Jam No. Evaluasi Paraf


DX
09-02-2019 11.30 1 S:

36
Klien mengatakan sudah tidak sesak nafas
O: Asih
TD : 120/80 mmHg
RR : 22x/m
N : 86x/m
S : 36◦C
Klien terlihat sudah tidak menggunakan O2
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
11.30 2 S:
Klien mengatakan tidak ada gangguan dalam
tidur siang Asih
dan malam hari.
Klien mengatakan tidur malam 6 – 8 jam
O:
Klien terlihat rileks
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
11.30 3 S:
Klien mengatakan sudah tidak lemas lagi
O: Asih
Klien tampak terlihat lebih segar
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
09-02-2019 11.00 Persiapan klien pulang
Therapi pulang :

37
Salbutamol 2 mg / 12 jam Asih
Ambroxol 30 mg / 8 jam
Methylprednisolone 4 mg / 8 jam
Berotek 100 mcg/semprot

38
DISCHARGE PLANNING
Pasien pulang pada tanggal 9 Februari 2019.
Sebelum pasien pulang, perawat menerangkan tentang surat kontrol, terapi obat oral yang
di minum saat di rumah.
1. Pasien kontrol pada tanggal 13 Februari 2019 Jam 15.00
2. Terapi obat oral yang dibawa untuk diminum di rumah antara lain:
a) Salbutamol 2 mg / 12 jam
b) Ambroxol 30 mg / 8 jam
c) Methylprednisolone 4 mg / 8 jam
d) Berotek 2 semprot (K/P)
3. Pasien kontrol ke poliklinik penyakit paru ( dr. Umarudin, Sp.P ) pada hari Rabu jam
15.00 WIB
4. Menganjurkan kepada pasien untuk menjaga pola makan
5. Menganjurkan kepada pasien untuk istirahat yang cukup
6. Menganjurkan pasien untuk membatasi aktivitas yang berat
7. Menganjurkan pasien untuk tidak merokok, dan menghindari asap rokok.

39
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil proses keperawatan yang dilaksanakan terhadap klien dengan asma
bronkhial di ruang rawat inap bangsal Kalpataru, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan:
1. Pada klien asma bronkhial ditemukan tanda dan gejala sesak nafas.
2. Dari hasil pengkajian dapat dirumuskan masalah keperawatan pada klien
dengan asma bronkhial adalah pola nafas tidak efektif, Gangguan pola tidur,
kurang pengetahuan tentang proses penyakit.
3. Intervensi
Dalam merumuskan perencanaan diperlukan literatur yang lengkap serta
membantu tenaga keperawatan dan tim kesehatan lainnya yang ada di Rumah
Sakit serta kerjasama yang baik dari klien dan keluarga
4. Implementasi
Pada pelaksanaan tidak semua perencanaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana karena adanya kendala atau hambatan sehingga pada implementasi ini
sangat diperlukan kerjasama yang baik antara tim kesehatan yang ada
5. Evaluasi
Asuhan keperawatan yang dilakukan hanya sebagian yang tercapai sesuai
dengan tujuan karena dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien
dengan asma bronkhial memerlukan waktu yang cukup lama dalam
menyelesaikan masalah sesuai kriteria.

40
B. SARAN
Berdasarkan hasil penerapan asuhan keperawatan yang dilakukan maka
penulis dapat memberi saran antara lain:
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan asma bronkhial
hendaklah benar-benar memperhatikan keluhan yang dirasakan oleh klien guna
mendapatkan diagnosa yang tepat dan hasil yang baik
2. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan asma bronkhial agar
memenuhi kebutuhan dari klien maka diperlukan adanya kerjasama yang baik
antara tim kesehatan dengan klien dan keluarga klien.

41
DAFTAR PUSTAKA

Manjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1Edisi 3. Jakarta: Media


Aesculuplus.

Mubarak, W dkk. 2015. Standar Asuhan Keperawatan dan Prosedur Tetap Dalam


Praktik Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.

Nanda Nic-Noc. 2015

Neuratif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis dan Nanda.Yogyakarta: Mediacation.

Newman, Porland. 2012. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta: EGC

42

Anda mungkin juga menyukai