Anda di halaman 1dari 12

Studi Konsistensi Perencanaan dan

Penganggaran Daerah Bidang


Pariwisata di Kabupaten
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia
Vol 1 No 2 Hal 70-81 Oktober 2018 Gunungkidul
http://journal.umy.ac.id/index.php/jati
©2018 JATI. All rights reserved
DOI: 10.18196/jati.010208

DATA ARTIKEL: SUNU WASANA*, ABDUL HALIM


Diterima: 7 Agt 2018 Universitas Gajah Mada
Direviu: 8 Okt 2018
*Email korespondensi: sunu_wasana@yahoo.com
Direvisi: 10 Okt 2018
Disetujui: 19 Okt 2018

TOPIK ARTIKEL:
Akuntansi Sektor Publik

ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan untuk Kata Kunci: Konsistensi, Perencanaan, Penganggaran, Pagu
menganalisis tingkat konsistensi dokumen pe- Indikatif
rencanaan dan penganggaran, yaitu pada
RPJMD, RKPD, Renstra, Renja, PPAS dan ABSTRACT: This study was conducted to determine the level
DPA SKPD. Penelitian ini bertujuan untuk of consistency between planning and budgeting documents,
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempenga- namely RPJMD, RKPD, strategic planning, Renja, PPAS and
ruhi konsistensi perencanaan dan penganggar- DPA SKPD. This study also aims to identify the factors that
an serta untuk mengetahui upaya yang telah di- affect the consistency between planning and budgeting as well as
lakukan untuk meningkatkan konsistensi pe- to know the efforts that have been made to improve the consis-
rencanaan dan penganggaran. Penelitian ini tency between planning and budgeting. This study used a quali-
menggunakan metode kualitatif dengan pen- tative method with a case study approach on tourism sector in
dekatan studi kasus di bidang Pariwisata pada the Culture and Tourism Office of Gunungkidul Regency. Parti-
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabu- cipants in this study are officers or employees involved in the
paten Gunungkidul. Partisipan dalam peneliti- planning and budgeting process. The results showed that the
an ini adalah pejabat atau pegawai yang terlibat level of consistency of RKPD and DPA the culture and Tourism
dalam proses perencanaan dan penganggaran. Office in 2015 amounted to 53,24% (satisfactory) and in 2016
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat amounted to 63,54% (good). Factors that affect the consistency,
konsistensi RKPD dan DPA bidang Pariwisata between the planning and budgeting are the lack of understand-
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataantahun ing of planning and budgeting: SKPDs’ dis-regard of the indi-
2015 sebesar 53,24% (cukup) dan tahun 2016 cative ceiling and performance indicators, political intervention
sebesar 63,54% (cukup). Faktor-faktor yang by legislators, policy of Central/Provincial Government, commit-
mempengaruhi konsistensi perencanaan dan ment of stake-holders, policy makers and executors, and the ma-
penganggaran yaitu kurangnya pemahaman nual processes in planning. Efforts that have been made to im-
tentang perencanaan dan penganggaran, SKPD prove the consistency of between planning and budgeting are,
belum memperhatikan pagu indikatif dan among others: PIWK innovation, work plan desk by BAPPEDA
indikator kinerja, intervensi politik anggota desk, RKA desk by the budget team, internal evaluation by
DPRD, kebijakan Pemerintah Pusat/Provinsi, Bappeda, supervision by the Regional Inspectorate office and
komitmen pemangku kepentingan, pengambil consulting and evaluation by the Governor.
kebijakan dan pelaksana kegiatan, dan proses
manual dalam perencanaan.Upaya yang telah Keywords: Consistency, Planning, Budgeting, Indicative
dilakukan untuk meningkatkan konsistensi pe- Ceiling
rencanaan dan penganggaranantara lain: Inova-
si PIWK, Desk Renja oleh Bappeda, Desk RKA SITASI ARTIKEL:
oleh Tim Anggaran, Evaluasi Internal oleh Wasana, S. & Halim, A. (2018). Studi Konsistensi
Bappeda, Pengawasan oleh Inspektorat Daerah Perencanaan dan Penganggaran Daerah Bidang Pariwisata di
dan konsultasi dan evaluasi Gubernur. Kabupaten Gunungkidul, Jati: Jurnal Akuntansi Terapan
Indonesia, 1(2), 70-81.
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia
Vol 1 No 2 Oktober 2018

PENDAHULUAN untuk menjamin keberlanjutan pembangunan serta


mempertahankan dan meningkatkan prestasi pem-
Perencanaan mempunyai peran yang bangunan yang telah dicapai didaerah.
sangat penting dalam mewujudkan tujuan pemba- Proses perencanaan pembangunan di Kabu-
ngunan baik di tingkat nasional maupun di daerah. paten Gunungkidul telah dilakukan melalui me-
Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah peme- kanisme musrenbang sebagaimana kabupaten lain
rintahan dipengaruhi oleh kualitas perencanaan di Indonesia. Melalui musrenbang masyarakat dapat
tersebut disusun. Perencanaan pembangunan akan berpartisipasi dan menyampaikan usulan secara
memberikan arah yang jelas terhadap pembangu- berjenjang. Beberapa permasalahan dalam proses
nan disuatu wilayah apabila disusun dengan target perencanaan dan penganggaran partisipasi antara
yang jelas dan terukur sehingga memudahkan pe- lain menurut Suhirman (Buletin Lesung edisi III/
merintah dalam mencapai tujuan yang telah di- 2005) dalam Bastian, 2006: (1) masih terjadinya
tetapkan. Dalam perencanaan pembangunan di dualisme yaitu perencanaan (melibatkan masya-
daerah, pemerintah daerah memiliki kewenangan rakat) dengan proses penganggaran (kewenangan
yang lebih besar dengan adanya otonomi daerah. pemerintah) sehingga menyebabkan usulan yang
Kewenangan dan tanggungjawab yang besar ini disepakati dalam perencanaan tereduksi dalam
diharapkan mendorong daerah untuk dalam me- proses penganggaran; (2) tidak ada informasi yang
ningkatkan kemampuan keuangan daerah dengan memadai tentang prioritas dan perkiraan alokasi
menggali dan meningkatkan potensi yang dimiliki anggaran (pagu indikatif) sehingga menyebabkan
dan juga melakukan inovasi kebijakan untuk men- meningkatnya usulan dalam perencanaan par-
dukung pembangunan daerah. tisipasi; (3) masih terjadinya asimetri antara peren-
Perencanaan daerah tahunan akan dituang- canaan dan anggaran pembangunan dengan per-
kan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Dae- masalahan yang dihadapi masyarakat. Perum-
rah (APBD) ialah Rencana Kerja Pemerintah Daerah pamaan dalam hal ini adalah “yang direncanakan lain
atau disingkat RKPD. Menurut Undang-Undang dengan yang dianggarkan dari daerah”.
Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa dalam Pembangunan di bidang pariwisata menjadi
proses penyusunan APBD sampai di-tetapkannya, salah satu fokus utama di Kabupaten Gunungkidul.
berpedoman pada rencana kerja pemerintah dae- Hal ini terlihat padadari visi Kabupaten Gunungkidul
rah. Proses penyusunan perencanaan daerah dilaku- Tahun 2016-2021 yaitu “Mewujudkan Gunungkidul
kan melalui musyawarah peren-cananaan pemba- Sebagai Daerah Tujuan Wisata Terkemuka dan
ngunan daerah. MenurutUndang-Undang Nomor Berbudaya Menuju Masyarakat Yang Berdaya Saing
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencaanaan Maju, Mandiri dan Sejahtera 2021”. Disamping hal
Pembangunan Nasional, musyawarah perenca- itu di Kabupaten Gunungkidul bidang pariwisata
nanaan pembangunan adalah forum antarpelaku juga mengalami peningkatankunjungan wisatawan
dalam rangkamenyusun rencana pem-bangunan selama 4 tahun terakhir. Pada empat tahun terakhir
nasional dan rencana pembangunan daerah. Mus- terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang ber-
renbang dilaksanakan untuk menyusun Rencana kunjung ke obyek wisata di Kabupaten Gunung-
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), kidul. Jumlah kunjungan wisata tersebut dapat
Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah dilihat pada Tabel 1.
(RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
(RKPD). melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan
Dalam pasal 129 ayat 3 Undang-Undang Daerah (Bappeda) telah melakukan inovasi dalam
Nomor 25 Tahun 2004 disebutkan bahwa RKPD perencanaan pembangunan daerah. Inovasi ter-
digunakansebagai landasan penyusunan KUA dan sebut yaitu dengan diterapkannya pagu indikatif.
PPAS dalam rangka penyusunan RAPBD. Konsis- Kabupaten Gunungkidul menerapakan pagu indi-
tensi antara perencanaan dan penganggaran pen- katif pada tahun 2012 dengan diterbitkannya
ting untuk diperhatikan karena merupakan indi- Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012 tentang
kator dalam menilai kinerja pemerintah. Hal ini telah Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
dijelaskan pasal 4 ayat (2) dalam Undang-Undang Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Pembang-
Nomor 25 Tahun 2004 bahwa sistem perencanaan unan Daerah. Kemudian untuk penentuan pagu
pembangunan nasional bertujuan untuk menjamin indikatif diatur dengan Peraturan Bupati Nomor 40
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan Tahun 2012 tentang Tata Cara Perhitungan Pagu
dan penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Indikatif Wilayah Kecamatan dan Penyusunan
Dokumen perencanaan juga harus memiliki Program Pembangunan Prioritas. Pemerintah Ka-
keterkaitan antara yang satu dengan yang lain bupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabu-

| 71
Wasana dan Halim
Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran Daerah

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2015


Wisatawan Tahun
2012 2013 2014 2015
Asing 3.508 5.772 4.228 4.125
Domestik 1.171.735 1.771.980 2.030.257 2.642.759
Jumlah 1.175.243 1.771.980 2.030.257 2.642.759
Sumber: Disbudpar Gunungkidul 2015

Tabel 2. Evaluasi Kesesuaian Program dalam Renja SKPD terhadap RKPD, dan Renstra SKPD terhadap
RPJMD Th.2016
No. Nama SKPD Persentase 2016
1 Sekretariat DPRD 99
2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 100
3 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan KB 80
4 Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan 76,15
Sumber: Bappeda Gunungkidul 2016

paten yang mendapatkan penghargaan nasional 2015 di Kabupaten Gunungkidul. Hasil penelitian
yaitu Pangripta Nusantara tahun 2014 sebagai menunjukkan bahwa tingkat konsistensi selama tiga
kabupaten dengan perencanaan daerah terbaik tahun dari tahun 2013, 2014, 2015 pada bidang fisik
pertama untuk kategori B. Sebagai daerah yang dan prasarana ada peningkatan. Hasil penelitian
telah mendapat penghargaan Kabu-paten menunjukkan bahwa tingkat konsistensi selama tiga
Gunungkidul sering mendapat kunjungan studi tahun dari tahun 2013, 2014, 2015 pada bidang fisik
banding tentang perencanaan daerah dan dan prasarana ada peningkatan. Pada SKPD DPU
kabupaten lain. Namun berdasarkan data moni- tahun 2013 sebesar 77%, dan tahun 2015 sebesar
toring dan evaluasi (e-monev) masih terdapat 96%. Pada SKPD Dishubkominfo tahun 2013 sebesar
beberapa SKPD yang ditengarai masih belum kon- 93%, dan tahun 2015 sebesar 94%. Kemudian untuk
sisten dalam hal keterkaitan dokumen perencanaan SKPD Kapedal tahun 2013 sebesar 88%, tahun tahun
dan penganggaran. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2015 sebesar 100%. Faktor-faktor yang memengaruhi
2. konsistensi perencanaan dengan penganggaran
Berdasarkan uraian tersebut, maka pene- daerah yaitu pemahaman antara SKPD, Bappeda,
litian ini akan meneliti pada bidang Pariwisata di DPPKAD, TAPD serta DPRD dalam menjabarkan
Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan karena SKPD program dan kegiatan pada SKPD; adanya kebijakan
tersebut tingkat konsistensi program pada doku- pusat; adanya hasil evaluasi oleh Gubernur;
men Renja SKPD terhadap RKPD, dan Renstra SKPD terwadahinya pokok-pokok pikiran DPRD ke dalam
terhadap RPJMD tahun 2016 masih sebesar 76,15 program kegiatan SKPD.
persen. Hal ini menunjukkan konsistensi dokumen Kumalasari (2016) melakukan penelitian
perencanaan dan penganggaran ditengarai belum yang lebih luas tentang analisis konsistensi antara
optimal. dokumen RKPD, PPAS serta APBD pada pemerintah
Beberapa studi yang membahas masalah Kota Magelang. Hasil analisis data ditemukan bah-
konsistensi perencanaan dan penganggaran antara wa proses perencanaan dan penganggaran pada
lain Fitry (2012), yang meneliti konsistensi peren- pemerintah Kota Magelang masih terdapat in-
canaan dan penganggaran daerah bidang keseha- konsistensi pada tahun 2014 dan tahun 2015. Faktor-
tan kota Lubuk Linggau tahun 2010. Hasil penelitian faktor yang menyebabkan terjadi inkonsistensi
menunjukkan bahwa tingkat konsistensi perencana- adalah rendahnya pemahaman tentang perenca-
an dan penganggaran bidang kesehatan di Kota naan dan penganggaran baik dari eksekutif,
Lubuklinggau masih kurang baik yakni sebe-sar legislatif maupun masyarakat, intervensi DPRD,
58,82% untuk analisis konsistensi DPA tahun 2010 kurangnya komitmen bersama dari pemangku
terhadap RPJMD 2008-2013. Sugiarto dan Mutiarin kepentingan dan pengambil kebijakan, penggunaan
(2016) melakukan penelitian tentang konsistensi pe- aplikasi yang berbeda, belum adanya sanksi yang
rencanaan pembangunan daerah dengan anggaran jelas apabila terjadi inkonsistensi, kurangnya
daerah pada bidang fisik dan prasarana tahun 2013- perhatian terhadap konsistensi indikator kinerja,

72 |
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia
Vol 1 No 2 Oktober 2018

serta kebijakan dari pemerintah pusat yang sering- Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini
kali terlambat. menggunakan penelitan dokumen, wawancara dan
Berbeda dengan penelitian sebelumnya penelitian kepustakaan. Sesuai dengan permasalah-
penelitian ini menganalisis tingkat konsistensi pada an, jenis penelitian kualitatif dan sumber data yang
dokumen jangka pendek tapi juga dokumen jangka digunakan maka peneliti menggunakan triangulasi
menengah pada bidang pariwisata Kabupaten dalam pengumpulan data yaitu menggabungkan
Gunungkidul tahun 2015-2016. Penelitian bertujuan dari berbagai teknik pengumpulan data. Pengum-
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mem- pulan data dilakukan dengan triangulasi sumber
pengaruhi konsistensi perenanaan dan pengang- data yaitu memperoleh data dari berbagai sumber
garan. Peneltian ini juga mengeksplorasi tentang yang berbeda dengan teknik yang sama. Dengan
upaya apa saja yang telah dilakukan untuk me- teknik triangulasi diharapkan akan didapat data
ningkatkan konsistensi perencanaan dan pengang- yang lebih valid (Creswell, 2014).
garan di kabupaten Gunungkidul. Adapun pemilihan Peneliti melakukan pengecekan dan pemilihan
obyek dilakukan di Kabupaten Gunungkidul karena terhadap dokumen-dokumen yang diperoleh terkait
pernah mendapatkan penghargaan Pangripta Nu- dengan perencanaan dan penganggaran pada Dinas
santara sebagai Kabupaten dengan perencanaan Kebudayaan dan Kepariwisataan di Kabupaten
terbaik nasional untuk kategori B di tahun 2014, Gunungkidul tahun 2015-2016. Dokumen tersebut
namun berdasarkan data monev tahun 2016 ada antara lain: RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD,
beberapa SKPD yang belum optimal konsistensinya RKPD, PPAS, APBD dan dokumen terkait lainnya.
yaitu di Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Dokumen tersebut kemudian dianalisis menggu-
program pada dokumen Renja SKPD terhadap nakan matrik konsolidasi dan dilakukan penilaian.
RKPD, dan Renstra SKPD terhadap RPJMD Th.2016 Wawancara ini dilakukan dengan partisipan
yakni sebesar 76,15 persen. kunci yang telah dipilih dan dilakukan secara
Penelitian ini diharapkan memberikan man- terbuka namun tetap mendalam sesuai alur wawan-
faat secara praktis diharapkan dapat: (1) membe- cara. Partisipan yang rencanaya akan di wawancarai
rikan masukan atau pertimbangan dalam penyem- adalah orang-orang kunci yang mengetahui dari
purnaan kebijakan dalampenyusunan rencana pem- proses musrenbang, perencanaan di tingkat SKPD,
bangunan daerah sehingga dapat mengurangi per- penyusunan RKPD, penyusunan RAPBD/APBD dan
masalahan yang harus dihadapi; (2) mengetahui proses review oleh Inspektorat Daerah.
keberhasilan usulan program kegiatan yang masuk Penelitian kepustakaan dilakukan dengan
dalam APBD; (3) mengetahui tingkat konsistensi cara mempelajari teori-teori dari buku-buku teks,
dokumen perencanaan dan penganggaran. Secara bahan-bahan kuliah, jurnal dan artikel yang terkait
akademis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dengan masalah yang diteliti. Penelitian kepusta-
sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin me- kaan ini bertujuan untuk memperoleh teori dan
lakukan penelitian yang serupa maupun yang akan konsep sesuai dengan masalah yang diteliti se-
melanjutkan penelitian ini. hingga menjadi suatu landasan teori dalam penyu-
sunan penelitian.
METODE PENELITIAN
Analisis dan Interpretasi Data
Penilitian ini akan menggunakan metode Analisis dilakukan secara simultan, berulang
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dan berkelanjutan dengan memproses dan menyi-
ini akan menggunakan desain kasus tunggal untuk apkan data yang telah didapatkan, lalu data terse-
menganalisis konsistensi perencanaan dan peng- but dideskripsikan, dibandingkan, dikategorikan, di-
anggaran daerah bidang pariwisata pada Dinas Ke- konseptualisasikan, dan dijelaskan sehingga dapat
budayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunung- membangun suatu teori dari hasil penelitian
kidul. (Hennink, Hutter dan Bailey, 2012: 238). Dalam
Data ataupun informasi yang didapat dari melakukan analisis dari teks atau gambar yang
penelitian ini sebagian besar merupakan data banyak, tidak semua informasi akan digunakan.
kualitatif. Partisipan yang terkait dengan masalah Oleh karena itu perlu dilakukan pemisahan data dan
penelitian ini adalah orang-orang kunci yang mena- memfokuskan pada sebagian data khususnya dalam
ngani proses perencanaan dan penganggaran yakni menjawab pertanyaan penelitian dan mengabaikan
berasal dari: Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan, yang lainnya.
Bappeda, dan Badan Keuangan dan Aset Daerah. Untuk menjawab terkait seberapa tingkat kon-
Data sekunder dari instansi antara lain: RPJMD, sistensi perencanaan dan penganggaran dila-kukan
Renstra SKPD, Renja SKPD, RKPD, KUA PPAS dan dengan menganalisis dan membandingkan nomen-
DPA SKPD. klatur program dan kegiatan pada dokumen peren-

| 73
Wasana dan Halim
Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran Daerah

canaan dan penganggaran dengan menggu-nakan HASIL DAN PEMBAHASAN


matrik konsolidasi. Proses tersebut dilakukan de-
ngan menganalisis dokumen perencanaan dan Gambaran Dokumen dan Partisipan
penganggaran dengan membandingkan antara lain: Pengumpulan data dalam penelitian ini
(1) RPJMD dengan Renstra SKPD (Pasal 84 Permen- menggunakan dokumen dan wawancara mendalam
dagri 54/2010); (2) Renstra SKPD dengan Renja kepada orang-orang yang terlibat langsung dalam
SKPD (Pasal 97 Permendagri 54/2010); (3) RKPD perencanaan dan penganggaran. Dokumen dalam
dengan PPAS (Pasal 129 Permendagri 54/2010); dan penelitian ini didapatkan dari Badan Perencanaan
(4) RKPD dengan DPA SKPD (Pasal 17 UU 17/2003). dan Pembangunan Daerah, Dinas Pariwisata, Badan
Setelah itu, dilakukan scoring atau penilaian Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gunung-
dengan memperhatikan konsistensi dari kriteria kidul. Dokumen tersebut meliputi: RPJMD tahun
yang digunakan. Metode yang akan digunakan 2010-2015 dan RPJMD tahun 2016-2021; RKPD tahun
dalam penilaian ini mengadopsi dari Permenpan-RB 2015 dan tahun 2016; Renstra Dinas Kebudayaan
Nomor 25 Tahun 2012 jo Permenpan-RB Nomor 20 dan Kepariwisataan tahun 2010-2015 dan Renstra
Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi tahun 2016-2021; Renja Kebudayaan dan Kepariwi-
Akuntabilitas Kinerja Intsansi Pemerintah karena sataan tahun 2015 dan tahun 2016; KUA-PPAS
didalamnya juga menilai keterkaitan komponen- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tahun 2015 dan
komponen perencanaan kinerja dengan peng- tahun 2016; DPA Dinas Kebudayaan dan Kepariwi-
anggaran (Kumalasari, 2016). Metode penilaian ter- sataan tahun 2015 dan tahun 2016.
sebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Data primer di dapatkan dari hasil wawan-
Dokumen 5 tahun ke dokumen 1 tahun. Apa- cara mendalam terhadap 10 orang partisipan dari
bila nomenklatur program sama maka diberi nilai 1 Dinas Pariwisata 1 orang, Bappeda 5 orang, BKAD 1
dan apabila nomenklatur tidak sama diberi nilai 0. orang, Inspektorat Daerah 1 orang, anggota DPRD 1
Dokumen tahunan. Untuk dokumen tahunan orang. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan
dengan ketentuan (1) apabila nomenklatur kegiatan partisipan adalah mereka yang memahami proses
sama diberi nilai 0,5, apabila tidak sama diberi nilai perencanaan dan penganggaran dan terlibat lang-
0. (2) apabila indikator kinerja output konsisten sung di dalamnya baik dari pelaksana, pengawas
diberi nilai 0,25 (3) apabila apabila indikator kinerja dan legislatif pada tahun 2015-2016. Pembahasan
input (pagu indikatif) dan indikator kinerja output dalam penelitian ini akan fokus pada bidang pari-
konsisten diberi nilai 0,5 (3) apabila keduanya tidak wisata karena itu bidang kebudayaan tidak dilaku-
konsisten diberi nilai 0. (Kumalasari, 2016) kan pembahasan dalam penelitian ini. Pembahasan
Dari uraian tersebut akan diketahui nilai bab ini terbagi menjadi tiga tahap, Tahap pertama
untuk konsistensi program/kegiatan maupun indika- menganalisis seberapa tingkat konsistensi dokumen
tor kinerja dengan nilai maksimal adalah 1 (satu). perencanaan dan penganggaran, tahap kedua
Setelah diperoleh nilai untuk masing-masing item menguraikan tentang faktor-faktor yang mempe-
kemudian dijumlahkan untuk mencari total score ngaruhi konsistensi antara perencanaan dan peng-
yang selanjutnya digunakan untuk menghitung anggaran. Kemudian yang ketiga tentang upaya
tingkat konsistensi. Konsistensi program/ kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
dihitung dengan membanding-kan jumlah score menjaga konsistensi antara perencanaan dan peng-
yang diperoleh dengan jumlah score maksimal kali anggaran.
100%.
Analisis Tingkat Konsistensi Perencanaan dan
Jmlh Score yg diperoleh x 100%
Konsistensi Program/Kegiatan= Penganggaran di Bidang Pariwisata
Jumlah score maksimal Analisis konsistensi akan dilakukan dengan
Setelah didapatkan persentase konsistensi membandingkan antara dokumen RPJMD dan
dan dilakukan penjumlahan tingkat konsisten untuk Renstra, RKPD dan PPAS, dan RKPD dan DPA untuk
SKPD, selanjutnya hasil dari SKPD tersebut dinter- tahun 2015-2016. Analisis ini dilakukan dengan
pretasikan berdasarkan kategori menurut Permen- memberikan skor nilai pada masing-masing
pan RB Nomor 25 Tahun 2012. Setelah melakukan program atau kegiatan maksimal 1 dan minimal 0.
analisis dokumen tersebut, langkah berikutnya Khusus untuk dokumen RPJMD dan renstra peneliti
adalah melakukan tinjauan lapangan untuk melaku- hanya dapat melakukan skoring pada nomenklatur
kan wawancara. Wawancara dimaksudkan untuk program saja karena dalam dokumen tidak tersedia
mengkroscek hasil analisis yang dilakukan agar indikator kinerja dari setiap program.
menjadi lebih valid.

74 |
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia
Vol 1 No 2 Oktober 2018

Dari analisis tersebut tingkat konsistensi


Analisis Tingkat Konsistensi Dokumen RPJMD dan dokumen renstra dengan renja tahun 2015 termasuk
Renstra tinggi yaitu untuk program sebesar 91,67% dan
Analisis dokumen RPJMD dan renstra kegiatan 85,71%, sedang tahun 2016 mengalami
dilakukan guna mengetahui konsistensi dari kebi- kenaikan menjadi untuk program sebesar 100% dan
jakan program yang ada di tingkat Pemerintah kegiatan sebesar 97,87%. Hal ini menunjukan bahwa
Kabupaten dengan dokumen renstra yang ada di dokumen Renstra telah digunakan sebagai acuan
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan khususnya untuk penyusunan dokumen renja SKPD.
pada bidang pariwisata. Analisis dilakukan untuk
dokumen RPJMD dan renstra tahun 2010-2015 dan Analisis Tingkat Konsistensi Dokumen RKPD dan
2016-2021. PPAS Tahun 2015-2016
Dalam dokumen RPJMD 2010-2015 pada Sebagaimana dijelaskan dalam Permendagri
tahun 2015 memuat 8 program sedangkan pada 54/2010 dokumen RKPD menjadi acuan untuk
renstra Disbudpar memuat 9 program, ada 1 penyusunan dokumen PPAS dan APBD dalam hal ini
program yang ada di renstra namun tidak ada dalam DPA.Untuk melihat apakah dokumen tersebut su-
RPJMD. Dokumen RPJMD dan renstra 2016-2021 dah dijadikan acuan atau belum perlu dilakukan
pada tahun 2016 sama-sama memuat 10 program. analisis. Analisis dokumen dilakukan untuk menge-
Jadi tingkat konsistensi program pada dokumen tahui tingkat konsistensi kegiatan antara dokumen
RPJMD dan Renstra ditunjukkan dengan hasil RKPD dengan PPAS bidang pariwisata tahun 2015-
Tingkat konsistensi RPJMD dengan Renstra 2016, yang ditampilkan pada tabel 4.
Disbudpar 2010-2015 sebesar 88,89% (kategori Dari analisis tersebut tingkat konsistensi do-
sangat baik) dan Tingkat konsistensi RPJMD dengan kumen PPAS terhadap RKPD tahun 2015 termasuk
Renstra Disbudpar 2016-2021 naik menjadi sebesar cukup yaitu sebesar 52,31%. Hal ini menunjukan bah-
100% (kategori memuaskan). wa dokumen RKPD belum sepe-nuhnya digunakan
Hal ini menunjukan bahwa dokumen RPJMD sebagai acuan. Tingkat konsis tensi PPAS terhadap
telah menjadi acuan dalam penyusunan dokumen RKPD pada tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi
Renstra pada Dinas Kebudayaan dan Kepariwisatan sebesar 100% atau kategori memuaskan. Hal ini
pada tahun 2015 dan tahun 2016. menunjukkan bahwa dokumen RKPD telah dijadikan
acuan untuk penyusunan PPAS.
Analisis Tingkat Konsistensi Dokumen Renstra dan
Renja Tahun 2015-2016 Analisis Tingkat Konsistensi Dokumen RKPD dan
Analisis ini dilakukan guna mengetahui DPA Tahun 2015-2016
konsistensi dari kegiatan pada dokumen renstra Sebagaimana dijelaskan pada Undang-
dengan renja di tingkat SKPD.Analisis dilakukan Undang Nomor 17 Tahun 2003 bahwa Anggaran
dengan membandingkan dokumen renstra dan Pendapatan dan Belanja Daerah dalam proses pe-
renja Disbudpar tahun 2010-2015 dan 2016-2021. nyusunan sampai ditetapkannya, berpedoman pada
Hasil analisis dapat ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3. Score Konsistensi Kegiatan Renstra dengan Renja

Jml.Prog/ Jml. Prog/ Prog/Keg. Persentase Persentase


No. Tahun
Keg. Renstra Keg. Renja konsisten Program Kegiatan

1. 2015 11/63 12/56 11/54 91,67% 85,71%


2. 2016 10/47 10/47 10/46 100,00% 97,87%

Tabel 4. Score Konsistensi Kegiatan RKPD dengan PPAS


Score Konsistensi
Jml. Jml.
No Kegiatan Pagu Indikator Score
Tahun Keg. Keg. Persentase
. (nomenklatur) indikatif kinerja Total
RKPD PPAS
(Input) (Output)
1. 2015 54 52 24 0,5 4 28,25 52,31%
2. 2016 48 48 24 12 12 48,00 100,00%

| 75
Wasana dan Halim
Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran Daerah

Tabel 5. Rekapitulasi Score Konsistensi DPA terhadap RKPD


Score Konsistensi
Jml. Jml.
Indikator Score
No. Tahun Keg Keg Kegiatan Pagu Persentase
kinerja Total
RKPD DPA (nomenklatur) (Input)
(Output)
1. 2015 54 46 24 0,75 4 28,75 53,24%

2. 2016 48 47 23,5 0,75 6,25 30,50 63,54%

rencana kerja pemerintah daerah. Untuk melihat menyusun dokumen perencanaan. Dinas Kebuda-
apakah dokumen tersebut sudah dijadikan acuan yaan dan Kepariwisataan karena nilai LAKIP masih C
atau belum perlu dilakukan analisis. Analisis doku- dan merasa belum baik dalam menyusun renstra
men dilakukan dengan mengetahui tingkat konsis- akhirnya minta di bimbing oleh Tim dari Kementrian
tensi kegatan antara dokumen RKPD dengan DPA PANdan RB untuk menyusun renstra agar bisa baik
tahun 2015-2016 seperti tabel 5. dan lebih fokus.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kurangnya pemahaman juga bisa menim-
tingkat konsistensi dokumen DPA terhadap RKPD bulkan multitafsir dalam menerjemahkan aturan
tahun 2015 termasuk cukup yaitu sebesar 53,24%. sehingga menyebabkan tidak optimalnya kegiatan
Hal ini menunjukan bahwa dokumen RKPD belum karena dijalankan oleh dua seksi sehingga sulit
sepenuhnya digunakan sebagai acuan. Tingkat untuk mengevaluasi dan mengukur kinerjanya. Ta-
konsistensi DPA terhadap RKPD pada tahun 2016 hun 2015 di Dinas Kebudayaan dan Kepariwisa-taan
mengalami kenaikan 10% menjadi sebesar 63,54% masih ada satu kegiatan yang dijalankan oleh dua
atau termasuk kategori cukup. Hal ini menunjukkan seksi sehingga belum sesuai dengan uraian tugas
bahwa dokumen RKPD belum dijadikan acuan untuk sehingga menyebabkan kesulitan dalam melakukan
penyusunan DPA SKPD. Faktor-faktor yang mem- evaluasi kinerja nantinya. Ketidaksesuaian tugas dan
pengaruhi konsistensi tersebut akan dijelaskan kompetensi adalah masalah besar dan mengganggu
sebagai berikut: implementasi sistem pengukuran kinerja, khususnya
dalam upaya pencapaian kinerja (Sofyani & Akbar,
Analisis Faktor yang Memengaruhi Konsistensi 2015).
Perencanaan dan Penganggaran di Dinas Pari-
wisata SKPD Belum Memperhatikan Pagu Indikatif dan
Berdasarkan analisis dokumen Renstra, Indikator Kinerja
Renja, RPJMD, RKPD, KUA PPAS, DPA di Dinas Sesuai dengan Permendagri 13 tahun 2006
Kebudayaan dan Kepariwisataan menunjukkan dan permendagri 54 tahun 2010 bahwa dalam
adanya inkonsistensi. Inkonsistensi ini akan mem- dokumen perencanaan dan penganggaran khusus-
pengaruhi outcome program dan sasaran yang nya renja, RKPD dan DPA harus mencantumkan
dapat bermuara pada tidak tercapainya tujuan pagu indikatif dan indikator kinerja. Dengan demi-
pembangunan daerah. Setelah dilakukan wawan- kian konsistensi diharapkan juga pada pagu indikatif
cara mendalam dengan partisipan dapat ditarik dan indikator kinerja. Berdasarkan analisis data pa-
kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mem- da dokumen perencanaan dan penganggaran tahun
pengaruhi konsistensi pada Dinas Kebudayaan dan 2015-2016 Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan
Kepariwisataan antara lain: terlihat kurang memperhatikan dalam hal pagu
indikatif dan indikator kinerja terlihat dari banyak
Kurangnya Pemahaman tentang Perencanaan dan perubahan pada pagu indikatif dan indikator kinerja
Penganggaran dalam dokumen yan dibandingkan. Hal tersebut
Untuk dapat mewujudkan konsistensi antara dirasakan masih cukup sulit pemahaman di BKAD,
dokumen perencanaan dan penganggaran dibu- Bappeda dan SKPD bahwa konsisten utamanya
tuhkan pemahaman yang baik di tingkat SKPD. terletak pada program dan kegiatan meskipun ada
Perencana dan penangungjawab kegiatan di SKPD perubahan anggaran ataupun indikator kinerja hal
harus memiliki tingkat pemahaman yang baik dalam itu tidak dipersoalkan.
perencanaan dan penganggaran sehingga dalam Hal ini menandakan bahwa SKPD belum
merumuskan program dan kegiatan dapat konsis- memperhatikan terhadap pagu indikatif dan indika-
ten dan sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Pema- tor kinerja, jika indikator kinerja berubah otomatis
haman yang kurang baik akan menyulitkan dalam pagu juga berubah demikian pula sebaliknya jika pa-

76 |
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia
Vol 1 No 2 Oktober 2018

gu berubah atau dikurangi maka indikator kinerja yaan namun dalam DPA kegiatan tersebut tidak
juga akan berubah. Hal ini menandakan bahwa di muncul karena mendapat alokasi dari dana keisti-
tingkat SKPD pagu indikatif maupun indikator kiner- mewaan. Kebijakan tersebut juga bisa karena pro-
ja belum menjadi fokus utama dalam hal menjaga yeksi penerimaan baik dari DAU, DAK yang tidak
konsistensi perencanaan dan pengang-garan. tepat menyebabkan penerimaan kurang sehingga
harus mengurangi atau bahkan membatalkan ke-
Intervensi Politik anggota DPRD giatan yang sudah direncanakan oleh SKPD.
Pendekatan politik adalah salah satu dari
empat pendekatan perencanaan yang diatur dalam Komitmen Pemangku Kepentingan, Pengambil Kebi-
perundang-undangan. Pendekatan politik dirumus- jakan dan Pelaksana Kegiatan
kan oleh DPRD melalui pokok-pokok pikiran dewan. Dokumen perencanaan daerah disusun untuk
Namun seringkali hal ini tidak dimanfaatkan secara memenuhi visi, misi dan tujuan pembangunan
optimal oleh anggota dewan, seringkali pokok- daerah. Dokumen tersebut akan tersusun dengan
pokok pikiran diserahkan ke ekskutif terlambat atau baik apabila ada komitmen dari pemangku kepen-
tidak disusun secara lengkap. Hal ini menyebabkan tingan, pengambil kebijakan dan pelaksana kegia-
anggota dewan terkadang membuat usulan yang tan. Komitmen dari ketiganya sangat dibutuhkan
mendadak karena tidak terwadahinya usulannya agar perencanaan dan penganggaran itu dapat ber-
dalam pokok-pokok pikiran dewan. Seperti yang jalan konsisten.
terjadi di Dinas Pariwisata, Komisi di DPRD Gunung- Komitmen pengambil kebijakan dibutuhkan
kidul mengusulkan adanya Perda pemandu wisata untuk membuat kebijakan agar konsitensi peren-
seperti yang sudah dimiliki di Pemda DIY padahal canaan dan penganggaran semakin meningkat. Pe-
hal itu tidak ada dalam dokumen renstra maupun laksana kegiatan seringkali ditemui juga kurang
renja, akhirnya hal itu batal dilaksanakan karena komitmennya dalam menyusun rencana kegiatan.
yang menjadi acuan Pemda DIY sendiri Perda Dari analisis data terlihat dokumen RKPD disusun
pemandu wisata sudah terbit lama (10 tahun lebih) kurang rinci pada indikator kinerja berbeda dengan
dan belum direvisi. dokumen RKA yang tersusun rinci pada indikator
Intervensi politik masih terjadi dan diakui kinerjanya. Komitmen legislatif sebagai pemangku
oleh anggota dewan, mekanisme yang seharusnya kepentingan dalam bidang pariwisata juga sangat
dilalui oleh DPRD yaitu musrenbang, pokok-pokok diperlukan, karena di tingkat legilatif peluang beru-
pikiran, KUA PPAS namun ada anggota dewan yang bahnya kegiatan cukup besar. Hak budget yang
justru melalui cara lain yang tidak tepat seperti dimiliki dewan sering kali dimanfaatkan oleh ang-
melalui rapat komisi dengan SKPD sehingga me- gota dewan untuk melancarkan kepentingannya de-
nyebabkan inkonsistensi dalam perencanaan dan mi memenuhi janji politik kepada konstituennya. Hal
penganggaran. ini dapat terlihat dari wawancara dengan salah satu
anggota legislatif yang mengakui bahwa peru-ba-
Kebijakan Pemerintah Pusat/Provinsi han masih sering terjadi, terkadang sudah dipu-
Pemerintah pusat atau pemerintah propinsi tuskan di KUA PPAS namun pada saat rapat komisi
terkadang membuat kebijakan yang munculnya dengan SKPD masih berubah lagi sehingga hal itu
tidak di awal waktu namun di pertengahan sehingga menyebabkan tidak konsisten.
memengaruhi program/kegiatan yang sudah tersu-
sun atau sudah ditetapkan. Pada Dinas Pariwisata Proses Manual dalam Perencanaan
pernah diminta menyusun renja untuk kegiatan Penyusunan dokumen perencanaan masih di-
tambahan yaitu Word Camping yang dipusatkan di laksanakan secara manual. Aplikasi yang sudah ada
Prambanan, Gunungkidul diminta menyiapkan adalah aplikasi SIPKD (Sistem Informasi Pengelola-
untuk 800 orang pramuka di Nglanggeran, namun an Keuangan Daerah) untuk penganggaran yang
setelah melalui proses reviu Inspektorat dan pem- servernya ada di BKAD dan e monev untuk moni-
bahasan Tim Anggaran akhirnya kegiatan tersebut toring dan evaluasi yang servernya ada di Bappeda.
dianggarkan melalui Dinas Pendidikan. Dengan proses manual perencana di masing-masing
Kebijakan dari pemerintah pusat maupun SKPD akan mengentry dua kali ke dalam dokumen
provinsi waktunya sering tidak bersamaan atau perencanaan (yang masih manual) dan ke dalam
terlambat dengan proses perencanaan dan peng- penganggaran (yang sudah menggunakan aplikasi)
anggaran daerah sehingga menyulitkan daerah ke- sehingga akan membutuhkan banyak waktu dan
tika ada program/kegiatan yang akhirnya tidak bisa memungkinkan terjadi human error karena
dijalankan karena kebijakan tersebut. Seperti pada banyaknya data yang di entry. Belum adanya apli-
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan pada renja kasi untuk perencanaan sehingga proses penyu-
dan RKPD muncul anggaran untuk bidang kebuda- sunan doku-men untuk renja maupun RKPD masih

| 77
Wasana dan Halim
Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran Daerah

manual tentu menyulitkan baik dari sisi perencana bulan desember dan nota kesepakatan paling lam-
di masing-masing SKPD maupun yang melakukan bat minggu pertama pada bulan Januari.
kompilasi dalam penyusunan dokumen RKPD di Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan (PIWK)
Bappeda. merupakan inovasi Pemerintah Kabu-paten Gunung-
kidul untuk meningkatkan kuali-tas perencanaan
Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Daerah dalam daerah sekaligus sebagai upaya men-jaga konsis-
Menjaga Konsistensi Perencanaan dan Pengang- tensi usulan kegiatan dari masyara-kat akan dijamin
garan. untuk dapat dianggarkan dalam APBD. Dengan
Berdasarkan hasil wawancara dan dari pene- demikian, hal itu menunjukan adanya konsistensi
litian dokumen, pemerintah daerah telah melaku- bahwa pada kegiatan tertentu yang sudah di danai
kan upaya dalam rangka menjaga konsis-tensi pe- dengan PIWK tidak mengalami perubahan dari
rencanaan dan penganggaran daerah. Upaya ter- perencanaan sampai dengan penganggaran atau
sebut dilakukan dengan membuat kebijakan mau- ditetapkan dalam APBD.
pun produk hukum berupa Perda atau Perbub un-
tuk mendukung kebijakan tersebut. Beberapa upa- Desk Renja oleh Bappeda
ya yang dilakukan untuk menjaga konsistensi pe- Bappeda kabupaten Gunungkidul melaksa-
rencanaan dan penganggaran antara lain: nakan desk renja dengan mengundang perencana
dari SKPD yaitu Kasubag Perencanaan dan Ke-
Inovasi PIWK (Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan) uangan atau staf perencana. Pengertian deskrenja
Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan mulai di- disini adalah duduk satu meja antara Perencana di
terapkan di Gunungkidul sejak tahun 2013. Hal itu SKPD dengan Tim Deskdari Bappeda untuk melaku-
dilatarbelakangi karena usulan dari masyarakat da- kan penelitian dokumen renja agar dapat disusun
lam forum musrenbang desa maupun musren-bang secara baik, konsisten atau tidak terjadi perubahan
kecamatan sangat sedikit yang terealisir. Hal itu pada nomenklatur program dan kegiatan. Dalam
kemudian mendorong Bappeda yang bekerjasama proses desk juga dilihat apakah sudah sesuai de-
dengan LSM IDEA merancang sebuah kebijakan ngan aturan dan juga program prioritas yang ada di
PIWK yang memberikan kepastian bahwa usulan RPJMD.
dari masyarakat dalam musrenbang nantinya akan Bappeda dalam melaksanakan upaya untuk
dianggarkan dalam APBD melalui DPA pada dinas menjaga konsistensi dari dokumen dari Renja sam-
terkait. pai kemudian tersusun RKPD melalui desk dengan
Rancangan kebijakan tersebut setelah mela- meneliti apakah sudah mengacu pada renstra dan
lui proses panjang akhirnya diterbitkanlah tiga pera- RPJMD. Dokumen RPJMD ke Renstra setidaknya pa-
turan yaitu: Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2012; da level program harus sama. Kemudian dari renstra
Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2012 dan Pera- ke renja ataupun dari RKPD ke renja nomenklatur
turan Bupati Nomor 40 Tahun 2012 yang telah diper- kegiatan juga tidak boleh berbeda.
barui dengan Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2015.
Dalam perda tersebut terdapat dua pagu yaitu Pagu Desk RKA oleh Tim Anggaran
Indikatif Sektoral (PIS) dan Pagu Indikatif Wilayah Proses penyusunan RKA SKPD di Kabupaten
Kecamatan (PIWK). PIWK adalah sejumlah patokan Gunungkidul diawali setelah KUA-PPAS yang disam-
batas maksimal anggaran yang diberikan berdasar- paikan Kepala Daerah disetujui oleh DPRD. TAPD
kan wilayah kecamatan dan dilaksanakan oleh SKPD menyiapkan rancangan surat edaran kepala daerah
yang penentuan alokasi belanjanya ditentukan oleh tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagai
mekanisme perencanaan partisipatif melalui mus- acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD.
renbang kecamatan dengan berdasarkan kebutuh- Berdasarkan Permendagri 13 Tahun 2016 Surat Edar-
an dan prioritas program. an Kepala Daerah perihal pedoman penyusunan
Usulan masyarakat di bahas dalam musren- RKA tersebut diterbitkan paling lambat bulan Agus-
bang dan akan dipilih usulan yang menjadi prioritas tus tahun anggaran berjalan. Untuk penyusunan
dan memenuhi syarat untuk di masukan melalui RAPBD 2016 Surat Edaran Bupati Gunungkidul ten-
PIWK berdasarkan pagu dari kecamatan tersebut. tang Pedoman Penyusunan RKA tahun 2016 diter-
Selanjutnya usulan yang masuk PIWK akan masuk bitkan tanggal 24 Agustus 2015 dan memberi teng-
ke dalam renja dinas terkait dengan pagu dari PIWK gang waktu penyusunan RKA sampai dengan tang-
yang akan ditambahkan ke pagu dinas. Perhitungan gal 25 September 2015. Dalam penyusunan RKA,
besaran PIWK untuk tiap-tiap kecamatan akan di- SKPD menggunakan aplikasi SIPKD (Sistem Infor-
tentukan dengan formula yang sudah diatur melalui masi Pengelolaan Keuangan Daerah). Aplikasi ter-
Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2015. Bupati me- sebut merupakan hibah dari Kemdagri yang beker-
nyampaikan rancangan PIWK kepada DPRD untuk jasama dengan PT. Usadi Sistemindo Intermatika
dibahas bersama paling lambat minggu terakhir sebagai pengembang aplikasi. Setelah RKA disusun
d

78 |
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia
Vol 1 No 2 Oktober 2018

dan dikirimkan ke Bidang Anggaran BKAD, selanjut- Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
nya Tim Anggaran (TAPD) mengundang SKPD untuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017. Se-
melaksanakan Desk RKA. Dalam proses desk RKA lain itu juga berpedoman pada Peraturan Menteri
TAPD akan mengecek doku-men RKA apakah Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 76 Tahun
program dan kegiatannya sudah sesuai dengan 2016 Kebijakan Pengawasandi Lingkungan Kemen-
KUA-PPAS. Dalam proses penelitian ini Tim terian Dalam Negeri dan Penyelenggaraan Peme-
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) me-ngacu rintahan Daerah Tahun 2017.
pada program, kegiatan dan total pagu SKPD, untuk Berdasarkan hasil penelitian, Inspektorat
pagu masing-masing kegiatan masih bisa berubah Daerah telah melakukan reviu terhadap dokumen
sepanjang tidak melebihi pagu SKPD. Dalam desk, perencanaan dan penganggaran. Reviu tersebut
TAPD juga meneliti dokumen RKA apakah sudah dilakukan dengan meneliti dan mengkroscek kesuai-
cukup efektif dan efisien dengan me-ngacu pada an dokumen perencanaan dan penganggaran seper-
Surat Edaran Bupati yang sudah diter-bitkan. ti dokumen renja terhadap renstra, dokumen rens-
tra terhadap RPJMD, dokumen renja terhadap
Evaluasi Internal oleh Bappeda RKPD ataupun dokumen RKA terhadap KUA-PPS
Sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam atau RKPD.
Permendagri 54 Tahun 2010, bahwa Bappeda juga Adanya proses reviu yang dilakukan oleh Inspek-
melaksanakan evaluasi perencanaan pembangunan torat telah berhasil mengetahui adanya kegiatan
daerah. Dalam hal Bupati akan melaksanakan kon- yang tidak tercantum dalam KUA-PPAS dan akhir-
sultasi kepada Gubernur maka terlebih dahulu harus nya karena tidak ada dalam KUA-PPAS maka kegi-
menyampaikan surat permohonan konsultasi de- atan tersebut dihapus. Berdasarkan Permendagri 18
ngan dilampiri salah satunya ialah hasil pengendali- Tahun 2016 dan Permendagri 76 Tahun 2016, Inspek-
an dan evaluasi kebijakan perencanaan daerah. Da- torat Daerah melakukan pengawasan untuk penye-
lam penyusunan RKPD sistematika penyusunan lenggaraan pemerintahan 2017, namun sejak tahun
RKPD juga mencantumkan evaluasi RKPD tahun 2015 Inspektorat Daerah telah melakukan penga-
lalu. Pengendalian dan evaluasi perencanaan pem- wasan khususnya pada RKA untuk APBD 2016. De-
bangunan daerah salah satu tujuan ialah untuk ngan pengawasan/reviu tersebut Inspektorat dae-
mewujudkan: Konsistensi antara RPJMD dengan rah telah berupaya menjaga konsistensi dokumen
RPJPD, Konsistensi antara RKPD dengan RPJMD mulai dari perencanaan sampai penganggaran apa-
dan keseuaian pembangunan daerah dengan indika- bila numenklatur program dan kegiatan ada yang
tor kinerja yang telah ditetapkan. berubah maka Inspektorat Daerah akan membuat
Bappeda Kabupaten Gunungkidul melakukan rekomendasi.
evaluasi terhadap dokumen perencanaan khusus-
nya evaluasi hasil RPJMD dan evaluasi hasil RKPD. Pengawasan oleh Inspektorat Daerah
Dari dokumen yang didapat oleh peneliti di tahun Inspektorat Daerah Kabupaten Gunungkidul
2015 terdapat dokumen yaitu evaluasi hasil RKPD telah melakukan pengawasan/reviu terhadap doku-
semester II tahun 2015 dan evaluasi hasil RKPD men perencanaan dan penganggaran mulai tahun
semester II tahun 2016 kemudian evaluasi hasil 2016. Reviu yang telah dilaksanakan tersebut antara
RPJMD tahun 2010-2015. Evaluasi RKPD dilakukan lain: reviu RPJMD, RKPD, Renstra, Renja dan RKA.
bukan untuk kepentingan perubahan RKPD ke- Dalam melakukan reviu Inspektorat daerah berpe-
depan dan apakah hasil pelaksanaan renja sudah doman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Repu-
sesuai dengan RKPD. Evaluasi di Bappeda telah blik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pedo-
didukung dengan aplikasi berbasis online yaitu e- man Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Renca-
monev yang sudah diluncurkan di tahun 2016. na Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017. Selain itu
Dalam aplikasi ini admin di SKPD akan melakukan juga berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam
entry untuk RKPD dievaluasi per triwulan sedang Negeri Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2016
untuk RPJMD di evaluasi per tahun. Kebijakan Pengawasandi Lingkungan Kemen-terian
Pengawasan oleh Inspektorat Daerah Dalam Negeri dan Penyelenggaraan Pemerintahan
Inspektorat Daerah Kabupaten Gunungkidul Daerah Tahun 2017. Berdasarkan hasil penelitian,
telah melakukan pengawasan/reviu terhadap doku- Inspektorat Daerah telah melakukan reviu terhadap
men perencanaan dan penganggaran mulai tahun dokumen perencanaan dan penganggaran. Reviu
2016. Reviu yang telah dilaksanakan tersebut antara tersebut dilakukan dengan meneliti dan mengkros-
lain: reviu RPJMD, RKPD, Renstra, Renja dan RKA. cek kesuaian dokumen perencanaan dan pengang-
Dalam melakukan reviu Inspektorat daerah berpe- garan seperti dokumen renja terhadap renstra,
doman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Repu- dokumen renstra terhadap RPJMD, dokumen renja
blik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang

| 79
Wasana dan Halim
Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran Daerah

terhadap RKPD ataupun dokumen RKA terhadap penelitian terdahulu karena penelitian terdahulu
KUA-PPS atau RKPD. belum ada yang meneliti tentang konsistensi di bi-
Adanya proses reviu yang dilakukan oleh Ins- dang pariwisata yang merupakan salah satu peno-
pektorat telah berhasil mengetahui adanya kegiatan pang utama pendapatan daerah. Penelitian terda-
yang tidak tercantum dalam KUA-PPAS dan akhir- hulu meneliti terbatas mengenai faktor-faktor yang
nya karena tidak ada dalam KUA-PPAS maka kegi- mempengaruhi konsistensi sehingga penelitian ini
atan tersebut dihapus. Berdasarkan Permendagri 18 melengkapinya, dengan meneliti faktor-faktor yang
Tahun 2016 dan Permendagri 76 Tahun 2016, Inspek- mempengaruhi konsis-tensi juga meneliti upaya apa
torat Daerah melakukan pengawasan untuk penye- yang dilakukan dalam meningkatkan konsistensi pe-
lenggaraan pemerintahan 2017, namun sejak tahun rencanaan dan penganggaran daerah.
2015 Inspektorat Daerah telah melakukan penga-
wasan khususnya pada RKA untuk APBD 2016. De- SIMPULAN
ngan pengawasan/reviu tersebut Inspektorat dae-
rah telah berupaya menjaga konsistensi dokumen Berdasarkan hasil analisis data yang telah
mulai dari perencanaan sampai penganggaran apa- dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan khusus-
bila numenklatur program dan kegiatan ada yang nya pada dokumen RKPD dengan DPA di Disbudpar
berubah maka Inspektorat Daerah akan membuat tahun 2015-2016 yaitu: Tingkat konsistensi RKPD
rekomendasi. dengan DPA Bidang Pariwisata Disbudpar tahun
2015 sebesar 53,24% (cukup) dan tahun 2016 naik
Konsultasi dan Evaluasi Gubernur menjadi 65,54% (baik). Dokumen tersebut meru-
Badan Perencanaan dan Pembangunan Dae- pakan dokumen utama sehingga dapat dikatakan
rah melakukan konsultasi RPJMD kepada Gubernur tingkat konsistensi perencanaan dan penganggaran
berdasarkan pada pasal 69 Permendargi 54 Tahun belum optimal. Untuk tingkat konsistensi dokumen
2010. Setelah dievaluasi dan ditindaklanjuti RPJMD yang lain sebagai berikut: 1) Tingkat konsistensi
yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah RPJMD dengan Renstra 2010-2015 (tahun 2015)
kemudian menjadi acuan untuk penyusunan renstra sebesar 88,89% (sangat baik) dan RPJMD dengan
SKPD. Untuk RAPBD proses evaluasi oleh Gubernur Renstra 2016-2021 (tahun 2016) naik menjadi se-
dilakukan setelah Bupati mengirimkan Peraturan besar 100% (memuaskan); 2) Tingkat konsistensi ke-
Bupati tentang RKPD bersamaan dengan rancangan giatan pada renstra dan renja tahun 2015 sebesar
Peraturan Daerah tentang APBD (Pasal 132 Permen- 85,71% (sangat baik) dan tahun 2016 naik menjadi
dagri 54 Tahun 2010). RKPD yang telah ditetapkan sebesar 97,87% (memuaskan); 3) Tingkat konsistensi
digunakan sebagai bahan evaluasi rancanan Pera- kegiatan pada RKPD dan PPAS tahun 2015 sebesar
turan Daerah tentang APBD untuk memastikan bah- 52,31% (cukup) dan tahun 2016 naik menjadi sebesar
wa APBD disusun berlandaskan pada RKPD (Pasal 100% (memuaskan); 4) Tingkat konsistensi kegiatan
133 Permendagri 54 Tahun 2010). pada RKPD dan DPAtahun 2015 sebesar 53,24%
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melaku- (cukup) dan tahun 2016 naik menjadi sebesar 63,54%
kan hal ini sebagai amanat peraturan perundangan (baik)
dan juga sebagai upaya konsultasi apabila ada hal- Berdasarkan hasil analisis data baik dari wa-
hal yang dianggap kurang pas dengan peraturan wancara maupun dari dokumen perencanaan dan
perundangan seperti perubahan yang dilakukan penganggaran yang telah dilakukan tidak opti-
atas usul DPRD.Evaluasi Gunernur menjadi salah malnya tingkat konsistensi dokumen terjadi pada
satu upaya untuk menjaga konsistensi antara doku- tahapan penyusunan dokumen RAPBD yaitu
men perencanaan dan penganggaran. Hal ini dilaku- dokumen RKPD, PPAS dan APBD (DPA SKPD).
kan misalnya seperti ketika DPRD punya usulan Tahap ini memang rentan terhadap perubahan.
yang tidak sesuai dengan dokumen KUA-PPAS maka Faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi do-
evaluasi Gubernur dapat menjadi jalan terakhir ke- kumen perencanaan dan penganggaran di Dinas
tika proses evaluasi internal oleh Bappeda atau re- Kebudayaan dan Keariwisataan antara lain: Kurang-
viu Inspektorat tidak berhasil. nya pemahaman tentang perencanaan dan pe-
Penelitian terdahulu Fitry (2012), meneliti nganggaran, baik di tingkat ekskutif maupun legis-
konsistensi perencanaan dan pengang-garan daerah latif; Intervensi politik anggota DPRD; Komitmen
khusus bidang kesehatan, kemudian Sugiarto dan pemangku kepentingan, pengambil kebijakan dan
Mutiarin (2016) melakukan penelitian tentang kon- pelaksana kegiatan; Kebijakan pemerintah Pusat
sistensi perencanaan pembangunan daerah dengan atau Provinsi yang kadang terlambat; SKPD belum
anggaran daerah khusus pada bidang fisik dan memperhatikan pagu indikatif danindikator kinerja;
prasarana dan Kumalasari (2016) melakukan peneli- Proses manual dalam perencanaan.
tian tentang konsistensi antara dokumen RKPD, Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
PPAS serta APBD. Jadi, penelitian ini melengkapi Daerah dalam menjaga atau meingkatkan konsis-

80 |
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia
Vol 1 No 2 Oktober 2018

tensi perencanaan dan penganggaran daerah anta- Lubuklinggau Tahun 2010. Tesis: Universitas
ra lain: Inovasi PIWK (Pagu Indikatif Wilayah Indonesia.
Kecamatan); Desk Renja oleh Bappeda; Desk RKA Halim, A. & Bawono, I., R. (2011). Pengelolaan
oleh Tim Anggaran; Evaluasi Internal oleh Bappeda; Keuangan Negara-Daerah: Hukum, Kerugian Negara,
Pengawasan oleh Inspektorat Daerah; Konsultasi dan Badan Pemeriksa Keuangan. Yogyakarta: UPP
dan Evaluasi Gubernur. STIM YKPPN.
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian di Peraturan Bupati Kabupaten Gunungkidul Nomor 40
atas, maka ada beberapa rekomendasi yang dapat Tahun 2012 tentang Tata Cara Perhitungan Pagu
peneliti sampaikan untuk meningkatkan konsistensi Indikatif Wilayah Kecamatan dan Penyusunan
perencanaan dan penganggaran antara lain: (1) Program Pembangunan Prioritas.
Pemberian penghargaan terhadap kabupaten/kota Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 12
dengan perencanaan terbaik perlu dipertahankan Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyusunan
memacu kabupaten/kota agar selalu meningkatkan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan
perencanaan daerahnya; (2) Mengadakan pelatihan Musyawarah Pembangunan Daerah.
perencanaan dan penganggaran daerah untuk me- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
ningkatkan pemahaman perencana di masing- 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
masing SKPD dan workshop/lokakarya dalam upaya Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
meningkatkan kulitas perencanaan dan pengang- Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi
garan daerah; (3) Bupati atau Sekretaris Daerah Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
dapat membuat surat permohonan kepada DPRD Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
agar pokok-pokok pikiran dewan yang bersumber Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
dari aspirasi konstituen untuk dibuat lebih awal Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
sehingga dapat dimasukan dalam RKPD; (4) Peme- Daerah.
rintah Propinsi dalam mengevaluasi RKPD, KUA- Sofyani, H., & Akbar, R. (2015). Hubungan
PPAS dan APBD untuk dapat memberikan ruang Karakteristik Pegawai Pemerintah Daerah dan
konsultasi sehingga apabila ada program/kegiatan Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja:
yang tidak konsisten dalam dokuemen perencanaan Perspektif Isomorfisma Institusional. Jurnal
dan penganggaran dapat memberikan pengarahan Akuntansi dan Auditing Indonesia (JAAI), Vol.19, No.
untuk membatalkan program/kegiatan tersebut; (5) 2
Menggunakan aplikasi perencanaan dan pengang- Sugiarto, A. & D. Mutiarin. (2016). “Konsistensi
garan yang dapat diintegrasikan sehingga memuda- Perencanaan Pembangunan Daerah dengan Ang-
hkan bagi perencana di SKPD maupun di Bappeda. garan Daerah (Sudi Kasus Pada Proses Musyawarah
Penelitian ini memiliki keterbatasan antara Perencanaan Pembangunan Daerah, Rencana Kerja
lain: Penelitian hanya dilakukan di Dinas Pariwisata Pembangunan Daerah, dan Anggaran Pendapatan
sehingga belum dapat memberikan gambaran Belanja Daerah Bidang Fisik dan Prasarana Tahun
Anggaran 2013-2015 di Kabupaten Gunungkidul)”.
secara menyeluruh mengenai faktor-faktor yang
Tesis: Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
mempengaruhi konsistensi perencanaan dan peng-
Yogyakarta.
anggaran daerah di Kabupaten Gunungkidul.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian
Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
baik di Kabupaten Gunungkidul atau daerah lain
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
untuk memahami seluk beluk permasalahan menge-
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
nai konsistensi perencanaan dan penganggaran se-
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
hingga memudahkan untuk mengambil kebijakan
Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
dalam meningkatkan konsistensi perencanaan dan
Pembangunan Nasional.
penganggaran. Penelitian ini juga dapat dijadikan
referensi bagi penelitian selanjutnya dengan mene-
liti bidang yang berbeda yang akan memperkaya
literatur akademis yang bermanfaat bagi pem-
bacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J.W. (2014). Research Design: Qualitative,


Quantitative, and Mixed Methods Approaches Edisi
Keempat. California: SAGE Publications.
Fitry, R. (2010). Analisis Konsistensi Perencanaan dan
Penganggaran Bidang Kesehatan Kota

| 81

Anda mungkin juga menyukai